Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH ORGANISASI PROYEK

MANAJEMEN PROYEK & KONSTRUKSI I

OLEH KELOMPOK 3 :

DIAN NUR EXCELYN (2201172003)

MUHAMMAD YAZID ALHAMDANI (2201173009)

MUHAMMAD FARHAN (2201173013)

DIII TEKNOLOGI SIPIL

POLITEKNIK NEGERI PADANG

PSDKU TANAH DATAR

TA 2023/2024
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatu.


Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya
tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Shalawat beriringan salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu
Nabi Muhammad SAW yang kita nantikan syafaatnya di akhirat nanti.
Kami mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya,
baik itu berpa sehat fisik, maupun akal pikiran, sehingga kami dapat menyelesaikan
pembuatan makalah sebagai tugas dari mata kuliah Manajemen Proyek & Konstruksi I
dengan judul “ORGANISASI PROYEK”.
Kami tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan
masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan didalamnya. Untuk itu, kami
mengharapkap kritik dan saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini
nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabilaterdapat banyak
kesalahan pada makalah ini kami memohon maaf yang sebesar-besarnya.
Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terimakasih.

Lintau Buo, 16 September 2023


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1.2 Rumusan Masalah

1.3 Tujuan

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Organisasi

2.2 Pembentukan Organisasi Proyek

2.3 Keberhasilan Suatu Proyek

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan

3.2 Saran
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Proyek merupakan suatu kegiatan yang memiliki jangka waktu tertentu dengan
gabungan beberapa sumber daya yang dihimpun dalam suatu organisasi sementara untuk
melaksanakan suatu tugas atau sasaran tertentu yang telah dijadwalkan. Kegiatan atau tugas
yang dilaksanakan pada proyek berupapembangunan/perbaikan sarana fasilitas atau bisa juga
berupa kegiatan penelitian, pengembangan. Dari pengertian di atas, maka proyek merupakan
kegiatan yang bersifat sementara (waktu terbatas), tidak berulang, tidak bersifat rutin,
mempunyai waktu awal dan waktu akhir, sumber daya terbatas/tertentu dan dimaksudkan
untuk mencapai sasaran yang telah ditentukan.

Dengan mengoptimalkan sumber daya secara efisien dan efektif seta dapat
menerapkan fungsi menajemen proyek konstruksi seperti perencanaan, pelaksanaan, dan
penerapan secara sistematis, maka suatu proyek akan berjalan dengan benar. Keberhasilan
suatu proyek konstruksi sangat dipengaruhi oleh kejelian perencanaan proyek dalam
menjadwal pelaksanaan suatu proyek konstruksi. Disamping itu penyusunan RAB suatu
proyek yang tidak jauh dari perkiraan juga merupakan salah satu keberhasilan suatu proyek.

1.2. RUMUSAN MASALAH


1. Apa yang dimaksud organisasi proyek?
2. Bagaimana pembentukan Organisasi Proyek?
3. Bagaimana suatu proyek bisa dikatakan berhasil?

1.3. TUJUAN
1. Mengetahui bagaimana organisasi proyek konstruksi tersebut
2. Mengetahui pembentukan organisasi proyek
3. Mengetahui elemen apa saja yang terdapat dalam organisasi proyek agar proyek dapat
berhasil
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN ORGANISASI PROYEK


Organisasi Proyek adalah sebagai sarana dalam pencapaian tujuan dengan
mengaturdan mengorganisasikan sumber data, tenaga kerja, material, peralatan dan
modal secara efektif dan efisien dengan menerapkan system manajemen sesuai
kebutuhan proyek yang direncanakan. Dengan organisasi proyek yang bai, diharapkan
akan memberikan hasil dengan efisiensi yang tinggi dan tepat waktu. Oleh karena itu
pemberian organisasi proyek didalam pekerjaan Teknik Sipil merupakan suatu
keharusan.
Beberapa pendapat mengenai definisi organisasi (Sugeng DJ, 1991), antara
lain dapat dikemukakan sebagai berikut ini:
1. .Money,YD : Organisasi ialah bentuk setiap kerja sama manusia untuk pencapaian tujuan
bersama.
2. Mc. Farland : Organisasi ialah suatu kelompok manusia tertentu yang mengembangkan
usahanya untuk mencapai suatu tujuan.
3. Dimock : Organisasi ialah perpaduan secara sistematis dari bagian-bagian yang saling
berkaitan untuk membentuk suatu kesatuan yang bulat melalui wewenang koordinasi dan
pengawasan dalam usaha mencapai tujuan yang telah ditentukan.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa organisasi adalah kumpulan


sekelompok orang yang bekerja dengan bidang keahlian masing-masing secara bersama-
sama untuk mencapai tujuan yang sama agar mendapatkan nilai efisiensi kerja dan tepat
waktu.

Ada beberapa keuntungan dari organisasi yaitu:

a. Sebagai pembagi tugas antara masing-masing yang terlibat dalam kegiatan,


b. Koordinasi masing –masing unit kegiatan dapat berjalan dengan lancar,
c. Penempatan tenaga ahli sesuai dengan spesialisasi,
d. Pengawasan pimpinan terhadap bawahan dapat dilakukan dengan mudah.

.
A. Bentuk/Tipe Organisasi
Pada saat masing-masing bagian pekerjaan dilaksanakan penting untuk
menggambarkan tujuan organisasi secara sederhana yanga dapat menunjukkan hubungan
kegiatan antara personil satu dengan yang lainnya. Ada beberapa tipe/bentuk organisasi
yang umum ditemui yaitu sebagai berikut:
1. Organisasi Garis (Line Organization)
Organisasi Garis Yaitu setiap pekerjaan dibawah pengawasan dan perintah
langsung dari pimpinan. Pimpinan mempunyai kewenangan yang penuh untuk
menjalankan roda kegiatan organisasi. Organisasi garis ini paling umum ditemui
dalam pekerjaan konstruksi yang tidak terlalu besar.

2. Organisasi Garis dan Staf (Line and Staff Organization)


Organisasi Garis ini digunakan dalam proyek yang lebih luas. Disini
fungsi control sebagian sudah ada pelimpahan kewenangan pada staf yang berada
dibawah pimpinan. Setiap bagian/pekerja mempunyai tugas dan tanggung jawab
sendiri-sendiri. Sudah ada hubungan antara pekerja bagian bawah dengan
pimpinan.

3. Organisasi Staf/Fungsional
Organisasi ini melibatkan lebih banyak bagian-bagian/divisi-divisi dimana
masing-masing bagian/divisi sudah mempunyai kewenangan sendiri-sendiri.
Kewenangan ini diberikan oleh pimpinan diatasnya. Untuk aktivias-aktivitas
khusus, kewenangan pimpinan tingkat atasnya dapat berlangsung melalui saluran-
saluran lain sesuai dengan struktur formal yang telah ditetapkan.

4. Organisasi Matriks
Organisasi matriks dimaksudkan untuk menjebatani hubungan menyeluruh
antara kegiatan perkembangan dan kegiatan proyek/lapangan. Struktur ini
menggambarkan mekanisme arus kerja, wewenang, tanggung jawab,
koordinasidan komunikasi dapat terlaksana secara tegak lurus, mendatar dan
menyilang. Dengan demikian berbagai disiplin dalam perusahaan dapat
dipadukan untuk mencapai sasaran yang telah ditentukan. Organisasi ini juga
diharapkan dapat memberikan tanggapan yang tepat terhadap kebutuhan proyek.

B. Organisasi Proyek
Organisasi proyek yang menggambarkan hubungan antara orang-orang/badan
usaha yang terlibat dalam pelaksanaan pekerjaan bangunan di lapangan. Ada dua bentuk
organisasi yang digunakan saat ini pada proyek konstruksi yaitu diantaranya adalah:
a. Organisasi Proyek Konvesional
Oraganisasi proyek konvesional yaitu organisasi yang sudah lazim berlaku
pada pelaksanaan proyek dilapangan. Dalam bentuk yang sederhana ada empat
unsur yang terlibat yaitu; Pemberi tugas/pemilik proyek, Perencana, Pengawas,
Kontraktor.
Hubungan antara masing-masing unsur pelaksana proyek yaitu sebagai berikut:
 Pemilik dengan perencana
Terikat dengan satu kontrak kerja. Pemilik berkewajiban
membayar hasil kerja perencanaan, dan perencana berkewajiban
membuat perencanaan lengkap sehingga pekerjaan dapat dilaksanakan di
lapangan.
 Pemilik dan Pengawas
Terikat dengan satu kontak kerja. Pemilik berkewajiban membayar
hasil kerja pengawasan yang biasanya hasil kerja pengawas berupa
‘’man month’’tenaga. Pengawas berpegang pada standart spesifikasi
sehingga kualitas pekerjaan dapat terjaamin dan mempunyai kewajiban
memberi laporan baik kualitas maupun kuantitas.
 Pemilik dan Pelaksana
Terikat dengan satu kontrak kerja. Pemilik berkewajiban
membayar hasil pekerjaan pelaksana berupa pekerjaan fisik di lapangan.
Pelaksana berkewajiban menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan rencana
waktu dan sesuai persyaratan kualitas maupun kuantitas.
 Perencana, Pengawas, dan Pelaksana
Tidak ada ikatan kontrak kerja. Masing-masing unsur berdiri
sendiri-sendiri dengan bidang kerja dan tanggung jawab. Bila diperlukan
pengawas dapat mengadakan konsuktasi dengan perencana. Pengawas
secara berkala mengadakan koordinasi dengan pelaksana guna
kelancaran pekerjaan. Pihak pelaksana tidak mempunyai hubungan
langsung dengan perencana.
b. Organisasi Proyek Manajemen Konstruksi
Semakin berkembang dan kompleknya tugas-tugas yang terdapat pada
pekerjaan konstruksi, difase ini dirasakan struktur organisasi yang konvesional
tidak lagi mampu mengkoordinasikan seluruh tugas-tugas yang ada. Untuk
proyek-proyek yang besar harus dilaksanakan oleh beberapa kontraktor maka
pemilik proyek dapat memberikan kepercayaan penuh pada suatu badan yang
disebut Manajemen Konstruksi (MK) yang bertindak atas nama pemilik sebagai
menejer.
Manajemen Knstruksi bertanggung jawab kepada pemilik proyek untuk
mengkoordinasi seluruh kegiatan yang terpadu dimulai dari tahap
awal/perencanaan sampai pada penyelesaian akhir proyek.
Dalam praktek ada dua kemungkinan langkah yanga akan ditempuh oleh
pemilik proyek dalam pengadaan jasa perencana dan MK.
I. Pemilik mengadakan kontrak terlebih dahulu dengan MK, kemudian baru
kontrak dengan perencana.
II. Pemilik mengadakan lebih dulu dengan perencana, setelah perencana
selesai baru mengadakan kontrak dengan MK.
STRUKTUR ORGANISASI SECARA UMUM
C. Organisasi Lapangan
Organisasi lapangan yaitu suatu kumpulan tim organisasi yang bertugas khusus
untuk menjamin kelancaran kegiatan lapangan, yang fungsi pokoknya yaitu; pengawasan,
pelaksanaan dan administrasi. Bentuk organisasi ini disesuaikan dengan jenis konstruksi
pekerjaan yang akan dilaksanakan.
Oleh karena itu ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam menentukan
bentuk struktur organisasi yanga akan digunakan antara lain:
 Perbedaan ragam kerja,
 Kekhususan bidang kerja,
 Kondisi tenaga kerja,
 Persoalan-persoalan yanga mungkin dihadapi.
Untuk organisasi yang menggunakan jasa, biasanya MK inilah yang menentukan
dan menetapkan suatu organisasi lapangan yang sesuai sehingga hubungan antara
pemilik, perencana dan kontraktor dapat berjalan lebih efektif, dan umumnya bentuk
organisasi yang sesuai dilapangan yaitu: ‘’Oraganisasi fungsional dan staff’’
Unsur- unsur yang terlibat selama pelaksanaan pekerjaan berlangsung dalam skala
proyek yang cukup besar yaitu:
 perencanaan konstruksi
 pengawas lapangan
 perencana biaya
 kontrol biaya dan schedule
 administrasi kontrak
 pengawas kualitas dan control
 administrasi program keselamatan kerja
 perencanaan tenaga kerja
 perencanaan peralatan
 public relation (humas)
 pelayanan masa pemeriksaan

Macam-macam Manajemen Proyek:


a. Organisasi Tradisional
Ciri-ciri bentuk organisasi semacam ini adalah:
1. Konsultan perencana terpisah
2. Kontraktor utama tunggal
3. Banyak melibatkan subkontraktor atau dikerjakan sendiri oleh kontraktor utama.
4. Jenis-jenis kontrak biasanya diterapkan; harag tetap(fixed cost), harga satuan (unit
price), maksimum bergaransi, kontrak biaya tambah-upah tetap
Diagram Manajemen Proyek tradisional, memperlihatkan hubungan antara pihak-pihak
yang terlibat seperti gambar dibawah ini:
b. Organisasi Swakelola
Ciri-ciri organisasi proyek swakelola adalah:
1. Pemilik proyek bertanggung jawab atas perencanaan dan pelaksanaan proyek
(bertindak sebagai konsultan perencana dan kontraktor)
2. Pekerjaan dapat dilaksnakan dengan kemampuan sendiri secara fakultatif atau
dilaksanakan oleh kontraktor/subkontraktor.
3. Jenis kontrak yang diterapkan: harga tetap, harga satuan, kontrak yang
dinegosiasikan.

c. Organisasi Proyek Putar Kunci


Ciri-ciri bentuk proyek organisasi putar kunci dimana konsultan-kontraktor berfungsi
sebagai perencana dan pelaksana adalah:
1. Satu perusahaan yang bertanggung jawab baik untuk perencanaan maupun
pelaksanaan konstruksi.
2. Melibatkan kontraktor spesialis
3. Jenis kontrak yang diterapkan: harga tetap, harga maksimum bergaransi, kontrak
konstruksi desain dengan biaya tambahan upah tetap
Organisasi Proyek memisahkan kegiatan perencanaan dan kegiatan pengawasan
pelaksanaan proyek. Ciri-ciri bentuk organisasi putar kunci dimana konsultan-kontraktor
berfungsi sebagai perencana dan pengawas adalah:
 Pihak yang bertanggung jawab terhadap kegiatan perencanaan berbeda dengan
pihak yang bertanggung jawab terhadap pengawasan.
 Jenis kontrak yang diterapkan: harga tetap, harga maksimum bergaransi, kontrak
konstruksi desain dengan biaya tambah upah tetap.
d. Organisasi yang Memisahkan Perencanaan-Pengawasan
Ciri-ciri bentuk organisasi:
1. Pihak yang bertanggung jawab terhadap perencana berbeda dengan pihak yang
bertanggung jawab terhadap pengawasan.
2. Jenis-jenis kontrak yang ditawarkan: harga tetap, harga maksimum bergaransi,
biaya tambah, upah tetap.

e. Organisasi Construction Manager


Ciri-ciri bentuk organisasi:
1. Manajer konstruksi umumnya bertindak sebagai wakil dari pemilik
2. Jenis-jenis kontrak yang ditawarkan : fixed price, unit price.
2.2 PEMBENTUKAN ORGANISASI PROYEK

Proyek merupakan suatu kegiatan usaha yang kompleks, sifatnya tidak rutin,
memiliki keterbatasan terhadap waktu, anggaran dan sumber daya serta memiliki
spesifikasi tersendiri atas produk yang akan dihasilkan. Dengan adanya keterbatasan-
keterbatasan dalam mengerjakan suatu proyek, maka sebuah organisasi proyek sangat
dibutuhkan untuk mengatur sumber daya yang dimiliki agar dapat melakukan aktifitas-
aktifitas yang sinkron sehingga tujuan proyek bias tercapai. Organisasi proyek juga
dibutuhkan untuk memastikan bahwa pekerjaan dapat diselesaikan dengan cara efisien,
tepat waktu, dan sesuai dengan kualitas yang diharapkan.
Organisasi proyek perlu dibentuk misalnya oleh pemilik proyek (owner),
konsultan atau kontraktor. Pada umumnya, owner yang menentukan dalam menyusun
serangkaian kebijakan dan memilih bentuk organisasi proyek yang tepat untuk mengelola
proyek.
Adapun hal-hal yang perlu diidentifikasi saat pembentukan organisasi proyek,
antara lain:
 Tahapan proyek yang diberlakukan pada organisasi atau proyek
 Penetapan pihak-pihak yang terlibat secara fungsional dalam organisasi proyek,
yaitu bagaimana hubungan antar pihak-pihak yang terlibat dan kapan keterlibatan
pihak-pihak tersebut.
 Disamping penetapan organisasi proyek, manajemen puncak juga akan
mempengaruhi bentuk organisasi manajeman yang digunakan.

Dalam organisasi proyek, hubungan antara satu pihak dengan pihak yang lain
dalam satu bagan. Organisasi dapat terdiri dari 2 hubungan kerja, yaitu:
1. Hubungan fungsional
Hubungan fungsional adalah hubungan sesuai dengan fungsi masing-
masing pihak yang terlibat dalam proyek, seperti hubungan antara
konsultan perencana dan kontraktor. Misalnya ada tahap desain dimana konsultan
perencana berfungsi sebagai perencana., kontraktor belum berfungsi. Demikian
pula sebaliknya pada saat kontraktor berfungsi sebagai pelaksana konstruksi, konsultan
perencana sudah tidak berfungsi. Bila pada saat pelaksanaan kontrak
terdapat masalah yang berkaitan dengan perencanaan, penyelesaian masalah
tergantung hubungan kerja sama (kontrak) antara pemilik proyek dengan konsuktan
perencana dan kontraktor.
2. Hubungan kontak
Hubungan kontrak adalah hubungan berdasarkan kontrak antar dua pihak
atau lebih yang terlibat kerja sama. Kontrak merupakan kesepakatan (perjanjian)
secara sukarela antar dua pihak yang mempunyai kekuatan hukum. Kesepakatan
ini dicapai setelah satu pihak penerima penawaran yang diajukan oleh pihak lain
untuk melakukan sesuatu sebagaimana yang tercantum dalam penawaran.
2.3 KEBERHASILAN SUATU PROYEK

Langkah-langkah dalam membuat perencanaan, penjadwalan, dan pengendalian


proyek konstruksi dengan menggunakan bar chart dan kurva-S. Keberhasilan suatu
proyek konstruksi (mencapai tujuan akhir dengan menyelaraskan 3 tujuan utama proyek
yaitu biaya optimal, mutu yanga bagus, dan waktu yang tepat) sangat dipengaruhi oleh
kejelian perencana proyek dalam menjadwal pelaksanaan suatu proyek konstruksi. Suatu
proyek konstruksi memiliki batasan-batasan diantaranya adalah:
 Batasan waktu pelaksana
 Batasan pemakaian jumlah tenaga kerja
 Batasan pemakaian jumlah material
 Batasan nilai dari sebuah proyek

Dari beberapa batasan-batasan tersebut suatu proyek konstruksi membutuhkan


perencanaan, penjadwalan, dan pengendalian proyek dengan tujuan untuk menyelaraskan
antara biaya proyek yang optimal, mutu pekerjaan yang berkualitas dan waktu
pelaksanaan yang tepat.
Ketiga elemen tersebut berkaitan dan saling mempengaruhi. Kualitas mutu
berkaitan dengan biaya yang dikeluarkan, besar kecilnya biaya secara umum
menunjukkan tinggi rendahnya mutu untuk suatu pekerjaan. Demikian pula dengan
waktu pelaksanaan. Dari waktu yang lebih lama secara otomatis akan menambah biaya
pelaksanaan. Bentuk saling mempengaruhi ini memberikan beberapa kebutuhan akan
teknik untuk manajemen proyek konstruksi.

Proyek dikatakan rugi jika:


 Biaya proyek berkurang sementara waktu pelaksanaan tetap, maka secara
otomatis anggaran belanja material akan dikurangi dan mutu pekerjaan akan
berkurang.
 Waktu pelaksanaan mundur, sementara tidak ada rencana penambahan anggaran
yang mengakibatkan mutu pekerjaan akan berkurang.
 Jika mutu dijaga sedangakan waktu pelaksanaan mundur maka akan
mengakibatkan peningkatan anggaran belanja.
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Dua bentuk organisasi pada proyek konstruksi yaitu : organisasi proyek


konvesional dan organisasi proyek manajemen konstruksi. Organisasi proyek
konvensional mencakup empat unsur yang terlibat yaitu: pemberi tugas/pemilik proyek,
perencana, pengawas, dan kontraktor.
Dalam struktur organisasi manajemen konstruksi terdapat empat unsur yang
terlibat dalam pelaksanaan pembangunan yaitu : Pemilik proyek (owner), Tim
manajemen konstruksi, Perencana, dan Kontraktor.
Bentuk/tipe organisasi dapat dikelompokkan menjasi :
a) Organisasi garis
b) Organisasi garisdan staff
c) Organisasi fungsional

Organisasi proyek perlu dibentuk misalnya oleh pemilik proyek (owner),


konsultan atau kontraktor. Pada umumnya, owner menentukan dalam menyusun
serangkaian kebijakan dan memilih bentuk organisasi proyek yang tepat untuk mengelola
proyek.

Biaya, ,utu, dan waktu merupakan komponen penting untuk menjadwal dan
mengendalikan pelaksanaan proyek agar berjalan sesuai dengan schedule.

3.2 SARAN

1) Dalam menyiapkan suatu proyek harus dilakukan perencanaan manajemen


sematang-matangnya supaya tidak terjadi kesalahan yang mengakibatkan
kegagalan pada proyek tersebut.
2) Kerjasama antar struktur organisasi juga akan berpengaruh dengan pelaksanaan
proyek. Jadi komunikasi antar personal harus terjalin dengan baik.

Anda mungkin juga menyukai