NIM : B.133.21.0049
ORGANISASI
“Organisasi” mempunyai dua pengertian umum. Pengertian pertama
menandakan suatu lembaga atau kelompok fungsional, seperti organisasi
perusahaan. Pengertian kedua berkenaan dengan proses
pengorganisasian sebagai suatu cara dalam mana kegiatan organisasi
dialokasikan dan ditugaskan diantara para anggotanya agar tujuan
organisasi dapat tercapat dengan efisien.
PENGERTIAN PENGORGANISASIAN
Istilah pengorganisasian dapat digunakan untuk menunjukan hal-hal
berikut:
1. Cara manajemen merancang struktur formal untuk penggunaan yang
paling efektif sumber daya keuangan, phisik, bahan baku dan tenaga
kerja organisasi.
2. Hubungan-hubungan antara fungsi-fungsi, jabatan-jabatan, tugas-
tugas dan para karyawan.
3. Cara para manajer membagi tugas y-tugas yang harus dilaksanakan
dalam departemen mereka dan mendelegasikan wewenang yang
diperlukan untuk mengerjakan tugas tersebut.
Proses pengorganisasian dapat ditunjukan dengan tiga langkah sebagai
berikut:
1. Pemerincian seluruh pekerjaan yang harus dilaksanakan untuk
mencapai tujuan organisasi.
2. Pembagian beban pekerjaantotal menjadi kegiatan-kegiatan yang
secara logik dapat dilaksanakan olehsatu orang.
3. Pengadaan dan pengembangan suatu mekanismme untuk
mengkoordinasikan pekerjaan para anggota organisasi menjadi
kesatuan yang terpadu dan harmonis.
Aspek-aspek penting yang terdapat pada organisasi dan proses
pengorganisasian yaitu:
1. Pembagian kerja
2. Departementalisasi (departementasi)
3. Badan organisasi formal
4. Rantai perintah dan kesatuan perintah
5. Tingkat-tingkat hirarki manajemen
6. Saluran komunikasi
7. Penggunaan komite
8. Rentang manajemen dan kelompok-kelompok informal yang tidak
dapat dihindarkan
STRUKTUR ORGANISASI
PEMBAGIAN KERJA
Tujuan dalam suatu organiasi adalah untuk mencapai tujuan dimana
individu-individu tidak dapat mencapainya sendiri. Sebagai contoh,
pembagian kerja dalam team sepak bola: dimana ada manajer tim, kepala
pelatih, asisten pelatih, dokter tim, penjaga gawang, dan pemain lainnya.
Pembagian kerja ini efektif karena bila hanya komponen kecil dari
pekerjaan yang dilaksanakan kualifikasi personalia yang rendah digunakan
dan latihan jabatan lebih mudah.
Namun, beberapa penulis telh mennunjukan adanya konsekuensi-
konsekuensipada perilaku karyawan sehubungan dengan pembagian
kerja. Ini dapat menimbulkan kebosanan, keletihan, menonton dan
kehilangan motivasi yang dapat menghasilkan ketidakefisiennan dan bukan
efisiensi.
DEPARTEMENTALISASI
Departementalisasi atau departementasi yaitu proses penentuaan cara
bagaimana kegiatan-kegiatan itu dikelompokan. Beberapa bentuk
departementalisasi yang akan dibicarakan berikut ini adalah atas dasar:
1. Fungsi : pemasaran, akuntasi, produksi atau keuangan.
2. Produk atau jasa : divisi mesin cuci, lemari es, televisi atau radio.
3. Wilayah : divisi DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, atau
Indonesia Timur dan Operasi Internasional.
4. Langganan : penjualan industri, pedagang eceran, pemerintah,
milliter atau konsumen
5. Proses atau peralatan : departemen pemotongan, kelompok
perakitan, bagian pembungkusan atau bagian finishing.
6. Waktu : kelompok kerja bisa dibagi menjadi shift pertama,kedua dan
ketiga.
7. Pelayanan : bisa mencerminkan kelas bisnis, ekonomi dan turis
dalam pelayanan di pesawat terbang.
8. Alpha-numerical : bisa digunakan pada pelayanan telepon, misal
00000-50.000 ditempatkan dalam satu departemen.
9. Proyek dan Matriks : digunakan oleh perusahaan-perusahaan
kontriksi dengan teknologi tinggi.
Dalam hal ini harus dicatat bahwa hampir semua organisasi menggunakan
lebuh dari satu pendekatan dalam pengelompokan kegiatan-kegiatannya.
Departementalisasi Fungsional
Kebaikan pedekatan fungsional diantaranya menjaga kekuasaan dan
kedudukan fungsi-fungsi utama, menciptakan efiensi melalui
spesialisasi, memusatkan keahlihan organisasi dan memungkinkan
pengawasan manajemen puncak lebih ketat terhadap fungsi-fungsi.
Kelemahan struktur fungsional diantaranya menciptakan konflik antar
fungsi-fungsi, menyebabkan kemacetan-kemacetan pelaksanaan
tugas yang berurutan, memberikan tanggapan lebih lambat terhadap
perubahan, hanya memusatkan perubahan pada kepentingan tugas-
tugasnya dan menyebabkan para anggota berpandangan lebih
sempit serta kurang inovatif.
Departementalisasi Divisional
ORGANISASI INFORMAL
Salah satu bagian penting organisasi adalah pengelompokan informal dan
hubungan pribadi yang dapat lebih berpengaruh dibanding hubungan-
hubungan formal seperti yang ditunjukkan pada bagan organisasi.
Chris Argyris mengemukakan 3mpat bidang utama dimana organisasi
formal dan informal berbeda:
Hubungan-hubungan antar pribadi
Kepimpinan
Pengendalian prilaku
Ketergantungan
RENTANG MANAJEMEN
Rentang manajemen merupakan jumlah karyawan yang bertanggung
jawab kepada supervisor. Kadang disebut dengan rentang pengawasan
(span of control), salah satu ciri dari struktur ini menentukan seberapa
dekat seorang supervisor dapat mengawasi bawahannya.Rentang
manajemen disebut juga dengan rentang kendali, karena manajemen kebih
dapat menunjukan kekuasaan dan ruang lingkup fungsi.
Ada dua alasan utama mengapa penetuan rentang yang tepat adalah
penting:
1. Rentang manajemen, mempengaruhi penggunaan efisien dari
manajer dan pelaksanaan kerja efektif dari bawahan mereka.
2. Ada hubungan antara rentang manajemen di seluruh organisasi dan
struktur organisasi.
Meskipun para penulis manajemen bermaksud menemukan jumlah yang
pasti, jumlah rentang manajemen yang ideal, tetapi tidak ada jumlah yang
mutlak dapat ditentukan, karena hal ini bergantung pada banyak variabel,
seperti besarnya organisasi, teknologi, spesialisasi, kegiatan-kegiatan rutin,
tingkatan manajemen dan sifat-sifat pekerjaan lainnya.
Hanri Faloy dalam Handoko (2000),mengemukakan bahwa jumlah
maksimum bawahan yang dapat dikendalikan oleh pengawasan produksi
dalam organisasi adalah 20 sampai 30 karyawan, sedangkan setiap kepala
pengawas (superintenden) dapat mengawasi hanya 3 atau 4 pengawas
produksi. Disamping itu V.A Graicunas, seorang konsultan dan ahli
matematika perancis menyatakan bahwa memilih suatu rentangan,
manajer harus mempertimbangkan tidak hanya hubungan satu dengan
satusecara langsung dengan bawahan dalam kelompok dua atau lebih.
Pendekatan Graicunas ini menunjukkan kekompleksan tugas-tugas
pengawasan manajer, dan secara matematik hubungan-hubungan tersebut
dapat dinyatakan dengan rumus:
R = n (2n-1 + n – 1)
Wewenang (Authority)
Adalah hak untuk melakukan sesuatu atau memerintah orang lain untuk
melakukan atau tidak melakukan sesuatu agar tercapai tujuan tertentu.
Wewenang merupakan hasil delegasi atau pelimpahan wewenang dari
atasan ke bawahan dalam suatu organisasi.
Ada dua pandangan yang saling berlawanan tentang sumber wewenang,
yaitu:
Kekuasaan
Kekuasaan adalah kemampuan untuk menggunakan pengaruh pada orang
lain. Artinya kemampuan untuk mengubah sikap atau tingkah laku individu
atau kelompok. Kekuasaan juga berarti kemampuan untuk mempengaruhi
individu, kelompok, keputusan, atau kejadian. Kekuasaan tidak sama
dengan wewenang, wewenang tanpa kekuasaan atau kekuasaan tanpa
wewenang akan menyebabkan konflik dalam organisasi. Secara umum
ada dua bentuk kekuasaan:
1. Kekuasaan pribadi : kekuasaan yang didapat dari para pengikut dan
didasarkan pada seberapa besar pengikut mengagumi, respek dan
terikat pada pemimpin.
2. Kekuasaan posisi : kekuasaan yang didapat dari wewenang formal
organisasi.
Factor yang mendasari adanya kekuasaan :
1. Reward Power / Kekuasaan Menghargai
Kekuasaan yang muncul sebagai akibat dari seseorang yang
posisinya memungkinkan dirinya untuk memberikan penghargaan
terhadap orang-orang yang berada di bawahnya.
2. Coercive Power / Kekuasaan Memaksa
Kekuasaan untuk memberikan hukuman adalah kebalikan atau sisi
negatif dari reward power.
3. Legitimate Power / Kekuasaan Sah
Legitimate Power atau Kekuasaan yang Sah adalah kekuasaan yang
muncul sebagai akibat dari suatu legitimasi tertentu.
4. Expert Power / Kekuasaan Keahlian
Kekuasaan yang berdasarkan keahlian atau kepakaran adalah
kekuasaan yang muncul sebagai akibat dari kepakaran atau keahlian
yang dimiliki oleh seseorang.
5. Referent Power / kekuasaan Rujukan
kekuasaan yang muncul akibat adanya karakteristik yang diharapkan
oleh seseorang atau sekelompok orang terhadap seseorang yang
memiliki pengaruh terhadap seseorang atau sekelompok orang
tersebut.
DELEGASI WEWENANG
Delegasi dapat diartikan sebagai pelimpahan wewenang dan tanggung
jawab formal kepada orang lain untuk melaksanakan kegiatan tertentu.
Delegasi wewenang adalah proses dimana para manajer mendelegasikan
wewenang ke bawah kepada orang – orang yang melapor kepadanya.
Empat kegiatan terjadi ketika delegasi dilakukan :
Pendelegasi menetapkan dan memberikan tujuan dan tugas
kepada bawahan.
Pendelegasi melimpahkan wewenang yang diperlukan untuk
mencapai tujuan dan tugas.
Penerimaan delegasi, baik implisit atau eksplisit, menimbulkan
kewajiban dan tanggung jawab.
Pendelegasi menerima pertanggungjawaban bawahan untuk hasil
– hasil yang dicapai.
Sentralisasi
Sentralisasi adalah pemusatan kekuasaan dan wewenang pada tingkatan
atas suatu organisasi. Sentralisasi juga dapat diartikan sebagian besar
wewenang atau kekuasaan masih tetap dipegang oleh manager puncak
atau hanya sebagian kecil wewenang yang didelegasikan ke seluruh
struktur organisasi.
Contohnya adalah ketika manajer puncak masih memegang kekuasaan
sebanyak 75% maka sebanyak 75% tugas yang ada pada perusahaan
masih dikerjakan oleh manajer puncak sedangkan sebanyak 25% tugas
perusahaan dikerjakan oleh bawahannya.
Desentralisasi
Desentralisasi adalah jika sebagian kecil wewenang atau kekuasaan
dipegang oleh manajer puncak maka sebagian besar wewenang manajer
puncak didelegasikan kepada bawahannya. Dalam hal ini contohnya
manajer hanya memegang kekuasaan sebanyak 20 % maka sebanyak
80% tugasnya telah didelegasikan kepada bawahannya.
Ciri – ciri Desentralisai :
1. Jika semakin banyak jumlah keputusan yang diambil manajer
madya atau manajer lini pertama maka semakin banyak
wewenang yang didelegasikan kepada bawahan.
2. Jika semakin penting keputusan yang diambil manajer madya
atau manajer lini pertama.
3. Jika semakin banyak fungsi yang terkena oleh keputusan yang
diambil manajer madya atau manajer lini pertama.
Penarikan Personalia
Penarikan (recruitment) berkenaan dengan pencarian dan penarikan
sejumlah karyawan potensi yang akan diseleksi untuk memenuhi
kebutuhan organisasi.
Metoda-metoda yang digunakan untuk merarik personalia bervarias
dengan perbedaan karyawan, dalam lokasi yang berbeda. Metoda tersebut
meliputi: pengiklanan, leasing (penggunaan tenaga honorrer), rekomendasi
dari karyawan yang sedang bekerja (employee feferrals), penarikan lewat
lembaga-lembaga pendidikan, kantor penempatan tenaga kerja, serikat
buruh dan penggunaan komputer.
Seleksi Personalia
Seleksi merupakan pemilihan seseorang tertentu dari sekelompok
karyawan-karyawan potensial untuk melaksanakan suatu jabatan tertentu.
Langkah-langkah dalam prosedur seleksi yang biasa digunakan adalah:
1.Wawancara pendahuluan.
2.Pengumpulan data-data pribadi (biografis).
3.Pengujian (testing).
4.Wawancara yang lebih mendalam.
5.Pemeriksaan referensi-referensi prestasi.
6.Pemeriksaan kesehatan.
7.Keputusan pribadi.
8.Orientasi jabatan.
Orientasi Karyawan Baru
Setelah diseleksi, karyawan ditempatkan padasuatu pekerjaan
dandiperkenalkan dengan organisasi melalui berbagai bentuk
orientasi.Tahaporientasi (kadang-kadang dikenal sebagai tahap induksi)
merupakan kegiatan pengenal dan penyesuain karyawan
baru dengan organisasi.