Anda di halaman 1dari 4

Definisi Perjanjian/Kontrak

Perjanjian adalah suatu ikatan atau hubungan hukum mengenai benda-benda


(barang) atau kebendaan (jasa) antara dua pihak atau lebih, dimana para pihak
tersebut saling berjanji atau dianggap saling berjanji untuk melakukan sesuatu
atau tidak melakukan sesuatu.

Unsur-unsur perjanjian atau kontrak :

1. Adanya para pihak yaitu pihak pengguna barang/jasa dan pihak penyedia
barang / jasa
2. Adanya kesepakatan dari para pihak
3. Obyek perjanjian yaitu barang / jasa

Jenis perjanjian pengadaan barang atau jasa :

1. Berdasarkan bentuk imbalan

 Lump sum
 Harga satuan
 Gabungan lump sum dan harga satuan
 Terima jadi (Turn Key)
 Prosentase

2. Berdasarkan jangka waktu pelaksanaan

 Tahun tunggal
 Tahun jamak

3. Berdasarkan jumlah pengguna barang / jasa

 Kontrak pengadaan tunggal


 Kontrak pengadaan bersama

1. Kontrak Lump Sum

 Penyelesaian seluruh pekerjaan


 Batas waktu tertentu,
 Harga pasti dan tetap,
 Semua resiko ditanggung Penyedia Barang/Jasa.

Definisi lain Kontrak Harga Pasti (Fixed Lump Sum Price Contract) adalah
suatu kontrak dimana volume pekerjaan yang tercantum dalam kontrak tidak
boleh diukur ulang.
Penjelasan Pasal 21 ayat (1) PP No. 29/2000 tentang Penyelenggaraan Jasa
Konstruksi, tertulis :

“Pada pekerjaan dengan bentuk Lump Sum, dalam hal terjadi pembetulan
perhitungan perincian harga penawaran, karena adanya kesalahan aritmatik
maka harga penawaran total tidak boleh diubah. Perubahan dan semua resiko
akibat perubahan karena adanya koreksi aritmatik menjadi tanggung jawab
sepenuhnya Penyedia Jasa, selanjutnya harga penawaran menjadi harga
kontrak/harga pekerjaan”

Pengertian harga pasti dalam kontrak lump sum adalah harga tidak berubah
selama berlakunya kontrak dan tidak dapat diubah kecuali karena perubahan
lingkup pekerjaan atau kondisi pelaksanaan dan perintah tambahan dari
pengguna barang / jasa.

Untuk menghitung pekerjaan tambah/kurang didasarkan pada volume yang


tercantum dalam kontrak dan bukan volume yang sebenarnya (hasil pengukuran
ulang)

Contoh Kasus pada Kontrak Lump Sum :

Volume pekerjaan beton yang tercantum dalam kontrak = 1.000 m3. Hasil
pengukuran ulang volumenya 989 m3. Kemudian diperintahkan pengurangan
volume sebesar 100 m3. Pengguna wajib membayar 1000-100=900 m3, dan
bukan 989-100=889 m3 x harga satuannya.

Setelah pekerjaan selesai 100%, atas permintaan Auditor dilakukan pengukuran


ulang seluruh volume pekerjaan dan ternyata volume beberapa pekerjaan lebih
kecil dari kontrak dan setelah selisih volume ini dikalikan harga satuannya
diperoleh nilai + Rp.200 juta dari nilai kontrak Rp. 4 miliar dan pihak Auditor
memerintahkan jumlah tersebut dikembalikan kepada negara.

2. Kontrak Harga Satuan

Penyelesaian seluruh pekerjaan,

 Batas waktu tertentu


 Harga satuan pasti dan tetap
 Spesifikasi teknis tertentu
 Volume pekerjaan perkiraan sementara, pembayaran didasarkan hasil
pengukuran pekerjaan yang dilaksanakan

Penjelasan Pasal 21 ayat (2) PP No. 29/2000 tentang Penyelenggaraan Jasa


Konstruksi, tertulis :
“Pada pekerjaan dengan bentuk imbalan harga satuan, dalam hal terjadi
pembetulan perhitungan perincian harga penawaran dikarenakan adanya
kesalahan aritmatik, harga penawaran total dapat diubah, tetapi harga satuan
tidak boleh diubaj. Koreksi aritmatik hanya boleh dilakukan pada perkalian
antara volume dengan harga satuan. Semua resiko akibat perubahan karena
adanya koreksi aritmatik menjadi tanggung jawab sepenuhnya Penyedia Jasa.
Penetapan pemenang lelang berdasarkan harga terkoreksi. Selanjutnya harga
penawaran terkoreksi menjadi harga kontrak / harga pekerjaan. Harga satuan
juga menganut prinsip lump sum”

Persoalan dalam Penerapan Kontrak Harga Satuan :

1. Menuntut pemantauan ketat dan verifikasi terhadap jumlah satuan


sesungguhnya dan dampaknya pada kecukupan/ketersediaan anggaran
2. Banyaknya pekerjaan pengukuran ulang yang harus dilakukan bersama
antara pengguna jasa dan penyedia jasa untuk menetapkan volume
pekerjaan yang benar-benar dilaksanakan
3. Adanya opname hasil pekerjaan secara bersama-sama menimbulkan
peluang kolusi antara petugas pengguna jasa dan petugas penyedia jasa

3. Gabungan Lump Sum dan Harga Satuan

Jenis perjanjian ini adalah gabungan lump sum dan harga satuan dalam satu
pekerjaan

4. Kontrak Terima Jadi (Turn Key)

 Penyelesaian seluruh pekerjaan


 Dalam batas waktu tertentu
 Jumlah harga pasti dan tetap
 Seluruh bangunan/konstruksi, peralatan, jaringan   utama/penunjang
berfungsi baik sesuai kriteria kinerja yang   ditetapkan

Berdasarkan sistem kontrak FIDIC, kontrak terima jadi :

 Penyedia jasa memiliki tugas membuat suatu perencanaan proyek yang


lengkap dan sekaligus melaksanakan pekerjaan konstruksi dalam satu
kontrak
 Apabila dilakukan oleh penyedia jasa yang berbeda, hubungan
kontraktual konsultan perencana tidak mengikatkan diri dengan pengguna
jasa tetapi dengan penyedia jasa (kontraktor)
 Pengguna jasa tidak lagi menempatkan pengawas di lapangan, tetapi
cukup menunjuk wakil (owner’s representative)
 Berita Acara Prestasi Pekerjaan per bulan atau sertifikat pembayaran
tidak diperlukan, karena pembayaran dilakukan sekaligus setelah seluruh
pekerjaan selesai
 Penyedia jasa menuntut adanya jaminan pembayaran (payment guarantie)
dari pengguna jasa minimal senilai harga kontrak yang berlaku selama
masa pelaksanaan. Jaminan pembayaran ini bukanlah instrumen
pembayaran tetapi ‘alat pengaman’ bagi penyedia manakala pengguna
jasa cidera janji
 Bonafiditas penyedia jasa sangat diperlukan, karena keberhasilan proyek
langsung bergantung pada stabilitas keuangan, pengawasan, dan
efektivitas operasional perusahaan tersebut. Begitu sesuatu terbukti tidak
memuaskan, sulit untuk mencabut kontrak proyek tanpa biaya besar,
jadual, dan dampak teknis

5. Kontrak Persentase

 Jasa konsultansi konstruksi atau pekerjaan pemborongan   tertentu


 Imbalan jasa berdasarkan persentase nilai pekerjaan

6. Kontrak Tahun Tunggal

 Mengikat dana 1 tahun anggaran

7. Kontrak Tahun Jamak

 Mengikat dana > 1 Tahun anggaran


 Memerlukan persetujuan Menteri Keuangan / Gubernur / Bupati /
Walikota

8. Kontrak Pengadaan Tunggal

 Kontrak antara satu unit kerja / proyek dengan penyedia barang / jasa
tertentu

9. Kontrak Pengadaan Bersama

 Kontrak antara beberapa unit kerja / proyek dengan penyedia barang /


jasa tertentu
 Sesuai kegiatan dan pendanaan bersama
 Dituangkan dalam MOU

Anda mungkin juga menyukai