Konstruksi
ORGANISASI
TATAKERJA PROYEK
1
CAPAIAN PEMBELAJARAN
2
PROSES PENGORGANISASIAN(1)
PROSES PENGORGANISASIAN(2)
3
PIHAK UTAMA DI INDUSTRI KONSTRUKSI
4
DEFINISI STRUKTUR ORGANISASI(1)
5
PERTIMBANGAN DLM MEMILIH
BENTUK ORGANISASI
MAKSUD DIBENTUKNYA
STRUKTUR ORGANISASI
6
PENGELOMPOKKAN STRUKTUR ORGANISASI
7
Umumnya bersifat piramidal, dengan otoritas, hirarki, arus
informasi dan pelaporan vertikal.
Prinsip komando tunggal, yaitu masing-masing personil
hanya memiliki satu atasan.
Setiap personil mempunyai wewenang dan tanggung jawab
yang jelas sesuai dengan fungsinya.
Hubungan horizontal diatur dengan prosedur kerja, kebijakan
(policy), dan petunjuk pelaksanaan.
8
2. Struktur Organisasi Proyek
Organisasi
Proyek berstatus
mandiri, terpisah
dan sejajar
dengan divisi
atau departemen
lain dalam
perusahaan.
9
Pada organisasi proyek:
Pimpinan Proyek berfungsi sebagai manajer lini yang
lain dan mempunyai wewenang penuh atas pengelolaan
proyek.
Tenaga pelaksana dipindahkan ke dalam organisasi
proyek, dan khusus melaksanakan pekerjaan proyek
sesuai dengan wewenang dan tanggung jawabnya dalam
organisasi tersebut.
10
Organisasi matriks biasanya diciptakan berdasarkan
kebaikan-kebaikan organisasi fungsional dan
organisasi proyek.
Para ahli/staf dihimpun berdasarkan fungsinya
untuk mengerjakan proyek tertentu.
Dalam hal ini dibentuk bagian manajemen proyek
secara tersendiri.
Masing-masing unsur organisasi matriks, secara
administratif tetap di bawah departemen fungsional
organisasi perusahaannya. Tetapi juga terikat pada
pimpro dalam menangani proyek.
11
4. Struktur Organisasi Usaha
12
Gbr. 4. Contoh Struktur Organisasi Usaha.
(www.xa.yimg.com/kq/groups/23222107/.../name/PMSM+ORGANISASI.pdf)
13
Bentuk organisasi yang tepat untuk kondisi-kondisi semacam
ini adalah organisasi tim kerja, yang dapat digunakan
untuk menanggulangi proyek-proyek yang bukan merupakan
kegiatan rutin, belum terencana dan bersifat ad hoc
(sementara).
Anggota organisasi umumnya merupakan personil-personil
senior dan tidak dibebaskan dari pekerjaan rutinnya. Namun
dengan bekal pengalaman yang ada, mereka mampu
menanggulangi persoalan yang timbul secara mendadak.
Umumnya tim kerja terdiri atas beberapa orang anggota
organisasi pusat maupun daerah yang mempunyai keahlian
dibidangnya atau menguasai tahap-tahap proses pelaksanaan
kerja yang ditugaskan oleh organisasi kepada tim kerja tsb.
14
Gbr. 5. Contoh Organisasi Tim Kerja.
(Departemen Dalam Negeri & Lembaga Administrasi Negara, 2007)
15
Pada dasarnya, manajer-manajer dalam struktur organisasi
jaringan ini memanfaatkan waktunya untuk melakukan
koordinasi dan pengendalian eksternal, dengan
menggunakan perangkat-perangkat elektronik dan sistem
informasi.
Kesempatan-kesempatan manajemen potensial dapat
diperoleh dari jaringan kompleks yang menguntungkan,
termasuk pengembangan desain produk, inovasi dalam
mengatasi permasalahan yang terkait dengan pasar dan
promosi, serta keuntungan-keuntungan lainnya.
16
SISTEM HUBUNGAN DI INDUSTRI KONSTRUKSI
17
2. Kontraktor Utama Terpisah
18
3. Desain dan Bangun
SISTEM HUBUNGAN
MENURUT BARRIE & PAULSON (1984)
19
1. Sistem Tradisional/Classical
20
Gbr. 6. Sistem Tradisional. (Barrie & Poulson, 1984)
2. Sistem Swakelola
(Pemilik-Pembangun, Owner Builder)
21
Gbr. 7. Struktur organisasi swakelola.
(Barrie & Poulson, 1984)
22
Sistem ini dapat dibagi dua, yaitu :
1. Sistem Desain – Konstruksi (Design – Construct)
Penyedia jasa adalah kontraktor insinyur
(kontraktor perancang-pembangun) yang
membawahi anak buah yang melaksanakan
pekerjaan perencanaan juga bertindak sebagai
kontraktor utama.
Hubungan antara kontraktor insinyur (perancang-
pembangun) dengan pemilik dalam mengelola
proyek, umumnya berupa kontrak khusus yang
dinegosiasikan diantara keduanya.
23
2. Sistem Desain – Kelola (Design – Manage).
Pelaksanaan konstruksi dikerjakan oleh sejumlah
kontraktor bebas menurut tata cara manajemen
konstruksi profesional.
Pihak penyedia jasa, yaitu insinyur manajemen
konstruksi tidak berperan sebagai pembangun, tetapi
sebagai pengelola anak buahnya untuk melaksanakan
pekerjaan desain dan pelaksanaan konstruksi
sekaligus.
Untuk pelaksanaan, insinyur manajemen konstruksi
mengangkat manajer konstruksi untuk
mengkoordinasikan pekerjaan-pekerjaan kontraktor-
kontraktor bebas yang terlibat.
24
Dengan menggunakan sistem serah terima jadi,
pelaksanaan konstruksi dapat dilaksanakan dengan
segera melalui program konstruksi bertahap yang
bertujuan mempersingkat waktu pelaksanaan
proyek.
Cara untuk menyelesaikan proyek seperti ini telah
dipakai pada sebagian besar dari proyek-proyek
industri berat yang berorientasi pada proses.
25
Gbr. 10. Sistem Manajemen konstruksi profesional dimana
kontraktor utama bertindak sebagai manajer konstruksi.
(Barrie & Poulson, 1984)
26
Dalam sistem ini, manajer konstruksi bertanggung jawab
pada pemilik, dan bertindak berdasarkan kepentingan
pemilik pada tiap tahap proyek.
Manajer konstruksi memberi nasihat untuk hal-hal berikut:
Penggunaan dana seoptimal mungkin
Mengendalikan ruang lingkup kerja
Penjadwalan proyek
Pemanfaatan sumber daya untuk perancangan dan konstruksi
secara optimal
Mencegah timbulnya hambatan, perubahan dan
penyimpangan
Mencapai sasaran kualitas perancangan dan konstruksi
Menciptakan kelenturan kontrak dan pengadaan
Manajemen aliran dana
Terima Kasih
27