Anda di halaman 1dari 25

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1.1. Konsep Manajemen Proyek


Konsep manajemen konstruksi pada sistem informasi terdapat tiga faktor
hal yang perlu diperhatikan secara khusus yaitu : manusia, masalah dan proses.
Dalam menjalankan pekerjaan sistem informasi faktor manusia sangatlah berperan
penting suksesnya manajemen konstruksi. Pentignya faktor manusia dalam
manajemen konstruksi sebagai meningkatkan kesiapan organisasi perangkat lunak
(sistem informasi) dalam menyelesaikan masalah dengan melakukan kegiatan
menerima, memili, kinerja manajemen, pelatihan, konfensasi, pengembangan
karier, organisasi dan rancangan kerja serta pengembangan tim (Rangryany,2013).
Untuk mencapai prestasi pekerjaan itu sendiri, manajemen konstruksi
dapat dilihat dari beberapa aspek, yaitu: Manajemen konstruksi sebagai suatu
sistem atau metode konstruksi, dimulai dengan perencanaan, pengawasan, dan
pengadaan atau pelelangan serta pelaksanaannya. (Barrie, 1995).

1 Manajemen konstruksi adalah proses atau prosedur yang mendefinisikan proyek


dari sistem manajemen konstruksi, oleh karena itu proses dan prosedur perolehan,
pelaksanaan dan perencanaan, pengadaan dan pelaksanaan ditentukan bersama
oleh tim manajemen konstruksi dan pemilik. Tata cara perencanaan atau
pengolahan dan tata cara konsultan perencana ditetapkan oleh tim MK dan
pemilik secara bersama-sama untuk memperoleh hasil pelaksanaan yang terbaik
dari segi waktu, mutu dan biaya.

2. Manajemen konstruksi sebagai profesi dengan berkembangnya sistem


manajemen konstruksi adalah pengelolaan pekerjaan dan proses atau prosedur
mengelola pekerjaan, maka akan timbul dan berkembang perusahaan yang
bergerak dibidang jasa manajemen konstruksi (Barrie, 1995).

Manajemen Proyek adalah suatu penerapan ilmu pengetahuan, keahlian


dan juga ketrampilan, cara teknis yang terbaik serta dengan sumber data yang
terbatas untuk mencapai sasaran atau tujuan yang sudah ditentukan agar

6
mendapatkan hasil yang optimal dalam hal kinerja, waktu, mutu dan keselamatan
kerja. Semakin maju peradaban manusia, semakin cangih dan kompleks proyek
yang dikerjakan dengan melibatkan pengguna sumberdaya dalam bentuk tenaga
manusia, material dan dana yang jumlahnya bertambah besar. Diiringi pula
dengan semakin ketat kompetisi penyelenggaraan proyek untuk memenuhi
kebutuhan masyarakat sehingga dibutuhkan cara pengelolaan, metoda serta teknik
yang paling baik sehingga pengunaan sumber daya benar-benar efektif dan efisien
sehingga dibutuhkan manajemen proyek

Manajemen proyek adalah penerapan ilmu pengetahuan, keahlian,


keterampilan, dan cara teknis yang terbaik dengan sumber daya yang terbatas,
untuk mencapai sasaran dan tujuan yang telah ditentukan agar mendapatkan hasil
yang optimal dalam hal kinerja biaya, mutu, dan waktu, serta keselamatan kerja.

Input: Fungsi Manajemen Output :


Tujuan Proyek : Optimasi Kinerja
Sasaran Perencanaan Biaya
Informasi Pengorganisasian Mutu
Data serta sumber Pelaksanaan Waktu
Daya Pengendalian Safety / K3

Gambar 2.1 Proses manajemen proyek

Berdasarkan Gambar 2.1 dapat diuraikan bahwa proses manajemen proyek


dimulai dari kegiatan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan hingga
pengendalian yang didasarkan atas input-input seperti tujuan dan sasaran proyek,
informasi dan data yang digunakan, serta penggunaan sumber daya yang benar
dan sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan. Pada proses sesungguhnya,
pemimpin dengan wewenang yang ada dalam organisasi proyek mengelola dan
mengarahkan segala perangkat dan sumber daya yang ada dengan kondisi
terbatas, namun berusaha memperoleh pencapaian paling maksimal sesuai dengan
standar kinerja proyek dalam hal biaya, mutu, waktu, dan keselamatan kerja yang

7
telah ditetapkan sebelumnya (Husen 2010). Tujuan penerapan manajemen proyek
pada sebuah pembangunan adalah untuk mendapatkan metode atau cara teknis
yang paling baik agar sumber daya yang terbatas dapat diperoleh hasil maksimal
dalam hal kecepatan, penghematan, dan keselamatan kerja secara komperhensif.
Kegiatan-kegiatan pada proses manajemen proyek direncanakan dengan detail dan
akurat untuk mengurangi penyimpangan-penyimpangan sehingga didapatkan
produk akhir yang maksimal. Jika terdapat tindakan koreksi dalam proses
selanjutnya, diusahakan koreksi tersebut tidak terlalu banyak (Husen 2010).

Pada kegiatan pengelolaan suatu proyek, selalu dikaitkan dengan proses


pengambilan keputusan dari pengelola untuk mencapai suatu tujuan yang dapat
memenuhi prinsip-prinsip manajemen, sehingga dibutuhkan alokasi penggunaan
sumber daya yang dimiliki terlaksana secara efektif dan efesien. Manajemen
digunakan tanpa efisiensi didalam proses maka tujuan akan tercapai dengan
mahal, sedangkan tanpa efektifitas maka tujuan akan terlaksana tanpa mencapai
sasaran yang diharapkan. Manajemen didalam fungsinya bjuga digunakan dari
tingkat puncak (top manager), menengah (middle), hingga bawah (low manager)
agar proses kegiatan dapat berhasil secara terpadu (Mawengkang dan Widayat
1998).

1.2. Fungsi Manajemen Proyek

Fungsi manajemen proyek sebagai suatu proses, manajemen mengenal urutan


pelaksanaan yang logis, yang menggambarkan bahwa tindakan manajemen
diarahkan pada pencapaian sasaran yang telah ditetapkan karena penetapan tujuan
(sasaran) merupakan tindakan manajemen yang pertama, diikuti tindakan
perencanaan (planning), organisasi (organizing) dan koordinasi (coordinating),
pelaksanaan (actuating) dan pengawasan dan pengendalian (controlling) dengan
pemanfaatan sumber daya yang tersedia secara efisien dan efektif. (Dimyati &
Nurjaman, 2014)
Secara umum, fungsi manajemen dapat diuraikan sebagai berikut.
1. Fungsi perencanaan (planning) Pada umumnya perencanaan (planning)
berupa tindakan pengambilan keputusan yang mengandung data dan

8
informasi, ataupun fakta kegiatan yang akan dipilih dan akan dilakukan pada
masa mendatang. Tindakan perencanaan proyek meliputi:
a. Menetapkan tujuan dan sasaran proyek.
b. Menganalisis kendala dan risiko yang mungkin terjadi untuk seluruh proyek
ataupun perbagian dari rencana.
c. Menetapkan penggunaan sumber daya.
d. Menyusun rencana induk jangka panjang dan pendek.
e. Menyumbangkan strategi dan prosedur operasi.
f. Menyiapkan pendanaan serta standar kualitas yang diharapkan.
g. Menentukan metode dan aspek-aspek teknik yang diperlukan dalam
pekerjaan.
Manfaat fungsi perencanaan tersebut adalah sebagai alat pengawas ataupun
pengendali kegiatan, serta sarana untuk memilih dan menetapkan kegiatan yang
diperlukan. Secara fungsional, perencanaan dalam manajemen proyek, antara lain:
a. Menentukan sasaran proyek tersebut (sesuai dengan tahapan proyek).
b. Menentukan kendala dan kepentingan relatif dari tiap-tiap kendala.
c. Menentukan cara atau metode yang mungkin ada.
d. Sumber daya proyek yang tersedia. oTelaah kembali yang layak untuk
mencapai sasaran.
2. Fungsi Organisasi (Organizing) Pada umumnya fungsi organisasi adalah
mempersatukan kumpulan kegiatan manusia, yang mempunyai pekerjaan
masing-masing, saling berhubungan satu sama lain dengan tata cara
tertentu dan berinteraksi dengan lingkungannya dalam rangka mendukung
tercapainya tujuan. Untuk menjalankan fungsi organisasi, diperlukan
pengetahuan tentang berbagai tipe organisasi sehingga dapat dilakukan
analisis terhadap penerapan jenis organisasi yang sesuai dengan proyek
yang akan dijalankan. Tindakan organisasi, antara lain:
a. Menetapkan daftar penugasan.
b. Menyusun ruang lingkup kegiatan.
c. Menyusun struktur kegiatan.
d. Menyusun daftar personel organisasi beserta lingkup tugasnya.

9
Organisasi merupakan pedoman pelaksanaan fungsi, yang didalamnya
pembagian tugas dan hubungan tanggung jawab serta delegasi kewenangan
yang jelas. Fungsi pengorganisasian dan pengisian staf manajemen proyek
antara lain sebagai berikut.
a. Memperlihatkan tanggung jawab dan kewenangan yang jelas.
b. Beban kerja yang lebih merata.
c. Dapat diketahui kemampuan yang harus dimiliki.
d. Controlling penyalahgunaan wewenang adalah dengan sistem umpan
balik.
3. Fungsi pelaksanaan (actuating) Fungsi pelaksanaan adalah menyelaraskan
seluruh anggota organisasi dalam kegiatan pelaksanaan, serta
mengupayakan agar seluruh anggota organisasi dapat bekerja sama dalam
pencapaian tujuan bersama. Tindakan pelaksanaan itu, antara lain:
a. Mengorganisasikan pelaksanaan kegiatan.
b. Mendistribusikan tugas, wewenang dan tanggung jawab.
c. Memberikan pengarahan penugasan dan motivasi.
Fungsi pelaksanaan adalah menciptakan keseimbangan tugas, hak, dan
kewajiban masing-masing bagian dalam organisasi dan mendorong
tercapainya efisiensi serta kebersamaan dalam bekerja sama untuk tujuan
bersama.
4. Fungsi pengendalian (controlling) Fungsi pengendalian adalah mengukur
kualitas penampilan dan penganalisissan serta pengevaluasian penampilan
yang diikuti dengan tindakan perbaikan yang harus diambil terhadap
penyimpangan yang terjadi (di luar batas toleransi). Tindakan
pengendalian meliputi:
a. Mengukur kualitas hasil membandingkan hasil terhadap standar kualitas.
b. Mengevaluasi penyimpangan yang terjadi.
c. Memberikan saran-saran perbaikan.
d. Menyusun laporan kegiatan

10
Semua kegiatan proyek merupakan suatu siklus mekanisme manajemen yang
didasarkan atas tiga tahapan, yaitu perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Siklus
mekanisme manajemen tersebut merupakan proses terus menerus selama proyek
berjalan. Oleh karena itu pelaksanaan proyek berlangsung dalam suatu tata
hubungan kompleks yang selalu berubah-ubah disesuaikan dengan kondisi
mutakhir dengan memanfaatkan umpan balik dari hasil evaluasi. Keberhasilan
pelaksanaannya tergantung pada jabatan di berbagai jenjang manajemen. Siklus
mekanisme manajemen proyek tersebut ditunjukan pada gambar :

Perencanaan

Evaluasi Pelaksanaan

Gambar 2.2 Siklus Mekanisme Manajemen Proyek


Perencanaan merupakan salah satu fungsi vital dalam kegiatan manajemen
proyek. Oleh sebab itu, untuk mencapai tujuan proyek, manajemen harus
membuat Langkah-langkah proaktif dalam melakukan perencanaan yang
komprehensif agar sasaran dan tujuan dapat dicapai. Perencanaan dinyatakan baik
jika seluruh proses kegiatan yang ada didalamnya dapat di implementasikan
sesuai dengan sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan dengan tingkat
penyimpangan minimal serta hasil akhir yang maksimal (Husen 2010).

Secara umum, perencanaan adalah suatu tahapan dalam manajemen proyek


yang mencoba meletakkan dasar tujuan dan sasaran sekaligus menyiapkan segala
program teknis dan administratif agar dapat di implementasikan. Tujuan dari
perencanaan yaitu melakukan usaha untuk memenuhi persyaratan spesifikasi
proyek yang ditentukan dalam Batasan biaya, mutu, dan waktu ditambah dengan
terjaminnya faktor keselamatan (Husen 2010).

Produk dari perencanaan adalah dasar acuan bagi kegiatan selanjutnya,


seperti pelaksanaan dan pengendalian. Proses perencanaan harus dapat
mengantisipasi situasi proyek yang belum jelas dan penuh ketidakpastian. Hal ini

11
dikarenakan aspek utama proses perencanaan adalah peramalan yang bergantung
pada pengetahuan teknis dan subyektivitas perencana. Oleh sebab itu, pada
periode selanjutnya masih dibutuhkan penyempurnaan dan tindakan koreksi
sesuai dengan perkembangan kondisi proyek (Husen 2010).

1.3. Manajemen biaya

Mengelola biaya merupakan rangkaian proses yang merencanakan dan


mengendalikan biaya proyek agar proyek yang dikerjakan dapat sesuai dengan
anggaran yang telah ditetapkan. Manajemen biaya proyek yang baik akan menunjang
organisasi dalam mencapai tujuan bisnisnya. Masih tingginya tingkat kegagalan atas
biaya di proyek, menunjukkan kemampuan pengelolaan biaya yang masih lemah.
Bentuk kegagalan atas biaya seperti cost overrun atau kerugian proyek akan
berdampak secara langsung pada tidak tercapainya tujuan organisasi terutama dalam
mendapatkan keuntungan finansial. Di samping itu, cost overrun yang tinggi akan
menurunkan tingkat kelayakan proyek secara aktual. Perencanaan biaya yang baik
yang didukung oleh pengendalian biaya yang memadai, merupakan kunci sukses
utama dalam pengelolaan biaya proyek. Perencanaan biaya yang baik akan
menghasilkan suatu estimasi biaya dan anggaran proyek yang handal dan realistis yang
efektif untuk dijadikan acuan pelaksanaan. Pengendalian biaya yang memadai akan
mampu mendeteksi penyimpangan biaya seawal mungkin sehingga adanya
penyimpangan akan dapat segera ditindaklanjuti dengan tindakan-tindakan preventif
dan korektif yang efektif dalam mengatasi penyimpangan dan mitigasi potensi
penyimpangan lainnya. Setiap organisasi harus mengembangkan metodologi
pengelolaan biaya proyek yang efektif dari berbagai pengalaman dan lesson
learned pelaksanaan proyek. Biaya adalah suatu sumber daya yang dikeluarkan untuk
mencapai suatu sasaran yang bersifat khusus. Biaya biasanya diukur dengan satuan
uang seperti rupiah, dolar atau mata uang lainnya. Manajemen Biaya Proyek adalah
suatu proses atau kegiatan yang diperlukan untuk memastikan bahwa proyek akan
dapat diselesaikan dalam suatu anggaran yang telah disetujui. Berdasarkan fase-fase
proyek, penerapan manajemen biaya diterapkan pada fase Perencanaan dan selebihnya
pada fase Pengendalian. Kegiatan manajemen biaya proyek pada fase planning

12
meliputi : Perencanaan sumber daya, estimasi biaya dan anggaran biaya. Sedangkan
pada fase pengendalian kegiatannya adalah pengendalian biaya proyek. Sebuah proyek
tentunya ada perencanaan biaya yang harus di ploting secara detail, agar tujuan (profit)
jelas dan terukur. Meminimalisir loses atau kerugian dan meningkatkan efektifitas,
efisien , dan ekonomis suatu pekerjaan adalah hal yang harus dilakukan. Namun, harus
tetap memperhatikan kuantitas dan kualitas hasil proyek tersebut. Berikut uraian biaya
yang ada di proyek secara umum dilakukan di Indonesia.

a) Biaya langsung (direct cost)


Biaya langsung merupakan semua biaya yang langsung berhubungan
dengan pelaksanaan pekerjaan proyek konstruksi di lapangan. Biaya
langsung sendiri bisa dikelompokkan dalam beberapa jenis, yaitu :
1. Biaya Material
Biaya untuk pembelian bahan dan material yang dihitung dengan analisis
harga satuan. Dengan memperhatikan harga satuan, biaya ongkir, system
pembayaran, pajak dan lain sebagainya
2. Biaya Upah Buruh
Biaya untuk membayar upah atas pekerja yang diperhitungkan terhadap
satuan item mata pembayaran tertentu dan biasanya sudah memiliki
standar harga satuannya.
3. Biaya Peralatan atau Equipments (repair dan Maintenance)
Biaya terhadap peralatan untuk melaksanakan pekerjaan konstruksi.
Dalam perhitungan biaya ini pula perlu diperhatikan beberapa hal seperti
ongkos keluar masuk gudang, ongkos buruh pengopersi, dan biaya operasi
jika peralatan merupakan barang sewaan serta investasi, depresiasi,
reparasi, pemeliharaan, dan ongkos mobilisasi jika peralatan merupakan
barang tidak disewa.

b) Biaya tidak langsung (indirect cost)

Biaya tidak langsung (Indirect Cost) merupakan biaya proyek yang tidak
secara langsung berhubungan dengan konstruksi di lapangan dalam hal ini

13
tidak langsung bersentuhan dengan produksi dilapangan. Meskipun begitu,
biaya tidak langsung harus ada dan tidak bisa dilepaskan dari proyek yang
tengah berjalan. Biaya tidak langsung ini belum secara eksplisit dihitung
pada tiap proyek konstruksi tetapi perlu diperkirakan guna alokasi biaya di
luar pekerjaan konstruksi. Meliputi sebagai berikut.

1. Biaya tak terduga atau unexpected costs

Perlunya sebuah managemen risiko yang detail yang berhubungan dengan


biaya. Hal ini dapat di iput pada biaya yang disiapkan untuk kejadian-
kejadian yang mungkin terjadi ataupun mungkin tidak terjadi. Sebagai
contoh adalah jika terjadi banjir di lokasi proyek, tentu akan ada biaya
khusus untuk mengatasinya. Biaya tak terduga sendiri umumnya
diperkirakan antara 0,5 sampai 5% dari biaya total proyek. Hal-hal yang
termasuk dalam biaya tak terduga ini adalah

a. Akibat Kesalahan, seperti gambar kerja yang tidak lengkap atau


kontraktor yang salah dalam melakukan pekerjaan.

b. Ketidakpastian Subjektif, artinya ada interpretasi yang subjektif


terhadap sesuatu seperti penggunaan bahan tertentu yang diartikan berbeda
oleh pekerja.

c. Ketidakpastian Objektif, artinya ada ketidakpastian akan perlu tidaknya


suatu pekerjaan karena ditentukan oleh objek diluar kemampuan manusia.
Contohnya adalah pemasangan sheet pile untuk pondasi yang ditentukan
oleh tinggi rendahnya muka air tanah.

d. Variasi Efisiensi, yaitu ada tidaknya efisiensi dari sumber daya seperti
buruh, material, dan peralatan.

2. keuntungan atau profit

14
Hasil yang didapat dari pelaksanaan sebuah proyek. Keuntungan ini tidak
sama dengan gaji karena dalam keuntungan terkandung usaha, keahlian,
ditambah pula dengan adanya faktor risiko.

3. biaya overhead

Biaya tambahan yang tidak terkait langsung dengan proses berjalannya


proyek tetapi harus tetap dimasukkan ke dalam anggaran layaknya biaya
lain agar proyek dapat berjalan dengan baik. Diantaranya terbagi menjadi
2 item sebagai berikut ;

a. Overhead di Lapangan, meliputi fasilitas yang mendukuing kegiatan dilapangan


seperti, fasilitas sementara seperti gudang, kantor lapangan, pagar, penerangan,
transportasi, dan komunikasi, biaya bank, izin bangunan, peralatan habis pakai,
biaya untuk rapat lapangan, biaya pengukuran, serta biaya kualitas kontrol.
b. Overhead Kantor, hal yang berkaitan dengan kegiatan perkantoran seperti
listrik, sewa kantor dan fasilitasnya, gaji pegawai, izin usaha, referensi bank, dan
humas sosial masyarakat

Dalam sebuah proyek konstruksi tentunya ada beberapa hal juga yang harus
diperhatikan guna menyusun atau merencanakan biaya. Proyek akan senantiasa
dinilai keberhasilan dari berbagai aspek selain ketiga aspek diatas (biaya, waktu,
mutu) tentunya harus ada aspek lainnya yang mendukung keberhasilan suatu
proyek ;

1. Mempunya nilai tambah yang berbeda / khas

Dalam hal ini harus diperhatikan dalam metode, teknologi, proses pekerjaan dan
berbagai aspek lainnya, walaupun proyek kebanyakan adalah sama namun pasti
ada yang membuat pembeda dengan yang lain. Kegiatan yang sama persis (tidak
ada proyek yang identik, yang ada adalah proyek yang sejenis), proyek bersifat
sementara, dan selalu terlibat grup pekerja yang berbeda-beda.

2. Dibutuhkan sumber daya (resource)

15
Setiap proyek membutuhkan sumber daya baik manusia maupun alat bantu
lainnya seperti mesin, metode, dan material. Dalam kenyataannya,
mengorganisasikan pekerja lebih sulit dibandingkan dengan sumber daya lainnya.

3. Organisasi

Setiap organisasi mempunyai keragaman tujuan dimana didalamnya


terlibat sejumlah individu dengan keahlian yang bervariasi, perbedaan keterkaitan.

4. Sosial

Dalam suatu proyek tentunya ada aspek yang penting yang harus di atur dan
diperhatikan dimana tempat lokasi proyek tidak selalu di lokasi yang asing atau
jauh dari kehidupan bermasyarakat. Sering kali kadang adanya konflik eksternal
yang dibiarkan secara larut sehingga memengaruhi produktifitas proyek. Sehingga
harus ada perhatian khusus dalam pengatiran kehidupan sosial bermasyarakat di
proyek.

1.4. Manajemen waktu Proyek


Manajemen waktu proyek adalah tahapan mendefinisikan proses-proses
yang perlu dilakukan selama proyek berlangsung berkaitan dengan penjaminan
agar proyek dapat berjalan tepat waktu dengan tetap memperhatikan keterbatasan
biaya serta penjagaan kualitas produk atau servis dari proyek.
Tujuan utama manajemen waktu pada proyek adalah agar pelaksanaan proyek
sesuai lingkupnya dapat memenuhi target wakt proyek yang telah ditentukan.
Fokus manajemen waktu adalah membuat perencanaan jadwal proyek yang
handal dan optimum atas sumberdaya dan biaya serta pengendalian jadwal yang
mampu mengidentifikasi dini keterlambatan untuk penanganan yang efektif dan
efisien.
Manajemen waktu proyek dibutuhkan untuk mengatur agar penyelasaian proyek
sesuai waktu yang ditetapkan
• Kegiatan dalam manajemen waktu proyek meliputi:
• Penyusunan jadwal proyek
• Monitoring jadwal proyek

16
• Pengontrolan perubahan jadwal proyek
• Metode diagram balok (bar chart) dan analisis jaringan kerja (network analysis)
dapat digunakan untuk menyajikan perencanaan dan pengendalian, khususnya
jadwal kegiatan proyek secara sistematis dan analitis
Sebuah pernyataan secara grafis dari kegiatankegiatan yang diperlukan
dalam mencapai suatu tujuan akhir. Manfaat Menyusun urutan kegiatan proyek
yang memiliki sejumlah besar komponen dengan hubungan ketergantungan yang
kompleks. Membuat perkiraan jadwal proyek. Mengusahakan fluktuasi minimal
penggunaan sumber daya. Manajemen waktu pada dasarnya adalah suatu proses
yang berhubungan dengan pencapaian suatu tujuan tertentu maupun sasaran yang
sebelumnya telah ditentukan untuk bisa dicapai dalam suatu periode tertentu
dengan penggunaan sumber daya secara efisien ataupun dengan sistem berbasis
proyek dari HashMicro yang memadai. Manajemen waktu proyek yang baik akan
berdampak besar bagi kesuksesan proyek atas obyektif lainnya seperti biaya,
kualitas, sumber daya, dan kepuasan pelanggan. Orang yang meng-handle sebuah
projek adalah Project Manager (PM). Dengan sistem berbasis manajemen proyek
yang andal, dapat membantu menangani pekerjaan PM.
Sebagai seorang Project Manager (PM), Anda harus menyelesaikan
berbagai macam tugas. Tugas tersebut berupa mengelola beban kerja tim,
berkomunikasi dengan para stakeholders, menyelaraskan tujuan dengan klien, dan
seterusnya. Oleh karena itu, kemampuan manajemen waktu proyek yang baik
sangat dibutuhkan. Seorang Project Manager (PM) dapat menggunakan software
manajemen proyek otomatis sebagai sistem yang mampu mengelola proyek secara
otomatis.Hal ini dapat mempermudah pekerjaan seorang Project Manager dalam
mengelola proyeknya. Dengan sistem berbasis proyek terbaik Anda dapat
mengelola proyek secara efesien, memproses informasi dengan mudah, dan
memaksimalkan penyerapan biaya agar proyek selesai sesuai dengan biaya. Anda
juga dapat mengetahui gambaran harga software tersebut melalui skema kalkulasi
harga Software. Oleh karena itu, berikut ini penjelasan lebih lanjut mengenai
manajemen waktu proyek. Manajemen waktu proyek adalah sebuah strategi yang
mengatur bagaimana kita memanfaatkan waktu yang terbatas untuk mencapai

17
tujuan melalui pembagian tugastugas. Tujuannya manajemen waktu adalah untuk
meningkatkan efektivitas, efisiensi, dan produktivitas. Bagaimana cara mengatur
jalannya sebuah proyek sambil memperhatikan aspek lain seperti budget? Berikut
kami rangkum tips mengelola waktu untuk Project Manager. Kesuksesan sebuah
proyek dapat dilihat dari kualitas perencanaannya. Semakin matang rencana kerja,
semakin tinggi pula tingkat keberhasilan dan efisiensi anggaran. Perencanaan ini
dapat Anda kerjakan sesederhana mungkin seperti mencatat apa-apa saja yang
harus dicapai dan ingin dicapai. Sehingga, Anda dapat mempermudah pekerjaan
dan menghemat biaya anggaran untk rencana tersebut.cakupan kerja cukup luas
dan ada banyak stakeholder yang terlibat, PM perlu menetapkan alur komunikasi
yang jelas. PM dapat menggunakan software manajemen proyek untuk
memudahkan pengelolaan proyek Anda.Software Manajemen Proyek adalah
solusi yang dapat diandalkan. Semua orang di tim dapat berbagi update terkini
mengenai proyek mereka dalam satu platform yang sama. Berbagai macam
dokumendapat Anda akses secara real-time. Dengan demikian, sebelum
melanjutkan tugas individu, seluruh anggota tim dapat merujuk Rapat dengan tim
Anda sangat penting untuk menyelaraskan pemikiran dan rencana, atau untuk
menyelesaikan sebuah masalah. Tapi rapat juga merupakan salah satu aktivitas
yang memakan waktu, apalagi jika Anda gunakan untuk menyampaikan update
kerja per individu.Untuk menyiasatinya, Anda dapat menyusun tujuan rapat
sebelum memulainya dan menentukan lama rapat untuk menghargai waktu orang
lain. Dengan sistem, Anda dapat mengikuti update dari setiap tim sebelum rapat
Anda mulai sehingga waktu rapat betul-betul Anda gunakan untuk pembahasan
yang penting.Anda dapat menggunakan sebuah sistem yang dapat membantu
dalam mengelola kehadirankaryawan, proses reimbursement, dan kegiatan
operasional lainnya.
Manajemen waktu pada dasarnya adalah suatu proses yang berhubungan dengan
pencapaian suatu tujuan tertentu maupun sasaran yang sebelumnya telah
ditentukan untuk bisa dicapai dalam suatu periode tertentu dengan penggunaan
sumber daya secara efektif dan efisien. Manajemen waktu proyek yang baik akan

18
berdampak besar bagi kesuksesan proyek atas obyektif lainnya seperti biaya,
kualitas, sumber daya, dan kepuasan pelanggan.
Obyek waktu yang dikelola memiliki karakteristik khusus, yakni waktu akan terus
berjalan apapun yang terjadi dan tidak akan pernah bisa untuk dikembalikan
dengan cara apapun. Keterlambatan waktu akan bermakna lebih dari sekedar
kehilangan waktu. Hal ini karena keterlambatan akan berdampak pada perlunya
percepatan yang membutuhkan biaya lebih mahal dan potensi penurunan tingkat
kualitas. Keterlambatan juga akan menyebabkan potensi hilangnya kesempatan
pendapatan (revenue opportunity) dan penurunan kredibilitas organisasi terhadap
konsumen atau klien yang akan berujung pada brand image perusahaan tersebut.
Elemen waktu pada akhirnya merupakan elemen proyek yang sangat bernilai bagi
organisasi.
Dalam manajemen waktu proyek terdapat suatu konsep penting
dalam schedulling yaitu konsep elemen aktivitas. Aktivitas merupakan hal-hal
yang harus dilakukan untuk menghasilkan suatu produk barang atau jasa atau
hasil tertentu dari proyek. Aktivitas dirinci dari elemen WBS yang terkecil.
Konsep ini sangat kritis karena dalam aktivitas akan diberikan berbagai data-data
rinci waktu dan biaya proyek, seperti :
 Volume produk barang atau jasa atau hasil, termasuk metode pengukuran
volumenya.
 Jenis dan jumlah sumber daya yang diperlukan pada tiap aktivitas.
 Harga satuan aktivitas yang dihitung berdasarkan biaya satuan sumber daya
dan tingkat produktifitasnya.
 Ketergantungan suatu aktivitas dengan aktivitas lainnya.
 Durasi pelaksanaan aktivitas.
 Risiko dan peluang beserta perkiraan nilainya.
Tujuan utama manajemen waktu pada proyek adalah agar pelaksanaan proyek
sesuai lingkupnya dapat memenuhi target waktu proyek yang telah ditentukan.
Fokus manajemen waktu adalah membuat perencanaan jadwal proyek yang
handal dan optimum atas sumber daya dan biaya serta pengendalian jadwal yang

19
mampu mengidentifikasi dini keterlambatan untuk penanganan yang efektif dan
efisien.
1.5. Perkerasan Jalan

Perkerasan jalan raya adalah bagian jalan raya yang diperkeras dengan lapis
konstruksi tertentu, yang memiliki ketebalan, kekuatan, dan kekakuan, serta
kestabilan tertentu agar mampu menyalurkan beban lalu lintas diatasnya ke tanah
dasar secara aman.

Perkerasan jalan merupakan lapisan perkerasan yang terletak di antara lapisan


tanah dasar dan roda kendaraan, yang berfungsi memberikan pelayanan kepada
sarana transportasi, dan selama masa pelayanannya diharapkan tidak terjadi
kerusakan yang berarti.

A. Jenis Konstruksi Perkerasan


Menurut Sukirman (1992) berdasarkan bahan pengikatnya, konstruksi
perkerasan jalan dapat dibedakan atas hal berikut.
1. Perkerasan kaku
Perkerasan kaku atau perkerasan beton semen adalah suatu konstruksi
(perkerasan) dengan bahan baku agregat dan menggunakan semen sebagai
bahan ikatnya. Pelat beton dengan atau tanpa tulangan diletakkan di atas
tanah dasar dengan atau tanpa lapis pondasi bawah. Pada perkerasan kaku
daya dukung perkerasan terutama diperoleh dari pelat beton.

2. Perkerasan Lentur

Perkerasan lentur terdiri dari lapisan-lapisan yang diletakkan di atas tanah


dasar yang telah dipampatkan dan menggunakan aspal sebagai bahan
ikatnya. Lapisan-lapisan tersebut berfungsi untuk menerima beban lalu-
lintas dan menyebarkan ke lapisan di bawahnya.

3. Perkerasan komposit

20
Perkerasan komposit adalah kombinasi antara perkerasan kaku dengan
perkerasan lentur. Perkerasan lentur di atas perkerasan kaku, atau
perkerasan kaku di atas perkerasan lentur.

B. Fungsi Lapis Perkerasan


Supaya perkerasan mempunyai daya dukung dan keawetan yang memadai,
tetapi tetap ekonomis, maka perkerasan jalan raya dibuat berlapis-lapis. Lapis
paling atas disebut sebagai lapis permukaan, merupakan lapisan yang paling
baik mutunya. Di bawahnya terdapat lapis pondasi, yang diletakkan di atas
tanah dasar yang telah dipadatkan (Suprapto, 2004).

1. Lapis Permukaan (LP)


Lapis permukaan adalah bagian perkerasan yang paling atas. Fungsi lapis
permukaan dapat meliputi:
a. Struktural :
Ikut mendukung dan menyebarkan beban kendaraan yang diterima oleh
perkerasan, baik beban vertikal maupun beban horizontal (gaya geser).
Untuk hal ini persyaratan yang dituntut adalah kuat, kokoh, dan stabil.
b. Non Struktural, dalam hal ini mencakup :
1) Lapis kedap air, mencegah masuknya air ke dalam lapisan perkerasan
yang ada di bawahnya.
2) Menyediakan permukaan yang tetap rata, agar kendaraan dapat
berjalan dan memperoleh kenyamanan yang cukup.
3) Membentuk permukaan yang tidak licin, sehingga tersedia koefisien
gerak (skid resistance) yang cukup untuk menjamin tersedianya
keamanan lalu lintas.
4) Sebagai lapisan aus, yaitu lapis yang dapat aus yang selanjutnya dapat
diganti lagi dengan yang baru.

Lapis permukaan itu sendiri masih bisa dibagi lagi menjadi dua lapisan lagi,
yaitu:
1) Lapis Aus (Wearing Course)

21
Lapis aus (wearing course) merupakan bagian dari lapis permukaan yang
terletak di atas lapis antara (binder course). Fungsi dari lapis aus adalah :
a) Mengamankan perkerasan dari pengaruh air.
b) Menyediakan permukaan yang halus.
c) Menyediakan permukaan yang kesat.
2) Lapis Antara (Binder Course)
Lapis antara (binder course) merupakan bagian dari lapis permukaan
yang terletak di antara lapis pondasi atas (base course) dengan lapis aus
(wearing course). Fungsi dari lapis antara adalah :
a) Mengurangi tegangan.
b) Menahan beban paling tinggi akibat beban lalu lintas sehingga harus
mempunyai kekuatan yang cukup.

2. Lapis Pondasi Atas (LPA) atau Base Course


Lapis pondasi atas adalah bagian dari perkerasan yang terletak antara lapis
permukaan dan lapis pondasi bawah atau dengan tanah apabila tidak
menggunakan lapis pondasi bawah. Fungsi lapis ini adalah :
a. Lapis pendukung bagi lapis permukaan.
b. Pemikul beban horizontal dan vertikal.
c. Lapis perkerasan bagi pondasi bawah.

3. Lapis Pondasi Bawah (LPB) atau Subbase Course


Lapis Pondasi Bawah adalah bagian perkerasan yang terletak antara lapis
pondasi dan tanah dasar. Fungsi lapis ini adalah :
a. Penyebar beban roda.
b. Lapis peresapan.
c. Lapis pencegah masuknya tanah dasar ke lapis pondasi.
d. Lapis pertama pada pembuatan perkerasan.

4. Tanah Dasar (TD) atau Subgrade


Tanah dasar (subgrade) adalah permukaan tanah semula, permukaan tanah
galian atau permukaan tanah timbunan yang dipadatkan dan merupakan

22
permukaan tanah dasar untuk perletakan bagian-bagian perkerasan lainnya.
(Fakhrul).
1.6. Perkerasan Lentur (Flexible Pavement)

Perkerasan yang menggunakan aspal sebagai bahan pengikatnya sehingga


mempunyai sifat lentur dan lapisan-lapisan perkerasannya bersifat memikul serta
menyebarkan beban lalu lintas ketanah dasar. Menurut Departemen Pekerjaan Umum
(2002) yang dimaksud dengan perkerasan lentur (flexible pavement) adalah perkerasan
yang umumnya menggunakan material campuran beraspal sebagai lapis permukaan
serta bahan berbutir sebagai lapisan dibawahnya. Sehinggal lapisan permukaan
tersebut mempunyai flexibilitas/kelenturan yang dapat menciptakan kenyamanan
kendaraan dalam melintas di atasnya. Setruktur perkerasan lentur dibuat secara
berlapis terdiri dari lapisan pondasi bawah (sub-base course), lapis pondasi (base
course), lapis permukaan (surface course) yang dihampar pada tanah dasar (sub grade)
masing-masing lapisan diatas termasuk tanah dasar secara bersama-sama akan
memikul beban lalu-lintas. Tebal struktur perkerasan dibuat sedemikian rupa sampai
batas kemampuan tanah dasar memikul beban lalu-lintas, atau dapat dikatakan tebal
struktur perkerasan sangat tergantung pada kondisi atau daya dukung tanah dasar.

Gambar 2.3 Perkerasan Lentur

a. Lapis pondasi bawah Lapis pondasi bawah (Sub-base) adalah bagian dari
lapisan lentur yang terletak antara lapis tanah dasar dan lapis pondasi atas.
Biasanya terdiri atas lapisan dari material berbutir (granular material) yang

23
dipadatkan, distabilisasi atau tidak, atau lapisan tanah yang distabilisasi. Fungsi
lapis pondasi bawah sebagai berikut :

1) Sebagai bagian dari konstruksi perkerasan untuk mendukung dan


menyebarkan beban roda.

2) Mencapai efisiensi penggunaan material yang relatif murah agarlapisan-


lapisan diatasnya dapat dikurangi ketebalannya (penghematan biaya
konstruksi).

3) Untuk mencegah tanah dasar masuk kedalam lapis pondasi.

4) Sebagai lapis pertama agar pelaksanaan dapat berjalan lancar.

b. Lapis pondasi Lapis pondasi (base course) adalah bagian dari struktur
perkerasan lentur yang terletak langsung dibawah lapis permukaan, Lapis pondasi
dibangun diatas lapis pondasi bawah, atau jika tidak menggunakan lapis pondasi
bawah, langsung di atas tanah dasar. Fungsi lapis pondasi antara lain:

1) Sebagai bagian konstruksi perkerasan yang menahan beban roda.

2) Sebagai perletakan terhadap lapis permukaan.

c. Lapis permukaan Lapis permukaan (surface course) struktur pekerasan lentur


terdiri atas campuran mineral agregat dan bahan pengikat yang ditempatkan
sebagai lapisan paling atas dan biasanya terletak di atas lapis pondasi. Fungsi lapis
permukaan antara lain :

1) Sebagai bagian perkerasan untuk menahan beban roda.

2) Sebagai lapisan tidak tembus air untuk melindungi badan jalan dari
kerusakan akibat cuaca.

3) Sebagai lapisan aus (wearing course)

1.7. Perkerasan Kaku (Rigid Pavement)

Perkerasan beton semen merupakan perkerasan yang menggunakan semen sebagai


bahan ikat sehingga mempunyai tingkat kekakuan yang relatif cukup tinggi khususnya

24
bila dibandingkan dengan perkerasan aspal, karenanya dikenal dan disebut sebagai
perkerasan kaku atau rigid pavement. Perkerasan beton semen dapat dibedakan
menjadi 4 jenis: a. Perkerasan beton semen bersambung tanpa tulangan b. Perkerasan
beton semen bersambung dengan tulangan c. Perkerasan beton semen menerus dengan
tulangan d. Perkerasan beton semen pra-tegang Perkerasan beton semen adalah
struktur yang terdiri atas pelat beton semen yang bersambung (tidak menerus) tanpa
atau dengan tulangan, atau menerus dengan tulangan, terletak di atas lapis pondasi
bawah atau tanah dasar, tanpa atau dengan lapis permukaan beraspal. Gambar 2.
Tipikal Struktur Perkerasan

Gambar 2.4 Perkerasan Kaku

a. Pondasi Bawah Pondasi bawah (Sub-base) adalah satu lapis pada konstruksi
perkerasan kaku yang terletak antara tanah dasar dan plat beton semen mutu
tinggi. Pada umumnya fungsi dari sub-base tidak terlalu struktural dalam arti kata
keberadaannya tidak dimaksudkan untuk menyumbangkan nilai structural (tebal
konstruksi) perkerasan beton semen (diabaikan). Fungsi pondasi pada perkerasan
kaku mempunyai fungsi utama sebagai lantai kerja yang rata, disamping fungsi
lain sebagai berikut :

1) Mengendalikan kembang susut tanah dasar.

2) Mencegah intrusi dan pemompaan pada sambungan retakan dan tepitepi


plat.

25
3) Memberikan dukungan yang mantap dan seragam pada plat. Permukaan
sub-base yang tidak rata, akan menyebabkan ketidak rataan plat beton yang
dapat memicu timbulnya keretakan plat.

b. Pelat Beton Pelat beton terbuat dari beton semen mempunyai mutu tinggi, yang
dicor setempat diatas pondasi bawah. Lapis perkerasan beton ini sebagai
konstruksi utama dari konstruksi perkerasan beton semen. Beban lalu-lintas
sebagian besar dipikul oleh plat beton itu sendiri, lapis pondasi bawah digunakan
di bawah plat beton karena beberapa pertimbangan, yaitu antara lain untuk
menghindari terjadinya pumping, kendali terhadap sistem drainasi, kendali
terhadap kembang-susut yang terjadi pada tanah dasar dan untuk menyediakan
lantai kerja (working platform) untuk pekerjaan konstruksi.

1.8. Rencana Anggaran Biaya (RAB)

Membuat Rencana Anggaran Biaya (RAB) artinya membuat perkiraan biaya yang
akan dikeluarkan untuk melaksanakan proyek. Dalam sebuah tender pengadaan
barang/jasa, RAB salah satu bagian dari dokumen yang harus dipersiapkan. Nantinya
RAB tersebut dijadikan sebagai dasar bagaimana kontraktor memberikan nilai
penawarannya. RAB yang disajikan dalam sebuah tender pengadaan barang/jasa sudah
termasuk pajak, iuran BPJS Ketenaga Kerjaaan, provit dan over head.
Sebelum pelaksanaan proyek, penyusunan RAB merupakan hal yang paling
penting. Sesuai dengan istilahnya, RAB memiliki fungsi sebagai acuan dasar
perencanaan pelaksanaan proyek, mulai dari pemilihan Penyedia, pemilihan bahan
material, sampai pengawasan tender agar berjalan sesuai dengan rancangan dan
kesepakatan awal/kontrak. Pelaksanaan proyek tanpa menggunakan RAB akan
mengakibatkan pembengkakan biaya dikarenakan pembelian bahan material bangunan
yang tidak sesuai dengan volume pekerjaan, upah pekerja yang tidak terkontrol,
pengadaan peralatan/barang yang tidak sesuai dengan spesifikasi, dan berbagai
dampak lainnya.Tentunya tidak mau kan hal tersebut di atas terjadi? Maka membuat
RAB merupakan hal yang wajib di dalam perencanaan/persiapan proyek.

26
RAB memiliki beberapa komponen di dalamnya. Berikut di bawah ini item rincian
yang harus ada dalam RAB:
 Uraian pekerjaan. Jika pekerjaan konstruksi biasanya terdapat sub jenis
pekerjaan misalnya pekerjaan persiapan, galian, urugan dan pekerjaan
pondasi beton.
 Volume pekerjaan (Unit). Jika di dalam pengadaan barang biasanya digunakan
satuan unit. Sedangkan untuk pekerjaan konstruksi kebanyakan dihitung
dalam satuan meter persegi (m2), meter kubik (m3), atau unit.
 Harga satuan. Jika pengadaan barang cukup mengalikan harga satuan dengan
unit barang sehingga ditemukan biaya, belanja, modal.Sedangkan untuk
pekerjaan konstruksi dipisah menjadi dua bagian, yaitu harga jasa atau harga
jasa berikut materialnya. Kemudian, kalikan volume pekerjaan dengan harga
satuan pekerjaan.
 Tenaga Kerja merupakan salah satu unsur penting dalam pelaksanaan suatu
proyek karena pengaruhnya yang cukup besar terhadap biaya dan waktu
penyelesaian suatu pekerjaan proyek. Namun perlu diperhatikan juga bahwa
manusia merupakan sumber daya yang komplek dan sulit diprediksi sehingga
diperlukan adanya usaha dan pemikiran lebih mendalam dalam pengelolaan
tenaga kerja. Total upah pekerja. Upah pekerja ini umumnya hanya untuk
pekerjaan jasa konstruksi saja, yaitu didapatkan dari biaya per jam x estimasi
waktu pekerjaan x total pekerja.
 Total material bahan bangunan. Material merupakan komponen yang penting
dalam menentukan besarnya biaya suatu proyek, pada tahap pelaksanaan
konstruksi penggunaan material di lapangan sering terjadi sisa material yang
cukup besar disebabkan karena kurangnnya perencanaan dan pengendalian
yang tepat, sehingga upaya untuk meminimalisasi sisa material sangat penting
untuk diterapkan.
 Biaya adalah batasan anggaran yang disediakan untuk pelaksanaan
proyek Ketiga batasan atau triple constraint (scope, time & cost) ini saling
berkaitan satu sama lain. Misalnya terjadi penambahan ruang lingkup proyek
maka akan menyebabkan bertambah panjangnya waktu pengerjaan proyek

27
yang pada akhirnya menyebabkan peningkatan biaya.Grand Total, yaitu
jumlah harga yang didapatkan dari penjumlahan total upah dengan total
material atau perkalian volume dengan total upah.

Menyusun RAB memang susah-susah gampang. Dikatakan mudah karena


pembuatan RAB sebenarnya hanya merupakan perkalian antara volume pekerjaan
dengan harga satuan pekerjaan. Dikatakan sulit karena ada jenis pekerjaan
(misalkan jasa konstruksi) yang mengharuskan untuk mendaftar item
pekerjaan/sub jenis pekerjaan meliputi upah pekerja, bahan material dan sewa alat
untuk disertakan di dalam RAB. Oleh karena itu, dalam pembuatan RAB
diperlukan ketelitian dalam pembuatannya.

Mengacu pada penjelasan mengenai komponen item pekerjaan yang harus ada di
dalam RAB, ada lima langkah yang harus Penyedia barang/jasa perhatikan dalam
menyusun RAB. Berikut langkah-langkah yang harus diperhatikan dalam
menyusun Rencana Anggaran Biaya. :
 Mempelajari Gambar Kerja Detail (DED) dan Rencana Kerja dan Syarat-
Syarat (RKS)
Sebelum menyusun RAB pengadaan jasa konstruksi seorang Quantity of
Surveyor tentunya harus mempelajari Gambar Kerja Detail (DED) yang
disediakan oleh Pemilik Proyek. Mempelajari DED bertujuan untuk mengetahui
item-item pekerjaan apa saja yang akan dikerjakan beserta tahapannya.

Kemudian, Penyedia menentukan metode apa yang tepat dan efisien untuk
digunakan dalam pekerjaan tersebut, tentunya dengan mempertimbangkan RKS
yang telah ditetapkan oleh Panitia. Pada akhirnya tujuan dari mempelajari DED
dan RKS ini untuk mendapatkan harga satuan yang murah dan efisien.

Jika sudah dinyatakan sebagai pemenang tender, DED ini nantinya juga bisa
digunakan untuk mengurus keperluan untuk pengajuan Izin Mendirikan Bangunan
(IMB) dan pembuatan Surat Perjanjian Kontrak Kerja (SPK).

28
Penggunaan DED pada RAB untuk proyek konstruksi diperlukan untuk
menentukan berbagai jenis pekerjaan, spesifikasi dan ukuran material bangunan.
Berbeda jika pelaksanaan proyek pengadaan barang, tidak dibutuhkan gambar
kerja detail. Dengan mempersiapkan DED pada pengadaan jasa konstruksi akan
memudahkan untuk menghitung volume pekerjaan.
 Menyusun Item Pekerjaan dan Menghitung Volume Pekerjaan.
Tahapan yang selanjutnya dilakukan oleh Penyedia adalah menguraikan item-item
pekerjaan yang akan dikerjakan. Setelah semua item yang diperlukan didaftar
dengan baik, maka langkah selanjutnya adalah menghitung volume pekerjaan.
Penghitungan ini dilakukan dengan cara menghitung banyaknya volume pekerjaan
dalam satu satuan, misalkan per m2, m3, atau per unit. Volume pekerjaan
nantinya dikalikan dengan harga satuan pekerjaan, sehingga didapatkan jumlah
biaya pekerjaan.

Setelah item pekerjan diuraikan, barulah dihitung volume masing-masing item


pekerjaan.
Uraian pekerjaan disajikan dalam bentuk pokok-pokok pekerjaan yang
menjelaskan mengenai lingkup besar pekerjaan.
 Membuat dan Menentukan Daftar Harga Satuan Pekerjaan (H1)
Untuk pekerjaan konstruksi, harga satuan pekerjaan dapat dipisahkan menjadi
harga upah, material dan alat. Harga satuan pekerjaan merupakan item yang harus
hati-hati dalam menentukannya, karena dalam tahapan ini seorang Quantity of
Surveyor harus mempertimbangkan banyak faktor.

Dalam menentukan harga satuan diperlukan penggunaan Harga Satuan Pokok


Kegiatan (HSPK). Jika semua penyedia jasa menggunakan HSPK yang
dikeluarkan oleh Pemerintah Daerah maupun Pusat akan terjadi penawaran harga
yang sama.Sementara itu untuk sebuah tender yang dilelang melalui situs LPSE,
penyedia jasa cukup mengisi harga satuan karena item pekerjaan dan volume
pekerjaan sudah disiapkan oleh Pemilik Kerja. Sebelum menentukan H1 terlebih

29
dahulu tentukan Harga Satuan diluar keuntungan (H0). H0 ini dalam dunia
kontraktor sering disebut RAP.RAP yaitu rencana anggaran biaya proyek
pembangunan yang dibuat kontraktor untuk memperkirakan berapa sebenarnya
biaya sesungguhnya yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu kontrak kerja
proyek konstruksi. Jadi dari pengertian RAP tersebut bisa kita lihat bahwa selisih
antara RAP dan RAB merupakan gambaran awal untuk memperkirakan laba rugi
perusahaan kontraktor.

Beberapa faktor yang harus dipertimbangkan dalam menentukan H0 adalah

 Biaya Asuransi Ketenagakerjaan dan Perlengkapan K3. Jika tidak


ada biaya asuransi ketenagakerjaan dan perlengkapan K3, maka
biaya-biaya tersebut dimasukkan kedalam setiap Harga Satuan.
 Pastikan mendapatkan harga bahan material, sewa alat dan jasa
aplikasi langsung lainnya dari supplier atau subcontractor dengan
ketentuan harga sudah termasuk PPN dan PPh serta berapa besar
diskon yang diberikan.
 Biaya tidak langsung (Overhead) merupakan biaya lain-lain yang
tidak tertera dalam RAB, seperti gaji staff, biaya transprotasi staff,
mesh karyawan, pembelian barang kecil-kecilan misal jajanan
untuk rapat, air minum karyawan proyek, alat tulis kantor dll.

30

Anda mungkin juga menyukai