Disusun oleh :
TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS GORONTALO
2018
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI................................................................................................................................ 3
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................................. 4
A. Latar Belakang.............................................................................................................. 4
B. Rumusan Masalah ........................................................................................................ 5
C. Tujuan penulisan .......................................................................................................... 5
BAB II PEMBAHASAN................................................................................................................ 6
A. PENGERTIAN PONDASI ................................................................................................. 6
B. KLASIFIKASI PONDASI ................................................................................................... 6
C. PONDASI KONSTRUKSI SARANG LABA-LABA (KSLL) ..................................................... 9
BAB III KESIMPULAN............................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................. 13
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
beberapa aspek penting, seperti lingkungan, sosial, ekonomi, serta aspek keamanan.
Semua struktur bangunan yang ada di atas tanah didukung oleh sistem pondasi pada
permukaan tanah. Pondasi merupakan bagian dari suatu sistem rekayasa yang
meneruskan beban yang ditopang dan terletak dibagian bawah. Pemilihan sistem
pondasi yang digunakan pada dasarnya merupakan studi alternatif ekonomis. Hal-hal
yang ikut dipertimbangkan tidak hanya material dan tenaga kerja, tetapi juga faktor-
faktor lain seperti pengendalian air dan tanah, pengendalian kerusakan pada
Yang terpenting dari semua aspek diatas adalah aspek keamanan, dimana
didalamnya penentuan jenis pondasi yang digunakan. Suatu sistem pondasi harus
dapat menjamin dan harus mampu mendukung beban bangunan di atasnya, termasuk
gaya-gaya luar seperi gaya angin, gempa dan lain-lain. Jika terjadi kegagalan
konstruksi pada pondasi, misalnya dapat terjadi hal-hal seperti kerusakan pada
dinding (retak dan miring), lantai (pecah, retak dan bergelombang), penurunan atap
dan bagian-bagian bangunan lain. Untuk itu pondasi haruslah kuat, stabil dan aman
agar tidak mengalami kegagalan konstruksi, karena akan sulit untuk memperbaiki
suatu sistem pondasi. Jika bangunan akan dibangun di daerah dengan daya dukung
tanah relatif rendah atau tinggi bangunan yang tanggung (tidak tinggi ataupun rendah
atau) diharapkan kombinasi Pondasi Sarang Laba-Laba mampu menjadi salah satu
solusi yang tepat. Karena, jika menggunakan pondasi dalam, misalnya dengan tiang
pancang, maka harga bangunan akan naik hingga 30%, sedangkan jika digunakan
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam yang terdapat pada pembahasan ini antara lain :
C. Tujuan penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah memaparkan penjelasan tentang jenis-
jenis pondasi yang umum digunakan dalam konstruksi bangunan dan informasi
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN PONDASI
diatas tanah dan meneruskan beban ke tanah dasar. Persyaratan umum yang harus
a. Pondasi harus mempunyai bentuk, ukuran dan struktur sedemikian rupa sehingga
tanah dasar mampu memikul gaya-gaya yang bekerja.
Struktur pondasi harus cukup kuat sehingga tidak pecah akibat gaya yang bekerja.
Pemilihan jenis pondasi yang akan digunakan sebagai struktur bawah (Sub Structure)
dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain kondisi tanah dasar, beban yang diterima
B. KLASIFIKASI PONDASI
Secara umum pondasi dapat dibagi menjadi tiga macam yaitu pondasi dalam
(deep foundation), pondasi dangkal (Shallow Foundation) dan Pondasi Pelat / Rakit
seringkali diidentikkan sebagai pondasi tiang yaitu suatu struktur pondasi yang
Pondasi tiang dibuat menjadi satu kesatuan yang monolit dengan menyatukan
pangkal tiang yang terdapat dibawah konstruksi dengan tumpuan pondasi. Untuk
a. Tiang yang tertahan pada ujung (end bearing pile atau point bearing pile).
Tiang semacam ini dimasukkan sampai lapisan tanah keras, sehingga daya
dukung tanah untuk pondasi ini lebih ditekankan pada tahanan ujungnya. Untuk
tiang tipe ini harus diperhatikan bahwa ujung tiang harus terletak pada lapisan keras.
Lapisan keras ini boleh dari bahan apapun, meliputi lempung keras sampai batuan
keras.
b. Tiang yang tertahan oleh pelekatan antara tiang dengan tanah (friction pile)
Kadang-kadang diketemukan keadaan tanah dimana lapisan keras sangat dalam
sehingga pembuatan tiang sampai lapisan tersebut sukar dilaksanakan. Maka untuk
menahan beban yang diterima tiang, mobilisasi tahanan sebagian besar ditimbulkan
oleh gesekan antara tiang dengan tanah (skin friction). Tiang semacam ini
disebut friction pile atau juga sering disebut sebagai tiang terapung (floating piles).
Pondasi dalam sering dibuat dalam bentuk tiang pancang maupun kaison (D/B ≥ 4).
a. Apabila kedalaman pondasi lebih kecil atau sama dengan lebar pondasi, maka
pondasi tersebut bisa dikatakan sebagai pondasi dangkal.
mendukung bangunan secara langsung pada tanah pondasi, bilamana terdapat lapisan
tanah yang cukup tebal dan berkualitas baik yang mampu mendukung suatu
yang tidak terletak dalam satu garis lurus, jadi seluruh bangunan menggunakan satu
telapak bersama. Jika jumlah luas seluruh telapak melebihi setengah luas bangunan,
lebih ekonomis digunakan pondasi rakit, dan juga untuk mengatasi tanah dasar yang
tidak homogen, misal ada lensa-lensa tanah lunak, supaya tidak terjadi perbedaan
penurunan cukup besar. Secara struktur, pondasi rakit merupakan pelat beton
bertulang yang mampu menahan momen, gaya lintang, geser pons yang terjadi pada
pelat beton, tetapi masih aman dan ekonomis. Apabila beban tidak terlalu besar dan
jarak kolom sama maka pelat dibuat sama tebal. Untuk mengatasi gaya geser pons
yang cukup besar, dilakukan pertebalan pelat dibawah masing-masing kolom atau
diatas pelat. Pemberian balok pada kedua arah dibawah pelat bertujuan menahan
momen yang besar dapat juga dipakai pelat dengan struktur seluler. Sedangkan untuk
mengurangi penurunan pada tanah yang kompresible dibuat pondasi yang agak
yang merupakan perpaduan pondasi plat beton pipih menerus yang di bawahnya
dikakukan oleh rib-rib tegak yang pipih tinggi dan sistem perbaikan tanah diantara
rib-rib. Kombinasi ini menghasilkan kerja sama timbal balik yang saling
(rigidity) jauh lebih tinggi dibandingkan sistem pondasi dangkal lainnya. Dinamakan
sarang laba-laba karena pembesian plat pondasi di daerah kolom selalu berbentuk
sarang laba-laba. Juga bentuk jaringannya yang tarik-menarik bersifat monolit yaitu
berada dalam satu kesatuan. Ini disebabkan plat konstruksi didesain untuk multi
fungsi, untuk septic tank, bak reservoir, lantai, pondasi tangga, kolom praktis dan
dinding. Rib (tulang iga) KSLL berfungsi sebagai penyebar tegangan atau gaya-gaya
yang bekerja pada kolom. Pasir pengisi dan tanah dipadatkan berfungsi untuk
a. Konstruksi beton pondasi KSLL berupa pelat pipih menerus yang dibawahnya
dikakukan oleh rib-rib tegak yang pipih tetapi tinggi.
b. Ditinjau dari segi fungsinya, rib-rib tersebut ada 3 macam yaitu rib konstruksi,
rib settlement dan rib pengaku.
a. Rongga yang ada diantara rib-rib / di bawah pelat diisi dengan lapisan tanah /
pasir yang memungkinkan untuk dipadatkan dengan sempurna.
b. Untuk memperoleh hasil yang optimal, maka pemadatan dilaksanakan lapis demi
lapis dengan tebal tiap lapis tidak lebih dari 20 cm, sedangkan pada umumnya 2
atau 3 lapis teratas harus melampaui batas 90% atau 95% kepadatan maksimum
(Standart Proctor). Adanya perbaikan tanah yang dipadatkan dengan baik
tersebut dapat membentuk lapisan tanah seperti lapisan batu karang sehingga bisa
memperkecil dimensi pelat serta rib-ribnya. Sedangkan rib-rib serta pelat KSLL
merupakan pelindung bagi perbaikan tanah yang sudah dipadatkan dengan baik.
Pada dasarnya pondasi KSLL bertujuan untuk memperkaku sistem pondasi itu
bahwa jika pondasi semakin fleksibel, maka distribusi tegangan / stress tanah
yang timbul akan semakin tidak merata, terjadi konsentrasi tegangan pada daerah
beban terpusat. Dan sebaliknya, jika pondasi semakin kaku / rigid, maka
distribusi tegangan / stress tanah akan semakin merata. Hal ini mempengaruhi
kekuatan pondasi dalam hal penurunan yang dialami pondasi. Dengan pondasi
KSLL, karena mempunyai tingkat kekakuan yang lebih tinggi, maka penurunan
yang terjadi akan merata karena masing-masing kolom dijepit dengan rib-rib
1) KSLL memiliki kekakuan yang lebih baik dengan penggunaan bahan bangunan
yang hemat dibandingkan dengan pondasi rakit (raft foundation).
3) KSLL mampu membuat tanah menjadi bagian dari struktur pondasi karena
proses pemadatannya akan meniadakan pengaruh lipat atau lateral buckling pada
rib.
7) Waktu pelaksanaan yang diperlukan relatif lebih cepat dan dapat dilaksanakan
secara padat karya.
KESIMPULAN
sebagai berikut :
1. Persyaratan umum yang harus sebuah pondasi antara lain : Pondasi harus
mempunyai bentuk, ukuran dan struktur sedemikian rupa sehingga tanah dasar
mampu memikul gaya-gaya yang bekerja dan Struktur pondasi harus cukup kuat
2. Klasifikasi pondasi dibagi menjadi tiga macam yaitu pondasi dalam (deep
Bowless, Joseph E., Analisa dan Desain Pondasi Edisi Keempat Jilid I,
Erlangga, Jakarta, 1992.
Kusuma, Gideon H., Ir., M.Eng., dan Andriono, Takim, Dr., Ir., Desain
Struktur Rangka Beton Bertulang di Daerah Rawan Gempa Edisi Kedua Seri Beton
3, Erlangga, Jakarta, 1993.
Peck, Ralph B, Teknik Fondasi, Gajah Mada University Press, Yogyakarta, 1986