Anda di halaman 1dari 34

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.

id

LAPORAN KERJA PRAKTEK


PROYEK PEMBANGUNAN

SPILLWAY BENDUNGAN TUGU

BAB 3

MANAJEMEN
PROYEK
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Laporan Kuliah Magang 2020
Proyek Pembangunan Spillway Bendungan Tugu BAB 3
Kabupaten Trenggalek Manajemen Proyek

BAB 3

MANAJEMEN PROYEK

3.1 Uraian Umum

Proyek pembangunan merupakan suatu rangkaian kegiatan yang dilaksanakan


secara sistematis dan terkoordinasi, mulai dari perencanaan, pelaksanaan, dan
pemeliharaan. Sedangkan manajemen proyek merupakan penerapan fungsi dari
pengelolaan manajemen suatu proyek dengan maksud menggunakan sumber daya
yang ada secara efektif dan efisien, agar tercapai tujuan secara optimal. Tujuan yang
diharapkan mampu tercapai dalam ukuran keberhasilan proyek sesuai dengan
pelaksanaan manajemen proyek antara lain:
 Tepat waktu (time)
 Tepat biaya (cost)
 Tepat mutu (quality)
 Tepat kuantitas pekerjaan (quantity)
 Tepat keselamatan kerja (safety)
 Tepat lingkungan (green construction)

Unsur-unsur yang dikelola dalam sebuah proyek konstruksi, antara lain:


1) Man (tenaga ahli dan tenaga tidak ahli atau tenaga kerja)
2) Money (uang)
3) Material (bahan konstruksi)
4) Machine (alat konstruksi)
5) Method (metode pelaksanaan)

Manajemen merupakan ilmu pengetahuan yang digunakan untuk memperoleh suatu


hasil, dalam rangka mencapai tujuan dengan metode atau teknik secara sistematik
melalui kegiatan sekelompok orang, untuk memanfaatkan sumber daya yang ada
secara efektif dan efisien melalui kegiatan perencanaan (planning),
pengorganisasian (organizing), pelaksanaan pekerjaan (actuating), pengawasan
pekerjaan (controlling), evaluasi (evaluating), dan pemeliharaan (maintenance).

Fadli Wahyu Susanto


I 0117046
11
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Laporan Kuliah Magang 2020
Proyek Pembangunan Spillway Bendungan Tugu BAB 3
Kabupaten Trenggalek Manajemen Proyek

Manajemen proyek merupakan usaha untuk mengelola dan mengorganisasi sumber


daya selama masa pelaksanaan pekerjaan proyek, agar terwujud sasaran proyek
sesuai dengan rencana kerja yang telah ditentukan.
Kegiatan-kegiatan dalam manajemen antara lain:
1) Perencanaan (planning)
Perencanaan yaitu pekerjaan awal berupa pemikiran mengenai rencana kerja
sebelum kegiatan dilaksanakan. Kegiatan perencanaan meliputi antara lain:
a. Penentuan strategi, kebijakan proyek, program kerja, prosedur
pelaksanaan, metode dan sistem kerja, kalkulasi anggaran, jadwal atau
schedule pelaksanaan, serta standar kerja yang menjadi acuan untuk
mencapai target dan tujuan pekerjaan.
b. Penyusunan rencana induk kerja jangka panjang dan jangka pendek.
c. Persiapan sumber pendanaan awal.
d. Manfaat dan fungsi perencanaan sebagai cara pengawasan maupun
pengendalian kegiatan pelaksanaan kerja dan pedoman yang akan
dilaksanakan selama pelaksanaan pekerjaan proyek.
2) Pengorganisasian (organizing)
Pengorganisasian yaitu kegiatan yang dilakukan setelah ditetapkannya
perencanaan awal dan penyusunan kebijakan kerja, meliputi kegiatan
merancang dan mengembangkan sekelompok orang dalam suatu organisasi
kerja yang diharapkan akan dapat melaksanakan rencana kerja yang telah
dirancang dan ditetapkan. Dimana sumber daya manusia yang terdiri dari
berbagai latar belakang ilmu, yang terorganisir dan terkoordinir dalam lingkup
kerja tertentu yang melaksanakan tugas dengan cara tertentu untuk mencapai
tujuan bersama. Kegiatan pengorganisasian antara lain:
a. Penentuan dan pembagian kerja sumber daya manusia untuk mencapai
tujuan kerja organisasi
b. Perancangan dan pembentukan suatu organisasi kerja dari sekelompok
sumber daya manusia yang akan menentukan keberhasilan program kerja
c. Penentuan struktur organisasi kerja proyek agar jelas batasan lingkup kerja
dan tanggung jawab dari masing-masing bagian kerja
d. Pengkoordinasian antar pekerja agar terjadi kesinambungan kerja
Fadli Wahyu Susanto
I 0117046
12
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Laporan Kuliah Magang 2020
Proyek Pembangunan Spillway Bendungan Tugu BAB 3
Kabupaten Trenggalek Manajemen Proyek

e. Penugasan masing-masing tanggung jawab kerja dan kewenangan kerja


sesuai dengan hak dan kewajiban masing-masing.
3) Pelaksanaan pekerjaan (actuating)
Pelaksanaan pekerjaan berupa tindakan dari seluruh pelaku stakeholder dan
pemangku kepentingan untuk mencapai tujuan kerja yang telah ditetapkan.
Pelaksanaan pekerjaan itu antara lain:
a. Pendistribusian tugas, wewenang, dan tanggung jawab pekerjaan
b. Pengarahan serta penugasan masing-masing bagian agar tidak tejadi over
lap pekerjaan
c. Pembagian pekerjaan ke dalam unit-unit kerja agar proses pekerjaan bias
berjalan lebih maksimal.
Manfaat dari fungsi pelaksanaan pekerjaan ini adalah agar tercipta
keseimbangan tugas, wewenang, dan tanggung jawab masing-masing bagian
dalam organisasi kerja dan untuk mendorong terciptanya efisiensi serta
kebersamaan dalam bekerja sama untuk tujuan kerja yang telah ditetapkan.
4) Pengawasan pekerjaan (controlling)
Pengawasan pekerjaan yaitu kegiatan menjaga agar kualitas kerja terjaga dan
mutu material yang digunakan sesuai spesifikasi teknis dan sesuai dengan
kuantitas pekerjaan. Dalam hal ini dilakukan penilaian serta evaluasi agar tetap
berjalan sesuai rencana kerja yang telah ditetapkan. Jika terjadi kesalahan dan
penyimpangan kerja dapat segera diambil tindakan koreksi sesuai dengan
peraturan yang berlaku. Fungsi dari pengawasan pekerjaan antara lain:
a. Penetapan standar pelaksanaan kerja sesuai dengan peraturan yang berlaku
agar terjamin mutu sesuai spesifikasi teknis
b. Penetapan ukuran pelaksanaan pekerjaan agar tepat kuantitas
c. Pengawasan langsung pelaksanaan kerja di lapangan dan membandingkan
dengan standar yang telah ditetapkan
d. Pengambilan tindakan koreksi apabila dalam pelaksanaan kerja terjadi
kesalahan dan penyimpangan dari standar spesifikasi teknis.
5) Evaluasi (evaluating)
Evaluasi merupakan suatu kegiatan pembahasan secara menyeluruh terhadap
pelaksanaan pekerjaan, dimana evaluasi ini membandingkan pelaksanaan
Fadli Wahyu Susanto
I 0117046
13
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Laporan Kuliah Magang 2020
Proyek Pembangunan Spillway Bendungan Tugu BAB 3
Kabupaten Trenggalek Manajemen Proyek

pekerjaan di lapangan dengan rencana kerja yang telah dibuat. Evaluasi


digunakan untuk mengkoreksi pelaksanaan pekerjaan dan dapat menentukan
kekurangan yang terjadi apabila terjadi kesalahan dan penyimpangan kerja
untuk selanjutnya dilakukan tindakan pengambilan keputusan agar
mendapatkan solusi yang tepat dalam penanganan pekerjaan ulang (rework).
Di dalam pelaksanaan evaluasi memungkinkan untuk dilakukannya pekerjaan
replanning, rework, dan reorganizing agar mutu dan kualitas kerja dapat
optimal sesuai rencana kerja.
6) Pemeliharaan (maintenance)
Pemeliharaan adalah pekerjaan pasca konstruksi, dimana sangat dibutuhkan
agar mutu dan kualitas bangunan masih tetap sama dengan hasil pekerjaan
konstruksi. Masa pemeliharaan ditetapkan setelah masa pekerjaan konstruksi
berakhir sesuai dengan dokumen kontrak kerja. Pada saat masa pemeliharaan
biasa dilakukan tahapan uji coba terhadap kualitas bangunan apakah dapat
memenuhi umur rencana bangunan yang telah direncanakan.

3.2 Unsur-unsur Pengelola Proyek

Pelaksanaan suatu proyek pembangunan yang dimulai dari proses perancangan,


perencanaan, pelaksanaan pembangunan fisik sampai pemanfaatan dan
perawatannya adalah proses tahapan yang harus dilakukan secara sistematis dan
berkesinambungan.

Dalam proses ini bermacam-macam unsur pendukung saling berkaitan satu sama
lain, dimana setiap unsur tidak dapat berdiri dan berjalan sendiri-sendiri, akan tetapi
tetap akan saling terkait dalam melaksanakan tugasnya. Setiap unsur mempunyai
tugas dan tanggung jawab masing-masing. Untuk mengatur setiap unsur diterapkan
sistem manajemen yang merupakan alat bantu untuk menjamin terlaksananya
proyek dengan baik.

Fadli Wahyu Susanto


I 0117046
14
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Laporan Kuliah Magang 2020
Proyek Pembangunan Spillway Bendungan Tugu BAB 3
Kabupaten Trenggalek Manajemen Proyek

Adapun unsur-unsur pengelola dalam Proyek Pembangunan Spillway Bendungan


Tugu terdiri dari:
1. Pemilik Proyek : SNVT Pembangunan Bendungan BBWS Brantas
2. Konsultan Perencana : PT. Indra Karya (Persero)
3. Konsultan Supervisi : PT. INAKKO-Bina Karya KSO
4. Kontarktor Pelaksana : PT. Nindya Karya-Minarta KSO

Struktur organisasi pada Proyek Pembangunan Spillway Bendungan Tugu dapat


dilihat pada Gambar 3.1

Fadli Wahyu Susanto


I 0117046
15
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Laporan Kuliah Magang 2020
Proyek Pembangunan Spillway Bendungan Tugu BAB 3
Kabupaten Trenggalek Manajemen Proyek

Gambar 3.1 Skema Struktur Organisasi Proyek Pembangunan Spillway Bendungan Tugu
Fadli Wahyu Susanto
I 0117046
16
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Laporan Kuliah Magang 2020
Proyek Pembangunan Spillway Bendungan Tugu BAB 3
Kabupaten Trenggalek Manajemen Proyek

3.2.1 Pemilik Proyek (Owner)


Pemilik proyek adalah suatu pihak baik perseorangan atau badan usaha (badan
hukum atau bukan badan hukum) baik pemerintah maupun swasta yang mempunyai
kekuasaan penuh terhadap kepemilikan suatu proyek konstruksi dan memberi
pekerjaan kepada pihak lain untuk melaksanakan proyek tersebut dengan
membayar semua biaya pekerjaan tersebut kepada pihak yang telah ditetapkan.

Adapun tugas, kewajiban, wewenang, dan tanggung jawab pemilik proyek antara
lain:
1. Mengurus perijinan dan menyelesaikan persyaratan yang harus dipenuhi oleh
pihak terkait dalam pembangunan proyek tersebut.
2. Menyediakan lahan yang akan digunakan sebagai lokasi pembangunan proyek
konstruksi.
3. Menyediakan dana untuk perencanaan, pelaksanaan, dan pemeliharaan proyek
konstruksi.
4. Mengadakan pengadaan penyedia jasa konsultan manajemen konstruksi.
5. Meminta laporan kerja dan penjelasan tentang pelaksanaan pekerjaan
konstruksi kepada konsultan manajemen konstruksi.
6. Menetapkan perubahan pengalihan pekerjaan.
7. Mengesahkan adanya perubahan pekerjaan baik dalam desain pekerjaan
maupun pelaksanaan pekerjaan.
8. Menetapkan denda kepada kontraktor pelaksana jika terjadi keterlambatan
dalam penyelesaikan pekerjaan sesuai dengan dokumen kontrak kerja.
9. Memerintahkan pembongkaran pekerjaan yang tidak sesuai dengan spesifikasi
teknik pada dokumen kontrak kerja.
Dalam hubungannya dengan pengawasan kerja, pemilik proyek memiliki
wewenang antara lain:
1. Mengawasi pelaksanaan pekerjaan bersama atau tanpa konsultan pengawas
sebagai wakilnya
2. Meminta laporan kerja dan penjelasan tentang pelaksanaan pekerjaan
konstruksi kepada kontraktor pelaksana
3. Menandatangani berkas berita acara pemeriksaan kerja

Fadli Wahyu Susanto


I 0117046
17
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Laporan Kuliah Magang 2020
Proyek Pembangunan Spillway Bendungan Tugu BAB 3
Kabupaten Trenggalek Manajemen Proyek

4. Mengadakan pengadaan penyedia jasa manajemen konstruksi


Selama masa pelaksanaan konstruksi pembangunan, pemilik proyek mempunyai
wewenang antara lain:
1. Menetapkan perubahan pengalihan pekerjaan tambahan maupun pekerjaan
pengurangan
2. Mengesahkan adanya perubahan pekerjaan baik dalam desain pekerjaan
maupun pelaksanaan pekerjaan
3. Memberikan instruksi kerja kepada konsultan perencana, konsultan
manajemen konstruksi, dan kontraktor pelaksana.
Dalam Proyek Pembangunan Spillway Bendungan Tugu yang bertindak sebagai
pemilik proyek adalah SNVT Pembangunan Bendungan BBWS Brantas.

3.2.2 Konsultan Perencana

Konsultan Perencana adalah seorang atau badan hukum yang menerima tugas dari
pemilik proyek untuk merencanakan dan memberi nasihat dalam bentuk gambar
bestek atau gambar konstruksi. Dalam Proyek Pembangunan Spillway Bendungan
Tugu, yang bertindak sebagai konsultan bidang Supervisi adalah PT INAKKO dan
PT Bina Karya KSO,sedangkan Konsultan Perencana dari Pembangunan Spillway
Bendungan Tugu adalah PT Indra Karya (Persero) pada paket 1
Fungsi dari Konsultan Perencana antara lain:
1. Melaksanakan pengadaan dokumen perencanaan dan dokumen untuk
pelaksanaan konstruksi
2. Memberikan penjelasan serta saran penyelesaian terhadap persoalan
perencanaan yang timbul selama tahap konstruksi
3. Melaksanakan tugas-tugas dan bertanggung jawab secara kontraktual kepada
Pimpro/Pimbagpro.
Tugas dan wewenang Konsultan Perencana antara lain:
1. Membuat rencana pelaksanaan dan gambar kerja, merencanakan alat dan bahan
yang digunakan serta metode pelaksanaan dan membuat Rencana Anggaran
Biaya proyek (RAB) sesuai ide dan gagasan dari Owner, baik untuk

Fadli Wahyu Susanto


I 0117046
18
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Laporan Kuliah Magang 2020
Proyek Pembangunan Spillway Bendungan Tugu BAB 3
Kabupaten Trenggalek Manajemen Proyek

perancangan struktur dan arsitektur berdasarkan peraturan-peraturan dan


syarat–syarat kerja yang telah ada di Indonesia.
2. Bila sketsa tersebut disetujui, kemudian dibuat gambar-gambar lengkap dengan
detail-detailnya.
3. Membuat perhitungan struktur.
4. Membuat spesifikasi pekerjaan dan jenis material yang digunakan.
5. Mengadakan koordinasi dengan pemilik proyek.
6. Memberikan saran kepada pemilik proyek, terutama jika ada masalah dalam
pelaksanaan proyek.

3.2.3 Konsultan Supervisi

Konsultan Supervisi adalah pihak perseorangan atau badan usaha (badan hukum
atau bukan badan hukum) yang diangkat oleh pemilik proyek selaku perwakilan
dari pemilik proyek dalam memimpin, mengkoordinasi, dan mengawasi
pelaksanaan pekerjaan dilapangan dalam batasan yang telah ditentukan. Pada
Proyek Pembangunan Spillway Bendungan Tugu ini, konsultan supervisi adalah
INAKKO – Bina Karya KSO.

Konsultan Supervisi bertugas mengawasi jalannya pelaksanaan pekerjaan yang


dilakukan oleh kontraktor pelaksana, agar pekerjaan sesuai dengan rencana yang
telah dibuat sebelumnya, serta kualitas mutu dari pekerjaan dapat tercapai secara
maksimal sesuai dengan standar spesifikasi teknis.

Fungsi Konsultan Supervisi antara lain:


1. Melaksanakan pengendalian pada tahap perencanaan dan tahap konstruksi,
baik ditingkat program maupun tingkat operasional
2. Melaksanakan tugas-tugas dan bertanggung jawab secara kontraktual kepada
Pimpro/Pimbagpro

Fadli Wahyu Susanto


I 0117046
19
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Laporan Kuliah Magang 2020
Proyek Pembangunan Spillway Bendungan Tugu BAB 3
Kabupaten Trenggalek Manajemen Proyek

Konsultan Supervisi mempunyai tugas antara lain:

1. Menyelenggarakan administrasi umum mengenai pelaksanaan kontrak kerja.

2. Melaksanakan pengawasan secara rutin dalam perjalanan pelaksanaan


proyek.

3. Menerbitkan laporan prestasi pekerjaan proyek berdasarkan laporan teknis


dari konsultan perencana untuk dapat dilihat oleh pemilik proyek.

4. Konsultan pengawas memberikan saran atau pertimbangan kepada pemilik


proyek maupun kontraktor dalam pelaksanaan pekerjaan.

5. Mengoreksi dan menyetujui gambar shop drawing yang diajukan kontraktor


sebagai pedoman pelaksanaan pembangunan proyek.

6. Memilih dan memberikan persetujuan mengenai spesifikasi, tipe dan merek


yang diusulkan oleh kontraktor agar sesuai dengan harapan pemilik proyek
namun tetap berpedoman dengan kontrak kerja konstruksi yang sudah dibuat
sebelumnya.

Fadli Wahyu Susanto


I 0117046
20
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Laporan Kuliah Magang 2020
Proyek Pembangunan Spillway Bendungan Tugu BAB 3
Kabupaten Trenggalek Manajemen Proyek

Berikut adalah struktur organisasi Proyek Pembangunan Spillway Bendungan


Tugu:

Gambar 3.2 Struktur Organisasi Proyek Pembangunan Spillway Bendungan Tugu

3.2.4 Kontraktor Pelaksana


Kontraktor pelaksana adalah perseorangan atau badan usaha (badan hukum atau
bukan badan hukum) yang melaksanakan pembangunan secara fisik berdasarkan
gambar kerja perencanaan beserta perhitungan dan keterangan spesifikasi teknis
yang berhubungan, sesuai dengan dokumen kontrak kerja. Kontraktor pelaksana
dipilih melalui tender penyedia jasa konstruksi oleh pemilik proyek. Pada Proyek
Pembangunan Spillway Bendungan Tugu, kontraktor pelaksana adalah Nindya-
Minarta KSO
Kontraktor pelaksana bertanggung jawab secara langsung pada pemilik proyek.
Dalam melaksanakan pekerjaannya, kontraktor pelaksana diawasi oleh konsultan

Fadli Wahyu Susanto


I 0117046
21
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Laporan Kuliah Magang 2020
Proyek Pembangunan Spillway Bendungan Tugu BAB 3
Kabupaten Trenggalek Manajemen Proyek

manajemen konstruksi dan dapat berkonsultasi secara langsung apabila ada kendala
yang terjadi dalam pelaksanaan pekerjaan, sehingga menyebabkan terjadi
perubahan desain kerja yang harus dikonsultasikan langsung dengan pemilik
proyek untuk disetujui.

Fungsi Kontraktor Pelaksana antara lain:


1. Melaksanakan konstruksi fisik pada tahap pelaksanaan;
2. Melaksanakan tugas-tugas dan bertanggung jawab secara kontraktual kepada
pemilik proyek.

Tugas dan wewenang Kontraktor Pelaksana antara lain:


1. Menerima sejumlah biaya pelaksanaan pekerjaan dari pemberi tugas sesuai
dengan yang telah ditetapkan dalam dokumen kontrak perjanjian
pemborongan.
2. Membuat/mengerjakan pekerjaan sesuai dengan peraturan dan syarat-syarat
yang telah ditetapkan dalam dokumen kontrak perjanjian pemborong (gambar
kerja, bestek).
3. Membuat dokumen mengenai pekerjaan yang telah dilaksanakan dan
diserahkan kepada pemberi tugas.
4. Mengasuransikan pekerjaan dan kecelakaan kerja bagi tenaga kerja.
5. Membuat laporan hasil pekerjaan berupa laporan kemajuan pekerjaan.
6. Melakukan perbaikan atas kerusakan-kerusakan atau kekurang sempurnaan
pekerjaan akibat kelalaian selama pelaksanaan dengan menanggung semua
biayanya.
7. Bertanggung jawab penuh kepada pengawas atau wakil pemilik yang ditunjuk
pemilik untuk melaksanakan proyek.
8. Menyediakan tempat gudang, memenuhi kebutuhan material dan peralatan
yang digunakan selama pelaksanaan pekerjaan.
9. Menyerahkan hasil pekerjaan setelah proyek selesai kepada pemilik dan
melaksanakan pemeliharaan pasca proyek sesuai dengan kontrak.
10. Menghadiri rapat koordinasi proyek.

Fadli Wahyu Susanto


I 0117046
22
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Laporan Kuliah Magang 2020
Proyek Pembangunan Spillway Bendungan Tugu BAB 3
Kabupaten Trenggalek Manajemen Proyek

11. Berkewajiban untuk memberikan laporan hasil pekerjaan kepada pengawas


secara harian, mingguan dan bulanan yang memuat pelaksanaan pekerjaan,
prestasi kerja yang telah dicapai, jumlah tenaga kerja yang ada, jumlah bahan
bangunan yang masuk dan hal-hal yang menghambat pekerjaan.
12. Berhak mengajukan permohonan untuk mendapatkan perpanjangan waktu
pelaksanaan kepada pengawas dalam hal keterlambatan pekerjaan yang
diakibatkan oleh hal yang bersifat di luar dugaan dan mempertanggung
jawabkan hasil pekerjaan kepada pemilik proyek (Owner).
Semua tugas di atas harus dilaksanakan dan dimonitoring dengan baik demi
kelancaran penyelenggaraan pembangunan proyek. Kontraktor Pelaksana juga
berkewajiban mengajukan usul kepada pengawas dan owner apabila ada kesulitan.

3.3 Struktur Organisasi Kontraktor Pelaksana Proyek

Nindya – Minarta KSO sebagai kontraktor pelaksana Proyek Pembangunan


Spillway Bendungan Tugu membentuk badan pelaksana proyek yang mempunyai
tugas melaksakan pekerjaan sesuai dengan kontrak yang telah disepakati. Tujuan
badan pelaksana ini adalah untuk mengkoordinasikan pelaksanaan pekerjaan
dengan sistem kerja yang jelas dan terarah. Pihak-pihak dalam badan ini
mempunyai tanggung jawab dan kewajiban masing-masing yang semuanya
dikoordinasi oleh Kepala Proyek.
Adapun tugas dan wewenang dari masing-masing pihak pada struktur organisasi
kontraktor pelaksana proyek ini sebagai berikut:

3.3.1 Kepala Proyek/ Project Manager

Seorang kepala proyek dituntut untuk mengkoordinasikan seluruh aparat


organisasi proyek dan memberikan informasi lengkap yang berhubungan
dengan kemajuan proyek kepada pemilik proyek. Tugas dan tanggung jawab
kepala proyek antara lain:
1. Memilih dan menetapkan metode konstruksi yang akan digunakan.
2. Monitoring pelaksanaan dan penggunaan sumber daya di proyek.
3. Menyetujui program mingguan dan bulanan berdasarkan master schedule.

Fadli Wahyu Susanto


I 0117046
23
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Laporan Kuliah Magang 2020
Proyek Pembangunan Spillway Bendungan Tugu BAB 3
Kabupaten Trenggalek Manajemen Proyek

4. Memimpin rapat koordinasi proyek.


5. Memonitor proses pengadaan logistik proyek.
6. Mempelajari dokumen kontrak
7. Melakukan assesment resiko proyek.
8. Mempersiapkan proses serah terima pertama pekerjaan.
9. Melaksanakan moving in dan moving out.
10. Melakukan penyerahan dokumen as built drawing.

3.3.2 Wakil Kepala Proyek / Deputy Project Manager

Deputy Project Manager merupakan wakil dari Project Maager yang

bertugas membantu Project Manager dalam mengendalikan jalannya proyek

di lapangan. Tugas dan kewajiban Deputy Project Manager adalah sebagai

berikut:

1. Menguasai detail dan spesifikasi teknis kontrak sebagai acuan dalam


pelaksanaan proyek
2. Menjamin pelaksanaan sehari-hari di lapangan sesuai schedule yang
dibuat
3. Menjamin tersedianya tenaga kerja, material, dan alat yang memadai
4. Menjamin tersedianya gambar kerja untuk dapat digunakan oelh mandor
di lapangan
5. Menjamin tersedianya dana pembayaran upah/opname bagi mandor
6. Memimpin/mengarahkan secara langsung Project Production Manager
untuk pelaksanaan konstruksi di lapangan agar memenuhi persyaratan
mutu, waktu, dan biaya
7. Tertib administrasi sesuai dengan system administrasi

Fadli Wahyu Susanto


I 0117046
24
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Laporan Kuliah Magang 2020
Proyek Pembangunan Spillway Bendungan Tugu BAB 3
Kabupaten Trenggalek Manajemen Proyek

3.3.3 Humas

Humas merupakan bagian dari hubungan masyarakat yang mana

menghubungkan anatar internal dengan eksternal dimana mempunyai tugas

dan kewenangan sebagai berikut:

1. Melaksanakan fasilitasi dan koordinasi bidang urusan kehumasan

meliputi Kehumasan dan Publikasi, Bina Pengembangan Informasi serta

Peliputan dan Dokumentasi

2. Penyusunan perencanaan dan bahan kebijakan Pemerintah Daerah di

bidang hubungan masyarakat meliputi Kehumasan dan Publikasi, Bina

Pengembangan Informasi serta Peliputan dan Dokumentasi

3. Pelaksanaan fasilitasi dan koordinasi dengan instansi/lembaga lain

dalam penyelenggaraan tugas dibidang Kehumasan dan Publikasi, Bina

Pengembangan Informasi serta Peliputan dan Dokumentasi

4. Pengordinasian dan pembinaan terhadap penyelenggaraan tugas

dibidang Kehumasan dan Publikasi, Bina Pengembangan Informasi serta

Peliputan dan Dokumentasi

3.3.4 Kepala Lapangan / Site Operational Manager


Kepala Lapangan mempunyai tugas dan tanggung jawab antara lain:
1. Mengatur dan mengawasi pekerjaan agar sesuai dengan metode
pelaksanaan dan urutan pekerjaan yan telah ditentukan
2. Mempersiapkan pekerjaan agar dilaksanakan dalam kondisi yang aman
sesuai standar dan prosedur keselamatan kerja
3. Melakukan koordinasi dan komuikasi dengan Engineering Manager
maupun Project Manager sehubungan dengan pekerjaan tersebut

Fadli Wahyu Susanto


I 0117046
25
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Laporan Kuliah Magang 2020
Proyek Pembangunan Spillway Bendungan Tugu BAB 3
Kabupaten Trenggalek Manajemen Proyek

4. Memonitor pelaksana dalam melaksanakan sistem keselamatan kerja


dalam pelaksanaan pekerjaan.
5. Membuat/mempersiapkan rencana kerja harian (daily schedule) untuk
progress pekerjaan.
6. Melakukan koordinasi dengan pihak suplier/subkontraktor.
7. Melakukan koordinasi dengan Pelaksana lapangan

3.3.5 Kepala Seksi Teknik / Site Engineering Manager


Kepala teknik lapangan memberikan pertimbangan teknis kepada kepala
proyek dan kepala konstruksi proyek terhadap masalah teknis yang dihadapi
di lapangan, serta mengawasi pekerjaan teknis dilapangan.
Tugas dan tanggung jawab dari kepala teknik antara lain:
1. Menyiapkan metoda kerja yang digunakan sebagai acuan di lapangan
berupa alat dan material.
2. Memeriksa tahapan pekerjaan di lapangan.
3. Mempesiapkan gambar kerja.
4. Mempersiapkan dokumen material.
5. Bekerjasama dengan GSP terkait melakukan monitoring dan pengadaan
material
6. Melakukan koordinasi teknis dengan pihak subkontraktor terkait.

3.3.6 Kepala Keuangan dan SDM / Site Administration Manager


Adapun tugas dan wewenang kepala keuangan dan SDM antara lain:
1. Menyusun dan mengendalikan anggaran BUA proyek.
2. Melakukan assesment resiko proyek.
3. Menyiapkan materi rapat moving in dan moving out proyek.
4. Mengevaluasi penyimpangan biaya yang terjadi dan melaporkan ke kepala
proyek.
5. Membuat berita acara progress lapangan.
6. Menyiapkan addendum kontrak dengan owner.
7. Menyusun konsep tentang perjanjian dengan pihak ke tiga.
8. Mengevaluasi kinerja subkontraktor.
Fadli Wahyu Susanto
I 0117046
26
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Laporan Kuliah Magang 2020
Proyek Pembangunan Spillway Bendungan Tugu BAB 3
Kabupaten Trenggalek Manajemen Proyek

Kepala Keuangan dan SDM Kepala Bagian Umum yang membawahi 3 tim,
yaitu:
a. Driver
Tugas dari seorang driver adalah:
1. Mengantarkan Kepala Proyek dan pimpinan lainnya untuk kepentingan
proyek.
2. Mengantarkan bidang logistik dalam pembelian barang.
3. Menjamin kelancaran transportasi yang dibutuhkan di proyek.
4. Bertanggung jawab kepada administrasi proyek.

b. Satpam
Tugas dari satpam pada Proyek Pembangunan Spillway Bendungan Tugu
ini adalah untuk menjamin keamanan dan ketertiban di lingkungan atau
kawasan kerja khususnya pengamanan fisik.
c. Office Boy (OB)
Tugas dari office boy pada Proyek Pembangunan Spillway Bendungan
Tugu ini adalah untuk membantu mengurus bagian rumah tanggaan (house
keeping) dan kebersihan kantor.

3.3.7 HSE Officer


Tugas dan tanggung jawab dari bagian Health, Safety, and Environmental
antara lain:
1. HSE bersama tim engineer akan membantu dan memastikan pekerjaan
tersebut mengikuti ketentuan dan peraturan keselamatan dan kesehatan
kerja
2. Memberikan Safety Induction kepada semua pekerja maupun pengunjung
3. Mengontrol dan mengadakan Toolbox Talk, Toolbox Meeting secara rutin
4. Menciptakan dan memonitor lingkungan kerja yang sehat dan aman
5. Memastikan semua peralatan layak dan aman digunakan
6. Memastikan material ditempatkan, dipakai, dan dibuang pada tempat yang
tepat

Fadli Wahyu Susanto


I 0117046
27
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Laporan Kuliah Magang 2020
Proyek Pembangunan Spillway Bendungan Tugu BAB 3
Kabupaten Trenggalek Manajemen Proyek

7. Memastikan menggunakan Alat Pelindung Diri kepada semua pihak yang


berada di area pekerjaan
- Menggunakan pelindung mata (googles) saat melakukan pengeboran
- Menggunakan platform yang benar saat bekerja di area atas
- Menggunakan body harness saat akan bekerja pada ketinggian

3.3.8 Project Planning

Project planning adalah orang yang merencanakan gambar, apabila gambar

dari pihak konsultan perencana terdapat perubahan maka planner yang

membuat gambar baru dengan koordinasi dari konsultan perencana dan

pengawas. Gambar yang dibuat ini merupakan gambar shop drawing yaitu

gambar pelaksanaan yang akan dilaksanakan di lapangan.

3.3.9 Admin Teknik

Admin Teknik adalah orang yang bertanggung jawab terhadap keluar

masuknya surat-surat. Tugas dan tanggung jawab admin Teknik disini adalah:

1. Mengurus pengarsipan dan balasan untuk surat masuk dan surat keluar

2. Sebagai notulen saat rapat mingguan

3. Memelihara dan mempersiapkan peralatan administrasi di proyek untuk

menunjang kelancaran pelaksanaan proyek

4. Melakukan inventarisasi terhadap peralatan administrasi di proyek

5. Membuat laporan harian, mingguan dan bulanan untuk laporan progress.

Fadli Wahyu Susanto


I 0117046
28
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Laporan Kuliah Magang 2020
Proyek Pembangunan Spillway Bendungan Tugu BAB 3
Kabupaten Trenggalek Manajemen Proyek

3.3.10 Drafter

Drafter adalah orang yang membantu planner dalam merealisasikan

perubahan gambar rencana dari konsultan perencana menjadi suatu bentuk

fisik berupa gambar yang Digambar dengan software. Tugas dan kewajiban

drafter adalah sebagai berikut:

1. Membuat gambar kerja yang diperlukan dalam suatu proyek (shop

drawing)

2. Membuat gambar kerja setelah pelaksanaan proyek (as built drawing)

3. Membuat detail-detail gambar seperti tampak dan potongan

3.3.11 Surveyor

Surveyor mempunyai tugas dan tanggung jawab antara lain:


1. Membuat schedule pemakaian alat survey dan kalibrasi
2. Membuat metode survey dan mempelajari informasi batas patok proyek
dan Bench Mark (BM)
3. Membuat marking posisi dan elevasi bagian bangunan di lapangan sesuai
dengan gambar kerja
4. Membuat marking posisi dan elevasi bagian begisting
5. Mengkonfirmasikan marking posisi kepada tim pelaksana
6. Membuat data ukuran atau posisi kondisi lapangan sebagai masukan ke
bagian engineering
7. Membuat arsip data hasil pengukuran lapangan.
8. Melakukan Survey lapangan pada saat persiapan serta selesai pekerjaan.

3.3.12 Quality Control (QC)

Tugas dan tanggung jawab Quality Control antara lain:


1. Memastikan pelaksaan pekerjaan sesuai dengan Metode Pelaksanaan
dengan melakukan kontrol terhadap proses pelaksanaannya
Fadli Wahyu Susanto
I 0117046
29
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Laporan Kuliah Magang 2020
Proyek Pembangunan Spillway Bendungan Tugu BAB 3
Kabupaten Trenggalek Manajemen Proyek

2. Mengkoordinir Ijin Pelaksanaan Pekerjaan / Work Inspection Request


(WIR)
3. Melaksanakan pemeriksaan hasil kerja sesuai dengan tahap-tahap yang
tersebut dalam IPT dan memastikan hasil pekerjaan dibuat dan disimpan
dengan baik
4. Membuat laporan penyimpangan-penyimpangan yang terjadi (NCR) dan
menindaklanjutinya
5. Membuat laporan/map lokasi kerja
6. Membuat laporan, mendokumentasikan, mengarsipkan seluruh kegiatan
tes atau uji.
7. Mengecek setiap bahan yang masuk ke proyek sesuai yang disyaratkan

3.3.13 Quantity Surveyor (QS)

Tugas dan tanggung jawab Quantity Surveyor antara lain:


1. Memahami hal terkait volume, harga satuan, dan tata cara pembayaran
yang dijelasakan dalam dokumen lelang atau dokumen kontrak.
2. Membuat bill of quantity sesuai dengan gambar kerja, data teknik
lapangan, dan spesifikasi teknis yang digunakan pada pekerjaan proyek
konstruksi tersebut
3. Melakukan evaluasi atas kebutuhan sumber daya yang dibutuhkan di
lapangan seperti, bahan, alat dan dana yang dibutuhkan untuk
pelaksanaan pekerjaan
4. Menghitung jumlah volume, bahan, serta tenaga kerja yang dibutuhkan
untuk pelaksanaan pekerjaan.
5. Memeriksa perubahan terkait volume pekerjaan di lapangan
6. Mempersiapkan data terkait pengajuan penagihan hasil pekerjaan
7. Memeriksa dan menghitung hasil pekerjaan sub kontraktor
8. Memberikan penjelasan dan saran terkait permasalah yang timbul di
lapangan.
9. Memberikan saran dan data yang dibutuhkan kepada site manager
Fadli Wahyu Susanto
I 0117046
30
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Laporan Kuliah Magang 2020
Proyek Pembangunan Spillway Bendungan Tugu BAB 3
Kabupaten Trenggalek Manajemen Proyek

3.3.14 Pelaksana Lapangan

Tugas dan tanggung jawab pelaksana lapangan antara lain:


1. Bekerjasama dengan pelaksana vendor dalam pelaksanaan pekerjaan
2. Memberikan training pemakaian alat dan material
3. Mematuhi dan mengarahkan semua pekerja mengikuti K3 kontraktor
utama
4. Melakukan monitoring aspek material, alat, dan tenaga kerja
5. Melakukan evaluasi dan laporan atas hasil pekerjaan
6. Membuat laporan secara berkala

3.3.15 Logistik dan Peralatan


Tugas dan tanggung jawab bagian logistik dan peralatan antara lain:
1. Mencari dan mensurvey data jumlah material beserta harga bahan dari
beberapa supplier atau toko material bangunan sebagai data untuk memilih
harga bahan termurah dan memenuhi standar kualitas yang telag
ditetapkan.
2. Melakukan pembelian barang atau alat ke supplier atau toko bahan
bangunan dengan melaksanakan seleksi sebelumnya sehingga bisa
mendapatkan harga material termurah pada supplier terpilih.
3. Menyediakan dan mengatur tempat penyimpanan material yang sudah
didatangkan ke area proyek sehingga dapat tertata rapi dan terkontrol
dengan baik jumlah pendatangan dan pemakaiannya.
4. Membuat label keterangan pada barang yang disimpan untuk menghindari
kesalahan penggunaan akibat tertukar dengan barang lain.
5. Mencatat keluar masuknya barang serta bertanggung jawab atas
penandatanganan dan ketersediaan material yang dibutuhkan dalam
pelaksanaan pembangunan.
6. Membuat dan menyusun laporan material sesuai dengan format yang
sudah menjadi standar perusahaan kontraktor.
7. Membuat berita acara mengenai penerimaan atau penolakan material
setelah melalui kontrol kualitas bahan oleh QC.

Fadli Wahyu Susanto


I 0117046
31
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Laporan Kuliah Magang 2020
Proyek Pembangunan Spillway Bendungan Tugu BAB 3
Kabupaten Trenggalek Manajemen Proyek

8. Menyusun laporan logistik yang diminta oleh perusahaan.


9. Berkoordinasi dengan pelaksana lapangan dan bagian teknik proyek
mengenai jumlah dan schedule pendatangan bahan yang dibutuhkan untuk
pelaksanaan pembangunan.

Bidang Logistik dan Peralatan terdiri dari 2 tim, yaitu:

a. Staff Logistik
Staff logistik bertugas untuk berkoordinasi dan mengawal barang atau alat
yang akan dikirim dan digunakan di proyek.

b. Staff Peralatan
Bertugas sebagai pengawas dan menjaga peralatan yang digunakan agar
sesuai dengan pemakaian agar tidak terjadi suatu trouble yang akan
mengganggu jalannya pelaksanaan pekerjaan.

3.3.16 Kasir
Kasir mempunyai tugas dan kewenangan sebagai berikut:
1. Membuat data-data kearsipan yang berhubungan dengan pembukuan untuk
pembiayaan pelaksanaan proyek di lapangan
2. Menyelenggarakan pengurusan keuangan baik yang bersifat penerimaan,
penyimpanan, dan pengeluaran serta bertanggung jawab sepenuhnya atas
pengelolaan keuangan proyek.

3.3.17 Akuntansi dan Pajak


Akuntansi dan pajak bertugas untuk mengurus segala hal tentang
keuangan. Tugasnya lebih terarah keluar proyek, seperti proses
keuangan dengan pihak owner, quantity surveyor, serta perpajakan
dengan pemerintah.

Fadli Wahyu Susanto


I 0117046
32
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Laporan Kuliah Magang 2020
Proyek Pembangunan Spillway Bendungan Tugu BAB 3
Kabupaten Trenggalek Manajemen Proyek

3.3.18 Mandor
Tugas dan tanggung jawab mandor antara lain:
1. Mengontrol perincian bahan dan peralatan sesuai yang direncanakan baik
terhadap jumlah maupun mutunya
2. Menyimpan serta mengamankan dengan benar terhadap bahan dan
peralatan yang ada di proyek
3. Mengecek kualitas semua material yang ada
4. Mengurusi masalah-masalah yang berhubungan dengan perijinan dalam
pekerjaan lapangan
5. Membuat laporan kemajuan fisik pekerjaan setiap minggu serta dilengkapi
dengan foto-foto dan keterangan lengkap.

3.3.19 Tenaga Kerja


Tenaga kerja adalah orang yang menjalankan tugas dan melaksanakan
pekerjaan di lapangan secara langsung dari waktu yang telah ditentukan
dengan mendapat upah yang diterima setiap hari, mingguan maupun bulanan.
Pengaturan jam kerja untuk tenaga kerja pada semua kontraktor pelaksana
hampir sama. Hanya sistem dan cara pengupahan tenaga kerja mempunyai
pengaturan dan peraturan tersendiri. Tetapi pada prinsipnya pengaturan dan
peraturan tenaga kerja ini sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenaga kerjaan yang didalamnya terdapat
peraturan mengenai waktu kerja, jam lembur, pengupahan dan segala sesuatu
yang berhubungan dengan masalah ketenagakerjaan.

3.4 Rencana Kerja

Rencana kerja merupakan kegiatan penting bagi kontraktor pelaksana dalam


merancang sistem pelaksanaan pekerjaan. Dengan adanya rencana kerja akan
diperoleh gambaran secara jelas dan terperinci tentang lingkup pekerjaan yang akan
dilaksanakan beserta waktu yang disediakan untuk masing-masing kegiatan
pekerjaan. Bentuk rencana kerja yang digunakan dalam proyek ini adalah Time

Fadli Wahyu Susanto


I 0117046
33
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Laporan Kuliah Magang 2020
Proyek Pembangunan Spillway Bendungan Tugu BAB 3
Kabupaten Trenggalek Manajemen Proyek

Schedule. Time Schedule merupakan suatu bentuk sistem rencana kerjaberupa


diagram sesuai dengan skala waktu dan berisi jenis-jenis lingkup pekerjaan disertai
range waktu dimulai, ditunda, dan diselesaikan untuk setiap jenis pekerjaan
tersebut. (Ilmu Manajemen Konstruksi Untuk Perguruan Tinggi, 1997)
Di dalam time schedule terdapat:

3.4.1 Kurva S (S-Curve)


Kurva S merupakan time schedule yang dilengkapi dengan bobot atau nilai
pekerjaan yang berupa grafik kumulatif dari masing-masing pekerjaan terhadap
waktu. Kurva S lebih sering digunakan, karena mudah dimengerti dan mudah
dilaksanakan di lapangan. Prestasi pekerjaan dapat dilihat dari bobot pekerjaan
yang telah selesai. Persentase bobot pekerjaan dibuat dalam bentuk kurva S. Bobot
masing-masing pekerjaan dapat dihitung dengan rumus:
Jumlah harga suatu jenis pekerjaan
Bobot pekerjaan  x 100 %
Total jumlah harga pekerjaan
Kurva S menunjukan uraian tentang pekerjaan yang mencakup macam-macam
pekerjaan untuk merealisasikan masing-masing pekerjaan atau waktu pelaksanaan
pekerjaan. Derajat kelengkungan kurva S menunjukkan jumlah aktivitas di dalam
pelaksanaan suatu proyek, dimana semakin tegak kurva maka semakin banyak
pekerjaan yang harus diselesaikan dalam waktu tertentu dan sebaliknya.
Secara garis besar tujuan dari pembuatan kurva S adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui jumlah persentase bobot pekerjaan yang telah, sedang, dan yang
akan diselesaikan.
2. Mengontrol kegiatan selama pelaksanaan untuk mengatisipasi waktu jika ada
perubahan jadwal sehingga tidak mengganggu kegiatan secara keseluruhan dan
mengetahui prestasi kegiatan. Kegiatan mempunyai prestasi yang baik jika
kurva S realisasinya di atas kurva rencana dan begitu pula sebaliknya.
3. Memudahkan konsultan pengawas untuk mengawasi pelaksanaan kegiatan
apakah sesuai dengan rencana.

Fadli Wahyu Susanto


I 0117046
34
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Laporan Kuliah Magang 2020
Proyek Pembangunan Spillway Bendungan Tugu BAB 3
Kabupaten Trenggalek Manajemen Proyek

Gambar 3.3 Kurva S


Fadli Wahyu Susanto
I 0117046
35
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Laporan Kuliah Magang 2020
Proyek Pembangunan Spillway Bendungan Tugu BAB 3
Kabupaten Trenggalek Manajemen Proyek

3.4.2 Network Planning


Network Planning merupakan suatu sistem perencanaan kegiatan untuk mencapai
sasaran tertentu dengan cara menganalisa seluruh kegiatan dan menggabungkan
masing-masing kegiatan yang ada. Dalam penyusunan network planning,
dikumpulkan terlebih dahulu semua kegiatan yang akan dikerjakan dan mencatat
kegiatan-kegiatan yang saling tergantung satu sama lain antar pekerjaan.
Dari network planning dapat diketahui hal-hal sebagai berikut:
1. Kegiatan yang termasuk dalam lintasan kritis, sehingga dapat dijaga agar
kegiatan tersebut tidak sampai mengalami keterlambatan waktu dan
mengakibatkan keterlambatan waktu bagi kegiatan lain yang mengikuti atau
berhubungan
2. Kegiatan yang mandahului, menyusul ataupun kegiatan yang mulai pada saat
bersamaan dengan kegiatan lain
3. Kegiatan mana yang dapat ditunda pelaksanannya sampai pada saat batas
waktu tertentu tanpa mempengaruhi kegiatan yang lain.

3.4.3 Rapat
Dalam praktek kerja di lapangan, meskipun setiap tahapan kegiatan dalam proyek
sudah direncanakan sedemikian rupa dengan baik, namun masih terjadi
permasalahan yang dapat menghambat berlangsungnya pekerjaan proyek yang
pada akhirnya akan mengakibatkan keterlambatan dalam penyelesaian proyek
tersebut. Permasalahan yang terjadi dapat berupa ketidaksamaan pendapat antar
pihak, maupun masalah teknis yang dalam pengambilan keputusannya melibatkan
berbagai pihak untuk menyelesaikannya. Oleh karena itu perlu diadakan rapat
pertemuan atau meeting untuk menyelesaikannya, diantaranya:
a. Rapat Koordinasi
Rapat koordinasi yaitu rapat yang dilaksanakan untuk memecahkan suatu
permasalahan yang muncul dalam proses pelaksanaan suatu proyek konstruksi
dan untuk menyatukan visi untuk mencapai tujuan bersama. Dalam Proyek
Pembangunan Spillway Bendungan Tuguini dibedakan menjadi dua jenis rapat
koordinasi, yaitu:
- Internal
Fadli Wahyu Susanto
I 0117046
36
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Laporan Kuliah Magang 2020
Proyek Pembangunan Spillway Bendungan Tugu BAB 3
Kabupaten Trenggalek Manajemen Proyek

Rapat koordinasi internal dihadiri oleh Kepala Proyek, Kepala Seksi


(Kasie) setiap bidang yang ada dalam proyek dan Pelaksana Lapangan.
- Eksternal
Rapat koordinasi eksternal dihadiri oleh pihak owner, perencana,
konsultan manajemen serta kontraktor pelaksana.
b. Rapat Teknis
Rapat teknis yaitu rapat eksternal yang dihadiri oleh konsultan perencana,
konsultan manajemen konstruksi, dan kontraktor pelaksana untuk
membicarakan masalahketidakjelasan gambar kerja, ketidak samaan pendapat,
maupun adanya perubahan kerja yang akan dilakukan.
c. Rapat Khusus
Dalam rapat khusus dibicarakan masalah khusus yang terjadi di proyek
maupun di lingkungan proyek. Rapat khusus biasa diadakan oleh kontraktor
pelaksana dengan dengan sub kontraktor.

3.5 Pengendalian dan Pengawasan Proyek

Suatu proyek tidak akan terlaksana dengan baik apabila pimpinan proyek tidak
dapat mengendalikan jalannya proyek tersebut dengan baik. Pengendalian proyek
harus dilakukan terus menerus selama proyek tersebut berlangsung. Peninjauan
secara periodik sangat efektif dalam membandingkan kemajuan proyek. Metode
pengendalian proyek didasarkan pada perencanaan dan rencana kerja sebagai dasar
untuk membandingkan kemajuan proyek.

Pengendalian proyek mutlak diperlukan untuk mencapai pekerjaan yang


diharapkan. Kualitas pekerjaan menjadi target tanpa meninggalkan segi ekonomis
dan waktu pelaksanaan pekerjaan. Pengendalian pekerjaan proyek yang dilakukan
antara lain:
a. Pengendalian mutu (Quality Control).
b. Pengendalian biaya (Cost Control).
c. Pengendalian waktu (Time Control).

Fadli Wahyu Susanto


I 0117046
37
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Laporan Kuliah Magang 2020
Proyek Pembangunan Spillway Bendungan Tugu BAB 3
Kabupaten Trenggalek Manajemen Proyek

Pengawasan adalah proses penilaian pekerjaan dengan tujuan agar hasil pekerjaan
sesuai dengan rencana, dengan mengusahakan agar semua anggota kelompok dapat
melaksanakan kegiatan dengan berpedoman pada perencanaan serta mengadakan
tindakan koreksi dan perbaikan atau penyesuaian bila terjadi penyimpangan.
Keberhasilan suatu proyek dilihat dari beberapa hal, yaitu:
a. Kualitas hasil pekerjaan (mutu bangunan) yang dihasilkan.
b. Biaya yang digunakan selama proyek tersebut berlangsung.
c. Waktu penyelesaian pekerjaan.

3.5.1 Pengendalian Mutu (Quality Control)

Pengendalian mutu dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu pengawasan dan
pengarahan pelaksanaan serta uji mutu bahan material selama pelaksanaan
berlangsung maupun setelah selesai pekerjaan. Dari pengendalian mutu diharapkan
akan menghasilkan mutu pekerjaan yang sesuai dengan persyaratan yang tercantum
dalam kontrak kerja.
Pengendalian dan pengawasan mutu dilakukan oleh kontraktor dan pengawas.
Kontraktor melakukan pengendalian dan pengawasan melalui tim-tim yang telah
dibentuk sesuai dengan struktur organisasi kontraktor. Setiap tim melakukan
pengendalian mutu sesuai dengan tugas dan wewenangnya masing-masing. Setiap
tim memberikan laporan secara berkala kepada Kepala Proyek untuk dilaporkan
kepada Owner.

3.5.2 Pengendalian Biaya (Cost Control)

Pengendalian biaya pelaksanaan bertujuan agar biaya yang dikeluarkan pada


proyek tidak menyimpang atau melebihi dari biaya yang telah direncanakan.
Pengendalian biaya pelaksanaan pekerjaan dapat dilaksanakan dengan penekanan
pengeluaran beberapa hal:

Fadli Wahyu Susanto


I 0117046
38
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Laporan Kuliah Magang 2020
Proyek Pembangunan Spillway Bendungan Tugu BAB 3
Kabupaten Trenggalek Manajemen Proyek

a. Material atau Bahan


Dalam pemakaian bahan harus diusahakan seefisien mungkin dan diusahakan
tidak terjadi pembuangan material secara berlebihhan. Hal tersebut dapat
dicapai dengan memperhitungkan secara teliti kebutuhan bahan yang
digunakan. Pengadaan bahan di lokasi proyek harus sesuai dengan
kepentingannya. Jadwal kedatangan material berdasarkan volume kegiatan
yang dapat dihitung dari jumlah dan jenis material yang diperlukan sehingga
tidak terjadi pemuatan material secara percuma, misalnya: pasir atau kerikil
yang datang diperiksa oleh pengawas apakah volume material tersebut sesuai
dengan volume yang direncanakan, yaitu dengan cara mengukur bak truk
dikaitkan dengan ketinggian material yang ada di dalamnya.
Pengendalian material digunakan untuk mengetahui mutu pekerjaan yang
dihasilkan apakah sesuai dengan persyaratan dalam kontrak kerja.
Pengendalian material yang digunakan ini, misal: bahan material semen
dimana pengawas berhak memeriksa semen yang disimpan di gudang pada
setiap waktu dan dapat menyatakan menerima atau menolak semen tersebut.

b. Peralatan
Perencanaan secara cermat terhadap jenis peralatan yang dipakai sangat
diperlukan karena sangat berpengaruh terhadap kelancaran dan kemudahan
pelaksanaan pekerjaan yang akhirnya akan berpengaruh pada biaya operasi
yang akan dikeluarkan. Peralatan yang digunakan pada proyek ini telah sesuai
dengan jumlah dan volume pekerjaan yang telah direncanakan. Jika terdapat
keterlambatan waktu kedatangan peralatan maka hal ini disebabkan adanya
masalah teknis.

c. Tenaga Kerja
Pemakaian tenaga kerja pada suatu pekerjaan harus disesuaikan dengan volume
pekerjaan yang sedang dilaksanakan sehingga dapat dicapai kondisi yang
optimal antara jumlah tenaga kerja yang ada dengan volume pekerjaan yang
harus dilaksanakan. Pada proyek yang ditinjau dapat diamati jumlah tenaga
kerja yang digunakan sesuai dengan pekerjaan, hal ini dapat dibuktikan dengan
tidak adanya pekerja yang beristirahat saat jam kerja.

Fadli Wahyu Susanto


I 0117046
39
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Laporan Kuliah Magang 2020
Proyek Pembangunan Spillway Bendungan Tugu BAB 3
Kabupaten Trenggalek Manajemen Proyek

Dari point-point tersebut dapat diketahui bahwa pengendalian biaya pelaksanaan


pada Proyek Pembangunan Spillway Bendungan Tugu ini telah dilaksanakan
dengan baik.

3.5.3 Pengendalian Waktu (Time Control)

Pengendalian waktu pelaksanaan adalah upaya untuk mengontrol agar pelaksanaan


proyek tidak melebihi waktu yang telah direncanakan, yang didalamnya dibantu
pengawasan aktivitas utama yang berada pada lintasan kritis dalam suatu kerangka
target waktu. Pada lintasan kritis tidak boleh terjadi keterlambatan waktu, karena
akan mempengaruhi umur proyek. Dalam monitoring dan pengendalian waktu juga
digunakan bar chart dan network planning yang selanjutnya akan digunakan
Critical Path Method (CPM), untuk dapat mengendalikan waktu dengan tepat.
Pengendalian terhadap waktu pelaksanaan dititikberatkan pada upaya
menyelesaikan proyek dalam waktu yang ditetapkan. Pengendalian waktu sangat
penting terutama menyangkut waktu pelaksanaan proyek.

a. Man Power Schedule


Man power schedule merupakan bagian yang menganalisa kebutuhan tenaga
kerja untuk menjaga waktu tertentu. Man power schedule disusun berdasarkan
bobot kegiatan pada time schedule yaitu dengan meninjau kemampuan satu
orang pekerja untuk menyelesaikan satu satuan volume pekerjaan dalam satuan
waktu (hari/minggu/bulan). Pekerjaan alat berat, jumlah pekerjaan yang
dibutuhkan, dihitung dengan mempertimbangkan kapasitas alat. Kebutuhan
pekerja saat awal kegiatan akan mengalami peningkatan sampai pertengahan
kegiatan dan akan menurun saat akhir pekerjaan.

b. Material Schedule
Material schedule disusun berdasarkan bobot kegiatan pada time schedule.
Material schedule menyatakan jumlah material dan peralatan yang dibutuhkan
untuk jangka waktu tertentu. Penyusunan material schedule diperlukan untuk
menjamin ketersediaan material dan peralatan yang diperlukan di lapangan.
Jenis material yang diperlukan tergantung pada metode pelaksanaan proyek.

Fadli Wahyu Susanto


I 0117046
40
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Laporan Kuliah Magang 2020
Proyek Pembangunan Spillway Bendungan Tugu BAB 3
Kabupaten Trenggalek Manajemen Proyek

Dalam Proyek Pembangunan Spillway Bendungan Tugu pengendalian waktu


secara riil dapat dimonitoring langsung dengan kurva S, sehingga dapat
diketahui perencanaan, pelaksanaan, dan kemajuan pekerjaan proyek, serta
kontrol terhadap waktu bisa dikendalikan. Bentuk material schedule yang
diterapkan dalam kurva S merupakan grafik hubungan antara bobot prestasi
pekejaan dengan waktu pelaksanaan.

Untuk mengetahui prestasi pekerjaan, caranya dengan menghitung bobot tiap jenis
pekejaan dalam suatu interval waktu. Setelah menentukan bobot prestasi kemudian
dibuat rencana waktu pelaksanaan untuk menyelesaikan masing-masing pekerjaan,
kemudian menentukan waktu pelaksanaan pekerjaan yang dikerjakan terlebih
dahulu.
Adapun fungsi sebenarnya dari kurva S adalah:
a) Untuk mengontrol pelaksanaan pekerjaan setiap saat sehingga jangka waktu
pelaksanaan pekerjaan di lapangan dapat memenuhi jadwal yang ditentukan.
b) Untuk mempermudah bagi direksi atau pengawas dalam memeriksa dan menilai
sampai dimana prestasi kerja kontraktor.

Selama kerja praktek dilakukan, pengendalian waktu pelaksanaan tersebut telah


dilakukan dengan baik. Pengawasan pekerjaan yang dilakukan meliputi:

a) Pengawasan Pekerjaan Penulangan


Pengawasan pekerjaan penulangan meliputi pekerjaan pemotongan, perangkaian
tulangan, pengecekan diameter tulangan, pengecekan jarak antar tulangan,
penyambungan tulangan, jari-jari pembengkokan tulangan serta pemeriksaan
kesesuaian hasil perakitan telah sesuai dengan gambar shop drawing.

b) Pengawasan Pekerjaan Bekisting


Pengawasan pekerjaan bekisting meliputi pekerjaan bahan-bahan yang akan
digunakan dalam pembuatan bekisting, dalam proyek ini digunakan papan
bekisting plywood film dan besi hollow. Dalam pemasangan bekisting dinding
saluran, harus dilakukan dengan teliti dengan mengukur ukuran kolom dari as ke
as, sehingga didapatkan kesesuaian ukuran yang pas.

Fadli Wahyu Susanto


I 0117046
41
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Laporan Kuliah Magang 2020
Proyek Pembangunan Spillway Bendungan Tugu BAB 3
Kabupaten Trenggalek Manajemen Proyek

c) Pengawasan Pekerjaan Cor


Pada proyek ini pemadatan dilakukan pemadatan dengan vibrator. Pemadatan ini
dilakukan untuk mengurangi rongga udara maupun air pada saat pengecoran serta
guna menempatkan beton memadat ke seluruh ruang dalam bekisting.

3.6 Sistem Pelaporan dan Koordinasi

Pengertian sistem pelaporan dan koordinasi di sini adalah perpaduan integrasi


permasalahan dan sinkronisasi dalam pelaksanaan suatu kegiatan proyek
pembangunan. Tujuan dari sistem pelaporan dan koordinasi dalam kegiatan proyek
pembangunan adalah untuk menyelaraskan dan mewujudkan tanggung jawab dan
semua pihak sesuai dengan peraturan yang ada. Selain itu juga bertujuan untuk
mengetahui prestasi dan tingkat kemajuan dari jalannya pelaksanaan pekerjaan di
lapangan sehingga bila tidak sesuai dengan rencana dan jadwal dapat diketahui.
Laporan ini berbentuk laporan harian, mingguan, dan bulanan.

3.6.1 Laporan Harian


Laporan harian berisi tentang hal-hal yang terjadi di lapangan pada hari tersebut
dan dibuat setiap hari oleh kontraktor/pelaksana. Isi laporan harian antara lain:
1. Pekerjaan yang dilaksanakan.
2. Waktu dan jam kerja.
3. Jumlah tenaga kerja
4. Bahan material dan alat pekerjaan
5. Keadaan cuaca dan lain-lain
Dengan adanya laporan ini, maka segala kegiatan proyek dilaksanakan tiap hari
dapat dimonitor dengan baik. Keuntungan adanya laporan harian ini adallah bila
suatu waktu di masa yang akan dating terjadi hal-hal yang memaksa untuk melihat
kembali data maka penelusuran data akan lebih mudah dilakukan.

3.6.2 Laporan Mingguan


Laporan mingguan dibuat berdasrkan laporan-laporan harian untuk memperoleh
gambaran kemajuan yang telah dicapai dalam satu minggu. Laporan mingguan ini
berisi tentang:

Fadli Wahyu Susanto


I 0117046
42
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Laporan Kuliah Magang 2020
Proyek Pembangunan Spillway Bendungan Tugu BAB 3
Kabupaten Trenggalek Manajemen Proyek

1. Jenis pekerjaan yang telah diselesaikan.


2. Volume pekerjaan.
3. Visual/ foto.
4. Laporan progres bobot pekerjaan.
5. Laporan grafik kemajuan pekerjaan.
6. Laporan jadwal pelaksanaan proyek.
7. Laporan pantauan jumlah tenaga kerja.
8. Laporan penandatanganan bahan/ material.
9. Laporan penggunaan peralatan.
10. Laporan pengamatan cuaca.
Dari laporan mingguan ini, maka bobot prestasi pekerjaan dapat diplotkan ke waktu
rencana (time schedule) yang ada, sehingga kemajuan proyek dapat diketahui dan
dievaluasi.

3.6.3 Laporan Bulanan


Dimaksudkan untuk memperoleh gambaran kemajuan pekerjaan yang dicapai
dalam 1 (satu) dan disusun berdasrkan laporan mingguan selama satu bulan
tersebut. Kemudian dibahas bersama dalam rapat koordinasi antara
kontrktor/pelaksana dengan manager konstruksi. Dari laporan-laporan ini, segala
permasalahan di lapangan dapat dimonitor dengan baik dan prestasi pekerjaan dapat
dievaluasi dengan mudah.
Pada proyek ini, kontraktor mengadakan rapat koordinasi rutin secara personal dan
pihak terkait lainnya. Dalam rapat koordinasi hal-hal yang dibahas adalah sebagai
berikut:
1. Pelaksanaan proyek dan masalah yang terjadi pada proses pelaksanaannya
kemudian diusahakan untuk mencari solusinya.
2. Membahas program yang sedang dikerjakan dan program pada masa depan.
3. Menerima laporan-laporan dari semua pekerjaan yang telah dilaksanakan
sampai saat laporan dibuat.

Fadli Wahyu Susanto


I 0117046
43

Anda mungkin juga menyukai