Oleh :
Nama : juni Kristian lahagu
Muhammad rival alifio fahresi
Novri setiawan
Rendy nopiansyah
Yuda aditama
Kelas : 01SMJE003
c. Struktur Matriks
Struktur Matriks adalah sebuah struktur yang menciptakan garis wewenang gandadan
menggabungkan departementalisasi fungsional dan produk.Struktur matriks
dapatditemukan di agen-agen periklanan, perusahaan pesawat terbang, laboratorium
penelitian dan pengembangan, perusahaan konstruksi, rumah sakit, lembaga-lembaga
pemerintah,universitas, perusahaan konsultan manajemen, dan perusahaan
hiburan.Pada hakikatnya, struktur matriks menggabungkan dua bentuk
departementalisasi:fungsional dan produk.Kekuatan departementalisasi fungsional
terletak, misalnya, pada penyatuan para spesialis, yang meminimalkan jumlah yang
diperlukan sembarimemungkinkan pengumpulan dan pembagian sumber daya khusus
untuk keseluruhan produk.Kelemahan terbesarnya adalah sulitnya mengoordinasi
tugas para spesialisfungsional yang beragam agar kegiatan mereka rampung tepat
waktu dan sesuaianggaran.Departementalisasi produk, di lain pihak, memiliki
keuntungan dan kerugianyang berlawanan. Departementalisasi ini memudahkan
koordinasi di antara para spesialisuntuk menyelesaikan tugas tepat waktu dan
memenuhi target anggaran. Lebih jauh,departementalisasi ini memberikan tanggung
jawab yang jelas atas semua kegiatan yangterkait dengan sebuah produk, tetapi
dengan duplikasi biaya dan kegiatan.Matriks berupayamenarik kekuatan tersebut
sembari menghindarkan kelemahan-kelemahan mereka.Karakteristik struktural paling
nyata dari matriks adalah bahwa ia mematahkankonsep kesatuan komando sehingga
karyawan dalam struktur matriks memiliki dua atasan manajer departemen fungsional
dan manajer produk. Karena itulah matriks memilikirantai komando ganda
1. Spesialisasi Kerja
Selama paruh abad ke 20, para manajer menganggap spealisasi kerja sebagaisumber
penigkatan produktivitas yang tidak akan pernah berakhir. Dan selama beberapawaktu
memang begitu! Karena spealisasi itu tidak d praktikkan secara luas,ketika
spealisasikerja diimplementasikan, produktifitas karyawan meningkat. Namun,
sebelum tahun 1960an, menjadi jelas bahwa sesuatu hal yang baik dapat dilakukan
secara berlebihan. Dalam beberapa pekerjaan telah terlampaui titik di mana
pemborosan manusia akibat darispealisasi kerja , kebosanan,kelelahan,stress, mutu
yang buruk, meningkatnya absensi dantingginya pergantian karyawan-jauh
mengalahkan keuntungan ekonomisnya.Kebanyakanmanajer zaman sekarang
menganggap spesialisasi kerja sebagai mekanisme perorganisasian yang penting,
tetapi bukan sebagaisumber produktivitas yang terusmenerus meningkat.
2. Departementalisasi
d. Departementalisasi proses
2) Model Organik
2. Wewenang Staff
b) Perbedaan tugas, dimana orang lini lebih teknis dan generalis, sedang
stafspesialis. Hal ini menimbulkan kejadian-kejadian sebagai berikut :
Karena staf sangat spesialis, mungkin menggunakan istilah-istilah dan bahasa yang
tidak dapat diapahami orang lini.
Orang staf cenderung merasa yang paling berjasa untuk gagasan-gagasan yang
diinplementasikan oleh lini; sebaliknya, orang linimungkin tidak menghargai peranan
staf dalam membantu pemecahanmasalah-masalahnya.
Orang staf selalu merasa dibawah perintah orang lini; dilain pihak oranglini selalu
curiga bahwa orang staf ingin memperluas kekuasaannya.
d) Perbedaan posisi. Manajemen puncak mungkin tidak mengkomunikasiakansecara
jelas luasnya wewenang staf dalam hubungannya dengan lini. Padahalorganisasi
departemen staf ditempatkan relatif pada posisi tinggi dekatmenejemen puncak.
Departemen lini dengan tingkatan lebih rencah cenderungtidak senang dengan hal
tersebut.
1) Manfaat Pendelegasian
2) Hambatan Pendelegasian
Sekalipun pelimpahan wewenang memiliki sisi manfaat namun juga tidak lepasdari kendala
dalam pelaksanaannya. Staf yang tidak memiliki kemampuan ataukapabilitas untuk menerima
dan menjalankan sesuatu yang didelegasikan kepadanya justru akan menghambat pencapaian
tujuan kearah yang lebih baik. Disisi lain, pelimpahan wewenang juga akan berdampak pada
kurang bertanggung jawabnyaatasan terhadap apa yang semestinya dia lakukan. Pada
beberapa kasus pelimpahanwewenang sering kali dilakukan bukan sebagai proses
pembelajaran dan pemberiankepercayaan daru atasan kepada bawahan, akan tetapi lebih
sebagai pelarian tanggung jawab dari atasan kepada bawahan. Oleh karena itu, perlu sekali
digaris bawahi bahwa pelimpahan wewenang tidak berarti juga memiliki pelimpahan
tanggung jawab.Pelimpahan wewenang bisa jadi hanya merupakan pelimpahan beberapa hal
yang dapatdikerjakan oleh bawahan kita, akan tetapi tangggung jawab sepenuhnya masih
beradadi tangan pihak yang melimpahkan wewenangAgar pelimpahan wewenang dapat
berjalan efektif maka ada tiga kunci pokok yang perlu diperhatikan, yaitu pertama adalah
kepercayaan manajer terhadap bawahandalam melimpahkan wewenang perlu diiringi dengan
pemberian kebebasan kepada bawahan untuk menjalankan kewenangannya menurut caranya
sendiri. Artinya pendelegasian akan berjalan efektif apabila pihak yang diberi wewenang oleh
manajerdiberikan kebasan untuk menjalankan kewenangannya sesuai dengan caranya
sendiri.Hal ini disebabkan bahwa setiap orang memiliki cara yang berbeda dalam
melakukansesuatu. Kepercayaan dalam mendirikan delegation juga harus diartikan
sebagaikepercayaan kepada bawahan untukmungkin saja- melakukan kekelituan
dalammenjalankan kewenangannya, namun sejauh itu dapat menjadikan bawahan untuk
belajar dan bertindak kreatif, maka sebaiknya dibiarkan saja.
Kedua agar kelimpahan wewenang berjalan efektif adalah adanya kominukasiterbuka antara
manajer dan bawahan. Keterbukaandalam komunikasi selain akanmemberikan kejelasan akan
keinginan kedua belah pihak, juga akan meminimalkan persepsi-persepsi yang keliru akan
berbagai hal yang terkait pekerjaan. Ketigayang perlu diperhatikan agar wewenang berjalan
secara efektif adalah kemampuan manajerdalam memahami tujuan organisasi, tuntutan dari
setiap pekerjaan, dan kemampuan bawahan. Tanpa pemahaman yang baik mengenai ketiga
hal ini, bisa jadi manajer salahdalam melakukan pelimpahan wewenang. Sesuatu yang
semestinya dilimpahkanmisalnya, tidak dilimpahkan dan sebaiknya sesuatu yang semestinya
tidak dilimpahkan justru dilimpahkan.
2.9 Rantai Komando
Merupakan garis wewenang yang tidak terputus yang membentang dari tingkatanatas
organisasi hingga tingkatan paling bawah dan menjelaskan siapa melapor
kepadasiapa.Wewenang merupakan hak yang melekat pada posisi menejerial tertentu
yangmemberi tahu orang apa yang harus dilakukan dan mengharapkan orang itu
melakukannya.
Tanggung jawab merupakan kewajiban untuk melaksanakan tugas apa saja
yangdibebankan. Kesatuan Komando merupakan prinsip menejemen yang menyatakan
bahwatiap-tiap orang harus melapor kesatu menejer saja.
Kita tidak mungkin membahas rantai komando tanpa membahas tiga konsep lainyaitu
wewenang,tanggung jawab dan kesatuan komando. Wewenang mengacu pada hak-hak yang
melekat pada posisi manajerial tertentu yang memberitahu orang apa yang harusdilakukan
dan mengaharapkan orang itu melakukannya . untuk mempermudah koordinasidan
pengambilan keputusan , para manajer organisasi menjadi bagian dari rantai komandoitu dan
di anugeragi dengan kadar wewenang tertentu guna memenuhi tanggung jawabnya.Sewaktu
para manajer mengoordinasi dan memadukan pekerjaan para karyawan , parakaryawan
tersebut menanggung kewajiban untuk melaksanakan tugas yang di bebankan.Kewajiban atau
harapan untuk mkelaksanakan itu dikenal sebagai tanggung jawab.Akhirnya prinsip kesatuan
komando membantu melestarikan konsep gariswewenang yang terus menerus.
2.10Rentang Kendali
Merupakan jumlah karyawan yang dapat dikelola oleh seorang menejer secaraefisian
dan efektif. Pandangan kontemporer mengenai rentang kendali mengakui bahwaada banyak
faktor yang mempengaruhi jumlah karyawan yang memadai yang dapatdikelola seorang
menejer secara efisien dan efektif.Faktor itu meliputi keahlian dankemampuan menejer serta
karyawan dan juga sifat pekerjaan yang sedang dikerjakan.
Contohnya, makin banyak latihan dan pengalaman yang dimiliki karyawan,
makinsedikit pengawasan langsung yang mereka perlukan. Oleh karena itu, para menejer
dengankaryawan yang terlatih dan pengalaman baik dapat berfungsi cukup baik pada rentang
yanglebih luas. Variabel kontingensi lainnya yang akan menentukan rentang yang
memadaimencakup kasamaan tugas-tugas karyawan, kerumitan tugas itu, jarak fisik dengan
bawahan, seberapa besar , prosedur standarisasi yang diterapkan, kecanggihan
sisteminformasi, informasi organisasi, kekuatan budaya organisasi, dan gaya yang disukai
olehmanejer.
2.11 Sentralisasi dan Desentralisasi
https://martininobel.wordpress.com/perilaku-organisasi/struktur-dan-desain-organisasi/
http://www.organisasi.org/1970/01/definisi-pengertian-sentralisasi-dan-desentralisasi-ilmu-
ekonomi-manajemen.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Struktur_organisasi
http://hendisuparman20.blogspot.com/2012/10/organisasi-organik-dan-organisasi.html