http://www.massschoolbuildings.org/sites/default/files/edit-contentimage/Pro-pay/Pro-pay_B-O-G_WEB.png
Disisa bulan Desember lalu menumpuk pertanyaan tentang bagaimana mekanisme pembayaran
prestasi pekerjaan. Khususnya ketika menjelang akhir tahun Kontrak Tahun Tunggal ternyata
membawa risiko putus kontrak per tanggal 31 Desember.
Ini menandakan bahwa para PPK atau pihak yang menjalankan kewenangan ke-PPK-an
sebagian besar tidak awaretentang pentingnya rancangan kontrak. Rancangan Kontrak sama
pentingnya dengan Spesifikasi dan HPS.
Untuk itu pada artikel ini diuraikan definisi terkait jenis kontrak berdasarkan pembayaran.
Kontrak Lump Sum
Sistem kontrak ini lebih tepat digunakan untuk pembelian barang dengan contoh yang jelas, atau
untuk jenis pekerjaan konstruksi yang perhitungan volumenya untuk masing-masing unsur/jenis
pekerjaan sudah dapat diketahui dengan pasti berdasarkan gambar rencana dan spesifikasi
teknisnya. Harga yang mengikat dalam kontrak sistem ini adalah total penawaran harga.
Definisi ini tidak jauh berbeda dengan Perpres 54/2010 sebagaimana diubah melalui Perpres
70/2012 bahwa Kontrak Lump Sum merupakan Kontrak Pengadaan Barang/Jasa atas
penyelesaian seluruh pekerjaan dalam batas waktu tertentu sebagaimana ditetapkan dalam
Kontrak, dengan ketentuan sebagai berikut:
pembayaran didasarkan pada tahapan produk/keluaran yang dihasilkan sesuai dengan isi
Kontrak;
Untuk konstruksi bangunan Permen PU 45/2007 tentang Pedoman Teknis Bangunan Negara
dijelaskan bahwa :
Untuk sistem kontrak harga satuan, pekerjaan tambah/kurang dimungkinkan berdasarkan hasil
pengukuran bersama atas pekerjaan yang diperlukan. Pertimbangan untuk memilih dengan cara
ini adalah karena untuk keakuratan pengukuran volume pekerjaan yang tinggi diperlukan survei
dan penelitian yang sangat mendalam, detail dan sampel yang banyak, waktu yang lama
sehingga biaya sangat besar, padahal pengukuran juga lebih mudah dalam pelaksanaan, dipihak
lain pekerjaan sangat mendesak dan harus segera dilaksanakan, sehingga untuk pekerjaan yang
sifat kondisinya seperti hal tersebut tidak tepat bila digunakan kontrak dengan Sistem lump sum.
Harga Satuan pasti dan tetap untuk setiap satuan atau unsur pekerjaan dengan spesifikasi
teknis tertentu;
volume atau kuantitas pekerjaannya masih bersifat perkiraan pada saat Kontrak
ditandatangani;
pembayarannya didasarkan pada hasil pengukuran bersama atas volume pekerjaan yang
benar-benar telah dilaksanakan oleh Penyedia Barang/Jasa; dan
Kontrak gabungan lump sum dan harga satuan adalah kontrak yang merupakan gabungan
dua sifat kontrak yaitu lump sum dan harga satuan dalam satu pekerjaan yang diperjanjikan.
Yang patut diperhatikan sejak awal dalam Daftar Kuantitas dan Harga (DKH) penetapan item
yang bersifat Harga Satuan atau Lumpsum harus ditentukan terlebih dahulu. Hal ini penting
terkait proses sejak pemilihan penyedia yaitu pada proses koreksi aritmatik. Kekeliruan yang
terjadi adalah hal ini tidak dengan jelas tertuang dalam dokumen pemilihan/pelelangan.
Sistem ini lebih tepat digunakan untuk membeli suatu barang atau industri jadi yang hanya
diperlukan sekali saja, dan tidak mengutamakan kepentingan untuk alih (transfer) teknologi
selanjutnya.
Jika boleh disimpulkan Kontrak Terima Jadi atau Turn Key ini bersifat lumpsum murni yaitu
termin fisik dan pembayaran hanya 1 kali yaitu pada saat progres fisik 100%.
Kontrak Persentase
Contoh :
Pembayaran biaya perencanaan didasarkan pada pencapaian prestasi/kemajuan perencanaan setiap tahapnya,
yaitu (maksimum):
Bukan berarti biaya langsung personil tidak bisa bersifat satuan, bisa saja tergantung pada
klausul kontrak dimana PPK menganggap output pekerjaan tergantung pada tingkat kehadiran
personil bersangkutan sehingga pembayaran personil berdasarkan satuan waktu
(bulan/Minggu/hari).
Untuk yang bersifat satuan umumnya juga untuk biaya non personil Diana dikenal metode
pembayaran at cost berdasarkan riil pengeluaran.
Sehingga untuk jenis kontrak persentase dapat bersifat gabungan (lumpsum dan satuan),
lumpsum murni ataupun harga satuan murni.
Bentuk pembayaran sendiri dalam Syarat-Syarat Khusus Kontrak (SSKK) dikenal 3 tipe
pembayaran yaitu :
1. Termin/Tahapan
2. Bulanan
3. 100%
Hal ini sesuai dengan ketentuan Perpres 54/2010 sebagaimana diubah melalui Perpres 70/2012
pasal 89 ayat (1) bahwa Pembayaran prestasi pekerjaan dapat diberikan dalam bentuk:
1. pembayaran bulanan;
Jika kemudian Jenis kontrak disilangkan dengan bentuk pembayaran maka dapat kita gali
pemahaman yang mendalam. Untuk mengurai ini maka kita harus membedakan antara Progres
Fisik dengan Progres Pembayaran. Kemudian pada dasarnya dapat dipelajari dari sifat kontrak
yaitu lumpsum dan harga satuan.
Dalam praktek dilapangan kombinasi yang umum ada dalam dokumen pemilihan utamanya dalam SSKK
adalah sebagai berikut :