Nim : S1A122145
Kelas : D
A. Latar Belakang
Sebuah struktur organisasi menjadi suatu alat strategik yang penting
dalam pencapaian visi misi organisasi, karena struktur organisasi dibuat
untuk mencapai sejumlah tujuan organisasi yaitu menunjang strategi
organisasi, mengorganisasikan sumber daya dengan cara paling efisien dan
efektif, mengadakan persiapan pembagian tugas dan pertanggungjawaban
yang efektif antara perorangan atau kelompok, memastikan koordinasi
kegiatan organisasi yang efektif dan menggambarkan proses pembuatan
keputusan, mengembangkan dan menggambarkan garis-garis komunikasi
ke atas, ke bawah, dan seluruh organisasi.
Selain itu struktur ini juga memiliki kebaikan antara lain pimpinan
proyek punya wewenang penuh dalam pengelolaan proyek dan hanya
memerlukan sedikit dukungan dari unit fungsional. Serta memiliki
keburukan antara lain pimpinan cenderung berperilaku/bertindak secara
otokratis karena seluruh kegiatan dilaksanakan oleh pimpinan.
Faktor keuangan
Faktor perencanaan
Faktor penggunaan teknologi
Faktor geografis
Model Struktur Organisasi
Struktur organisasi menurut Dennis L. Dresang (2016) pada dasarnya
berasal dari tiga model organisasi yaitu:
Model Birokasi
Model Matriks
Model Tim
2. Departementalisasi
3. Rantai komando
4. Rentang kendali
Merupakan seberapa banyak karyawan atau bawahan yang bisa
diarahkan secara efektif dan efisien oleh manajer. Rentang kendali sangat
penting. Karena menentukan jumlah tingkatan dan manajer yang perlu
dimiliki sebuah organisasi. Jika rentangannya makin lebar atau besar,
berarti kian efisien pula organisasi tersebut.
5. Sentralisasi dan desentralisasi
Adalah elemen yang menentukan proses pengambilan keputusan di
tingkat pusat atau di berbagai tingkat oleh karyawan. Baca juga: Mengapa
Struktur Organisasi Sangat Diperlukan dalam Organisasi? Sederhananya,
sentralisasi merupakan kewenangan secara terpusat. Berarti proses
pengambilan keputusan berada di pusat. Sedangkan desentralisasi
merupakan pendelegasian wewenang dari manajemen puncak terhadap
bawahannya.
6. Formalisasi
Formalisasi mengacu pada sejauh mana pekerjaan dalam organisasi
dilakukan. Apabila pekerjaannya sangat formal, pemangku pekerjaan akan
memiliki kebebasan yang sedikit sekali untuk memilih apa yang harus
dikerjakan, kapan dan bagaimana harus dikerjakan. Elemen struktur
organisasi ini menegaskan bahwa organisasi dengan formalisasi tinggi
berarti punya deskripsi tugas yang jelas serta beragam prosedur yang
tegas. Sedangkan organisasi dengan formalisasi rendah, artinya perilaku
pekerjaannya tidak terprogram, dan karyawannya punya banyak kebebasan
untuk menjalankan diskresi dalam pekerjaannya.
Peran struktur organisasi dalam pengambilan keputusan
Model organık dalam Struktur organisasi merupakan Struktur yang
datar, menggunakan tim hirarkis silang dan fungsional memunnyai
formalisasi rendah, memiliki suatu stoplesingan informasi yang
menyeluruh dan mengandalkan pengambilsebuah keputusan partisipatif.
Faktor- Faktor yang menentukan desain struktural adalah strategi, ukuran,
teknologi dan lingkungan.
Strategis Pengambilan Keputusan, yang merupakan proses
pengambilan keputusan sstrategi di suatu perusahaan Sebagai usaha agar-
agar perusahaan sesuai dan mampu beradaptasi dengan lingkungan
eksternal. Proses ini akan memiliki dampak yang sangat luas dan
mendasar terhadap aspek dan fungsi dari organisası, dan Mempengaruhi
arah pengembangan organisası, dan mempengaruhi arah pengembangan
organisasi Saya, administrasi, dan Struktur perusahaan. Sehingga tidaklah
mengherankan kalau inti dari prosesstrategi manajemen perusahaan adalah
proses pengambilan keputusan strategi.
Prespektif yang mempengaruhi pembentukan model pengambilan
keputusan strategis, yaitu teori pemengambil keputusan. Karena memang,
kebanyakan penelitian tentang proses pengambilan keputusan strategis
merupakan aplikasi teori pengambilan keputusan pada permasalahan
strategis perusahaan, Dan pembahasan berikutnya Tmelibatkan perspektif
yang berkembang dalam penelitian tentang proses pengambilan keputusan
strategi.
Teori pengambilan keputusan
1. Model Rasional
Perspektif ini seringkali digunakan dalam proses pengambilan keputusan
karena dua hal:
Asumsi bahwa aktor pengambil keputusan adalah rasional
bahwa setiapaktivitasyang akan diambil harus beralasan logis.
Tahapan proses pengambilan keputusan dalam perspektifini mengikuti
tahapan seperti: (1) merumuskan masalah, (2) menemukan semua
alternatif pemecahan masalah secara logistik, (3) berlaku Setiap
alternatif pemecahan berdasarkantujuan yang ingin mencapainya, dan
(4) pemilihan solusi yang paling optimal. Ternyata kognitif dari aktor
pengambil keputusan adalah terbatas dan karena batasan
proseskognitifini, biasanya aktor pengambil keputusan menggunakan
'heuristis' yalama memproses informasi yang
model rasional
(2)model organisasional, (3) modelpolitik dan poya, dan (4) model tempat
sampah. Teori pengambilan keputusantelah diperkaya dengankonsep-
konsepdi luarilmu manajemenmurni, disiplin ilmu lainseperti
psikologimembawa konsepnyake dalamteori pengambilankeputusan
misalnya konsep tentang Kognitif dan biaskognitif. Selainitu juga saya
akupolitik juga mengeong Arnai perkembangan dariteori pengambilan
keputusan, dimana model pengambilank keputusan dari kacamata politik
berkembang di zaman 1950-an, di mana pada saat Sayakamu sastratentang
politik khususnya sistem pengambilan keputusan pemerintah di legislatif
masuk ke dalam sistem pengambilan keputusan diperusahaan.
Danjugateoriekonomitelah memberikan sumbangan sangat signifikan
terhadap perkembangan model rasionalitas dalam pengambilan keputusan