Anda di halaman 1dari 13

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Erosi

(Arsyad, 2010) Mengemukakan bahwa erosi didefinisikan sebagai

hilangnya tanah atau bagian-bagain tanah dari suatu tempat yang

diangkut air atau angin ke tempat lain. Untuk daerah tropika basah

penyebab utama erosi adalah air yang berasal dari curah hujan

Produktifitas lahan yang rendah, atau tidak produktif untuk aktifitas

pertanian, disebabkan oleh pengelolaan dan pengendapan. Dialam

terdapat 3 penyebab utama aktif dalam proses ini yakni manusia angin

dan air. Pada daerah iklim tropika basah seperti Indonesia air merupakan

pengaruh berarti. Oleh karena itu, didalam penelitian ini yang dimaksud

dengan erosi adalah, Erosi yang disebabkan oleh air.

Hudson dalam (Arsyad, 2010) berpendapat, bahwa erosi adalah

proses kerja fisik yang keseluruhan prosesnya menggunakan energy.

Energi ini digunakan untuk menghancurkan agraget tanah (detacment),

memercikan partikel tanah (splash) menyebabkan gejolak (turbulence),

pada lapisan prmukaan, serta menghanyutkan pratikel tanah.

Erosi tanah (soil erosion) terjadi melalui dua proses, yakin proses

penghancuran partikel tanah (detacmen) dan proses ini terjadi akibat

hujan (rain) dan alirian permukaan (run off) yang dipengaruhi oleh berbagi
6

faktor antar lain curah hujan (intensitas, diameter, lama, dan jumlah

hujan), karakterristik tanah sifat fisik penutupan lahan (Land cover),

Kemiringan lereng, panjang leher, dan sebaginya faktor-faktor tersebut

satu sama lain bekerja dalam mempengaruhi erosi.

Kehilangan tanah hanya akan terjadi jika kedua proses tersebut di

atas berjalan. Tanpa proses pengahancuran partikel tanah, maka erosi

akan sangat terbatas.

Secara umum kelebihan dan kekurangan erosi tanah adalah :

1. Kelebihan

a. Tanah erosi dapat diolah menjadi batu bata dan guci hiasan rumah.

b. Tanah dapat juga memikul beban yang berat.

c. Tanah terhadap erosi apabila permukaanya di perhatikan dengan


baik.

d. Biaya pemeliharaan yang kecil

2. Kekurangan

a. Bentuk yang telah diolah sulit diubah

b. Permukaan tanah akan menjadi rusak akibat erosi dan bias


mengakibatkan banjir.

c. Cepat tejadi erosi bila permukaannya gundul.

d. Sangat membahayakan
Sedimen hasil erosi biasanya lebih kaya unsur hara dan bahan

organic dibanding dengan tanah asalnya. Pengayaan ini berasal dari sifat
7

elektifnya erosi terhadap partikel-partikel tanah yang lebih halus. Dalam

peristiwa erosi yang bersifat selektif, fraksi tanah yang akan terangkut

lebih dahulu dari pada fraksi kasar, perpindahan erosi halus dan oleh erosi

menyebabkan peningkatan persentase pasir dan krikil dipermukaan tanah,

dan waktu yang sama mengurangi persentase dabu dan tanah.

Dalam keadaan baik, hasil erosi tanah dapat dibentuk dengan

berbagai macam bentuk,sehingga dapat digunakan untuk seni,tanah juga

dapat memberikan hasil akhir yang bagus jika pengolahan permukaannya

diperhatikan dengan baik.

B. Curah Hujan

Salah satu faktor yang menyebabkan terjadinya erosi adalah curah

hujan,Intensitas hujan menunjukan jumlah dan volume curah hujan per

satuan waktu.Curah hujan tinggi dapat menyebakan cepatnya proses

erosi yang terjadi. Hal ini dapat kita bandingkan ketika musim hujan dan

musim kemarau .ketika musim maka proses erosi akan lebih cepat dari

pada ketika musim kemarau.

C. Sifat-sifat tanah

Sifat-sifat yang dimilki oleh tanah dapat juga menjadi penyebab

terjadinya erosi.Tanah yang memilki terkstur kasar dan halus akan tahan

terhadap erosi. Selain itu kandungan bahan organik yang dimilki oleh

tanah pun menentukan kepekaan tanah terhadap erosi kerana bahan

organik dapat mempengaruhi kemantapan struktur tanah.


8

D. Lereng

1. Definisi lereng
Lereng yang ada secara umum dibagi menjadi dua kategori lereng

tanah, yaitu lereng alami dan lereng buatan. Lereng alami terbentuk

secara alamiah yang biasanya terdapat di daerah perbukitan. Sedangkan

lereng buatan terbentuk oleh manusia biasanya untuk keperluan

konstruksi, seperti tanggul sungai, bendungan tanah tanggul untuk badan

jalan kereta api. Lereng alami maupun buatan masih dibagi lagi dalam dua

jenis (Soepandji, 1995), yaitu :

1. lereng dengan panjang tak hingga (infinite slopes),

2. lereng dengan panjang hingga (finite slopes).

Keruntuhan pada lereng bisa terjadi akibat gaya dorong yang timbul

karena beban pada tanah. Lereng secara alami memiliki kekuatan geser

tanah dan akar tumbuhan yang digunakan sebagai gaya penahan. Apabila

gaya penahan lebih kecil dibandingkan gaya pendorong maka akan timbul

keruntuhan pada lereng.

2. Kriteria Tanah Diberbagi Sudut Lereng


Perencanaan tanah dengan kemiringan lereng merupakan salah satu

hal yang kompleks jika dilihat dari perbedaan kemiringan lereng tersebut

akan menghasilkan berbagi macam bentuk erosi. Pada dasarnya

perbedaan tersebut untuk mengetahui erosi yang terjadi.


9

3. Kemiringan Lereng
Kemiringan lereng atau topografi merupakan bentuk permukaan bumi

dipandang dari kemiringan lereng dan beda tinggi dari permukaan laut

kemiringan lereng yang sangat besar, maka disebut topografinya

bergunung, sedangkan untuk beda tinggi dan kemiringan yang lebih

rendah secara berurutan disebut berbukit. Dua unsur topografi yang

banyak dibahas dan besar pengaruhnya terhadap erosi adalah panjang

lereng lengtha,dan kemiringan lereng slope.

Bentuk lereng tergantung pada proses erosi, gerakan tanah, dan

pelapukan sedangkan, kemiringan lereng terjadi akibat perubahan

permukaan bumi diberbagai tempat yang disebabkan oleh daya-daya

eksogen dan gaya-gaya endogen. Hal inilah yang mengakibatkan

perbedaan letak ketinggian diatas permukaan bumi kemiringan lereng

mempengaruhi erosi melalui runoff. Makin curam lereng makin besar laju

dan jumlah aliran permukaan dan makin besar erosi yang terjadi selain itu,

partikel tanah yang terpercik akibat tumbukan butir hujan makin banyak

(Arsyad, 2010).Semakin curam dan semakin panjang lereng maka makin

besar pula aliran permukaan dan bahaya erosi semakin tinggi.

Oleh kerena itu penting bagi kita untuk mengetahui sudut kemiringan

lereng agar dapat mengantisipasi kemunkikan erosi yang terjadi.


10

Tabel 1 Klasifikasi Kemiringan Lereng

Kelas Lereng (%) Keterangan

I 0-8 Datar

II 9-15 Landai

III 16-25 Agak curam

IV 26-40 Curam

V <40 Sangat curam

Sumber : (Arsyad, 2010).

4. Analisa Erosi Lereng


Metode analisis stabilitas lereng banyak digunakan, namun perlu

dipertimbangkan metode mana yang lebih memenuhi dengan kondisi

dilapangan, untuk itu perlu dilakukan analisis dilapangan dan pengujian

laboratorium untuk mengethaui jenis tanah pada lokasi penelitian. Pada

penelitian ini nilai safety factor digunakan untuk dasar pemetaan

terjadinya resiko longsor di area penelitian.

Analisis yang digunakan untuk pemetaan bahaya dengan empat

tingkat kelas bahaya relatif tinggi, sedang, kurang, dan tidak bahaya.

Penelitian di Kota Gorontalo yang bertujuan mengetahui tingkat

kerawanan longsor di Kota Gorontalo untuk mendapatkan informasi

tingkat kerawanan dan penyebarannya dalam bentuk peta dengan

memanfaatkan Sistem Informasi Geografis. Metode yang digunakan

adalah Deskriptif kualitatif yang terdiri dari survei dan overlay peta,

sedangkan identifikasi tingkat kerawanan longsor menggunakan Metode


11

Skoring. Hasil penelitian menunjukkan penyebaran luas tingkat kerawanan

longsor di Kota Gorontalo (Gani, 2014).

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pemetaan nilai Safety

Factor dan tingkat kepercayaan longsor pada suatu lereng dengan

banyaknya kebutuhan konsumen atau masyarakat yang akan

merencanakan sebuah kontruksi sipil diwilayah perbukitan, pastinya akan

membutuhkan banyak data mengenai karakteristik tanah, kondisi lahan,

topografi dan tingkat kepercayaan longsor. Maka penelitian ini dibuat agar

dapat dimanfaatkan sebagai acuan untuk merencanakan sebuah

konstruksi tersebut.

Lereng yang mempengaruhi terjadinya erosi lainnya adalah lereng.

Tingkat erosi lereng semakin tinggi jika lereng semakin curam.

Kecepataanaliran permukaan semakin meningkat sehingga kekuatan

pengangkutan meningkat. Lereng yang semakin panjang juga akan

menyebabkan volume air yang mengalir menjadi semakin besar. Dan hal

ini akan otomatis menjadikan proses cepat erosi cepat terjadi.

E. Vegetasi

Lereng yang semakin panjang juga akan menyebabkan volume air

yang mengalir menjadi semakin besar. Dan faktor selanjutnya yang

mempengaruhi terjadinya erosi adalah vegetasi.Daerah dipermukaan

bumi yang memilki vegetasi yang rimbun akan menjadi lebih terhindar dari

terjadinya erosi.Hutan pun menjadi ekosistem yang yang paling efektif


12

dalam mencegah terjadinya bahaya erosi, Mengapa hal ini terjadi?

Jawabanya tidak lain adalah karena akar-akar yang dimilki oleh

pepohonan. Akar yang menancap di tanah tersebut akan membuat tanah

menjadi lebih kuat dan lebih terlindung. Hal inilah yang akan menghalau

tanah dari terjadinya erosi.

F. Manusia

Faktor selanjutnya yang juga sngat mempengaruhi terjadinya erosi

adalah manusia. Manusia sebagai satu-satunya makhluk penghuni bumi

yang diberikan akal oleh tuhan terkadang dapat menyebabkan kerugian,

Salah satunya adalah erosi. Banyak erosi yang terjadi akibat aktivitas-

aktivitas yang dilakukan oleh manusia, beberapa aktivitas manusia yang

dapat mempercepat terjadinya erosi adalah pembangunan gedung-

gedung,penggundulan hutan.

G. Macam-macam Erosi

Erosi dapat dibedahkan menjadi beberapa macam,yaitu :

1. Erosi air
Erosi air yaitu pengikisan lapisan tanah yang diakibatkan oleh aktivitas

air yang bergerak. Erosi air dapat terjadi akibat beberapa contoh berikut

2. Erosi Lembar (Sheet erosion)


Yaitu erosi yang diakibatkan oleh aliran air yang menuruni lereng dan

mengikis serta mengangkut partikel-partikel lapisan tanah yang merata

tebalnya dari suatu permukaan bidang tanah, Kekuatan jatuh butir-butir


13

hujan dan aliran air dipermukaan tanah merupakan penyebab utama erosi

ini.

3. Erosi Percikan (Splash erosion)


Yaitu erosi yang berupa percikan partikel-pertikel tanah halus yang

disebabkan oleh tetes hujan pada tanah dalam keadaan basah, Tanda-

tanda nyata adanya erosi percik pada musim hujan dapat kamu lihat pada

permukaan daun yang terdapat partikel tanah, adanya batuan kerikil di

atas lapsan tanah.

4. Erosi Parit (Gulley erosion)


Yaitu erosi yang proses terjadinya sama dengan erosi alur tetapi

saluran-saluran yang tebentuk sudah demikian dalamnya sehingga tidak

dapat dihilangkan dengan pengolahan tanah biasa.Erosi parit yang baru

terbentuk berukuran sekitar 40 cm lebar dan dalamnya sekitar 25 cm.Erosi

parit yang telah lanjut mencapai 30 meter dalamnya.

5. Erosi alur ( Rill erosion)


Yaitu erosi yang terjadi akibat terkosentrasinya air pada tempat

terperciknya partikel-partikel tanh yang kemudian membentuk aliran ke

bawah, Timpaan air hujan yang keras mempunyai daya pemecah agregat

yang lebih kuat sehingga partikel tanah terpercik ke luar dari

kedudukannya.

6. Erosi air terjun (Water fall erosion)


Yaitu erosi yang diakibatkan oleh air terjun pada lereng-lereng.

Tabel 2 Kriteria Tingkat Erosi Lereng


14

Kehilangan tanah b ( ton/ha/thn) Keterangan

< 15 Sangat ringan

16 – 60 Ringan

60 – 180 Sedang

180 – 180 Berat

> 480 Sangat berat

Sumber : Hammer 1981 dalam (Arsyad, 2010)

Gambar 1 Proses Terjadinya Erosi

Sumber :GEO WEBCLASS - WordPress.com


H. Berat Tanah

Menurut (LPT Lembaga Penelitian Tanah, 1979), definisi berat isi

tanah adalah berat tanah utuh (undisturbed) dalam keadaan kering dibagi

dengan volume tanah, dinyatakandalam g/cm3 (g/cc). Nilai berat isi tanah

sangat bervariasi antara satu titik dengan titik lainnya karena perbedaan

kandungan bahan organik, tekstur tanah, kedalaman tanah,jenis fauna

tanah, dan kadar air tanah.


15

Bobot isi tanah (Bulk Density) adalah ukuran pengepakan atau

kompresi partikel-partikel tanah (pasir, debu, dan liat). Bobot isi tanah

bervariasi bergantung pada kerekatan partikel-partikel tanah itu. Bobot isi

tanah dapat digunakan untuk menunjukkan nilai batas tanah dalam

membatasi kemampuan akar untuk menembus (penetrasi) tanah, dan

untuk pertumbuhan akar tersebut.

Berat isi merupakan suatu sifat tanah yang menggambarkan taraf

kemampatan tanah. Tanah dengan kemampatan tinggi dapat mempersulit

perkembangan perakaran tanaman, pori makro terbatas dan penetrasi air

terhambat (Darmawijaya, 1997).

Untuk menghitung berat isi tanah di gunakan rumus :

(𝑤2 − 𝑤1)
𝛾𝑚 = .................................................................................(1)
v

Keterangan :

Ym = berat isi tanah

w1 = berat wadah

w2 = berat wadah + tanah

v = volume wadah

I. Kadar Air Tanah

Kadar Air Tanah Air tanah merupakan fase cair tanah yang mengisi

sebagian atau keseluruhan ruang pori tanah. Air tanah berperan penting
16

dari segi pedogenesis maupun dalam hubungannya dengan pertumbuhan

tanaman (Edapologi). Pertukaran kation, dekomposisi bahan organik,

pelarutan unsur hara, evapotranspirasi, dan kegiatan jasad jasad mikro

hanya dapat berlangsung dengan baik bila tersedia air dan udara yang

cukup. Persediaan air dalam tanah tergantung dari banyaknya curah

hujan atau air irigasi, kemampuan tanah menahan air, besarnya

evapotranspirasi, dan tingginya muka air tanah. Air dapat meresap atau

ditahan oleh tanah karena gaya-gaya adhesi, kohesi, dan gravitasi. Kadar

air tanah dapat dinyatakan sebagai perbandingan berat air tanah terhadap

berat tanah basah, perbandingan berat air tanah terhadap berat tanah

kering, dan perbandingan volume air tanah terhadap volume tanah (Sarief,

1993).

Tanah basah adalah tanah yang mempunyai kandungan air diatas

kapasitas lapang dimana kandungan air tanah dalam kondisi pori makro

tanah terisi oleh udara sedangkan pori mikro diisi seluruhnya atau

sebagian oleh air. Tanah kering adalah tanah yang mempunyai

kandungan air kurang dari titik layu permanen dimana kandungan air yang

tertinggal di dalam tanah berada dalam pori mikro yang terkecil dan di

sekitar butir-butir tanah, sedangkan tanah lembab adalah tanah yang

mempunyai kandungan air diantara kapasitas lapang dan titik layu

permanen dimana pada keadaan ini, air akan tersedia bagi tanaman

(Sarief, 1993).
17

Rumus Kadar Air Tanah :

Wwater
𝑊= × 100% ..............................................................................(2)
𝑊𝑑𝑟𝑦

𝑊𝑤𝑒𝑡 = Wdry(1+w) ..............................................................................(3)

𝑊𝑤𝑒𝑡
𝑊𝑤𝑒𝑡 =
1+𝑊 ..............................................................................(4)

Dimana :

W = Kadar Air %

Wwater = Berat Air (gram)

Wdry = Berat Tanah Kering (gram)

Wwet = Berat Tanah Basah (gram)

Anda mungkin juga menyukai