Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

DESAIN DAN STRUKTUR ORGANISASI


Dosen Pengampu : Dini Zulfiani, S.Sos., M.Si.

Disusun Oleh : Kelompok 2


1. ALFIATIN REGINA (2002016062) 7. ZAKIRA AZ-ZAHRA (2002016069)
2. FIRDA FARADINA (2002016063) 8. ERZHA GITA LESTARY
(2002016070)
3. TESSA (2002016064) 9. DISKA DEWANTI T. (2002016071)
4. YULIANI (2002016065) 10. MIFTAKHUL IZAR (2002016072)
5. ERNA YULIA NINGRUM 11. AJENG TAUHIRINA
(2002016066) (2002016108)
6. CINDY NABILA YUNITA
(2002016067)

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PUBLIK


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA
2021
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.


Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan dalam
menyelesaikan makalah tepat waktu. Tanpa rahmat dan pertolongan-Nya, kami
tidak akan mampu menyelesaikan makalah ini dengan baik. Tidak lupa shalawat
serta salam tercurahkan kepada Nabi agung Muhammad SAW yang syafa’atnya
kita nantikan kelak. Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas
limpahan nikmat sehat-Nya, sehingga makalah Desain dan Struktur Organisasi ini
dapat diselesaikan. Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah
Perilaku Organisasi.
Kami berharap makalah ini dapat menjadi referensi bagi masyarakat agar dapat
mengetahui segala hal tentang Desain dan Struktur Organisasi. Kami menyadari
makalah ini masih perlu banyak penyempurnaan karena kesalahan dan
kekurangan. Kami terbuka terhadap kritik dan saran pembaca agar makalah ini
dapat lebih baik. Apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini, baik terkait
penulisan maupun konten, kami memohon maaf.
Demikian yang dapat penulis sampaikan. Akhir kata, semoga makalah ini dapat
bermanfaat.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Samarinda, 1 November 2021

Kelompok 2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Pengorganisasian merupakan proses penyusunan struktur organisasi yang
sesuai dengan tujuan organisasi, sumber daya-sumber daya yang dimilikinya dan
lingkungan yang meliputinya. Pengorganisasian merupakan suatu proses untuk
merancang struktur formal mengelompokkan dan mengatur serta membagi tugas-
tugas atau pekerjaan di antara para anggota organisasi agar tujuann organisasi
dapat dicapai dengan efisien. Dalam fungsi pengorganisasian, manajer
mengalokasikan keseluruhan sumber daya organisasi sesuai dengan rencana yang
telah dibuat berdasarkan suatu kerangka kerja organisasi tertentu.
Struktur organisasi dapat didefinisikan sebagai mekanisme-mekansime
formal dengan mana organisasi dikelola. Struktur organisasi menunjukkan
kerangka dan susunan perwujudan pola tetap hubungan antara fungsi-fungsi,
bagian-bagian atau posisi-posisi, maupun orang-orang yang menunjukkan
kedudukan, tugas, weweanang dan tanggung jawab yang berbeda dalalm suatu
organisasi. Adapun
faktor-fakor utama yang menentukan perancangan struktur organisasi adalah :
1) Strategi organisasi untuk mencapai tujuannya
2) Teknologi yang di gunakan
3) Anggota atau orang-orang yan terlibat dalam organisasi
4) Ukuran organisasi
Struktur organisasi pada dasarnya merupakan desain organisasi dimana
manajer melakukan alokasi sumber daya organisasi, terutama yang terkait dengan
pembagian kerja dan sumber daya yang dimiliki organisasi, serta bagaimana
keseluruhan kerja tersebut dapat dikordinasikan dan dikomunikasikan Kerangka
kerja tersebut dinamakan sebagai desain organisasi. Bentuk Spesifik dari kerangka
kerja organisasi dinamakan dengan struktur organisasi. Desain organisasi
dinyatakan sebagai proses pembuatan keputusan yang dilakukan oleh manajer
untuk memilih struktur organisasi yang sesuai dengan strategi untuk organisasi
dann lingkungan tempat anggota organisasi melaksanakan strategi tersebut.
Desain organisasi menuntut manajer untuk melihat secara berssamaan ke dalam
organisasi dan keluar organisasi.
Dalam pengembangan desain organisasi ada dua hal yang penting, pertama adalah
perubahan strategi dan lingkungan berlangsung dengan berlalunya waktu, desain
organisasi merupakan proses yang berkelanjutan. Kedua, perubahan dalam
struktur termasuk mencoba dan kemungkinan berbuat salah dalam rangka
menyusun desainorganisasi. Manajer hendaknya memandang desain organisasi
sebagai pemecahan masalah dan mengikuti tujuan organisasi dengan gaya
situasional atau kontingensi, yaitu struktur yang ada di desain untuk
menyesuaikan keadaan organisasi atau subunitnya yang unik.

1.2. Rumusan Masalah


1. Apa itu Desain dan Struktur Organisasi?
2. Apa yang Menjadi Dasar dari Struktur Organisasi?
3. Sebutkan Prinsip-prinsip dari Organisasi?
4. Bagaimana Bentuk-Bentuk Organisasi?
5. Apa Saja Dimensi Struktur Organisasi?
6. Bagaimana Model-Model Struktur Organisasi?
7. Apa Saja Faktor Perancangan Struktur Organisasi?
8. Apa Saja Faktor Penentu Struktur Organisasi?
9. Apa Itu Desain Kerja?
10. Apa saja Desain Organisasi Modern?

1.3. Tujuan Makalah


1. Agar mengetahui tentang desain dan struktur organisasi.
2. Agar mengetahui dasar-dasar struktur organisasi.
3. Agar mengetahui Prinsip-prinsip organisasi.
4. Agar mengetahui apa saja bentuk-bentuk organisasi.
5. Agar mengetahui apa saja dimensi struktur organisasi.
6. Agar mengetahui bagaimana model struktur organisasi.
7. Agar mengetahui apa saja faktor perancangan struktur organisasi.
8. Agar mengetahui apa saja faktor penentu struktur organisasi.
9. Agar mengetahui apa itu desain kerja
10. Agar mengetahui desain organisasi modern
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Desain dan Struktur Organisasi


Pengertian Desain dalam organisasi adalah sebuah proses memilih dan
mengelola aspek- aspek struktural dan kultural yang dilakukan oleh para manajer
sehingga organisasi mampu mengendalikan kegiatan apa saja yang perlu
dilakukan untuk mencapai tujuan bersama (Wisnu dan Nurhasanah, 2005:11).
secara umum, pengertian desain adalah suatu perencanaan atau perancangan yang
dilakukan sebelum pembuatan suatu objek, sistem, komponen, atau struktur.
Desain organisasi merupakan kerangka pola, tugas, wewenang dan
tanggung jawab, hubungan tata kelola pekerjaan yang berbeda-beda dalam suatu
organisasi dalam bentuk suatu elemen struktural (Muller et al.., 2018). Desain
Organisasi harus bersifat fleksibel dan mampu beradaptasi dengan lingkungan
yang berubah sekaligus disertai dengan struktur yang baru.
Dalam desain organisasi fondasi dari sebuah perusahaan berdasarkan
pilihan pada desain organisasi mereka umumnya menggunakan Starr Model.
Struktur dan aturan yang konsisten di pegang dan dikomtrol oleh manajemen
karena dapat memengaruhi perilaku karyawan. Aturan ini merupakan sarana
dimana manajemen harus memiliki kemampuan dalam membentuk keputusan dan
perilaku organisasi yang efisien (Siswanto, 2010).
Dalam Star Model aturan dibagi menjadi lima kategori yang terdiri dari:
1. Strategi, sebagai petunjuk arah.
2. Struktur, sebagai petunjuk lokasi dari kekuatan pengambilan keputusan.
3. Proses, yang mengharuskan mengetahui arus dari informasi.
4. Reward, mengandung motivasi untuk performa seseorang dan
menunjukkan tujuan organisasi.
5. People, mengandung cara berpikir dan kemampuan karyawan.
Terdapat tiga desain organisasi yang kita kenal secara umum, yaitu: (DeCenzo
and Robbins, 2005)
1. Struktur Sederhana, merupakan organisasi berbentuk datar (flat) dan
umumnya memiliki dua atau tiga tingkat vertikal. Struktur sederhana
memiliki tingkat departementalisasi rendah, cakupan rentang kendali ya
luas, wewenang berpusat pada satu orang, dan bersifat lebih formal.
Struktur ini umumnya diadopsi oleh usaha kecil dimana manajer dan
pemiliknya merupakan orang yang sama. Kelebihan dari struktur ini
adalah bentuknya yang sederhana, fleksibel, cepat, tidak mahal untuk
dikelola, dan akuntabilitas jelas. Namun, kekurangannya adalah struktur
ini tidak memadai saat organisasi berkembang. Hal ini karena rendahnya
formalisasi dan sentralisasi yang tinggi cenderung menimbulkan kelebihan
beban Informasi di posisi puncak. Jika struktur tidak berubah seiring
dengan perkembangan organisasi, maka perusahaan dapat kehilangan
momentum dan akhirnya gagal.
2. Struktur Birokrasi, dalam struktur ini tugas dikelompokkan dalam
departemen fungsional, memiliki wewenang terpusat, rentang kendali
yang sempit, dan model pengambilan keputusan yang mengikuti rantai
komando. Kekuatan utama tipe ini adalah kemampuannya dalam
melakukan aktivitas standar dengan cara yang sangat efisien. Sedangkan,
kelemahan desain ini terletak pada kekhawatiran obsesif dengan mengikuti
peraturan. Bila kasus tidak sesuai dengan peraturan, tidak ada modifikasi.
Birokrasi bersifat efisien hanya pada saat karyawan menghadapi masalah
dengan peraturan keputusan terprogram.
3. Struktur Matriks, merupakan tipe desain yang menggabungkan dua
bentuk departementalisasi yaitu fungsional dan produk. Kekuatan struktur
ini adalah kemampuannya memfasilitasi kordinasi ketika organisasi
memiliki sejumlah aktivitas yang kompleks dan saling ketergantungan.
Namun, kelemahan nya terletak pada kebingungan yang diciptakannya,
kecenderungan untuk mendorong perebutan kekuasaan, dan tekanan yang
ditimbulkannya pada individu.
Struktur adalah pola interaksi yang ditetapkan dalam suatu organisasi dan
yang mengoordinasikan teknologi dan manusia dalam organisasi. Struktur adalah
cara sesuatu disusun atau dibangun organisasi yang merupakan suatu wadah
berkumpulnya minimal dua orang untuk mencapai sebuah tujuan. Struktur
organisasi adalah bagaimana pekerjaan dibagi, dikelompok- kan, dan
dikoordinasikan secara formal. Sedangkan struktur dalam konteks group adalah:
standar perilaku yang diterapkan oleh kelompok, sistem komunikas, dan imbalan
serta mekanisme sanksi kelompok. Sehingga dapat disimpulakan bahwa struktur
organisasi adalah pola formal untuk mengelompokkan orang-orang dan pekerjaan,
pola formal aktivitas dan hubungan antara berbagai subunit organisasi, yang
sering digambarkan melalui bagan. Sedangkan organisasi adalah pemberian
struktur, susunan dan garis kekuasaaan dan tanggung jawab dalam penempatan
personel. Susunan dan garis-garis kekuasaan serta tanggung jawab itu menentukan
bentuk dan sifat organisasi itu secara keseluruhan. Dimana hubungan structural
yang mengikat dan kerangka dasar tepat individu-individu dikoordinasi yang di
dalamnya dilakukan pembagian kerja, karena adanya bidang kerja yang harus
diselesaikan dan adanya orang-orang yang wajib menunaikan tugas tertentu.
B. Dasar-dasar Struktur Organisasi
Beberapa hal yang harus diperhatikan oleh para manajer dalam merancang
struktur organisasi, ada enam unsur yang harus diperhatiakan yaitu:
a) Spesialisasi Kerja
Seluruh pekerjaan yang ada di organisasi dipilah-pilah menjadi sejumlah
langkah, dengan tiap langkah diselesaikan oleh seorang individu yang
berlainan. Yang mana pada hakikatnya spesialisasi kerja adalah bahwa
daripada seluruh pekerjaan dilakukan oleh satu individu, lebih baik setiap
individu-individu berspesifikasi dalam mengerjakan bagian dari suatu
kegiatan yang berada di dalam sebuah organisasi. Sehingga tujuan akan
tercapai lebih efektif.
b) Departementalisasi
Dasar-dasar yang digunakan di dalam pengelompokan pekerjaan
disebut depertementalisasi.
1) Pengelompokan kegiatan berdasarkan fungsi yang dijalankan.
2) Pengelompokan kegiatan berdasarkan tipe produk yang dihasilkan
organisasi itu.
3) Pengelompokan kegiatan berdasarkan atas dasar geografi atau
teritori.
4) Pengelompokan kegiatan berdasarkan proses.

c) Rantai Komando
Rantai komando adalah garis yang tidak putus dari wewenang yang
menjulur dari puncak organisasi ke tingkat terbawa sebuah organisasi
sehingga memperjelas siapa melapor ke siapa, misalnya kepada siapakah
saya bertanggung jawab.
d) Rentang Kendali
Rentan kendali merupakan hal yang penting dalam menentukan struktur
organisasi karena karena dalam hal ini manajer puncak menentukan
banyaknya manajer dan tingkatan yang dimiliki sebuah organisasi. Dengan
beberapa bawahan manajer dapat mengarahkan anggota secara efektif dan
efisien, hal inilah yang dimaksudkan rentang kendali (span of control).
e) Sentralisasi dan Desentralisasi
Dalam beberapa oraganisasi, manajer puncak mengambil semua keputusan
dan penanganan setiap permasalah. Manajer tingkat lebih bawah semata-
mata hanya melaksanakan petunjuk manajer puncak saja. Pada keadaan
yang lain ada organisasi diamana pengambilan keputusan ditekan ke
bawah ke manajer-manajer yang paling dekat dengan tindakan organisasi.
Contoh pertama merupakan organisasi yang bersifat sangat sentralisasi dan
yang kedua didesentralisasikan. Ciri dari sebuah organisasi yang
sentralisasi ialah structural yang secara inheren berbeda dari organisasi
yang didesentralisasikan. Dalam suatu organisasi desentralisasi, tindakan
dapat diambil lebih cepat untuk memecahkan masalah, lebih banyak orang
memberikan masukan ke dalam keputusan, dan makin kecil kemungkinan
para karyawan merasa diasingkan dari mereka yang mengambil keputusan
yang menyangkut kehidupan kerja mereka.
f) Formalisasi
Mengacu sampai tingkat mana pekerjaan dalam organisasi itu dibakukan.
Jika suatu pekerjaan dalam sebuah organisasi sangat diformalkan maka
pelaksanaan pekerjaan kurang mendapatkan keleluasaan untuk dapat
mengerjakan sesuatu, kapan dan bagaimana cara seharusnya untuk
mengerjakannya.
C. Prinsip-prinsip Organisasi
Untuk dapat menciptakan dan menggerakkan suatu organisasi secara efektif dan
efisien, maka perlu diperhatikan prinsip-prinsip sebuah organisasi sebagai berikut:
a) Perumusan tujuan secara jelas. Tanpa adanya tujuan organisasi yang jelas,
sebuah organisasi itu sendiri akan kehilangan arah pelaksanaanya.
Sehingga berjalan di atas ketidakjelasan.
b) Seluruh anggota organisasi memahami dan menjiwai apa tujuan
organisasinya, sehingga seluruh anggota kelompok memiliki pedoman
bekerja dan dapat menilai hasil kerja mereka. Dengan demikian anggota
organisasi yang paham dan menjiwai tujuan organisasi, akan
melaksanakan tugasnya dengan penuh kesadaran tanpa adanya paksaan
sehingga hasil yang diraihpun akan sesuai harapan atau bahkan melebihi
harapan.
c) Adanya pembagian kerja dalam sebuah organisasi, mengingat kemampuan
dan minat anggota organisasi berbeda-beda, sehingga sebuah manajer
harus mampu mengkondisikan para anggotanya dengan artian anggota
organisasi ditempatkan sesuai dengan kemampuan dan minat dengan tetap
memperhatikan kebutuhan yang sebenarnya sebuah organisasi.
d) Dalam sebuah organisasi pelimpahan sebuah wewenang harus sesuai
dengan tanggung jawab.
e) Penetapan hierarki wewenang dari atas kebawah hendaknya harus
dilakukan secara tegas, agar dapat memberikan gambaran kepada seluruh
civitas organisasi pola hubungan kerja yang perlu dipelihara.
f) Kesatuan arah. Dalam artian semua kegiatan organisasi dilakukan harus
mengarah pada tujuan organisasi yang telah ditetapkan.
g) Adaya kesatuan perintah (unity of command). Setiap anggota kelompok
hanya memiliki satu pimpinan atau atasan langsung, sehingga anggota
organisasi tau kepada siapa ia menerima perintah, kemana harusnya
memberikan laporan dan mempertanggungjawabkan semua kegiatannya.
h) Batas kemampuan pengawasan (span of control). Yakni batas kemampuan
seorang pemimpin secara langsung mengawasi bawahanya dengan baik.
Batas kemampuan pengawasanya tidak dapat ditentukan secara pasti,
Karena amat tergantung pada factor subyek dan obyek.
D. Bentuk-Bentuk Organisasi
a. Bentuk Lini
Pada masa perkembangan industry pertama. Bentuk lini ini banyak digunakan di
lingkungan militer dan perusahaan-perusahaan kecil. Sehingga bentuk organisasi
lini dipandang sebagai bentuk yang paling tua dan dipergunakan secara luas.
b. Bentuk Lini dan Staf
Didalam organisasi-organisasi kecil, semua karyawan supervisor merupakan
orang-orang lini (line personel). Akan tetapi ketika sebuah organisasi mulai
membesar, maka perlu adanya staff yang mampu memberikan nasihat dan jasa
kepada unit-unit kerja dan orang inilah yang disebut dengan “staff personel”.
Ada dua macam staff personel:
1). Para penasehat
2). “Auxiliary personel” yang bertugas melakukan kegiatan- kegiatan penunjang
demi lancarnya mekanisme sebuah organisasi.
c. Bentuk Fungsional
Bentuk organisasi fungsional adalah ketika kekuasaan pimpinan dilimpahkan
kepada para pejabat yang memimpin satuan-satuan bidang tertentu yang berada
dibawahnya. Sehingga tiap-tiap kepala dari satuan ini mempunyai kekuasaan
untuk memerintah semua pejabat bawahan sepanjang masih mengenai bidang-
bidangnya.
d. Bentuk Organisasi Tipe Panitia
Betuk organisasi ini merupakan suatu tipe dimana pimpinan dan pra pelaksana
dibentuk dalam kelompok-kelompok yang bersifat panitia. Dengan artian, pada
tingkat pimpinan, keseluruhan unsur pimpinan menjadi panitia dan para pelaksana
dibagi kedalam kelompok-kelompok yang disebut dengan “task force” atau satuan
tugas.
E. Dimensi Struktur Organisasi
Empat desain keputusan (pembagian kerja, pendelegasian kewenangan,
pembagian departemen, dan rentang kendali) menghasilkan struktur organisasi.
Secara umum, gambaran mengenai struktur meliputi formalisasi, sentralisasi, dan
kerumitan.
1. Formalisasi mengacu derajat di mana segala harapan mengenai cara dan
tujuan pekerjaan dirumuskan, ditulis dan diberlakukan. Suatu organisasi
yang sangat formal, akan memuat prosedur dan aturan yang ketat dalam
setiap kegiatan/pekerjaan di dalam organisasi. Dengan demikian, semakin
formal suatu organisasi, maka semakin ketat pula aturan dan prosedur
kerja. Formalisasi merupakan hasil dari spesialisasi kerja yang tinggi,
pendelegasian kewenangan yang tinggi, pembagian departemen
berdasarkan fungsi, dan luasnya rentang kendali.
2. Sentralisasi merupakan dimensi struktur organisasi yang mengacu pada
derajat di mana kewenangan untuk mengambil keputusan dikuasai oleh
manajemen puncak. Hubungan sentralisasi dengan empat desain keputusan
adalah sebagai berikut yaitu semakin tinggi spesialisasi kerja, semakin
besar sentralisasi, semakin sedikit kewenangan yang didelegasikan,
semakin besar sentralisasi, semakin besar penggunaan departemen
berdasarkan fungsi, semakin besar sentralisasi, semakin luas rentang
kendali, dan semakin besar sentralisasi.
3. Kerumitan (complexity) adalah suatu struktur organisasi yang mengacu
pada jumlah pekerjaan atau unit yang berbeda dalam organisasi.Para
peneliti dan praktisi manajemen berusaha untuk mengembangan
pemahaman mengenai hubungan antar struktur dan kinerja, sikap,
keefektifan, dan variabel lainnya.
F. Model-Model Desain Organisasi
Model desain organisasi atau struktur organisasi adalah mekanisme-mekanisme
formal pengelolaan suatu organisasi yang menunjukkan kerangka dan susunan
perwujudan pola tetap hubungan-hubungan di antara fungsi-fungsi, bagian-bagian
atau posisi-posisi maupun orang-orang yang menunjukkan kedudukan, tugas
wewenang dan tanggung jawab yang berbeda -beda dalam suatu organisasi.
Model organisasi berdasarkan atas desain organisasi menurut Gibson (1994) ada 2
macam yaitu:
A. Model organisasi mekanistik
Model organisasi mekanistik yaitu model yang menekankan pentingnya mencapai
produksi dan efisiensi tingkat tinggi. Henry Fayol mengajukan sejumlah prinsip
yang berkaitan dengan fungsi pimpinan untuk mengorganisasi dan empat
diantaranya berhubungan dengan pemahaman model mekanistik yaitu:
● Prinsip Spesialisasi : Sarana terbaik untuk mendayagunakan tenaga
individu dan kelompok.
● Prinsip Kesatuan Arah: Semua pekerjaan harus dikelompokkan
berdasarkan keahlian.
● Prinsip Wewenang dan Tanggung jawab: Manager harus mendapat
pendelegasian wewenang yang cukup untuk melaksanakan tanggung
jawab yang dibebankan kepadanya.
● Prinsip Rantai Skalar: Hasil alami dari pelaksanaan ketiga prinsip
sebelumnya adalah rantai tingkatan manajer dari peringkat wewenang
paling tinggi sampai dengan peringkat paling rendah. Rantai skalar adalah
jalur keseluruhan komunikasi vertikal dalam sebuah organisasi.
Model mekanistik sangat efisien karena karakteristik strukturnya. Model ini
sangat kompleks karena menekankan pada spesialisasi kerja, sangat
disentralisasikan karena menekankan wewenang dan tanggung jawab, sangat
formal karena menekankan fungsi sebagai dasar utama departementalisasi.
G. Model organisasi organik
Model organisasi organik menekankan pada pentingnya mencapai keadaptasian
dan perkembangan tingkat tinggi. Desain organisasi ini kurang mengandalkan
peraturan dan prosedur, wewenang yang disentralisasikan atau spesialisas yang
tinggi. Model organisasi organik kontras dari model mekanistik. Karakteristik dan
praktek organisasi yang mendasari model organik sama sekali berbeda dari
karakteristik dan praktek yang mendasari model mekanistik. Perbedaan yang
paling mencolok antara kedua model itu berasal dari kriteria keefektifan yang
berbeda yang ingin diusahakan sebesar-besarnya oleh masing-masing model.
Jika model mekanistik berusaha untuk mencapai efisiensi dan produksi secara
maksimum, maka model organik berusaha untuk mencapai keluwesan dan
keadaptasian yang maksimum. Organisasi organik bersifat luwes dan dapat
beradaptasi dengan tuntutan perubahan lingkungan karena desain organisasinya
mendorong untuk lebih mendayagunakan potensi manusia.
Desain organisasi yang menimbulkan rasa berharga dan motivasi serta
mempermudah keluwesan dan keadaptasian biasanya memiliki karakteristik
berikut:
● Desain itu relatif sederhana karena tidak memerlukan spesialisasi,
melainkan menekankan kepada peningkatan cakupan pekerjaan.
● Desain itu relatif didesentralisasikan karena menekankan pendelegasian
wewenang dan peningkatan kedalaman pekerjaan.
● Dan relatif formal sebab menekankan produk dan pelanggan sebagai dasar
departementalisasi.
H. Faktor Perancangan Struktur Organisasi
Adapun faktor-faktor utama yang menentukan perancangan struktur organisasi
sebagai berikut:
1. Strategi Organisasi untuk mencapai tujuannya. Strategi akan menjelaskan
bagaimana aliran wewenang dan saluran komunikasi dapat disusun di antara
para manajer dan bawahan. Aliran kerja sangat dipengaruhi strategi, sehingga
bila strategi berubah maka struktur organisasi juga berubah.
2. Teknologi yang digunakan. Perbedaan teknologi yang digunakan untuk
memproduksi barang-barang atau jasa akan membedakan bentuk struktur
organisasi, sebagai contoh perusahaan mobil yang mempergunakan teknologi
industri massal akan memerlukan tingkat standarisasi dan spesialisasi yang
lebih tinggi dibandingkan perusahaan industri pakaian jadi yang mengutamakan
perubahan mode.
3. Anggota (karyawan) dan orang-orang yang terlibat dalam organisasi.
Kemampuan mereka untuk bekerjasama harus diperhatikan dalam merancang
struktur organisasi. Kebutuhan manajer dalam pembuatan keputusan juga akan
mempengaruhi saluran komunikasi, wewenang dan hubungan di antara satuan-
satuan kerja pada rancangan struktur organisasi seperti pelanggan, supplier dan
sebagainya perlu dipertimbangkan dalam penyusunan struktur.
4. Ukuran organisasi besarnya organisasi secara keseluruhan maupun satuan-
satuan kerjanya akan sangat mempengaruhi struktur organisasi akan semakin
kompleks dan harus dipilih bentuk struktur yang tepat.
I. Faktor Penentu Struktur Organisasi
Banyak faktor-faktor yang mempengaruhi struktur organisasi. Ernie (2006),
menyatakan ada 4 (empat) faktor yang mempengaruhi struktur organisasi antara
lain:
1. Strategi Organisasi
Strategi organisasi dibuat sebagai upaya pencapaian tujuan organisasi. Oleh
karena itu, jika struktur organisasi dibentuk sebagai jalan untuk pencapaian tujuan
maka struktur organisasi pun selayaknya sejalan dengan strategi organisasi. Maka,
jika terjadi perubahan pada strategi organisasi akan berdampak pula pada
perubahan struktur organisasi.
2. Skala Organisasi
Organisasi dapat dibedakan skalanya menurut berbagai faktor diantaranya adalah
dari jumlah penjualan, pangsa pasar hingga jumlah tenaga kerja. Organisasi yang
berskala besar artinya organisasi tersebut barangkali memiliki berbagai cabang
diberbagai daerah dikarenakan pangsa pasarnya yang luas, dengan demikian
memiliki tenaga kerja yang juga tidak sedikit. Tapi walaupun tanpa cabang,
organisasi dapat dikatakan berskala besar jika tenaga kerja yang ada berjumlah
ribuan seperti pabrik-pabrik garmen penghasil produk-produk konveksi.
Organisasi yang berskala besar karena ruang lingkup aktivitasnya yang luas maka
memerlukan pendelegasian wewenang dan pekerjaan sehingga dalam mendesain
struktur organisasinya pun perlu mempertimbangkan berbagai faktor yang terkait
dengan aktifitas yang luas tersebut. Sedangkan organisasi berskala kecil biasanya
memiliki jumlah tenaga kerja yang sedikit karena pangsa pasar yang mungkin
masih sedikit, jumlah penjualan atau produksi yang juga sedikit. Organisasi yang
berskala kecil biasanya memiliki struktur organisasi yang lebih sederhana dan
tidak terlalu banyak terjadi pendelegasian wewenang dan pekerjaan.
3. Teknologi
Faktor teknologi yang dimaksudkan disini adalah terkait dengan cara bagaimana
suatu pekerjaan dilakukan. Selain itu juga, faktor teknologi terkait dengan
penggunaan alat-alat bantu dalam sebuah organisasi.
Dengan adanya teknologi, tingkat efektivitas dan efesiensi suatu organisasi pasti
berbeda. Istilah teknologi mengacu pada cara sebuah organisasi mengubah input
menjadi output. Setiap organisasi paling tidak memiliki satu teknologi untuk
mengubah sumber daya finansial, SDM, dan sumber daya fisiknya. Contohnya,
dengan adanya web cam, suatu organisasi dapat mengadakan net meeting meski
jarak memisahkan peserta rapat organisasi tersebut.
4. Lingkungan
Lingkungan yang dinamis menuntut organisasi juga untuk menyesuaikan diri
secara dinamis. Proses penyesuaian yang dilakukan oleh organisasi juga termasuk
dalam penentuan struktur organisasinya. Lingkungan yang dinamis akan
mendorong organisasi untuk selalu menyesuaikan struktur organisasi dengan
tuntutan lingkungan yang senantiasa berubah. Sebaliknya, lingkungan yang
cenderung statis tidak akan terlalu banyak mengubah struktur organisasi.
J. Desain Kerja
Desain pekerjaan dihubungkan dengan proses di mana manajer menspesifikasikan
isi, metode dan hubungan pekerjaan untuk kepentingan organisasi dan individu.
Kemudian yang dimaksud dengan desain kerja adalah cara menggabungan
pekerjaan individual, tingkat fleksibilitas (keliwesan) yang dimiliki karyawan
dalam pekerjaan mereka, dan ada atau tidaknya sistem yang mendukung
berjalannya organisasi (seperti perawatan kerja dan cuti keluarga). Semuanya
mempunyai pengaruh langsung pada kinerja dan kepuasan karyawan
Desain pekerjaan berkaitan dengan penentuan struktur hubungan tugas dan
hubungan antar pribadi dari suatu pekerjaan dengan menentukan berapa banyak
keanekaragaman, tanggung jawab, signifikansi dan otonomi pekerja diberikan
oleh pekerjaannya. Desain pekerjaan berpengaruh besar terhadap efektivitas
organisasi. Kepuasan kerja dipengaruhi oleh tuntutan pekerjaan dan sejauh mana
tuntutan tugas tersebut sesai dengan kemampuan seseorang. Kadangkala
perubahan tugas yang sangat sederhana dapat menyebabkan perubahan besar pada
pemegang tugas tersebut. Dengan berkembangnya organisasi dan perubahan
factor lingkungan menyebabkan organisasi perlu melakukan desain ulang
terhadap pekerjaan.
Dua strategi utama dalam mendesain ulang pekerjaan adalah spesialisasi tugas
atau sering disebut dengan penyederhanaan tugas (job simplification) dan
pemekaran pekerjaan (job enlargement).
a. Spesialisasi/Penyederhanaan Tugas
Manajemen ilmiah telah melakukan analisis desain pekerjaan, perhatian mereka
terpusat pada masalah peningkatan produktivitas dan efisiensi. Untuk mencapai
tujuan itu mereka merancang untuk memilih-milih pekerjaan ke dalam komponen-
komponen tugas. Konsepnya adalah bahwa pekerja yang melakukan pekerjaan
berulang-ulang akan menghasilkan efisiensi kerja yang lebih tinggi.
Penyederhanaan kerja akan mengurangi cakupan dan kedalaman pekerjaan, dan
hal itu akan memengaruhi karakteristik tugas. Variasi ketrampilan, identitas tugas,
otonomi menjadi berkurang, dan umpan balik sering kali diperkecil.
b. Pemekaran Pekerjaan (Job Enlargement)
Pemekaran pekerjaan berkaitan dengan memperbesar lingkup tugas yang menjadi
tanggung jawab seseorang. Pemekaran tugas mencoba untuk meningkatkan
keanekaragaman tugas dengan memperpanjang siklus tugas. Siklus tugas
berkaitan dengan panjang waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu
tugas dari awal sampai akhir dan memulai lagi tugas yang sama.
K. Desain Organisasi Modern
Sama dengan ahli teori organisasi, bayak menejer praktisi yang menjadi kecewa
dengan cara bagaimana oraganisasi mereka didesain. Sampai beberapa tahun lalu,
manajer dirasa kurang berani dalam memodifikasi struktur organisasi klasik
bahkan sebagian manajer menolak adanya tantangan eksperimen dan inovasi yang
ditawarkan. Akan tetapi, pada era sekarang banyak manajer padaakhirnya dapat
mengatasi halangan tersebut dengan membuat perubahan sebuah organisasinya
secara drastis. Mereka menyadari bahwa solusi sederhana yang ditawarkan oleh
teori klasik tidak memadai lagi dalam lingkungan paradigma baru. Secara khusus,
kebutuhan terhadap fleksibilitas, kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan
perubahan, kreativitas, pengetahuan, dan kemampuan mengatasi ketidakpastian
lingkungan adalah tantangan terbesar yang dihadapi oleh sejumlah organisasi
modern yang sedang berkembang.
Tabel Pembeda Organisasi Tradisional dan Organisasi Pembelajaran

Fungsi Organisasi Tradisional Organisasi Pembelajaran

Menentukan arah Visi manajemen puncak Ada persamaan visi yang


keseluruhan muncul
dari banyak tempat,
tetapi
manajemen puncak
bertanggung
jawab untuk memastikan
bahwa
visi tersebut ada dan
dipelihara

Perumusan dan Manajemen puncak Perumusan dan


implementasi ide memutuskan apa yang implementasi ide
dilakukan dan anggota terjadi di semua level
lain bertindak menurut organisasi
ide tersebut. yakni keterlibatan semua
pihak

Sifat pemikiran Setiap individu Karyawan memahami


organisasional bertanggung jawab atas tugas
pekerjaannya dan focus masing-masing, juga
pada pengembangan cara dimana
kompetensi individual pekerjaan mereka saling
terkait
satu sama lain, sehingga
tugas
individu
mempengaruhi
karyawan lainnya
Resolusi konflik Konflik diselesaikan Konflik diselesaikan
melalui kekuasaan dan melalui
pengaruh hierarki pembelajaran kolaboratif
dan
dengan menyatukan
berbagai
sudut pandang yang
berbedabeda dari
individu
dan di organisasi
keseluruhan

Kepemimpinan dan Peran pemimpin adalah Peran pemimpin adalah


motivasi membangun visi membangun visi
organisasi, bersama,
memberikan memberdayakan
penghargaan karyawan,
dan hukuman yang tepat, menginspirasikan
dan mengendalikan komitmen, dan
keseluruhan aktivitas mendorong pengambilan
karyawan keputusan efektif melalui
pemberdayaan dan
kepemimpinan yang
karismatik

Desain horizontal menggantikan organisasi vertical hierarki tradisional.


Kemajuan teknologi dan lingkungan globalisasi menyarankan digunakanya
struktur horizontal untuk memfasilitasi kerja sama, kerja tim, dan pelanggan. Cara
baru pengorganisasian tersebut lebih relavan bagi berbagai kebutuhan lingkungan
seperti saat ini seperti fleksibilitas, kecepatan, dan kerja sama. Beberapa hal yang
perlu diperhatikan dalam organisasi horizontal:
1. Membuat tim - bukan individu – menjadi satu penjuru desain dan kinerja
sebuah organisasi
2. Menurunkan hierarki dengan cara mengeliminasi atau meniadakan
pekerjaanpekerjaan yang tidak bernilai tambah pada pencapaian tujuan,
dan memberikan kekuasaan kepada anggota tim untuk membuat
keputusan-keputusan yang secara langsung berhubungan dengan aktivitas
mereka dalam aliran proses
3. Menekankan kompetensi dan melatih orang-orang untuk menangani
persoalan dan bekerja dalam area lintas-fungsi
4. Mengukur sasaran kinerja pada akhir proses, mengidentifikasi kepuasan
pelanggan, kepuasan karyawan, dan kontribusi finansial
5. Membangun budaya keterbukaan, kerjasama dan kolaborasi, budaya yang
fokus pada peningkatan kinerja yang terus-menerus dan nilai-nilai
pemberdayaan karyawan, tanggung jawab, dan kesehjahteraan karyawan
Desain jaringan, desain jaringan lebih luas dari struktur horizontal dan secara
total meninggalkan struktur organisasi klasik, hierarki, dan fungsional. Model
birokrasi bekerja dengan baik dalam era sebelumnya saat terdapat sedikit
kompetisi dan kondisi pasar lebih stabil, dan sebelum ada kondisi ‘tanpa batas’
karena kemajuan teknologi informasi dan globalisasi.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Hasil pengorganisasian adalah struktur organisasi. Struktur organisasi merupakan
suatu susunan dan hubungan antara tiap bagian secara posisi atau hubungan yang
relatif tetap diantara berbagai tugas yang ada pada organisasi dalam menjalin
kegiatan operasional untuk mencapai tujuan. Dalam organisasi selain memiliki
struktur organisasi juga memiliki desain organisasi. Desain organisasi merupakan
proses penentuan keputusan untuk memilih alternatif kerangka kerja jabatan,
proyek pekerjaan dan departemen. Suatu organisasi usaha agar memiliki struktur
yang cermat perlu dilakukan departemenlisasi. Dalam setiap organisasi akan ada
siklus kehidupan organisasi yaitu suatu tahapan perkembangan yang dialami oleh
setiap organisasi beserta kondisi, kesulitan dan masalah - masalah transisi serta
implikasi yang mengikuti dari setiap perkembangan tersebut. Selain itu perlu
adanya desain kerja dan karakteristik pekerjaan agar setiap anggota tau apa tugas
dan fungsinya.

SARAN

Setelah membaca makalah ini, diharapkan para pembaca dapat memahami dan
mengerti akan isi dan maksud dari judul tersebut diatas. Para pembaca bisa
mendapatkkan pelajaran serta dapat menambah wawasan mengenai “Struktur
Organisasi” .
DAFTAR PUSTAKA

Brilliando, Okky dan Bambang Haryadi. 2013. Desain Organisasi pada Usaha

Baut, Mur, dan Pengencang di Surabaya. Agora. vol. 1, no. 3.

Devi Yulianti. Desain Struktur Organisasi Efektif Untuk Mencapai Tujuan


Organisasi Publik

(Studi pada PT. Perkebunan Nusantara VII Lampung), Spirit Publik.Vol. 10 No.
01. April 2015.

Rohmah, Nurruli Fatur. 2019. Struktur dan Desain Organisasi. Jurnal


Manajemen dan Pendidikan Islam. Volume 3, Nomor 1, Oktober 2019.

Anda mungkin juga menyukai