Anda di halaman 1dari 42

Referensi : R.

H Clough

BAB 6
KONTRAK KONSTRUKSI

Tipe Kontrak Konstruksi

a. Kontrak untuk memilih kontraktor berdasarkan penawaran yang kompetitif, menggunakan kontrak
harga tetap, lump-sum dan harga satuan
b. Kontrak untuk memilih dan bernegosiasi langsung dengan kontraktor, berbasis lump-sum, harga satuan
atau cost-plus fee
Apabila menggunakan kontrak harga tetap atau cost-plus-fee, kontraktor memperhitungkan resiko
pendanaan yang berhubungan dengan proses kontruksi.

Kontrak Lump-sum

Kontrak dimana kontraktor setuju untuk melaksanakan pekerjaan dengan bayaran yang tetap. Kepuasan
penyelesaian pekerjaan menjadi tanggung jawab kontraktor, walaupun terjadi kesulitan atau masalah saat
aktivitas konstruksi ataupun biaya pekerjaan yang melebihi nilai kontrak. Tipe kontrak ini digunakan ketika
total biaya proyek diketahui, untuk kontruksi perumahan atau bangunan.

Kontrak Harga Satuan

Kontrak tipe ini berdasarkan estimasi jumlah item pekerjaan dan biaya per unit dari tiap pekerjaan tersebut.
Biaya konstruksi tidak dapat diketahui hingga penyelesaian proyek. Keuntungan kontrak ini adalah
kompetisi terbuka.

Penunjukan Pemenang Tender Terbuka

Pemilik pekerjaan mengevaluasi proposal penawaran yang diajukan dan harus ditunjuk pemenang untuk
pekerjaan. Tender terbuka melibatkan pihak umum dan swasta, biasanya penunjukan pemenang kepada
peserta pengadaan yang memiliki harga terendah dengan proposal kualitas, kesesuaian dan kemampuan
terbaik. ”lowest responsible bidder”. Sehingga tidak dapat diganggu gugat oleh pengadilan apabila terjadi
penipuan, kolusi atau itikad butuk.

Pemilik pekerjaan swasta melakukan prekualifikasi untuk peserta pengadaan atau mengadakan tender
terbatas yang hanya mengundang kontraktor yang dipilih. Berkenaan dengan penilaian tanggung jawab
kontraktor, pemilik akan bergantung pada perusahaan penjamin kontraktor. Sebelum penjamin akan
menyediakan kontraktor dengan jaminan penawaran, penjamin akan menyelidiki keuangan kontraktor,
pengalaman dan kualifikasi lainnya. Dengan mensyaratkan jaminan tersebut, pemilik berasumsi bahwa jika
kontraktor akan bertanggung jawab penuh terhadap pekerjaan.

Harga perhitungan sendiri ”owner estimate” adalah bagian dari pembukaan dokumen tender. Dalam
pemilihan kontraktor, pemilik pekerjaan secara tertulis menyatakan bahwa proposal telah diterima.
Penerimaan ini disampaikan oleh penerbitan "pemberitahuan penunjukan pemenang," yang diteruskan
kepada kontraktor, bersama-sama dengan informasi mengenai penandatanganan kontrak.

Page 1
Referensi : R. H Clough

Kontrak Cost-plus-fee

Kontrak cost-plus-fee berbagai digunakan ketika kontrak fixed-sum dianggap tidak sesuai dengan jenis
pekerjaan, kontrak ini biasanya dinegosiasikan antara pemilik dan kontraktor. Total biaya konstruksi tidak
dapat diketahui sampai penyelesaian proyek, perlu adanya negosiasi antara pemilik dan kontraktor untuk
menentukan lingkup pekerjaan karena spesifikasi dan gambar yang tidak lengkap.

Empat pertimbangan penting dalam negosiasi kontrak ini:

1. Prosedur subkontrak dengana penawaran kompetitif yang disepakati bersama..


2. Perjanjianyang jelas mengenai pembayaran kontraktor, bukan hanya jumlah biaya tapi metode
pembayarannya juga.
3. Pemahaman umum mengenai metode akuntansi yang harus diikuti
4. Daftar biaya pekerjaan untuk penggantian (reimbursable) kepada kontraktor

Biaya Reimbursable Khusus

Kategori biaya yang suka menjadi masalah dan menjadi perhatian utama:

1. Biaya Overhead, seperti gaji, pembelian, pencatatan, teknik,persiapan gambar kerja dan fungsi lainnya
yang merupakan elemen penting dari proyek konstruksi.
2. Peralatan konstruksi. Pemilik membayar kontraktor untuk peralatan yang dimiliki atau disewa. Perlu
dibuat harga spesifik per jam, per minggu, per bulan dan harus dijelaskan apa yang termasuk dalam
harga itu dan apa yang tidak.
Untuk proyek besar atau peralatan memiliki umur penggunaan yang terbatas biasanya kontraktor membeli
peralatan tersebut dengan mereimburse ke pemilik dan diakhir proyek, peralatan tersebut menjadi milik
pemilik.

Biaya Kontraktor

Kontrak cost-plus-fee, biaya kontraktor dapat ditentukan dalam sejumlah cara yang berbeda, sesuai tingkat
resiko dan ketidakjelasan proyek, kompleksitas konstruksi, lokasi geografis, persyaratan peralatan dan
personil dan estimasi durasi. Biaya ini juga termasuk kelonggaran untuk biaya selain reimbursable, seperti
biaya overhead.

Metode yang umum digunakan: persentase tetap dari biaya pekerjaan, pergeseran persentase biaya
pekerjaan, jumlah tetap, jumlah tetap dengan penjaminan harga atas, jumlah tetap dengan bonus, atau
jumlah tetap dengan pengaturan penghematan biaya.

Kontrak Cost-plus-biaya-prosentase

Dari sudut kontraktor pandang, salah satu cara penentuan biaya yang paling menguntungkan dalam kontrak
ini adalah persentase dari biaya konstruksi. Persentase mungkin dalam jumlah tetap atau dapat bervariasi
sesuai dengan pengaturan pergeseran yang ditentukan. Jenis kontrak ini sangat cocok untuk pekerjaan yang
ruang lingkupnya tidak didefinisikan dengan jelas pada awal operasi.

Kontrak ini tidak menyediakan insentif langsung bagi kontraktor, pemilik dilarang melakukan negosiasi.

Page 2
Referensi : R. H Clough

Kontrak Cost-plus-biaya-tetap

Kontrak yang sering digunakan dimana biaya kontraktor sejumlah tetap dan tidak berfluktuasi dengan
biaya aktual proyek. Pekerjaan harus bersifat sedemikian rupa sehingga dapat didefinisikan dengan baik
dan diestimasi dengan baik waktu negosiasi. Keuntungan bagi kontraktor untuk melakukan pekerjaan
sebaik mungkin karena apabila terjadi overhead tidak akan diganti pemilik.

Kontrak Insentif

Memberikan insentif kepada kontraktor seminimum mungkin, dengan berbagai jenis bonus dan penalti.
Sebagian besar ketentuan-ketentuan tersebut digunakan dengan kontrak cost-plus-fee. Contohnya bonus
penyelesaian dan penalti karena keterlambatan digunakan sehubungan dengan durasi penyelesaian kontrak.

Berdasarkan jenis kontrak ini, kontraktor dan pemilik sepakat untuk menargetkan perkiraan biaya dan
waktu untuk konstruksi. Bonus atau denda terkait dengan angka sasaran tersebut, sehingga gambar dan
spesifikasi perlu disusun dengan baik untuk terciptanya taget yang akurat.

Apabila waktu penyelesaian sangat penting bagi pemilik, kontrak dapat dibuat dengan menyediakan
kontraktor sejumlah tetap biaya untuk percepatan penyelesaian per harinya dan untuk penaltinya bukan
sebagai liquidated damage. Bentuk lain insentif adalah cost-plus-award-fee dimana pemilik memiliki
kondisi tidak menentu untuk mencegah kontrak harga tetap. Dalam pengaturan ini, biaya minimum sebagai
persentase biaya target. Besarnya award bergantung dari kualitas, kepatuhan terhadap jadwal, efisiensi
biaya, produktivitas tenaga kerja, inovasi dan kinerja keselamatan. Kontrak ini menguntungkan untuk
proyek yang tidak memerlukan desain lengkap untuk memulai pekerjaan lapangan dan dapat
mengakomodir perubahan desain.

Penjaminan Biaya Maksimum

Keberatan dari banyak pemilik dengan jenis kontrak cost-plus adalah biaya proyek tidak akurat diketahui
sampai konstruksi selesai, ditanggulangi dengan menyediakan biaya maksimum yang dijamin untuk
pemilik. Dalam kontrak, kontraktor menjamin proyek akan dikerjakan sesuai dengan gambar dan
spesifikasi serta biaya tidak akan melebihi harga total. Sebagai imbalan atas jasa, kontraktor menerima
biaya yang ditentukan. Jika biaya pekerjaan melebihi jaminan maksimum, kontraktor membayar kelebihan.
Kontrak jenis ini mirip dengan kontrak lumsum melalui tender yang kompetitif.

Letter of Intent (LOI)

Terkadang pemilik menginginkan kontraktor untuk memulai pekerjaan sebelum proses penandatanganan
kontrak dapat diselesaikan, digunakanlah LOI sebagai otorisasi untuk memulai pekerjaan. Surat ini
ditandatangani oleh kedua belah pihak dan menyatakan kesepakatan untuk berkontrak di kemudia hari.
Otorisasi sementara ini seringkali membatasi kontraktor terkait pengadaan barang atau aktivitas konstruksi.
Kontraktor harus memiliki pengacara yang memeriksa dokumen ini sebelum ditandatangani.

Dokumen Kontrak

Kontrak konstruksi diresmikan oleh suatu dokumen tertulis. Kontrak konstruksi berbeda dalam hal
komersial, dimana mempertimbangkan waktu, biaya, prosedur dan resiko bahaya.

Page 3
Referensi : R. H Clough

Dokumen kontrak terdiri dari sejumlah dokumen yang berbeda, sebagai berikut:

1. Undangan untuk peserta pengadaan


2. Instruksi kepada peserta pengadaan
3. Kondisi umum
4. Kondisi tambahan
5. Spesifikasi teknis
6. Gambar
7. Lampiran
8. Proposal
9. Jaminan Penawaran
10. Perjanjian
11. Jaminan Pelaksanaan
12. Jaminan pembayaran tenaga kerja dan material

Ketika terjadi konflik dalam durasi kontrak, ketentuan spesifik lebih berlaku di atas ketentuan umum,
ketentuan tertulis tangan lebih berlaku dibantingyang diketik danyang diketik lebih berlaku dibanding yang
dicetak. Dalam hal terjadi inkonsistensi dimana angka disebutkan dalam kata-kata dan angka-angka, maka
kata-kata yang berlaku. Apabila terjadi ambiguitas, ditafsirkan terhadap pihak perancang dokumen. Jika
terjadi konflik antara gambar dan spesifikasi, spesifikasi yang berlaku, walaupun dalam ketentuan umum
disebutkan pemilik yang menentukan mana yang berlaku.

Dokumen Kontrak Standar

Bentuk standar dokumen kontrak digunakan secara luas di seluruh industri konstruksi. Bentuk-bentuk
standar tersebut memiliki keuntungan dimana telah terbukti bekerja dan telah diuji di pengadilan.
Standarisasi bentuk kontrak mengeliminasi ketidaksepakatan antara pemilik, arsitek - insinyur dan
kontraktor.. Secara umum, kontraktor lebih memilih dokumen kontrak yang susunan, bentuk dan isi yang
familiar.

Versi standar dari beberapa bentuk kontrak telah dikembangkan oleh berbagai organisasi profesi, bisnis dan
masyarakat, sepertiThe American Institute of Architects,Associated General Contractors of America;
berbagai cabang federal, negara bagian dan pemerintah daerah. Dokumen kontrak dari The American
Institute of Architectsbanyak digunakan pada bangunan konstruksi proyek swasta. The Engineers' Joint
Contract Documents Committee (EJCDC)banyak digunakan untuk engineering. Komite ini terdiri dari
perwakilan American Society of Civil Engineers, Amerika Consulting Engineers Council, National Society
of Engineers Profesional dan The Construction Specifications Institute.

Perjanjian

Perjanjian adalah dokumen yang dirancang khusus untuk meresmikan kontrak konstruksi. Berfungsi
sebagai instrumen tunggal yang menyatukan semua segmen kontrak dengan referensi dan berfungsi untuk
eksekusi formal kontrak dengan tujuan menyajikan kondensasi elemen kontrak, yang menyatakan
pekerjaan yang harus dilakukan dan harga yang harus dibayar untuk itu dan memberikan ruang yang cocok
untuk tanda tangan para pihak.

Page 4
Referensi : R. H Clough

Perjanjian biasanya berisi beberapa klausul yang mirip dengan kondisi tambahan.Sebagai gambaran,
perjanjian mengandung klausul yang menunjuk waktu penyelesaian proyek, ganti rugi dan keterangan
mengenai pembayaran kepada kontraktor dan daftar itu dokumen kontrak. Dalam prakteknya, klausa-
klausa ini bervariasi yang dituangkan dalam kondisi tambahan. Bentuk perjanjian standar ini digunakan
oleh kedua pemilik, publik dan swasta.

Pada kontrak publik, persyaratan hukum harus diamati oleh pejabat publik yang bertanggung jawab atas
kontrak yang ada. Di kebanyakan yurisdiksi, kelalaian dari setiap langkah prosedural yang diperlukan oleh
pemilik publik, dapat menyebabkan kontraktor tidak memperoleh pembayaran atas pekerjaan yang
dilakukan. Jika peraturan pemerintah masuk ke dalam kontrak tanpa memenuhi persyaratan perundang-
undangan yang berkaitan dengan penawaran dan pemberian kontrak konstruksi publik, kontrak dianggap
tidak berkekuatan hukum dan dapat dinyatakan batal.

Sebelum membubuhkan tanda tangan untuk kontrak yang melibatkan pembiayaan swasta, kontraktor harus
membuat beberapa penyelidikan dari integritas keuangan dari pemilik atau sumber pembiayaan untuk
proyek tersebut. Ini berlaku khususnya untuk proyek-proyek yang bersifat spekulatif.

Persyaratan Kontrak

Kontrak konstruksi mengandung banyak ketentuan nonteknis yang berkaitan dengan pelaksanaan
pekerjaan. Klausul ini, perjanjian dan kesepakatan merupakan kondisi umum (Lampiran C), kondisi
tambahan (Lampiran D) dan ketentuan-ketentuan perjanjian (Lampiran I dan J .

Klausul ini dirancang untuk melindungi pemilik dan harus diperiksa dan dipelajari oleh kontraktor
sehingga kewajiban yang harus dianggap benar-benar dipahami dengan hati-hati. Klausul kontrak
perjanjian konstruksi banyak yang tidak standar. Hal ini terkadang memberatkan pihak kontraktor.
Sehingga perlu membaca artikel kontrak dengan seksama sebelum ditanda tangani karena setelah
pelaksanaan kontrak, kontraktor terikat oleh semua ketentuannya.

Kontraktor bukanlah pengacara dan karenanya tidak kompeten untuk menilai implikasi hukum dari klausul
kontrak. Haruskah mereka memiliki alasan untuk mempertanyakan segala aspek dari dokumen kontrak,
mereka harus mencari bantuan dari pengacara mereka. Kegagalan untuk melakukannya dapat
mengakibatkan komplikasi serius yang sebetulnya dapat dihindari apabila berkonsultasi dengan pihak
legalnya.

Selama periode penawaran, kontraktor harus mengevaluasi setiap klausul yang berkaitan dengan
kontribusinya atau mungkin untuk biaya konstruksi.Saat menjadi pemenang, kontrak harus diperiksa lagi,
tetapi dengan tujuan yang berbeda. Banyak ketentuan memerlukan tindakan khusus pada bagian dari
kontraktor selama masa kontrak.

Pembayaran Bertahap

Proyek-proyek dengan durasi sangat terbatas membutuhkan pemilik atau pemberi pinjaman konstruksi
untuk melakukan pembayaran periodik atau penggantian biaya kepada kontraktor selama masa konstruksi.
Hal ini biasanya tidak praktis atau diinginkan untuk kontraktor untuk membiayai pembangunan dari
sumber dayanya sendiri. Karena kontraktor sering melakukan pekerjaan dengan dana yang dipinjam,
ketentuan pembayaran yang diatur dalam kontrak sangat penting. Secara umum, kontraktor harus membuat
aplikasi untuk pembayaran untuk kemajuan pekerjaan waktu beberapa hari sebelum jatuh tempo, atau pada
saat penyelesaian pekerjaan. Dalam kasus yang pertama, setiap pembayaran didasarkan pada nilai
pekerjaan yang dimasukkan ke dalam tempat, termasuk yang dilakukan oleh subkontraktor, selama periode

Page 5
Referensi : R. H Clough

waktu yang ditentukan. Dalam kasus terakhir, jumlah uang yang tetap atau persentase yang ditunjuk dari
total kontrak terhutangnya karena setiap tahap konstruksi yang ditentukan selesai.

Kontrak harga tetap, umumnya menyatakan bahwa kontraktor harus mengajukan permohonan pembayaran
pada akhir setiap bulan dan bahwa pemilik akan melakukan pembayaran pada atau sekitar tanggal sepuluh
setiap bulannya. Tergantung pada persyaratan kontrak, permintaan dapat disampaikan kepada arsitek -
insinyur atau langsung ke pemilik. Ketika disampaikan kepada arsitek - insinyur,pihak ini memeriksa
permintaan pembayaran dan mengeluarkan "Certificate of Payment, " yang dikirim ke pemilik atau
lembaga pinjaman. Sebagian besar kontrak menyediakan klausul bahwa jika pemilik tidak melakukan
pembayaran kepada kontraktor sesuai kebutuhan, kontraktor memiliki pilihan untuk menghentikan
pekerjaan.

Di bawah kontrak lump-sum tingkat penyelesaian setiap kategori pekerjaan utama biasanya dinyatakan
sebagai persentase. Kuantitas kerja yang dilakukan pada kontrak harga satuan ditentukan oleh pengukuran
bidang pekerjaan dimasukkan ke dalam tempatnya. Perlu dicatat bahwa pembayaran parsial, pemeriksaan
pekerjaan di lapangan, atau penerimaan pekerjaan oleh arsitek - insinyur bukan merupakan penerimaan
dari pekerjaan sebagian diselesaikan oleh pemilik dan bukan merupakan pembebasan dari klaim pemilik
yang mungkin terjadi kemudian hari terhadap kontraktor untuk pekerjaan yang cacat atau kegagalan
konstruksi sesuai persyaratan kontrak.

Kontrak Cost –plus, kontraktor biasanya menyerahkan voucher pembayaran kepada pemilik pada selang
waktu tertentu selama masa kontrak. Sebuah kontrak pengadaan umum dalam periode mingguan atau dua
mingguan untuk penggantian gaji dan penggantian bulanan semua biaya lain, termasuk bagian pro rata dari
biaya kontraktor.

Retensi

Dalam kontrak konstruksi, terutama yang melibatkan penawaran yang kompetitif, menyatakan bahwa
sejumlah persentase tertentu dari pembayaran kemajuan akan disimpan oleh pemilik. Biasanya, akumulasi
retensi tetap berada dalam kepemilikan pemilik sampai proyek selesai dan hingga pembayaran terakhir
dilakukan.Biasanya persentase retensi sebesar 10 persen. Dalam hal apapun,retensi pada proyek-proyek
yang lebih besar berdampak pemilik memiliki sejumlah besar dana kontraktor untuk jangka waktu yang
lama.Telah banyak diskusi dan studi mengenai perlunya retensiwalaupun kontraktor telah memberikan
jaminan pelaksanaan. Pemilik menganggap retensi sebagai bujukan tambahan agar kontraktor
menyelesaikan pekerjaan tepat waktu.

Retensi memang memiliki beberapa aspek yang tidak diinginkan bagi pemilik, kontraktor umum dan
subkontraktor. Subkontraktor yang terlibat karena kontraktor umum biasanya menerapkan retensi kepada
subkontraktor mereka dalam persentase yang sama dengan pemilik. Retensi dapat menimbulkan masalah
arus kas nyata bagi kontraktor, sehingga pinjaman yang cukup besar dengan suku bunga yang besar. Hal ini
mengakibatkan biaya konstruksi yang lebih tinggi bagi pemilik. Selain itu, keengganan kontraktor dari
penawaran beberapa proyek, sehingga mengurangi persaingan. Pemotongan retensi dari subkontraktor
sampai penyelesaian proyek, meskipun pekerjaannya mungkin diselesaikan secara memuaskan lama,
sangat tidak adil. Namun kontraktor tidak bisa diharapkan untuk memperbaiki masalah yang mungkin
terjadi ini dari dana sendiri.

Untuk mengurangi efek yang tidak diinginkan dari retensi, sejumlah perubahan dan inovasi telah
diperkenalkan selama beberapa tahun terakhir. Pemerintah federal telah menghentikan penggunaan retensi
rutin pada konstruksi federal yang ada atau lebih cepat dari jadwal dan sebaliknya secara substansial sesuai

Page 6
Referensi : R. H Clough

dengan persyaratan kontrak. Sejumlah lembaga publik telah menyetujui rencana untuk kontraktor untuk
mengganti sertifikat deposito atau surat berharga.

Sementara retensi banyak digunakan dengan kontrak harga tetap, biasanya dengan kontrak cost-plus untuk
pemilik untuk membayar semua voucher kontraktor tanpa dikurangi persentase apapun retensi. Ada
prosedur kadang-kadang digunakan pada kontrak tersebut yang analog dengan retensi. Pemilik membuat
penggantian penuh kepada kontraktor sampai persentase yang ditetapkan (80 persen) dari penyelesaian
proyek. Selanjutnya pembayaran oleh pemilik ditahan hingga beberapa jumlah tertentu uang yang telah
ditahan. Cadangan ini disimpan oleh pemilik sampai pembayaran terakhir dilakukan.

Penerimaan danPembayaran Terakhir

Penerimaan proyek dan pembayaran akhir oleh pemilik harus sesuai dengan syarat-syarat kontrak.
Prosedurnya bervariasi. Pada konstruksi bangunan, kontraktor biasanya akan menyarankan pemilik atau
arsitek - insinyur saat penyelesaian per bagian telah dicapai. Sebuah pemeriksaan diadakan danterdapat
daftar item, yang disebut "punch list" membutuhkan penyelesaian atau koreksi. Setelah itu, arsitek -
insinyur akan mengeluarkan "Certificate of Substantial Completion", yang menyatakan bahwa pemilik
sekarang dapat proyek siap digunakan.Setelah penyelesaian substansial, kontraktor berhak untuk dibayar
hingga persentase tertentu dari jumlah total kontrak (95 persen pada umumnya),sisanya digunakan untuk
penyelesaian punch list item.Sertifikat ini juga bertujuan mengalihkan tanggung jawab untuk pemeliharaan,
panas, utilitasdan asuransi pada struktur dari kontraktor kepada pemilik. Setelah kontraktor menyelesaikan
daftar kekurangan,dilakukan pemeriksaan akhir dan sertifikat akhir untuk pembayaran akan
dikeluarkan.Sebuah kontrak penyediaan umum menyebutkan bahwa pembayaran akhir kontraktor adalah
30 hari setelah penyelesaian substansial. Hal ini berlakudengan persetujuan dari penjamin dan pekerjaan
dianggap telah diselesaikan dengan memuaskan dan kontraktor telah memberikan pemilik dokumen yang
dibutuhkan. Pembayaran akhir mencakup semua retensi masih dipegang oleh pemilik.

Sebuah pertanyaan hukum yang sering muncul mengenai penerimaan akhir dan pembayaran melibatkan
tingkat kontrak kinerja yang dibutuhkan dari kontraktor. Pertanyaan penting bukanlah apakah kontraktor
telah bekerja dengan tepat dansesuai persyaratan kontrak, tetapi apakah telah melakukannya secara
substansial. Kinerja substansial dapat didefinisikan sebagai prestasi oleh kontraktor dari segala hal penting
untuk pemenuhan tujuan kontrak, meskipun mungkin ada penyimpangan dari istilah tersebut.

Periode Garansi

Banyak kontrak konstruksi mewajibkan kontraktor untuk menyelesaikan semua cacat yang ditemukan oleh
pemilik selama masa garansi baik setelah waktu penyelesaian substansial atau penerimaan akhir. Periode
garansi yang dipersyaratkan oleh kontrak biasanya dengan menggunakan jaminan pelaksaandan tidak
menunda pembayaran akhir.Pengecualian terjadi ketika cacat yang disebabkan oleh kinerja yang tidak
memadai kontraktor adalah karena kondisi alamdan tidak bisa terdeteksi oleh pemilik selama penggunaan
biasa dan pemeliharaan struktur.

Garansi bukan berarti bahwa perusahaan kontraktor bertanggung jawab atas kecukupan rencana dan
spesifikasi kecuali memang dipersiapkan oleh kontraktor atau kecuali menjamin kecukupan mereka.
Kontraktor diperlukan untuk membangun sesuai dengan dokumen kontrakdan ketika itu terjadi sehingga
dapat menjamin desain bebas dari cacat atau pekerjaan selesai sesuai tujuan yang dimaksud. Kontraktor
hanya bertanggung jawab untuk pengerjaan yang tidak benar, bahan rendah, atau kesalahan lain yang
berdampak pada kegagalan ke depannya sesuai persyaratan dalam kontrak.

Page 7
Referensi : R. H Clough

Durasi Kontrak

Jika kontrak konstruksi tidak berbicara mengenai waktu kontrak, kontraktor diharapkan untuk
menyelesaikan pekerjaan dalam waktu yang wajar. Hal ini juga berlaku saat kontrak memerlukan
penyelesaian proyek "dalam waktu secepat mungkin", "sesegera mungkin" atau "tanpa
penundaan".Pernyataan yang tidak tepat smengenai waktu kontrak dapat menjadi masalah. Pengertian
wajar ini dapat menyebabkan perbedaan pendapat dan menyebabkan perselisihan yang harus diselesaikan
di pengadilan apabila terjadi.

Sebagian besar kontrak konstruksi menjelaskan secara eksplisit mengenai waktu konstruksi,berupa tanggal
penyelesaian atau jumlah tertentu dalam hari kalender dimana pekerjaan harus selesai. Istilah "hari
kalender" termasuk Sabtu, Minggudan hari libur dan digunakan, bukan "hari kerja" untuk menghilangkan
kemungkinan kontroversi mengenai dampak dari cuaca, lembur, beberapa shift, akhir pekan dan hari libur.

Ketika kontrak menyatakan bahwa waktu adalah penting, ini menandakan bahwa tanggal penyelesaian
yang ditetapkan atau waktu dianggap penting untuk kontrak dan merupakan bagian penting dari kewajiban
kontraktor. Kegagalan untuk menyelesaikan proyek dalam waktu tertentu dianggap melanggar kontrak dan
ditindaklanjuti oleh pemilik. Ada juga kasus di mana penyelesaian akhir telah membuat kontraktor
bertanggung jawab atas kerugian bisnis yang diderita oleh penyewa, ketika kontraktor dengan lalai gagal
untuk menyelesaikan pekerjaan dengan due diligence.

Bila waktu kontrak dinyatakan dalam hari kalender, tanggal dimana waktu dimulai adalah suatu hal yang
penting. Kontrak konstruksi biasanya menyatakan bahwa waktu mulainya pekerjaan adalah pada tanggal
kontrak ditandatangani atau pada tanggal kontraktor menerima "notice to proceed” dari pemilik. Kontrak
dapat menetapkan tanggal selesai seperti yang dilakukan penyelesaian substansial, penyelesaian akhir, atau
hanya "penyelesaian" proyek. Secara umum, penyelesaian berkaitan dengan kemampuan struktur yang
dimanfaatkan untuk tujuan yang dimaksudkan meskipun cacat kecil untuk dikoreksi atau barang-barang
kecil yang belum tercapai, yaitu, penyelesaian substansial. Ketika kontrak menetapkan tanggal
penyelesaian, kontraktor harus melindungi terhadap keterlambatan mulai pekerjaan, jika kontrak tidak
segera dieksekusi, letter of intent mungkin diperlukan atau kontraktor mungkin harus memberitahu pemilik
untuk memperpanjang waktu kontrak.

Liquidated Damage

Dalam banyak proyek, pemilik dihadapkan oleh pengeluaran atau hilangnya keuntungan apabila kontraktor
gagal menyelesaikan pekerjaan sesuai waktu yang ditetapkan. Kegagalan ini merupakan pelanggaran
kontrak dan menyebabkan kontraktor bertanggung jawab untuk kehilangan tersebut. Jumlahnya ditentukan
sesuai perjanjian atau litigasi. Dalam praktek umumnya, kontraktor harus membayar pemilik sejumlah
uang untuk setiap hari keterlambatan penyelesaian pekerjaan, yang disebut liquidated damage. LD ini di
kurangi dari jumlah pembayaran akhir kontraktor. Di konstruksi, kontraktor mungkin memegang porsi
keterlambatan.

Perpanjangan Waktu

Selama masa kontrak, ada banyak kejadian yang menyebabkan keterlambatan atau menambah periode
waktu yang diperlukan untuk membangun proyek tersebut. Hanya apa jenis penundaan akan membenarkan
perpanjangan waktu untuk kontraktor tergantung pada ketentuan kontrak. Dengan tidak adanya lengkap
dari setiap klausul penundaan, untuk alasan ini kontrak biasanya mencantumkan klausul perpanjangan
waktu yang mendefinisikan keterlambatan yang dibolehkan.

Page 8
Referensi : R. H Clough

Perpanjangan waktu merupakan revisi klausul kontrak, yang diresmikan dalam sebuah instrumen yang
bernama ”change order”. Sebagai aturan umum,sebelumnya telah dibahas bahwa dalam kontrak harga
satuan, jumlah sebenarnya pekerjaan dapat bervariasi dari estimasi awal arsitek - insinyur. Variasi kecil
tidak mempengaruhi waktu penyelesaian yang dinyatakan dalam kontrak. Namun, jika variasi substansial
yang dihadapi, perpanjangan waktu kontrak mungkin dibenarkan untuk dilakukan.

Setiap kali penundaan dalam konstruksi ditemukan, dimana kontraktor tidak memiliki kontrol, kontraktor
harus memberitahu pemilik dan / atau arsitek - insinyur secara tertulis dalam jangka waktu yang ditetapkan
dari waktu setelah dimulainya penundaan. Sepuluh sampai 20 hari kalender adalah periode waktu yang
biasa ditentukan dalam kontrak konstruksi. Komunikasi ini harus menyajikan fakta-fakta spesifik mengenai
waktu, tanggal dan tempat-tempat dan termasuk data pendukung yang diperlukan tentang penyebab
keterlambatan. Kegagalan oleh kontraktor untuk menyerahkan ditulis tepat waktu. permintaan dengan
pembenaran serius dapat membahayakan peluang memperoleh perpanjangan waktu.

Perubahan

Dalam kontrak konstruksi memberikan pemilik sebuah hak untuk membuat perubahan dalam pekerjaan
dalam lingkup umum kontrak selama masa konstruksi.

Fungsi: Perubahan mungkin harus dilakukan untuk memperbaiki kesalahan dalam gambar atau spesifikasi.
Pemilik persyaratan dan keadaan kadang-kadang berubah setelah penghargaan kontrak dan perubahan
harus dilakukan untuk memenuhi kondisi seperti itu.

Jenis perubahan :

Tergantung pada kontrak dan ketentuan-ketentuannya, perubahan tersebut mungkin melibatkan


penambahan atau penghapusan dari kontrak, modifikasi dari pekerjaan, perubahan dalam metode atau cara
prestasi kerja, perubahan dalam bahan - pemilik disediakan atau fasilitas, atau bahkan perubahan waktu
kontrak persyaratan.

Apa prosedur pengajian pengajuan perubahan :

Perubahan bahkan kadang-kadang dibuat sebagai hasil dari saran oleh kontraktor. Jika kontraktor
mendeteksi kondisi pekerjaan yang percaya akan memerlukan perubahan kontrak, kontraktor harus jadi
menyarankan pemilik atau arsitek - insinyur segera secara tertulis. jika kontraktor yakin pekerjaan akan
memerlukan peningkatan harga kontrak atau perpanjangan waktu, itu harus jadi negara. Banyak dokumen
kontrak mengharuskan pemberitahuan tersebut harus diberikan sebelum pekerjaan merupakan tambahan
untuk kontrak dilakukan

Pada kontrak harga satuan, perubahan secara otomatis disediakan untuk kecuali berubah pekerjaan
melibatkan item yang tidak termasuk dalam kontrak asli, kecuali perubahan yang begitu luas kontraktor
atau pemilik diberi wewenang oleh kontrak untuk meminta penyesuaian harga satuan terpengaruh, atau
kecuali perpanjangan waktu akan diperlukan.

Pada kontrak alump-sum, kontraktor akan menentukan konsekuensi biaya dan waktu perubahan dan
menyarankan pemilik atau arsitek - insinyur dari mereka. Penyesuaian dalam nilai kontrak disebabkan oleh
perubahan dapat ditentukan sebagai lump-sum, dengan harga satuan, atau sebagai biaya tambahan
ditambah biaya. Dalam hal ini, kontrak sering membatasi markup kontraktor atau biaya langsung dari
perubahan beberapa angka yang ditetapkan, seperti 15 persen untuk biaya overhead dan laba atau 10 persen
untuk overhead dan 10 persen untuk keuntungan.

Page 9
Referensi : R. H Clough

Kontrak cost-plus menimbulkan beberapa kesulitan dalam mengakomodasi perubahan pekerjaan. Biaya
kontraktor mungkin harus diatur sesuai dengan ketentuan kontrak untuk mencerminkan perubahan yang
dibuat dan target atau harga marah harus disesuaikan dengan biaya perubahan.

Kontrak konstruksi menyatakan bahwa kontraktor tidak melanjutkan perubahan sampai telah diizinkan
secara tertulis oleh pemilik atau yang mewakili. Untuk melanjutkan tanpa persetujuan tertulis dapat
membuat tidak mungkin bagi kontraktor untuk mendapatkan pembayaran untuk pekerjaan tambahan.

Pengadilan, dalam keadaan tertentu, telah memutuskan bahwa kurangnya otorisasi tertulis tidak secara
otomatis membatalkan klaim kontraktor untuk bekerja ekstra, bahkan ketika otorisasi secara tertulis secara
tegas dipersyaratkan oleh kontrak. Ketika pemilik atau agennya secara lisan menyetujui pekerjaan
tambahan dan berjanji akan membayar ekstra untuk itu, memiliki pengetahuan bahwa itu sedang dilakukan
tanpa persetujuan tertulis dan tidak memprotes, pengadilan telah memutuskan bahwa baik pekerjaan itu
dilakukan di bawah kontrak lisan yang terpisah dan berbeda dari yang tertulis atau bahwa klausul yang
memerlukan otorisasi tertulis dibebaskan.

Pemilik dinilai telah membuat janji tersirat untuk membayar dan kontraktor diizinkan untuk memulihkan
biaya pekerjaan tambahan. Pengadilan kadang-kadang mengabaikan persyaratan untuk perintah tertulis
dengan alasan tidak adil bagi pemilik untuk menikmati keuntungan tanpa harus membayar untuk itu.

Perubahan konstruktif untuk kontrak adalah hasil dari suatu tindakan, atau kurangnya tindakan, pemilik
atau agennya yang dapat ditafsirkan sebagai perubahan kontrak meskipun pemilik tidak mengeluarkan,
mengubah urutan formal tertulis. Dalam kasus tersebut, Ketika Kontraktor diminta untuk melakukan
pekerjaan yang berbeda dari di samping atau dengan cara yang berbeda dari yang diamanatkan oleh
kontrak, perubahan konstruktif telah dibuat dan pemilik bertanggung jawab atas setiap biaya tambahan dan
waktunya

Percepatan

Percepatan mengacu pada pemilik mengarahkan kontraktor utama untuk mempercepat kinerjanya sehingga
dapat menyelesaikan proyek pada tanggal yang lebih awal daripada rencana awal. Jika pekerjaan telah
tertunda karena kesalahan kontraktor, pemilik biasanya dapat memerintah kontraktor untuk mengganti
waktu yang hilang tanpa menimbulkan kewajiban untuk menambah biaya konstruksi. Namun, jika pemilik
mengarahkan akselerasi bawah perubahan klausul kontrak sehingga pekerjaan akan selesai sebelum tanggal
kontrak yang diperlukan, kontraktor dapat memulihkan bawah klausul perubahan kontrak untuk biaya
peningkatan kinerja ditambah keuntungan.

Perubahan konstruktif adalah kondisi di mana pemilik atau wakilnya telah bertindak dengan cara yang
memiliki efek yang sama sebagai perubahan formal untuk kontrak di bawah perubahan klausa. Seiring
dengan direktif untuk mempercepat, pasti ada penundaan dimaafkan yang kontraktor meminta
perpanjangan waktu dan permintaan ini ditolak. Selain itu, kontraktor harus menyelesaikan kontrak tepat
waktu dan benar-benar telah mengeluarkan biaya ekstra.

Page 10
Referensi : R. H Clough

Perubahan kondisi

"Perubahan kondisi" atau "berbeda kondisi lokasi kerja" mengacu pada beberapa aspek fisik dari proyek
atau situsnya yang berbeda secara material dari yang ditunjukkan oleh dokumen kontrak atau yang bersifat
tidak biasa dan berbeda secara material dari kondisi biasanya ditemui.

Biaya konstruksi dan waktu banyak proyek sangat tergantung pada kondisi lokal di lokasi, kondisi yang
tidak dapat ditentukan secara pasti di muka. Ini berlaku khususnya untuk pekerjaan bawah tanah, di mana
sifat lapisan tanah dan air tanah dapat memiliki pengaruh besar pada biaya. Pada saat penawaran, pemilik
dan perusahaan arsitek - insinyur harus membuat pengungkapan penuh semua informasi yang tersedia
mengenai proyek yang diusulkan dan situsnya. Kontraktor menggunakan informasi seperti melihat cocok
dan bertanggung jawab untuk penafsiran itu. Kontraktor diharapkan untuk melakukan pemeriksaan sendiri,
situs dan membuat penyelidikan wajar kondisi setempat.

Banyak kontrak memberikan penyesuaian nilai kontrak dan waktu jika bawah permukaan yang sebenarnya
atau kondisi fisik lainnya di situs yang ditemukan berbeda secara material dari yang ditunjukkan pada
gambar dan spesifikasi atau dari mereka yang melekat pada jenis pekerjaan yang terlibat. Ketentuan ini
adalah ”klausul perubahan kondisi” yang tujuannya adalah untuk menyediakan untuk kondisi fisik yang tak
terduga yang terjadi selama konstruksi. Ketika suatu klausul kontrak hadir, tanggung jawab keuangan
untuk kondisi yang tidak terduga ditempatkan pada pemilik.Tujuan dari klausul ini adalah untuk
mengurangi kewajiban kontraktor untuk yang tak terduga dan untuk mengurangi kebutuhan untuk termasuk
jumlah kontingensi besar dalam upaya untuk memungkinkan kemungkinan variasi serius dalam kondisi
situs dari yang dijelaskan dan mengisyaratkan dengan dokumen kontrak. Ini harus dipahami dengan jelas
pada titik ini bahwa untuk klaim untuk dipertahankan dalam pasal ini, kondisi fisik yang tidak diketahui
benar-benar harus dari " ifat yang tidak biasa " dan harus berbeda dari yang biasanya ditemui dan
umumnya dianggap sebagai yang melekat dalam pekerjaan karakter diatur dalam kontrak.

Berbagai penolakan dan klausa meringankan menyangkal kewajiban dan tanggung jawab untuk kondisi
sebenarnya di lapangan sering muncul dalam kontrak konstruksi. Sebuah klausul umum menyatakan bahwa
pemilik maupun arsitek - insinyur menerima tanggung jawab atas keakuratan atau kelengkapan data bawah
permukaan yang disediakandan bahwa semua peserta tender diharapkan untuk memuaskan diri mereka
sebagai karakter, kuantitas dan kualitas material bawah permukaan yang harus dihadapi.

Ketika kontrak tidak mencantumkan klausul inidan pemilik, menyangkal semua tanggung jawab untuk
informasi yang diberikan, beberapa pengadilan telah menyatakan bahwa kontraktor tidak bisa mendapatkan
biaya pengganti. Ketika pemilik tidak mengungkapkan semua informasi yang relevan yang dimiliki atau
yang memiliki pengetahuan, atau ketika ada pelanggaran jaminan atas kebenaran informasi penawaran.

Harus dicatat bahwa, terlepas dari kata-kata dalam kontrak,perubahan kondisi ini jika ditemukan di
lokasidan jika kontraktor bermaksud untuk mengklaim biaya tambahan atau waktu, harus segera
memberitahu pemilik secara tertulis dan harus secara rinci dan dicatat dalam laporan pekerjaan tambahan.
Kegagalan untuk melakukan hal ini dapat menyebabkan kontraktor tidak dapat mengklaim biaya tambahan.

Page 11
Referensi : R. H Clough

Keterlambatan yang Disebabkan oleh Pemilik

Ada banyak contoh di mana pekerjaan tertunda akibat kelalaian pemilik atau dengan seseorang yang
pemilik bertanggung jawab seperti arsitek - insinyur atau kontraktor lain.Contoh keterlambatan dalam
membuat situs yang tersedia untuk kontraktor, kegagalan untuk memberikan bahan - pemilik disediakan
tepat waktu, keterlambatan masuk akal dalam persetujuan shop drawing, penundaan yang disebabkan oleh
kontraktor lain, keterlambatan penerbitan perintah perubahandan suspensi dari pekerjaan karena kesulitan
keuangan atau hukum. Selain itu, pekerjaan yang tidak berubah dapat diperpanjang atau terganggu karena
perubahan atau diubah kondisi associ ¬ diciptakan dengan bagian lain dari proyek.

Keterlambatan yang disebabkan pemilik menjadi perhatian kontraktor karena dua alasan :

1. Pertama, ketika tanggal penyelesaian keseluruhan proyek berpengaruh, mampu perpanjangan waktu
harus diperoleh. Sebagai aturan, kontrak menyediakan untuk perpanjangan waktu karena pemilik
menyebabkan penundaan dan hal ini jarang bermasalah
2. Masalah kedua dan lebih sulit bagi kontraktor adalah resiko dari efek penundaan tersebut, yaitu, "
konsekuensial " atau " biaya dampak " yang terkait dengan pekerjaan tidak berubah yang dapat hasil
dari keterlambatan proyek. Contoh biaya dampak adalah biaya siaga pekerja produktif, supervisor dan
peralatan; biaya yang disebabkan oleh terganggu konstruksi dan jadwal pengiriman material; start- up
dan menghentikan ping - biaya seperti yang terjadi pada pekerja dan peralatan bergerak dan mematikan
pekerjaan dan biaya overhead tambahan.

Kontrak konstruksi mengandung berbagai ketentuan mengenai pemilik menyebabkan penundaan. Pada
proyek-proyek pemerintah federal telah mengambil tanggung jawab untuk pembayaran biaya dampak
perubahan dan kondisi berubah karena mereka mempengaruhi pekerjaan tidak berubah.

Pengecualian yang telah memungkinkan kontraktor untuk mengumpulkan peningkatan biaya yang mana
penundaan itu disebabkan oleh gangguan pemilik aktif dengan pekerjaan, delay yang dihasilkan dari itikad
buruk atau keliru oleh pemilik, penundaan itu disebabkan oleh kegagalan pemilik untuk
mengkoordinasikan pekerjaan lain kontraktor di situs, penundaan itu untuk jangka waktu yang masuk akal,
atau penundaan itu disebabkan oleh pelanggaran pemilik dari kewajiban kontraktual seperti pengiriman
tepat waktu non- bahan pemilik dilengkapi. Bahkan ketika konsekuensial diberikan, mereka sering dibuat
untuk mengganti kontraktor untuk biaya tambahan hanya dengan tidak ada penyisihan keuntungan.

Kontraktor sering tidak dapat memulihkan kerusakan delay karena ketidakmampuan untuk membuktikan
tingkat yang tepat dari kerugian yang diderita. Untuk alasan ini, ketika keterlambatan tersebut terjadi,
kontraktor harus menyimpan catatan hati-hati dan rinci jika mereka mengharapkan untuk memulihkan
biaya tambahan dari pemilik. Jalur tambahan adalah bahwa banyak kontrak mewajibkan kontraktor untuk
memberitahu pemilik dalam waktu yang ditentukan setelah kejadian yang dapat menyebabkan klaim untuk
waktu kontrak tambahan atau biaya tambahan.

Page 12
Referensi : R. H Clough

Change Order

Bila penambahan, pengurangan, atau perubahan dalam pekerjaan yang dibuat oleh pemilik, suplemen untuk
kontrak antara pemilik dan kontraktor utama disiapkan yang dapat atas dasar lump -sum, unit harga, atau
biaya - ditambah pengaturan. Suplemen ini, yang disebut "order perubahan, " ini disempurnakan oleh
dokumen tertulis yang menggambarkan modifikasi yang akan dibuat, perubahan nilai kontrak dan setiap
perpanjangan waktu kontrak resmi.

Bentuk mengubah urutan mengidentifikasi perubahan yang dibuat sebagai modifikasi untuk kontrak
konstruksi asli dan biasanya menanggung tanda tangan penerimaan pemilik dan kontraktor utama. Jika
tidak pemilik yang menandatangani, kontraktor harus yakin pihak melaksanakan perintah perubahan adalah
agen resmi dari pemilik dengan kewenangan untuk mewajibkan pemilik dan untuk membuat perubahan
mengikat kontrak.

Perintah perubahan, sebagai modifikasi dari kontrak, berarti bahwa para pihak telah menandatangani
kontrak baru. Hal ini diduga bahwa seperti modifikasi kontrak telah diperhitungkan semua perundingan
sebelumnya dan pemahaman yang mengarah ke penandatanganan dan juga bahwa ketentuan setiap pesanan
perubahan mencerminkan pertimbangan yang tepat dari negosiasi ini.

Banyak perusahaan konstruksi memanfaatkan resmi "lapangan perintah " ketika perubahan tidak akan
berdampak material pada ketentuan kontrak. Ketika perubahan itu penting, formal " perubahan direktif
kerja " dapat digunakan. Formulir ini, ditandatangani oleh pemilik, mengarahkan kontraktor untuk
melanjutkan dengan pekerjaan direvisi. Dalam kedua kasus, ketika para pihak kemudian sepakat untuk
perubahan harga kontrak dan waktu, urutan perubahan formal dijalankan.

Klaim dan Perselisihan

Sifat konstruksi adalah sedemikian rupa sehingga ada sering sengketa antara pemilik dan kontraktor utama
mengenai klaim oleh kedua untuk peningkatan biaya dan / atau perpanjangan waktu kontrak. Perselisihan
dan klaim dapat dan berasal dari berbagai situasi pekerjaan. Ketidaksepakatan antara kedua pihak
kontraktor dapat timbul dari pertimbangan seperti penafsiran kontrak, perubahan yang dilakukan oleh
pemilik, pemilik - menyebabkan penundaan, kondisi lokasi yang berbeda, kondisi berubah, percepatan,
penangguhan pekerjaan, keliru, kekurangan desain, metode konstruksi, pembayaran tertunda, cuaca dan
gambar yang rusak dan spesifikasi. Kontrak konstruksi rutin mencakup prosedur yang harus diikuti dalam
penyelesaian klaim dan sengketa.

Meskipun ketentuan bervariasi, kontrak konstruksi biasanya membutuhkan kontraktor untuk secara resmi
menyarankan pemilik dalam jangka waktu tertentu ketika situasi muncul yang dapat menyebabkan klaim.
Dalam hal terjadi perselisihan tentang klaim potensial, kontraktor biasanya tidak bisa menolak untuk
melanjutkan pekerjaan tanpa melakukan pelanggaran kontrak. Meskipun pekerjaan yang disengketakan
dapat dilakukan di bawah protes, kontraktor harus melanjutkan operasi lapangan dengan ketekunan,
mengandalkan obat dalam kontrak untuk menyelesaikan persoalan kompensasi dan perpanjangan waktu.
Persyaratan bahwa kontraktor harus melanjutkan dengan pekerjaan yang disengketakan tidak berlaku,
namun, jika perubahan atau modifikasi yang terlibat adalah di luar lingkup kontrak. Perbedaan antara apa
yang bisa dan apa yang tidak dalam lingkup kontrak seringkali sulit untuk membangun, namun.

Kontrak biasanya menetapkan bahwa klaim dan sengketa awalnya ia disampaikan kepada pemilik atau
yang mewakili. Jika klaim tersebut ditolak, sengketa yang dihasilkan kemudian dapat disampaikan kepada
berbagai tingkat banding, seperti banding papan, arbitrase, atau pengadilan. Obat yang tersedia tergantung

Page 13
Referensi : R. H Clough

jauh pada apakah ' sengketa melibatkan pertanyaan fakta atau hukum. Kebanyakan pemilik publik,
memiliki prosedur hukum atau administratif yang ditetapkan untuk penyelesaian perselisihan kontrak.

Kontraktor umumnya akan menghindari litigasi jika mungkin. Ada dapat banyak keuntungan untuk
negosiasi pelunasan awal untuk perselisihan kontrak. Namun, harus diakui bahwa ada saat-saat itu tidak
mungkin untuk kompromi atau bernegosiasi perbedaan. Dalam hal apapun, ada langkah-langkah kontraktor
dapat dilakukan untuk memperkuat kasus ketika kemungkinan klaim muncul.

kontrak konstruksi sering mengandung ketentuan bahwa penerimaan pembayaran akhir oleh kontraktor
dianggap sebagai rilis umum dalam penuh dari semua klaim terhadap pemilik timbul dari atau konsekuensi
dari pekerjaan. Memberikan kontrak lain untuk pembebasan bersyarat, kontraktor diizinkan untuk
mempertahankan penyebab lain dari tindakan.

Sebuah aksi bersama oleh pemilik adalah untuk membuat notasi pada cek yang digunakan untuk
pembayaran akhir yang menyatakan bahwa, "Dengan dukungan, cek ini diterima dalam pembayaran penuh
dari rekening yang ditunjukkan. " Biasanya, jika kontraktor cashes cek, itu dilarang menggugat
mengumpulkan jumlah tambahan. Ini mengikuti dari aturan yang diakui secara umum hukum bahwa ketika
ada perselisihan antara debitur dan kreditur atas jumlah yang jatuh tempo, penerimaan cek tersebut
berjumlah kesepakatan untuk menerimanya sebagai pembayaran akhir. Di kebanyakan negara, namun, jika
tidak ada dasar memadai untuk penyangkalan debitur yang berutang jumlah tersebut mengklaim,
penerimaan cek untuk jumlah yang lebih kecil tidak merupakan perjanjian bindipg untuk pembayaran
akhir, bahkan jika ada notasi tersebut pada periksa. Kontraktor harus berkonsultasi dengan pengacara
ketika hal-hal tersebut menjadi pokok permasalahan.

Value Engineering

Banyak kontrak konstruksi, terutama mereka dengan lembaga-lembaga publik, termasuk apa yang disebut "
value engineering " klausul insentif. Dalam konteks rekayasa nilai ini berlaku setelah kontrak diberikan dan
prihatin dengan climmation atau modifikasi ketentuan kontrak apapun yang menambah biaya proyek tetapi
tidak perlu untuk kinerja yang diperlukan struktur itu. keselamatan, penampilan atau pemeliharaan. Tujuan
dasar dari value engineering sering dinyatakan sebagai penghapusan " penyepuhan emas." 'Klausa jenis ini
memberikan kesempatan bagi kontraktor untuk merubah rencana atau spesifikasi dan berbagi dalam
penghematan yang dihasilkan. Perubahan ini mungkin melibatkan substitusi bahan, perubahan atau
perbaikan dari desain, pengurangan dalam jumlah, atau prosedur selain yang ditetapkan dan dibutuhkan
oleh dokumen kontrak. Rekayasa nilai ini dirancang untuk tidak memungkinkan kontraktor untuk
menebak-nebak desainer, tapi untuk mengambil keuntungan dari pengetahuan khusus kontraktor dan untuk
memotong biaya proyek ke tingkat terendah praktis tanpa mengorbankan fungsinya atau mengorbankan
kualitas dan keandalan. Singkatnya, kontraktor didorong untuk mengembangkan dan menyerahkan kepada
pemilik proposal mengurangi biaya menyebabkan perubahan dalam rencana atau spesifikasi. Jika pemilik
menerima mereka, sebuah. mengubah urutan diproses dan tabungan biasanya dibagi tentang sama oleh
pemilik dan kontraktor. Banyak klausul nilai -engineering membutuhkan kontraktor utama untuk
memasukkan klausul serupa dalam sub-kontrak dan menyatakan bahwa ia akan berbagi dalam
penghematan biaya yang diusulkan oleh subkontraktor. -

Perlu dicatat bahwa rekayasa nilai mengacu pada membuat perubahan dalam gambar, spesifikasi, atau
pemberian kontrak lain dan membutuhkan persetujuan pemilik. Tabungan yang dapat diwujudkan tanpa
perubahan kontrak benar milik kontraktor.

Page 14
Referensi : R. H Clough

Nilai rekayasa diterapkan pada perencanaan dan desain proyek konstruksi serta konstruksi mereka. Sebagai
contoh, value engineering selama fase perencanaan dan desain telah menjadi kegiatan in-house dari US
Army Corps of Engineers selama beberapa tahun. Beberapa lembaga publik sekarang termasuk persyaratan
untuk rekayasa nilai dalam banyak kontrak jasa profesional mereka untuk arsitek - insinyur dan jasa
manajemen konstruksi. Ini adalah persyaratan kontrak atas dan di luar pertimbangan desain normal biaya
dan fungsi. Hal ini membutuhkan sistematis, upaya formal yang diarahkan pada isolasi dan penghapusan
biaya yang tidak perlu. Mungkin digambarkan sebagai " melihat kedua " oleh tim yang berkualitas spesialis
yang tujuannya adalah untuk menantang sistem dasar dan pilihan bahan dalam desain dengan tujuan
menghilangkan kelebihan biaya tanpa menipiskan kualitas atau fungsi dari berbagai segmen proyek. Nilai
insinyur - neering pada tahap desain ini ditujukan untuk biaya jangka panjang bukan hanya untuk biaya
konstruksi asli. The Society of American Engineers Nilai (SAVE) adalah kelompok profesional yang
bersangkutan dengan rekayasa nilai dan penerapannya.

Hak dan Tanggung Jawab Pemilik

Kontrak konstruksi biasanya memberikan beberapa hak kepada pemilik. Tergantung pada jenis kontrak dan
kata-kata yang spesifik, pemilik dapat diberi kewenangan untuk penghargaan kontrak lain sehubungan
dengan pekerjaan, membutuhkan ikatan kontrak dari kontraktor, untuk menyetujui jaminan yang diusulkan,
memperoleh sebagian tertentu dari pembayaran berkala kontraktor, untuk membuat perubahan dalam
pekerjaan, untuk melaksanakan bagian dari pekerjaan dalam kasus kontraktor wanprestasi atau kelalaian,
untuk menahan pembayaran dari kontraktor untuk alasan yang memadai dan untuk mengakhiri kontrak
karena alasan. Hak pemilik untuk memeriksa pekerjaan karena hasil, untuk mengarahkan kontraktor untuk
mempercepat pekerjaan, menggunakan porsi menyelesaikan proyek sebelum kontrak termina ¬ tion dan
untuk membuat pemotongan pembayaran untuk pekerjaan uncompieted atau rusak yang umum ketentuan
kontrak konstruksi.

Dengan cara yang sama, kontrak antara pemilik dan kontraktor membebankan tanggung jawab tertentu
pada pemiliknya. Misalnya, kontrak konstruksi membuat pemiliknya bertanggung jawab untuk perabotan
survei properti yang menggambarkan dan menemukan proyek. situs, mengamankan dan membayar untuk
easements diperlukan, menyediakan asuransi tertentu dan melakukan pembayaran berkala untuk
kontraktor. Pemilik diwajibkan untuk melakukan pembayaran tambahan dan ekstensi hibah waktu dalam
hal eventualities tertentu yang diatur dalam kontrak. Bila ada dua atau lebih kontraktor utama pada sebuah
proyek, pemilik mungkin memiliki kewajiban untuk mengkoordinasikan mereka dan melakukan
sinkronisasi operasi lapangan mereka

Penting untuk dicatat bahwa pemilik tidak dapat mengganggu arah dan kendali operasi kontraktor. Dengan
ketentuan kontrak konstruksi biasa, kontraktor dikenal di hukum sebagai " kontraktor independen. "
Meskipun pemilik menikmati hak-hak tertentu sehubungan dengan pelaksanaan pekerjaan, tidak dapat
mengeluarkan instruksi langsung sebagai metode atau prosedur, tidak wajar mengganggu pelaksanaan
konstruksi, atau lainnya -bijaksana terlalu mengasumsikan fungsi memimpin dan mengendalikan thework.
Dengan demikian, pemilik dapat meringankan kontraktor dari banyak tanggung jawab hukum dan kontrak
yang sah yang terakhir. Jika pemilik melangkahi hak-haknya, hal itu mungkin tidak hanya bertanggung
jawab untuk pekerjaan dicapai tetapi juga dapat menjadi bertanggung jawab atas tindakan lalai yang
dilakukan oleh kontraktor dalam proses pelaksanaan konstruksi.

Page 15
Referensi : R. H Clough

Di bawah hukum kebanyakan negara, pemilik bertanggung jawab kepada kontraktor untuk kecukupan
desain. Jika gambar dan spesifikasi yang rusak atau tidak memadai, kontraktor dapat memulihkan
kerusakan akibat dari pemilik. Karena kontraktor harus membangun sesuai dengan dokumen kontrak,
pemilik tersirat menjamin akurasi dan kecukupan mereka untuk tujuan yang dimaksudkan. Kontraktor
tidak berkewajiban atau bertanggung jawab atas hasil dan tidak bertanggung jawab atas konsekuensi dari
cacat desain. Tanggung jawab pemilik untuk desain tersebut tidak diatasi dengan klausul penawaran biasa
yang membutuhkan penawar untuk mengunjungi situs tersebut, untuk memeriksa gambar dan spesifikasi
dan untuk menginformasikan diri tentang persyaratan pekerjaan.

Hak dan Tanggung Jawab Arsitek/Engineer

Arsitek - insinyur bukan merupakan pihak dalam kontrak konstruksidan tidak ada hubungan kontraktual
antara ada dan kontraktor. Arsitek - engineer adalah pihak ketiga yang berasal hak dan otoritasnya selama
proses konstruksi dari kontrak umum menjadi - tween pemilik dan kontraktor utama. Ketika para
profesional desain pribadi digunakan oleh pemilik, efek pada kontrak konstruksi adalah untuk
menggantikan arsitek - insinyur untuk pemilik dalam banyak hal penting.

yurisdiksi arsitek - insinyur untuk membuat keputusan dan membuat keputusan yang terbatas dan dibatasi
oleh ketentuan-ketentuan kontrak konstruksi.

Arsitek - insinyur mewakili pemilik dalam administrasi kontrak dan bertindak untuk pemilik selama
operasi konstruksi sehari- hari. Arsitek - insinyur menyarankan dan berkonsultasi dengan pemilik dan
komunikasi antara pemilik dan kontraktor dilakukan melalui arsitek - insinyur.

Kontrak konstruksi sering memaksakan banyak tugas dan melimpahkan wewenang yang cukup besar pada
perusahaan desain. Semua operasi konstruksi dilakukan di bawah pengawasan dan itu umumnya
mengawasi kemajuan pekerjaan. Ia memiliki tanggung jawab langsung untuk melihat bahwa pengerjaan
dan bahan memenuhi persyaratan dari gambar dan spesifikasi.

Untuk memastikan pemenuhan ini, arsitek - insinyur menggunakan hak untuk inspeksi pekerjaan dan
persetujuan dari bahan. Juga terlibat mungkin hak istimewa untuk menyetujui program umum kontraktor
prosedur lapangan dan bahkan peralatan konstruksi kontraktor mengusulkan untuk usee. Haruskah
pekerjaan akan tertinggal di belakang jadwal, arsitek - insinyur mungkin cukup menginstruksikan
kontraktor untuk mempercepat kegiatannya.

Banyak kontrak melimpahkan pada archi - tect - insinyur hak untuk menghentikan proyek atau bagian
daripadanya untuk memperbaiki pekerjaan atau kondisi yang tidak memuaskan. Bahasa tertentu dalam hal
ini adalah variabel luas, mulai dari luas untuk hak terbatas.

Hak arsitek - insinyur pada dasarnya berkaitan dengan memverifikasi bahwa kontraktor melanjutkan sesuai
dengan dokumen kontrak. Ini harus menunjukkan, bagaimanapun, bahwa arsitek - insinyur tidak dapat
masuk akal mengganggu pelaksanaan pekerjaan atau mendikte prosedur kontraktor. Di sini sekali lagi, jika
pengarahan dan pengawasan konstruksi diambil dari tangan kontraktor, perusahaan konstruksi secara
efektif lega dari banyak kewajiban hukum dan kontraknya.

Dokumen kontrak sering wewenang arsitek - insinyur untuk menafsirkan persyaratan kontrak dan untuk
menilai penerimaan pekerjaan yang dilakukan oleh kontraktor. Selain itu, arsitek - insinyur umumnya
dibuat wasit sengketa antara pemilik dan kontraktor. Beberapa kontrak menyediakan bahwa keputusan
arsitek - insinyur belum final dan bahwa pemilik dan kontraktor dapat menggunakan hak mereka untuk

Page 16
Referensi : R. H Clough

mengajukan banding, arbitrase, atau pengadilan, memberikan arsitek - insinyur telah memberikan
keputusan tingkat pertama. Kontrak lainnya menyatakan bahwa keputusan arsitek - insinyur bersifat final
dan mengikat kedua belah pihak yang berkaitan dengan efek artistik saja. Kontrak Masih lain memberikan
kewenangan luas arsitek - insinyur untuk membuat keputusan akhir mengenai kualitas dan kebugaran dari
pekerjaan dan untuk menafsirkan dia dokumen kontrak.

Dimana arsitek - insinyur diberikan final dan mengikat otoritas, hal ini perlu dibatasi untuk pertanyaan
fakta. Dengan tidak adanya penipuan, itikad buruk dan kesalahan besar, keputusan arsitek - insinyur dapat
dianggap sebagai akhir, memberikan materi pelajaran termasuk dalam ruang lingkup yang tepat dari
kewenangan yang diberikan kepada perusahaan desain oleh kontrak konstruksi. Sehubungan dengan
pertanyaan yang disengketakan hukum, bagaimanapun, arsitek - insinyur tidak memiliki yurisdiksi. Hal ini
tidak dapat menyangkal hak warga negara untuk proses hukum dan kontraktor memiliki hak untuk
mengajukan sengketa menyangkut aspek hukum kontrak untuk arbitrase atau pengadilan, yang mungkin
disediakan oleh kontrak. Hal-hal yang berkaitan dengan waktu penyelesaian, perpanjangan waktu, ganti
rugi dan klaim untuk pembayaran tambahan biasanya melibatkan titik hukum.

Arsitek - insinyur dapat bertanggung jawab kepada pemilik dan pihak ketiga atas kerusakan yang
diakibatkan dari kelalaian atau kurangnya perawatan. Dimana kontraktor telah mengikuti rencana dan
spesifikasi disiapkan oleh arsitek - insinyur dan dokumen-dokumen ini terbukti rusak atau tidak memadai,
arsitek - insinyur akan bertanggung jawab atas kerugian atau kerusakan akibat semata-mata dari cacat
desain. Aturan ini tunduk pada tidak adanya kelalaian pada bagian dari kontraktor, atau jaminan tertulis
oleh kontraktor bahwa gambar-gambar dan spesifikasi yang cukup atau bebas dari cacat.

Hak dan Tanggung Jawab Kontraktor

Sebagai salah satu harapkan dari dokumen yang disiapkan terutama untuk pemilik, kontraktor memiliki
beberapa hak dan kewajiban menurut banyak kontrak. Tanggung jawab utamanya, tentu saja, adalah untuk
membangun proyek kesesuaian dengan dokumen kontrak. Meskipun semua masalah, penundaan,
kemalangan, kecelakaan dan mischances yang mungkin terjadi, kontraktor diharapkan dapat " memberikan
barang " dan menyelesaikan pekerjaan dengan cara yang ditentukan. Meskipun beberapa kesulitan
membenarkan memungkinkan lebih banyak waktu konstruksi, hanya kontinjensi yang parah, seperti
ketidakmungkinan kinerja, dapat berfungsi untuk meringankan kontraktor dari kewajibannya berdasarkan
kontrak. Dalam era cepat meningkatnya biaya bahan bakar, bahan dan tenaga kerja, kontrak dapat
memberikan tingkat perlindungan keuangan dengan dimasukkannya klausul eskalasi. Klausul seperti
mentransfer beberapa risiko inflasi dari kontraktor kepada pemilik dengan memberikan bahwa nilai kontrak
harus disesuaikan dengan bagaimana faktor biaya kunci yang ditunjuk berubah selama periode kontrak.

Kontraktor diharapkan dapat memberikan perhatian pribadi untuk pelaksanaan pekerjaan dan perwakilan
perusahaan yang bertanggung jawab harus berada di jobsite setiap saat selama jam kerja. Kontraktor
diperlukan agar sesuai dengan undang-undang dan peraturan tentang keselamatan kerja, lisensi,
mempekerjakan buruh, sanitasi, asuransi, lalu lintas dan pejalan kaki kontrol, bahan peledak dan aspek lain
dari pekerjaan. Banyak kontrak sekarang termasuk aturan ketat yang dirancang untuk mengurangi polusi
udara dan kebisingan pada proyek-proyek konstruksi, peraturan memaksakan dan pembatasan tentang
pembuangan sampah, tumpukan mengemudi, memukau, pembongkaran, pagar, debu dan rumah tangga.

Kontraktor diwajibkan untuk mengikuti gambar dan spesifikasi dan tidak dapat diadakan untuk menjamin
bahwa proyek selesai akan bebas dari cacat atau akan mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Namun, jika
kontraktor menyimpang dari dokumen desain tanpa persetujuan dari pemilik, kontraktor melakukannya

Page 17
Referensi : R. H Clough

pada bahaya sendiri, dengan asumsi risiko variasi. Bahkan jika kontrak konstruksi tidak secara tegas
menjamin bahwa kontraktor akan mematuhi dokumen desain, garansi tersebut tersirat. Kontraktor
bertanggung jawab untuk dan menjamin semua bahan dan pengerjaan, apakah dimasukkan ke dalam
tempat oleh pasukan sendiri atau orang-orang dari subkontraktor. Kontrak biasanya menyediakan bahwa
kontraktor harus bertanggung jawab untuk pelestarian pekerjaan sampai penerimaan akhir, meskipun
proyek rekayasa umum mencakup tindakan pengecualian Meskipun kontraktor tidak memiliki tanggung
jawab langsung atas kecukupan rencana dan spesifikasi, dapat dikenakan kewajiban kontinjensi untuk
melanjutkan dengan kesalahan kerja yang mendeteksi yang jelas. Kontraktor harus memanggil semua
perbedaan desain yang jelas untuk perhatian pemilik. Jika tidak, kontraktor berlangsung pada risiko sendiri.
Haruskah sebuah contoh terjadi di mana kontraktor diarahkan untuk melakukan sesuatu rasanya tidak tepat
dan tidak sesuai dengan praktek konstruksi yang baik, itu harus melindungi diri dengan menulis surat
protes kepada pemilik dan arsitek - insinyur yang menyatakan posisinya sebelum melanjutkan dengan
materi dalam sengketa.

Asuransi adalah tanggung jawab kontrak penting dari kontraktor, baik untuk jenis asuransi dan batas
kebijakan. Kontraktor harus menyediakan asuransi tidak hanya untuk kewajiban langsung dan kontingen
sendiri tetapi sering juga untuk perlindungan pemilik. Kontraktor diharapkan untuk berolahraga setiap
perlindungan yang wajar untuk pro - proteksi terhadap orang dan harta dalam, pada dan berdekatan dengan
lokasi pembangunan.

Hak kontraktor paling utama adalah kemajuan pembayaran,recourseapabila pemilik gagal untuk
melakukan pembayaran, pemutusan kontrak untuk alasan yang cukup, hak atas pembayaran ekstra dan
perpanjangan waktu dan banding dari keputusan dari pemilik atau arsitek - insinyur. Sesuai dengan
persyaratan kontrak dan keterbatasan di dalamnya, kontraktor bebas untuk subkontrak bagian dari kontrak,
membeli bahan mana yang dipilihnya dan proses pekerjaan dengan cara apapun dan dalam urutan yang
menyenangkan.

Ganti Rugi

Dengan cara seperti, pemilik dikenakan klaim oleh pihak ketiga dengan kontrak konstruksi untuk
kerusakan yang timbul dari operasi konstruksi. Aturan bahwa orang yang mempekerjakan kontraktor
independen tidak bertanggung jawab atas kelalaian atau kesalahan dari kontraktor atau karyawannya
tunduk pada banyak pengecualian. Untuk melindungi pemilik dan arsitek - insinyur dari kewajiban orang
ketiga, banyak kontrak konstruksi sekarang termasuk ganti rugi atau " hold harmless " klausa. Ganti Rugi
adalah di mana satu pihak mengkompensasi pihak kedua untuk kerugian bahwa pihak kedua sebaliknya
akan menanggung.

Klausul hold-harmless biasanya mengharuskan kontraktor mengganti kerugian dan membebaskan pemilik
dan arsitek - insinyur dan agen dan karyawan mereka, dari segala kerugian atau biaya dengan alasan
tanggung jawab yang dikenakan oleh hukum pada mereka untuk kerusakan karena cedera fisik atau
kerusakan properti yang timbul dari atau konsekuensi dari pekerjaan. Kecenderungan saat ini adalah untuk
pihak terluka oleh operasi konstruksi untuk membawa gugatan terhadap hampir semua orang yang
berhubungan dengan konstruksi. Selain itu, pengadilan menunjukkan kecenderungan tumbuh kewajiban
menganggap, secara keseluruhan atau sebagian, untuk kerusakan tersebut kepada pemilik atau arsitek
insinyur. Sebagai contoh, pemilik dan arsitek - insinyur telah dibuat bertanggung jawab atas kerusakan
yang disebabkan oleh kecelakaan konstruksi di mana langkah-langkah keamanan yang memadai tidak
diambil pada pekerjaan.

Page 18
Referensi : R. H Clough

Klausul hold-harmless tidak seragam dalam kata-kata mereka. Namun, klausul ini dapat dikelompokkan
menjadi tiga kategori utama:

1. Limited-Form Indemnification. Bentuk terbatas memegang pemilik dan arsitek - insinyur berbahaya
terhadap klaim yang disebabkan oleh kelalaian kontraktor utama atau subkontraktor.
2. Intermediate-Form Indemnification. The bentuk peralihan tidak hanya mencakup klaim yang
disebabkan oleh kontraktor atau subkontraktor, tetapi juga orang-orang di mana pemilik dan / atau
arsitek - insinyur mungkin bersama-sama bertanggung jawab. Ini adalah jenis yang paling umum dari
ganti rugi klausa
3. Broad-Form Indemnification.Bentuk luas membebaskan pemilik dan / atau arsitek - insinyur bahkan
ketika partai ganti rugi bertanggung jawab atas kerugian tersebut.

Ketika klausul hold-harmless digunakan, cakupan kewajiban kontrak mahal dan beberapa ketentuan
mungkin tidak diasuransikan. Efeknya diperparah ketika kontraktor umum logis memerlukan ganti rugi
yang sama dari subkontraktor. Beberapa pengadilan mengerut atas penggunaan luas bentuk ganti rugi,
tetapi klausa seperti biasanya berdiri secara legal. Sebagian besar negara telah memberlakukan undang-
undang yang membuat tidak mungkin bagi kontraktor untuk mengganti kerugian arsitek - insinyur dari
kewajiban yang timbul dari cacat dalam rencana dan spesifikasi dan banyak negara telah mengeluarkan
undang-undang yang membuat bentuk-bentuk tertentu batal dan tidak dapat diberlakukan klausa indemnifi
- kation dalam kontrak konstruksi.

Klausa Ganti Rugi juga secara rutin dimasukkan dalam sub-kontrak, di mana subkontraktor setuju untuk
membebaskan kontraktor umum, pemilikdan mungkin arsitek - insinyur. Dengan adanya klausa ganti rugi,
dilindungi terhadap kewajiban yang dapat menyerahkan kepada mereka dari atau konsekuensi dari kinerja
subkontrak. Sama seperti kontrak umum dapat meringankan pemilik dan / atau arsitek - insinyur dari
kewajiban bahkan ketika mereka bersalah, klausul subkontrak ganti rugi dapat meringankan kontraktor
umum, pemilik dan arsitek - insinyur dari kewajiban bahkan ketika mereka mungkin salah.Ini adalah
prinsip bahwa suatu pihak dapat melindungi diri dari kerugian akibat tanggung jawab atas kelalaian melalui
perjanjian untuk mengganti kerugian. Namun, aturan tersebut dibatasi sejauh ketentuan ganti rugi kontrak
tidak akan ditafsirkan untuk mengganti kerugian pihak terhadap kelalaian sendiri kecuali niat seperti
dinyatakan dengan tegas. Ketika klausul tersebut harus dimasukkan dalam sub-kontrak, secara eksplisit
harus menyatakan bahwa subkontraktor mengganti kerugian pihak yang ditunjuk atau tidaknya kewajiban
mungkin disebabkan semata-mata oleh mereka.

Arbitrase

Biasanya, ketika perselisihan kontrak timbul antara kontraktor dan pemilik, hal ini disebut pertama pemilik
atau yang mewakili. Namun, seperti telah ditunjukkan sebelumnya, hampir semua kontrak menyediakan
untuk banding tertentu dari keputusan tingkat pertama tersebut. Dalam industri konstruksi, arbitrase sering
langkah berikutnya dan terakhir, dalam penyelesaian kontroversi tersebut antara pemilik dan kontraktor
utama. Arbitrase adalah referensi dari sengketa ke satu atau lebih memihak orang untuk penentuan final
dan mengikat.

Tindakan Pengadilan bisa memaksakan delay, biaya dan ketidaknyamanan pada kedua kontraktor dan
pemilik. Untuk alasan ini menyediakan sebagian besar kontrak konstruksi untuk arbitrase sengketa.
Sebenarnya, tidak ada klausul kontrak diperlukan untuk arbitrase, karena perselisihan dapat penengah

Page 19
Referensi : R. H Clough

setiap saat dengan persetujuan bersama para pihak. Arbitrase menyiratkan persetujuan umum oleh pihak
yang berselisih untuk memiliki perbedaan mereka menetap. Hal ini menawarkan keuntungan dari
penyelesaian yang cepat, informal, swasta, nyaman, ekonomis dan yang telah diputuskan oleh para ahli di
lapangan. Arbitrase bukanlah pengganti hukum melainkan tambahan untuk itu.

Arbitrase memungkinkan sengketa konstruksi untuk dihakimi oleh para profesional yang berpengalaman
dalam industri konstruksi. Meskipun arbitrase adalah melanjutkan tertib diatur oleh aturan prosedur dan
standar perilaku, itu bersifat informal dan tidak perlu sesuai dengan aturan musuh perilaku bahwa
pengadilan membutuhkan. Finalitas adalah alasan penting untuk menggunakan arbitrase. Keputusan
pengadilan terbuka untuk banding panjang, mengakibatkan ¬ ing dalam penundaan yang lama dan mahal
dalam menyelesaikan banyak kasus. Penghargaan dalam sidang arbitrase tidak dapat diubah tanpa kedua
belah pihak setuju untuk membuka kembali kasus itu.

Klausul kontrak yang menyediakan untuk arbitrase pada dasarnya diutarakan sehingga pihak dalam kontrak
setuju untuk tunduk kepada arbitrase sengketa masa depan yang mungkin timbul selama pelaksanaan
konstruksi.. Namun, sementara semua undang-undang arbitrase membuat perjanjian untuk menengahi
perselisihan yang ada tidak dapat dibatalkan dan diberlakukan, perjanjian untuk menengahi perselisihan di
masa depan yang tidak diketahui tidak berlaku di semua negara. Dimana undang-undang arbitrase negara
tertentu berlaku, salah satu pihak dapat menolak untuk tunduk kepada arbitrase meskipun partai mungkin
telah berjanji untuk melakukannya oleh syarat-syarat kontrak. Namun, sebagian besar konstruksi
melibatkan unsur interstate dan dengan demikian ditutupi oleh Federal Arbitration Act yang berlaku untuk
perdagangan antarnegara.Undang-undang federal yang membuat perjanjian untuk menengahi perselisihan
masa depan mengikat.

Arbitrase biasanya tidak diatur dalam kontrak publik. Responsihle untuk hal ini adalah masalah hukum
tentang siapa yang memiliki kewenangan untuk melakukan suatu badan publik untuk arbitrase yang
mengikat. Perusahaan publik tidak memiliki kewenangan tersebut kecuali secara khusus diizinkan oleh
undang-undang. Dengan tidak adanya resolusi definitif pertanyaan ini, penghargaan arbitrase terhadap
badan publik dapat diadakan batal dan tidak memiliki kekuatan hukum. Sebagai pengganti arbitrase,
kontrak menarik bagi berbagai papan dan pengadilan biasanya mungkin dengan lembaga-lembaga publik.

Sebagian besar kontrak konstruksi yang menyediakan untuk arbitrase menetapkan bahwa hal itu akan
dilakukan di bawah Industri Konstruksi Arbitration Rules sebagaimana diberikan oleh American
Arbitration Association (AAA). AAA tidak memberikan nasihat hukum atau mengadili perselisihan, tetapi
tidak memberikan bantuan dalam memperoleh arbiter, furnishing aturan prosedurdanmemberikan bantuan
lainnya. Dalam pertukaran untuk bantuan nya, AAA mengenakan biaya nominal. Dimana obligasi kontrak
atau asuransi mungkin terlibat dalam arbitrase, kontraktor harus memberikan jaminan atau pemberitahuan
terlebih dahulu perusahaan asuransi. Untuk menggambarkan hal ini, penghargaan arbitrase tidak mengikat
pihak yang tidak setuju untuk menyerahkan hak untuk arbitrase. Sebuah perusahaan asuransi, misalnya,
yang belum menyetujui secara khusus untuk terikat dengan suatu putusan arbitrase atau untuk mengganti
kerugian kontraktor untuk setiap kewajiban yang dikenakan oleh arbitrase, mungkin mengklaim sebagai
pihak ketiga nonconsenting dan dengan demikian tidak akan terikat oleh putusan arbitrase. Beberapa
kebijakan asuransi khusus mengatur bahwa perusahaan asuransi akan membela proses arbitrase sebagai wel
! sebagai tuntutan hukum dan akan membayar penghargaan arbitrase serta putusan pengadilan. Kontraktor
harus memeriksa hal ini sebelum menandatangani perjanjian yang mengandung klausul arbitrase.

Kontraktor umumnya memasukkan klausul arbitrase dalam subkontrak mereka. Klausul seperti itu
mengatur bahwa perselisihan antara subkontraktor dan kontraktor umum yang tidak dapat diselesaikan oleh
kesepakatan bersama harus dirujuk ke arbitrase. Ketika kontrak dengan pemilik menyediakan untuk

Page 20
Referensi : R. H Clough

arbitrase, kontraktor utama mungkin menganggap persyaratan arbitrase meluas ke subkontraktor.


Pengalaman menunjukkan, bagaimanapun, bahwa ketika kontraktor umum ingin arbitrase yang akan
digunakan, dimasukkannya ketentuan arbitrase spesifik dalam sub-kontrak yang akan membantu
memastikan keunggulan arbitrase sehubungan dengan perselisihan antara kontraktor umum dan
subkontraktor.

Prosedur arbitrase

Pihak yang ingin memulai arbitrase membuat permintaan tertulis di sisi lain, menyatakan sifat sengketa,
jumlah yang terlibatdan obat dicari dan meminta agar masalah tersebut bisa diajukan ke arbitrase.

Sebuah dewan arbitrase, yang terdiri dari satu atau tiga orang, kemudian dipilih. Arbiter dipetik tidak hanya
untuk ketidakberpihakan dan ketidaktertarikan mereka dalam subjek di arbitrase tetapi juga untuk
pengalaman mereka dan pengetahuan tentang bidang konstruksi. Tidak ada arbiter harus punya keluarga,
bisnis, atau hubungan keuangan dengan salah satu pihak untuk kontroversi. Sebuah titik ditekankan adalah
bahwa arbiter berwenang untuk mengadili dan memutuskan hanya ada berdasarkan kesepakatan para pihak.
Mereka diberkahi dengan hanya otoritas seperti partai-partai ini dapat menganugerahkan kepada mereka.

Setelah dewan telah dipilih, sidang dilakukan di mana masing-masing pihak bebas untuk memanggil saksi
dan menghadirkan bukti-bukti seperti itu keinginan dan arbiter mempertimbangkan diterima. Masing-
masing pihak dapat diwakili oleh pengacara dan berhak untuk mempertanyakan pihak lain dan saksi-
saksinya. Arbitrase adalah proses formal kurang dari litigasi di pengadilan hukum. Para pihak, setelah
terpilih untuk menyelesaikan kontroversi mereka dengan arbitrase dan bukan dalam gugatan, memiliki
sendiri setuju untuk tidak terikat oleh aturan ketat bukti dence. Persyaratan hukum utama adalah bahwa
pemeriksaan yang adil dan penuh untuk kedua belah pihak akan diadakan.

Dimana materi pada arbitrase sangat kompleks dan melibatkan sejumlah besar uang, konferensi prehearing
dapat diadakan. Dalam kasus seperti itu, pertemuan informal dari para pihak atau kuasa hukumnya disebut
sebelum sidang formal untuk bertukar informasi, fakta-fakta yang tidak terbantahkan menetapkan dan
untuk menyelesaikan masalah jaminan tertentu. Sebuah konferensi prehearing melayani beberapa tujuan
yang sama seperti halnya penemuan untuk kasus-kasus yang masuk ke pengadilan.

Setelah sidang telah selesai, sebuah penghargaan dilakukan dalam jangka waktu yang wajar. Salinan
tertulis dari temuan dan penghargaan yang ditandatangani oleh arbiter dikirim ke masing-masing pihak.
Para arbiter tidak diharuskan untuk menjelaskan alasan dari temuan mereka, hanya untuk memutuskan
semua pertanyaan yang diajukan oleh pihak yang berselisih. Ini adalah praktek yang biasa bahwa arbiter
menetapkan bagaimana biaya dan biaya harus dipisahkan antara para pihak. Setelah berselisih telah
diajukan ke arbitrase dan penghargaan yang diturunkan, pihak terikat untuk itu. Keputusan dapat diajukan
ke pengadilan sesuai untuk perintah konfirmasi penghargaan. Setelah penghargaan telah dikonfirmasi, ia
memiliki kekuatan hukum sama dengan putusan pengadilan lain dan dapat ditegakkan, jika perlu, dengan
cara biasa. Tidak ada banding dapat diambil terhadap temuan arbiter ', meskipun penghargaan bisa
ditantang jika pihak berpikir penghargaan itu tidak dalam pengajuan, bahwa ada bias, kolusi, atau
prasangka pada bagian dari papan, atau penuh dan adil mendengar tidak diadakan. Pembalikan
penghargaan atas dasar seperti jarang diminta dan hampir tidak pernah ditemukan dibenarkan. Pengadilan
memberikan setiap anggapan yang wajar dalam mendukung penghargaan dan persidangan para arbiter.
Menjadi kewajiban pihak menyerang penghargaan untuk menghasilkan bukti yang cukup untuk
membatalkan itu.

Page 21
Referensi : R. H Clough

Mediasi

Dalam beberapa tahun terakhir, Asosiasi Arbitrase Amerika telah memperkenalkan metode lain untuk
menangani perselisihan dalam industri konstruksi, yaitu mediasi. Mediasi merupakan prosedur formal
kurang dari arbitrase dan merupakan program alternatif tindakan pada tahap awal sengketa. Mediasi
melibatkan pihak ketiga yang disetujui bersama dan tidak memihak yang mencoba membantu para pihak
yang bersengketa dalam mencapai penyelesaian yang menyenangkan, sedangkan yang tidak memiliki
kekuatan untuk memaksakan keputusan. Mediasi telah lama dikaitkan dengan perselisihan kontrak kerja.
Hal ini sekarang sedang diterapkan pada situasi kontrak konstruksi di mana bersengketa mencari bantuan
dari luar dalam menyelesaikan perbedaan mereka. Mediasi adalah proses yang sepenuhnya sukarela.
Mediator tidak bisa memaksakan penyelesaian tapi hanya bisa berusaha untuk membantu para pihak untuk
membuat penyelesaian langsung di antara mereka. Mediasi dapat disediakan oleh perjanjian kontrak atau
terpaksa dengan kesepakatan bersama.Sesuai dengan peraturan AAA, para pihak yang bersengketa
menyerahkan kepada mediator, seorang ahli industri, ringkasan posisi mereka ditambah dokumentasi yang
bersangkutan. Mediator bertemu dengan dua sisi, bersama-sama dan secara terpisah. Mediator
menceritakan masing-masing pihak tentang kekurangan kasus dan kekuatan, tanpa mengungkapkan apa-
apa tentang posisi lain. Selanjutnya, mediator menyarankan penyelesaian untuk kedua belah pihak bahwa
mereka bisa menerima, menolak, atau bernegosiasi. Jika tidak tercapai kesepakatan, para pihak dapat
kemudian resor untuk arbitrase atau litigasi untuk menyelesaikan sengketa mereka.

Penghentian Kontrak

Kontrak konstruksi dapat berakhir dengan berbagai cara, kinerja penuh dan memuaskan oleh kedua belah
pihak menjadi cara biasa pemutusan kontrak.

Pelanggaran kontrak oleh salah satu pihak kadang-kadang penyebab pemutusan kontrak. Gagal untuk
melakukan pembayaran yang ditentukan kepada kontraktor atau menyebabkan keterlambatan yang tidak
masuk akal dari proyek ini adalah mungkin yang paling umum pelanggaran oleh pemilik. Dalam keadaan
seperti kontraktor berhak untuk kerusakan yang disebabkan oleh kegagalan pemilik untuk melaksanakan
tanggung jawabnya berdasarkan kontrak.

Default atau kegagalan untuk melakukan di bawah kontrak adalah pelanggaran yang biasa dilakukan oleh
kontraktor. Nonperformance, kinerja rusak, kegagalan untuk menunjukkan kemajuan yang wajar,
kegagalan untuk memenuhi kewajiban keuangan, mengabaikan terus-menerus dari hukum yang berlaku
atau instruksi dari pemilik atau arsitek - insinyur ini adalah contoh dari bahan standar oleh kontraktor yang
menyampaikan kepada pemilik hak untuk mengakhiri kontrak.

Ketika pemilik mengakhiri kontrak karena pelanggaran bythe kontraktor, pemilik berhak untuk menguasai
semua materi pekerjaan dan untuk membuat pengaturan yang wajar untuk penyelesaian pekerjaan. Hal ini
patut dicatat bahwa ketika kegagalan untuk menyelesaikan sebuah proyek dalam waktu kontrak adalah
pelanggaran yang terlibat, pemilik mungkin tidak akan diberikan ganti rugi jika kontrak berakhir dan tidak
memungkinkan kontraktor untuk menyelesaikan pekerjaan akhir ketika yang terakhir ini membuat upaya
tulus untuk menyelesaikan pekerjaan. Rekor ini tidak sepenuhnya jelas tentang hal ini, namun.

Cara ketiga di mana kontrak dapat dihentikan adalah dengan kesepakatan bersama dari kedua belah pihak.
Ini adalah bersih umum dalam industri konstruksi, meskipun ada kasus. Misalnya, kadang-kadang terjadi
bahwa kontraktor menghadapi kontinjensi yang tak terduga seperti membalikkan keuangan, masalah tenaga
kerja, atau kehilangan personil kunci yang tepat yang membuat kinerja di bawah kontrak soal keraguan

Page 22
Referensi : R. H Clough

besar. Dalam keadaan seperti pemilik dan kontraktor mungkin setuju untuk mengakhiri kontrak dan untuk
terlibat kontraktor lain. Ketika sedikit atau tidak ada pekerjaan telah dilakukan, pemutusan kontrak dengan
kesepakatan bersama kadang-kadang bisa menarik bagi kedua belah pihak.

kontrak konstruksi, khususnya yang dibiayai publik, biasanya menyediakan bahwa pemilik dapat
mengakhiri kontrak kapan saja mungkin dalam kepentingan terbaik untuk melakukannya dengan
memberikan pemberitahuan tertulis kepada kontraktor efek ini. Ketika ketentuan tersebut hadir, kontraktor
telah setuju untuk terminasi pada hak prerogatif pemilik. Namun, dalam peristiwa seperti itu, kontraktor
berhak atas pembayaran untuk semua pekerjaan yang dilakukan sampai saat itu, termasuk keuntungan yang
wajar, ditambah biaya-biaya yang mungkin timbul dalam membatalkan subkontrak dan pesanan bahan dan
demobilisasi pekerjaan. Jika pemilik mengakhiri kontrak semena-mena, mungkin menjadi bertanggung
jawab untuk jumlah penuh dari keuntungan ditambah biaya diantisipasi kontraktor.

Suatu kontrak dapat dibatalkan karena ketidakmungkinan kinerja di bawah keadaan di luar kendali salah
satu pihak. Ketidakmungkinan kinerja ini tidak terjadi ketika salah satu pihak menemukan itu beban
ekonomi untuk melanjutkan. Untuk menjadi alasan penghentian kontrak, memang harus tidak mungkin
atau tidak praktis untuk melanjutkan. Misalnya, kondisi lokasi yang tak terduga dapat ditemukan yang
membuat tidak mungkin untuk melaksanakan pembangunan yang dijelaskan oleh kontrak. Operasi hukum
dapat membuat kontrak tidak mungkin untuk memenuhi. Namun, doktrin ketidakmungkinan tidak
menuntut yang menunjukkan kemustahilan aktual atau literal. Ketidakmungkinan kinerja telah diterapkan
untuk kasus-kasus di mana, bahkan jika kinerja secara teknis mungkin, biaya kinerja akan sangat tidak
proporsional dengan biaya cukup direnungkan oleh pihak kontraktor untuk membuat kontrak benar-benar
tidak praktis dalam arti komersial. Faktor penentu adalah bahwa suatu keadaan yang tak terduga membuat
kinerja kontrak sangatlah berbeda dari apa yang cukup diharapkan.

Notice to Proceed

Permulaan kontrak sering ditandai dengan pemberitahuan tertulis untuk melanjutkan yang dikirimkan
pemilik kepada kontraktor. Tanggal penerimaan biasanya dianggap tanda resmi mulainya operasi.
Pemberitahuan ini, dalam bentuk surat menasihati kontraktor yang mungkin masuk ke situs segera,
mengarahkan kontraktor untuk mulai bekerja. Jika oleh beberapa kesempatan pemilik belum memiliki
judul yang jelas ke properti, pemberitahuan akan meringankan kontraktor dari kewajiban yang disebabkan
oleh kegiatan konstruksi. Kontrak biasanya mengharuskan kontraktor harus memulai operasi dalam
beberapa jangka waktu tertentu, seperti 10 hari, setelah diterimanya pemberitahuan untuk melanjutkan.

Subkontrak

Subkontrak adalah perjanjian antara kontraktor utama dan subkontraktor di mana subtractor setuju untuk
melakukan bagian khusus tertentu dari pekerjaan. Sebuah subkontrak tidak membangun hubungan
kontraktual antara subkontraktor dan pemilik dan tidak bertanggung jawab yang lain dalam kontrak.

Subkontrak hanya mengikat para pihak yang membuat perkanjianperjanjian : kontraktor utama dan
subkontraktor, Namun demikian, kontrak konstruksi sering menetapkan bahwa semua subkontraktor harus
disetujui oleh pemilik atau arsitek - insinyur. Dokumen penawaran mungkin meminta daftar subkontraktor
diserahkan dengan proposal atau daftar serupa disampaikan oleh low - penawaran perdana kontraktor untuk

Page 23
Referensi : R. H Clough

disetujui oleh pemilik setelah proposal telah diterima. Ketika pemilik diberi hak persetujuan, kontraktor
umum tidak dibebaskan dari tanggung jawabnya oleh latihan pemilik dari hak prerogatifnya.

Jika persetujuan subkontraktor diperlukan, persetujuan tersebut harus diperoleh sebelum kontraktor umum
memasuki perjanjian dengan sub - kontraktornya. Ada kasus di mana pemilik menolak untuk menerima
subkontraktor dengan kontraktor utama yang sudah menandatangani kesepakatan.

Hal ini dimungkinkan dalam keadaan sedemikian rupa sehingga kontraktor umum harus membatalkan
subkontrak yang ada dan dengan demikian membuat sendiri bertanggung jawab atas kerusakan kepada
subkontraktor. Sebenarnya, penolakan dari kontraktor yang tidak umum terjadi. Hal ini terutama berlaku
pada proyek-proyek publik, di mana ketidaksetujuan dari kontraktor dapat mengakibatkan litigasi dan bisa
sulit untuk mempertahankan oleh pemilik publik.

Meskipun surat informal usulan dan penerimaan mungkin cukup untuk pekerjaan subkontrak dari
konsekuensi kecil, lebih disukai bahwa kontraktor utama meresmikan semua subkontrak dengan dokumen
tertulis yang menetapkan secara rinci hak-hak dan tanggung jawab masing-masing pihak, untuk kontrak.
Sebuah dokumen subkontrak disiapkan dapat menghilangkan banyak perselisihan po - bangkan mengenai
pelaksanaan pekerjaan yang disubkontrakkan. Kontraktor utama dapat menggunakan bentuk subkontrak
standar, atau mungkin berkembang bentuk khusus sendiri untuk memenuhi kebutuhan khususnya. The
Associated Kontraktor Umum Amerika telah menyiapkan bentuk subkontrak untuk membangun con -
struksi yang disajikan dalam bentuk Lampiran L. Subkontrak harus disiapkan dengan sangat hati-hati dan
dengan saran dari pengacara yang berpengalaman.

Sebuah wilayah sering ketidaksepakatan antara kontraktor umum dan subkontraktor adalah bentuk
subkontrak yang digunakan dan syarat dan kondisi yang meliputi bentuk. Ini adalah praktek standar bahwa
kontrak tertulis resmi digunakan antara kontraktor umum dan subkontraktor. Subkontraktor tahu ini ketika
tender tawaran kepada kontraktor umum. Ketika subkontraktor telah melakukan pekerjaan sebelumnya
untuk kontraktor umum, subkontraktor diam-diam mengasumsikan bahwa bentuk subkontrak standar
kontraktor umum akan kembali digunakan. Akibatnya, tawaran subkontraktor biasanya akan mencakup,
tanpa referensi khusus, ketentuan kontrak standar dan kondisi yang digunakan oleh kontraktor umum.
Masalah timbul ketika subkontraktor mengajukan tawaran untuk kontraktor umum untuk pertama kalinya
atau di mana kontraktor umum membuat beberapa revisi utama untuk membentuk perusahaan subkontrak
nya. Di sini, syarat kontrak yang diatur oleh kedua pihak bisa sangat berbeda. Untuk menghindari kesulitan
tersebut, banyak kontraktor umum mengharuskan tawaran subkontrak dilakukan pada formulir tawaran
kutipan standar yang mengikat para pihak untuk penggunaan subkontrak tertentu.

Perubahan perintah untuk kontrak konstruksi sering melibatkan modifikasi pekerjaan yang
disubkontrakkan. Ketika hal ini terjadi, kontraktor umum dan subkontraktor harus mengeksekusi perintah
perubahan sesuai dengan subkontrak terpengaruh. Kontraktor utama biasanya menggunakan bentuk standar
untuk tujuan ini serupa..

Page 24
Referensi : R. H Clough

Ketentuan Subkontrak

Subkontrak, dalam banyak hal, mirip baik dalam bentuk dan isi untuk kontrak pembangunan. Dua partai
kontrak untuk pekerjaan tertentu dari pekerjaan yang akan dilakukan sesuai dengan set yang ditentukan
dokumen kontrak. Pada beberapa proyek, pemilik berhak untuk menyetujui bentuk subkontrak yang akan
digunakan oleh kontraktor umum. Sering, kontraktor umum diperlukan untuk dimasukkan dalam sub-
kontrak yang menyatakan bahwa ketentuan subkontraktor terikat untuk kontraktor utama dengan cara yang
sama sebagai kontraktor utama terikat kepada pemilik. Selain itu, subkontrak harus menyediakan bahwa
subkontraktor menganggap semua kewajiban kepada kontraktor utama bahwa kontraktor utama
mengasumsikan kepada pemilik.

Selain ketentuan kontrak konstruksi umum, ada banyak hubungan yang berlaku untuk pelaksanaan yang
menyerahkan pekerjaan itu sendiri yang ketentuan harus dibuat. Klausul yang berkaitan dengan fasilitas
situs sementara yang akan dilengkapi, obligasi asuransi dan jaminan yang akan diberikan oleh
subkontraktor, arbitrase sengketa dan ganti rugi dari kontraktor umum oleh subkontraktor adalah contoh
yang khas. Penjelasan rinci tentang pekerjaan yang harus diselesaikan oleh subkontraktor harus disertakan,
ini biasanya termasuk referensi nomor halaman gambar dan bagian dari spesifikasi.Sebuah pernyataan
mengenai waktu awal dan jadwal pekerjaan yang disubkontrakkan, termasuk kerugian dilikuidasi, adalah
penting. Kondisi khusus harus sering dimasukkan seperti izin keamanan bagi pekerja, penyimpanan jobsite,
pekerjaan yang harus dilakukan setelah jam dan persyaratan lainnya yang muncul dari kekhasan suatu
proyek tertentu.

Ketentuan pembayaran ke subkontraktor dan retensi oleh kontraktor umum, tentu saja, sangat signifikan.
Pembayaran kepada subkontraktor dapat ditetapkan sebagai lump- sum, unit harga, atau atas dasar cost-
plus. Sebuah masalah terus menjadi perhatian semua pihak adalah pembayaran kepada subkontraktor oleh
kontraktor umum, untuk beberapa alasan, kontraktor umum belum dibayar oleh pemilik. Subkontrak yang
berbeda membuat ketentuan-ketentuan yang sangat berbeda dalam hal ini. Semua subkontrak menetapkan
bahwa kontraktor umum harus membayar subkontraktor segera setelah pembayaran sebenarnya dibuat oleh
pemilik, meskipun beberapa mewajibkan kontraktor untuk membayar subkontraktor hanya setelah
pembayaran pemilik.

Perlu dicatat bahwa pengadilan tidak selalu menegakkan ketentuan pembayaran kontingen tersebut,
terutama ketika kegagalan pemilik untuk membayar adalah kesalahan kontraktor umum sendiri. Baru-baru
ini, pengadilan telah mulai memerintah bahwa subkontraktor harus menerima pembayaran kemajuan dan
pembayaran akhir dalam waktu yang wajar dari kontraktor utama, apakah kontraktor utama telah dibayar
oleh pemilik dan bahkan ketika kurangnya pembayaran bukan kesalahan dari kontraktor utama. Beberapa
bentuk subkontrak memerlukan kontraktor umum yang belum dibayar untuk membayar subkontraktor,
kecuali pembayaran telah dipotong oleh pemiliknya karena kesalahan dari subkontraktor.Pembayaran
Kemajuan subkontraktor oleh kontraktor utama biasanya tunduk pada ketentuan retensiyang sama dengan
pembayaran yang dilakukan oleh pemilik kepada kontraktor utama.

Page 25
Referensi : R. H Clough

Purchase Order (PO)

PO adalah dokumen tertulis yang mendefinisikan dan mengatur kondisi yang berkaitan dengan pengadaan
material. Ketika pesanan pembelian ditandatangani oleh kedua pihak, pembeli (kontraktor) dan penjual
(bahan dealer), menjadi PO antara kedua belah pihak. Formulir PO yang digunakan dalam industri
konstruksi biasanya mencakup klausul karakteristik atau istilah yang berkaitan dengan bahan yang
memerintahkan dan pengiriman mereka.Biasanya,PO disiapkan oleh kontraktor menggunakan formulir
standar. Syarat dan kondisi termasuk, oleh karena itu, diarahkan terutama bertujuan untuk melindungi
kepentingan kontraktor dan memastikan bahwa material dan pengiriman mereka sesuai dengan persyaratan
kontrak konstruksi dan kontraktor.

PO harus dipersiapkan dengan hati-hati dan detail, perlu mengandung semua perjanjiandan ketentuan-
ketentuan yang berkaitan dengan pengadaan. Misalnya, PO tidak hanya menggambarkan dan menentukan
material dan jumlah yang akan dibeli, tetapi juga menentukan kondisi yang berkaitan dengan pajak,
pengiriman,pengepakan, asuransi, waktu pengiriman, diskon, persyaratan kredit, jaminan, syarat
pembayaran dan lainnya. Sebuah PO yang disiapkan dengan benar dapat menjadi sangat penting bagi
kontraktor dalam hal pengiriman yang tidak tepat, kerugian, kerusakan, keterlambatan pengiriman,
kekurangan, atau masalah pengadaan lainnya.

Page 26
Referensi : R. H Clough

Page 27
Referensi : R. H Clough

Page 28
Referensi : R. H Clough

Page 29
Referensi : R. H Clough

Page 30
Referensi : R. H Clough

Page 31
Referensi : R. H Clough

Page 32
Referensi : R. H Clough

Page 33
Referensi : R. H Clough

Page 34
Referensi : R. H Clough

Page 35
Referensi : R. H Clough

Page 36
Referensi : R. H Clough

Page 37
Referensi : R. H Clough

Page 38
Referensi : R. H Clough

Page 39
Referensi : R. H Clough

Page 40
Referensi : R. H Clough

Page 41
Referensi : R. H Clough

Page 42

Anda mungkin juga menyukai