Manajemen
Konstruksi
Organizing for Project
Management
03
Teknik Teknik Sipil 81004 Ir. Agus Suroso, MT
Retna Kristiana, ST, MM, MT
Abstract Kompetensi
Sebuah organisasi proyek sangat Mahasiswa mampu menjelaskan bentuk
bentuk organisasi, kelebihan dan
dibutuhkan untuk mengatur sumber kekurangan setiap organisasi di dalam
daya yang dimiliki agar dapat proyek.
melakukan aktivitas-aktivitas yang
sinkron sehingga tujuan proyek bisa
tercapai.
Pendahuluan
Organisasi
1. Organisasi Fungsional
merupakan struktur organisasi yang dipecah atau dikelompokkan menjadi unit-unit
unit
berdasarkan fungsinya. Mereka mengerjakan pekerjaaan sejenis dikelompokkan ke
dalam satu unit bidang atau departemen.
Ciri Utamanya:
Sistem komando tunggal, memiliki satu atasan
atas
Personil memiliki tugas dan tanggung jawab yang jelas (professional)
(professional) dan ada
spesialisasi / keahlian dalam bidang tertentu
Arus Informasi dan pelaporan bersifat Vertikal.
Hubungan horisontal diatur dengan prosedur kerja & kebijakan
Pekerjaan dilaksanakan dalam departemen yang telah ditetapkan (tidak terjadi
terjad
overlapping)
Pengambilan keputusan birokratis (bottom up)
3. Organisasi matriks
Bila mempunyai jalur pelaporan dan arus kegiatan vertikal dan juga horizontal.
Organisasi Matriks
Ciri dari organisasi matriks :
• Tanggung jawab ke dua arah sama besar
• Rentan terjadi konflik
• Efisien dalam penggunaan sumber daya (dipakai bersam-sama
bersam sama dalam divisi
fungsional)
• Fokus proyek kuat (manajer proyek bertanggung jawab untuk mengkoordinasi dan
mengintegrasikan unit-unit
unit yang berbeda)
• Transisi pasca proyek
royek lebih mudah
Weak Matrix
Balance Matrix
Strong Matrix
Organisasi Proyek
Organisasi proyek merupakan bentuk modifikasi dari ketiga organisasi diatas antara lain:
o Organisasi Proyek Fungsional
o Organisasi Proyek Murni
o Organisasi Proyek Matriks
Barrie dan Paulson (1995) mengelompokkan organisasi proyek konstruksi menjadi 4 jenis
berdasarkan kontrak atau perjanjian kerjasamanya,
kerjasamanya yaitu :
1. Organisasi
rganisasi tradisional,
2. Organisasi pemilik-pembangun,
pembangun,
3. Organisasi
rganisasi putar kunci, dan
4. Organisasi
rganisasi manajemen konstruksi profesional.
1. Organisasi
rganisasi tradisional Dalam struktur organisasi ini pihak pemilik (owner)
tradisional.
mempekerjakan seorang pendesain (arsitektur designer) yang bertugas dalam
mempersiapkan rencana dan spesifikasi proyek. Pembangunan konstruksi merupakan
tanggung jawab kontraktor utama tunggal kepada pemilik melalui suatu perjanjian
organisasi tradisional
2. Organisasi pembangun-pemilik.
pembangun (Owner-Builder).
). Dalam organisasi ini, pemilik
bekerja dengan kemampuan sendiri, baik di bidang perencanaan atau desain
maupun pelaksanaan, sehingga pemilik dapat bertugas sebagai desainer dan
kontraktor. Meskipun pemilik bertindak sebagai kontraktor, beberapa pekerjaan
konstruksi dapat diberikan kepada kontraktor lain/subkontraktor.
3. Organisasi
rganisasi putar kunci (turnkey project), Dalam metode ini keseluruhan
manajemen proyek yang meliputi konsep perencanaan, perancangan, pelaksanaan
konstruksi serta penyelesaian proyek biasanya ditangani oleh satu perusahaan
4. Organisasi
rganisasi Manajemen Konstruksi Profesional.
Profesional Manajemen konstruksi profesional
membentuk satu tim atas tiga kelompok utama yaitu pemilik, perancang, dan manajer
konstruksi dalam suatu hubungan yang tidak saling bertentangan dan hal ini membuka
kesempatan bagi pemilik untuk berperan secara penuh dalam proses pelaksanaan
konstruksi
Aswin, 2002, Penerapan Sistem Struktur Organisasi Pada Perusahaan Developer (PT
Graha Buana Cikarang, Jakarta), Universitas Sumatera Utara,, Sumatera Utara.
Chris Hendrickson and Tung Au , 2000 Project Manajemen for Construction, Second Edition
prepared for world wide web publication.
publication
Iman Soeharto, 1999, Manajemen Proyek (Dari Konseptual sampai Operasional), Erlangga,
Jakarta.