OLEH KELOMPOK 3 :
TA 2023/2024
KATA PENGANTAR
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
BAB I
PENDAHULUAN
Proyek merupakan suatu kegiatan yang memiliki jangka waktu tertentu dengan
gabungan beberapa sumber daya yang dihimpun dalam suatu organisasi sementara untuk
melaksanakan suatu tugas atau sasaran tertentu yang telah dijadwalkan. Kegiatan atau tugas
yang dilaksanakan pada proyek berupapembangunan/perbaikan sarana fasilitas atau bisa juga
berupa kegiatan penelitian, pengembangan. Dari pengertian di atas, maka proyek merupakan
kegiatan yang bersifat sementara (waktu terbatas), tidak berulang, tidak bersifat rutin,
mempunyai waktu awal dan waktu akhir, sumber daya terbatas/tertentu dan dimaksudkan
untuk mencapai sasaran yang telah ditentukan.
Dengan mengoptimalkan sumber daya secara efisien dan efektif seta dapat
menerapkan fungsi menajemen proyek konstruksi seperti perencanaan, pelaksanaan, dan
penerapan secara sistematis, maka suatu proyek akan berjalan dengan benar. Keberhasilan
suatu proyek konstruksi sangat dipengaruhi oleh kejelian perencanaan proyek dalam
menjadwal pelaksanaan suatu proyek konstruksi. Disamping itu penyusunan RAB suatu
proyek yang tidak jauh dari perkiraan juga merupakan salah satu keberhasilan suatu proyek.
1.3. TUJUAN
1. Mengetahui bagaimana organisasi proyek konstruksi tersebut
2. Mengetahui pembentukan organisasi proyek
3. Mengetahui elemen apa saja yang terdapat dalam organisasi proyek agar proyek dapat
berhasil
BAB II
PEMBAHASAN
.
A. Bentuk/Tipe Organisasi
Pada saat masing-masing bagian pekerjaan dilaksanakan penting untuk
menggambarkan tujuan organisasi secara sederhana yanga dapat menunjukkan hubungan
kegiatan antara personil satu dengan yang lainnya. Ada beberapa tipe/bentuk organisasi
yang umum ditemui yaitu sebagai berikut:
1. Organisasi Garis (Line Organization)
Organisasi Garis Yaitu setiap pekerjaan dibawah pengawasan dan perintah
langsung dari pimpinan. Pimpinan mempunyai kewenangan yang penuh untuk
menjalankan roda kegiatan organisasi. Organisasi garis ini paling umum ditemui
dalam pekerjaan konstruksi yang tidak terlalu besar.
3. Organisasi Staf/Fungsional
Organisasi ini melibatkan lebih banyak bagian-bagian/divisi-divisi dimana
masing-masing bagian/divisi sudah mempunyai kewenangan sendiri-sendiri.
Kewenangan ini diberikan oleh pimpinan diatasnya. Untuk aktivias-aktivitas
khusus, kewenangan pimpinan tingkat atasnya dapat berlangsung melalui saluran-
saluran lain sesuai dengan struktur formal yang telah ditetapkan.
4. Organisasi Matriks
Organisasi matriks dimaksudkan untuk menjebatani hubungan menyeluruh
antara kegiatan perkembangan dan kegiatan proyek/lapangan. Struktur ini
menggambarkan mekanisme arus kerja, wewenang, tanggung jawab,
koordinasidan komunikasi dapat terlaksana secara tegak lurus, mendatar dan
menyilang. Dengan demikian berbagai disiplin dalam perusahaan dapat
dipadukan untuk mencapai sasaran yang telah ditentukan. Organisasi ini juga
diharapkan dapat memberikan tanggapan yang tepat terhadap kebutuhan proyek.
B. Organisasi Proyek
Organisasi proyek yang menggambarkan hubungan antara orang-orang/badan
usaha yang terlibat dalam pelaksanaan pekerjaan bangunan di lapangan. Ada dua bentuk
organisasi yang digunakan saat ini pada proyek konstruksi yaitu diantaranya adalah:
a. Organisasi Proyek Konvesional
Oraganisasi proyek konvesional yaitu organisasi yang sudah lazim berlaku
pada pelaksanaan proyek dilapangan. Dalam bentuk yang sederhana ada empat
unsur yang terlibat yaitu; Pemberi tugas/pemilik proyek, Perencana, Pengawas,
Kontraktor.
Hubungan antara masing-masing unsur pelaksana proyek yaitu sebagai berikut:
Pemilik dengan perencana
Terikat dengan satu kontrak kerja. Pemilik berkewajiban
membayar hasil kerja perencanaan, dan perencana berkewajiban
membuat perencanaan lengkap sehingga pekerjaan dapat dilaksanakan di
lapangan.
Pemilik dan Pengawas
Terikat dengan satu kontak kerja. Pemilik berkewajiban membayar
hasil kerja pengawasan yang biasanya hasil kerja pengawas berupa
‘’man month’’tenaga. Pengawas berpegang pada standart spesifikasi
sehingga kualitas pekerjaan dapat terjaamin dan mempunyai kewajiban
memberi laporan baik kualitas maupun kuantitas.
Pemilik dan Pelaksana
Terikat dengan satu kontrak kerja. Pemilik berkewajiban
membayar hasil pekerjaan pelaksana berupa pekerjaan fisik di lapangan.
Pelaksana berkewajiban menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan rencana
waktu dan sesuai persyaratan kualitas maupun kuantitas.
Perencana, Pengawas, dan Pelaksana
Tidak ada ikatan kontrak kerja. Masing-masing unsur berdiri
sendiri-sendiri dengan bidang kerja dan tanggung jawab. Bila diperlukan
pengawas dapat mengadakan konsuktasi dengan perencana. Pengawas
secara berkala mengadakan koordinasi dengan pelaksana guna
kelancaran pekerjaan. Pihak pelaksana tidak mempunyai hubungan
langsung dengan perencana.
b. Organisasi Proyek Manajemen Konstruksi
Semakin berkembang dan kompleknya tugas-tugas yang terdapat pada
pekerjaan konstruksi, difase ini dirasakan struktur organisasi yang konvesional
tidak lagi mampu mengkoordinasikan seluruh tugas-tugas yang ada. Untuk
proyek-proyek yang besar harus dilaksanakan oleh beberapa kontraktor maka
pemilik proyek dapat memberikan kepercayaan penuh pada suatu badan yang
disebut Manajemen Konstruksi (MK) yang bertindak atas nama pemilik sebagai
menejer.
Manajemen Knstruksi bertanggung jawab kepada pemilik proyek untuk
mengkoordinasi seluruh kegiatan yang terpadu dimulai dari tahap
awal/perencanaan sampai pada penyelesaian akhir proyek.
Dalam praktek ada dua kemungkinan langkah yanga akan ditempuh oleh
pemilik proyek dalam pengadaan jasa perencana dan MK.
I. Pemilik mengadakan kontrak terlebih dahulu dengan MK, kemudian baru
kontrak dengan perencana.
II. Pemilik mengadakan lebih dulu dengan perencana, setelah perencana
selesai baru mengadakan kontrak dengan MK.
STRUKTUR ORGANISASI SECARA UMUM
C. Organisasi Lapangan
Organisasi lapangan yaitu suatu kumpulan tim organisasi yang bertugas khusus
untuk menjamin kelancaran kegiatan lapangan, yang fungsi pokoknya yaitu; pengawasan,
pelaksanaan dan administrasi. Bentuk organisasi ini disesuaikan dengan jenis konstruksi
pekerjaan yang akan dilaksanakan.
Oleh karena itu ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam menentukan
bentuk struktur organisasi yanga akan digunakan antara lain:
Perbedaan ragam kerja,
Kekhususan bidang kerja,
Kondisi tenaga kerja,
Persoalan-persoalan yanga mungkin dihadapi.
Untuk organisasi yang menggunakan jasa, biasanya MK inilah yang menentukan
dan menetapkan suatu organisasi lapangan yang sesuai sehingga hubungan antara
pemilik, perencana dan kontraktor dapat berjalan lebih efektif, dan umumnya bentuk
organisasi yang sesuai dilapangan yaitu: ‘’Oraganisasi fungsional dan staff’’
Unsur- unsur yang terlibat selama pelaksanaan pekerjaan berlangsung dalam skala
proyek yang cukup besar yaitu:
perencanaan konstruksi
pengawas lapangan
perencana biaya
kontrol biaya dan schedule
administrasi kontrak
pengawas kualitas dan control
administrasi program keselamatan kerja
perencanaan tenaga kerja
perencanaan peralatan
public relation (humas)
pelayanan masa pemeriksaan
Proyek merupakan suatu kegiatan usaha yang kompleks, sifatnya tidak rutin,
memiliki keterbatasan terhadap waktu, anggaran dan sumber daya serta memiliki
spesifikasi tersendiri atas produk yang akan dihasilkan. Dengan adanya keterbatasan-
keterbatasan dalam mengerjakan suatu proyek, maka sebuah organisasi proyek sangat
dibutuhkan untuk mengatur sumber daya yang dimiliki agar dapat melakukan aktifitas-
aktifitas yang sinkron sehingga tujuan proyek bias tercapai. Organisasi proyek juga
dibutuhkan untuk memastikan bahwa pekerjaan dapat diselesaikan dengan cara efisien,
tepat waktu, dan sesuai dengan kualitas yang diharapkan.
Organisasi proyek perlu dibentuk misalnya oleh pemilik proyek (owner),
konsultan atau kontraktor. Pada umumnya, owner yang menentukan dalam menyusun
serangkaian kebijakan dan memilih bentuk organisasi proyek yang tepat untuk mengelola
proyek.
Adapun hal-hal yang perlu diidentifikasi saat pembentukan organisasi proyek,
antara lain:
Tahapan proyek yang diberlakukan pada organisasi atau proyek
Penetapan pihak-pihak yang terlibat secara fungsional dalam organisasi proyek,
yaitu bagaimana hubungan antar pihak-pihak yang terlibat dan kapan keterlibatan
pihak-pihak tersebut.
Disamping penetapan organisasi proyek, manajemen puncak juga akan
mempengaruhi bentuk organisasi manajeman yang digunakan.
Dalam organisasi proyek, hubungan antara satu pihak dengan pihak yang lain
dalam satu bagan. Organisasi dapat terdiri dari 2 hubungan kerja, yaitu:
1. Hubungan fungsional
Hubungan fungsional adalah hubungan sesuai dengan fungsi masing-
masing pihak yang terlibat dalam proyek, seperti hubungan antara
konsultan perencana dan kontraktor. Misalnya ada tahap desain dimana konsultan
perencana berfungsi sebagai perencana., kontraktor belum berfungsi. Demikian
pula sebaliknya pada saat kontraktor berfungsi sebagai pelaksana konstruksi, konsultan
perencana sudah tidak berfungsi. Bila pada saat pelaksanaan kontrak
terdapat masalah yang berkaitan dengan perencanaan, penyelesaian masalah
tergantung hubungan kerja sama (kontrak) antara pemilik proyek dengan konsuktan
perencana dan kontraktor.
2. Hubungan kontak
Hubungan kontrak adalah hubungan berdasarkan kontrak antar dua pihak
atau lebih yang terlibat kerja sama. Kontrak merupakan kesepakatan (perjanjian)
secara sukarela antar dua pihak yang mempunyai kekuatan hukum. Kesepakatan
ini dicapai setelah satu pihak penerima penawaran yang diajukan oleh pihak lain
untuk melakukan sesuatu sebagaimana yang tercantum dalam penawaran.
2.3 KEBERHASILAN SUATU PROYEK
3.1 KESIMPULAN
Biaya, ,utu, dan waktu merupakan komponen penting untuk menjadwal dan
mengendalikan pelaksanaan proyek agar berjalan sesuai dengan schedule.
3.2 SARAN