TINJAUAN PUSTAKA
6
mendapatkan hasil yang optimal dalam hal kinerja, waktu, mutu dan keselamatan
kerja. Semakin maju peradaban manusia, semakin cangih dan kompleks proyek
yang dikerjakan dengan melibatkan pengguna sumberdaya dalam bentuk tenaga
manusia, material dan dana yang jumlahnya bertambah besar. Diiringi pula
dengan semakin ketat kompetisi penyelenggaraan proyek untuk memenuhi
kebutuhan masyarakat sehingga dibutuhkan cara pengelolaan, metoda serta teknik
yang paling baik sehingga pengunaan sumber daya benar-benar efektif dan efisien
sehingga dibutuhkan manajemen proyek
7
telah ditetapkan sebelumnya (Husen 2010). Tujuan penerapan manajemen proyek
pada sebuah pembangunan adalah untuk mendapatkan metode atau cara teknis
yang paling baik agar sumber daya yang terbatas dapat diperoleh hasil maksimal
dalam hal kecepatan, penghematan, dan keselamatan kerja secara komperhensif.
Kegiatan-kegiatan pada proses manajemen proyek direncanakan dengan detail dan
akurat untuk mengurangi penyimpangan-penyimpangan sehingga didapatkan
produk akhir yang maksimal. Jika terdapat tindakan koreksi dalam proses
selanjutnya, diusahakan koreksi tersebut tidak terlalu banyak (Husen 2010).
8
informasi, ataupun fakta kegiatan yang akan dipilih dan akan dilakukan pada
masa mendatang. Tindakan perencanaan proyek meliputi:
a. Menetapkan tujuan dan sasaran proyek.
b. Menganalisis kendala dan risiko yang mungkin terjadi untuk seluruh proyek
ataupun perbagian dari rencana.
c. Menetapkan penggunaan sumber daya.
d. Menyusun rencana induk jangka panjang dan pendek.
e. Menyumbangkan strategi dan prosedur operasi.
f. Menyiapkan pendanaan serta standar kualitas yang diharapkan.
g. Menentukan metode dan aspek-aspek teknik yang diperlukan dalam
pekerjaan.
Manfaat fungsi perencanaan tersebut adalah sebagai alat pengawas ataupun
pengendali kegiatan, serta sarana untuk memilih dan menetapkan kegiatan yang
diperlukan. Secara fungsional, perencanaan dalam manajemen proyek, antara lain:
a. Menentukan sasaran proyek tersebut (sesuai dengan tahapan proyek).
b. Menentukan kendala dan kepentingan relatif dari tiap-tiap kendala.
c. Menentukan cara atau metode yang mungkin ada.
d. Sumber daya proyek yang tersedia. oTelaah kembali yang layak untuk
mencapai sasaran.
2. Fungsi Organisasi (Organizing) Pada umumnya fungsi organisasi adalah
mempersatukan kumpulan kegiatan manusia, yang mempunyai pekerjaan
masing-masing, saling berhubungan satu sama lain dengan tata cara
tertentu dan berinteraksi dengan lingkungannya dalam rangka mendukung
tercapainya tujuan. Untuk menjalankan fungsi organisasi, diperlukan
pengetahuan tentang berbagai tipe organisasi sehingga dapat dilakukan
analisis terhadap penerapan jenis organisasi yang sesuai dengan proyek
yang akan dijalankan. Tindakan organisasi, antara lain:
a. Menetapkan daftar penugasan.
b. Menyusun ruang lingkup kegiatan.
c. Menyusun struktur kegiatan.
d. Menyusun daftar personel organisasi beserta lingkup tugasnya.
9
Organisasi merupakan pedoman pelaksanaan fungsi, yang didalamnya
pembagian tugas dan hubungan tanggung jawab serta delegasi kewenangan
yang jelas. Fungsi pengorganisasian dan pengisian staf manajemen proyek
antara lain sebagai berikut.
a. Memperlihatkan tanggung jawab dan kewenangan yang jelas.
b. Beban kerja yang lebih merata.
c. Dapat diketahui kemampuan yang harus dimiliki.
d. Controlling penyalahgunaan wewenang adalah dengan sistem umpan
balik.
3. Fungsi pelaksanaan (actuating) Fungsi pelaksanaan adalah menyelaraskan
seluruh anggota organisasi dalam kegiatan pelaksanaan, serta
mengupayakan agar seluruh anggota organisasi dapat bekerja sama dalam
pencapaian tujuan bersama. Tindakan pelaksanaan itu, antara lain:
a. Mengorganisasikan pelaksanaan kegiatan.
b. Mendistribusikan tugas, wewenang dan tanggung jawab.
c. Memberikan pengarahan penugasan dan motivasi.
Fungsi pelaksanaan adalah menciptakan keseimbangan tugas, hak, dan
kewajiban masing-masing bagian dalam organisasi dan mendorong
tercapainya efisiensi serta kebersamaan dalam bekerja sama untuk tujuan
bersama.
4. Fungsi pengendalian (controlling) Fungsi pengendalian adalah mengukur
kualitas penampilan dan penganalisissan serta pengevaluasian penampilan
yang diikuti dengan tindakan perbaikan yang harus diambil terhadap
penyimpangan yang terjadi (di luar batas toleransi). Tindakan
pengendalian meliputi:
a. Mengukur kualitas hasil membandingkan hasil terhadap standar kualitas.
b. Mengevaluasi penyimpangan yang terjadi.
c. Memberikan saran-saran perbaikan.
d. Menyusun laporan kegiatan
10
Semua kegiatan proyek merupakan suatu siklus mekanisme manajemen yang
didasarkan atas tiga tahapan, yaitu perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Siklus
mekanisme manajemen tersebut merupakan proses terus menerus selama proyek
berjalan. Oleh karena itu pelaksanaan proyek berlangsung dalam suatu tata
hubungan kompleks yang selalu berubah-ubah disesuaikan dengan kondisi
mutakhir dengan memanfaatkan umpan balik dari hasil evaluasi. Keberhasilan
pelaksanaannya tergantung pada jabatan di berbagai jenjang manajemen. Siklus
mekanisme manajemen proyek tersebut ditunjukan pada gambar :
Perencanaan
Evaluasi Pelaksanaan
11
dikarenakan aspek utama proses perencanaan adalah peramalan yang bergantung
pada pengetahuan teknis dan subyektivitas perencana. Oleh sebab itu, pada
periode selanjutnya masih dibutuhkan penyempurnaan dan tindakan koreksi
sesuai dengan perkembangan kondisi proyek (Husen 2010).
12
meliputi : Perencanaan sumber daya, estimasi biaya dan anggaran biaya. Sedangkan
pada fase pengendalian kegiatannya adalah pengendalian biaya proyek. Sebuah proyek
tentunya ada perencanaan biaya yang harus di ploting secara detail, agar tujuan (profit)
jelas dan terukur. Meminimalisir loses atau kerugian dan meningkatkan efektifitas,
efisien , dan ekonomis suatu pekerjaan adalah hal yang harus dilakukan. Namun, harus
tetap memperhatikan kuantitas dan kualitas hasil proyek tersebut. Berikut uraian biaya
yang ada di proyek secara umum dilakukan di Indonesia.
Biaya tidak langsung (Indirect Cost) merupakan biaya proyek yang tidak
secara langsung berhubungan dengan konstruksi di lapangan dalam hal ini
13
tidak langsung bersentuhan dengan produksi dilapangan. Meskipun begitu,
biaya tidak langsung harus ada dan tidak bisa dilepaskan dari proyek yang
tengah berjalan. Biaya tidak langsung ini belum secara eksplisit dihitung
pada tiap proyek konstruksi tetapi perlu diperkirakan guna alokasi biaya di
luar pekerjaan konstruksi. Meliputi sebagai berikut.
d. Variasi Efisiensi, yaitu ada tidaknya efisiensi dari sumber daya seperti
buruh, material, dan peralatan.
14
Hasil yang didapat dari pelaksanaan sebuah proyek. Keuntungan ini tidak
sama dengan gaji karena dalam keuntungan terkandung usaha, keahlian,
ditambah pula dengan adanya faktor risiko.
3. biaya overhead
Dalam sebuah proyek konstruksi tentunya ada beberapa hal juga yang harus
diperhatikan guna menyusun atau merencanakan biaya. Proyek akan senantiasa
dinilai keberhasilan dari berbagai aspek selain ketiga aspek diatas (biaya, waktu,
mutu) tentunya harus ada aspek lainnya yang mendukung keberhasilan suatu
proyek ;
Dalam hal ini harus diperhatikan dalam metode, teknologi, proses pekerjaan dan
berbagai aspek lainnya, walaupun proyek kebanyakan adalah sama namun pasti
ada yang membuat pembeda dengan yang lain. Kegiatan yang sama persis (tidak
ada proyek yang identik, yang ada adalah proyek yang sejenis), proyek bersifat
sementara, dan selalu terlibat grup pekerja yang berbeda-beda.
15
Setiap proyek membutuhkan sumber daya baik manusia maupun alat bantu
lainnya seperti mesin, metode, dan material. Dalam kenyataannya,
mengorganisasikan pekerja lebih sulit dibandingkan dengan sumber daya lainnya.
3. Organisasi
4. Sosial
Dalam suatu proyek tentunya ada aspek yang penting yang harus di atur dan
diperhatikan dimana tempat lokasi proyek tidak selalu di lokasi yang asing atau
jauh dari kehidupan bermasyarakat. Sering kali kadang adanya konflik eksternal
yang dibiarkan secara larut sehingga memengaruhi produktifitas proyek. Sehingga
harus ada perhatian khusus dalam pengatiran kehidupan sosial bermasyarakat di
proyek.
16
• Pengontrolan perubahan jadwal proyek
• Metode diagram balok (bar chart) dan analisis jaringan kerja (network analysis)
dapat digunakan untuk menyajikan perencanaan dan pengendalian, khususnya
jadwal kegiatan proyek secara sistematis dan analitis
Sebuah pernyataan secara grafis dari kegiatankegiatan yang diperlukan
dalam mencapai suatu tujuan akhir. Manfaat Menyusun urutan kegiatan proyek
yang memiliki sejumlah besar komponen dengan hubungan ketergantungan yang
kompleks. Membuat perkiraan jadwal proyek. Mengusahakan fluktuasi minimal
penggunaan sumber daya. Manajemen waktu pada dasarnya adalah suatu proses
yang berhubungan dengan pencapaian suatu tujuan tertentu maupun sasaran yang
sebelumnya telah ditentukan untuk bisa dicapai dalam suatu periode tertentu
dengan penggunaan sumber daya secara efisien ataupun dengan sistem berbasis
proyek dari HashMicro yang memadai. Manajemen waktu proyek yang baik akan
berdampak besar bagi kesuksesan proyek atas obyektif lainnya seperti biaya,
kualitas, sumber daya, dan kepuasan pelanggan. Orang yang meng-handle sebuah
projek adalah Project Manager (PM). Dengan sistem berbasis manajemen proyek
yang andal, dapat membantu menangani pekerjaan PM.
Sebagai seorang Project Manager (PM), Anda harus menyelesaikan
berbagai macam tugas. Tugas tersebut berupa mengelola beban kerja tim,
berkomunikasi dengan para stakeholders, menyelaraskan tujuan dengan klien, dan
seterusnya. Oleh karena itu, kemampuan manajemen waktu proyek yang baik
sangat dibutuhkan. Seorang Project Manager (PM) dapat menggunakan software
manajemen proyek otomatis sebagai sistem yang mampu mengelola proyek secara
otomatis.Hal ini dapat mempermudah pekerjaan seorang Project Manager dalam
mengelola proyeknya. Dengan sistem berbasis proyek terbaik Anda dapat
mengelola proyek secara efesien, memproses informasi dengan mudah, dan
memaksimalkan penyerapan biaya agar proyek selesai sesuai dengan biaya. Anda
juga dapat mengetahui gambaran harga software tersebut melalui skema kalkulasi
harga Software. Oleh karena itu, berikut ini penjelasan lebih lanjut mengenai
manajemen waktu proyek. Manajemen waktu proyek adalah sebuah strategi yang
mengatur bagaimana kita memanfaatkan waktu yang terbatas untuk mencapai
17
tujuan melalui pembagian tugastugas. Tujuannya manajemen waktu adalah untuk
meningkatkan efektivitas, efisiensi, dan produktivitas. Bagaimana cara mengatur
jalannya sebuah proyek sambil memperhatikan aspek lain seperti budget? Berikut
kami rangkum tips mengelola waktu untuk Project Manager. Kesuksesan sebuah
proyek dapat dilihat dari kualitas perencanaannya. Semakin matang rencana kerja,
semakin tinggi pula tingkat keberhasilan dan efisiensi anggaran. Perencanaan ini
dapat Anda kerjakan sesederhana mungkin seperti mencatat apa-apa saja yang
harus dicapai dan ingin dicapai. Sehingga, Anda dapat mempermudah pekerjaan
dan menghemat biaya anggaran untk rencana tersebut.cakupan kerja cukup luas
dan ada banyak stakeholder yang terlibat, PM perlu menetapkan alur komunikasi
yang jelas. PM dapat menggunakan software manajemen proyek untuk
memudahkan pengelolaan proyek Anda.Software Manajemen Proyek adalah
solusi yang dapat diandalkan. Semua orang di tim dapat berbagi update terkini
mengenai proyek mereka dalam satu platform yang sama. Berbagai macam
dokumendapat Anda akses secara real-time. Dengan demikian, sebelum
melanjutkan tugas individu, seluruh anggota tim dapat merujuk Rapat dengan tim
Anda sangat penting untuk menyelaraskan pemikiran dan rencana, atau untuk
menyelesaikan sebuah masalah. Tapi rapat juga merupakan salah satu aktivitas
yang memakan waktu, apalagi jika Anda gunakan untuk menyampaikan update
kerja per individu.Untuk menyiasatinya, Anda dapat menyusun tujuan rapat
sebelum memulainya dan menentukan lama rapat untuk menghargai waktu orang
lain. Dengan sistem, Anda dapat mengikuti update dari setiap tim sebelum rapat
Anda mulai sehingga waktu rapat betul-betul Anda gunakan untuk pembahasan
yang penting.Anda dapat menggunakan sebuah sistem yang dapat membantu
dalam mengelola kehadirankaryawan, proses reimbursement, dan kegiatan
operasional lainnya.
Manajemen waktu pada dasarnya adalah suatu proses yang berhubungan dengan
pencapaian suatu tujuan tertentu maupun sasaran yang sebelumnya telah
ditentukan untuk bisa dicapai dalam suatu periode tertentu dengan penggunaan
sumber daya secara efektif dan efisien. Manajemen waktu proyek yang baik akan
18
berdampak besar bagi kesuksesan proyek atas obyektif lainnya seperti biaya,
kualitas, sumber daya, dan kepuasan pelanggan.
Obyek waktu yang dikelola memiliki karakteristik khusus, yakni waktu akan terus
berjalan apapun yang terjadi dan tidak akan pernah bisa untuk dikembalikan
dengan cara apapun. Keterlambatan waktu akan bermakna lebih dari sekedar
kehilangan waktu. Hal ini karena keterlambatan akan berdampak pada perlunya
percepatan yang membutuhkan biaya lebih mahal dan potensi penurunan tingkat
kualitas. Keterlambatan juga akan menyebabkan potensi hilangnya kesempatan
pendapatan (revenue opportunity) dan penurunan kredibilitas organisasi terhadap
konsumen atau klien yang akan berujung pada brand image perusahaan tersebut.
Elemen waktu pada akhirnya merupakan elemen proyek yang sangat bernilai bagi
organisasi.
Dalam manajemen waktu proyek terdapat suatu konsep penting
dalam schedulling yaitu konsep elemen aktivitas. Aktivitas merupakan hal-hal
yang harus dilakukan untuk menghasilkan suatu produk barang atau jasa atau
hasil tertentu dari proyek. Aktivitas dirinci dari elemen WBS yang terkecil.
Konsep ini sangat kritis karena dalam aktivitas akan diberikan berbagai data-data
rinci waktu dan biaya proyek, seperti :
Volume produk barang atau jasa atau hasil, termasuk metode pengukuran
volumenya.
Jenis dan jumlah sumber daya yang diperlukan pada tiap aktivitas.
Harga satuan aktivitas yang dihitung berdasarkan biaya satuan sumber daya
dan tingkat produktifitasnya.
Ketergantungan suatu aktivitas dengan aktivitas lainnya.
Durasi pelaksanaan aktivitas.
Risiko dan peluang beserta perkiraan nilainya.
Tujuan utama manajemen waktu pada proyek adalah agar pelaksanaan proyek
sesuai lingkupnya dapat memenuhi target waktu proyek yang telah ditentukan.
Fokus manajemen waktu adalah membuat perencanaan jadwal proyek yang
handal dan optimum atas sumber daya dan biaya serta pengendalian jadwal yang
19
mampu mengidentifikasi dini keterlambatan untuk penanganan yang efektif dan
efisien.
1.5. Perkerasan Jalan
Perkerasan jalan raya adalah bagian jalan raya yang diperkeras dengan lapis
konstruksi tertentu, yang memiliki ketebalan, kekuatan, dan kekakuan, serta
kestabilan tertentu agar mampu menyalurkan beban lalu lintas diatasnya ke tanah
dasar secara aman.
2. Perkerasan Lentur
3. Perkerasan komposit
20
Perkerasan komposit adalah kombinasi antara perkerasan kaku dengan
perkerasan lentur. Perkerasan lentur di atas perkerasan kaku, atau
perkerasan kaku di atas perkerasan lentur.
Lapis permukaan itu sendiri masih bisa dibagi lagi menjadi dua lapisan lagi,
yaitu:
1) Lapis Aus (Wearing Course)
21
Lapis aus (wearing course) merupakan bagian dari lapis permukaan yang
terletak di atas lapis antara (binder course). Fungsi dari lapis aus adalah :
a) Mengamankan perkerasan dari pengaruh air.
b) Menyediakan permukaan yang halus.
c) Menyediakan permukaan yang kesat.
2) Lapis Antara (Binder Course)
Lapis antara (binder course) merupakan bagian dari lapis permukaan
yang terletak di antara lapis pondasi atas (base course) dengan lapis aus
(wearing course). Fungsi dari lapis antara adalah :
a) Mengurangi tegangan.
b) Menahan beban paling tinggi akibat beban lalu lintas sehingga harus
mempunyai kekuatan yang cukup.
22
permukaan tanah dasar untuk perletakan bagian-bagian perkerasan lainnya.
(Fakhrul).
1.6. Perkerasan Lentur (Flexible Pavement)
a. Lapis pondasi bawah Lapis pondasi bawah (Sub-base) adalah bagian dari
lapisan lentur yang terletak antara lapis tanah dasar dan lapis pondasi atas.
Biasanya terdiri atas lapisan dari material berbutir (granular material) yang
23
dipadatkan, distabilisasi atau tidak, atau lapisan tanah yang distabilisasi. Fungsi
lapis pondasi bawah sebagai berikut :
b. Lapis pondasi Lapis pondasi (base course) adalah bagian dari struktur
perkerasan lentur yang terletak langsung dibawah lapis permukaan, Lapis pondasi
dibangun diatas lapis pondasi bawah, atau jika tidak menggunakan lapis pondasi
bawah, langsung di atas tanah dasar. Fungsi lapis pondasi antara lain:
2) Sebagai lapisan tidak tembus air untuk melindungi badan jalan dari
kerusakan akibat cuaca.
24
bila dibandingkan dengan perkerasan aspal, karenanya dikenal dan disebut sebagai
perkerasan kaku atau rigid pavement. Perkerasan beton semen dapat dibedakan
menjadi 4 jenis: a. Perkerasan beton semen bersambung tanpa tulangan b. Perkerasan
beton semen bersambung dengan tulangan c. Perkerasan beton semen menerus dengan
tulangan d. Perkerasan beton semen pra-tegang Perkerasan beton semen adalah
struktur yang terdiri atas pelat beton semen yang bersambung (tidak menerus) tanpa
atau dengan tulangan, atau menerus dengan tulangan, terletak di atas lapis pondasi
bawah atau tanah dasar, tanpa atau dengan lapis permukaan beraspal. Gambar 2.
Tipikal Struktur Perkerasan
a. Pondasi Bawah Pondasi bawah (Sub-base) adalah satu lapis pada konstruksi
perkerasan kaku yang terletak antara tanah dasar dan plat beton semen mutu
tinggi. Pada umumnya fungsi dari sub-base tidak terlalu struktural dalam arti kata
keberadaannya tidak dimaksudkan untuk menyumbangkan nilai structural (tebal
konstruksi) perkerasan beton semen (diabaikan). Fungsi pondasi pada perkerasan
kaku mempunyai fungsi utama sebagai lantai kerja yang rata, disamping fungsi
lain sebagai berikut :
25
3) Memberikan dukungan yang mantap dan seragam pada plat. Permukaan
sub-base yang tidak rata, akan menyebabkan ketidak rataan plat beton yang
dapat memicu timbulnya keretakan plat.
b. Pelat Beton Pelat beton terbuat dari beton semen mempunyai mutu tinggi, yang
dicor setempat diatas pondasi bawah. Lapis perkerasan beton ini sebagai
konstruksi utama dari konstruksi perkerasan beton semen. Beban lalu-lintas
sebagian besar dipikul oleh plat beton itu sendiri, lapis pondasi bawah digunakan
di bawah plat beton karena beberapa pertimbangan, yaitu antara lain untuk
menghindari terjadinya pumping, kendali terhadap sistem drainasi, kendali
terhadap kembang-susut yang terjadi pada tanah dasar dan untuk menyediakan
lantai kerja (working platform) untuk pekerjaan konstruksi.
Membuat Rencana Anggaran Biaya (RAB) artinya membuat perkiraan biaya yang
akan dikeluarkan untuk melaksanakan proyek. Dalam sebuah tender pengadaan
barang/jasa, RAB salah satu bagian dari dokumen yang harus dipersiapkan. Nantinya
RAB tersebut dijadikan sebagai dasar bagaimana kontraktor memberikan nilai
penawarannya. RAB yang disajikan dalam sebuah tender pengadaan barang/jasa sudah
termasuk pajak, iuran BPJS Ketenaga Kerjaaan, provit dan over head.
Sebelum pelaksanaan proyek, penyusunan RAB merupakan hal yang paling
penting. Sesuai dengan istilahnya, RAB memiliki fungsi sebagai acuan dasar
perencanaan pelaksanaan proyek, mulai dari pemilihan Penyedia, pemilihan bahan
material, sampai pengawasan tender agar berjalan sesuai dengan rancangan dan
kesepakatan awal/kontrak. Pelaksanaan proyek tanpa menggunakan RAB akan
mengakibatkan pembengkakan biaya dikarenakan pembelian bahan material bangunan
yang tidak sesuai dengan volume pekerjaan, upah pekerja yang tidak terkontrol,
pengadaan peralatan/barang yang tidak sesuai dengan spesifikasi, dan berbagai
dampak lainnya.Tentunya tidak mau kan hal tersebut di atas terjadi? Maka membuat
RAB merupakan hal yang wajib di dalam perencanaan/persiapan proyek.
26
RAB memiliki beberapa komponen di dalamnya. Berikut di bawah ini item rincian
yang harus ada dalam RAB:
Uraian pekerjaan. Jika pekerjaan konstruksi biasanya terdapat sub jenis
pekerjaan misalnya pekerjaan persiapan, galian, urugan dan pekerjaan
pondasi beton.
Volume pekerjaan (Unit). Jika di dalam pengadaan barang biasanya digunakan
satuan unit. Sedangkan untuk pekerjaan konstruksi kebanyakan dihitung
dalam satuan meter persegi (m2), meter kubik (m3), atau unit.
Harga satuan. Jika pengadaan barang cukup mengalikan harga satuan dengan
unit barang sehingga ditemukan biaya, belanja, modal.Sedangkan untuk
pekerjaan konstruksi dipisah menjadi dua bagian, yaitu harga jasa atau harga
jasa berikut materialnya. Kemudian, kalikan volume pekerjaan dengan harga
satuan pekerjaan.
Tenaga Kerja merupakan salah satu unsur penting dalam pelaksanaan suatu
proyek karena pengaruhnya yang cukup besar terhadap biaya dan waktu
penyelesaian suatu pekerjaan proyek. Namun perlu diperhatikan juga bahwa
manusia merupakan sumber daya yang komplek dan sulit diprediksi sehingga
diperlukan adanya usaha dan pemikiran lebih mendalam dalam pengelolaan
tenaga kerja. Total upah pekerja. Upah pekerja ini umumnya hanya untuk
pekerjaan jasa konstruksi saja, yaitu didapatkan dari biaya per jam x estimasi
waktu pekerjaan x total pekerja.
Total material bahan bangunan. Material merupakan komponen yang penting
dalam menentukan besarnya biaya suatu proyek, pada tahap pelaksanaan
konstruksi penggunaan material di lapangan sering terjadi sisa material yang
cukup besar disebabkan karena kurangnnya perencanaan dan pengendalian
yang tepat, sehingga upaya untuk meminimalisasi sisa material sangat penting
untuk diterapkan.
Biaya adalah batasan anggaran yang disediakan untuk pelaksanaan
proyek Ketiga batasan atau triple constraint (scope, time & cost) ini saling
berkaitan satu sama lain. Misalnya terjadi penambahan ruang lingkup proyek
maka akan menyebabkan bertambah panjangnya waktu pengerjaan proyek
27
yang pada akhirnya menyebabkan peningkatan biaya.Grand Total, yaitu
jumlah harga yang didapatkan dari penjumlahan total upah dengan total
material atau perkalian volume dengan total upah.
Mengacu pada penjelasan mengenai komponen item pekerjaan yang harus ada di
dalam RAB, ada lima langkah yang harus Penyedia barang/jasa perhatikan dalam
menyusun RAB. Berikut langkah-langkah yang harus diperhatikan dalam
menyusun Rencana Anggaran Biaya. :
Mempelajari Gambar Kerja Detail (DED) dan Rencana Kerja dan Syarat-
Syarat (RKS)
Sebelum menyusun RAB pengadaan jasa konstruksi seorang Quantity of
Surveyor tentunya harus mempelajari Gambar Kerja Detail (DED) yang
disediakan oleh Pemilik Proyek. Mempelajari DED bertujuan untuk mengetahui
item-item pekerjaan apa saja yang akan dikerjakan beserta tahapannya.
Kemudian, Penyedia menentukan metode apa yang tepat dan efisien untuk
digunakan dalam pekerjaan tersebut, tentunya dengan mempertimbangkan RKS
yang telah ditetapkan oleh Panitia. Pada akhirnya tujuan dari mempelajari DED
dan RKS ini untuk mendapatkan harga satuan yang murah dan efisien.
Jika sudah dinyatakan sebagai pemenang tender, DED ini nantinya juga bisa
digunakan untuk mengurus keperluan untuk pengajuan Izin Mendirikan Bangunan
(IMB) dan pembuatan Surat Perjanjian Kontrak Kerja (SPK).
28
Penggunaan DED pada RAB untuk proyek konstruksi diperlukan untuk
menentukan berbagai jenis pekerjaan, spesifikasi dan ukuran material bangunan.
Berbeda jika pelaksanaan proyek pengadaan barang, tidak dibutuhkan gambar
kerja detail. Dengan mempersiapkan DED pada pengadaan jasa konstruksi akan
memudahkan untuk menghitung volume pekerjaan.
Menyusun Item Pekerjaan dan Menghitung Volume Pekerjaan.
Tahapan yang selanjutnya dilakukan oleh Penyedia adalah menguraikan item-item
pekerjaan yang akan dikerjakan. Setelah semua item yang diperlukan didaftar
dengan baik, maka langkah selanjutnya adalah menghitung volume pekerjaan.
Penghitungan ini dilakukan dengan cara menghitung banyaknya volume pekerjaan
dalam satu satuan, misalkan per m2, m3, atau per unit. Volume pekerjaan
nantinya dikalikan dengan harga satuan pekerjaan, sehingga didapatkan jumlah
biaya pekerjaan.
29
dahulu tentukan Harga Satuan diluar keuntungan (H0). H0 ini dalam dunia
kontraktor sering disebut RAP.RAP yaitu rencana anggaran biaya proyek
pembangunan yang dibuat kontraktor untuk memperkirakan berapa sebenarnya
biaya sesungguhnya yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu kontrak kerja
proyek konstruksi. Jadi dari pengertian RAP tersebut bisa kita lihat bahwa selisih
antara RAP dan RAB merupakan gambaran awal untuk memperkirakan laba rugi
perusahaan kontraktor.
30