Anda di halaman 1dari 36

BAB II

RUANG LINGKUP ADMINISTRASI PROYEK

2.1 Umum
Menurut Kerzner (2009), proyek konstruksi merupakan suatu rangkaian
kegiatan untuk mencapai suatu tujuan (bangunan atau konstruksi) dengan Batasan
waktu, biaya dan mutu tertentu. Proyek konstruksi membutuhkan resources (sumber
daya) yaitu man (manusia), material (bahan bangunan), machine (peralatan), method
(metode pelaksanaan), money (uang), information (informasi), dan time (waktu).
Proyek konstruksi adalah suatu rangkaian kegiatan yang berkaitan dengan upaya
pembangunan suatu bangunan, mencakup pekerjaan pokok dalam bidang teknik sipil
dan arsitektur, meskipun tidak jarang juga melibatkan disiplin lain seperti teknik
industry, mesin, elektro, geoteknik, maupun lansekap.
Dalam melaksanakan suatu proyek, salah satu faktor yang berperan penting
adalah pengelolaan proyek yaitu bagaimana menciptakan administrasi dan susunan
organisasi yang baik.
Dengan prosedur administrasi dan susunan organisasi yang baik akan tercapai
hasil pembangunan suatu proyek seperti yang diharapkan, sehingga proyek besar
maupun proyek kecil harus menerapkan sistem tersebut agar sesuai dengan yang
diharapkan. Faktor-faktor organisasi dan administrasi memegang peranan yang
sangat penting karena :
1. Apabila susunan organisasinya tidak baik, akan mengakibatkan keterlambatan
dan bahkan bisa menyebabkan tidak selesainya suatu proyek yang sedang
dilaksanakan.
2. Apabila sistem administrasinya yang tidak baik, akan menimbulkan
kesukaran-kesukaran, baik itu mengenai persoalan-persoalan intern
perusahaan maupun hubungan dengan instansi/perusahaan lain.
Dengan organisasi yang sehat akan tercapainya perencanaan proyek yang
efektif dan efisien. Serta dengan administrasi yang baik dan teratur maka akan dapat
ditetapkan segala peraturan-peraturan dan ketetapan-ketetapan yang harus dipatuhi
misalnya keuangan, kepegawaian dan sebagainya. Dalam usaha merealisasikan suatu
proyek sangat mutlak diperlukan suatu pemikiran yang matang. Mulai dari
penjajakan terhadap kemungkinan realisasi proyek, kelayakan proyek, perencanaan,
pelaksanaan hingga pada pengoperasian serta pemeliharaan proyek tersebut. yang
terlibat dalam bentuk struktur organisasi. Struktur ini akan menggambarkan
hubungan formal, tetapi tidak melukiskan hubungan informal yang umumnya timbul
bila ada interaksi sosial. Untuk mencapai tujuan proyek yang telah ditetapkan
bersama, maka
Organisasi merupakan wadah atau bentuk kerjasama beberapa pihak akan
diadakan pembagian kerja dimana masing-masing orang mempunyai tugas dan
wewenang serta kedudukan yang saling berkaitan. Untuk menjamin terlaksananya
realisasi proyek dengan baik, kelengkapan administrasi pihak-pihak terkait juga
merupakan hal mutlak yang harus disiapkan.Berdasarkan pendapat para ahli di
bidang manajemen, terdapat hubungan yang sangat erat antara organisasi dan
administrasi.Di bawah ini dijelaskan uraian definisi secara singkat tentang
administrasi dan organisasi.
2.1.1 Administrasi
Administrasi pelaksanaan proyek merupakan suatu sistem instruksi laporan
evaluasi koreksi secara terus menerus dari suatu proyek dan juga merupakan media
kontrol pekerjaan selama proses pelaksanaan berlangsung dan akan ditangani secara
khusus. Bersifat teknis dan berhubungan dengan masalah pelaksanaan pekerjaan
termasuk surat, menyurat, kontrak dan segala perubahannya akan ditangani oleh
bagian kontrak. Administrasi yang baik dan teratur, akan dapat menetapkan segala
peraturan-peraturan dan ketetapan-ketetapan yang harus dipatuhi, misalnya dalam
bidang keuangan, kepegawaian, dan sebagainya (Dipohusodo, 1995). Peraturan dan
ketetapan tersebut mempunyai tujuan dan sasaran sesuai dengan bidangnya masing-
masing, yaitu :
1. Administrasi keuangan, bertujuan untuk menjamin keberhasilan
terlaksananya program pembangunan dengan sempurna, serta menyusun dan
mengawasi pemasukan dan pengeluaran keuangan.
2. Administrasi di bidang teknik logistik bertujuan untuk mengawasi jumlah,
waktu, dan kebutuhan keluar masuknya barang dan perlengkapan yang
digunakan untuk menyelesaikan proyek tersebut.
3. Administrasi kegawaian, bertujuan supaya tercapai penempatan personil
yang mantap sesuai dengan keahlian serta mewujudkan struktur
kepegawaian yang mantap, efektif, dan tetap.

2.1.2 Organisasi
Organisasi merupakan suatu alat atau cara untuk menentukan pembagian
tugas sesuai dengan spesialisasinya. Dengan adanya organisasi dan pembagian tugas
ini maka diharapkan pelaksanaan kegiatan suatu proyek dapat diselesaikan secara
efektif dan efisien.
Untuk mendapatkan organisasi yang baik, maka diperlukan manajemen yang
baik. Manajemen merupakan suatu proses perencanaan, pengorganisasian, pemimpin
dan pengendalian usaha – usaha para anggota dan penggunaan suber daya lainnya
untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Suatu proyek akan berhasil
dengan baik apabila fungsi – fungsi manajemen dilaksanakan dengan baik.
Kegiatan Perencanaan meliputi Penetapan Tujuan (goal setting), Perencanaan
(planning), Pengorganisasian (organizing). Kegiatan Pelaksanaan meliputi Pengisian
staf (staffing), Pengarahan (directing). Kegiatan Pengendalian meliputi Pengawasan
(supervising), Pengendaian (controlling), Koordinasi (coordinating).
1. Penetapan Tujuan (Goal Setting)
Merupakan sasaran yang ingin dicapai oleh suatu organisasi dimasa akan
datang dan manajemen bertugas mengarahkan jalannya organisasi tersebut
sehingga tercapai tujuan tersebut. Tujuan yang baik harus memenuhi sifat –
sifat :
1) Spesifikasi, Memiliki tujuan yang jelas.
2) Realitis, Bahwa tujuan yang ingin dicapai memungkinkan untuk dicapai
dan bukan sekedar angan – angan.
3) Terukur, Memiik ukuran – ukuran tertentu untuk keberhasilan.
4) Terbatas waktu, Mempunyai batasan waktu kapan tujuan tersebut
tercapai / harus tercapai.
2. Perencanaan (Planning)
Perencanaan dapat didefinisikan sebagai peramalan masa yang akan
datang dan perumusan kegiatan – kegiatan yang akan dilakukan untuk
mencapai tujuan yang ditetapkan berdasarkan peramalan tersebut. Bentuk dari
perencanaan dapat berupa : perencanaan prosedur, perencanaan metode kerja,
perencanaan pengukuran hasil, perencanaan anggaran biaya, perencanaan
program (rencana kegiatan beserta jadwal).
Perencanaan kalau diperinci lebih lanjut dengan membuat rencana
kegiatan yang lebih rapi, jelas kaitannya dan urutannya dengan memperhatikan
sumber daya yang ada serta faktor–faktor yang mempengaruhinya.
Faktor-faktor tersebut adalah :
1) Ketersediaan tenaga kerja dengan jumlah, keterampilan dan mutu, keahlian
dan pasaran harga tertentu.
2) Ketersediaan bahan-bahan bangunan yang dibutuhkan dengan
memperhatikan jumlah, mutu, harga serta kapan waktu penyediannya di
proyek.
3) Pengadaan modal kas dan modal kerja serta penggunannya secara tepat
dan hemat.
4) Tersedianya peralatan pembangunan proyek (construction plan) baik milik
perusahaan sendiri maupun disewa dari pihak lain. Sehingga
penggunaannya nanti benar-benar dapat menunjang secara efektif dan
efisien.
5) Tersedianya sub kontraktor yang kooperatif serta bonafit, baik dalam hal
keuangan ataupun keahlian/mutu pekerjaannya dengan harga yang layak
dan kompetitif.
3. Pengorganisasian (Organizing)
Kegiatan ini bertujuan melakukan pengaturan dan pengelompokan kegiatan
proyek konstruksi agar kinerja yang dihasilkan sesuai dengan yang diharapkan.
Tahap ini menjadi sangat penting karena jika terjadi ketidaktepatan pengaturan
dan pengelompokan kegiatan, bias berakibat langsung terhadap tujuan proyek.
Termasuk mengatur hubungan kerja antara unsur-unsur pelaksanaan
pembangunan yang terdiri dari Pemberi tugas (Owner), Perencana (Designer),
Pelaksana (Contractor) yang masing-masing mempunyai tugas dan kewajiban,
tanggung jawab dan wewenang sesuai dengan peraturan yang ditetapkan.
4. Pengisian Staf (Staffing)
Kegiatan ini merupakan proses manajemen yang berkenaan dengan
pengarahan (recruitment), penempatan, pelatihan dan pengembangan tenaga kerja
dengan tujuan dihasilkan kondisi personal yang tepat (right people), tepat posisi
(right position) dan waktu yang tepat (right time), dengan kata lain setelah
organisasi proyek disusun maka tugas seorang pemimpin selanjutnya adalah
memilih orang-orang yang tepat dan cakap untuk menempati posisi yang terdapat
di dalam organisasi tersebut agar proyek yang dijalankan tersebut berhasil.
5. Pengarahan (Staffing)
Kegiatan ini merupakan proses manajemen yang berkenaan dengan
pengarahan (recruitment), penempatan, pelatihan dan pengembangan tenaga
kerja dengan tujuan dihasilkan kondisi personal yang tepat (right people), tepat
posisi (right position) dan waktu yang tepat (right time), dengan kata lain setelah
organisasi proyek disusun maka tugas seorang pemimpin selanjutnya adalah
memilih orang-orang yang tepat dan cakap untuk menempati posisi yang terdapat
di dalam organisasi tersebut agar proyek yang dijalankan tersebut berhasil.
6. Pengawasan (Supervising)
Pengawasan dapat didefinisikan sebagai interaksi langsung antara individu-
individu dalam organisasi untuk mencapai kinerja dalam tujuan organisasi.
Pengawasan yang dilakukan oleh Pelaksana Konstruksi bertujuan untuk
mendapatkan hasil yang telah ditetapkan oleh Pemilik Proyek sedangkan
Pengawasan oleh Pemilik bertujuan untuk memperoleh keyakinan bahwa apa
yang akan diterimanya telah sesuai dengan apa yang dikehendaki atau dengan
kata lain sudah sesuai dengan ketentuan dalam rencana kerja dan syarat-syarat
(RKS) serta rencana waktu (Time Schedule) yang telah ditetapkan dalam
perjanjian kontrak kerja.
7. Pengendalian (Controlling)
Pengendalian adalah proses penetapan apa yang telah dicapai. Evaluasi
kinerja dan langkah perbaikan bila diperlukan. Ini berarti bahwa bahwa pimpinan
atau manajer proyek masing-masing unsure pengelola proyek secara kontinyu
mengadakan control atau evaluasi atas :
1) Pengontrolan terhadap waktu pelaksanaan masing-masing kegiatan sesuai
dengan jadwal, sehingga secara keseluruhan proyek dapat terselesaikan
tepat pada waktunya.
2) Penggunaan bahan-bahan bangunan dan peralatan secara keseluruhan atau
bagian demi bagian agar memenuhi sasaran serta penyediannya
mendukung kelancaran kerja.
3) Pengguanaan tenaga kerja agar memenuhi tuntutan pelaksanaan
pekerjaan.
4) Teknik pelaksanaan suatu jenis pekerjaan.
Pemantauan kegiatan yang telah terjadi dilapangan harus dilakukan dari
waktu ke waktu. Selanjutnya dilakukan perbandingan antara apa yang seharusnya
terjadi dengan apa yang telah terjadi. Jika realisasi prestasi kegiatan melebihi dari
persentasi rencana, maka dikatakan bahwa proyek dalam keadaan lebih cepat
(up-schedule). Akan tetapi apabila terjadi hal yang sebaliknya, maka dikatakan
bahwa proyek terlambat (behind-schedule).
8. Koordinasi (Coordinating)
Pemantauan prestasi kegiatan pengendalian akan digunakan sebagai bahan
untuk melakukan langkah perbaikan, baik proyek dalam keadaan terlambat atau
lebih cepat.
2.2 Proses Realisasi Proyek
Proyek konstruksi adalah suatu rangkaian kegiatan yang hanya satu kali
dilakukan dan umunya berjangka waktu pendek. Dalam rangkaian kegiatan tersebut,
ada suatu proses kegiatan yang dilakukan sehingga menjadi suatu hasil kegiatan yang
berupa bangunan. Proses yang terjadi dalam rangkaian kegiatan itu tentunya
melibatkan pihak-pihak yang terkait, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Hubungan antara pihak-pihak yang terlibat dalam suatu proyek dapat dibedakan atas
hubungan fungsional dan hubungan kerja.
Umumnya realisasi suatu proyek melalui proses-proses kegiatan seperti
adanya kebutuhan (need), tahap studi kelayakan, tahap penjelasan, tahap
perancangan (design), tahap pengadaan/pelelangan (procurement/tender), tahap
pelaksanaan (construction), tahap pemeliharaan dan persiapan pengguanaan
(maintenance & start-up). Proses ini merupakan urutan kegiatan yang sitematis
dengan tujuan agar proyek yang dibangun dapat berfungsi semaksimal mungkin
sesuai dengan yang diharapkan.
Secara umum tahap-tahapan kegiatan tersebut adalah :
1. Adanya Kebutuhan (Need)
Adanya suatu proyek disebabkan karena adanya keinginan akan suatu
kebutuhan (need) . Sehingga untuk mengungkapkannya ke bentuk nyata
diperlukanlah suatu media sehingga keinginan/kebutuhan tersebut dapat
terpenuhi.
2. Tahap Studi Kelayakan (Fasibility stage)
Tujuan dari tahap ini adalah untuk meyakinkan pemilik proyek bahwa
proyek konstruksi yang diusulkan layak untuk dilaksanakan, baik dari aspek
perencanaan dan perancangan, aspek ekonomi (biaya dan sumber pendanaan),
maupun dari segi aspek lingkungannya.
Kegiatan-kegiatan yang mungkin dilakukan dalam tahap ini seperti :
1) Menyusun rancangan proyek secara kasar dan membuat estimasi biaya
yang diperlukan untuk menyelesaikan proyek tersebut.
2) Meramalkan manfaat yang akan diperoleh jika proyek tersebut
dilaksanakan, baik manfaat langsung (non ekonomis) maupun manfaat
tidak langsung (fungsi social).
3) Menyusun analisa kelayakan proyek, baik ekonomis maupun finansial.
4) Menganalisis dampak lingkungan yang mungkin terjadi apabila proyek
tersebut dilaksanakan.
3. Tahap Penjelasan (Briefing)
Tujuan dari tahap ini adalah untuk memungkinkan pemilik proyek
menjelaskan fungsi proyek dan biaya yang diizinkan, sehingga konsutan
perencana dapat secara tepat menafsirkan keinginan pemilik proyek dan
membuat taksiran biaya yang diperlukan.
Kegaiatan-kegiatan yang mungkin dilakukan dalam tahap ini seperti :
1) Menyusun rencana kerja dan menunjuk para perencana dan tenaga ahli
yang ahli dalam masing-masing bidangnya.
2) Mempertimbangkan kebutuhan pemakai, keadaan lokasi dan lapangan,
merencanakan rancangan, taksiran biaya, persyaratan umum.
3) Mempersiapkan ruang lingkup kerja, jadwal waktu, taksiran biaya dan
implikasiny serta rencana pelaksanaan.
4) Mempersiapkan sketsa dengan skala tertentu sehingga dapat
menggambarkan denah dan batas-batas proyek.
4. Tahap Perancangan (Design)
Tujuan dari tahap ini adalah melengkapi penjelasan proyek dan
menentukan tata letak, rancangan, metoda kostruksi dan taksiran biaya agar
mendapatkan persetujuan dari pemilik proyek dan pihak berwenang yang
terlibat.
Kegiatan-kegiatan yang mungkin dilakukan dalam tahap ini seperti :
1) Mengembangkan ikhtisar proyek menjadi penyelesaian akhir.
2) Memeriksa masalah teknis.
3) Meminta persetujuan akhir
4) Mempersiapkan :
a. Rancangan skema (pra-rancangan) termasuk taksiran biaya.
b. Rancangan terinci.
c. Gambar kerja, spesifikasi dan jadwal.
d. Daftar kuantitas.
e. Taksiran biaya akhir.
f. Program pelaksanaan pendahuluan termasuk jadwal waktu.
Dalam Proyek ini yang menjadi konsultan perencana proyek ini adalah
PT. Catur Artha.
5. Tahap Pengadaan/Pelelangan (Procurement/Tender)
Tujuan dari tahap ini adalah untuk menunjuk kontraktor sebagai
pelaksana atau sejumah kontraktor sebagai sub-kontraktor yang akan
melaksanakan konstruksi dilapangan.
Kegaiatan-kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini seperti :
1) Prakualifikasi.
2) Dokumen Kontrak.
Dalam Proyek ini yang menjadi kontraktor pelaksanaan proyek ini adalah
PT. Anindyaguna
6. Tahap Pelaksanaan (Construction)
Tujuan dari tahap ini adalah untuk mewujudkan bangunan sesuai dengan
rencana yang sudah dirancang oleh konsultan perencana dalam batasan biaya
dan waktu yang sudah disepakat, serta dengan mutu yang telah diisyaratkan.
Dalam Proyek ini yang menjadi kontraktor pelaksanaan proyek ini adalah PT.
Anindyaguna
2.2.1. Proses Terjadinya Kontrak Konstruksi
Sebelum kontrak kontruksi ditandatangani oleh pihak-pihak yang akan
terlibat dalam suatu proyek, ada sutu proses yang harus dilalui, yaitu :
1. Prakualifikasi
Prakualifikasi adalah proses penelitian yang dilakukan oleh pemberi
tugas/pengguna jasa untuk mendapatkan tingkat pengalaman dan kapasitas
penyedia jasa/kontraktor yang memenuhi tingkat yang diisyaratkan untuk
mengerjakan suatu proyek. Prakualifikasi meliputi kegiatan : registrasi
(pencatatan dan pendaftaran data perusahaan), klasifikasi (penggolongan
perusahaan menurut bidang pekerjaan) dan kualifikasi (penilaian serta
penggolongan perusahaan).
2. Tender/Pelelangan
Dokumen tender terdiri dari Rencana Kerja dan Syarat-Syarat dan gambar
bestek. Dimana gambar bestek tersebut meliputi lay-out proyek, denah,
tampak, potongan dan detail. Sedangkan tender adalah suatu sistem pengadaan
barang dan jasa yang dilakukan dengan cara menghimpun para peminat untuk
mengajukan penawaran atas dasar persyaratan yang jelas sehingga tercipta
suatu kondisi persaiangan yang sehat dengan kesempatan dan perlakuan yang
sama terhadap seluruh penawaran untuk memperoleh harga dan mutu pekerjaan
yang paling menguntungkan.
2.2.2. Jenis Tender
Berdasarkan Perpres No. 16 Tahun 2018 JO No. 12 tahun 2021 tentang
pedoman pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah menyebutkan ada
beberapa jenis pengadaan, antara lain:
1. Barang;
2. Pekerjaan Kontruksi;
3. Jasa Konsultasi;
4. Jasa Lainnya.
Pengadaan Barang/Jasa sebagaimana dimaksud adalah dilaksanakan dengan
cara :
1. Swakelola
Yaitu pelaksanaan pekerjaan yang direncanakan, dikerjakan dan diawasi
sendiri dengan menggunakan tenaga sendiri, alat sendiri, atau upah
borongan tenaga.
Pekerjaan yang dapat dilakukan dengan swakelola :
1) Pekerjaan tersebut dilihat dari segi besaran, sifat, lokasi atau
pembiayaannya tidak dapat dilakukan dengan cara pelelangan atau
pemilihan langsung atau penunjukan langsung.
2) Pekerjaan yang secara rinci/detail tidak dapat dihitung/ditentukan
terlebih dahulu, sehingga apabila dilaksanakan oleh penyedia barang/jasa
akan menanggung resiko yang besar.
3) Penyelenggaraan diklat, kursus, penataran, loka karya atau
penyuluhan.
4) Pekerjaan untuk proyek percontohan (pilot project) yang bersifat
khusus untuk pengembangan teknologi/metode kerja yang belum dapat
dilaksanakan oleh penyedia/jasa.
5) Pekerjaan khusus yang bersifat pemrosesan data, perumusan
kebijaksanaan pemerintah, pengujian di laboratorium, pengembangan
system tertentu dan penelitian oleh perguruan tinggi/lembaga ilmiah
pemerintah.
2. Penyedia.
1. Pelelangan
Pelelangan yaitu serangkaian kegiatan untuk menyediakan kebutuhan
barang/jasa dengan menciptakan persaiangan yang sehat diantara
penyedia barang/jasa yang setara dan memenuhi syarat, berdasarkan
metode dan tata cara tertentu yang telah ditetapkan dan diikuti oleh pihak-
pihak yang terkait secara taat azas sehingga terpilih penyedia jasa terbaik.
Jenis-jenis Pelelangan antara lain :
1) Pelelangan Umum (terbuka)
Pelelangan umum adalah pelelangan yang diakukan secara terbuka dengan
pengumuman secara luas melalui media masa, media cetak dan papan
pengumuman untuk penerangan umum sehingga masyarakat luas/ dunia usaha
yang berminat dan memenuhi syarat kualifikasi dapat mengikutinya.
Keuntungan sistem pelelangan umum ini adalah :
a. Terjadi kompetensi ketat diantara peserta lelang sehingga harga
borongan menjadi lebih rendah.
b. Terjadi persaingan yang sehat antara peserta lelang
Kerugian system pelelangan umum ini adalah :
a. Dengan banyaknya peserta yang ikut penawaran, termasuk salah satu
atau lebih penawar yang sering memotong harga sehingga pemborong
yang bonafit akan enggan ikut melakukan penawaran.
b. Hilangnya control terhadap ikutnya penawar-penawar yang tidak
bonafit dan tidak berpengalaman.
c. Ada kemungkinan pekerjaan yang dilakukan kontraktor tidak sesuai
dengan yang diharapkan akibat harga yang semula randah akan
menjadi tinggi karena perbaikan atau keterlambatan.
Pada system ini peserta yang ikut lelang jumlahnya tidak terbatas tapi
sebelumnya harus lolos kualifikasi.
2) Pelelangan Terbatas
Pelelangan terbatas adalah pelelangan untuk pekerjaan tertentu dan diikuti
sekurang-kurangnya oleh lima rekanan yang terdaftar dalam Daftar Rekanan
Terseleksi (DRT) yang dipilih diantara rekanan yan tercatat dalam Daftar Rekanan
Mampu (DRM) sesuai dengan usaha, ruang lingkupnya kualifikasi
kemampuannya dengan pengumuman secara luas melali media massa sehingga
masyarakat mengetahuinya. Jumlah peserta lelang dibatasi tidak boleh kurang dari
sepuluh peserta, dimana dari sepuluh peserta yang diundang minimal lima yang
mengajukan penawaran.
Pada tahap prakualifikasi melalui pengumaman para peserta lelang diminta
kualifikasinya melalui persyaratan sebagai berikut :
a. Memilik Akte Pendirian Perusahaan.
b. Memiliki Surat Ijin Usaha.
c. Memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak.
d. Memiliki alamat yang jelas, sah dan nyata.
e. Memiliki referensi Bank.
f. Memiliki kemampuan modal usaha.
g. Berada dalam keadaan mampu.
h. Mempunyai referensi pengalaman kerja.
3) Kontraktor yang masuk adalah kontraktor yang bonafit dan dapat dipercaya.
4) Suasana kompetisi masih dapat dipertahankan dalam batas-batas yang wajar.
2. Pemilihan Langsung
Yaitu jika cara pelelangan sulit untuk dilaksanakan atau tidak menjamin
pencapaian sasaran, dilaksanakan dengan cara membandingkan penawaran dari
beberapa penyedia barang/jasa yang memenuhi syarat melalui permintaan ulang
(price quantion) atau permintaan teknis dan harga, serta dilakukan negosiasi secara
bersaing, baik dilakukan untuk teknis maupun harga sehingga diperoleh harga yang
wajar dan secara teknis dapat dipertanggung jawabkan.
3. Penunjukan Langsung
Penunjukan langsung adalah pelaksanaan pengadaan barang atau jasa tanpa
melalui pelelangan umum/terbatas yang dilakukan dengan membandingkan
sekurang-kurangnya tiga penawar dan melakukan negosiasi, baik teknis maupun
harga yang wajar dan dapat dipertanggung jawabkan dari rekanan yang tercatat
dalam DRM sesuai dengan usaha serta kualifikasi kemampuannya. Pada sistem ini
penunjuk menunjuk langsung kontraktor yang dapat dipercaya untuk melakukan
pekerjaannya.
Pemilik menunjukan langsung kontraktor yang dipercaya dengan alasan :
1) Pemilik ingin mendapat kontraktor yang terampil, qualified dan bonafit
diantara kontraktor yang ada.
2) Merupakan pekerjaan lanjutan yang sebelumnya telah dikerjakan oleh
kontraktor yang bersangkutan.
3) Merupakan pekerjaan yang membutuhkan keahlian dan peralatan yang khusus.
4) Pekerjaan yang dikerjakan itu bersifat rahasia yang menyangkut keamanan dan
keselamatan Negara yang ditetapkan oleh presiden.
Keuntungan dari sistem ini adalah :
1) Kontraktor yang menangani pekerjaan ini benar-benar terampil dan
dapat dipercaya.
2) Mutu pekerjaan akan relatife lebih baik.
3) Proses penentuan pemborong bias dipercepat sehingga waktu pelaksanaan
pekerjaan dapat dipercepat.
Kerugian dari system ini adalah :
1) Tidak adanya harga pembanding sehingga ada kemungkinan hraga
penawaran lebih tinggi dari harga standar.
2) Pemilik kesulitan mengontrol harga yang diberikan kontraktor.
3) Dapat menimbulkan kerugian dari pihak-pihak lain jika digunakan untuk
pekerjaan dengan biaya yang cukup besar.
2.2.3. Proses Tender
Proses tender terdiri dari :
1. Pra Tender
Paket Pekerjaan Pembangunan Gedung SMPN 15 Denpasar merupakan
proyek tender, dimana dana pembangunan berasal dari alokasi dana Silpa
DID Kota Denpasar Tahun Anggaran 2022. Karena merupakan proyek tender
maka dilakukan pelelangan untuk menentukan pemenang tender yang akan
mengerjakan proyek ini.
Oleh karena itu Pekerjaan Pembangunan Gedung SMPN 15 Denpasar
mengeluarkan Surat Keputusan (SK) mengenai pembentukan tim perencana
serta tim pelaksana dan pengawas. Tim perencana mulai bekerja setelah
dikeluarkannya SK tersebut. Hasil dari perencanaan tim perencana disebut
sebagai dokumen tender/pelelangan, yang terdiri dari :
1) Gambar-gambar.
2) RKS (Rencana Kerja dan Syarat-Syarat).
3) RAB (Rencana Anggaran Biaya).
Berdasarkan atas RAB ini, tim pelaksana dan pengawas mulai bekerja.
Dalam pelaksanaanya di lapangan, tim pelaksana dan pengawas mencari
partner kerja dengan alasan :
1) Pekerjaan yang akan dikerjakan bukan bidangnya.
2) Jika dikerjakan sendiri belum tentu hasilnya lebih efisien dan efektif.
3) Jika mengawasi diri sendiri, pekerjaan bisa lebih mahal karena tidak
adanya standar upah dan efisiensi.
Pemilihan partner kerja dilakukan memalui proses tender terbatas, dimana
rekanan/kontraktor yang diundang jumlahnya terbatas.
2. Tender
Dengan berpedoman pada Peraturan Presiden No.54 tahun 2010, tim
pelaksana dan pengawas melaksanakan pelelangan melalui beberapa tahap yaitu :
1. Pembentukan Panitia Lelang
Panitia lelang dibentuk melalui Website LPSE. Pihak-pihak yang terlibat
dalam proses lelang ini adalah :
1) Pemilik/Pemberi tugas
2) Perencana (Arsitek maupun konstruktur)
3) Pelaksana/Pemborong (Kontraktor)
4) Pengawas.
Tugas dari panitia Lelang diantaranya adalah :
a. Menyusun dan menetapkan
b. Rencana Kerja dan Syarat-Syarat pengadaan barang dan Jasa
(RKS)
c. Perkiraan harga yang dikalkulasikan secara keahlian (professional) dan
disahkan oleh pemimpin proyek.
d. Mengadakan pengumuman mengenai pelelangan yang akan dilaksanakan.
e. Mengundang peserta yang termasuk dalam Daftar Rekanan Nyata (DRN).
f. Memberikan penjelasan mengenai dokumen lelang termasuk RKS, dan
membuat berita acara penjelasan.
g. Melaksanakan pembuatan dokumen penawaran dan membuat berita acara
pembukaan dokumen penawaran.
h. Mengadakan penilaian danmenetapkan calon pemenang serta membuat
berita acara hasil pelelangan.
i. Membuat laporan pertanggung jawaban mengenai hasil pelelangan kepada
pemberi tugas atau pemberi proyek.
2. Pendaftaran dan Pengambilan Dokumen Tender
Pendaftaran dimulai tanggal 11 Maret 2022 sampai dengan 24 Maret 2022.
Pengadaan ini dilaksanakan secara elektronik, dengan mengakses aplikasi Sistem
Pengadaan Secara Elektronik. Penyedia yang mendaftar sebanyak 113 perusahaan.
3. Rapat Pemberian Penjelasan Pekerjaan (Aanwijzing)
Pemberiaan penjelasan dilaksanakan pada tanggal 15 Maret 2022 dan jumlah
peserta yang bertanya sebanyak 4 perusahaan.
4. Pemasukan Surat Penawaran
Surat penawaran yang masuk dievaluasi terhadap pemenuhan persyaratan
administrasi, teknis dan kewajaran harga yang telah ditetapkan dalam dokumen
pelelangan. Peserta yang memasukan Dokumen Penawaran sebayak 12
perusahaan, yaitu:
1) PT. KARYA NIRMALA
2) PT. ADI MURTI
3) PT. ANINDYAGUNA
4) PT. KARYA DINAMIS MESARI
5) PT. BERAWANTANGI
6) PT. BALI JAYA CONTRACTORS
7) PT. ANGGAZA WIDYA RIDHAMULIA
8) PT. KARYA MANDIRI TEKNIK SENTOSA
9) PT. MELANGIT JAYA MANDIRI
10) PT. PUTRA LINTAS RAYA
11) PT. DAWAN SAKTI
12) PT. PRADIPTA BHUMI KONSTRUKSI

5. Evaluasi Dokumen Penawaran


Evaluasi penawaran dimulai dari 3 (tiga) penawaran terendah setelah koreksi
aritmatik, ketentuan evaluasi kewajaran harga bagi peserta dengan harga
penawaran dibawah nilai nominal 80% (delapan puluh persen) HPS mengikuti
Surat Edaran Kepala LKPP RI No. 4 tahun 2022 Tentang Pedoman pelaksanaan
Tertib Evaluasi Kewajaran Harga dan Standar Dokumen Pengadaan. Hasil
evaluasi Penawaran sebagai berikut :
1) Koreksi Aritmatik (Untuk Harga Satuan)
Masing-masing perusahaan yang terdaftar dalam Penawaran mengeluarkan
nilai penawaran dan PT. Anindyaguna berada dalam urutan ketiga.
2) Evaluasi Administrasi
Evaluasi administrasi hanya dilakukan pada hal-hal yang tidak dinilai pada
penilaian kualifikasi. Unsur-unsur yang dievaluasi meliputi kelengkapan
persyaratan yang diminta dalam dokumen pengadaan. Dokumen Pengadaan
tersebut yaitu :
a. Surat Penawaran
b. Jaminan Penawaran Asli (apabila diisyaratkan).
c. Surat Perjanjian KSO (apabila peserta berbentuk KSO).
Hasil Evaluasi Administrasi yang lulus adalah :
a. PT. KARYA NIRMALA
b. PT. ADI MURTI
c. PT. ANINDYAGUNA
d. PT. KARYA DINAMIS MESARI
e. PT. BERAWANTANGI

3) Evaluasi Teknis
Evaluasi teknis yang dilakukan terhadap peserta yang memenuhi
persyaratan administrasi. Unsur-unsur yang dievaluasi sesuai dengan yang
ditetapkan dalam dokumen pengadaan, meliputi
a. Metode Pelaksanaan Pekerjaan.
b. Jadwal Waktu Pelaksanaan.
c. Daftar Peralatan Utama.
d. Daftar Pesonel Manajerial.
e. Formulir Rencana Keselamatan Konstruksi (RKK).
f. Daftar Bagian Pekerjaan yang disubkontrakkan (apabila
diisyaratkan).
Hasil Evaluasi Teknis yang lulus adalah :
a. PT. KARYA NIRMALA
b. PT. ANINDYAGUNA
c. PT. KARYA DINAMIS MESARI
d. PT. BERAWANTANGI

4) Evaluasi Harga
Evaluasi harga dilakukan kepada penawaran yang memenuhi persyaratan
administrasi dan persyaratan teknis.
Unsur-unsur yang dievaluasi yaitu:
a. Total harga penawaran terhadap HPS
b. Harga satuan timpang
c. Mata pembayaran yang harga satuannya nol
d. Kewajaran harga.

6. Evaluasi Isian Dokumen Kualifikasi


Evaluasi dilakukan terhadap calon pemenang lelang dan calon pemenang
cadangan. Evaluasi formulir isian kualifikasi dilakukan dengan system gugur.
Penilaian persyaratan kualifikasi dilakukan terhadap pemenuhan persyaratan
kualifikasi yang ditetapkan dalam dokumen pengadaan.
7. Pembuatan Berita Acara Pembuktian Kualifikasi
Pembuktian terhadap peserta yang memenuhi persyaratan kualifikasi
dilakukan dengan cara melihat keaslian dokumen atau legalisir dan meminta
salinannya.
Hasil Evaluasi Isian Kualifikasi dan diundang untuk pembuktian kualifikasi yang
lulus adalah :
a. PT. ANINDYAGUNA
b. PT. KARYA DINAMIS MESARI
c. PT. BERAWANTANGI
Dari Berita acara hasil pelelangan maka didapatkan satu pemenang dalam
pelelangan yaitu PT. Anindyaguna.
2.2.4. Sistem Kontrak
Adapun beberapa Sistem kontrak antara lain :
1. Lump-Sum Contract
Adalah suatu perjanjian yang dibuat dimana kontraktor setuju melaksanakan
pekerjaan yang diperintahkan dengan pembayaran sejumlah uang tetap yaitu sebesar
harga pemborong. Kontraktor wajib menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan gambar
dan spesifikasi dengan jumlah rupiah yang ditawarkan tanpa memeperhitungkan
tambahan biaya oleh adanya hambatan atau kesulitan yang terjadi pada waktu
pelaksanaan dengan tetap menjaga kualitas/mutu bangunan yang dihasilkan.
Keuntungan kontrak Lump-Sum :
1) Memberi jaminan kepada pemilik tentang jumlah harga tetap pekerjaan yang
akan dikerjakan.
2) Kontraktor secara langsung dan jelas mengetahui pekerjaan yang akan
dikerjakan.
3) Kelengkapan, kejelasan dan kepastian dari gambar bestek akan menjamin
bahwa pekerjaan tambah/kurang dapat seminimal mungkin.
Kerugian kontrak Lump-Sum :
1) Terjadi kesulitan apabila pemilik meminta suatu tambahan pekerjaan selama
pelaksanaan.
2) Pembuatan gambar bestek harus jelas dan mendetail sehingga membutuhkan
waktu yang lama dalam pembuatannya.
3) Kontraktor harus menanggung resiko bila terjadi kenaikan harga sehingga
harga borongan relative tinggi.
2. Unit-Price Contract / Harga Satuan
Kontrak ini hampir sama dengan lump-sum hanya saja yang tetap pada system
ini adalah harga satuannya. Jumlah yang ditenderkan sesuai dengan unit price yaitu
jumlah masing-masing volume pekerjaan yang diberi harga satuan dalam daftar
kuantitas pekerjaan. Volume pekerjaan dihitung dari gambar bestek, ketika pekerjaan
dilaksanakan angka-angka kuantitas pekerjaan yang nyata dilakukan oleh kontraktor
untuk setiap pekerjaan. Kontraktor akan dibayar menurut perhitungan yang
berdasarkan jumlah angka diatas.
Keuntungan kontrak Unit-Price :
1) Membatasi harga yang harus dibayar oleh pemilik proyek, dimana harga
satuan pada waktu penawaran adalah tetap.
2) Memberikan kebebasan untuk mengubah kegiatan pekerjaan pada waktu
pelaksanaan, tetapi masih dalam dasar-dasar pembayaran yang adil.
3) Menghasilkan pembayaran kepada kontraktor sesuai dengan kuantitas
pekerjaan yang dikerjakan.
4) Semua harga penawaran tiap kontraktor selalu berpedoman pada dasar yang
sama sehingga besarnya penawaran saling berdekatan.
Kerugian kontrak Unit-Price :
1) Untik pekerjaan besar sulit ditentukan secara pasti biaya yang harus
ditentukan oleh pemilik.
2) Perlu tenaga terampil terutama berkaitan dengan pelaksanaan dilapangan
untuk menghindari perbedaan perhitungan volume pekerjaan antara pemilik
dan kontraktor.
3. Cost Plus Contract
Dalam kontrak ini kontraktor dibayar atas biaya dasar bahan-bahan, upah
pekerjaan, dan biaya perawatan yang digunakan ditambah biaya pengawasan dan
keuntungan kontraktor. Sistem kontrak ini sulit diawasi karena membutuhkan
pengecekan yang hati-hati setiap hari terhadap pemakaian bahan-bahan, pekerja dan
peralatan untuk menentukan besar biaya.
Dalam Proyek “Pembangunan Gedung SMPN 15 Denpasar” ini
menggunakan sistem kontrak gabungan Lump Sum dan Unit-Price (Harga Satuan).
Jumlah masing-masing volume pekerjaan yang diberi harga satuan dalam daftar
kuantitas pekerjaan. Volume pekerjaan dihitung dari gambar bestek, ketika pekerjaan
dilaksanakan angka-angka kuantitas pekerjaan yang nyata dilakukan oleh kontraktor
untuk setiap pekerjaan. Kontraktor akan dibayar menurut perhitungan yang
berdasarkan jumlah angka diatas. Kontraktor memberikan kebebasan untuk
mengubah kegiatan pekerjaan pada waktu pelaksanaan, tetapi masih dalam dasar-
dasar pembayaraan yang adil serta pembayaran kepada kontraktor sesuai dengan
kuantitas pekerjaan yang dikerjakan.

2.3 Struktur Organisasi Pelaksanaan Di Lapangan


2.3.1. Proses Terjadinya Kontrak Konstruksi
Dalam kegiatan proyek konstruksi terdapat suatau proses yang mengolah
sumber daya proyek menjadi suatu hasil kegiatan berupa bangunan. Proses yang
terjadi dalam rangkaian kegiatan tersebut tentunya melibatkan pihak-pihak yang
terkait baik secara langsung maupun tidak langsung.
Manajemen proyek mempunyai kewajiban untuk mengkoordinir semua pihak
yang terlibat dalam proyek konstruksi tersebut, sehingga tujuan proyek dapat tercapai
dengan baik dan semua pihak secara optimal mendapatkan hal-hal yang menjadi
sasaran mereka untuk terlibat dalam proyek tersebut.
Badan-badan yang terlibat dalam proyek Pembangunan Gedung SMPN 15
Denpasar antara lain:
1. Pemilik Proyek
Pemberi tugas untuk proyek Pembangunan Gedung SMPN 15 Denpasar
adalah Pemerintah. Dalam hal ini pemimpin proyek mempunyai hak dan kewajiban
antara lain :
1) Berhak menetapkan kebijaksanaan serta mengambil keputusan dalam
pelaksanaan proyek.
2) Mengesahkan gambar rencana proyek, RAB dan RKS.
3) Menandatangani Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK).
4) Merumuskan dan menyampaikan keinginan, kebutuhan dan sasaran yang
hendak dicapai dalam pembangunan tersebut sehingga nantinya hasil yang
diperoleh dapat bermanfaat bagi banyak pihak.
5) Mengambil keputusan mengenai hal-hal yang diperlukan untuk menjamin
kelancaran pekerjaan.
6) Menyetujui atau menolak perubahan suatu pekerjaan.
7) Bertanggung jawab atas tercapainya seluruh sasaran proyek yang dikelolanya.
8) Menyetujui atau menolak adanya force majeure yang diajukan.
9) Menyetujui dan menolak pekerjaan tambah kurang.
10) Memimpin seluruh staf proyek dan bersama-sama mereka melaksanakan
kegiatan-kegiatan sesuai dengan tolak ukur prosudur dan jadwal yang telah
ditetapkan .
11) Menunjuk dan menetapkan konsultan perencana, konsultan pengawas dan
kontraktor pelaksana.
12) Menerima penyerahan pekerjaan dari kontraktor, bila pekerjaan telah selesai
dikerjakan.
2. Konsultan
Pihak / badan yang disebut sebagai konsultan dapat dibedakan menjadi dua,
yaitu : konsultan perencana dan konsultan pengawas, konsultan perencana dapat
dipisahkan menjadi beberapa jenis berdasarkan spesialisnya, yaitu : konsultan yang
menangani bidang arsitektur, bidang sipil, bidang mekanikal dan elektrikal dan
sebagainya. Berbagai jenis bidang tersebut umumnya menjadi satu kesatuan njadi
satu kesatuan yang disebut sebagai konsultan perencana.
1) Konsultan Perencana
Konsultan Perencana adalah orang/badan yang membuat perencanaan
bangunan secara lengkap baik bidang arsitektur, sipil, maupun bidang yang lain
yang melekat erat dan membentuk sebuah system bangunan. Dalam proyek ini
perencananya adalah PT. Catur Artha.
Tugas dan tanggung jawab konsultan perencana adalah:
A. Tahap persiapan perencanaan:
a) Mengumpulkan data umum proyek seperti data lokasi proyek, Fungsi
proyek, tujuan proyek, sumber daya yang tersedia dan lain-lain yang
berkaitan langsung maupun tidak langsung dalam terwujudnya proyek
tersebut.
b) Menyusun pedoman persyaratan konstruksi.
c) Konsultasi dengan pemerintah terkait tentang perijinan.
B. Menyusun pra rencana, meliputi:
a) Membuat lay-out proyek.
b) Menyusun atau menghitung perkiraan biaya (secara kasar)
c) Mengurus perijinan.
C. Tahap perencanaan:
a) Perencanaan arsitektur meliputi denah, tampak, potongan dan detail.
b) Perencanaan struktur meliputi perencanaan struktur atas(atap),
struktur tengah(kolom) dan struktur bawah (pondasi).
c) Membut Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS).
d) Menghitung Rencana Anggaran Biaya (RAB) atau Owner Estimate
(OE).
D. Tahap persiapan tender:
a) Membantu panitia untuk menyiapkan dokumen tender.
b) Membantu menyusun jadwal tender.
E. Tahap tender:
a) Membantu panitia untuk memberikan penjelasan tentang hasil
perencanaan kepada peserta tender pada saat Aanwijzing.
b) Menyusun risalah anwidjzing.
c) Membantu mengevaluasi penawaran yang masuk.
d) Menetapkan pemenang tending.
F. Tahap pelaksanaan:
a) Memeriksa hasil kerja kontraktor serta mencatat atau
mengidentifikasi penyimpangan yang terjadi.
b) Memberikan penjelasan kepada kontraktor atau konsultan
pengawas apabila ada gambar yang kurang dipahami.
c) Menyusun laporan hasil perencanaan menyeluruh

2) Konsultan Pengawas
Konsultan Pengawas adalah orang/badan yang ditunjuk oleh pengguna
jasa untuk membantu dalam pengelolaan pelaksanaan pekerjaan pembangunan
mulai dari awal hingga berakhirnya pekerjaan pembangunan. Dalam proyek ini
pengawasnya adalah PT. Catur Artha.
Tugas dan tanggung jawab konsultan pengawas:
a. Melakukan pengawasan terhadap pelaksaan konstruksi yang meliputi
pengawasan mutu bahan, mutu pelaksanaan, serta waktu pekerjaan.
b. Memeriksa prestasi kerja kontraktor dan memberikan rekomendasi
untuk pekerjaan yang telah selesai dan layak untuk di bayar.
c. Membuat laporan tentang pekerjaan tambah kurang.
d. Menyusun laporan hasil pengawasan menyeluruh.

Pemberi Kerja :
Dinas Pendidikan Kepemudaan dan Olahraga
Kota Denpasar

Pengawas Pekerjaan :
PT. CATUR ARTHA

Direktur :
Ir. I Wayan Sujana, MT

Tenaga Ahli :

Ketua Tim :
Ir. Made Gde Adiputra

Tenaga Pendukung :

Pengawas Lapangan / Inspector :


I Wayan Artawan

Gambar 2.1 Struktur Organisasi Konsultan Pengawas


Sumber : PT. Catur Artha
3. Kontraktor
Kontraktor adalah orang/badan yang menerima pekerjaan dan
menyelenggarakan pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan biaya yang telah ditetapkan
berdasarkan gambar rencana dan peraturan dan syarat-syarat yang ditetapkan.
Dimana secara hukum kontraktor adalah seseorang atau sekelompok orang yang
berbadan hukum dan profesinya melakukan pelaksanaan konstruksi. Dalam proyek
ini kontraktor adalah PT. Anindyaguna.
Tugas dan tanggung jawab kontraktor:
a. Melaksanakan pembangunan konstruksi sesuai dengan syarat-syarat yang
telah ditetapkan dalam dokumen kontrak.
b. Menyusun laporan kerja yang meliputi:
a) Penjadwalan pelaksanaan pekerjaan.
b) Alokasi sumber daya.
c) Teknik pelaksanaan pekerjaan.
c. Membuat laporan berkala sesuai dengan yang telah ditetapkan dalam
kontrak seperti Laporan harian, laporan mingguan, dan laporan bulanan.
d. Membuat gambar pelaksanaan (asbuilt drawings)

2.3.2. Struktur Organisasi Pelaksana Di Lapangan


Keberhasilan suatu proyek sangat dipengaruhi oleh struktur organisasi
pelaksanaan dilapangan. Hubungan yang baik antar unsur-unsur pelaksanaan akan
menghasilkan suasana kerja yang harmonis.
Adapun unsur-unsur yang terlibat pada pengelolaan proyek Pembangunan
Gedung SMPN 15 Denpasar antara lain :
1. Manager Pelaksanaan/Proyek
Tugas-tugas pokok :
1) Mengadakan kontrol terhadap pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan
instruksi-instruksi yang diberikan baik segi teknis, kualitas pekerjaan,
maupun time schedulenya.
2) Melaksanakan bagian pekerjaan sesuai dengan metode konstruksi dan
mutu yang telah ditetapkan pada spesifikasi teknis.
3) Mengarahkan, mengkoordinasi dan mengawasi tenaga kerja agar efisien
terhadap pemakaian tenaga, alat dan material serta target kemajuan
pekerjaan agar tercapai sesuai dengan time Schedule yang telah ditetapkan.
4) Mengadakan control disiplin kerja dari pelaksana-pelaksana proyek,
mandor maupun tenaga kerja sesuai dengan tugas, kewajiban dan
wewenang masing-masing.
Tanggung jawab :
1) Dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab atas segala
sesuatu yang bersangkutan dengan masalah teknis atau pengelola
proyek.
2) Membawahi tenaga kerja dalam bidangnya.

2. Manajer Teknik
Tugas dan tanggung jawab :

1) Memimpin dan mengendalikan pelaksanaan pekerjaan dilapangan sesuai


dengan persyaratan waktu, mutu dan biaya yang telah ditetapkan.
2) Membuat rencana dan target kerja harian, mingguan serta bulanan
berdasarkan master schedule, termasuk langkah pelaksanaan pekerjaa
lapangan untuk para mandor.

3) Menjelaskan spesifikasi pekerjaan / soft drawing / gambar kepada


pelaksana dan mandor serta membagi pekerjaan sesuai dengan keahlian
pelaksana dan mandor.

4) Menyiapkan tenaga kerja sesuai dengan jadwal tenaga kerja dan mengatur
pelaksanaan tenaga dan peralatan

5) Menyiapkan serah terima pekerjaan

6) Membuat laporan pekerjaan

3. Manager Keuangan
Tugas - tugas :
1) Mengelola fungsi akuntansi dalam memproses data dan informasi
keuangan untuk menghasilkan laporan keuangan yang dibutuhkan
perusahaan secara akurat
2) Meneliti, memeriksa dan menghitung upah harian
3) Melaksanakan tugas penerimaan dan pembayaran termin di proyek
4) Merencanakan, mengkoordinasi, dan mengontrol arus kas perusahaan
(cash flow), terutama pengelolaan piutang dan utang
5) Mencatat semua transaksi dan membuat Laporan Kas Mingguan, serta
melaporkan ke kantor pusat

4. Ahli K3 Konstruksi
Tugas dan tanggung jawab :
1) Menerapkan ketentuan peraturan perundang-undangan tentang dan terkait
K3 Konstruksi
2) Mengkaji dokumen kontrak dan metode kerja pelaksanaan konstruksi
3) Merencanakan dan menyusun program K3
4) Membuat prosedur kerja dan instruksi kerja penerapan ketentuan K3
5) Melakukan sosialisasi, penerapan dan pengawasan pelaksanaan program,
prosedur kerja dan instruksi kerja K3
6) Melakukan evaluasi dan membuat laporan penerapan SMK3 dan pedoman
teknis K3 konstruksi
7) Mengusulkan perbaikan metode kerja pelaksanaan konstruksi berbasis K3,
jika diperlukan
8) Melakukan penanganan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja serta
keadaan darurat

5. Pelaksana Lapangan
Tugas - tugas :
1) Menerima pekerjaan yang berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan
plambing dengan memahami gambar rencana, spesifikasi teknik dan
persyaratan lainya.
2) Mengadakan pemeriksaan dan pengukuran hasil pekerjaan dilapangan
3) Membuat laporan berkala tentang pelaksanaan kegiatan pekerjaan
dilapangan
4) Merawat alat kerja serta menjaga ketertiban, keselamatan dan kesehatan
kerja
6. Petugas K3 Konstruksi
Tugas dan tanggung jawab :
1) Bersama – sama dengan Ahli K3 Konstruksi merencanakan dan menyusun
program K3 disertai dengan menerapkan ketentuan peraturan perundang-
undangan tentang dan terkait K3 Konstruksi lalu mengkaji dokumen
kontrak dan metode kerja pelaksanaan konstruksi.
2) Melakukan sosialisasi, penerapan dan pengawasan pelaksanaan program,
prosedur kerja dan instruksi kerja K3
3) Melakukan evaluasi dan membuat laporan penerapan SMK3 dan pedoman
teknis K3 konstruksi
4) Melakukan penanganan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja serta
keadaan darurat

7. Juru Ukur/Surveyor
Tugas - tugas :
1) Menentukan titik2 batas area proyek, ini diperlukan guna pembuatan alur
pagar proyek dan penentuan koordinat gedung.
2) Membaca gambar dengan melihat bentuk dan ukuran bangunan agar
dapat diaplikasikan dilapangan.
3) Menentukan as bangunan untuk mencari lokasi titik tiang pancang dan
pile cap.
4) Marking / menentukan as kolom gedung, pada pekerjaan ini mengunakan
istilah pinjaman as 1m untuk mengecek apakah pembesian dan bekisting
kolom sudah terletak pada posisi yang benar.

8. Juru gambar/Drafter
Tugas - tugas :
1) Menyiapkan dan mengerjakan Shop Drawing di Lapangan
2) Menyiapkan dan mengerjakan Asbuilt Drawing pekerjaan

9. Logistik
Tugas - tugas :
1) Merealisasi pembelian produk sesuai dengan mutu yang tercantum di
dalam surat perintah.
2) Bertanggung jawab atas jumlah barang yang diterima sesuai dengan surat
pesanan.
3) Bertanggung jawab mengendalikan pengeluaran dan pemasukan
barang/material serta mengikuti prosedur.
4) Bertanggung jawab atas peralatan yang digunakan dalam proyek baik
milik pekerja, kontraktor maupun peralatan yang disewa.

Pemberi Kerja :
Dinas Pendidikan Kepemudaan dan
Olahraga Kota Denpasar

Pelaksana Pekerjaan :
PT. ANINDYAGUNA

Tenaga Pendukung : Tenaga Ahli:

Pelaksana Lapangan : Manajer Pelaksanaan/Proyek :


I Nyoman Suartana I Dewa Gede Anom Purwita, ST
I Gusti Lanang Sudiartha
Agus Sinaryasa, ST Manajer Teknik :
I Made Minggu, ST
Petugas K3 Konstruksi :
I Gede Adhi Wicaksana, ST Manajer Keuangan :
Putu Ayu Rapita Astri, ST
Juru Gambar/Draftman :
I Komang Kresmana Artha, S.Ars Ahli K3 Konstruksi :
I Made Pandi Dwi Darmayana, ST
Juru Ukur :
Borneo Pasaribu

Logistik :
Sam
Gambar 2.2 Struktur Organisasi Kontraktor Pelaksana
Sumber: PT. Anindyaguna

2.3.3. Pengawasan Di Lapangan


1. Acuan Pengawasan
Pengawasan dalam pembangunan merupakan kegiatan untuk mengontrol
pelaksanaan proyek agar dapat berjalan sesuai rencana yang ditetapkan. Ada
beberapa acuan yang dipakai dalam pengawasan sebagai patokan untuk penentuan
hasil-hasil pelaksanaan yang meliputi :
1. Standar fisik dan mutu, yaitu spesifikasi dan gambar-gambar.
2. Estándar Ekonomi, yang ditunjukan dalam rupiah (nilai kontrak).
3. Estándar waktu, yaitu ketepatan penyelesaian pelaksanaan sesuai batas waktu,
terhitung sejak keluarnya Surat Perintah Kerja.
2. Mekanisme Pengawasan
Pengawasan sebenarnya perwujudan daripengukuran prestasi kerja
sistematik, dengan maksud meninjau secara periodik hasil kenajuan pekerjaan.
Frekuensi kunjungan pengawasan kelapangan tergantung keadaan lapangan, tahapan
perkembangan fisik atau tuntutan pemilik maupun kontraktor. Agar fungsi
pengawasan terlaksana baik maka unsur-unsur dalam pengelolaan perlu mengadakan
pengawasan secara terpisah agar ada mekanisme kontrol yang baik.
3. Pengawasan Teknis
Pengawasan ini mencangkup kegiatan pemeriksaan, pengecekan dan
pengendalian untuk mencegah penyimpangan dari rencana. Dalam pengawasan pada
prinsipnya ada empat langkah yang perlu ditempuh antara lain :
1. Adanya prestasi standar sebagai tolak ukur.
2. Mengukur hasil presentasi pekerjaan.
3. Bandingkan dan evaluasi hasil presentasi aktual dengan standar yang
diharapkan.
4. Melakukan tindakan koreksi bilamana stándar prestasi tidak sesuai.
5. Unsur pengawasan amat menunjang pihak pengelola dalam mengendalikan
jalannya pekerjaan secara keseluruhan. Secara umum tujuan dilakukannya
pengawasan terhadap pelaksanaan pekerjaan adalah :
1. Menjamin pekerjaan dilakukan sesuai dengan ketentuan yang
direncanakan.
2. Untuk mencapai mutu pekerjaan yang diisyaratkan..
3. Menekan terjadinya penyimpangan yang mungkin terjadi yang dapat
menimbulkan kerugian.
4. Melakukan koreksi dan perbaikan bila terjadi penyimpangan.
Untuk mencapai tujuan maka perlu diperhatikan aspek-aspek pengawasan
yang umum dilakukan seperti :
1. Pengguanaan bahan, apakah secara keseluruhan atau sebagian telah
memenuhi syarat atau belum.
2. Penggunaan tenaga kerja, apakah sudah memenuhi tuntutan
pelaksanan/belum.
3. Penggunaan peralatan, apakah sudah tepat, ekonomis atau belum
terpenuhi.
4. Pengguanaan biya sesuai RAB yang telah dibuat.
5. Kerjasama yang baik antara Subkontraktor sudah terwujud apa belum.
4. Pengawasan Oleh Pemilik Proyek
Pengawasan oleh Pemilik proyek meliputi : Pengawasan segi struktur,
arsitektur, pengawasan terhadap kualitas dan kuantitas pekerjaan, pengawasan
administrasi dan waktu pelaksanaan. Pada pengawasan proyek ini meliputi:
1. Pengawasan pekerjaan disesuaikan dengan gambar rencana.
2. Pemeriksaan laporan tertulis yang diajukan kontraktor tentang kemajuan fisik
pekerjaan.
3. Memeriksa dan menyetujui permohonan pembayaran tip angsuran.
4. Pengawasan terhadap volumen pekerjaan, pengecekan time Schedule
terhadap waktu penyelesaian.
5. Pemeriksaan terhadap mutu beton, pengawasna terhadap kualitas pekerjaan.
5. Pengawasan Oleh Kontraktor
Pengawasan pihak kontraktor menitikberatkan pada pencapaian mutu sesuai
persyaratan teknis dengan penyelesaian pekerjaan tepat waktu dengan biaya yang
seekonomis mungkin. Pengawasan oleh kontraktor diharapkan dapat memenuhi
syarat dalan kontrak dan berusaha menghindari denda keterlambatan.
Pengawasan Kontraktor mencakup:
1. Pengawasan terhadap mutu pekerjaan. Berusaha menekan pemborosan,
memeriksa mutu bahan secara visual saat bahan tiba, cara penyimpanan dan
ketentuan pengawas.
2. Pemeliharaan peralatan untuk mencapai kerja yang optimal dan lebih praktis
dari segi penggunaan.
3. Pengawasan terhadap waktu, hal yang perlu diperhatikan : menetapkan waktu
pelaksanaan tiap pekerjaan, menepati time Schedule, mengamati perubahan
selama pekerjaan.
4. Pengawasan terhadpa biaya. Mengontrol pemakaian biaya proyek dari
pemborosan, baik itu biaya konstruksi, biaya adminstrasi, biaya pajak yang
disesuaikan terhadap prestasi kerja yang dicapai.
5. Pengawasan terhadap keamanan dan keselamatan kerja, dengan membatasi
areal proyek. Pengawasan terhadap keselamatan tenaga kerja dengan
penempatan rambu-rambu/tanda daerah berbahaya, pemakaian helm, slop
tangan, sepatu dan pengasuransian tenaga kerja (Astek dan Askes), juga
penyediaan kotak P3K.
6. Pengawasan Oleh Konsultan Pengawas
Pengawasan ini bertujuan untuk menghindari terjadinya hal-hal yang tidak
diinginkan dalam pelaksanaan proyek dan menjaga syarat teknis pekerjaan. Agar
dapat dilaksanakan sebaik mungkin oleh kontraktor.
1. Pengawasan Tahap Pelaksanaan
Pengawasan tahap pelaksanaan meliputi pengendalian seluruh proses
konstruksi.
Pengawasan dari pihak konsultan pengawas dilapangan :
1) Pengawasan terhadap bahan/material.
2) Pengawasan terhadap waktu pelaksanaan.
3) Pengawasan terhadap mutu pelaksanaan.
2. Pengawasan Tahap Pemeliharaan
Pengawasan dilakukan setelah pelaksanaan pekerjaan selesai.
2.3.4. Hubungan Kerja Dalam Organisasi Proyek
Dalam sebuah proyek, badan-badan yang terlibat langsung didalamnya
seperti pemilik proyek, konsultan perencana, konsultan pengawas dan kontraktor akan
saling terkait antara satu dengan yang lainnya. Agar keempat badan tersebut dapat
bekerjasama dengan baik dalam menyelesaikan suatu proyek maka diperlukan adanya
pengaturan hubungan antara badan-badan tersebut. Untuk Pembangunan Blok A Pasar
Semarapura, struktur organisasi proyek tersebut adalah sebagai berikut :

PEMILIK

PROYEK

KONSULTA KONSULTA
N N

KONTRAKTO
R

Gambar 2.3 Hubungan Badan-Badan Pengelolan Proyek


(Sumber: Gray, Glive. 2002. Pengantar Evaluasi Proyek.)

KETERANGAN :
Hubungan Instruksi
Hubungan Konsultasi
Hubungan Koordinasi

Penjabaran dari ketiga hubungan kerja tersebut dapat dilihat pada


pelaksanaan dilapangan sebagai berkut :
1. Hubungan Intruksi
a) Pemilik proyek memberi intruksi kepada konsultan perencana untuk
merencanakan gambar-gambar rencana baik rencana bangunan arsitek,
struktur, M & E maupun landscapenya.
b) Pemilik proyek memberi instruksi kepada konstultan pengawas untuk
melaksanakan pengawasan dilapangan.
c) Pemilik proyek memberi industri kepada kontraktor pelaksana untuk
melaksanakan pekerjaan dilapangan yang biasa terjadi pada situasi yang
bersifat sewaktu-waktu.
d) Konsultan pengawas memberi intruksi kepada kontraktor pelaksana untuk
melaksanakan pekerjaan dilapangan sesuai dengan gambar dan RKS.
Hubungan Konsultasi
a) Konsultan perencana dapat mengadakan konsultasi dengan pemilik
proyek mengenai masalah-masalah dalam perencanaan proyek.
b) Konsultan pengawas dapat mengadakan konsultasi dengan pemilik
proyek mengenai masalah-masalah yang timbul dalam pelaksanaan
proyek dilapangan.
c) Kontraktor dapat mengadakan konsultasi kepada konsultan pengawas
mengenai teknis pelaksanaan pekerjaan dilapangan.
2. Hubungan Koordinasi
Dalam hubungan ini, unsur yang terlibat yaitu antara konsultan
pengawas dengan kontraktor pelaksana. Kedua unsur ini harus mengadakan
koordinasi yang baik dan terarah. Hubungan ini sangat penting karena tanpa
adanya koordinasi yang mantap maka tujuan yang diinginkan tidak akan
tercapai.

2.4 Rencana Kerja dan Syarat (RKS) dan Gambar Kerja


2.4.1. Rencana Kerja
Rencana kerja dan syarat-syarat atau lebih sering disebut dengan bestek
adalah keterangan tertulis secara terinci mengenai sesuatu pekerjaan yang meliputi
atau mencangkup segi teknis dan administrasi. Uraian dalam bestek harus dibuat
selengkap mungkin dengan tujuan atau maksud agar didalam pelaksanaan tidak timul
kesulitan. Uraian dalam bestek yang berupa kata-kata atau kalimat-kalimat
diusahakan agar disusun sedemikian rupa agar cukup jelas dan rinci serta tidak
menimbulkan keragu-raguan.
RKS sekurang-kurangnya memuat :
1. Syarat umum :
1) Keterangan mengenai pemberi tugas.
2) Keterangan mengenai perencana atau pembuat desain.
3) Keterangan mengenai direksi.
4) Syarat peserta pelelangan.
5) Bentuk surat penawaran dan cara penyampaiannya.
2. Syarat administrasi :
1) Jangka waktu dan pelaksanaan pekerjaan.
2) Tanggal penyerahan pekerjaan.
3) Syarat pembayaran.
4) Denda atas keterlambatan.
5) Besarnya jaminan penawaran.
6) Besarnya jaminan pelaksanaan.
3. Syarat teknis :
1) Jenis dan uaraian pekerjaan yang harus dilaksanakan.
2) Jenis dan mutu bahan antara lain bahwa semaksimal mungkin harus
menggunakan hasil produksi dalam negeri dengan memperhatikan potensi
nasional.
3) Detail gambar konstruksi dan sebagainya.

2.4.2. Gambar Kerja


Gambar-gambar pelaksanaan yang dibuat oleh pelaksana yang memberikan
penjelasan visual pada tiap-tiap bagian konstruksi dengan gambar potongan-
potongan memakai skala yang memadai. Gambar ini biasanya merupakan gambar
yang dibaca oleh pekerja-pekerja lapangan.

2.5 RAB dan Proses Pembayaran


2.5.1. Rencana Anggaran Biaya (RAB)
Rencana Anggaran Biaya (RAB) adalah besarnya biaya yang diperkirakan
akan dihabiskan dalam pekerjaan proyek yang disusun berdasarkan gambar-gambar
atau bestek. RAB ini bukanlah biaya yang sebenarnya melainkan hanya dipakai
sebagai patokan bagi kontraktor dalam menetapkan harga penawaran, sehingga
dalam pelaksanaan nanti tidak menghabiskan biaya yang lebih tinggi dari penawaran
dan bila memungkinkan biaya kurang dari penawaran yang ditetapkan.
Data-data yang diperlukan :
1. Peraturan dan Syarat-Syarat (RKS atau Kontrak).
2. Gambar Rencana.
3. Berita acara/risalah penjelasan pekerjaan (untuk bangunan
yang dilelangkan).
4. Buku Analisia upah dan bahan ( Analisa Bow).
5. Daftar Analisa harga dan upah kerja.
6. Peraturan-peraturan normalisasi yang bersangkutan.
7. Peraturan-peraturan bangunan negara dan bangunan
setempat.
2.5.2. Proses Pembayaran
Dalam Proyek Pembangunan Gedung SMPN 15 Denpasar, mengenai proses
pembayarannya yang dilakukan secara langsung atas beban Anggaran Pendapatan
Dan Belanja Daerah Kota Denpasar Tahun Anggaran 2022 sebesar Rp.
15.824.817.594,00 (Lima Belas Milyar Delapan Ratus Dua Puluh Empat Juta
Delapan Ratus Tujuh Belas Ribu Lima Ratus Sembilan Puluh Empat Rupiah).
Cara Pembayaran untuk proyek ini adalah :
1. Uang muka 20% (dua puluh persen) dari nilai Kontrak, dibayarkan setelah
Penyedia mengajukan permohonan uang muka disertai dengan:
1) Rencana rinci mengenai penggunaan dan keperluannya.
2) Jaminan uang muka dari bank umum atau bank pemerintah setempat,
yang nilainya minimal sama dengan uang muka yang dimohon.
3) Jaminan tesebut harus berlaku sampai dengan pengembalian seluruh
uang muka tersebut lunas. Uang muka tersebut sepenuhnya
dipergunakan hanya untuk pelaksanaan pekerjaan Proyek Pembangunan
Gedung SMPN 15 Denpasar. PPK berwenang melakukan pengendalian
atas penggunaan uang muka tersebut sesuai dengan rencana penggunaan
yang telah disetujui bersama antara PPK dengan Penyedia.
2. Pengembalian uang muka harus lunas pada saat prestasi pekerjaan
mencapai 100% (seratus persen).
3. Pembayaran untuk hasil pelaksanaan pekerjaan dalam Kontrak ini
dilaksanakan secara angsuran berdasarkan prestasi kemajuan fisik di
lapangan. Pembayaran tersebut di atas dilakukan berdasarkan permintaan
pembayaran oleh Penyedia kepada PPK dengan disertai berita acara
pemeriksa pekerjaan, laporan harian, mingguan, bulanan, shop drawing,
reguest pekerjaan (perhitungan backup volume), time schedule, hasil test
laboratorium, bukti-bukti pajak serta foto-foto kegiatan. Khusus untuk
pekerjaan selesai 100% dilengkapi dengan asbuilt drawing.
4. Jumlah yang dibayarkan kepada Penyedia pada setiap pembayaran adalah
Jumlah Nilai Kemajuan Pekerjaan Dikurangi Pengembalian Uang Muka
secara proporsional dan Retensi 5% (lima persen) dari setiap nilai tagihan.
5. Pembayaran untuk pekerjaan prestasi 100% (seratus persen)/pekerjaan
selesai dimana serah terima pekerjaan sudah dilaksanakan, nilai pekerjaan
yang akan dibayar 100% (seratus persen) dikurangi dengan sisa
pengembalian uang muka dan Retensi 5%, pembayaran yang sudah
dilakukan pada angsuran sebelumnya dan sisa pengenaan denda (bila ada)
dengan syarat bahwa Penyedia harus menyerahkan jaminan pemeliharaan
sebesar tidak kurang dari 5% (lima persen) dari nilai kontrak.

Anda mungkin juga menyukai