Anda di halaman 1dari 18

ANALISIS DESAIN DAN STRUKTUR ORGANISASI

DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN TEGAL


BERDASARKAN PENJELASAN DARI YOUTUBE CHANNEL
“Universitas Terbuka TV”

Disusun untuk memenuhi tugas

Mata Kuliah : Teori dan Aplikasi Organisasi


Dosen : Dr. Katriza Imania, M.Si

Nama : Fajar R. Rosaliliana


Kelas : Bappenas Dalam Negeri Tahun 2023
Prodi : Magister Administrasi Publik

PROGRAM PASCA SARJANA


UNIVERSITAS SRIWIJAYA PALEMBANG
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kata organisasi berasal dari bahasa Yunani, yakni organon atau “alat”. Dalam

lingkup ilmu-ilmu sosial, organisasi dipelajari sebagai objek penelitian antara lain ilmu

sosiologi, ekonomi, politik, psikologi, antropologi, sejarah, dan manajemen. Secara

konseptual terdapat dua pengertian yang berbeda untuk istilah organisasi (organization)

sebagai kata benda, yakni wadah sekelompok orang untuk mencapai tujuan bersama dan

pengorganisasian (organizing) sebagai kata kerja, yakni suatu proses dan serangkaian

aktivitas yang dilakukan secara sistematis sebagai bagian dari upaya membangun dan

mengembangkan organisasi atau sebagai salah satu fondasi manajemen.

Desain organisasi adalah sebuah proses memilih dan mengelola aspek-aspek

struktural dan kultural yang dilakukan oleh para manager sehingga organisasi mampu

mengendalikan kegiatan apa saja yang perlu dilakukan untuk mencapai tujuan bersama.

Berdasarkan penjelasan dari youtube channel “Universitas Terbuka TV”, desain

organisasi merupakan awal dari dibentuknya sebuah organisasi. Pada dasarnya desain

organisasi meliputi 4 hal yaitu:

a. Komponen organisasi

b. Dimensi struktur

c. Mendesain organisasi

d. Model-model desain

Setelah melihat penjelasan tentang Desain Organisasi pada tayangan youtube

channel “Universitas Terbuka TV”, penulis akan menganalisis struktur dan desain

organisasi pada Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Tegal dengan metode analisis
deskriptif, yaitu metode penelitian dengan cara mengumpulkan data-data sesuai dengan

yang sebenarnya kemudian data-data tersebut disusun, diolah dan dianalisis untuk dapat

memberikan gambaran mengenai masalah yang ada.

1.2. Rumusan Masalah

a. Bagaimanakah bentuk struktur organisasi DLH Kabupaten Tegal?

b. Ada berapa komponen organisasi DLH Kabupaten Tegal?

c. Apakah kekurangan dan kelebihan struktur organisasi DLH Kabupaten Tegal?

1.3. Tujuan

Tujuan dari penulisan karya tulis ini adalah untuk memenuhi tugas Mata Kuliah

Teori dan Aplikasi Organisasi Program Magister Administrasi Publik Universitas

Sriwijaya.
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1. Teori Organisasi

Menurut Stephen P. Robbins (1994:43) Sebuah organisasi mempunyai batasan

yang relatif dapat diidentifikasi. Batasan dapat berubah dalam kurun waktu tertentu dan

tidak selalu jelas, namun sebuah batasan yang nyata harus ada agar kita dapat

membedakan antara anggota dan bukan anggota. Batasan cenderung dicapai melalui

perjanjian yang eksplisit maupun implisit antara para anggota dan organisasinya. Pada

kebanyakan hubungan kepegawaian, terdapat sebuah perjanjian yang implisit di mana

pekerjaan itu ditukar dengan pembayaran upah. Pada organisasi sosial atau suka rela, para

anggota memberi kontribusi dengan imbalan prestise, interaksi sosial, atau kepuasan

dalam membantu orang lain. Tetapi setiap organisasi mempunyai batasan yang

membedakan antara siapa yang menjadi bagian dan siapa yang tidak menjadi bagian dari

organisasi tersebut.

Menurut para ahli terdapat beberapa pengertian organisasi sebagai berikut.

Stephen P. Robbins menyatakan bahwa Organisasi adalah kesatuan (entity) sosial yang

dikoordinasikan secara sadar, dengan sebuah batasan yang relatif dapat diidentifikasi,

yang bekerja atas dasar yang relatif terus menerus untuk mencapai suatu tujuan bersama

atau sekelompok tujuan. Menurut Stephen P. Robbins, orang-orang yang ada di dalam

suatu organisasi mempunyai suatu keterkaitan yang terus menerus. Rasa keterkaitan ini,

bukan berarti keanggotaan seumur hidup. Akan tetapi sebaliknya, organisasi menghadapi

perubahan yang konstan di dalam keanggotaan mereka, meskipun pada saat mereka

menjadi anggota, orang-orang dalam organisasi berpartisipasi secara relatif teratur.


2.2. Pengertian Desain Organisasi

Menurut para ahli desain organisasi adalah struktur organisasi tertentu sebagai

hasil dari berbagai keputusan dan tindakan para (Ivancevich, Konopaske, dan Matteson,

2007:236).

Desain organisasi adalah keseluruhan rangkaian elemen struktural dan hubungan

di antara elemen-elemen tersebut yang digunakan untuk mengelola organisasi secara total

(Griffin, 2004:352).

Desain organisasi adalah sebuah proses memilih dan mengelola aspek-aspek

struktural dan kultural yang dilakukan oleh para manajer sehingga organisasi mampu

mengendalikan kegiatan apa saja yang perlu dilakukan untuk mencapai tujuan bersama

(Wisnu dan Nurhasanah, 2005:11).

2.3. Struktur Organisasi

Struktur organisasi didefinisikan sebagai kerangka kerja di mana organisasi

mendefinisikan bagaimana tugas dibagikan, sumber daya dimanfaatkan, dan departemen

dikoordinasikan (Daft, 2006).

Berdasarkan penjelasan dari Youtube Channel “Universitas Terbuka TV”, terdapat

5 jenis struktur organisasi yang saat ini kita kenal yaitu:

1. Struktur organisasi fungsional

Struktur organisasi fungsional merupakan jenis struktur organisasi yang paling

umum digunakan oleh sebuah organisasi atau perusahaan. Dalam struktur

organisasi fungsional, pembagian kerjanya dilakukan berdasarkan fungsi pada

masing-masing manajemen. Antara lain, seperti Manajemen Keuangan,

Manajemen Pemasaran dan Sumber Daya Manusia, Manajemen Produksi, dan

lain-lain.
2. Struktur organisasi divisional

Struktur organisasi divisional adalah jenis struktur organisasi yang melakukan

pengelompokan berdasarkan pada kesamaan produk, jasa/servis/layanan, pasar,

dan letak geografisnya. Jenis struktur organisasi ini, lazimnya diterapkan pada

sebuah perusahaan berskala menengah hingga perusahaan besar, karena biasa

operasional yang dikeluarkan akan lebih tinggi jika dibandingkan dengan struktur

organisasi fungsional.

3. Struktur organisasi geografis

Struktur organisasi geografis adalah proses menciptakan struktur organisasi

berdasarkan wilayah geografis dan lokasi yang berbeda dimana kegiatan

organisasi beroperasi. Seperti namanya, ini menciptakan

struktur organisasi dengan mempertimbangkan operasi geografis bisnis.

4. Struktur organisasi matriks

Struktur organisasi matriks adalah sebuah struktur organisasi yang merupakan

penggabungan antara struktur organisasi fungsional dengan struktur organisasi

divisional dengan tujuan untuk saling melengkapi dan menutupi kekurangan-

kekurangan yang terdapat pada kedua struktur organisasi tersebut.

5. Network organization

Model Jaringan Organisasi atau Organizational Network Model adalah

merupakan model jaringan yang didasarkan pada jaringan kerjasama dari pekerja

pekerja lokal dan jarak jauh yang melaksanakan fungsinya.

6. The boundarless organization (organisasi tanpa batas)


Miner dan Robinson (1994) mendefinisikan organisasi tanpa batasan sebagai

sebuah organisasi di mana aturan mengenai keanggotaan, identitas departemen,

dan tanggung jawab kerja bersifat ambigu. Aturan-aturan mengenai keanggotaan

organisasi mengarah pada batasan-batasan organisasi yang tidak jelas atau kabur,

seperti meningkatnya aktivitas outsourcing dan susunan kelompok karyawan.

Aturanaturan identitas departemen mengarah pada desentralisasi, koordinasi

crossfunctional, dan tim yang batasan fungsionalnya kabur. Aturan-aturan

mengenai tanggung jawab mengarah pada perpindahan ke arah deskripsi jabatan

yang lebih umum dan lebih menekankan pada nilai yang penting daripada tugas-

tugas spesifik yang telah ditetapkan sebelumnya.

Henry Mintzberg menyatakan bahwa setiap organisasi mempunyai 5 (lima)

komponen dasar sebagai berikut.

1. The operating core. Para pegawai yang melaksanakan pekerjaan dasar yang

berhubungan dengan produksi dari produk dan jasa.

2. The strategic apex. Manajer tingkat puncak, yang diberi tanggung jawab

keseluruhan untuk organisasi itu.

3. The middle line. Para manajer yang menjadi penghubung operating core dengan

strategic apex.

4. The technostructure. Para analis yang mempunyai tanggung jawab untuk

melaksanakan bentuk standarisasi tertentu dalam organisasi.

5. The support staff. Orang–orang yang mengisi unit staf, yang memberi jasa

pendukung tidak langsung kepada organisasi.


2.4. Dimensi Desain Organisasi

Menurut Richard L. Daft (1998:15), dimensi desain organisasi terdiri dari 2 tipe

yaitu:

a. Dimensi Struktural.

Dimensi yang menggambarkan karakteristik internal dari organisasi dan menciptakan

suatu dasar untuk mengukur dan membandingkan organisasi. Dimensi struktural

terdiri dari:

1. Formalisasi.

Menunjukkan tingkat penggunaan dokumen tertulis dalam organisasi, yang

sebenarnya menggambarkan corak dari perilaku dan kegiatan organisasi.

2. Spesialisasi

Menunjukkan derajat pembagian kerja/tugas dalam organisasi.

3. Standarisasi

Menggambarkan derajat kesamaan cara/prosedur dalam melaksanakan kegiatan-

kegiatan organisasi.

4. Hierarki Otoritas.

Menggambarkan pola pembagian kekuasaan serta rentang kendali secara umum.

5. Kompleksitas

Kompleksitas menunjuk pada jumlah aktivitas maupun subsistem pada

organisasi. Kompleksitas terdiri dari berikut ini:

 Kompleksitas vertikal, menunjukkan jumlah tingkatan yang ada pada

organisasi.

 Kompleksitas horizontal, menunjukkan pembagian kegiatan secara

horizontal yaitu menjadi bagian-bagian yang secara vertikal berada pada

tingkatan yang sama.


6. Sentralisasi

Istilah sentralisasi mengacu pada sampai tingkat mana pengambilan keputusan

dipusatkan pada suatu titik tunggal dalam organisasi. Dikatakan bahwa ketika

manajemen puncak membuat keputusan-keputusan kunci dalam organisasi

dengan masukan yang terbatas dari karyawan yang berada di bawahnya, maka

organisasi tersebut memiliki tingkat sentralisasi tinggi. Sebaliknya, semakin

banyak karyawan yang berada di bawah manajemen puncak memberikan

masukan bagi pengambilan keputusan, maka dikatakan bahwa organisasi lebih

terdesentralisasi.

7. Profesionalisme

Profesionalisme adalah level dari pendidikan formal dan maupun non formal

yang harus dimiliki dan diikuti oleh karyawan.

8. Personnel ratio.

Personnel ratio menunjuk pada jumlah karyawan pada suatu fungsi atau

departemen tertentu.

b. Contextual Dimensions

Terdiri dari beberapa hal sebagai berikut:

1. Size

Berhubungan dengan jumlah karyawan yang terdapat dalam sebuah organisasi

yang mencakup keseluruhan termasuk yang tergolong dalam masing-masing

divisi-divisi.

2. Organizational technology

Berhubungan dengan peralatan, teknologi, serta tindakan yang digunakan dalam

mengubah input menjadi output. Sebagai contoh dalam perusahaan manufaktur,

mesin merupakan suatu asset yang berharga dalam menghasilkan produk.


3. Environment

Berhubungan dengan lingkungan di luar organisasi yang mempengaruhi

organisasi dalam bertindak serta juga dapat menjadi alat penyesuaian sehingga

dapat tetap menjalankan organisasi yang telah dibentuk.

4. Organizational goal and strategy

Berhubungan dengan tujuan dan strategi organisasi yang berkaitan langsung

dengan proses dalam organisasi serta juga merupakan hal yang penting dalam

membentuk hubungan antar pekerja, pelanggan, dan pesaing.

5. Organizational Culture

Berhubungan dengan seperangkat nilai, kepercayaan, pemahaman, dan norma

yang dijalankan oleh setiap pekerja dalam sebuah organisasi. Nilai-nilai ini dapat

berhubungan dengan etika berperilaku, komitmen pekerja, efisiensi, pelayanan

akan karyawan yang semuanya saling menyatu dalam membentuk sebuah

organisasi yang solid dan kokoh.


BAB III

ANALISIS STRUKTUR ORGANISASI DINAS LINGKUNGAN HIDUP

KABUPATEN TEGAL

3.1. Gambaran Umum Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Tegal

Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Tegal merupakan salah satu organisasi

Perangkat Daerah di Kabupaten Tegal yang menyelenggarakan urusan pemerintahan

bidang lingkungan hidup yang menjadi kewenangan Daerah dan Tugas Pembantuan yang

diberikan kepada Daerah. Sebagai sebuah organisasi, DLH Kabupaten Tegal memiliki

struktur organisasi yang telah diatur dalam Peraturan Bupati Tegal Nomor 82 Tahun 2021

tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi serta Tata Kerja Perangkat

Daerah dan Staf Ahli Bupati di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Tegal.

3.1.1. Susunan Organisasi Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Tegal

Mendasari Peraturan Bupati Tegal Nomor 82 Tahun 2021 tentang Kedudukan,

Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi serta Tata Kerja Perangkat Daerah dan Staf Ahli

Bupati di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Tegal, Susunan organisasi Dinas

Lingkungan Hidup, terdiri atas:

a. Kepala Dinas;

b. Sekretariat, meliputi :

 Subbagian Keuangan;

 Subbagian Umum dan Kepegawaian; dan

 Kelompok Unsur Jabatan Fungsional.

c. Bidang Penataan Lingkungan Hidup, terdiri atas

 Kelompok Jabatan Fungsional.

d. Bidang Pengendalian dan Pengawasan Lingkungan Hidup, terdiri atas


 Kelompok Jabatan Fungsional.

e. Bidang Pengelolaan Sampah dan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3),

terdiri atas

 Kelompok Jabatan Fungsional.

f. Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD)

 UPTD Laboratorium Lingkungan Kelas A

 UPTD Pemrosesan Akhir Sampah dan Limbah Kelas B

g. Kelompok Jabatan Fungsional.

3.2. Analisis Desain dan Struktur Organisasi DLH Kabupaten Tegal

3.2.1. Bentuk/Model Struktur Organisasi DLH Kabupaten Tegal

Struktur organisasi didefinisikan sebagai kerangka kerja di mana organisasi

mendefinisikan bagaimana tugas dibagikan, sumber daya dimanfaatkan, dan departemen

dikoordinasikan (Daft, 2006). Struktur organisasi diperlukan untuk memastikan bahwa

ada operasi bisnis yang efisien dan jelas mendefinisikan pekerjanya. Struktur organisasi

juga membantu mendefinisikan hierarki dan rantai komando.

Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Tegal memiliki struktur organisasi yang

telah diatur dalam Peraturan Bupati Tegal Nomor 82 Tahun 2021 tentang Kedudukan,

Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi serta Tata Kerja Perangkat Daerah dan Staf Ahli

Bupati di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Tegal. Berikut ini merupakan bentuk

struktur organisasi Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Tegal berdasarkan Peraturan

Bupati Tegal Nomor 82 Tahun 2021.


Sumber : Lampiran Perbup Tegal Nomor 82 Tahun 2021

Dilihat dari bentuk bagan organisasi DLH tersebut, maka jenis struktur organisasi

yang paling mendekati bentuk susunan organisasi DLH adalah struktur organisasi

matriks, yaitu sebuah struktur organisasi yang merupakan penggabungan antara struktur

organisasi fungsional dengan struktur organisasi divisional dengan tujuan untuk saling

melengkapi dan menutupi kekurangan-kekurangan yang terdapat pada kedua struktur

organisasi tersebut.

Struktur organisasi ini juga memuat keterkaitan alur kerja, sistematika pelaporan

sampai komunikasi formal antar individu di dalamnya. Pembagian hak dan kewajiban

komponen organisasi juga terlihat pada struktur organisasi. Pembagian tersebut terlaksana

berdasarkan fungsi dan kedudukan setiap orang yang ada di dalamnya.


Penerapan jenis struktur organisasi ini menyebabkan terjadinya sistem komando

dimana seorang karyawan diharuskan memberikan laporan kepada dua orang pimpinan

yaitu pimpinan pada unit kerja divisional dan fungsional. Dalam hal ini, karyawan/staf

pada DLH kabupaten Tegal mempunyai tanggung jawab untuk melaporkan hasil kerjanya

kepada atasan langsung atau Kepala Bidang (divisional) dan juga kepada Kepala Dinas

(fungsional). Keberadaan susunan tersebut memiliki tujuan, yaitu agar aktivitas atau

kegiatan sebuah organisasi dapat berjalan secara efektif dan efisien.

3.2.2. Komponen Organisasi DLH Kabupaten Tegal

Struktur organisasi DLH Kabupaten Tegal, memiliki 5 komponen dasar organisasi

seperti yang disebutkan oleh Henry Mintzberg, yaitu:

1. The operating core. Para pegawai yang melaksanakan pekerjaan dasar yang

berhubungan dengan produksi dari produk dan jasa. Komponen ini diisi oleh

pejabat pelaksana (staf) yang bertanggung jawab melaksanakan kegiatan

pelayanan publik serta administrasi pemerintahan dan pembangunan. Pejabat

pelaksana DLH terdiri dari PNS yang merupakan staf pelaksana dan tidak

menduduki jabatan struktural.

2. The strategic apex. Manajer tingkat puncak, yang diberi tanggung jawab

keseluruhan untuk organisasi itu. Kepala Dinas Lingkungan Hidup sebagai level

tertinggi dalam organisasi merupakan Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama yang

berfungsi memimpin dan memotivasi setiap Pegawai ASN pada Instansi

Pemerintah.

3. The middle line. Para manajer yang menjadi penghubung operating core dengan

strategic apex. Komponen ini diisi oleh Pejabat administrator (Kepala Bidang)

yang bertanggung jawab memimpin pelaksanaan seluruh kegiatan pelayanan

publik serta administrasi pemerintahan dan pembangunan.


4. The technostructure. Para analis yang mempunyai tanggung jawab untuk

melaksanakan bentuk standarisasi tertentu dalam organisasi. Komponen ini diisi

oleh Kelompok Jabatan Fungsional yang berkedudukan dibawah dan bertanggung

jawab secara langsung kepada pejabat pimpinan tinggi pratama (Kepala Dinas).

5. The support staff. Orang–orang yang mengisi unit staf, yang memberi jasa

pendukung tidak langsung kepada organisasi. Komponen ini diisi oleh Sekretaris

yang terdiri dari sub bagian keuangan dan sub bagian umum dan kepegawaian,

serta pejabat fungsional perencanaan.


BAB IV

KESIMPULAN

Struktur organisasi pada Dinas Lingkungan Kabupaten Tegal memiliki model

desain organisasi matriks, dimana bentuk ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Desain

matriks sangat tepat diterapkan pada Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Tegal karena

organisasi ini mempunyai fungsi teknis dalam bidang lingkungan hidup, dimana urusan

pemerintahan yang dikerjakan meliputi bidang pengelolaan sampah dan limbah B3,

penataan lingkungan hidup, serta pengendalian dan pengawasan lingkungan hidup. Selain

itu organisasi ini juga memiliki bagian/biro yang menangani urusan administrasi umum

yang meliputi tata usaha, kepegawaian, keuangan dan perencanaan organisasi yaitu pada

bagian Sekretariat.

Kelebihan dari desain organisasi matriks antara lain sebagai berikut.

1. Pengembangan profesional yang lebih baik.

Struktur matriks dapat memungkinkan orang untuk bekerja di berbagai bidang

proyek dan belajar menyeimbangkan prioritas yang berbeda. Hal ini dapat

membantu mengembangkan dan memanfaatkan keterampilan yang lebih luas.

2. Komunikasi yang lebih efisien

Struktur matriks dengan jelas menetapkan manajer mana yang bertanggung

jawab mengawasi tugas-tugas tertentu, anggota tim memiliki gagasan yang

lebih jelas tentang siapa yang harus melapor dan untuk alasan apa. Hal ini

dapat mengurangi kesalahpahaman dan mempercepat penyelesaian masalah

pekerjaan, sehingga berdampak baik bagi pelayanan publik.


3. Manajemen Sumber Daya yang lebih baik

Struktur organisasi matriks cukup baik untuk mengelola lebih dari satu bidang,

namun menggunakan tim yang sama untuk melaksanakan tugasnya. Hal ini

memungkinkan organisasi untuk memaksimalkan penggunaan personel dan

sumber daya lainnya. Dengan demikian, manajer/kepala bidang dapatfokus

pada bidang yang paling mereka kuasai , dan anggota tim dapat mengerjakan

tugas secara efektif dan efisien.

Adapun kekurangan dari desain organisasi matriks antara lain sebagai berikut.

1. Konflik manajerial

Konflik/perselisihan antar manajer mungkin terjadi ketika ada

anggota/karyawan yang melapor ke manajer yang berbeda untuk masalah

yang berbeda.

2. Penurunan kerja tim

Hal ini dapat terjadi jika anggota ti terbebani dengan banyaknya tugas dan

prioritas yang saling bersaing. Dalam situasi seperti ini, motivasi dan

produktivitas mereka justru bisa menurun karena gagal menyeimbangkan

prioritas yang berlebihan.

3. Biaya Manajerial lebih besar

Semakin banyak divisi pada suatu organisasi, maka semakin besar pula biaya

operasional yang dibutuhkan organisasi tersebut.

Demikian beberapa kesimpulan yang dapat penulis sampaikan. Semoga karya

tulis ini dapat bermanfaat untuk perkembangan ilmu pengetahuan dan budaya di masa

mendatang.

Anda mungkin juga menyukai