Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sepintas pengorganisasian adalah biasa dan lumrah dibicarakan. Yang tidak biasa
adalah kenyataan sukarnya kualitas sempurna pengorganisasian dicapai. Hal tersebut,
karena salah satu unsur yang termasuk sumber daya tidak lain manusia bahkan manusia
dalam keberadaannya sangat vital. Unsur manusia jugalah penyebab kalang kabutnya
kondisi negara kita dimana sebagian orang berteriak keras " Ubah sistem ..ubah sistem ".
Apa yakin dengan merubah sistem itu efisien? dan kalau pun sistemnya dirubah, manusia
jualah yang menjalankan. Sayangnya yang berjuluk manusia itu rakus sebagaimana ilmu
ekonomi menyebut homo economicus.

Kerakusan yang menjadi penyebab inti bekerjasama di dominasi kepentingan


pribadi. Berbeda dengan ilmu ekonomi, manusia dijuluki ilmu manajemen
sebagai homo oeconomicus yang senang bekerjasama. Kiranya dieklektikan, optimalisasi
kualitas pengorganisasian dapat kita tempuh dengan cara mengelola manusia rakus
sedemikian rupa hingga bekerjasama mencapai tujuan yang ditetapkan. Hal inilah yang
melatarbelakangi disusunnya makalah ini.

1.1 RumusanMasalah
1.2.1 Bagaimanapengertiandaripengorganisasian?
1.2.2 Apa yang dimaksuddenganaspekaspekdalampengorganisasian?
1.2.3 Apasajabagiandan bentukorganisasi?
1.2.4 Apakelemahanpadaorganisasi?
1.2.5 Bagaimanacaraimplementasiorganisasi?

1.3 Tujuan Pembuatan Makalah


Pembacadiharapkandapatmengetahuidanmengertitentangdasarpadastrukturorganisasi
, termasukmanfaatnyabagiperusahaandantenagakerjaitusendiri,
sehinggadapatmeningkatkanproduksipadaperusahaan.

1|Struktur Organisasi
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN PENGORGANISASIAN

pengorganisasian yaitu kegiatan yang mengatur tugas, wewenang, dan tanggung


jawab serta Pengorganisasian yang baik dapat menempatkan orang – orang pada tugas yang
tepat /Anggota suatu organisasi , baik oganisasi formal maupun non formal .

dan di lakukan oleh dua orang atau lebih untuk mencapai tujuan tertentu.kata
organisasi mempunyai 3 pengertian umum yaitu :

1. Sebagailembagaatau  fungsional .
2. Proses pengorganisasiansuatu proses
penyusuananstrukturorganisasidimanapekerjaan diatur dan di bagikan diantara para
anggota organisaasi sehingga tujuan yang telah di tetapkan apat di capai dengan
efesien .
3. Pembentukanmekanismeuntukmengkordinasikanpekerjaan para anggota menjadi
kesatuan yang terpadu dan harmonis .

B. ASPEK-ASPEK DALAM PENGORGANISASIAN

 Proses pengorganisasian tercermin pada struktur organisasi. Struktur


organisasi  ( desain organisasi ).Didefinisikan mekanisme formal dengan nama organisasi
yang di susun berdasarkan :

1)      Departementalisasi / departementasi

Departementalisasi adalah pengelompokan pekerjaan menjadi departemen aktivitas


pekerjaan yang serupa secara logis berhubungan., oleh karena itu merupakan hasil
keputusan manajer tentantg aktivitas tadi dibagi-bagi menjadi tugas atau secara jelasnya
adalah Proses pengelompokkan dan penamaan bagian atau kelompok pekerjaan
berdasarkan kriteria tertentu.

Sebagai contoh, untuk bisnis restoran : pencatatan menu, pemberitahuan menu


kepada bagian dapur, hingga pengiriman makanan dari bagian dapur kepada pelanggan di
meja  makan dapat dikelompokkan menjadi satu departemen tertentu, katakanlah bagian
Pelayan

2|Struktur Organisasi
Ada beberapa cara dimana organisasi dapat mengelompokkan kegiatan-kegiatan
yang bermacam-macam untuk dilaksanakan. Sekali lagi, proses penentuan cara bagaimana
kegiatan-kegiatan dikelompokkan disebut departementalisasi atau departementasi.

A. DEPARTEMENTALISASI FUNGSIONAL

 Departementalisasifungsionalmengelompokkanfungsi-fungsi yang samaatau


kegiatan-kegiatan sejenis untuk membentuk satu satuan organisasi. Semua individu-
individu yang melaksanakan fungsi yang sama dikelompokkan bersama, seperti
seluruh personalia, penjualan, akuntansi, programmer computer, dan sebagainya.
 Kebaikanpendekatanfungsional:
Kebaikanutamapendekatanfungsionaladalahbahwapendekatan ini
menjaga  kekuasaan dan kedudukan fungsi-fungsi utama, menciptakan efisiensi
melalui spesialisasi, memusatkan keahlian organisasi, dan memungkinkan
pengawasan manajemen puncak lebih ketat terhadap fungsi-fungsi.
 Kelemahanstrukturfungsional :
Bagaimanapunjuga, pendekatanfungsionalmempunyaiberbagai kelemahan.
Struktur fungsional dapat menciptakan konflik antar fungsi-fungsi,menyebabkan
kemacetan-kemacetan pelaksanaan tugas yang berurutan ,memberikan tanggapan
lebih lambat terhadap perubahan, hanya memusatkan pada kepentingan tugas-
tugasnya, dan menyebabkan para anggota berpandangan lebih sempit serta kurang
inovatif.

B.  DEPARTEMENTALISASI DIVISIONAL

   Banyak perusahaan besar, dengan banyak jenis produk, diorganisasikan menurut


struktur organisasi divisional. Bila departementalisasi perusahaan menjadi terlalu kompleks
dan tidak praktis bagi struktur fungsional, manajer perlu membentuk divisi- divisi semi
otonomi, dimana setiap divisi merancang, memproduksi dan memasarkan produknya
sendiri.

Tidak seperti departemen fungsional, suatu divisi menyerupai perusahaan yang


terpisah.kepala divisi terutama memusatkan perhatiannya bersaing dengan satuan-satuan
lainnya dalam perusahaan yang sama. Tetapi suatu divisi bukan merupakan satuan bebas
seperti halnya perusahaan terpisah. Dalam hal ini, seorang manajer divisi tidak dapat
membuat keputusan-keputusan sebebas pemilik perusahaan terpisah, karena dia masih
harus melaporkan kegiatannya kepada direktur pusat. Sebagai pedoman umum, wewenang
kepala divisi terbatas bila keputusan-keputusannya akan mempengaruhi kegiatan-kegiatan
divisi-divisi lain.

Kebaikan struktur divisional :

3|Struktur Organisasi
Organisasi atas dasar divisi mempunyai beberapa kebaikan. Karena semua kegiatan,
ketrampilan dan keahlian yang diperlukan untuk memproduksi dan memasarkan produk
dikelompokkan menjadi satu dibawah seorang kepala,keseluruhan pekerjaan dapat lebih
mudah dikoordinasikan dan prestasi kerja yang tinggi dipelihara. Disamping itu, baik kualitas
dan kecepatan pembuatan keputusan meningkat, karena keputusan- keputusan yang dibuat
pada tingkat divisi dekat dengan kancah kegiatan.

       Kelemahan struktur divisional:

 Bagaimanapun juga stuktur divisional mempunyai berbagai kelemahan. Kepentingan


divisi mungkin ditempatkan di atas tujuan dan kebutuhan organisasi keseluruhan. Setiap
divisi mempunyai para anggota staf dan spesialis sendiri, sehingga akan meningkatkan biaya
administrasi dan terjadi duplikasi ketrampilan.

2)  Pembagian kerja

 Pemecahan tugas sehingga setiap individu Hanya pertanggung jawabdanmelakukan


sejumalah kegiatan tertentu saja.Pada dasarnya ada 3 hal yang mendorong orang untuk
membentuk pembagian kerja, yaitu :

1. 1.Pekerjaan yang banyak menumpuk dan tidak mungkin dikerjakan oleh


orang   seorang.
2. 2.Pekerjaan kadang-kadang menuntut keahlian tertentu dan berbeda.
3. 3.Pekerjaan dilaksanakan di beberapa tempat yang berebda, dalam
waktu    bersamaan.

3) Koordinasi

Proses untuk memadukan kegiantan dan sarana unit-unit organisasi yang terpisah
guna mencapai tujuan bersama.Koordinasi adalah usaha untuk menyatukan serta
menyelaraskan kegiatan yang ada, sehingga tidak terjadi kesimpangsiuran, berlawanan dan
semua kegiatan dapat mengarah kepada titik pencapaian tujuan.

Koordinasi perlu ada di dalam suatu organisasi, sebab koordinasi perlu untuk
mencegah timbulnya kekuatan pemisah (divergensi) dari tujuan semula, akibat adanya
pembagian tugas. Output dari koordinasi adalah terdapatnya kegiatan yang terarah, tidak
simpang siur dan tidak bertentangan serta tidak saling tumpang tindih sesamanya.

4)   Rentang manajemen

Banyaknya jumlah bawahan yang dapat dikendalikaan secaraa efektif seorang atasan

4|Struktur Organisasi
dapat digambarkan dalam bentuk bagan organisasi.

Kotak-kotak menggambarkan departementasi (pengelompokkan kegiatan),


kemudian kotak-kotak itu diatur dalam tingkatan-tingkatan (hierarki manajemen), dan garis-
garis yang menghubungkan kotak-kotak menggambarkan rantai komando atau “siapa
melapor kepada siapa” dan juga menggambarkan hubungan atau koordinasi secara
horizontal dan vertikal.

Susunan kotak tersebut membentuk organisasi , satu kotak di atas membawahi


beberapa kotak pada setiap hierarki manajemen, menggambarkan rentang manajemen
(span of authority), yang diartikan sebagai jumlah bawahan yang secara langsung melapor
kepada seorang manajer tertentu.

C. PEMBAGIAN KERJA
 Tiang dasar pengorganisasian adalah prinsip pembagian kerja ( devision of work )
yang memungkinkan terjadinya synergy.

Synergy adalah dua orang atau lebih yang bekerja bersama-sama secara coperatid
dan di koordinasikan akan mencapai hasil lebih baik dari pada dilakukan perseorangan.

Pada dasarnya ada 3 hal yang mendorong orang untuk membentuk pembagian
kerja ,yaitu :

1. Pekerjaan yang banyakmenumpuk dan tidak mungkin dikerjakan oleh orang seorang.
2. Pekerjaankadang-kadangmenuntutkeahliantertentu dan berbeda.
3. Pekerjaandilaksanakan di beberapatempat yang berebda, dalam waktu bersamaan

D. BAGIAN ORGANISASI

Struktur organisasi adalah suatu diagram yang menunjukkan fungsi-fungsi,


departemen-departemen, atau posisi-posisi dalam organisasi, dan bagaimana mereka saling
berhubungan.

Struktur organisasi terlalu komplek komplek untuk disajikan secara verbal maka
perlu digambarkan dalaam bagan organisasi ( organization chart ) untuk menunjukan
struktur organisasi .

Bagan organisaasi menggambarkan lima aspek utama struktur organisasi yaitu :

1.pembagian kerja

Cara pimpinan mengendalikan tugas bawahan melalui pengorganisasian adalah dengan


adanya pembagian kerja  yang jelas untuk tiap orang, maka pimpinan dapat dengan mudah
mengingat, siapa mengerjakan apa, yang pada akhirnya dapat dimintakan

5|Struktur Organisasi
pertanggungjawaban (laporan) hasil pelaksanaan tugas tersebut kepada yang bersangkutan.
Dengan pembagian kerja kegiatan bawahan dapat tertuju pada satu arah, karena dengan
adanya pembagian tugas, dapat dihindari kesimpangsiuran tugas, sehingga setiap orang
tahu apa yang menjadi tugasnya, dan mereka akan berusaha melaksanakn tugas itu dengan
sebaik-baiknya, sehingga tiap-tiap kegiatan itu akan terarah ke satu tujuan.

2. manajer dan bawahan (rantai perintah )

  Manajer dan bawahan atau rantai perintah.Rantai perintah menunjukkan hubungan


wewenang tanggung jawab yang menghubungkan tasan dan bawahan dalam keseluruhan
organisasi.Aliran ini dimulai dar jenjangorganisasi tertinggi sampai karyawan terendahdalam
organisasi. Oleh Karena itu, setiap anggota organisasi mempunyaisuatu kaitan dengan
manajer puncak organisasi.Dalam hal iniprinsip kesatuan perintah harus jelas, dimana setiap
karyawan menerimamenerimatugas dan pelimpahan wewenang hanya dari seorang
manajer dan melaporkan pertanggung jawaban juga hanya kepada seorang manajer.

Rantai Perintah

Kekurangan atau kelemahan utama bagan adalah masih banyak hal – hal yang tidak
jelas atau tidak ditunjukan. Sebagai contoh, tidak menunjukan seberapa besar tingkat
wewenang dan tanggung jawab setiap tingkatan manajerial. Bagan juga tidak menunjukan
hubungan – hubungan informal dan saluran komunkasi, dimana organisasi tidak dapat
berfungsi secera efisien tanpa hal – hal itu.

3.   Tipe pekerjaan yang dilakuaakaan .

Kelompok-kelompok kerja formal organisasi, tipe-tipenya :

1.      Kesatuan tugas khusus (task force), dibentuk untuk menangani suatu masalah atau
tugas khusus.

2.      Panitia tetap (standing commiters)dan panitia Ad hoc, dibentuk untuk


mengkoordinasikan dan mempertukarkan informasi, member saran manajemen puncak,
atau bahkan membuat keputusan-keputusan sendiri.

3.      Dewan atau komisi.

Kelompok-kelompok organisasi informal, memainkan peranan-penting dalam dinamika


perilaku organisasi. Muncul tak terhindarkan kapan saja orang-orang bergabung bersama
dan berinteraksi dalam pengelompokan-pengelompokan social.

4.      pengelompokan segmen-segmen pekerjaan (departementasi).

Pengelompokkan segmen-segmen pekerjaan.keseluruhan anggota menunjukkan atas dasar


apa kegiatan-kegiatan organisasi dibagi dasar fungsionalatau divisional, atau lainnya
(departemantialisasi).

6|Struktur Organisasi
4.Tingkatan manajemen

Tingkatan manajemen Suatu bagian tidak hanya menunjukkan manajer dan bawahan
tetapi juga keseluruhan hirarki manajemen.

Seberapa luas tingkat spesialisai kerja dalam organisasi dapat diperkirakan dengan
membaca label-label yang yang menunjukkan pekerjaan yang berbeda dan bagaimana
tugas-tugas dikelompokkan.Garis menunjukkan rantai perintah yang merupakan aspek kunci
koordinasi dalam setiap organisasi.Bagan juga dapat menunjukkan besarnya (size) dari
organisasi, tetapi tanpa informasi tambahan akan menimbulkan gambaran yang tidak jelas.

Keuntungan dan kelemahan bagan organisasi telah menjadi subyek perdebatan


cukup lama di antara para penulis manajemen. Salah satu keuntungan adalah bahwa
kariawan dan lain – lain diberi gambaran bagaimana organisasi disusun. Manajer, bawahan
dan tanggung jawab digambarkan dengan jelas. Bila seseorang dibutuhkan untuk
menangani suatu masalah khusus, bagan menunjukan tempat dimana orang itu dapat
ditemukan. Proses pembuatan bagan juga memungkinkan manajer mengetahui dengan
tepat kelemahan – kelemahan organisasi, seperti sumber – sumber potensial terjadinya
konflik atau bidang – bidang dimana duplikasi yang tidak diperlukan terjadi.

E. DEPARTEMENTALISASI

  Departementalisasi adalah pengelompokan pekerjaan menjadi departemen aktivitas


pekerjaan yang serupa secara logis berhubungan., oleh karena itu merupakan hasil
keputusan manajer tentantg aktivitas tadi dibagi-bagi menjadi tugas atau secara jelasnya
adalah Proses pengelompokkan dan penamaan bagian atau kelompok pekerjaan
berdasarkan kriteria tertentu.

Sebagai contoh, untuk bisnis restoran : pencatatan menu, pemberitahuan menu


kepada bagian dapur, hingga pengiriman makanan dari bagian dapur kepada pelanggan di
meja  makan dapat dikelompokkan menjadi satu departemen tertentu, katakanlah bagian
Pelayan

Ada beberapa cara dimana organisasi dapat mengelompokkan kegiatan-kegiatan


yang bermacam-macam untuk dilaksanakan. Sekali lagi, proses penentuan cara bagaimana
kegiatan-kegiatan dikelompokkan disebut departementalisasi atau departementasi.

F. MACAM –MACAM DEPARTEMENTALISASI

1. pemasaran, akuntansi, produksi, atau keuangan.


2. Produkataujasa: divisi mesin cuci, lemari es, televisi, atau radio.
3. Wilayah: divisi DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, atau Indonesia Timur dan
Operasi Internasional.

7|Struktur Organisasi
4. Langganan: penjualanindustri, pedagang eceran, pemerintah, milier atau konsumen.
5. Proses atauperalatan: departemen pemotongan, kelompok perakitan, bagian
pembungkusan atau bagian finishing.
6. Waktu: kelompokkerjabisa dibagi menjadi shift pertama, shift kedua, shift ketiga.
7. Pelayanan: bisamencerminkankelas bisnis, kelas ekonomi, dan kelas turis dalam
pelayanan di pesawat terbang.
8. Alpha-numerical: bisadigunakan pada pelayanan telepon dimana,misal nomer 00000
– 50000 ditempatkan dalam satu departemen dan nomer 50001 – 99999 dalam
departemen lain.
9. Proyek dan Matriks: digunakan oleh perusahaan – perusahaan konstruksi dengan
teknologi tinggi, perusahaan konsultan atau orientasi energi.
.      

Dalam hal, hampir semua organisasi menggunakan lebih dari satu pendekatan dalam
pengelompokan kegiatan – kegiatannya. Bahkan dalam organisasi yang besar mungkin
dijumpai empat, lima, atau enam pendekatan digunakan bersama sebagai dasar
departementalisasi.

   Departementalisasi ini dapat di rangkum menjadi tiga struktur departemen yaitu :


1.Departementalisasi Fungsional

Departementalisasi Fungsional mengelompokkan fungsi – fungsi yang sama atau


kegiatan – kegiatan sejenis untuk membentuk suatu satuan organisasi. Semua individu yang
melaksanakan fungsi yang sama dikelompokan bersama, seperti seluruh personalia
penjualan, akuntansi, programmer komputer, ddan sebagainya.

Organisasi fungsional ini barangkali merupakan bentuk yang paling umum dan
bentuk dasar departementalisasi. Gambar 3.2, menunjukaan departementalisasi fungsional
yang dapat digunakan pada tingkatan manajemen puncak dalam membagi empat fungsi
utama bisnis – produksi, keuangan, dan personalia (kepegawaian).

Kebaikan pendekatan fungsional. Kebaikan utama pendekatan fungsional adalah


bahwa pendekatan ini menjaga kekuasaan dan kedudukan fungsi – fungsi utama,
menciptakan efisiensi melalui spesialisasi, memusatkan keahlian organisasi, dan
memungkinkan pengawasan manajemen puncak lebih ketat terhadap fungsi – fungsi.
Pendekatan ini cocok untuk lingkungan yang stabil serta memerlukan koordinasi internal
yang minimum, membutuhkan lebih sedikit ketrampilan – ketrampilan dasar pribadi, dan
meminimumkan duplikasi personalia dan peralatan dari segi biaya.

Kelemahan struktur fungsional. Bagaimanapun juga, pendekatan fungsional


mempunyai berbagai kelemahan. Struktur fungsional dapat menciptakan konflik antar
fungsi – fungsi, menyebabkan kemacetan – kemacetan pelaksanaan tugas yang berurutan,
memberikan tanggapan yang lebih lambat terhadap perubahan, hanya memusatkan pada

8|Struktur Organisasi
kepentingan tugas – tugasnya, dan menyebabkan para anggota. Berpandangan lebih sempit
serta kurang inovatif.

Koordinasi antara dan diantara fungsi – fungsi menjadi kompleks dan lebih sulit
sejalan dengan pertumbuhan organisasi. Tanggung jawab atas keseluruhan pelaksanaan
kegiatan berhenti hanya pada sampai puncak.

2.Departementalisasi Divisional

Banyak perusahaan besar, dengan banyak jenis produk, diorganisasikan menurut


struktur organisasi divisional. Bila departementalisasi perusahaan menjadi terlalu
kompleksdan tidak praktis bagi struktur fungsional, manajer perlu membentuk divisi – divisi
semi otonomi, dimana setiap divisi merancang, memproduksi dan memasarkan produknya
sendiri.

 Organisasi divisional dapat mengikuti pembagian divisi – divisi atas dasar produk,
wilayah (geografis), langganan, dan proses atau peralatan.

1.Struktur organisasi divisional atas produk.

      Setiap departemen bertanggung jawab atas suatu produk atau sekumpulan produk yang
berhubungan (garis produk). Divisionalisasi produk adalah pola logik yang dapat diikuti bila
jenis – jenis produk mempunyai teknologi pemprosesan dan metoda – metoda pemasaran
yang sangat berbeda satu dengan yang lain dalam organisasi (lihat gambar 3.3). Dalam
gambar terlihat bahwa perusahaan diorganisasikan atas dasar produk pada tingkat manajer
umum, dan pada tingkat selanjutnya menggunakan pendekatan fungsional.

2.Stuktur organisasi divisional atas dasar wilayah.

        Departementalisasi wilayah, kadang – kadang juga disebut departementalisasi daerah,


regional atau geografis, adalah pengelompokan kegiatan – kegiatan menurut tempat
dimana operasi berlokasi atau dimana satuan – satuan organisasi menjalankan usahanya.
Faktor – faktor lokasi yang terutaman menjadi pertimbangan adalah sumber bahan mentah,
pasar, dan tenaga kerja. Perusahan yang menjual produknya diberbagai wilayah yang
tersebar luas, dapat membaginya menjadi kelompok – kelompok wilayah dengan manjer
tersendiri (area manajer) untuk setiap wilayah. Perusahaan – perusahaan jasa, perbankan,
dan perusahaan – perusahaan bukan manufacturing lainnya lazim diorganisasikan atas dasar
wilayah, dengan membuka kantor – kantor cabang.

3.Struktur organisasi divisional atas dasar langganan.

        Departementalisasi langganan adalah pengelompokan kegiatan – kegiatan yang


dipusatkan pada penggunaan produk atau jasa tertentu. Sebagai contoh, perusahaan
elektronika mungkin mempunyai divisi – divisi yang terpisah untuk langganan.

9|Struktur Organisasi
 4.Stuktur organisasi divisional atass dasar proses atau peralatan.

        Departementalisasi proses atau peralatan adalah pengelompokan kegiatan atas dasar


proses atau peralatan produksi. Hal ini sering dijumpai dalam departemen produksi.kegiatan
– kegiatan suatu pabrik manufacturing dapat dikelompokan menjadi departemen –
departemen pemboran, penggilingan penggergajian perakitan dan penyelesaian terakhir.
Tipe departementalisasi ini mempunyai kegunaan bila mesin – mesin atau peralatan –
peralatan yang digunakan memerlukan keterampilan – keterampilan pengoperasian khusus
atau akan lebih ekonomis bila kapasitas digunakan sepenuhnya. Pendekatan proses atau
peralatan terutama ditentukan atas dasar pertimbangan ekonomis.

        Tidak seperti departemen fungsional, suatu divisi menyerupai perusahaan yang


terpisah. Kepala divisi terutama memusatkan perhatiannya pada operasional divisinya,
bertanggung jawab atas laba rugi, dan bahkan mungkin bersaing dengan satuan – satuan
lainnya dalam perusahaan yang terpisah. Dalam hal ini, seorang manajer divisi tidak dapat
membuat keputusan – keputusan sebebas pemilik perusahaan terpisah, karena dia masih
harus melaporkan kegiatan nya kepada direktur pusat. Sebagai pedoman umum, wewenang
kepala divisi terbatas bila keputusan – keputusannya akan mempengaruhi kegiatan divisi –
divisi lain.

        Kebaikan struktur divisional. Organisasi atas dasar divisi mempunyai beberapa


kebaikan. Karena semua kegiatan, keterampilan dan keahlian yang diperlukan untuk
memproduksi dan memasarkan produk dikelompokkan menjadi satu di bawah seorang
kepala, keseluruhan pekerjaan dapat lebih mudah dikoordinasikan dan prestasi kerja yang
tinggi terpelihara. Di samping itu, baik kualitas dan kecepatan pembuatan keputusan
meningkat, karena keputusan – keputusan yang dibuat pada tingkat divisi dekat dengan
kancah kegiatan.

3.Departementalisasi Organisasi Matrix / Matriks

      Bentut organisasi matriks marupakan gabungan dari departementalisasi menurut


fungsional dan departementalisasi menurut proyek. Seorang pegawai dapat memiliki dua
posisi baik secara fungsi maupun proyek sehingga otomatis akan memiliki dua atasan /
komando ganda. Proyek biasanya diadakan secara tidak menentu dan sifatnya tidak tetap.

G. RENTANG MANAJEMEN (SPAN OF MANAGEMENT)

      Prinsip rentang manajemen berkaitan erat dengan jumlah bawahan yang dapat
dikendalikan secara efektif oleh manajer atau atasan. Antara rentang manajemen dan
koordinasi saling berhubungan erat. Ada anggapan bahwa semakin besar jumlah rentangan
semakin sulit untuk mengkoordinasikan kegiatan bawahan secara efektif

   Penentuan rentang yang tepat

10|Struktur Organisasi
     Rentang manajemen mempengaruhi penggunaan efisien dari manajer dan pelaksanaan
kerja efektif dari bawahan mereka. Jika terlalu banyak anak buah maka ,anak buah akan
semakin kurang terkontrol dan kurang arahan.   Kalau terlalu sedikit maka ,manajer yang
kurang dimanfaatkan tenaganya dan para bawahan terlalu diawasi.

      Ada hubungan antara rentang manajemen di seluruh organisasi dan struktur organisasi
Jika rentang terlalu sempit, yaitu anak buahnya sedikit, maka organisasi jadi terlalu tinggi
dan berjenjang sehingga efiktifitas manajer ditiap tingkatan akan terpengaruh.

      Jika anak buah merasa frustasi dan ada kecurangan maka dapat disimpulkan bahwa
rentang organisasi terlalu lebar, jadi tak effisien dan banyak tenaga yang tak termanfaatkan
dengan baik.

   Pendekatan Graicunas
Dalam memilih suatu rentangan, manajer harus mempertimbangkan tidak hanya hubungan
satu dengan satu secara langsung dengan bawahan yang diawasi tetapi juga hubungan
mereka dengan bawahan dalam kelompok dua atau lebih.

 Pilihandalammeningkatkanjumlah karyawan
1. Rentangmanajemen naik
2. Hirarkitingkatanmanajemen naik
3. Kombinasikeduanya
   Menurut Lockheed‘s tujuhfaktor yang mempengaruhi manajer dalam penentuan
rentang manajemen adalah :
a) Kesamaanfungsidiawasi: sejauh mana fungsi atau tugas bawahan yang manajer
bertanggung jawab adalah sama atau berbeda.
b) Kedekatangeografisfungsidiawasi: seberapa dekat terletak kepada pengelola fungsi
atau bawahan.
c) Kompleksitasfungsidiawasi: sifat fungsi atau tugas yang bertanggung jawab manajer.
d) Arah dan kontrol yang diperlukan oleh bawahan: derajat pengawasan yang
dibutuhkan bawahan.
e) Koordinasi yang diperlukanpengawas: sejauh mana manajer harus mencoba untuk
mengintegrasikan fungsi atau tugas dalam subunit atau di antara subunitdan bagian
lain dari organisasi.

f) Perencanaan yang diperlukanpengawas: sejauh mana manajer harus meninjau


program dan kegiatan subunit nya.
g) Bantuan pada atasanatas adanya organisasi : berapa banyak membantu dalam hal
asisten dan personil pendukung dapat diandalkan manajer.
   Kelemahan jumlah bawahan yang luas adalah :
1) Fungsipengawasanterhadapbawahan sukar dilaksanakan .
2) Kemajuansetiapbawahansukardiikuti .

11|Struktur Organisasi
3) Waktu kerjapimpinanakan habis pekerjaan rutin mengawasi bawahannya ,sehingga
tidak ada waktu lagi untuk memikirkan pengambilan organisasi .
4) Pimpinanaakanmenjumpaikesulitan untuk menyesuaikan diri dengan bawahannya .
 Faktor-faktor yang harus di perhitungkan dalam menetapkan rentang manjeman
yaitu:
a. Mudah ,sukarnyapekerjaan bawahan yang harus di awasi.
b. Makin sulit pekerjaan ,sebaiknya makin sedikit jumlah bawahan yang harus di awasi .
c. Kesetabilan proses produksi .
d. Apabila proses produksi stabil maka dapat lebih banyak bawahan yang di awasi
e. Kemampuanbawahan yang diawasi .
f. Apabila bawahan mempunyai kemampuan kerja yang baik makajumlah bawahan
yang di awasi dapat lebih banyak lagi .
g. d.      Pekerjaan utama atasan .
h. Jika atasan memiliki pekerjaan utama yang banyak , sebaiknya jumlah bawahan yang
diawasinya sedikit saja .
i. e.       Biaya pengawasan .
j. Apabila biaya pengawasan mahal maka jumlah bawahan yang di awasi , sebaiknya di
tentukan jumlah yang sedikit .

H. RUMUS PENGHITUNGAN JUMLAH HUBUNGAN .

Menurut V.A Griunas ,banyak sedikitnya jumlah bawahan yang diawasi akan
menentukan jumlah hubungan yang akan timbul antara atasan dan bawahan .

Bagaimana menghitung jumlah hubungan yang timbul antara atasan dan bawahan ini ?

            Jumlah hubungan itu dapat di hitung dengan rumus :

            Ht = n(2n + n 1).

            Ht = jumlah hubungan .

            N = jumlah bawahan .

Jadi kalau seorang pemimpin memiliki jumlah bawahan 3 orang , maka jumlah
hubungan yang akan timbul adalah sejumlaah 18.

Dalam praktek jumlah hubungan menurut Griunas ini tidak selalu terjadi sebab
jumlah hubungan dalaam praktek tidak selau sama dalam hal frekuensi dan   intensitasnya .

I. MACAM – MACAM SIFAT HUBUNGAN DALAM ORGANISASI .

1) HubunganGaris.

12|Struktur Organisasi
Hubungan Garis adalah tipe organisasi yang tertua dan paling sederhana. Dalam
organisasi garis, tugas-tugas perencanaan, pengendalian dan pengawasan berada satu
tangan garis kewenangan (line authority) langsung dari pimpinan kepada bawahan.

2) Hubungan Staf.

Hubungan staf pada umumnya digunakan untuk organsasi yang besar. Daerah kerjanya
luas dan mempunyai bidang-bidang tugas yang beraneka ragam serta rumit.

3) Organisasi Fungsi.

Pada umumnya yang dimaksud dengan organisasi fungsi adalah yang disusun
berdasarkan sifat dan macam-macam fungsi yang harus dilaksanakan.

4)  Hubungan rateral (rateral relations )

Contonya bagian marketing berhubungan dengan bagian produksi untuk merundingkan


barang apa yang akan di hasil kan .

J. BENTUK ORGANISASI .

1. Organisasi Garis (Line Organization)


2. Organisasi Garis dan Staf (Line and Staff Organization)
3. Organisasi Fungsional (Functional Organization)
4. Organisasi Panitia (Commit Organization)

1) Organisasi Garis

Organisasi Garis adalah tipe organisasi yang tertua dan paling sederhana. Dalam
organisasi garis, tugas-tugas perencanaan, pengendalian dan pengawasan berada satu
tangan garis kewenangan (line authority) langsung dari pimpinan kepada bawahan. Bentuk
organisasi diciptakan oleh Henry Fayol

Ciri-ciri organisasi garis adalah:

1. Tujuanorganisasimasihsederhana.
2. Organisasinyakecil.
3. Jumlahkaryawannyasedikit.
4. Pemimpin dan semuakaryawansalingmengenal dan
dapatberhubungansetiapharikerja.
5. Hubunganantarapimpinan dan karyawanbersifatlangsung.
6. Tingkat spesialisasi begitu juga alat-alat yang diperlukantidakbegitutinggi dan
tidakberanekaragam.

13|Struktur Organisasi
2)Organisasi Garis dan Staf

Tipe organisasi garis dan staf pada umumnya digunakan untuk organsasi yang besar.
Daerah kerjanya luas dan mempunyai bidang-bidang tugas yang beraneka ragam serta
rumit. Bentuk ini diciptakan oleh Harrington Emerson.

Ciri-ciri organisasi garis dan staf adalah:

1. Organisasinyabesar dan bersifatkompleks.


2. Jumlahkaryawanbanyak.
3. Daerah kerjanyaluas.
4. Hubungankerja yang bersifatlangsungtidakmungkinlagi.
5. Pimpinanbegitu pula sesamakaryawantidaklagisemuanyasalingmengenal.
6. Spesialisasi yang beranekaragamdiperlukan dan digunakansecaramaksimal.
   Terdapat tiga komponen utama yaitu:
1. Pimpinan : yang mengendalikan dan bertanggung jawab atas kelancaran organisasi
dalam arti menentukan tujuan, menetapkan kebijaksanaan dan mengambil
keputusan.
2. Pembantu pimpinan atau staf : yaitu yang membantu pimpinan dalam perencanaan
dan pengendalian. Pada organisasi garis dan staf yang besar, staf terdiri dari dua
kelompok, yaitu:
3. Staf koordinasi atau biasa disebut "staf umum", yaitu kelompok staf yang membantu
pemimpin dalam perencanaan dan pengawasan serta setiap saat memberikan
nasihat-nasihat kepada pemimpin, diminta atau tidak diminta.
4. Staf teknik atau biasa juga disebut "staf khusus", yaitu kelompok staf memberikan
pelayanan atau jasa-jasa kepada komponen pelaksana untuk pelaksanaan tugasnya.
5. Pelaksana : yaitu komponen organisasi yang melaksanakan tugas-tugas yang telah
ditentukan dari atas.
6. Dalam organisasi garis dan staf, secara formal yang berhak memberikan perintah
hanyalah pemimpin, sedangkan staf hanyalah sebagai pembantu pimpinan dengan
tugas perencanaan, memberikan nasihat, dan lain-lain yang serupa dengan itu.
Tetapi dalam organisasi yang besar yang mempunyai ruang lingkup tugas yang luas,
beraneka ragam, dan kompleks, tidak mungkin lagi bagi seorang pemimpin
mendelegasikan beberapa wewenangnya kepada staf sesuai dengan bidang masing-
masing. Dalam hal demikian staf menandatangani keputusan, perintah, instruksi, dan
lain-lain atas nama pimpinan.

3)Organisasi Fungsional

Pada umumnya yang dimaksud dengan organisasi fungsional adalah yang disusun
berdasarkan sifat dan macam-macam fungsi yang harus dilaksanakan.

Ciri-ciri organisasi fungsional antara lain adalah:

14|Struktur Organisasi
1. Pembidangan tugas secara tegas dan jelas dapat dibedakan
2. Dalam melaksanakan tugas tidak banyak memerlukan koordinasi terutama pada
tingkat pelaksanaan bawahan karena bidang tugasnya sudah tegas dan jelas
digariskan. Dalam organisasi fungsional, koordinasi dititikberatkan pada eselon
atasan
3. Pembagian unit-unit organisasi didasarkan pada spesialisasi tugas
4. Para direktur mempunyai wewenang komando terhadap unit-unit yang berada
dibawahnya atas namanya sendiri, tidak perlu atas nama direktur utama.Organisasi
fungsional pada umumnya digunakan dalam perusahaan-perusahaan yang
pembidang tugasnya dapat digriskan secara tegas, umpamanya unit produksi, unit
pemasaran, unit keuangan, dan lain-lain yang walaupun saling bersangkut-paut
namun bidang kegiatannya jelas berbeda. Bentuk ini dikembangkan oleh FW Taylor.
4)Organisasi Panitia

Tipe organisasi panitia pada umumnya dibentuk dalam waktu yang terbatas untuk
melaksanakan tugas-tugas tertentu,

   Ciri-ciri organisasi panitia antara lain adalah:


1. Tugasnya tertentu dan jangka waktu berlakunya terbatas
2. Seluruh unsur pimpinan duduk dalam panitia baik sebagai ketua maupun sebagai
anggota
3. Tugas kepemimpinan dilaksanakan secara kolektif, oleh sebab itu tanggung
jawabpun secara kolektif pula
4. Semua anggota pimpinan mempunyai hak, wewenang dan tanggung jawab yang
pada umumnya sama
5. Para pelaksana dikelompokkan menurut bidang dan tugas tertentun yang harus
dilaksanakan dalam bentuk tugas (task force)

5) organisasi matrik.

Cirinya adalah dalam organisasi itu terjadi kontak koordinasi antar bagian yang ada
dalam organisasi.

6) organisasi prroyek dan lain –lain .

           Cirinya adalah apabila tujuan proyaek sedah selesai ,maka organisasi akan segera di
bubarkan.

   Macam- macam bentuk organisasi dalam sudut formalitas .


 Organisasi Formal
Organisasi formal adalahkumpulan dari dua orang atau lebih yang mengikatkan diri
dengan suatu tujuan bersama secara sadar serta dengan hubungan kerja yang
rasional. Contoh : Perseroan terbatas, Sekolah, Negara, dan lain sebagainya.
a. Memilikisuatustruktur yang terumuskan baik

15|Struktur Organisasi
b. Yang menerangkanhubungan
c. hubunganotoritasnya, kekuasaan, akuntabilitas dan tanggung jawabnya, bagaimana
bentuk saluran-saluran
d. melaluiapakomunikasiberlangsung.
e. Menunjukkantugas-tugasterspesifikasibagi masing-masing anggotanya.
 Organisasi Informal
a. Organisasi informal adalahkumpulan dari dua orang atau lebih yang telibat pada
suatu aktifitas serta tujuan bersama yang tidak disadari.
b. sulituntukmenentukanwaktu eksak seseorang menjadi anggota organisasi tersebut.
Sifat eksak hubungan antar anggota dan bahkan tujuan organisasi yang
bersangkutan tidak terspesifikasi.
c. Munculnyabiasanyadikarenakanadanya sekelompok orang yang memiliki kebutuhan
yang sama.
d. Contoh: makan malam bersama.
 SifatOrganisasi Informal
1. HubunganDidalamnyalebihbersifatspontan dan tidakteroganisasi.
2. TidakterdapatPemimpin.
3. Tidakbertitiktolak pada pengendalianManajemen.
 PembagianOrganisasi Informal Menurut Hicks
 Organisasi Primer:
1.menuntut keterlibatan secara lengkap, pribadi dan emosional anggotanya.
2.Berlandaskan ekspektasi timbal balik, bukan pada kewajiban yang dirumuskan dengan
eksak

Contoh; keluarga

 PembagianOrganisasi Informal Menurut Hicks


 OrganisasiSekunder, memuathubungan yang bersifat
1. intelektual,
2. rasional,dan
3. kontraktual.
 Tidakbertujuanmemberikankepuasan batiniah
 Memilikianggotakarenadapat menyediakan alat-alat berupa gaji ataupun imbalan
kepada anggotanya.
 Contoh: kontrakkerjasamaantara majikan – calon karyawannya dimana harus saling
setuju mengenai seberapa besar pembayaran gajinya
 JenisKelompok Informal
a) Horizontal Cliques
Yaitukelompok informal yang keanggotaannyaterdiridari orang-orang yang
berada pada tingkatanmanajemen yang sama dan bekerjadalambidang yang
sama.
b) Vertical Cliques

16|Struktur Organisasi
Yaitukelompok informal yang keanggotaannya terdiri dari orang-orang yang
berada pada tingkatanmanajemen yang berbeda-beda,
akantetapidalamsuatubidang yang sama
c) Random Cliques
Yaitukelompok informal yang keanggotaannya terdiri dari orang-orang yang
berasal dari berbagai tingkatan manajemen dan yang berasal dari berbagai
bidang.

17|Struktur Organisasi
BAB IIIPENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian di atas disimpulkan bahwa faktor-faktor yang berpengaruh


terhadap komitmen organisasi diantaranya adalah kejujuran dalam pekerjaan, perhatian,
kepedulian dan kepercayaan terhadap karyawan, perbedaan karakteristik individu (usia,
tingkat pendidikan, jenis kelamin, status perkawinan, karakteristik yang berhubungan
dengan pekerjaan, karakteristik struktural (formalitas, desentralisasi), pengalaman dalam
kerja, kepercayaan dan penerimaan yang penuh atas nilai-nilai dan tujuan organisasi,
keinginan bekerja keras demi kepentingan organisasi, dan keinginan untuk
mempertahankan diri agar tetap menjadi anggota organisasi.

Dan bahwa aspek-aspek komitmen organisasi meliputi kemauan yang kuat untuk
mempertahankan keanggotaannya dalam organisasi yang ditandai dengan kesetiaan pada
organisasi atau perusahaan, kemampuan yang kuat berusaha semaksimal mungkin demi
kemajuan dengan ikut mendukung kegiatan-kegiatan yang sesuai dengan sasaran organisasi
serta adanya penerimaan nilai, tujuan dan sasaran organisasi. Aspek-aspek yang akan
dijadikan alat ukur adalah perasaan manunggal dengan organisasi, perasaan terlibat pada
organisasi, dan perasaan setia dan loyal pada perusahaan.

B. Saran

Mengingat pentingnya pengorganisasian maka perlu kiranya masalah ini


diperhatikan dan dipahami sebaik-baiknya. Setelah mamahami pengorganisasian maka
sebaiknya diterapkan dalam bentuk actual di lapangan. Dan untuk para
pemimpin  sebaiknya harus mengetahui semua hal yang menyangkut tentang organisasi
baik secara individu mau kelompok.

18|Struktur Organisasi
DAFTAR PUSTAKA

Handoko, Hani. Dalamwawancara oleh Usahawan.1996. RancangUlangStrukturOrganisasi.


Usahawan. April, No.04 Thn XXV

Handoko, Hani. dan Tjiptono, Fandy. 1996. KepemimpinanTransformasional dan


Pemberdayaan. JEBI. September

House, R.J. &Aditay, R.1977. The social scientific study of leadership: Quo vadis.
Journal of Management, 23: 409-473.

Leavitt, Harold J. 1978.Managerial Psychology. The University of Chicago

Meindl, J.R., Ehrlich, S.B., &Dukerich, J.M..1985 .The romance of leadership.


Administrative Science Quarterly, 30: 78-102.

19|Struktur Organisasi

Anda mungkin juga menyukai