Anda di halaman 1dari 2

NAMA : I WAYAN GEDE PASEK PERDANA

NPM : 1805222010080
KELAS : IV C

UAS ADMINISTRASI PROYEK


SOAL :

1. Apakah nilai kontrak dalam kontrak ”fixed lump sum price” tidak bisa berubah ?
Jelaskan jawaban anda.

2. Jelaskan tentang Rekayasa Hukum dalam Pendanaan suatu Konstruksi.

3. Mengapa dalam bentuk kontrak ”cost plus fee”, efisiensi sangat sulit untuk dicapai ?

4. Apabila pemerintah ingin mendirikan PLTN (pembangkit listrik tenaga nuklir),


bentuk kontrak apakah menurut anda yang sebaiknya dipakai dari aspek pembagian
tugas ?

JAWAB :

1. Nilai kontrak dalam kontrak ”fixed lump sum price” bisa dirubah. Nilai kontrak
tersebut dapat dirubah apabila adanya perubahan dalam ruang lingkup pekerjaan
atau kondisi pelaksanaan dan perintah tambahan dari Pengguna Jasa. Perjanjian
”fixed lump sum price” merupakan bentuk kontrak yang paling lumrah pada
bidang konstruksi bangunan. Pada kontrak tersebut, Pengguna Jasa dan Penyedia
Jasa sepakat pada suatu jumlah pasti yang harus dibayar oleh Pengguna Jasa
kepada Penyedia Jasa untuk pelaksanaan seluruh pekerjaan. Penyedia Jasa
memikul resiko untuk dapat melaksanakan seluruh perkerjaan dengan biaya yang
tercantum dalam kontrak. Keuntungan Penyedia Jasa diperoleh dari selisih antara
nilai kontrak dan biaya yang dikeluarkan Penyedia Jasa termasuk overhead dan
biaya – biaya tidak langsung. Oleh karena itu, Penyedia Jasa harus menambahkan
sejumlah biaya untuk menutupi resiko – resiko kenaikan biaya/harga.
2. Dalam hal ini, Aspek Keuangan/perbankan memiliki peran yang penting. Aspek
ini terdiri dari beberapa unsur yaitu;
a. Nilai kontrak (Contract Amount) / Harga Borongan
b. Cara Pembayaran (Method of Payment)
c. Jaminan (Guarantee / Bonds)
Nilai kontrak dan pembayaran kiranya cukup/jelas bahwa, kedua hal ini penting
dicantumkan dalam kontrak dan merupakan aspek paling penting untuk
dicantumkan karena pembayaran dan cara pembayaran, dipandang dari sisi
penyediaan jasa, merupakan suatu tujuan akhir dalam kontrak kerja. Pembayaran
dan cara pembayarannya sangat erat berkaitan dengan jaminan yang harus
disediakan, baik oleh penyedia jasa maupun pengusaha jasa untuk
menjamin/mengamankan pembayaran – pembayaran tersebut. Jaminan yang
paling lazim dipergunakan dalam suatu kontrak kerja konstruksi adalah bank
garansi. Selain bank garansi, beberapa jenis warkat bank lain yang mempunyai
kekuatan jaminan seperti bank garansi yaitu Standby Letter of Credit (“Standby
LC”) dan “Surety Bond”. Tetapi ada juga yang tidak mempunyai daya jamin
seperti “Letter of Comfort” dan “Waranty”. Ada juga yang daya jaminnya
diragukan menurut hukum Indonesia yaitu “Idemnity”.

3. Kontrak cost plus fee umumnya digunakan jika biaya aktual dari proyek sulit
diestimasi secara akurat, dikarenakan perencanaan belum selesai tetapi proyek
harus diselesaikan dalam waktu singkat (emergency). Dalam hal ini, pemilik
membayar semua biaya (jasa dan material) yang dikeluarkan untuk melaksanakan
proyek yang diatur dalam kontrak ditambah dengan sejumlah uang dalam bentuk upah
(fee). Kontrak ini tidak efisien. Karena jika adanya tambahan item pekerjaan dalam
kontrak ini, selain untuk membeli material perlengkapan bangunan, pemilik juga
membayar upah kepada kontraktor, sehingga biaya yg dihabiskan untuk membangun
suatu bangunan melebihi dari kontrak yang sudah dibuat sebelumnya.

4. Menurut pendapat saya, bentuk kontrak yang sebaiknya digunakan apabila pemerintah
ingin mendirikan PLTN (pembangkit listrik tenaga nuklir) adalah “Kontrak Turn
Key”, hal yang diperoleh jika menggunakan sistem kontrak ini adalah
pembangunan yang mantap dalam hal jadwal, biaya dan kualitas. Tujuan lain
dipilihnya sistem kontrak “Turn Key” ini yaitu untuk mencegah kerugian akibat
minimnya pengalaman, mengingat besarnya dana yang akan digunakan pada
pembangunan PLTN (pembangkit listrik tenaga nuklir) ini. Pada sistem kontrak
ini, kuncinya adalah tawarkan sesuatu yang tidak bisa ditolak oleh kontraktor.
Tawarkan sesuatu yang menarik bagi mereka. Bisa juga anda mencari formula
lain yang tepat sehingga kontraktor tertarik dan tidak bisa menolak. Tidak ada
aturan baku yang mengatur tentang hal ini, tergantung dari kesepakatan para
pihak yang terlibat saja. Akan lebih mudah mencari kontraktor dengan turnkey ini
jika si pemberi kerja adalah orang atau developer yang sudah terkenal dan bagus
integritasnya. Dimana tidak ada kekhawatiran dari kontraktor mengenai
kesanggupan bayar dari si pemberi kerja. Hal ini juga yang menjadi concern
kontraktor, keamanan dan keterjaminan dalam pembayaran.

Anda mungkin juga menyukai