Anda di halaman 1dari 10

STRUKTUR ORGANISASI

Maret 21, 2018


Kali ini kita akan membahas tentang organisasi dalam proyek dan bagaimana struktur
organisasinya.
Pertama-tama perlu kita ketahui dulu, apa sih organisasi proyek itu?

Organisasi proyek merupakan  sekelompok orang atau suatu sistem yang melibatkan


banyak pihak dari berbagai latar belakang ilmu dan keahlian yang terorganisir dan
terkoordinasi dalam suatu wadah tertentu, yang  bekerja sama melaksanakan tugas
pelaksanaan proyek dengan cara tertentu.

Sebuah proyek akan berhasil jika di dalamnya terdapat pengorganisasian yang baik.
Pengorganisasian tersebut merupakan pengelolaan proyek dengan tujuan mengatur
tahap-tahap pelaksanaan pekerjaan dalam mencapai sasaran. Oleh karena itu unsur-
unsur yang terlibat dalam pengelolaan proyek harus saling bekerja sama dan
mempunyai rasa tanggung jawab terhadap tugas, kewajiban serta wewenang yang telah
diberikan sesuai bidang dan keahlian masing-masing.

Lalu apa saja  manfaat dan keuntungan dengan adanya organisasi dalam
suatu proyek?

1. Tujuan proyek dapat tercapai.


2. Pekerjaan proyek dapat diselesaikan dengan cara yang efisien, tepat waktu dan
sesuai dengan kualitas yang diharapkan.
3. Mengendalikan schedule, biaya, dan sumber daya proyek.
4. Meningkatkan pendayagunaan dana, fasilitas, serta kemampuan yang tersedia
secara maksimal.
5. Pekerjaan dapat dilaksanakan secara matang.
6. Melakukan standarisasi dari pekerjaan proyek
7. Pekerjaan yang tumpang tindih dapat dihindari dengan dilaksanakannya
pembagian tugas serta tanggung jawab sesuai keahlian.
8. Mengurangi jumlah pekerjaan yang mungkin terlewati.

Struktur Organisasi Proyek Konstruksi


1. Pengatur dan penyedia staff, bagan ini sebagai sarana penentuan dan
pengaturan serta pembagian tugas antara seorang dan kelompok orang, untuk
"siapa" yang mengerjakan "apa" yang dikerjkan dan kepada "siapa" orang yang
bekerja itu harus mempertanggung jawabkan pekerjaannya.
2. Pengarah, bagan ini mengarahkan proyek yang dikerjakan kepada sasaran yang
telah direncanakan. Dalam bagan ini faktor kepemimpinan manager proyek untuk
memberikan motivasi kepada anak buahnya amat menentukan sekali untuk
pengembangan sumber daya manusia dan bimbingan kerja.
3. Pengkoordinasi, bagan ini sebagai pengatur keselarasan dalam tiap pekerjaan
agar tidak terjadi tumpang tindih, kerja ulang atau kesemrawutan antar bagian
divisi.
4. Pengontrol, bagan ini berfungsi mengontrol pekerjaan yang dilakukan organisasi
proyek, apakah perkembangan tiap pekerjaan sesuai denganjalur yang
direncanakan ataukah ada penyimpangan. Pengontrolan tidak hanya dari laporan
saja, tapi perlu dicek juga di lapangan.

Struktur Organisasi Proyek Konstruksi Dan Hubungan Antar Pihak

1. Hubungan Struktual, adalah hubungan garis perintah dimana satu pihak berhak


memberikan perintah dan pihak lain berhak melaksanakannya selama perintah
itu sesuai dengan peraturan yang berlaku.
2. Hubungan Kontraktual, adalah hubungan kontrak dimana pihak pihak diatas telah
membuat perjanjian sesuatu hal dan dengan ketentuan-ketentuan yang
tercantum didalam masing-masing kontrak. Dalam hal ini masing-masing pihak
harus menjalankan tugasnya sesuai isi perjanjian dan akan mendapat haknya
sesuai yang dijanjikan dalam kontrak.
3. Hubungan Koordinasi, adalah hubungan kerja sama antara pihak-pihak yang
memiliki hubungan kerja, dalam hal ini hubungan koordinasi itu terjadi antara
pihak konsultan perencana dengan pihak konsultan pengawas. Mereka dapat
melakukan kerjasama dalam menyelesaikan masalah-masalah yang mungkin
terjadi dilapangan.

Macam-Macam Struktur Organisasi


A. Bentuk Struktur Organisasi Berdasarkan Hubungan Kontrak

1. Organisasi Tradisional

Dalam struktur organisasi ini pihak pemilik (owner)  mempekerjakan seorang


pendesain (arsitektur designer) yang bertugas dalam mempersiapkan rencana dan
spesifikasi proyek, kemudian melakukan inspeksi sampai tingkat tertentu yaitu
memonitor informasi dan mengawasi perkembangan pelaksanaan konstruksi.
Pembangunan konstruksi merupakan tanggung jawab kontraktor utama tunggal kepada
pemilik melalui suatu perjanjian. Subkontraktor pada umumnya mengajukan
penawaran pekerjaan untuk sebagian saja dari rencana pemilik, namun hubungan
kontrak formalnya adalah secara langsung dengan kontraktor utama dan selanjutnya
kontraktor utama bertanggung jawab kepada pemilik mengenai semua pekerjaan,
termasuk juga pekerjaan-pekerjaan yang disubkontraktorkan.
Organisasi tradisional biasa digunakan pada proyek konstruksi dengan kondisi
biasa/umum. Bentuk organisasi ini terdiri dari 3 pihak, yaitu :

1. Pemilik Proyek yang bertindak sebagai owner sekaligus sebagai manajemen


proyek.
2. Konsultan Proyek yang bertindak sebagai perancang konstruksi.
3. Kontraktor yang bertindak sebagai pelaksana konstruksi.

Jenis-jenis kontrak  yang biasanya diterapkan pada organisasi proyek Tradisional yaitu
kontrak harga tetap, kontrak harga satuan, maksimum bergaransi, atau kontrak biaya
tambah-upah tetap

2. Organisasi Swakelola

Dalam struktur organisasi ini memiliki ciri yaitu pemilik proyek bertanggung jawab atas
perencanaan dan pelaksana proyek bertindak sebagai konsultan perencana dan
kontraktor. Pekerjaan dapat dikerjakan sendiri secara fakultif atau dikerjakan oleh
subkontraktor. Hampir sama dengan organisasi tradisional, hanya saja unit organisasi
pemberi tugas (pemilik proyek), konsultan dan kontraktor merupakan bagian yang tidak
dapat dipisahkan dengan organisasi pemilik proyek meskipun proyek telah selesai.
Pembentukan organisasi semacam ini didasarkan pada organisasi terpadu.

Jenis kontrak yang biasanya digunakan dalam struktur organisasi ini yaitu kontrak harga
tetap, kontrak harga satuan atau kontrak yang dinegoisasikan

3. Organisasi Manajemen Konstruksi


Organisasi Manajemen Konstruksi berkaitan dengan manajemen proyek yang terdiri dari
manajemen konstruksi dan pihak - pihak lainnya seperti Kontraktor, Konsultan
Perencana dan lain-lainnya, yang mempunyai tugas mengelola proyek secara terpadu
dari perencanaan proyek, desain dan pelaksanaan konstruksi. Hubungan kontrak antara
pihak yang terlibat dalam tim manajemen proyek bertujuan meminimalkan hubungan
timbal balik di dalam tim manajemen proyek.

Pelakasanaan tahapan dalam organisasi semacam ini memungkinkan adanya


overlapping karena pelaksanaan proyek seperti desain dan pelaksanaan konstruksinya
sudah terpadu di bawah koordinasi manajemen konstruksi. Dalam organisasi jenis ini
biasanya manajemen konstruksi bertindak sebagai wakil owner / pemilik proyek di
lapangan.

4. Organisasi Turnkey/Putar Kunci

Bentuk organisasi ini yaitu dimana konsultan kontraktor berfungsi sebagai perencana
dan pelaksana proyek. Dalam metode ini keseluruhan manajemen proyek yang meliputi
konsep perencanaan, perancangan, pelaksanaan kontruksi serta penyelesaian proyek
biasanya ditangani oleh satu perusahaan. Melibatkan kontraktor spesialis, jenis kontrak
yang diterapkan adalah kontrak harga tetap, kontrak harga maksimum bergaransi,
kontrak konstruksi desain dengan biaya tambah upah tetap.

B. Bentuk Struktur Organisasi Berdasarkan Pelimpahan Wewenang


1. Struktur Organisasi Garis

Pada organisasi seperti ini, garis kekuasaan dan tanggung jawab bercabang pada
setiap tingkat pimpinan dari yang teratas sampai terbawah. Tiap-tiap atasan mempunyai
sejumlah bawahan tertentu yang masing-masing memberi pertanggungjawaban akan
pelaksanaan tuagsnya kepada atasan itu. Tiap-tiap bawahan hanya mempunyai
seorang atasan, dan hubungan antara pejabat atasan dan bawahan berjalan melalui
suatu garis lurus.

2. Struktur Organisasi Proyek Fungsional

Struktur organisasi dikelompokkan menurut fungsinya, memiliki struktur dengan konsep


otoritas dan hierarki vertikal. Tanggung jawabnya biasa dirangkap dengan tugas sehari-
hari pada organisasi perusahaan sehingga bila proyek besar dapat mengganggu
kegiatan keseluruhan. Pada organisasi ini lalu lintas kekuasaan tidak langsung. Tiap-tiap
atasan tidak mempunyai sejumlah bawahan yang tegas. Masing-masing pejabat dapat
menerima perintah dari beberapa orang, yakni daris setiap orang yang setingkat lebih
tinggi kedudukannya dari dia. Dan bertanggung jawab kepada setiap atasan sepanjang
fungsinya. Atasan adalah orang yang ahli dalam pekerjaannya.

Keuntungan atau kelebihan : 


- fleksibilitas yang tinggi dalam penggunaan staff/karyawan, yang memungkinkan divisi
tepat untuk base administrasi bagi orang-orang dengan keahlian tertentu, 
- orang-orang dengan keahlian tertentu bisa ditugaskan di banyak proyek yang berbeda,
dapat ditukar
- orang-orang dengan keahlian berbeda dapat dikelompokkan dalam 1 group untuk
berbagai pengalaman dan pengetahuan yang bermanfaat untuk pemecahan masalah
teknis

Kekurangan :
- klien tidak jadi perhatian utama dari aktivitas yang dilakukan tim proyek
- divisi fungsional cenderung berorientasi pada aktivitas-aktivitas khusus sesuai dengan
fungsinya, jarang berorientasi pada problem oriented.

3. Organisasi Garis dan Staff

Satuan-satuan organisasi disusun menurut bentuk lurus, tetapi pucuk pimpinan


menambah dengan tenaga staff sebagai tenaga ahli, baik sebagai perorangan maupun
sebuah satuan (beberapa orang), yang mempunyai tugas memberikan nasehat,
petunjuk ataupun keterangan.Tenaga staff tidak selalu berada langsung di bawah
pimpinan, melainkan juga pada satuan-satuan organisasi tingkat jenjang yang lebih
rendah bisa diadakan jika diperlukan.

Kelebihan :
- Kesatuan perintah dapat dipertahankan.
- Keahlian/spesialisasi dapat dikembangkan.
- Staff kaum theoritisi, sering mengabaikan cara-cara praktis dan pengalaman yang
diperoleh pimpinan pelaksan

4. Organisasi Proyek Murni


Dalam hal ini proyek sebagai organisasi yang terpisah dari organisasi induk. Menjadi
organisasi tersendiri dalam staff teknis tersendiri, administrasi tersendiri dan ikatan
dengan organisasi berupa laporan kemajuan atau kegagalan yang dilakukan secara
periodik. Pimpinan proyek dapat melakukan pengadaan sumber daya dari luar seperti
subkontraktor atau supplier selama sumber daya tersebut tidak tersedia atau tidak
efektif dan efisien bila diselenggarakan secara internal.

Kelebihan :
- Semua anggota tim proyek secara langsung bertanggung jawab terhadap manajer
proyek yang satu-satunya direktur proyek
- Manajer Proyek mempunyai wewenang penuh untuk mengelola proyek, meski harus
melapor ke eksekutif senior, ada perhatian khusus proyek.
- Rantai komunikasi menjadi pendek, antara manajer proyek dengan eksekutif secara
langsung, akan mengurangi kesalahan akibat distorsi informasi.

Kekurangan :
- Bila organisasi induk mempunyai banyak proyek yang harus dikerjakan, biasanya
proyek akan mengusahakan sendiri sumber daya sehinga terjadi duplikasi usaha dan
fasilitas
- Struktur ini akan tambah biaya yang cukup mahal bagi organisasi induk, karena akan
berdiri sendiri dengan staf penuh.
- Bila proyek selesai akan terjadi masalah tentang nasib pejerja proyek yang ada,
apakah dihentikan atau tetap digaji selama menunggu proyek selanjutnya.

5. Organisasi Matrik
Organisasi matrik menggambarkan penggabungan organsiasi proyek fungsional dan
murni, memanfaatkan ahli dari berbagai disiplin ilmu yang terlibat dalam organisasi
fungsional sebagai bagian proyek tetapi tidak mengganggu proses pelaksanaan proyek
serta organoisasi fungsional perusahaan. Hamparan proyek memberikan dimensi
horizontal (lateral) pada orientasi vertikal dalam struktur fungsional. Wewenang
departemen-departemen fungsional mengalir vertikal dan wewenang proyek-proyek
yang melintasi departemen mengalir horizontal.

Kelebihan:
- Memaksimalkan efisiensi penggunaan manajer fungsionil.
- Mengembangkan ketrampilan karyawan dan merupakan tempat latihan yang baik bagi
manajer strategi.
- Tidak ada masalah yang berat yang akan menyusul berkenaan dengan nasib pekerja
proyek sudah selesai, karena orang-orang yang terlibat kembali bekerja pada unit
fungsional

Kekurangan :
- Dalam organisasi matriks terdapat kekuatan seimbang antara manajer fungsional dan
manajer proyek, sehingga bila terdapat perintah dari 2 manajer ada keraguan perintah
manajer mana yang dipenuhi
- Perpindahan sumber daya dari satu proyek ke proyek lain dalam rangka memenuhi
jadwal proyek bisa meningkatkan persaingan antar manajer proyek, masing-masing
manajer proyek ingin memastikan proyeknya yang akan sukses.

Memilih Bentuk Organisasi Proyek

Kriteria-Kriteria Pemilihan

1. Frekuensi adanya proyek baru


2. Lama waktu keberlangsungan suatu proyek
3. Ukuran proyek
4. Ketidakpastian
5. Keunikan
6. Kompleksitas hubungan
7. Pentingnya faktor biaya

Berikut diberikan resume pilihan organisasi dan kondisi yang mensyaratkan pilihan
tersebut:

No Bentuk organisasi Kondisi


1 Organisasi proyek murni Proyek-proyek berskala menengah dan besar dan
memiliki kompleksitas tinggi. Hanya ada sedikit
proyek dan diperlukan tenaga ahli dengan
keterampilan khusus untuk memberikan perhatian
penuh, Berisiko tinggi, penuh ketidakpastian,
biaya dan waktu merupkn hal kritis

2 Organisasi matriks Ada sejumlah proyek yang dilakukan secara


bersamaan dan sumberdaya fungsional
digunakan secara part-time. Berisiko tinggi,
penuh ketidakpastian, biaya dan waktu merupkn
hal kritis

3 Bagian organisasi Proyek berskala kecil, melibatkan beberapa


fungsional bidang fungsional, sedikit risiko, kepastian tinggi,
factor biya dan waktu bukan hal kritis.

Komentar

Anda mungkin juga menyukai