Anda di halaman 1dari 82

BAB III Managemen dan organisasi proyek

BAB III

MANAJEMEN DAN ORGANISASI PROYEK

3.1 ORGANISASI PROYEK

Proyek konstruksi merupakan suatu kegiatan usaha yang kompleks, sifatnya

tidak rutin, memiliki keterbatasan terhadap waktu, anggaran dan sumber daya

serta memiliki spesifikasi tersendiri atas produk yang nntinya akan dihasilkan dari

proyek konstruksi ini sendiri. Dengan adanya keterbatasan-keterbatasan tersebut

dalam proses pengerjaan suatu proyek konstruksi, maka sangat diperlukan sistem

organisasi proyek yang baik dan terstruktur dengan rapi untuk dapat mengelola

sumber daya yang ada dengan efektif. Sistem organisasi proyek juga dibentuk

agar dalam suatu proyek konstruksi dapat dilakukan aktivitas-aktivitas yang

sinkron dan efektif sehingga tujuan proyek bisa tercapai dengan cepat dan baik.

Organisasi proyek juga dibutuhkan untuk memastikan bahwa pekerjaan dapat

diselesaikan dengan cara yang efisien dan prosesnya terorganisir dengan baik,

sehingga proyek konstruksi tersebut akhirnya dapat selesai tepat waktu dan sesuai

dengan kualitas yang diharapkan. Secara umum ada beberapa dasar dalam

menentukan tipe-tipe organisasi suatu proyek, antara lain sebagai berikut :

a. Berdasarkan Produk. Perusahaan membagi organisasi berdasarkan jenis produk

yang dihasilkan

b. Berdasarkan Lokasi. Perusahaan membagi organisasi berdasarkan wilayah

produksi atau wilayah pemasaran

III- 1

http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB III Managemen dan organisasi proyek

c. Berdasarkan Proses. Perusahaan membagi organisasi berdasarkan proses

produksi

d. Berdasarkan Pelanggan. Perusahaan membagi organisasi berdasarkan

karakteristik pelanggan

e. Berdasarkan Fungsi. Perusahaan membagi organisasi berdasarkan fungsi–

fungsi yang diperlukan dalam organisasi, seperti : pemasaran, produksi,

keuangan, dsb.

Secara umum, terdapat 4 jenis organisasi proyek yang lazim digunakan

dalam menyelesaikan suatu proyek. Adapun jenis-jenis organisasi proyek yang

dimaksud antara lain :

1. Organisasi Proyek Fungsional

Dalam organisasi proyek fungsional, susunan organisasi proyek dibentuk

berdasarkan fungsi-fungsi yang terdapat dalam suatu struktur organisasi. Sistem

organisasi ini biasanya digunakan ketika suatu bagian fungsional memiliki

kepentingan yang lebih dominan dibanding bagian atau divisi lainnya dalam

penyelesaian suatu proyek. Top manajer yang berada dalam fungsi tersebut akan

diberikan wewenang untuk mengkoordinir proyek. Adapun beberapa kelebihan

yang terdapat dalam organisasi proyek ini antara lain adalah, proyek dapat

diselesaikan dengan struktur dasar fungsional organisasi induk, memiliki

fleksibilitas maksimum dalam penggunaan staff, adanya pembauran berbagai jenis

keahlian bagi tiap-tiap fungsi serta peningkatan terhadap profesionalisme pada

sebuah divisi fungsional. Sedangkan beberapa kelemahan yang ditemui dalam

sistem organisasi proyek fungsional ini antara lain adalah, proyek biasanya

menjadi kurang fokus, terdapat kemungkinan terjadinya kesulitan integrasi antar


III- 2

http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB III Managemen dan organisasi proyek

tiap-tiap fungsi, biasanya membutuhkan waktu pengerjaan proyek yang lebih lama

serta motivasi dan semangat orang-orang yang terdapat dalam organisasi menjadi

lemah.

2. Organisasi Proyek Tim Khusus

Dalam organisasi proyek tim khusus, organisasi akan membentuk tim yang

bersifat independent. Tim ini bisa direkrut dari dalam ataupun luar organisasi

yang akan bekerja sebagai suatu unit yang terpisah dari organisasi induk. Seorang

manajer proyek full time akan ditunjuk dan diberi tanggung jawab untuk

memimpin tenaga-tenaga ahli yang terdapat dalam tim. Adapun beberapa

kelebihan yang terdapat dalam sistem organisasi proyek tim khusus ini antara lain

adalah, tim akan terbentuk dengan bagian-bagian yang lengkap dan memiliki

susunan komando tunggal sehingga tim proyek memiliki wewenang penuh atas

sumber daya yang ada untuk mencapai sasaran proyek, sangat dimungkinkan

ditanggapinya perubahan serta dapat diambil sebuah keputusan dengan tepat dan

cepat karena keputusan tersebut dibuat oleh tim dan tidak menunda hierarki, status

tim yang mandiri akan menumbuhkan identitas dan komitmen anggotanya untuk

menyelesaikan proyek dengan baik, jalur komunikasi dan arus kegiatan menjadi

lebih singkat, mempermudah koordinasi maupun integrasi personil serta orientasi

tim akan lebih kuat kepada kepentingan penyelesaian proyek. Sedangkan

beberapa kelemahan yang ditemukan dalam organisasi proyek ini adalah biaya

proyek menjadi besar karena kurang efisien dalam membagi dan memecahkan

masalah dalam penggunaan sumber daya, terdapat kecenderungan terjadinya

perpecahan antara tim proyek dengan organisasi induk serta proses transisi

anggota tim proyek untuk kembali ke fungsi semula jika proyek telah selesai akan
III- 3

http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB III Managemen dan organisasi proyek

terasa sulit karena telah meninggalkan departemen fungsionalnya dalam waktu

yang lama.

3. Organisasi Proyek Matriks

Organisasi proyek matriks merupakan suatu organisasi proyek yang melekat

pada divisi fungsional suatu organisasi induk. Pada dasarnya organisasi ini

merupakan penggabungan kelebihan yang terdapat dalam organisasi fungsional

dan organisasi proyek khusus. Beberapa kelebihan yang terdapat dalam bentuk

organisasi ini antara lain adalah, manajer proyek bertanggung jawab penuh kepada

proyek, permasalahan yang terjadi dapat segera ditindak lanjuti, lebih efisien

karena menggunakan sumber daya maupun tenaga ahli yang dimiliki pada

beberapa proyek sekaligus serta para personil dapat kembali ke organisasi induk

semula apabila proyek telah selesai. Adapun beberapa kekurangan yang terdapat

dalam bentuk organisasi proyek ini antara lain adalah, manajer proyek tidak dapat

mengambil keputusan mengenai pelaksanaan pekerjaan dan kebutuhan personil

karena keputusan tersebut merupakan wewenang dari pada departemen lain,

terdapat tingkat ketergantungan yang tinggi antara proyek dan organisasi lain

pendukung proyek serta terdapat dua jalur pelaporan bagi personil proyek karena

personil proyek berada dibahwah komando pimpinan proyek dan departemen

fungsional.

4. Organisasi Proyek Virtual

Organisasi proyek virtual adalah suatu bentuk organisasi proyek yang

merupakan penggabungan dari beberapa organisasi dengan tujuan untuk

menghasilkan suatu produk tertentu. Struktur kolaborasi ini terdiri dari beberapa

organisasi lain yang saling bekerja sama dan berada disekeliling perusahaan inti.
III- 4

http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB III Managemen dan organisasi proyek

Adapun beberapa kelebihan yang terdapat dalam susunan organisasi proyek

virtual ini antara lain adalah, terjadi pengurangan biaya yang signifikan, cepat

beradaptasi dengan pesatnya perkembangan teknologi serta adanya peningkatan

terhadap fleksibilitas usaha. Sedangkan beberapa kekurangan yang terdapat dalam

organisasi ini antara lain adalah, proses koordinasi ke profesionalan dari berbagai

organisasi yang berbeda dapat menjadi hambatan, terdapat potensi terjadinya

kehilangan kontrol pada proyek serta terdapat potensi terjadinya konflik

interpersonal.

Secara umum, organisasi memiliki pengertian sebagai bentuk kerja sama

suatu kelompok manusia secara sistematis dari bagian–bagian yang saling

berkaitan untuk membentuk suatu kesatuan untuk mencapai tujuan yang sama

agar mendapatkan nilai efisiensi kerja dan tepat waktu. Jadi dapat disimpulkan

dibentuknya organisasi bertujuan untuk mangatur unsur-unsur sumber daya

perusahaan yang terdiri dari tenaga kerja, tenaga ahli, material, dan lain-lain

dalam suatu gerak langkah yang sinkron untuk mencapai tujuan organisasi dengan

efektif dan efisien.

Dengan adanya sistem organisasi yang baik dan struktur organisasi yang

jelas, maka suatu pekerjaan dapat dilaksanakan dengan baik dan tujuan dari

pelaksanaan proyek pembangunan dapat tercapai sesuai dengan persyaratan

waktu, biaya dan mutu yang lebih disepakati sebelumnya.

Organisasi kerja dalam proyek sangat diperlukan untuk mendapatkan hasil

kerja yang baik. Organisasi proyek harus saling berhubungan dan berjalan sesuai

dengan target waktu dan mutu yang diharapkan.

III- 5

http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB III Managemen dan organisasi proyek

Pada pembangunan proyek Apartemen Sudirman One, organisasi–organisasi

yang terlibat dari segi pembiayaan, segi pengawasan, segi perencanaan dan segi

pelaksanaan adalah sebagai berikut :

A. Owner

Pemilik proyek atau owner adalah seseorang atau instansi yang memiliki

suatu proyek atau pekerjaan dan memberikannya kepada pihak lain yang mampu

melaksanakannya sesuai dengan perjanjian kontrak kerja. Untuk merealisasikan

suatu proyek, owner mempunyai kewajiban pokok yaitu menyediakan dana untuk

membiayai proyek.

Pada proyek pembagunan Apartemen Sudirman One yang bertindak selaku

pemberi tugas (owner) adalah PT. Pancakarya Griyatama.

Tugas dan wewenang pemilik proyek atau owner adalah :

a. Menyediakan biaya perencanaan dan pelaksanaan pekerjaan proyek.

b. Mengadakan kegiatan administrasi.

c. Memberikan tugas kepada kontraktor untuk melaksanakan pekerjaan

proyek.

d. Meminta pertanggung jawaban kepada konsultan pengawas atau manajemen

konstruksi ( MK )

e. Menerima proyek yang sudah selesai dikerjakan oleh kontraktor sesuai

dengan kontrak yang telah disepakati sebelumnya

f. Membuat surat perintah kerja ( SPK )

g. Mengesahkan atau menolak perubahan pekerjaan yang telah direncanakan.

III- 6

http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB III Managemen dan organisasi proyek

h. Meminta pertanggung jawaban kepada para pelaksana proyek atas hasil

pekerjaan konstruksi.

i. Memberikan keputusan dan instruksi yang berkaitan pada perubahan

pekerjaan, waktu dan biaya.

j. Menghadiri rapat-rapat dengan pelaksana proyek untuk dapat memantau

perkembangan proyek.

k. Memutuskan hubungan kerja dengan pihak pelaksana proyek apabila pihak

pelaksana proyek tidak dapat melaksanakan pekerjaannya sesuai dengan isi

surat perjanjian kontrak.

B. Manajemen Proyek

Konsultan manajemen proyek dan manajemen konstruksi adalah pihak yang

diberi kepercayaan oleh pemberi tugas (owner) untuk mengelola serta mengawasi

proses pelaksanaan pembangunan dari tahap awal sampai dengan tahap akhir

pelaksanaan pekerjaan pembangunan. Dengan kata lain, konsultan manajemen

proyek dan manajemen konstruksi mewakili atau bertindak sebagai koordinator

atas nama pemberi tugas (owner) dalam mengelola pelaksanaan pembangunan

dan bertanggung jawab atas hasil pelaksanaan pekerjaan kepada pemberi tugas

(owner). Pada proyek Apartemen Sudirman One, yang bertindak selaku konsultan

manajemen proyek dan konstruksi adalah PT. Gistama Intisemesta.

Tugas dan wewenang dari konsultan manajemen proyek dan manajemen

konstruksi adalah meliputi :

a. Melakukan pengawasan secara berkala terhadap metode pelaksanaan dan

hasil pekerjaan kontraktor di lapangan terutama yang berhubungan dengan

III- 7

http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB III Managemen dan organisasi proyek

kesesuaian standard mutu dengan spesifikasi teknis, rencana kerja dan

syarat-syarat (RKS) seperti yang disepakati sebelumnya sesuai dengan

peraturan dan hukum yang berlaku.

b. Melakukan proses pengawasan dan memberi penilaian terhadap laju

pelaksanaan dan tingkat perkembangan pekerjaan kontraktor utama di

lapangan serta ketepatan waktunya dengan jadwal rencana penyelesaian

yang telah disepakati bersama sebelumnya.

c. Melakukan proses pengawasan produktifitas terhadap aspek waktu dan

biaya proyek, termasuk juga dampak yang ditimbulkan dari hal-hal tersebut.

d. Melakukan pengawasan dan membuat persetujuan terhadap kemungkinan

adanya revisi-revisi, perubahan dan penyesuaian hasil perencanaan baik

karena pertimbangan tertentu maupun atas permintaan owner demi hasil

pelaksanaan pekerjaan yang lebih baik.

e. Melakukan proses penelitian dan pemeriksaan terhadap hasil-hasil

pelaksanaan pekerjaan yang telah diselesaikan kontraktor utama di

lapangan, baik dari segi waktu, mutu dan biaya.

f. Memberikan peringatan dan pengarahan kepada kontraktor jika terdapat

penyimpangan teknis, rencana kerja dan syarat-syarat (RKS) dalam proses

pelaksanaan pekerjaan di lapangan.

g. Meminta penjelasan kepada kontraktor sehubungan dengan seluruh rencana

pekerjaan ataupun hasil-hasilnya demi kepastian pelaksanaan proyek yang

baik dan jelas sesuai dengan kontrak yang telah disepakati bersama-sama

sebelumnya.

III- 8

http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB III Managemen dan organisasi proyek

C. Kontraktor

Kontraktor adalah penyedia jasa yang menyediakan jasa untuk

menyelesaikan pekerjaan konstruksi sesuai dengan rencana pelaksanaan proyek

yang berlaku. Kontraktor adalah pihak yang dipercaya untuk melaksanakan

pembangunan proyek oleh pemberi tugas (owner) melalui prosedur lelang

maupun ditunjuk secara langsung. Segala pekerjaan yang dilaksanakan harus

sesuai kontrak (Rencana Kerja Syarat dan Shop Drawing) dengan biaya sesuai

kontrak yang telah mereka sepakati sebelumnya. Dalam Proyek Apartemen

Sudirman One ini, kontraktor pelaksana yang mengerjakan proyek ini adalah PT.

Pembangunan Perumahan Persero Tbk (PP) sebagai kontraktor pelaksana struktur

atas sedangkan pembuatan struktur bawah dilaksanakan oleh PT. Indonesia

Pondasi Raya sebagai kontraktor pelaksana struktur bawah.

Tugas dan wewenang kontraktor adalah :

a. Melaksanakan pembangunan proyek sesuai dengan kontrak dan hasil

perhitungan dari pihak perencana.

b. Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan peraturan dan syarat – syarat yang

telah di tetapkan dalam dokumen kontrak perjanjian pemborong dan shop

drawing.

c. Bertanggung jawab penuh kepada pihak owner

d. Membuat perencanaan jadwal kegiatan pembangunan yang baik agar

pembangunan dapat diselesaikan tepat pada waktunya dengan mutu yang

juga tetap terjaga kualitasnya.

III- 9

http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB III Managemen dan organisasi proyek

e. Melaksanakan pembuatan gambar detail, perhitungan pemakaian besi,

pemesanan beton readymix, serta peralatan-peralatan lainnya untuk diajukan

kepada Quantity Surveyor.

f. Mematuhi petunjuk dari konsultan atau pemberi tugas dalam pelaksanan

pembangunan.

g. Menyerahkan hasil pembangunan yang sudah dilaksanakan sesuai dengan

kontrak yang telah disepakati secara bersama-sama sebelumnya kepada

pihak pemberi tugas (owner).

h. Melakukan perbaikan atas kerusakan–kerusakan atau kurang sempurnanya

pekerjaan konstruksi akibat kelalaian yang dilakukan oleh pihak kontraktor

selama tahap pelaksanaan dengan konsekuensi menanggung semua biaya

perbaikan akibat kelalaian tersebut.

i. Membuat laporan hasil pekerjaan berupa laporan kemajuan pekerjaan

(progress), dalam jangka waktu laporan harian, laporan mingguan, laporan

bulanan dan laporan tahunan sesuai dengan masa kerja proyek konstruksi itu

sendiri.

III- 10

http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB III Managemen dan organisasi proyek

Adapun struktur organisasi dari PT. Pembangunan Perumahan (PP) adalah sebagai berikut :

PM

PROJECT
MANAGER

QC SHEO

Quality Safety, Healty,


Control Environment

CM SOM SAM

SITE OPRATION SITE


CONTRACTOR
MANAGER ADMINISTRATION
MANAGER MANAGER

POP QS SE LOGISTIK GPS AKUTANSI OB SECURITY


PERALATAN

DRAFTER SP BESI, SP
COR, SP
BEKISTING,
UIZET

Tabel 3.1 (a) Draf Sruktur Organisasi

III- 11

http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB III Managemen dan organisasi proyek

Tabel 3.2 (b) Struktur Organisasi Proyek

III- 12

http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB III Managemen dan organisasi proyek

1. Project Manager

Seorang project manager harus mempunyai kemampuan membuat tim

proyek agar tetap solid, mampu memonitor, dan mengontrol budget dengan

membuat bar chart dan critical part serta mempunyai kemampuan analisa resiko

yang baik.

Tugas dan wewenang project manager dalam suatu proyek konstruksi

anatara lain adalah :

a. Bertanggung jawab terhadap sistem mutu yang diterapkan dalam suatu

proyek konstruksi.

b. Bertanggung jawab terhadap masalah-masalah yang terjadi di lapangan,

terhadap tugas-tugas serta wewenang-wewenang yang telah ia terapkan

dalam tahap pelaksanaan pembangunan suatu proyek konstruksi itu sendiri.

c. Memeriksa, merevisi, memutakhirkan, dan mengaplikasikan rencana mutu

proyek konstruksi dalam rangka menghasilkan proyek konstruksi yang

bermutu baik.

d. Bertanggung jawab terhadap perubahan-perubahan pelaksanaan (terhadap

kontrak) yang terjadi dalam proyek dengan alasan yang kuat dan dapat

benar-benar dipertanggungjawabkan.

e. Mengajukan penggunaan Tim Suplier, Sub Kontraktor, Konsultan atau

adanya Penguji, dan pihak-pihak lain yang dibutuhkan dalam suatu proyek

konstruksi agar dapat berjalan dengan maksimal terutama yang berpengaruh

terhadap mutu.

III- 13

http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB III Managemen dan organisasi proyek

f. Memimpin, mengkoordinir dan melaporkan kepada konsultan pengawas

setiap detail kegiatan dalam tahap pelaksanaan dari proyek konstruksi

beserta unit–unitnya.

g. Membuat dan mengontrol time schedule dari proyek konstruksi yang akan

dilaksanakan.

h. Menandatangani berita acara serah terima pekerjaan.

i. Mengkoordinir kegiatan pelaksanaan yang ada di lapangan.

j. Menyetujui dan menandatangani semua dokumen yang diterima yang

bersifat usulan, permintaan, pembelian, pemakaian, dan pembayaran dalam

suatu proyek konstruksi.

k. Apabila diperlukan, menyelenggarakan rapat–rapat koordinasi dengan

pihak-pihak yang ada di luar organisasi suatu proyek konstruksi itu sendiri,

dalam konteks yang memang berkaitan dengan kebutuhan proyek konstruksi

yang ada.

l. Menyampaikan/menandatangani laporan bulanan tentang kegiatan

pelaksanaan proyek konstruksi.

m. Mengajukan dan menandatangani klaim pekerjaan tambah kurang kepada

owner.

2. Quality Control Staff

Quality Control Staff mempunyai tugas mengawasi seluruh metode

pelaksanaan lapangan yang dikeluarkan oleh production project manager dan

mengawasi mutu pelaksanaan. Tugas Quality Control Staff ini sendiri selalu

berhubungan dengan konsultan pengawas. Quality Control Staff bertanggung

III- 14

http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB III Managemen dan organisasi proyek

jawab kepada project manager, dan Quality Control Staff mempunyai tugas dan

tanggung jawab dalam proyek konstruksi, antara lain sebagai berikut :

a. Membuat perencanaan kegiatan operasional dalam suatu proyek konstruksi.

b. Menyusun rencana inspeksi dan tes mutu untuk material yang akan datang,

serta rencana inspeksi dan tes mutu untuk proses dan hasil pekerjaan yang ada

di lapangan.

c. Mengatur kegiatan operasional yang terjadi dalam lapangan.

d. Melakukan koordinasi dengan Project Manager, terkait dengan kualitas hasil

pekerjaan yang dihasilkan dalam suatu proyek konstruksi, apakah memadai

atau harus mengalam perbaikan.

e. Melakukan koordinasi dengan Site Manager, terkait dengan pekerjaan

persiapan lahan kerja dan hasil pekerjaan pada lapangan.

f. Melakukan koordinasi dengan Supervisor, terkait dengan proses dan hasil

pelaksanaan pekerjaan.

g. Melakukan koordinasi dengan Owner/ Konsultan, terkait dengan check list.

h. Melakukan koordinasi dengan Chief Engineer, terkait dengan metode kerja

yang cocok dan spesifikasi teknis yang akan diterapkan pada suatu proyek

konstruksi.

i. Melakukan koordinasi dengan Safety Officer, terkait dengan K3 pada proyek

konstruksi.

j. Memastikan bahwa aset yang ada di bawah tanggung jawab pengawasas

Quality Control terpelihara dengan baik.

k. Memeriksa kualitas setiap item pekerjaan di lapangan.

III- 15

http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB III Managemen dan organisasi proyek

l. Melakukan verifikasi pemeriksaan hasil pekerjaan maupun tahap pekerjaan,

apakah sudah sesuai dengan spesifikasi teknis yang ada atau tidak

m. Melakukan analisa terhadap hasil pengujian laboratorium.

n. Melakukan analisa terhadap laporan kalibrasi pada peralatan pengujian (kecuali

alat - alat survey)

o. Membuat laporan ketidak sesuaian khususnya untuk material dan hasil

pekerjaan yang tidak sesuai dengan spesifikasi teknik yang berlaku,

menganalisa, mengajukan proposal perbaikan, tindakan koreksi dan tindakan

pencegahan kepada Project Manager agar kejadian serupa tidak terulang lagi.

p. Melakukan monitoring hasil pekerjaan di lapangan sesuai format dokumen

sistem kualitas atau format dokumen dari pemberi tugas (owner).

q. Membuat laporan keluhan pelanggan berkaitan dengan tugas dan tanggung

jawabnya masing-masing.

r. Membuat laporan hasil pengecoran.

s. Melakukan verifikasi hasil pekerjaan

t. Membuat, merekap, menyimpan, dan mendistribusikan dokumen hasil

pekerjaan (hasil check-list) kepada divisi-divisi yang terkait.

u. Mengerjakan tugas-tugas lainnya yang berkaitan dengan pekerjaan proyek

dibidangnya yang diberikan oleh atasan langsung atau divisi yang jabatannya

lebih tinggi.

v. Melaksanakan K3, memelihara kebersihan dan kerapihan area kerja.

w. Mengontrol tindak lanjut hasil uji/tes terkait dengan Quality Control

x. Mengontrol pelaksanaan dan hasil pekerjaan sesuai dengan spesifikasi dan

standart kualitas yang telah ditentukan.

III- 16

http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB III Managemen dan organisasi proyek

y. Mengontrol akurasi dan validasi dokumen hasil pekerjaan

z. Mengontrol kualitas material dan ketersediaan peralatan kerja.

3. SHEO (Safety Health Environment)

SHEO sama seperti K3 (Keselamatan Kesehatan Kerja) tetapi dalam proyek

Apartemen Sudirman One ini lebih dikenal dengan SHEO. SHEO memiliki

tanggung jawab dan program kerja sebagai berikut :

a. Membuat SHE Plan (Perencanaan Safety, Health dan Environment)

b. Mengawasi jalannya setiap program dan pengawasan dilapangan terhadap

keselamatan kerja

c. Melaksanakan safety induction terhadap para pekerja baru atau mengingatkan

kembali setiap minggunya

d. Membuat laporan tentang SHE yang berkaitan dengan kejadian, peristiwa yang

terjadi dalam proyek tersebut berlangsung

e. Melakukan evaluasi terhadap setiap kejadian yang berhubungan dengan SHE

f. Membuat surat kebijakan K3.

g. Membuat struktur organisasi K3.

h. Menyiapkan peraturan-peraturan mengenai keselamatan kerja baik dalam

bentuk spanduk atau poster atau dalam bentuk yang lannya, menyiapkan kotak

obat, Alat Pemadam Api Ringan (APAR), Alat Perlindungan Diri (APD),

prosedur erection, dll.

i. Melaksanakan kegiatan safety seperti misalnya safety morning.

j. Membuat laporan mengenai keselamatan dan kesehatan kerja di lapangan,

seperti misalnya laporan kecelakaan, laporan investigasi, dan penilaian K3 sub

kontraktor.
III- 17

http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB III Managemen dan organisasi proyek

4. CM (Contractor Manager)

Tugas dan wewenang CM (Contractor Manager) adalah sebagai berikut :

a. Bekerjasama dengan owner proyek dan perencanaan mulai dari tahap pra

rencana hingga selesainya proyek, bertugas sebagai pimpinan tim pada tahap

desain

b. Mengajukan beberapa alternative hasil desain dan rencana konstruksi termasuk

analisa dampak-dampaknya terhadap biaya dan waktu

c. CM mengawasi pelaksanaan dari keputusan yang telah disepakati bersama agar

tidak melampaui budget atau melebihi waktu yang direncanakan

5. Site Opration Manager (SOM)

Site Opration Manager bertanggung jawab untuk mengatur, mengontrol dan

berkoordinasi dengan terarah secara keseluruhan, pelaksanaan, pengendalian

pelaksanaan dan penyelesaian proyek-proyek tertentu serta memastikan

konsistensi dengan komitmen strategi dan tujuan perusahaan. Site manager juga

bertanggung jawab untuk meningkatkan kemampuan sumber daya manusia

sebagaimana telah ditunjuk oleh atasan untuk mewakili perusahaan dalam

pelaksanaan proyek – proyek atau kontak-kontrak yang akan dilaksanakan dan

bertanggung jawab pada Direktur Utama.

Tugas dan wewenang Site Opration Manager :

a. Melaksanakan kegiatan sesuai dokumen kontrak

b. Mengkoordinir pelaksanaan pekerjaan dilapangan

c. Memotivasi pelaksana agar mampu bekerja dengan tingkat efisiensi dan

efektifitas yang tinggi

III- 18

http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB III Managemen dan organisasi proyek

d. Menetapkan rencana dan petunjuk pelaksanaan untuk keperluan

pengendalian dari pelaksanaan pekerjaan

6. SAM (Site Administration Manager)

Tugas dan wewenang SAM (Site Administration Manager) adalah sebagai

berikut :

a. Bertanggung jawab atas penyelenggaraan administrasi dilapangan

b. Membuat laporan keuangan mengenai seluruh pengeluaran proyek

c. Membuat secara rinci pembukuan keuangan proyek

d. Memeriksa pembukuan arsip-arsip selama pelaksanaan proyek

7. POP (Pengendalian Oprasional Peralatan)

Tugas dan wewenang POP (Pengendalian Oprasional Peralatan) adalah

sebagai berikut :

a. .Melakukan pembelian dan sewa untuk alat berat, sesuai dengan tingkatan

proyek dengan mengkoordinasi penggunaan alat berat

b. Membuat jadwal pengoprasian peralatan yang digunakan dalam suatu

proyek

8. Logistik

Tugas dan wewenang Logistik adalah sebagai berikut :

a. Melakukan pembelian barang langsung/alat, sesuai dengan tingkatan proyek

dengan mengambil pemasok yang sudah termasuk dalam daftar pemasok

terseleksi dan atas persetujuan direktur perusahaan.

III- 19

http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB III Managemen dan organisasi proyek

b. Menyediakan tempat yang layak dan memelihara dengan baik barang

langsung maupun barang/alat yang dipasok pelanggan termasuk memberi

label keterangan setiap barang

c. Bertanggung jawab terhadap cara penyimpanan barang dan mencatat keluar

masuknya barang-barang yang tersedia dipenyimpanan/gudang

d. Membuat/menyusun laporan yang telah ditetapkan perusahaan dan laporan

lainnya yang berhubungan dengan bidang tugasnya

e. Membuat berita acara penerimaan/penolakan bahan/material setelah

pengontrolan kualitas (quality control) dan kuantitas

f. Selalu berkoordinasi dengan bagian teknik dan pelaksana dalam pengiriman

bahan/material termasuk berkoordinasi ke pihak direksi PU serta

mengamankan aktiva perusahaan berikut bukti-bukti kerjanya.

9. Quantity Surveyor

Quantity Surveyor bertugas dalam pengawasan dan pengendalian keuangan

proyek agar dalam hal penggunaannya tidak menyimpang dari perencanaan dan

bertugas dalam pembuatan dokumen lelang, dokumen kontrak dan Bills of

Quantities dan mencatat progress kemajuan pekerjaan konstruksi yang ada di

lapangan.

Tugas dan wewenang Quantity Surveyor :

a. Membuat perencanaan kegiatan operasional Quantity Surveyor

b. Merencanakan program kerja (tagihan, progress proyek, pekerjaan

tambah/kurang, evaluasi anggaran, opname Mandor/Subkon, volume

pekerjaan, final account ke Owner / Subkon) pada sebuah proyek konstruksi.

III- 20

http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB III Managemen dan organisasi proyek

c. Mengatur kegiatan operasional Quantity Surveyor.

d. Melakukan koordinasi dengan Site Manager / Project Manager terkait dengan

kebutuhan material dan biaya dengan catatan telah disetujui oleh atasan

e. Melakukan koordinasi dengan Project Manager terkait dengan proses claim

proyek dengan catatan telah mendapatkan persetujuan dari pihak atasan

f. Melakukan koordinasi dengan Cost Control terkait dengan evaluasi proyek

berjalan dengan catatan telah mendapatkan persetujuan dari pihak atasan.

g. Melakukan koordinasi dengan sub kontraktor terkait volume dan progress

pekerjaan yang telah berjalan dengan catatan telah mendapatkan persetujuan

dari pihak atasan.

h. Menghitung volume pekerjaan dan material pada masa-masa awal proyek

untuk proses pembuatan RAP.

i. Menyiapkan SPK untuk mandor berdasarkan quality yang sudah dihitung dari

approved shop drawing dan BBS

j. Memberikan informasi upah mandor kepada PM/SM berdasarkan prosedur

dan ketentuan yang berlaku dalam pembuatan SPK dan opname Mandor.

k. Menghitung prestasi volume kerja Sub Kontraktor dan Mandor dari hasil

pencapaian progress pelaksanaan yang ada di lapangan

l. Menghitung pekerjaan tambah dan kurang/variation order di lapangan

sebelum disetujui oleh Project Manager, yang akhirnya akan diajukan kepada

pihak pemberi tugas

m. Membuat progres pekerjaan yang nantinya akan ditagihkan kepada Owner

dan membuat laporan kepada Project Manager

n. Menjabarkan master schelude menjadi schedule kurva S

III- 21

http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB III Managemen dan organisasi proyek

o. Membuat final account proyek

p. Membuat evaluasi Sub Kontraktor, Supplier dan Item Pekerjaan yang akan

dikerjakan sendiri.

q. Mendukung kegiatan auditing dalam sebuah proyek konstruksi

r. Melaksanakan peraturan-peraturan, tata tertib, sistem dan prosedur yang

berlaku dalam sebuah proyek konstruksi.

s. Memelihara aset yang ada di bawah tanggung jawabnya dengan sebaik-

baiknya.

t. Mengerjakan tugas-tugas lainnya yang berkaitan dengan pekerjaan proyek di

bidangnya yang diberikan oleh atasan.

u. Melaksanakan program K3 yang ada dan memelihara kebersihan dan

kerapian area kerja.

v. Mengontrol pelakasanaan operasional Quantity Surveyor

w. Mengontrol progress pada suatu proyek konstruksi (Sub Kontraktor, Mandor,

Progress claim, dll)

x. Memonitor pekerjaan tambah kurang /variation order yang ada di lapangan.

y. Mengontrol dokumen-dokumen terkait dengan tugas dan tanggung jawabnya.

10. SE (Site Engineer)

Tugas dan Kewajiban Site Engineer adalah sebagai berikut :

a. Menjamin bahwa semua isi dari kerangka acuan pekerjaan akan dipenuhi

dengan baik yang berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan

b. Membantu pejabat pelaksana teknik kegiatan dalam penyelesaian administrasi

kemajuan proyek. Bantuan ini termasuk mengumpulkan data proyek seperti

kemajuan pekerjaan, kunjungan pekerjaan, kunjungan lapangan, rapat-rapat

III- 22

http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB III Managemen dan organisasi proyek

koordinasi dilapangan, data pengukuran kuantitas, dan pembayaran kepada

kontraktor. Semuanya dikumpulkan dalam bentuk laporan kemajuan bulanan

dan memberikan saran-saran untuk mempercepat pekerjaan serta memberikan

penyelesaian terhadap kesulitan yang timbul baik secara teknis maupun

kontraktual untuk menghindari keterlambatan pekerjaan.

c. Membantu dan memberikan petunjuk kepada tim di lapangan dalam

melaksanakan pekerjaan pengawasan teknis segera setelah kontrak fisik

ditandatangani, menyiapkan rekomendasi secara terinci atas usulan desain,

termasuk data pendukung yang diperlukan, mengendalikan kegiatan-kegiatan

kontraktor, termasuk pengendalian pemenuhan waktu pelaksana pekerjaan,

serta mencari pemecahan-pemecahan atas permasalahan yang timbul baik

sehubungan dengan teknis maupun permasalahan kontrak

d. Mengendalikan semua personil yang terlibat dalam pekerjaan penyelidikan

bahan/material baik dilapangan maupun laboratorium serta menyusun rencana

kerjanya.

e. Menjamin semua pelaksanaan detail teknis untuk pekerjaan mayor tidak akan

terlambat selama masa mobilisasi untuk masing-masing paket kontrak dalam

menentukan lokasi, tingkat serta jumlah dari jenis-jenis pekerjaan yang secara

khusus disebutkan dalam dokumen kontrak.

11. Drafter

Tugas dan tanggung jawab draftman :

a. Membuat perencanaan kegiatan operasional drawing.

b. Merencanakan program kerja sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya.

III- 23

http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB III Managemen dan organisasi proyek

c. Mengatur dan melaksanakan kegiatan operasional drawing

d. Memastikan sistem filling soft copy di komputer dan hard copy teratur dengan

baik dan sistematis.

e. Membuat gambar-gambar kerja sesuai pengarahan Engineer proyek dan sesuai

dengan schedule yang telah ditetapkan.

f. Memeriksa kesesuaian gambar for construction dari konsultan / owner terkait

dengan pekerjaan dari bidang kerja lainnya (MEP (mekanikal elektrikal dan

plambing, sipil/arsitek, lanscape, dll), untuk diterapkan dalam soft drawing.

g. Memeriksa kelengkapan dan sistim gambar apakah sudah sesuai dengan

standar yang telah ditetapkan atau belum.

h. Menyusun dan menyiapkan dokumen As Build Drawing.

i. Melaksanakan peraturan-peraturan, tata tertib, sistem, dan prosedur yang

berlaku dalam suatu proyek konstruksi.

j. Menjaga gambar yang menjadi arsip proyek dengan baik.

k. Memelihara aset-aset yang telah dipercayakan sebagai tanggung jawabnya

dengan baik (komputer, software, hardware,dll).

l. Mengerjakan tugas-tugas lainnya yang berkaitan dengan pekerjaan proyek di

bidangnya yang diberikan oleh atasan.

m. Melaksanakan program-program K3 yang ada dan memelihara kebersihan dan

kerapihan area kerja.

12. Surveyor

Pelaksana Survey bertanggung jawab kepada Chief Surveyor. Surveyor

sendiri mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai berikut :

III- 24

http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB III Managemen dan organisasi proyek

a. Membuat perencanaan kegiatan dalam bentuk proposal kegiatan operasional

survey.

b. Merencanakan program kerja harian sesuai dengan tugas dan tanggung

jawabnya.

c. Melakukan kegiatan operasional survey

d. Melakukan koordinasi dengan divisi-divisi lain yang terkait dengan proses

survey

e. Melaksanakan peraturan-peraturan, tata tertib, sistem dan prosedur yang

berlaku dalam suatu proyek konstruksi.

f. Memastikan bahwa aset yang telah dipercayakan untuk menjadi tanggung

jawabnya terpelihara dengan baik

g. Mengerjakan tugas-tugas lainnya yang berkaitan dengan pekerjaan proyek

di bidangnya yang diberikan oleh atasan.

h. Memonitor proses kalibrasi peralatan-peralatan survey.

i. Melaksanakan program K3 yang ada dan menjaga kebersihan serta

kerapihan lingkungan kerja selama masa pelaksanaan proyek .

13. ME Coordinator

Bertanggung jawab penuh atas Mekanikal dan Elektrikal jika terjadi

kerusakan atau gangguan yang tidak diinginkan. Dalam Proyek Apartemen

Sudrman One ini, PT. Metakom Pranata terpilih sebagai penanggung jawab dalam

pekerjaan mekanikal dan elektrikal.

III- 25

http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB III Managemen dan organisasi proyek

14. Project Administration Staff

Tugas dan tanggung jawab project administration staff adalah sebagai

berikut :

a. Mengatur aliran keuangan harian pada sebuah proyek konstruksi.

b. Perwakilan dari HRD pusat

c. Bertanggung jawab kepada chasier

d. Bertanggung jawab atas dokumen-dokumen yang ada pada sebuah proyek

konstruksi.

15. Office Boy

Tugas dan tanggung jawab office boy adalah sebagai berikut :

a. Menyediakan kebutuhan konsumsi untuk para pekerja di kantor.

b. Melakukan pengfotocopyan dokumen yang diperlukan.

16. Driver

Driver adalah seseorang yang ditunjuk oleh Site Manager yang bertugas

untuk mengoperasikan kendaraan guna melayani seluruh kegiatan yang ada

kaitannya dengan pelaksanaan pekerjaan pada sebuah proyek konstruksi baik

mengantar ataupun menjemput seluruh karyawan, material dan alat alat kerja.

17. Security

Tugas dan tanggung jawab Security adalah sebagai berikut :

a. Membantu Manajer Proyek dalam hal keamanan proyek.

b. Mengkoordinir dan mengawasi segala kegiatan proyek yang berhubungan

dengan keselamatan dan keamanan kerja.

III- 26

http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB III Managemen dan organisasi proyek

c. Ikut menjaga pengaruh kegiatan proyek terhadap keamanan lingkungan di

sekitar.

d. Melaporkan kegiatan keamanan proyek secara periodik.

D. Konsultan Perencana

Konsultan perencana adalah badan usaha swasta yang ditunjuk oleh owner

sebagai perencana sesuai dengan keahliannya. Konsultan perencana ini bermacam

– macam keahlian dan spesifikasinya sesuai dengan kebutuhan masing-masng

proyek konstruksi. Adapun konsultan perencana yang ada di proyek Apartemen

Sudirman One ini adalah :

a. Konsultan Manajemen Konstruksi

Bertugas mengatur, memimpin, mengorganisir, dan mengendalikan suatu

proyek konstruksi oleh para anggotanya dengan memanfaatkan sumber daya

seoptimal mungkin untuk mencapai sasaran yang telah ditentukan dengan

maksimal. Konsultan managemen konstruksi pada Proyek Apartemen Sudirman

One adalah PT. Pancakarya Griyatama

b. Konsultan Arsitektur

Bertugas sebagai perencana bentuk dan dimensi bangunan. Konsultan

Arsitektur dalam Proyek Apartemen Sudirman One ini adalah PT. Airmas Asri

c. Konsultan Struktur

Bertugas sebagai perencana struktur bangunan. Konsultan Struktur dalam

Proyek Apartemen Sudirman One ini adalah PT. Gistama Intisemesta

III- 27

http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB III Managemen dan organisasi proyek

d. Konsultan Lansekap

Bertugas untuk merencanakan bagaimana konsep taman dalam suatu bangunan

konstruksi. Konsultan Lansekap dalam Proyek Apartemen Sudirman One ini

adalah PT. Citra Pesona Hijau.

e. Konsultan Mekanikal Elektrikal

Bertugas sebagai perencana dalam bidang yang berhubungan dengan hal-hal

mekanikal dan elektrikal serta masalah pump (pemipaan). Konsultan Mekanikal

Elektrikal dalam Proyek Apartemen Sudirman One ini adalah PT. Metakom

Pranata.

f. Konsultan Quantity Surveyor

Bertugas sebagai surveyor atau perencana pembiayaan dalam pembangunan

suatu proyek konstruksi. Dalam Proyek Apartemen Sudirman One ini, Konsultan

Quantity Surveyor ditugaskan kepada PT. Quanta Costindo.

g. Konsultan Infrastruktur

Bertugas sebagai perencana struktur dan bertanggung jawab terhadap

pengecekan terhadap struktur lapangan. Konsultan Infrastruktur dalam Proyek

Apartemen Sudirman One ini adalah PT. Aramsa Infrayasa

h. Konsultan Spesialist Lightning

Bertugas sebagai perencana dalam urusan desain interior dan hal-hal yang

berhubungan dengan pencahayaan. Konsultan Spesialist Lightning dalam Proyek

Apartemen Sudirman One ini adalah PT. Litac

III- 28

http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB III Managemen dan organisasi proyek

3.2 MANAJEMEN PROYEK

Manajemen proyek dapat didefinisikan sebagai suatu proses merencanakan,

mengatur, memimpin, mengorganisir, dan mengendalikan suatu proyek oleh para

anggotanya dengan memanfaatkan sumber daya yang ada dengan seoptimal

mungkin untuk mencapai sasaran yang telah ditentukan dan disepakati

sebelumnya secara bersama-sama dengan hasil yang maksimal.

Manajemen proyek konstruksi adalah suatu proses penerapan fungsi-fungsi

manajemen (perencanaan, pelaksanaan dan penerapan) secara sistimatis pada

suatu proyek konstruksi dengan menggunakan sumber daya yang ada secara

efektif dan efisien agar tercapai tujuan proyek secara optimal.

Pada pelaksanaan proyek pembangunan Apartemen Sudirman One , tahapan

kegiatan tersebut dibagi menjadi 5, yaitu perencanaan (planning),

pengorganisasian (organizing), penjadwalan (schedulling) pelaksanaan

(actuating) dan pengawasan (controlling).

Pengertian tahap kegiatan proyek:

1. Perencanaan (Planning)

Kegiatan perencanaan meliputi perumusan persyaratan dari bangunan yang

akan dibangun, termasuk pembuatan gambar-gambar perencanaan lengkap

dengan persyaratan teknis yang diperlukan.

Kegiatan perencanaan dapat diaplikasikan dengan baik setelah menentukan

metoda pelaksanaan yang tepat sehingga pekerjaan yang sudah direncanakan

dapat diselesaikan sesuai dengan rencana yang sudah dijadwalkan dan

dianggarkan.

III- 29

http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB III Managemen dan organisasi proyek

Tindakan-tindakan yang dilakukan dalam tahap perencanaan Proyek

Apartemen Sudirman One ini sendiri adalah :

a. Menentukan tujuan dan sasaran proyek ini dibangun.

b. Menganalisis kendala dan resiko yang mungkin terjadi untuk keseluruhan

proyek ataupun perbagian-bagian dari rencana kerja proyek yang ada.

c. Menetapkan penggunaan sumber daya yang dibutuhkan.

d. Menyusun rencana induk jangka panjang dan pendek.

e. Menyumbangkan strategi dan prosedur operasi yang dibutuhkan dalam

pelaksanaan proyek.

f. Menyiapkan pendanaan serta standar kualitas yang diharapkan.

g. Menentukan metode dan aspek-aspek teknik yang diperlukan dalam

melaksanakan pekerjaan.

Manfaat dari fungsi perencanaan diatas adalah sebagai alat pengawas

maupun pengendali kegiatan, atau pedoman pelaksanaan kegiatan, serta saran

untuk memilih dan menetapkan kegiatan yang diperlukan.

2. Pengorganisasian (Organizing)

Kegiatan pengorganisasian berupa kegiatan mengatur dan menyusun

organisasi yang akan bertanggung jawab dalam proses pelaksanaaan

pembangunan, termasuk mengatur hubungan kerja diantara unsur-unsur

organisasi tersebut.

Penyusunan organisasi akan melibatkan unsur-unsur pelaksana

pembangunan yang terdiri dari : pemberi tugas (owner), konsultan (designer,

supervisor) dan pelaksana (contractor), yang masing-masing mempunyai

III- 30

http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB III Managemen dan organisasi proyek

tugas, kewajiban, tanggung jawab dan wewenang yang berbeda, sesuai dengan

peraturan-peraturan dan ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan dan

disepakati sebelumnya secara bersama-sama.

Di dalam menjalankan fungsi organisasi diperlukan pengetahuan tentang

berbagai tipe organisasi, sehingga dapat dilakukan analisis terhadap penerapan

jenis organisasi yang sesuai dengan proyek yang akan dilaksanakan. Tindakan-

tindakan yang dilakukan dalam tahap pengorganisasian Proyek Apartemen

Sudirman One ini antara lain:

a. Menetapkan daftar penugasan untuk setiap divisi

b. Menyusun lingkup kegiatan masing-masing divisi yang ada

c. Menyusun struktur kegiatan pada suatu proyek konstruksi.

d. Menyusun daftar personil organisasi berikut lingkup tugasnya.

Manfaat dari tahap pengorganisasian ini adalah sebagai pedoman

pelaksanaan fungsi dimana pembagian tugas, hubungan tanggung jawab,

sistem delegasi, dan kewenangan terlihat jelas.

3. Penjadwalan (Schedulling)

Penjadwalan (Schedulling) adalah tahap untuk menghubungkan dan

menyinambungkan berbagai hubungan antar tenaga kerja, uang dan bahan yang

digunakan dalam suatu proyek konstruksi. Penjadwalan proyek meliputi

kegiatan menetapkan jangka waktu kegiatan proyek yang harus diselesaikan,

bahan baku, tenaga kerja serta waktu yang dibutuhkan oleh setiap aktivitas.

Pendekatan yang populer yang digunakan adalah dengan menggunakan

Diagram Gantt atau Metode Bagan Balok (Bar Chart). Cara penjadwalan

III- 31

http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB III Managemen dan organisasi proyek

proyek yang lain adalah dengan menggunakan sistem PERT (Project

Evaluation and Review Technique) dan CPM (Critical Path Method).

Penjadwalan proyek sangat berguna untuk:

a. Menunjukan hubungan satu kegatan dengan setiap kegiatan lainnya dan

terhadap keseluruhan proyek.

b. Mengidentifikasikan hubungan mana yang harus didahulukan diantara

kegiatan-kegiatan lainnya.

c. Menunjukan perkiraan biaya dan waktu yang realistis untuk setiap pekerjaan

yang ada.

d. Membantu penggunaan tenaga kerja, uang dan sumber daya lainnya secara

maksimal dengan cara memperhatikan dengan detail mana hal-hal kritis

pada proyek.

4. Pelaksanaan (Actuating)

Tahap pelaksanaan meliputi kegiatan pelaksanaan pekerjaan di lapangan

dalam rangka mewujudkan bangunan yang akan dibangun nantinya. Dalam

kegiatan pelaksanaan ini hubungan kerja antara unsur-unsur pelaksana

pekerjaan pembangunan perlu diatur dengan baik sehingga masing-masing

divisi dan unsur dapat bekerja sesuai dengan bidangnya dan setiap pihak harus

mempunyai sikap untuk selalu tunduk serta taat kepada peraturan-peraturan

dan ketentuan-ketentuan yang telah disepakati bersama agar proyek dapat

diselesaikan dengan hasil yang maksimal. Penyimpangan yang terjadi akibat

kesalahan tindakan dari salah satu unsur akan menimbulkan hambatan dalam

keseluruhan pelaksanaan proyek konstruksi ini sendiri.

III- 32

http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB III Managemen dan organisasi proyek

Tindakan-tindakan yang dilakukan dalam tahap pelaksanaan (Actuating)

antara lain adalah sebagai berikut :

a. Mengkoordinasikan berbagai kegiatan yang ada dengan baik dan teratur.

b. Mendistribusikan tugas, wewenang dan tangung jawab setiap pribadi dan

divisi yang ada dengan baik, adil dan teratur.

c. Pemberian pengarahan penugasan dan motivasi-motivasi.

Manfaat dari tahap pelaksanaan ini adalah terciptanya keseimbangan tugas,

hak dan kewajiban untuk masing-masing unsur dan tiap-tiap bagian divisi

dalam organisasi dan mendorong tercapainya efisiensi serta kebersamaan dan

kekompakan dalam bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama dengan hasil

yang semaksimal mungkin.

5. Pengendalian (Controlling)

Kegiatan pengendalian dilaksanakan dengan tujuan agar hasil pelaksanaan

pekerjaan sesuai dengan persyaratan biaya dan waktu yang telah ditetapkan.

Untuk keperluan ini tugas unsur pengawas sangat penting, terutama dalam

membimbing dan mengarahkan para pelaksana pekerjaan. Hasil akhir dari

pelaksanaan pembangunan, pada umumnya ditentukan oleh hasil kegiatan

pengawasan.

Kegiatan pengendalian dilakukan, baik dari bahan dasar, maupun proses

olah data output yang diaplikasikan dalam bentuk-bentuk sebagai berikut :

a. Pelaksanaan tes / uji terhadap material untuk menjaga kualitas dari material

yang akan digunakan tersebut.

III- 33

http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB III Managemen dan organisasi proyek

b. Pembuatan master schedule (daily/weekly/monthly report). „S‟ curve actual

dan sebagainya untuk pengendalian waktu serta cost control untuk

pengendalian biaya.

c. Mengevaluasi penyimpangan-penyimpangan yang terjadi selama masa

pelaksanaan proyek.

d. Memberikan saran-saran perbaikan hasil pekerjaan yang ada dalam proyek

kosntruksi.

e. Menyusun laporan kegiatan.

Fungsi pengendalian bertujuan untuk memperkecil kemungkinan kesalahan

yang terjadi, baik dari segi kualitas, kuantitas, biaya maupun waktu. Fungsi

pengendalian dilaksanakan oleh semua tingkat dalam struktur organisasi.

Laporan-laporan kemajuan pekerjaan dan sebagainya yang menjadi bagian dari

fungsi pengendalian harus dipersiapkan secara tepat dan segera agar dapat

bermanfaat secara maksimal. Laporan-laporan itu juga harus disimpan sebagai

referensi di masa yang akan datang sehingga suatu sistem pengarsipan secara

tertib dan benar, yaitu format-format laporan yang baik, ketepatan waktu

pembuatan laporan perlu dilakukan dengan baik.

Manajemen konstruksi yang baik harus mampu bekerja secara optimal yaitu

dengan :

a. Merencanakan kegiatan-kegiatan dan aktivitas-aktvitas yang ada dalam

proyek untuk dapat berjalan secara efektif.

b. Mengidentifikasikan kendala – kendala yang ada dalam proyek.

c. Merencanakan kemungkinan mengadopsi salah satu atau lebih cara agar

proyek dapat mencapai sasaran dengan hasil yang maksimal

III- 34

http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB III Managemen dan organisasi proyek

d. Perencanaan sumber daya yang sesuai dengan fungsinya.

e. Meningkatkan efisiensi dari 5M (Man, Money, Material, Machines,

Methods) secara maksimal

Apabila fungsi – fungsi manajemen proyek dapat direalisasikan dengan jelas

dan terstruktur, maka tujuan akhir dari sebuah proyek akan mudah terwujud,

yaitu:

a. Tepat waktu

b. Tepat quantity atau volume pekerjaan

c. Tepat quality atau standar mutu yang diinginkan

d. Tepat biaya atau sesuai dengan biaya yang direncanakan

e. Tercapainya tujuan program K3L dengan baik

f. Tidak adanya permasalahan sosial dengan masyarakat dan lingkungan

sekitar

3.3 HUBUNGAN KERJA ANTAR ORGANISASI

Proyek konstruksi sangat membutuhkan hubungan kerja yang baik dan solid

antar unsur organisasi agar tujuan akhir dapat dicapai dengan optimal. Pada

proyek pembangunan Apartemen Sudirman One ada beberapa unsur maupun

pihak yang terlibat didalam proyek tersebut. Pihak tersebut memiliki hubungan

kerja satu sama lain didalam menjalankan tugas dan kewajibannya masing –

masing. Hubungan kerja tersebut dapat bersifat ikatan kontrak, garis koordinasi

maupun garis perintah. Garis kerja ini memberikan batasan kerja dan kewajiban

yang harus dilakukan selama proyek berlangsung.

Hubungan kerja sama antara pemilik, perencana dan kontaktor diatur dalam

sebuah dokumen yang disepakati bersama, yaitu dokumen tender .

III- 35

http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB III Managemen dan organisasi proyek

Hubungan Kerja adalah hubungan antar pengelola yang mempunyai

tanggung jawab terhadap pelaksanaan pembangunan proyek. Oleh karena itu

dibuat hubungan kerja agar dapat mencapai target dari pelaksanaan proyek.

Hubungan kerja antar unsur pengelola terhadap penyelenggara proyek dapat

dilihat dalam bagan kerja

3.3.1 Hubungan Kerja antaraa Owner dengan Manajemen Konstruksi

a. Owner memberikan tugas kepada Manajemen Konstruksi untuk mengawasi

pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan kontraktor

b. Manajemen konstruksi menerima tugas dari owner dan dalam pelaksanaan

tugasnya senantiasa berkoordinasi dengan owner

c. Pemberi tugas (owner) memberikan tugas kepada kontraktor untuk

dilaksanakan oleh kontraktor harus melewati manajemen konstruksi

3.3.2 Hubungan Kerja antara manajemen Konstruksi dengan Kontraktor

a. Manajemen konstruksi memberikan pengarahan dan teguran kepada

kontrktor agar pelaksanaan pekerjaan dapat dilaksanakan dengan lancar,

baik sesuai dengan spesifikasi yang telah ditetapkan

b. Sebaliknya kontrktor meminta penjelasan kepada manajemen konstruksi

bila ada hal – hal yang kurang jelas

c. Kontraktor dan manajemen konstruksi dapat bekerjasama dilapangan

d. Tidak ada hubungan kontrak langsung diantara keduanya

3.3.3 Hubungan Owner dengan Kontraktor Pelaksana

a. Pelaksana berkewajiban melaksanakan pekerjaan proyek dengan baik dan

memuaskan owner pada waktu penyerahan pekerjaan

III- 36

http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB III Managemen dan organisasi proyek

b. Sebaliknya Owner berkewajiban untuk membayar seluruh biaya

pelaksanaan kepada kontraktor pelaksana agar proyek dapat berjalan dengan

lancar

c. Hubungan kerja telah diatur dalam kontrak kerja

3.3.4 Hubungan antara Konsultan Perencana dan Kontraktor Pelaksana

a. Konsultan perencana terlebih dahulu menyampaikan perencanaan pekerjaan

proyek, berupa data gambar dan syarat – syarat

b. Sedangkan kontraktor pelaksana bertugas untuk melaksanakan pekerjaan

proyek sesuai dengan desain rencana konsultan perencana

c. Diantara keduanya tidak terjadi hubungan perintah, tetapi terdapat ikatan

peraturan pelaksanaan proyek

3.3.5 Hubungan antara Owner dan Konsultan

a. Pemilik proyek memberikan biaya jasa atau konsultasi yang diberikan oleh

konsultan

b. Hubungan kerja sudah diatur berdasarkan Kontrak

III- 37

http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB III Managemen dan organisasi proyek

SKEMA HUBUNGAN PERINTAH DAN KOORDINASI OWNER DENGAN KONSULTAN MAUPUN KONTRAKTOR

PT. PANCAKARYA
GRIYATAMA

OWNER

PT. GISTAMA PT.AIRMAS ASRI PT.METAKOM PRANATA PT.INSADA INTEGRAD PT. CITRA PESONA HIJAU
INTISEMESTA DESAIN TEAM
KONSULTAN KONSULTAN MEKANIKA KONSULTAN LANDSCAPE
KONSULTAN STRUKTUR ARSITEKTUR ELEKTRIKAL KONSULTAN INTERIOR

PT. PEMBANGUNAN PT. INDONESIA


PERUMAHAN PERSERO (Tbk)
PONDASI RAYA
KONTRAKTOR PELAKSANA
KONTRAKTOR PONDASI

SUBKON

Table 3.3.5 Skema Hubungan Perintah antara Pengguna jasa dan Penyedia jasa

Ket : Dari Konsultan ke kontraktor merupakan garis koordinasi

Dari Owner ke Konsultan maupun Kontraktor merupakan garis koordinasi

Dari Kontraktor ke subkon merupakan garis perintah langsung

III- 38

http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB III Managemen dan organisasi proyek

3.4 PENJELASAN TENTANG KONTRAK

Dalam Proyek Apartemen Sudirman One, proyek ini menggunakan jenis

kontrak Lump Sum Fixed Price. Kontrak ini merupakan jenis kontrak jasa atas

penyelesaian seluruh pekerjaan yang ditawarkan sesuai dengan persyaratan yang

telah disepakati sebelumnya (gambar konstruksi, spesifikasi, schedule, dan semua

persyaratan dalam dokumen lainnya) dalam jangka waktu tertentu dengan jumlah

harga yang pasti, tertentu dan tetap yang disetujui secara tertulis sebelum

pekerjaan dimulai. Pemberi tugas atau owner dalam Proyek Apartemen Sudirman

One ini adalah PT. Pancakarya Griyatama, yang telah setuju membayar harga atas

seluruh penyelesaian pekerjaan berdasarkan cara pembayaran yang telah

dinegosiasikan dan disepakati secara bersama-sama sebelumnya. Semua resiko

yang mungkin terjadi dalam proses penyelesaian pekerjaan, sepenuhnya

ditanggung oleh pihak penyedia jasa atau kontraktor ( memiliki tingkat resiko

yang cukup besar). Dalam Proyek Apartemen Sudirman One ini, kontraktor yang

mengerjakan proses pembangunan struktur atasnya yaitu PT. Pembangunan

Perumahan Persero (Tbk). Sepanjang gambar dan spesifikasinya tidak berubah,

kontrak ini memberikan perlindungan maksimum kepada pihak owner dari segi

biaya total proyek. Penyedia Jasa atau kontraktor dalam hal ini harus menambah

sejumlah biaya dari awal sebelum diputuskan adanya kesepakatan atau kontrak

kerja, untuk menghindari resiko – resiko yang fatal akibat kenaikan biaya / harga–

harga yang bisa saja terjadi selama masa pelaksanaan berlangsung. Dalam

memperkirakan biaya pekerjaan yang akan diajukan dalam kontrak harga yang

pasti, penyedia jasa atau kontraktor harus mengajukan penawaran dengan

III- 39

http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB III Managemen dan organisasi proyek

mempertimbangkan kondisi terburuk yang sangat mungkin terjadi dan akan

sangat berpengaruh secara negatif dari segi biaya. Lazimnya, pihak owner akan

membayar harga pasti yang nilainya sejumlah atau setidaknya mendekati tingkat

maksimum biaya yang diantisipasi. Dalam sistem kontrak ini kontraktor pasti

mengasumsikan suatu resiko yang tinggi, sehingga jumlah harga pada kontrak pun

akan bertambah dikarenakan penilaian resiko yang tinggi dalam masa pelaksanaan

yang akan ditanggung secara penuh oleh pihak pemborong. Umumnya dalam

sistem kontrak ini, keuntungan yang ditargetkan oleh pihak kontaktor adalah

sebesar sekitar 6-12 % dari total biaya proyek yang ia kerjakan.

3.5 TENDER

Tender atau lelang merupakan proses awal dari kegiatan konstruksi.

Dimana tender merupakan suatu sistem kompetisi untuk mengadakan atau

memilih kontraktor yang akan melaksanakan pekerjaan pembangunan, dan

memilih konsultan sebagai owner didalam proyek, dengan mengajukan

penawaran tertulis tentang besarnya biaya dan limit waktu yang dibutuhkan.

Pelelangan terdiri dari pelelangan umum dan pelelangan terbatas.

Pelelangan umum adalah metoda pemilihan penyedia barang/jasa lainnya yang

dilakukan secara terbuka dengan pengumuman secara luas melalui media massa

dan papan pengumuman resmi untuk penerangan umum sehingga masyarakat luas

dunia usaha yang berminat dan memenuhi kualifikasi dapat mengikutinya,

sedangkan pelelangan terbatas adalah pelelangan yang dilaksanakan antar rekanan

yang telah terdaftar dan mempunyai kualifikasi serta klasifikasi bidang tertentu

sesuai dengan tingkat kebutuhan pada pelaksanaan pekerjaan. Tender dalam suatu

III- 40

http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB III Managemen dan organisasi proyek

kegiatan konstruksi bertujuan agar terciptanya persaingan yang sehat antara

peserta tender dalam mengajukan penawaran pekerjaan.

3.5.1 Tahapan Proses Tender

Panitia pengadaan adalah panitia lelang atau panitia pemilihan langsung

atau panitia penunjukan langsung yang ditugasi untuk melaksanakan pengadaan

barang/jasa oleh kepala kantor/ satuan kerja/ pemimpin proyek/bagian proyek

yang disamakan.

Adapun prosedur pelaksanaan tender ini sebagai berikut :

a. Pembentukan Panitia Tender

b. Pengumuman Tender

c. Undangan Tender

d. Aanwijzing

e. Pemasukan Penawaran

f. Penutupan Kontrak tender

g. Pembukaan sampul Penawaran

h. Evaluasi Penawaran

i. Pembukaan berita acara tender

j. Penetapan calon pemenang tender

k. Usulan Penetapan calon pemenang

l. Pengumuman calon pemenang

m. sanggahan peserta

n. Tender yang gagal dan tender yang ulang

III- 41

http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB III Managemen dan organisasi proyek

Tender merupakan suatu proses pengajuan penawaran yang dilakukan oleh

kontraktor yang akan dilaksanakan di lapangan sesuai dengan dokumen tender

melalui kontrak.

Dokumen Tander yang terdapat di Proyek Sudirman One ini memiliki

pasal–pasal yang mengikat dan surat perintah kerja.

1. Contohnya Surat Perintah Kerja sebagai berikut :

III- 42

http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB III Managemen dan organisasi proyek

SURAT PERINTAH KERJA

PEKERJAAN STRUKTUR

PROYEK APARTEMEN SUDIRMAN ONE

TANGERANG CITY

NOMOR : 001/SPK/STRK APARTEMEN/PP/X/13

TANGGAL : 11 Oktober 2013

Yang bertanda tangan di bawah ini :

ROBERT YAPARI Selaku Direktur Utama PT.

PANCAKARYA GRIYATAMA.

dan

DRS. CALVIN LUKMANTARA Selaku Wakil Direktur Utama PT.

PANCAKARYA GRIYATAMA yang

berkedudukan di Tangerang, didirikan

berdasarkan Akta Notaris Teguh Hartanto,

SH. Nomor 198 tertanggal 20 Nopember

1991, dan akte perubahan berdasarkan Akta

Indriastuty Seryorini, SH., MKn Nomor 2

tertanggal 19 November 2012

Selanjutnya disebut sebagai PIHAK

PERTAMA

IR. M. TOHA FAUZI, MT Selaku Kepala Divisi Oprasi II PT.

PEMBANGUNAN PERUMAHAN

(Persero),Tbk berdasarkan Akta Perubahan

Pencabutan dan Pemberian Kuasa Devisi

III- 43

http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB III Managemen dan organisasi proyek

Oprasi II Nomor 03 Tanggal 04 Juli 2011,

dibuat dihadapan Wiwiek Astuti, SH.

Notaris di Jakarta, dalam hal ini bertindak

untuk dan atas nama PT.

PEMBANGUNAN PERUMAHAN

(Persero), Tbk, berkedudukan di Jalan

Letjen Simatupang No. 57, Pasar Rebo,

Jakarta-13760.

dan

IR. AGUS SAMUEL KANA Selaku Kepala Cabang IV PT.

PEMBANGUNAN PERUMAHAN

(Persero), Tbk berdasarkan Keputusan

Direksi PT. PEMBANGUNAN

PERUMAHAN (Persero), Tbk,

berkedudukan di Jalan Penghulu H. Hasan

Mustafa No. 47, Bandung, Jawa Barat-

40124

Bersama – sama bertindak untuk dan atas

nama PT. PEMBANGUNAN

PERUMAHAN (Persero), untuk

selanjutnya disebut sebagai PIHAK

KEDUA.

PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA secara bersama – sama disebut

sebagai PARA PIHAK


III- 44

http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB III Managemen dan organisasi proyek

2. Contoh Pasal yang mengatur tentang Cara Pembayaran proyek

CARA PEMBAYARAN

a. PIHAK PERTAMA akan melakukan pembayaran uang muka kepada

PIHAK KEDUA sebesar 10% (sepuluh persen) dari total biaya

pekerjaan, setelah PIHAK KEDUA menyerahkan Jaminan Uang Muka

berupa Bank Garansi dari Bank, Swasta/Pemerintah yang telah disetujui

oleh PIHAK PERTAMA sebesar nilai muka tersebut diatas.

b. PIHAK PERTAMA akan melakukan pembayaran berikutnya kepada

PIHAK KEDUA sebesar 85% (delapan puluh lima persen) dari total

biaya pekerjaan yang akan dibayarkan berdasarkan progress fisik

pekerjaan di lapangan.

c. Retensi sebesar 5% (lima persen).

Retensi sebesar 2.5% (dua koma lima persen) akan dibayarkan setelah

Serah Terima Pertama dengan di-counter Bank Garansi sebesar nilai

tersebut dan 2.5% (dua koma lima persen) sisanya akan dibayarkan

setelah dilaksanakan masa pemeliharaan dan Serah Terima Kedua.

3. Contoh Perjanjian Kerja pada paket pekerjaan struktur dalam tender

PERJANJIAN KERJA

PAKET PEKERJAAN STRUKTUR PROYEK APARTEMEN

SUDIRMAN ONE TANGERANG

No. : 030/PAKAR/PK/STRK APT SO/PP/XI/13

Perjanjian Kerja Paket Pekerjaan Struktur Proyek Apartemen Sudirman One

Tangerang, No : 030/PAKAR/PK/STRK APT SO/PP/XI/13 (selanjutnya disebut

III- 45

http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB III Managemen dan organisasi proyek

“Perjanjian”) ini dibuat dan ditandatangani di Tangerang, pada hari Jumat, tanggal

01 November 2013, oleh dan antara :

a. PT. PANCAKARYA GRIYATAMA, berkedudukan di Tangerang, berkantor

di Gedung Trivo lantai 5, Jalan K.H Wahid Hasyim No. 157, Jakarta – 10240,

dalam hal ini diwakili oleh ROBERT YAPARI selaku Direktur Utama dan

DRS. CALVIN LUKMANTARA selaku Wakil Direktur Utama, bersama –

sama berhak dan berwenang mewakili Direksi, dari dan oleh karena itu

keduanya berhak dan berwenang bertindak untuk dan atas nama PT.

PANCAKARYA GRIYATAMA.

Selanjutnya disebut sebagai Pihak Pertama (Pemberi Tugas)

b. PT. PEMBANGUAN PERUMAHAN (Persero), Tbk., berkedudukan di

Jakarta, beralamat di Jalan Letned. TB. Simatupang No. 57, Pasar Rebo,

Jakarta Timur – 13760, dalam hal ini diwakili oleh IR. M. TOHA FAUZI ,

MT., selaku Kepala Divisi Operasi II Perseroan, berdasarkan Akta Pencabutan

dan pemberian Kuasa Divisi Oprasi II Nomoe 03 Tanggal 4 Juli 2011, dibuat

dihadapan Wiwiek Widhi Astuti, S.H., Notaris di Jakarta dan IR.AGUS

SAMUEL KANA, selaku Kepala Cabang IV Perseroan, berdasarkan

Keputusan Direksi PT. Pembangunan Perumahan (Persero), Tbk., tertanggal 30

Agustus 2013 dari dan oleh karena itu keduanya berhak berwenang bertindak

untuk dan atas nama PT. PEMBANGUNAN PERUMAHAN (Persero), Tbk.

Selanjutnya disebut sebagai Pihak Kedua (Penerima Tugas)

Pihak Pertama dan Pihak Kedua secara bersama – sama untuk selanjutnya

akan disebut sebagai Para Pihak.

III- 46

http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB III Managemen dan organisasi proyek

Para Pihak telah bersepakat dan meningkatkan diri untuk mengadakan Paket

Pekerjaan Struktur Proyek Apartemen Sudirman One Tangerang, dengan

mematuhi syarat – syarat dan ketentuan – kentuan sebagai berikut :

PASAL 1

PENUNJUKAN DAN DASAR PEKERJAAN

1. Bahwa pembuatan Perjanjian ini adalah berdasarkan aanwijzing, klarifikasi,

dan negosisasi yang telah dilaksanakan.

2. Pihak Pertama telah menunjuk Pihak Kedua untuk melaksanakan Paket

Pekerjaan Struktur Proyek Apartemen Sudirman One Tangerang, berdasarkan

data–data di bawah ini, termasuk segala perubahan- perubahan dan lampiran–

lampiran lainnya yang merupakan satu kesatuan dan bagian yang tidak

terpisahkan dalam perjanjian ini :

a. Dokumen Paket Pekerjaan Struktur yang dibagikan kepada kontraktor

tertanggal 10 September 2013

b. Gambar–gambar beserta detailanya sesuai dokumen gambar For

Construction.

c. Rencana Kerja dan Syarat–syarat (RKS) beserta lampirannya

d. Surat Penawaran Terakhir PT. PEMBANGUNAN PERUMAHAN

(Persero). Tbk, Nomor : 052/KCB.IV/PEN/REV1/IX-2013 tertanggal 10

September 2013 dan termasuk segala perubahan–perubahan, beserta

lampiran lainnya (terlampir)

e. Semua ketentuan–ketentuan dan peraturan–peraturan administrasi dan

teknis yang tercantum dalam perjanjian ini dan termasuk perubahan–

perubahannya :

III- 47

http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB III Managemen dan organisasi proyek

a. Algemene Voorwaarden voor de uitvoering bij aanneming van

openbare werken, yang disahkan dengan Surat Keputusan

Pemerintah Hindia Belanda Nomor 9 tanggal 28 Mei 1941

sebagaimana dimuat dalam Tambahan Lembaran Negara Nomor

14571, kecuali ditentukan lain dalam Perjanjian ini.

b. Undang–undang RI No. 18 tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi dan

Peraturan Pemerintah RI No. 29/2000 Tentang Penyelenggaraan

Jasa Konstruksi.

c. Peraturan Beton bertulang Indonesia (PBI) tahun 1991 yang

diterbitkan oleh Yayasan Normalisasi Indonesia, SK-SNI. T-45-

1991-03.

d. Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL) tahun 1987 yang

diterbitkan oleh Yayasan Normalisasi Indonesia

e. Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia (PKKI) tahun 1961 yang

diterbitkan oleh Yayasan Normalisasi Indonesia.

f. Peraturan Pembangunan Pemerintah Daerah Setempat

g. Undang–undang Nomor 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja

h. Keputusan Mentri Pekerjaan Umum No.02/KPTS/1985 tentang

Penanggulangan Bahaya Kebakaran.

i. Peraturan Baja Indonesia : Pedoman Perencanaan Bangunan Baja

SKBI-1.3.5.1-1987.UIC 693.814.

j. SNI-1741-1989 FCSKBI-3.2.53-1987 tentang Bahaya Kebakaran

k. SKBI 1.3.53-1987.UBC699.887.2 tentang Pedoman Penangkal Petir

III- 48

http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB III Managemen dan organisasi proyek

PASAL 2

RUANG LINGKUP PEKERJAAN

Ruang Lingkup Pekerjaan Pihak Kedua, antara lain :

1. Pekerjaan Persiapan

- Pihak Kedua sebelum melaksanakan pekerjaan utama, akan

melaksanakan terlebih dahulu semua pekerjaan persiapan dan

pendukung untuk kesempurnaan pelaksanaan pekerjaan utama.

2. Pekerjaan Utama

- Pihak Kedua akan melaksanakan Paket Pekerjaan Struktur Proyek

Apartemen Sudirman One Tangerang sesuai ketentuan yang tertera

pada gambar konstruksi dan spesifikasi teknis.

- Pihak Keduaakan melaksakan pekerjaan tambah kurang (yang mungkin

terjadi) pada saat pelaksanaan pekerjaan, sesuai instruksi tertulis dan

persetujuan dari Pihak Pertama.

3. Pekerjaan Pemeliharaan

- Pihak Kedua akan memperbaiki kekurangan, kerusakan, cacat-cacat dan

ketidaksempurnaan/ketidaksesuaian pada pekerjaan yang terjadi akibat

kesalahan dan atau kelalaian dari Pihak Kedua baik pada waktu

pelaksanaan maupun pada masa pemeliharaan.

III- 49

http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB III Managemen dan organisasi proyek

PASAL 3

PENGELOLAAN LOKASI DAN PENGELOLAAN LAPANGAN

1. Setelah pendatanganan Surat Perintah Kerja (SPK), Pihak Kedua segera

memulai pelaksanaan pekerjaan sesuai Surat Perintah Kerja (SPK) dimaksud

pada lokasi atau lapangan yang telah ditentukan. Pihak Pertama harus

memenuhi persyaratan sebagai berikut :

a. Pihak Pertama melakukan serah terima lahan kepada Pihak Kedua

b. Melakukan pembayaran uang muka kepada Pihak Kedua

2. Pihak Kedua wajib menyediakan atau membuat sarana dan prasarana untuk

kebutuhan pelaksanaan pekerjaan, termasuk tetapi tidak terbatas pada

pengaman lokasi atau lapangan serta tanggung jawab atas keadaan lokasi atau

lapangan tersebut dan menempatkan satuan pengaman (satpam) apabila

diperlukan.

3. Segala resiko dan kerugian di lokasi atau lapangan akibat dari kejadian–

kejadian ataupun akibat kelalaian atau kesalahan Pihak Kedua, baik yang

berhubungan langsung dan tidak langsung dengan pelaksanaan pekerjaan yang

berada di dalam dan di luar lokasi atau lapangan, adalah menjadi tanggung

jawab dan beban biaya sepenuhnya dari pihak kedua. Hal ini termasuk apabila

terjadi pada lingkungan, bangunan, rumah atau lainnya seperti : rusak,

roboh/ambruk, retak, dan dampak – dampak lainnya

4. Pihak Kedua wajib memberitahukan atau melaporkan kepada Pihak Pertama

atau pihak yang berwenang sesuai dengan ketentuan peraturan dan perundang–

undangan yang berlaku, apabila terjadi penemuan–penemuan benda atau

III- 50

http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB III Managemen dan organisasi proyek

barang yang mempunyai nilai sejarah atau budaya atau penemuan kekayaan

Negara di lokasi pekerjaan pada masa pelaksanaan atau proyek berlangsung.

PASAL 4

JANGKA WAKTU PELAKSANAAN

1. Jangka waktu pelaksanaan untuk keseluruhan pekerjaan adalah 18 (delapan

belas) bulan, terhitung 01 November 2013 sampai dengan tanggal 30 April

2015

2. Dalam jangka waktu tersebut, Pihak Kedua harus sudah menyelesaikan seluruh

pekerjaan tersebut dan menyerahkannya kepada Pihak Pertama dalam keadaan

baik dan sesuai dengan syarat serta ketentuan dalam Perjanjian ini.

3. Waktu penyelesaian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal ini tidak dapat

diubah Pihak Kedua, kecuali dalam hal :

a. Adanya keadaan kahar/force majeure sebagaimana diatur dalam Pasal 20

Perjanjian ini.

b. Adanya hal–hal yang bisa menyebabkan pertambahan waktu pelaksanaan

yang bukan disebabkan atas kesalahan dan atau kelalaian dari Pihak Kedua.

4. Dalam hal terjadi perubahan jangka waktu pelaksanaan pekerjaan sebagaimana

dimaksud pada ayat (3) pasal ini, maka harus mendapat persetujuan terlebih

dahulu dari Pihak Pertama.

III- 51

http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB III Managemen dan organisasi proyek

PASAL 5

TOTAL BIAYA PEKERJAAN

1. Total biaya pekerjaan yang disepakati oleh Para Pihak adalah sebesar Rp.

173.800.000.000;

2. Biaya pekerjaan pada ayat (1) pasal ini sudah termasuk :

a. PPN 10% (Sepuluh Persen)

b. PPh

c. Biaya kuli angkut

d. Biaya koordinasi keamanan proyek

e. Jasa pemborong

f. Overhead kontraktor

3. Pihak Kedua wajib mengganti segala biaya sehubungan dengan pembuatan

Dokumen Perjanjian termasuk biaya materai

4. Pihak Kedua wajib membayar Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak

Penghasilan (PPh) dan pajak–pajak lainnya yang pembayarannya dilakukan

sesuai dengan ketentuan peraturan perundang – undangan yang berlaku.

5. Biaya pekerjaan bersifat Lumpsum Fixed Price

6. Apabila ada perubahan harga akibat kenaikan BBM maupun fluktuasi rupiah

terhadap Dolar Amerika, maka Para Pihak sepakat untuk tidak merubah Total

Biaya seperti yang tercantum pada ayat (1) di dalam pasal ini.

7. Apabila Perjanjian Kerja belum ditandatangani, ternyata tidak terdapat

kesalahpahaman antara Para Pihak baik dalam Perjanjian maupun aturan–

aturan dalam pelaksanaan pekerjaan, sementara pelaksanaan pekerjaan tersebut

III- 52

http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB III Managemen dan organisasi proyek

dilapangan sudah dilakukan, maka Pihak Pertama wajib membayar kepada

Pihak Kedua sesuai dengan pekerjaan yang telah dilaksanakan.

PASAL 6

PROSEDUR PEMBAYARAN

1. Pihak Kedua berhak menerima uang muka (DP) sebesar 10% (sepuluh

persen) dari total biaya pekerjaan yang akan dibayarkan oleh Pihak Pertama

kepada Pihak Kedua setelah pihak kedua menyerahkan jaminan uang muka

berupa Bank Garansi (dari Bank Pemerintah atau Bank Swasta yang disetujui

oleh Pihak Pertama) sebesar nilai uang muka tersebut di atas. Nilai jaminan

uang muka akan berkurang secara proposional berdasarkan progress

pekerjaan yang sudah dilakukan Pihak Kedua.

2. Pembayaran selanjutnya oleh Pihak Pertama sebesar 85% (delapan puluh

lima persen) akan dilaksanakan berdasarkan progress fisik pekerjaan

dilapangan saat itu setelah dikurangi dengan cicilan pengembalian uang muka

dan retensi secara proporsional berikut kas bon Pihak Kedua (bila ada)

kepada Pihak Pertama sampai progress mencapai 100% (seratus persen) akan

dilaksanakan oleh Pihak Pertama selambat–lambatnya 14 (empat belas) hari

kalender terhitung sejak Pihak Kedua mengajukan dokumen–dokumen

tagihan pembayaran secara lengkap dan benar yang disertai dengan sertifikasi

progress payment yang dibuat oleh Pihak Pertama.

3. Pembayaran terakhir atau retensi sebesar 5% (lima persen) dari total biaya

pekerjaan akan dibayarkan dengan tahapan sebagai berikut :

a. Pembayaran retensi sebesar 2,5% (dua koma lima persen) akan dibayarkan

Pihak Pertama kepada Pihak Kedua pada saat penandatanganan Berita


III- 53

http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB III Managemen dan organisasi proyek

Acara Serah Terima Pertama (BAST-1) sesuai dengan ketentuan Pasal 10

ayat (1) di dalam perjanjian ini oleh Para Pihak.

b. Pembayaran sisa retensi sebesar 2,5% (dua koma lima persen) akan

dibayarkan Pihak Pertama kepada Pihak Kedua pada saat Masa

Pemeliharaan berakhir sesuai dengan ketentuan Pasal 11 ayat (1) dan

ditandatanganinya Berita Acara Serah Terima Kedua (BAST-2) sesuai

dengan ketentuan Pasal 10 ayat (2) di dalam Perjanjian ini oleh Para

Pihak.

PASAL 7

JAMINAN PELAKSANAAN, JAMINAN UANG MUKA, DAN JAMINAN

PEMELIHARAAN

1. Jaminan Pelaksanaan

a. Pihak Kedua wajib menyerahkan kepada Pihak Pertama Jaminan

Pelaksanaan setelah Perjanjian Kerja ditandatangani oleh Para Pihak

b. Jaminan Pelaksanaan berupa surat jaminan dari Bank Pemerintah atau

Bank Swasta yang disetujui oleh Pihak Pertama.

c. Besarnya nilai Jaminan Pelaksanaan adalah 5% (lima persen) dari Total

Biaya Pekerjaan

d. Jaminan pelaksanaan sebagaimana dimaksud pada huruf (b) dan (c) Pasal

ini, akan diserahkan kembali oleh Pihak Pertama kepada Pihak Kedua

setelah Serah Terima Pekerjaan Pertama konstruksi fisik sebagaimana

dimaksud pada Pasal 6 ayat (3) angka (3.a) di dalam Penjanjian ini

dilaksanakan dengan baik dan benar sesuai persetujuan dari Pihak Kedua,

kecuali jika berlaku ketentuan dalam Pasal 2,3 Perjanjian ini.


III- 54

http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB III Managemen dan organisasi proyek

e. Bila masa berlakunya atau jangka waktu Surat Jaminan Pelaksanaan

berakhir sebelum dilaksanakannya Serah Terima Pekerjaan Pertama

tersebut dalam angka (d) dalam pasal ini, maka Pihak Kedua wajib

memperpanjang masa berlakunya dan harus dijamin tidak ada waktu

senggang diantaranya.

f. Jika Pihak Kedua membatalkan Perjanjian menandatangani perjanjian ini

yang disebabkan bukan karena kesalahan atau kelalaian secara sah dari

pihak pertama, maka Jaminan Pelaksanaan menjadi milik Pihak Pertama

termasuk namun tidak terbatas untuk tetap mengganti seluruh kerugian

yang diderita Pihak Pertama dan atau Pihak Lainnya dalam pembatalan

perjanjian tersebut, dan selanjutnya Para Pihak sepakat menyatakan

Perjanjian ini batal.

2. Jaminan Uang Muka

Sebelum pembayaran angsuran pertama (uang muka) oleh Pihak Pertama

kepada Pihak Kedua dilakukan, maka Pihak Kedua wajib menyerahkan kepada

Pihak Pertama Jaminan Uang Muka berupa surat jaminan dari Bank

Pemerintah atau Bank Swasta yang disetujui oleh Pihak Pertama sebesar 10%

(sepuluh persen) dari Total Biaya Pekerjaan. Nilai Jaminan Uang Muka

tersebut akan berkurang secara proposional sesuai nilai Uang Muka yang

belum dikembalikan.

III- 55

http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB III Managemen dan organisasi proyek

3. Jaminan Pemeliharaan

Jaminan pemeliharaan dimana Pihak Pertama akan melakukan retensi terhadap

cara pembayaran pekerjaan yang akan dibayarkan kepada Pihak Kedua dengan

mekanisme sebagai berikut :

a. Pembayaran sebesar 2,5 % (dua koma lima persen) dari Total Biaya

Pekerjaan akan dibayarkan Pihak Pertama kepada Pihak Kedua pada saat

Berita Acara Serah Terima Pekerjaan Pertama ditandatangani oleh Para

Pihak sebagaimana ketentuan Pasal 10 ayat (1) di dalam perjanjian ini.

b. Pembayaran berikutnya 2,5% (dua koma lima persen) dari Total Biaya

Pekerjaan akan dibayarkan Pihak Pertama kepada Pihak Kedua pada saat

masa pemeliharaan berakhir sesuai dengan ketentuan Pasal 10 ayat (2) oleh

Para Pihak .

PASAL 8

PRESENTASI ATAU TAHAP KEMAJUAN PEKERJAAN

Yang dimaksud presentasi atau tahap kemajuan pekerjaan dalam pasal ini

adalah nilai bobot pekerjaan di lapangan yang telah diselesaikan oleh terpasang

oleh Pihak Kedua dan diterima dengan baik oleh Pihak Pertama termasuk

pekerjaan tambah yang dinyatakan dengan Berita Acara Persetujuan Kemajuan

Pekerjaan yang disetujui atau ditandatangani oleh Pihak Pertama

III- 56

http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB III Managemen dan organisasi proyek

PASAL 9

PEKERJAAN TAMBAH KURANG

1. Penyimpangan–penyimpangan dan atau perubahan–perubahan yang

merupakan penambahan atau pengurangan pekerjaan hanya dianggap sah

sesudah mendapat perintah dan atas persetujuan tertulis dari Pihak Pertama

dengan menyebutkan jenis dan perincian pekerjaan secara jelas

2. Perhitungan penambahan atau pengurangan pekerjaan dilakukan atas dasar

harga yang disetujui oleh Para Pihak, jika tidak tercantum dalam daftar harga

satuan pekerjaan.

3. Apabila Pekerjaan Tambah atau Pekerjaan Kurang untuk lingkup pekerjaan

tersebut dalam pasal 2 Perjanjian ini tidak melebihi 10% (sepuluh persen)

dari total seluruh bobot pekerjaan, maka Pihak Kedua tidak dapat meminta

tambahan waktu pelaksanaan, kecuali Pekerjaan Tambah atau Pekerjaan

Kurang di luar pekerjaan sesuai pasal 1 ayat (2) perjanjian ini.

4. Seluruh Pekerjaan Tambah dan Pekerjaan Kurang dan perubahan Total Biaya

Perjaan serta Pekerjaan Kurang tersebut akan dituangkan dalam Perjanjian

Tambah (Addendum) yang ditandatangani Para Pihak, yang merupakan satu

kesatuan dan bagian yang tidak terpisahkan dari Perjanjian ini.

III- 57

http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB III Managemen dan organisasi proyek

PASAL 10

BERITA ACARA SERAH TERIMA

1. Berita Acara Serah Terima Pertama adalah penyerahan seluruh hasil

pelaksanaan pekerjaan Pihak Kedua kepada Pihak Pertama, dengan ketentuan

sebagai berikut :

a. Pihak Kedua wajib memberitahukan secara tertulis kepada Pihak Pertama

dalam jangka waktu 14 (empat belas) hari kalender sebelum Serah Terima

Pekerjaan Pertama. Tujuannya agar Para Pihak dapat melakukan pemeriksaan

bersama terlebih dahulu sebelum proses serah terima dilaksanakan

b. Apabila pekerjaan sebagaimana dimaksudkan ayat (1) Pasal ini selesai

dilaksanakan oleh Pihak Kedua yang dinyatakan dengan Berita Acara Terima

Pekerjaan Pertama, maka Pihak Kedua diwajibkan menyerahkan pekerjaan

tersebut kepada Pihak Pertama.

2. Berita Acara Serah Terima Kedua adalah penyerahan seluruh hasil

pelaksanaan pekerjaan setelah masa pemeliharaan sebagaimana yang

dimaksud dalam Pasal 11 perjanjian ini dengan ketentuan sebagai berikut :

a. Pihak Kedua dalam waktu 30 (tiga puluh) hari kalender sebelum masa

pemeliharaan selesai, memberitahukan kepada Pihak Pertama bahwa segala

tanggung jawab dan kewajibannya telah dilaksanakan dan segera dilakuakan

pemeriksaan bersama untuk persiapan Serah Terima Pekerja Kedua. Dalam

hal ini semua perbaikan telah dilaksanakan, maka pada saat berakhir masa

pemeliharaan, Para Pihak menandatangani Berita Acara Serah Terima

Pkerjaan Kedua

III- 58

http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB III Managemen dan organisasi proyek

b. Dengan dikeluarkannya Berita Acara Serah Terima Pekerjaan Kedua

sebagaimana dimaksud ayat (1) pasal ini, dan semua hak dan kewajiban

masing–masing pihak terpenuhi, maka dengan semikian Perjanjian ini

berakhir dengan sedirinya.

PASAL 11

MASA PEMELIHARAAN

1. Masa pemeliharaan atau hasil pekerjaan ditetapkan selama 1 (satu) tahun,

terhitung sejak tanggal pekerjaan selesai 100% (seratus persen) dilaksanakan

dan dapat diterima dalam keadaan baik oleh Pihak Pertama, yang dinyatakan

dalam Berita Acara Serah Terima Pekerjaan Pertama yang ditandatangani

oleh Para Pihak

2. Sejak Berita Acara Serah Terima Pekerjaan Pertama ditandatangani, Pihak

Kedua berkewajiban melaksanakan perbaikan atas cacat – cacat sesuai Defect

List terakhir dibuat dalam waktu 30 (tiga puluh) hari kalender sebelum

berakhirnya masa pemeliharaan.

3. Segala kekurangan, kerusakan atau kesalahan lain yang timbul dalam masa

pemeliharaan yang disebabkan oleh bahan – bahan atau peralatan dan cara

pelaksanaan yang tidak sesuai dengan perjanjian ini, akan diperincikan oleh

Pihak Pertama dalam daftar kerusakan (defect list)

4. Pihak Kedua dalam waktu 7 (tujuh) hari setelah menerima defect list tersebut

mulai memperbaiki segala kekurangan, kerusakan atas biaya Pihak Kedua

5. Dalam hal Pihak Kedua tidak melakukan perbaikan sebagaimana

dimaksudkan ayat (3) pasal ini, maka Pihak Pertama dapat menunjukkan

III- 59

http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB III Managemen dan organisasi proyek

Pihak Ketiga untuk melakukan perbaikan tersebut dengan biaya yang

disetujui kedua belah pihak dan akan dibebankan kepada Pihak Kedua.

6. Semua biaya perbaikan yang dikeluarkan dalam masa pemeliharaan

ditanggung oleh Pihak Kedua .

7. Selama masa pemeliharaan, Pihak Kedua harus mengadakan pemeliharaan

semua peralatan yang menurut rekomendasi pabrik dan atau supplier yang

bersangkutan

8. Setiap saat Pihak Kedua harus menyediakan tenaga ahli yang dapat langsung

melaksanakan tugas pemeliharaan

PASAL 12

KERJASAMA PIHAK KEDUA

DENGAN NOMINATED SUB CONTRACTOR / DIRECT CONTRACTOR

1. Dalam pelaksanaan pekerjaan, Pihak Kedua bersedia untuk berkerjasama

dengan Nominated Sub Contractor/Direct Contractor yang ditunjuk oleh

Pihak Pertama dalam masa pelaksanaan pekerjaan

Nominated Sub Contractor/Direct Contractor tersebut harus diberi kesempatan

untuk memakai peralatan Pihak Kedua yang ada dilapangan.

Koordinasi mengenai biaya dan jadwal waktu pelaksanaan pemakaian peralatan

tersebut diatur bersama antara Pihak Kedua dengan Nominated Sub

Contractor/Direct Contractor

2. Pihak kedua berkewajiban mengetahui prestasi kemajuan pekerjaan

Nominated Sub Contractor/Direct Contractor dan menandatangani Berita

Acara Pemeriksaan Prestasi Pekerjaan sesuai dengan prestasi kemajuan di

lapangan
III- 60

http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB III Managemen dan organisasi proyek

3. Pihak Kedua nerkewajiban melaporkan kepada Pihak Pertama atas hal–hal

yang dapat mengakibatkan keterlambatan Nominated Sub Contractor/Direct

Contractor yang disebabkan bukan oleh kurangnya koordinasi.

4. Pihak Kedua tidak bertanggung jawab atas keterlambatan pelaksanaan

pekerjaan Nominated Sub Contractor/Direct Contractor yang disebabkan oleh

kelalaian atau kesalahan dari Nominated Sub Contractor/Direct Contractor itu

sendiri

PASAL 13

TANGGUNG JAWAB UMUM PIHAK KEDUA

1. Pihak Kedua mempunyai kewajiban kepada Pihak Pertama dengan

kesunggugan dan keahliannya untuk melaksanakan, menyelesaikan dan

memelihara pekerjaan, serta memperbaiki kerusakan–kerusakan yang terjadi

akibat dari kesalahan atau kelalaian Pihak Kedua sesuai ketentuan dan

spesifikasi yang tercantum dalam perjanjian ini dan atau yang ditentukan

Pihak Pertama

2. Pihak Kedua berkewajiban menyediakan tenaga kerja, bahan–bahan,

perlengkapan, peralatan yang memadai dan sebagainya yang dibutuhkan

untuk penyelesaian pelaksanaan pekerjaan

3. Pihak Kedua dalam pelaksanaan dan penyelesaian pekerjaan di Lokasi Proyek

harus menyediakan :

a. Tenaga pelaksana karyawan yang terdidik dan berpengalaman dalam

bidangnya dan para pengawas atau mandor yang cakap untuk mengawasi

pekerjaan

III- 61

http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB III Managemen dan organisasi proyek

b. Tenaga kerja yang terampil untuk memenuhi kewajiban Pihak Kedua sesuai

dengan Perjanjian ini

4. Pihak Kedua bertanggung jawab sepenuhnya terhadap ketetapan, stabilitas,

keselamatan pelaksanaan dan metode konstruksi pekerjaan

5. Pihak Kedua dan atau Pihak pertama akan melakukan kerjasama dengan

Nominated Sub Contractor/Direct Contractor di bawah koordinasi Pihak

Pertama

6. Pihak Pertama berhak meminta Pihak Kedua untuk segera mengganti

pelaksana atau karyawan dan tenaga kerja yang dalam penilaian Pihak

Pertama berkelakuan tidak baik atau memiliki kemampuan atau lalai dalam

melaksanakan tugasnya dilapangan, dengan disertai data–data dan bukti lain

dimana pelaksanaan tersebut tidak dapat melaksanakan pekerjaan dengan

baik.

7. Item pekerjaan yang tidak tercantum dalam Perjanjian ini, tetapi harus

dilaksanakan demi kesempurnaan pekerjaan atau bangunan akan disepakati

bersama secara tertulis oleh Para Pihak, dan Pihak Kedua akan melaksanakan

item pekerjaan berdasarkan kesepakatan tersebut.

III- 62

http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB III Managemen dan organisasi proyek

PASAL 14

PENGAMANAN TEMPAT KERJA DAN TENAGA KERJA

1. Pihak Kedua bertanggung jawab atas keselamatan dan keamanan di tempat

kerja dan atau terhadap seluruh tenaga kerja, keberhasilan bangunan–

bangunan, gedung, alat–alat dan bahan–bahan bangunan selama pekerjaan

berlangsung.

2. Pihak Kedua bertanggung Jawab atau wajib menyediakan sarana untuk

menjaga keselamatan para tenaga kerjanya guna menghindarkan bahaya yang

mungkin terjadi pada saat melaksanakan pekerjaan

3. Pihak Kedua bertanggung jawab atas segala kerugian yang berkaitan dengan

pelaksanaan Pekerjaan Struktur Apartemen Sudirman One Tangerang yang

diderita pihak lain akibat kesalahan atau kelalaian dalam pelaksanaan

pekerjaan Pihak Kedua serta melepaskan atau membebaskan Pihak Pertama

dari segala tuntutan Pihak lain yang mengalami kerugian akibat hal ini

tersebut.

4. Jika terjadi kecelakaan pada saat pelaksanaan pekerjaan di dalam lokasi

proyek / lapangan baik terhadap pekerjanya maupun Pihak lainnya, maka

Pihak Kedua diwajibkan memberi pertolongan kepada korban – korban dan

seluruh biaya yang dikeluarkan sebagai akibatnya menjadi beban dan

tanggung jawab sepenuhnya Pihak Kedua.

5. Pihak Kedua wajib menyediakan tempat tiggal sementara yang memenuhi

syarat – syarat kesehatan dan ketertiban, dalam hal para tenaga kerjanya

tinggal sementara di dekat lokasi pekerjaan (bukan di dalam lokasi proyek).

III- 63

http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB III Managemen dan organisasi proyek

6. Pihak Kedua harus berkoordinasi dalam Nominated Sub Contractor/Direct

Contractor dalam pegamanan tempat kerja dan tenaga kerja

7. Hubungan antara para tenaga kerja dengan Pihak Kedua sepanjang tidak

diatur secara khusus, maka tunduk pada peraturan perundang – undangan

yang berlaku dan menjadi tanggung jawab sepenuhnya Pihak Kedua

PASAL 15

BAHAN – BAHAN DAN ALAT – ALAT

1. Bahan–bahan, alat–alat dan segala sesuatunya yang diperlukan untuk

melaksanakan pekerjaan tersebut dalam Pasal 2 Perjanjian ini harus

disediakan oleh Pihak Kedua dan harus sesuai dengan representasi,

spesifikasi dan kualitas yang baik yang telah ditetapkan oleh Pihak Pertama

2. Pihak Kedua wajib membuat tempat atau gudang yang baik untuk

menyimpan bahan–bahan, alat–alat serta menyediakan angkutan untuk

pemindahan bahan–bahan dan alat–alat tersebut guna lancarnya pekerjaan

3. Pihak Kedua wajib menyediakan bahan–bahan dan alat–alat sebagaimana

disebutkan pada ayat (1) dalam Pasal ini, sesuai dengan spesifikasi yang telah

disepakati dalam Perjanjian ini dan bahan–bahan dan alat–alat tersebut harus

dalam keadaan baik dan terjamin kualitas serta keasliannya (original).

4. Pihak Pertama berhak menolak bahan–bahan dan alat–alat yang disediakan

oleh Pihak Kedua bila kualitasnya tidak memenuhi spesifikasi teknis yang

ditetapkan dalam Perjanjian ini.

5. Jika bahan–bahan dan atau alat–alat yang tidak memenuhi spesifikasi teknis

dalam perjanjian ini berada dalam lokasi proyek/lapangan, maka paling

lambat dalam waktu 2 x 24 jam Pihak Kedua harus mengganti bahan–bahan

III- 64

http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB III Managemen dan organisasi proyek

dan alat–alat tersebut sesuai dengan spesifikasi teknis yang ditetapkan oleh

Pihak Pertama

6. Tidak tersedianya bahan–bahan dan alat–alat, tidak dapat dijadikan alasan

Pihak Kedua untuk keterlambatan pekerjaan

7. Apabila kemudian ternyata bahan–bahan dan alat–alat yang disediakan Pihak

Kedua tidak sesuai spesifikasi teknis sebagaimana yang telah ditetapkan

dalam Perjanjian ini, maka Pihak Kedua diwajibkan untuk mengganti atau

memperbaiki tanpa menuntut kerugian karenanya.

PASAL 16

PERALATAN MILIK PIHAK KEDUA

1. Semua peralatan Pihak Kedua atau bahan yang didatangkan oleh Pihak Kedua

ke lokasi proyek dianggap khusus untuk pelaksanaan pekerjaan sesuai

perjanjian dan segala pemindahan atau pengeluaran sebagian atau

keseluruhan daripadanya harus dengan memberitahukannya terlebih yang

diperuntukan untuk pengangkutan karyawan, buruh dan peralatan Pihak

Kedua, bahan, pekerjaan sementara dan perlengkapan kedalam atau dari

Lokasi Proyek.

2. Pihak Kedua wajib untuk membantu atau menjaminkan peralatan penunjang

yang ada dilokasi proyek untuk kepentingan Nominated Sub

Contractor/Direct Contractor sepanjang tidak mengganggu pekerjaan dari

Pihak Kedua seperti : Tower Crane, Passenger Hoist dan sebagainya dengan

biaya yang sepakati oleh Para Pihak dan Nominated Sub Contractor/ Direct

Contractor.

III- 65

http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB III Managemen dan organisasi proyek

PASAL 17

RESIKO

1. Jika hasil pekerjaan Pihak Kedua musnah dengan cara apapun akibat

kesalahan dan atau kelalaian Pihak Kedua sebelum diserahkan kepada Pihak

Pertama, maka Pihak Kedua bertanggung jawab sepenuhnya atas segala

kerugian yang timbul jika Pihak Pertama telah lalai untuk menerima hasil

pekerjaan tersebut.

2. Jika hasil pekerjaan Pihak Kedua sebagian atau seluruhnya musnag di luar

kesalahan dan atau kelalaian Para Pihak (akibat dari keadaan kahar/force

majeure seperti yang tercantum dalam Pasal 20 Perjanjian ini) sebelum

pekerjaan diserahkan kepada Pihak Pertama, dan Pihak Pertama tidak lalai

untuk menerima atau menyetujui hasil pekerjaan tersebut, maka segala

kerugian yang timbul akibat itu akan ditanggung oleh Pihak Kedua cq

Asuransi.

3. Jika hasil pekerjaan Pihak Kedua sebagian atau seluruhnya musnah

disebabkan oleh cacat–cacat tersembunyi dalam strukturnya, maka segala

kerugian yang timbul ditanggung sepenuhnya oleh Pihak Kedua

4. Jika hasil pekerjaan Pihak Kedua sebagian atau seluruhnya musnah

disebabkan karena berubahnya penggunaan atau fungsi, maka segala kerugian

yang timbul ditanggung oleh Pihak Pertama.

5. Jika pada waktu pelaksanaanya terjadi kemacetan–kemacetan yang

diakibatkan tidak masuknya atau tidak tersedianya bahan–bahan dan alat–alat

karena semata–mata kesalahan dan atau kelalaian Pihak Kedua, maka segala

III- 66

http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB III Managemen dan organisasi proyek

resiko akibat kemacetan pekerjaan tersebut menjadi tanggung jawab Pihak

Kedua

6. Segala persoalan dan tuntutan tenaga kerja maupun Nominated Sub

Contractor yang menjadi beban dan tanggung jawab Pihak Kedua, atau

dengan kata lain bahwa Pihak Kedua membebaskan Pihak Pertama dari

segala tuntutan–tuntutan para tenaga kerja dan Nominated Sub Contractor

yang berkenaan dengan pelaksanaan pekerjaan ini baik didalam maupun di

luar pengadilan

7. Bilamana selama Pihak Kedua melaksanakan pekerjaan seperti yang

tercantum dalam pasal 2 perjanjian ini, menimbulkan kerugian terhadap pihak

ketiga (orang–orang yang tidak ada sangkut pautnya dalam perjanjian ini)

akibat kelalaian atau kesalahan Pihak Kedua, maka segala kerugian

ditanggung sepenuhnya oleh Pihak Kedua

PASAL 18

ASURANSI

1. Pihak Kedua wajib menanggung asuransi terhadap pelaksanaan pekerjaan

sampai dengan masa pemeliharaan berakhir dan telah

ditandatanganinyaBerita Acara Serah Terima Kedua oleh Para Pihak untuk :

a. Contractors All Risk (CAR) dengan nilai pertanggungan total sebanding

dengan Total Biaya Pekerjaan

b. Thrid Party Liability (TPL) terhadap kerusakan / kerugian pihak ketiga

termasuk bangunan – bangunan disekelilingnya dikarenakan pelaksanaan

pekerjaan sesuai perjanjian ini.

III- 67

http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB III Managemen dan organisasi proyek

c. Asuransi Tenaga Kerja (ASTEK) untuk tenaga kerja Pihak Kedua yang

ditempatkan dan atau ditugaskan melaksanakan pekerjaan, dan Pihak

Kedua wajib menyelenggarakan Asuransi Jaminan Sosial Tenaga Kerja

(JAMSOSTEK) sesuai dengan ketentuan perundang – undangan yang

berlaku.

d. Asuransi Peralatan Milik Pihak Kedua

2. Sehubungan dengan ayat (1) diatas, Pihak Kedua harus menyerahkan

fotocopy asuransi dan fotocopy kwitansi pembayaran premi kepada Pihak

Pertama.

3. Tanpa mengurangi tanggung jawab dan tanggung gugat Pihak Kedua, maka

Pihak Kedua akan melindungi Pihak Pertama dari segala segala resiko

terhadap tuntutan atau gugatan yang timbul sebagai akibat pelaksanaan

pekerjaan oleh Pihak Kedua sesuai dengan ketentuan Perjanjian ini, baik

tuntutan atau gugatan atas kerugian–kerugian atau kerusakan–kerusakan yang

diderita oleh seseorang atau segala harta milik siapapun yang mungkin terjadi

baik langsung maupun tidak langsung (dilokasi proyek maupun disekeliling

proyek), jika tuntutan tersebut bukan dikarenakan kesalahan atau kelalain

Pihak Pertama.

III- 68

http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB III Managemen dan organisasi proyek

PASAL 19

DENDA ATAS KETERLAMBATAN DAN KELALAIAN

1. Jika Pihak Kedua melakukan kelalaian atau kesalahan yang telah mendapat

peringatan tertulis dari Pihak Pertama sebanyak 3 (tiga) kali berturut–turut

dengan tenggang waktu 7 (tujuh) hari untuk setiap peringatan atas kesalahan /

kelalaian tersebut, maka Pihak Kedua akan dikenakan denda sebesar Rp.

500.000,- (Lima ratus ribu rupiah) per hari sampai peringatan tertulis tersebut

telah dilaksanakan

2. Jika Pihak Kedua oleh karena kelalaian atau kesalahannya tidak dapat

menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan jangka waktu pelaksanaan yang

tercantum dalam Pasal 4 ayat (1) Perjanjian ini kecuali keadaan kahar/force

majeure, maka Pihak Kedua dikenakan denda keterlambatan sebesar 1‰

(satu permil) dari presentasi pekerjaan yang telah dilakukan untuk setiap hari

keterlambatan dengan jumlah maksimum denda 5% (lima persen) dari Biaya

Pekerjaan termasuk namun tidak terbatas pada pengakhiran perjanjian yang

berhak dilakuakan oleh Pihak Pertama kepada Pihak Kedua.

3. Denda–denda yang dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) Pasal ini, dibebankan

kepada Pihak Kedua dan akan diperhitungkan dengan kewajiban pembayaran

Pihak Pertama kepada Pihak Kedua

4. Apabila terjadi keterlambatan pembayaran oleh Pihak Petama kepada Pihak

Kedua dari batas waktu yang ditentukan seperti yang tercantum dalam Pasal 6

ayat (2) Perjanjian ini, maka untuk setiap hari keterlambatan dari nilai yang

harus dibayarkan kepada Pihak Kedua. Ketentuan tersebut berlaku dengan

III- 69

http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB III Managemen dan organisasi proyek

syarat tagihan pembayaran atau invoice Pihak Kedua telah diterima dengan

baik dan benar oleh Pihak Pertama

5. Apabila Pihak Pertama tidak melakukan pembayaran kepada Pihak Kedua

dalam waktu 14 (empat belas) hari dari batas waktu yang ditentukan, tanpa

mengurangi hak Pihak Kedua terhadap ganti rugi keterlambatan pembayaran

sebesar 1‰ (satu permil) per hari oleh Pihak Pertama, maka Pihak Kedua

berhak melambatkan sementara pekerjaan (slow down) dan akan memulai

lagi pekerjaan secara normal jika pembayaran telah dilaksanakan.

6. Keterlambatan pekerjaan akibat terlambatnya pembayaran, Pihak Kedua

berhak mendapatkan perpanjangan waktu dan tambahan biaya overhead yang

besarnya akan ditentukan kemudian atas kesepakatan Para Pihak.

PASAL 20

KEADAAN KAHAR/FORCE MAJEURE

1. Yang dimaksud dengan keadaan kahar adalah peristiwa–peristiwa yang

disebabkan/ditimbulkan kerena kejadian diluar kemampuan Para Pihak

seperti : pemogokan, embargo, huru–hara, pemberontakan, pertempuran,

peperangan, sabotase, aksi terorisme, badai, banjir, gempa bumi, tanah

longsor, epidemic, tindakan Pemerintah dalam bidang Monoter dan semua

keterlambatan atau kegagalan yang karenanya tidak boleh dianggap sebagai

kesalahan pihak yang mengalaminya

2. Apabila terjadi keadaan kahar/force majeure, pihak yang mengalami

kahar/force majeure harus memberitahukan kepada pihak yang lainnya

secara tertulis selambat–lambatnya dalam waktu 14 (empat belas) hari

kalender sejak terjadinya keadaan kahar/force majeure tersebut disertai bukti–


III- 70

http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB III Managemen dan organisasi proyek

bukti yang sah, demikian juga pada waktu keadaan kahar/force majeure

berakhir.

3. Atas pemberitahuan Pihak yang mengalami kahar/force majeure, maka pihak

yang lainnya akan menyetujui atau menolak secara tertulis keadaan

kahae/forces majeure tersebut dalam jangka waktu 14 (empat belas) hari

kalender, sejak adanya pemberitahuan tersebut

4. Jika dalam waktu 14 (empat belas) hari kalender sejak pemberitahuan pihak

mengalami kahar/force majeure kepada pihak lainnya tentang keadaan

kahar/force majeure tersebut dan pihak yang lainnya tidak memberikan

jawabannya, maka pihak yang lainnya dianggap menyetujui adanya keadaan

kahar/force majeure tersebut

5. Terhadap terjadinya keadaan kahar/force majeure tersebut, para pihak

sepakat dan setuju untuk tidak saling menuntut satu sama lain

PASAL 21

KERAHASIAN

1. Pihak Kedua dalam melaksanakan pekerjaan sebagaimana desebutkan dalam

perjanjian ini, untuk saat ini maupun kemudian hari ataupun di masa yang

akan datang, setelah jangka waktu perjanjian ini berakhir wajib menjaga

kerahasian seluruh dokumen, data, dan atau informasi dalam bentuk apapun

yang diterima dari Pihak Pertama dan atau yang diperoleh dari hasil pekerjaan

Pihak Kedua dan karenanya Pihak Kedua bertanggung jawab atas kerahasian

setiap dokumen, data dan atau informasi yang diketahuinya tersebut dan tidak

akan memberikan dan atau memperlihatkan dokumen, data atau informasi

kepada Pihak Lain yang tidak berhak


III- 71

http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB III Managemen dan organisasi proyek

2. Pihak Kedua menjamin sepenuhnya kepada Pihak Pertama bahwa pekerka

atau orang – orang yang ditunjuk/diberi tugas olehnya atau pihak–pihak yang

berada dalam kekuasaanya dan atau setidaknya mempunyai hubungan kerja

dengannya, tidak akan membocorkan rahasia Pihak Pertama, baik saat ini dan

atau dimasa yang akan datang setelah jangka waktu Perjanjian berakhir,

termasuk akan tetapi tidak terbatas pada seluruh gambar perencanaan yang

tidak dibenarkan, diberikan, diinformasikan dan atau diperlihatkan kepada

pihak lain yang tidak berkepentingan/tidak berhak tanpa adanya persetujuan

tertulis terlebih dahulu dari Pihak Pertama.

PASAL 22

PENGAKHIRAN PERJANJIAN OLEH PIHAK PERTAMA

Pihak pertama dapat melakukan pengakhiran Perjanjian secara sepihak setelah

sebelumnya memberikan peringatan secara tertulis sebanyak 3 (tiga) kali berturut–

turut dengan jeda waktu 7 ( tujuh) hari kepada Pihak Kedua, apabila :

a. Pihak Kedua menyeraahkan atau mengalihkan pekerjaanya seluruhnya

kepada pihak lain tanpa pemberitahuan tertulis terlebih dahulu kepada Pihak

Pertama

b. Pihak Kedua dalam waktu 30 (tiga puluh) hari terhitung sejak diterimanya

Surat Perintah Kerja dari Pihak Pertama, tidak atau beum melaksanakan

pekerjaan di Lokasi Proyek

c. Pihak Kedua nyata-nyata tidak dapat melaksanakan kewajibannya yang telah

ditentukan dalam perjanjian ini

III- 72

http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB III Managemen dan organisasi proyek

d. Keterlambatan waktu pelaksanaan pekerjaan telah melewati 5% (lima persen)

dari jadwal waktu pelaksanaan yang telah ditentukan tnapa persetujuan Pihak

Pertama

e. Pihak Kedua dinyatakan pailit oleh Badan yang berwenang atau Surat Izin

Usahanya dicabut atau Surat Izin usaha tersebut dinyatakan oleh Pengadilan

sudah tidak berlaku lagi

f. Dalam hal Pihak Kedua mengundurkan diri setelah menandatangani

perjanjian ini, maka jaminan pelaksanaan yang harus diberikan akan menjadi

milik Pihak Pertama

PASAL 23

PENGAKHIRAN PERJANJIAN OLEH PIHAK KEDUA

1. Pihak Kedua dapat melakukan pengakhiran Perjanjian secara sepihak dengan

sebelumnya memberikan peringatan tertulis sebanyak 3 (tiga) kali berturut –

turut dengan jangka waktu 7 (tujuh) hari untuk setiap peringatan kepada

Pihak Pertama, apabila :

a. Pihak Pertama nyata – nyata tidak dapat melaksanakan kewajibannya yang

telah ditunjukan dalam perjanjian ini.

b. Pihak Pertama dinyatakan pailit oleh Badan yang berwenang atau surat izin

usaga tersebut dicabut dan dinyatakan pengadilan sudah tidak berlaku lagi

c. Apabila terjadi kerugian sebagaimana tercantum pada ayat (1) pasal ini,

maka Pihak Pertama akan membayar seluruh biaya pekerjaan yang telah

selesai dilaksanakan atau yang sudah dimulai namun belum selesai

dilaksanakan pada saat tanggal pengakhiran perjanjian ini serta nilai bahan

dan peralatan Pihak Kedua yang telah atau belum dipergunakan termasuk
III- 73

http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB III Managemen dan organisasi proyek

bahan dan peralatan yang didatangkan dari luar negri (impor) yang

diperkuat dengan bukti – bukti yang sah bahwa material impor tersebut

memang untuk pembangunan Struktur Proyek Apartemen Sudirman One

mengurangi hak Pihak Pertama intuk memperhitungkan kerugian – kerugian

yang timbul akibat pengakhiran perjanjian secara sepihak dari Pihak Kedua

d. Nilai pembayaran sebagaimana tercantum pada ayat (2) diatas sesuai nilai

yang desetujui Para pihak

PASAL 24

PERTENTANGAN KEPERNTINGAN

1. Pihak Kedua dan atau perwakilannya (termasuk tetapi tidak terbats kepada

karyawan Pihak Kedua atau segala organisasi terkait dengan Pihak Kedua)

menyatakan tidak pernah memberi maupun menerima serta berjanji untuk

memeberi atau menerima jasa/imbalan dalam bentuk apapun, baik dalam

materi maupun sejenisnya, kepada/dari setiap karyawan Pihak Pertama (atau

siapapun) dan atau anggota keluarga, dimana jasa/imbalan tersebut bertujuan

baiksecara langsung maupun tidak langsung untuk menggoda, membujuk,

mempengaruhi, menyuap, atau yang mempengaruhi hasil tender dan atau

perjanjian ini dan atau pengiriman dan atau pemesanan yang dibuat antara

Pihak Kedua dan Pihak Petama

2. Apabila Pihak Kedua dan atau perwakilannya (termasuk tetapi tidak terbatas

pada agen dan organisaisi lainnya yang terkait dengan Pihak Kedua) terbukti

telah memberi apapun menerima jasa/imbalan yang dimaksud kepada

karyawan Pihak Pertama atau anggota keluarganya, Pihak Pertama berhak

untuk mengambil tindakan sebagai berikut :


III- 74

http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB III Managemen dan organisasi proyek

a. Pihak pertama berhak secara sepihak untuk memutuskan/mengakhiri

perjanjian ini

b. Pihak Kedua wajib membayar gantui rugi sebesar 10 (sepuluh) kali dari

jumlah yang telah diberikan kepada karyawan Pihak Pertama

c. Pihak Kedua harus melakuakan pembayaran dang anti rugi tersebut kepada

Pihak Pertama sesegera mungkin setelah menerima pemberitahuan secara

tertulis dari Pihak Pertama

PASAL 25

PENYELESAIAN PERSELISIHAN

1. Perselisihan yang mungkin timbul dalam pelaksanaan pekerjaan sebagaimana

tercantum dalam pasal 2 perjanjian ini akan diselesaikan secara musyawarah

dan mufakat oleh Para Pihak

2. Apabila perselisiahan dimaksud tidakdapat diselesaikan secara musyawarah

dan mufakat maka atas segala akibat yang terjadi dari pelaksanaan perjanjian

ini. Para Pihak sepakat untuk menyerhkan penyelesaian kepada Pengadilan

Negri Tangerang

PASAL 26

KORESPONDENSI

1. Setiap berita atau pemberitahuan kepada Para Pihak disampaikan dengan

surat pada alamat korespondensi sebagai berikut :

Bila ditujukan kepada Pihak Pertama :

PT. PANCAKARYA GRIYATAMA

Gedung Trivo Lantai 5

Jl. KH.Wahid Hasyim No.157, Jakaeta Pusat 10240


III- 75

http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB III Managemen dan organisasi proyek

Telephon : (021) 391 0707

Faksimili : (021) 390 5258

Up : Bpk.Ir.Suheri Chaidrata

Bila dtujukan kepada Pihak Kedua :

PT. PEMBANGUNAN PERUMAHAN (PERSERO)Tbk. CABANG IV

Jl. Penghulu H. Hasan Mustafa No.47, Bandung 40124

Telephon : (022) 720 6936

Fasimili : (0222)720 2305

Up : Bpk. Ir. Agus Samuel Kana

2. Apabila terjadi perubahan alamat korespondensi tersebut, maka Para Pihak

yang alamatya berubah wajib memberitahukan perubahan tersebut kepada

pihak lainnya dalam waktu 7 (tujuh) hari kerja setelah perubahan tersebut

dilaksanakan. Bilamana Para Pihak lalai untuk memberitahukan alamat

barunya, maka segala akibat yang mungkin timbul dan merugikan ditanggung

oleh pihak yang melakukan kelalaian

PASAL 27

LAIN – LAIN

1. Pihak Pertama harus mengakui Pihak Kedua sebagai pihak dalam perjanjian

ini dan tidak mengakui pihak lain yang mengaku sebagai turut berhak atau

mempunyai bagian dan atau mempunyai hubungan hokum dengan Pihak

Kedua atas Perjanjian ini meskipun hal tersebut diakui oleh Pihak Kedua

2. Pihak Kedua dilarang mengubah tulisan–tulisan dan atau coret–coretan yang

bertujuan untuk merubah atau menambah ketentuan–ketentuan dalam

perjanjian ini. Apabila Pihak Kedua melanggar hal tersebut, maka tulisan–
III- 76

http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB III Managemen dan organisasi proyek

tulisan dan atau coretan–coretan yang dibuat oleh Pihak Kedua tersebut

menjadi tidak sah/tidak mengikat Para Pihak

3. Apabila terhadap pasal–pasal didalam perjanjian ini yang menunjuk pasal

lain, akan tetapi pasal yang ditunjuk tersebut tidak tepat atau tidak

berhubungan dengan pasal yang menunjuk dikarenakan adanya kesalahan

penulisan, maka hal tersebut tidak mengurangi makna dan keberlakuan pasal

yang menunjuk tersebut

4. Apabila terdapat kesalahan penulisan/redaksional dalam Pasal–pasal yang

mengatur perjanjian ini maka hal tersebut tidak mengurangi maksud dan

tujuan serta keberlakuan pasal tersebut

5. Pihak Kedua wajib segara menandatangani dan mengembalikan Perjanjian ini

kepada Pihak Pertama. Apabila Pihak Kedua lalai dan tidak dapat memenuhi

kewajibannya tersebut maka Pihak Pertama berhak membatalkan kesepakatan

yang ada sebelumnya.

6. Setiap lampiran dalam perjanjian ini merupakan satu kesatuan dan menjadi

bagian yang tidak terpisahkan dari Perjanjian ini

7. Segala sesuatu yang belum dan atau tidak cukup diatur dalam Perjanjian ini

sepanjang diperlukan akan diatur lebih lanjut dalam Surat Perjanjian

Tambahan (Addendum) dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari

perjanjian ini.

Demikian Perjanjian ini dibuat oleh Para Pihak pada hari, tanggal, bulan dan

tahun tersebut diatas, berlaku dan mengikat setelah ditandatangani oleh Para

Pihak, dengan dan diatas materai yang cukup dibuat dalam rangkap 2 (dua) yang

masing – masing mempunyai kekuatan hukum yang sama.


III- 77

http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB III Managemen dan organisasi proyek

3.6 MANAJEMEN PELAKSANAAN PROYEK

Pada suatu proyek pembangunan rapat merupakan hal yang paling penting.

Rapat berfungsi sebagai sarana untuk berdiskusi antara pihak owner, konsultan

maupun kontraktor. Hasil dari suatu rapat disebut laporan.

Laporan proyek dibagi menjadi 3 bagian yaitu Laporan Harian, Laporan

Mingguan, maupun Laporan Bulanan. Pada Proyek Apartemen Sudirman One

Laporan harian, Mingguan dan Bulanan dibuat kontraktor kemudian dilaporkan ke

pengawas dan disesuaikan dengan laporan pengawas dan dilaporkan ke pusat

(Kantor PP pusat).

1. Laporan Harian

Segala sesuatu yang bahan atau keterangan tentang seluruh hasil kerja

atau jalannya suatu pembangunan secara fisik yang telah dilakukan

dalam proyek konstruksi, dapat berupa berita lisan dan tertulis pada tiap

harinya pada suatu proyek konstruksi.

Laporan ini memuat hal – hal sebagai berikut :

a. Pengadaan bahan dan material yang telah dilaksanakan

b. Peralatan yang tersedia di lapangan

c. Pekerjaan yang telah diselesaikan

d. Keadaan cuaca

e. Waktu atau jam kerja, jumlah tenaga kerja

2. Laporan Mingguan

Segala Sesuatu yang bahan atau keterangan tentang suatu hasil kerja

atau jalannya suatu pembangunan secara fisik yang telah dilakukan

III- 78

http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB III Managemen dan organisasi proyek

dalam proyek konstruksi, dapat berupa lisan dan tertulis pada tiap

harinya pada suatu proyek konstruksi

Laporan ini memuat hal – hal sebagai berikut :

A. Laporan progress dan koordinasi konstruksi

a. Kondisi site safety

b. Membandingkan progress dengan program (rencana vs realisasi)

c. Antisipasi Keterlambatan

d. Quality control

e. Koordinasi antar kontraktor

f. Informasi work outstanding

g. Shop drawing

B. Laporan Perencanaan

a. Merencanakan koordinasi dan mengontrol pekerjaan (current

and future) yang menjadi tanggung jawab konsultan

b. Mempertimbangkan dan membuat rekomendasi terhadap usaha

perubahan desain

c. Review, pantau dan evaluasi progress design atau produk

dokumen, bila diperlukan menerbitkan instruksi tindakan

perbaikan yang diperlukan

d. Evaluasi respon konsultan terhadap informasi yang belum clear

(ex. RFI,Design)

C. Laporan safety meeting

a. Meyakinkan seluruh aspek healthy safety, environment, and

security dikelola dengan baik


III- 79

http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB III Managemen dan organisasi proyek

b. Melaksanakan audit safety pada proyek

c. Mendiskusikan dan mengantisipasi seluruh kejadian dan

kecelakaan yang terjadi dari unsafe activitiesand condition,

mearmisses, serious and minor injuries termasuk kasus first aid.

d. Menciptakan safety awareness

e. Meyakinkan bahwa standar safety dan upaya berkelanjutan

selalu dilaksanakan seiring dengan upaya – upaya healthy,

safety, environment and security (dalam rencana mingguan)

f. Meningkatkan komunikasi dalam hal safety

g. Melaksanakan analisa terhadap informasi dari laporan

kecelakaan

3. Laporan Bulanan

Segala sesuatu yang bahan atau keterangan tentang seluruh suatu hasil

kerja atau jalannya suatu pembangunan secara fisik yang telah dilakukan

dalam proyek konstruksi, dapat berupa berita lisan dan tertulis pada tiap

harinya pada suatu proyek konstruksi

Laporan ini memuat hal-hal sebagai berikut :

a. Penjelasan atas upaya yang dilakukan proyek untuk mencegah

terjadinya ketidaksesuaian agar realisasi tercapai sesuai yang

direncanakan, termasuk penjelasan upaya antisipasi, pencegahan dan

perbaikan.

b. Realisasi pelaksanaan proyek secara fisik terhadap rencana yang

telah ditetapkan

III- 80

http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB III Managemen dan organisasi proyek

c. Pengaturan pendapatan biaya anggaran proyek dan biaya

pengeluaran proyek

d. Foto-foto dokumentasi pekerjaan dari beberapa pekerjaan

Pengendalian suatu proyek merupakan salah satu bagian dari siklus

manajemen proyek yaitu perencanaan, pengorganisasian, pengkontrolan,

pelaksanaan dan pengendalian. Pengendalian proyek dimaksudkan untuk

menjaga agar pelaksanaan suatu kegiatan dapat sesuai dengan tujuan

proyek tersebut sehingga proyek dapat diselesaikan secara tepat waktu,

dengan biaya yang sesuai dan memenuhi persyaratan kualitas yang

diharapkan

Tujuan yang ingin dicapai dalam pengendalian proyek adalah sebagai

berikut :

a. Meningkatkan efisiensi dari pekerjaan sehingga dapat

meminimalkan pengeluaran proyek (pengendalian biaya).

b. Memperoleh kualitas bangunan yang sesuai dengan perencanaan

(pengendalian mutu).

c. Waktu pelaksanaan sesuai dengan time schedule sehingga pihak

pemilik proyek maupun pelaksana tidak merasa dirugikan karena

adanya keterlambatan (pengendalian waktu)

Maka untuk dapat menciptakan tujuan–tujuan tersebut diperlukan

beberapa pertimbangan-pertimbangan agar mendapatkan rencana

yang baik, teliti yaitu sebagai berikut :

a. Metode pelaksanaan sesuai dengan tender atau rencana yang

telah dibuat
III- 81

http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB III Managemen dan organisasi proyek

b. Dana dan tenaga kerja yang tersedia

c. Bahan bangunan atau material dan peralatan yang tersedia

d. Waktu yang telah ditentukan

e. Pengendalian jalannya proyek yang harus sesuai dengan rencana

III- 82

http://digilib.mercubuana.ac.id/

Anda mungkin juga menyukai