Anda di halaman 1dari 10

PENGAUDITAN MANAJEMEN

PT. Graha Central Indo Badung

Oleh :

1. Ni Kadek Shintya Wulansari (1533121084)


2. Kadek Diantara (1533121085)
3. Kadek Anugrah Gunawan (1533121115)
4. I Gede Windu Pradnya Santika (1533121144)

JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS WARMADEWA

DENPASAR

2019
KAP DS DAN REKAN

2018

Badung, 27 Desember 2018

No : 0002/KAP/IV/2018

Lampiran : 4 eksemplar

Perihal : Laporan Hasil Audit Manajemen

Kepada

Yth, Dir. PT. GRAHA CENTRAL INDO

di –

Badung

Kami telah melakukan audit atas Program Pelatihan Kayawan pada PT. Graha Central
Indo untuk periode 2017/2018. Audit kami tidak dimaksudkan untuk memberikan pendapat
atas kewajaran laporan keuangan perusahaan dan oleh karenanya kami tidak memberikan
pendapat atas laporan keuangan tersebut.

Audit kami hanya mencakup bidang Program Pelatihan Kayawan yang dilakukan
perusahaan. Audit tersebut dimaksudkan untuk menilai ekonomisasi(kehematan), efisiensi
(daya guna), dan efektifitas (hasil guna).

Program Pelatihan Karyawan yang dilakukan dan memberikan saran perbaikan atas
kelemahan keterampilan karyawan dalam mengoperasikan sistem aplikasi komputer yang
ditemukan selama audit, sehingga diharapkan dimasa yang akan datang dapat dicapai
perbaikan atas kekurangan tersebut dan perusahaan dapat beroperasi dengan lebih ekonomis,
efisien dan efektif dalam mencapai tujuannya.
Hasil audit kami sajikan dalam bentuk laporan audit yang meliputi:
Bab I : Informasi Latar Belakang
Bab II : Kesimpulan Audit yang Didukung dengan Temuan Audit
Bab III : Rekomendasi
Bab IV : Ruang Lingkup Audit

Dalam melakukan audit kami telah memperoleh banyak bantuan, dukungan, dan
kerjasama dari berbagai pihak baik jajaran direksi maupun staf yang berhubungan dengan
pelaksanaan audit ini. Untuk itu kami mengucapkan terima kasih atas kerjasama yang telah
terjalin dengan baik ini.

Kantor Akuntan Publik


DS dan Rekan

(KELOMPOK)
BAB I
Informasi Latar Belakang

PT. Graha Central Indo merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang
telekomunikasi selular yang berdasarkan Surat Ijin Usaha 503/5309A/436.5.9/2007, dengan
pemilik Hwihardjo Therry (sebagai pemegang saham tunggal) yang berdiri sejak tahun 1996
yang mendukung untuk memasarkan produk-produk dari PT. Telkomsel.

PT. Graha Central Indo berlokasi di Komplek Ruko Istana Kuta Galeri Jalan Patih
Jelantik Istana Kuta Galeri RG. 1 Kuta Badung.

Sampai saat ini PT. Graha Central Indo yang bergerak dalam bidang penjualan produk
telkomsel masih dipercaya untuk menjadi salah satu dealer telkomsel di regional Bali Nusa
Tenggara.

PT. Graha Central Indo Badung sampai saat ini mempunyai 175 orang karyawan, dan
wilayah kerjanya meliputi Ende, Bejawa, Sumbawa besar, Karangasem dan Bangli. Maka
dari itu perusahaan harus tetap menjaga hubungan dengan pelanggan dan memberikan
kepuasan tersendiri bagi pelanggan.

Berikut ini struktur organisai perusahaan PT. Graha Central Indo Badung :

a. Direktur Utama Membawahi pimpinan regional dan masing-masing bagian yang ada
didalam perusahaan, keputusan terakhir adalah berada ditangan pimpinan, disamping
itu juga pimpinan bertugas memimpin dan mengawasi perusahaan baik secara
ekstemal maupun internal. Pimpinan bertanggung jawab sepenuhnya atas
kebijaksanaan yang telah dibuat.
b. General Manager Membawahi semua masing-masing kepala bagian yang ada didalam
perusahaan dan membantu tugas direktur didalam mengelola perusahaan bila direktur
berhalangan, maka general manager mengambil alih tugas direktur serta bertanggung
jawab terhadap kepada direktur utama.
c. Branch Manager Bertugas mengkoordinir bagian-bagian yang ada dibawahnya agar
penjualan makin meningkat dan bertugas menjaga pelanggan agar tetap nyaman dan
mengadakan promosi baik secara langsung maupun tidak langsung dimasing-masing
wilayahnya untuk dipertanggung jawabkan kepada general manager.
d. Finance Manager, tugas dan tanggungjawabnya adalah : Bertugas mengkoordinir
bagian-bagian yang ada dibawahnya dan keuangan perusahaan, apakah pengeluaran
memang bermanfaat untuk kelancaran proses penjualan produk. Serta mengenai
kebenaran terhadap pencatatan mengenai jumlah pemasukan dan jumlah pengeluaran,
Mengurus masalah penyelesaian hutang dan piutang perusahaan dcngan pihak yang
berhubungan dengan kegiatan perusahaan. Bertanggungjawab langsung kepada
general manager.
e. HRD (Human Resourses Development) bertugas mengadakan pencatatan dan
penyelesaian segala permasalahan yang berhubungan dengan operasional, dan
administrasi perusahaan baik didalam maupun diluar perusahaan.

Sedangkan tujuan dilakukannya audit adalah untuk:


1. Menilai kinerja pelatihan keterampilan karyawan dalam mengoperasikan sistem aplikasi
komputer perusahaan.
2.  Menilai ekoniomisasi, efisiensi, dan efektivitas program pelatihan karyawan yang
dilakukan perusahaan.
3. Memberikan berbagai saran dan perbaikan atas kelemahan dalam program pelatihan
karyawan yang ditemukan.
BAB II
Kesimpulan Audit

Berdasarkan temuan (bukti) yang kami peroleh selama audit yang kami lakukan, kami
dapat menyimpulkan sebagai berikut:

Kondisi:
1. Komputer yang digunakan perusahaan telah dilengkapi manual penggunaannya, tetapi
untuk memahami manual tersebut dan mampu menggunakannya sesuai dengan standar
manual tersebut perlu dilakukan pelatihan intensif, dengan mempraktikkannya pada
komputer tersebut dioperasikan. Sementara pelatihan yang dilakukan adalah pelatihan
klasikal di kelas untuk memahami petunjuk tersebut. Konfirmasi kepada manajer SDM
diperoleh informasi tidak tersedia cukup dana untuk melanjutkan pelatihan sampai pada
praktik lapangan.
2. Perusahaan tidak memiliki rencana pelatihan periodik dan menentukan program pelatihan
berdasarkan permintaan manajer lini yang harus terealisasi dalam waktu singkat tanpa
melalui suatu identifikasi untuk menentukan pelatihan apa yang sesungguhnya dibutuhkan
karyawan.
3. Perusahaan hanya menganggarkan biaya pelatihan sebesar 0,20% selama satu tahun dari
laba bersih setelah pajak tahun sebelumnya. Untuk tahun 2010 biaya pelatihan didasarkan
pada laba bersih setelah pajak tahun 2009 yang mencapai sebesar 550,75 miliar.
4. Terjadi penurunan penjualan produk sebesar 18% dibanding sebesar 20% pada tahun lalu
(penurunan penjualan produk hanya 2% saja).
5. Tidak ada penilaian keberhasilan pelatihan secara formal sehingga tidak ada dokumen atau
catatan yang bisa dipertanggungjawabkan atas penilaian hasil pelatihan yang telah
dilakukan.
6. Dari hasil kuesioner yang disebarkan kepada karyawan yang telah mengikuti pelatihan
tahun 2010 diperoleh temuan sebagai berikut:
a. Sebesar 35% dari peserta menjawab bahwa materi pelatihan sesuai dengan
kebutuhannya untuk meningkatkan keterampilan.
b. Sebesar 12,5% peserta menjawab metode pelatihan sesuai dengan materi pelatihan
yang diberikan.
c. Hanya sebesar 35% menjawab keterampilannya meningkat setelah mengikuti
pelatihan.
d. Sebesar 80% peserta menjawab bahwa waktu pelatihan terlalu singkat dan tidak
cukup waktu bagi mereka untuk memahami materi yang diberikan dalam pelatihan
tersebut.

Kriteria:
1. Tujuan pelatihan dan pengembangan karyawan harus dirumuskan secara jelas dan
disosialisasikan keseluruh manajer lini. Tujuan pelatihan adalah untuk:
a. Meningkatkan keterampilan karyawan.
b. Meningkatkan penjualan produk.
c. Menurunkan pemborosan penggunaan sumber daya.
d. Meningkatkan motivasi kerja dan kebanggaan karyawan terhadap pekerjaannya.
2. Rencana pelatihan dan pengembangan karyawan harus disusun secara periodik bersama
dengan penyusunan anggaran perusahaan.
3. Program pelatihan dirumuskan berdasarkan hasil identifikasi terhadap kebutuhan
pelatihan sebelum program ditetapkan. Identifikasi meliputi:
a. Penentuan jenis dan bentuk keterampilan yang dibutuhkan karyawan sehingga
mampu berkontribusi maksimal kepada perusahaan.
b. Melakukan penilaian secara periodik untuk mengidentifikasi topik pelatihan yang
tepat.
c. Melakukan penilaian terhadap pelatihan yang telah dilakukan untuk mendapatkan
umpan balik bagi perbaikan pelatihan berikutnya.
d. Melakukan benchmarking pada industri yang sama yang lebih berhasil dalam
mengelola program pelatihan dan pengembangan.
4. Pengelolaan pelatihan karyawan harus didukung anggaran yang memadai.
5. Laporan biaya kualitas harus terdokumentasi untuk menyediakan informasi sebagai
umpan balik dalam meningktkan kualitas proses dan produk yang dihasilkan.

Penyebab:
1.Pelatihan yang telah dilakukan adalah pelatihan klasikal di kelas untuk memahami petunjuk
(manual), pada hal untuk memahami manual tersebut dan mampu menggunakan sesuai
dengan standar manual perlu dilakukan pelatihan intensif dengan mempraktikkannya pada
komputer tersebut dioperasikan.
2.Rencana pelatihan baru dibuat setelah ada bagian yang membutuhkan pelatihan.
3.Belum tersedia suatu sistem review dan pelaporan yang terdokumentasi tentang penilaian
efektivitas dan efisiensi pelaksanaan pelatihan.
4.Dana SDM tidak mencukupi untuk melanjutkan pelatihan karyawan sampai pada praktik
lapangan secara intensif terkait dengan adanya mesin baru.

Akibat:
1. Banyak karyawan menjadi kurang terampil ketika mengoperasikan komputer
perusahaan.
2. Tidak ada dokumen/catatan yang bisa dipertanggungjawabkan atas penilaian hasil
pelatihan yang telah dilakukan.
3. Tidak diketahui berapa biaya yang dikeluarkan untuk peningkatan kualitas produk
yang dihasilkan sehingga tidak ada umpan balik dalam peningkatan kualitas produk.
4. Banyak tercipta produk yang gagal.
5. Pesanan dari gerai-gerai yang merupakan ujung tombak penjualan semakin menurun.
6. Terjadi pemborosan biaya produksi sehingga merugikan perusahaan.

Pejabat yang bertanggung jawab:


Direktur Utama dan Manajer SDM
BAB III
Rekomendasi

Hasil audit yang dilakukan menemukan beberapa kelemahan yang harus menjadi
perhatian manajemen dimasa yang akan datang. Kelemahan ini dapat dikelompokkan
menjadi tiga, yaitu:
1. Kelemahan yang terjadi pada program perencanaan pelatihan yang tidak terstruktur dan
dipersiapkan dengan baik.
2. Kelemahan yang terjadi pada saat dilakukannya proses pelatihan karyawan atas
pengoprasian sistem aplikasi komputer pada perusahaan.
3. Kelemahan yang terjadi karena kurangnya dana SDM untuk meningkatkan pelatihan
kejenjang yang lebih tinggi.

Atas keseluruhan kelemahan yang terjadi, maka diberikan rekomendasi sebagai koreksi
atau langkah perbaikan yang bisa diambil manajemen untuk memperbaiki kelemahan
tersebut.

Rekomendasi:
1. Perusahaan harus membuat program perencanaan pelatihan karyawan secara jelas dan
terstruktur serta dipersiapkan dengan baik sehingga program pelatihan dapat berjalan
dengan maksimal dan karyawan bisa mendapatkan pelatihan yang sesuai dengan
kebutuhan.
2. Perusahaan harus membuat kebijakan dalam hal penambahan dana atau angggaran
untuk pelatihan intensif dalam mempraktikkan mesin baru perusahaan agar para
karyawan dapat lebih terampil mempraktikkan sistem aplikasi komputer tersebut secara
langsung.
3. Perusahaan harus melakukan penilaian atas keberhasilan pelatihan secara formal dan
terdokumentasi sebagai pertanggungjawaban atas dilaksanakannya pelatihan sebagai
acuan untuk melihat kinerja sejauh mana program pelatihan yang dilakukan.
4. Manajer SDM harus membuat jadwal program pelatihan karyawan secara jelas khusus
serta harus sesuai dengan topik, materi, dan metode pelatihan agar karyawan dapat
lebih terampil ketika akan mempraktikkan apa yang telah dilatih.

Keputusan untuk melakukan perbaikan atas kelemahan ini sepenuhnya ada pada
manajemen, tetapi jika kelemahan ini tidak segera diperbaiki kami mengkhawatirkan terjadi
akibat yang lebih buruk pada Program Pelatihan Karyawan dimasa yang akan datang.

BAB IV
Ruang Lingkup Audit

Sesuai dengan penugasan yang kami terima, audit yang kami lakukan hanya meliputi
masalah Program Pelatihan Karyawan PT. Graha Central Indo Badung untuk periode tahun
2009/2010. Audit kami mencakup penilaian atas kecukupan sistem pengendalian manajemen
Program Pelatihan Karyawan, personalia yang bertugas dalam program pelatihan karyawan,
dan aktivitas Program Pelatihan Karyawan itu sendiri.

Anda mungkin juga menyukai