Anda di halaman 1dari 19

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.

id

LAPORAN KERJA PRAKTEK


PROYEK PEMBANGUNAN

SPILLWAY BENDUNGAN TUGU

BAB 4

PEMBAHASAN
PENGAMATAN
PEKERJAAN
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Laporan Kuliah Magang 2020
Proyek Pembangunan Spillway Bendungan Tugu BAB 4
Kabupaten Trenggalek Pembahasan Pengamatan Pekerjaan

BAB 4
PEMBAHASAN PENGAMATAN PEKERJAAN

4.1 Tinjauan Umum

Pelaksanaan pekerjaan proyek merupakan tahap dimana perwujudan suatu


perencanaan bangunan ke dalam bentuk yang sebenarnya. Pelaksanaan ini
dikerjakan dengan mengacu pada rancangan yang telah dibuat dan diperhitungkan
oleh perencana, baik dari kontraktor maupun konsultan perencana. Pelaksanaan
proyek dilapangan harus dilakukan secara tepat, efisien dan efektif.

Manajemen yang baik sangat diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan proyek.


Apabila koordinasi kurang baik maka proyek akan terhambat dan mengalami
keterlambatan waktu sehingga tidak selesai tepat waktu. Diusahakan dalam
pengerjaan proyek juga mendapatkan laba dan sangat dihindari akan terjadinya
minus dalam pelaksanaan pekerjaan proyek dari sebelum pengerjaan sampai
dengan tahap akhir yaitu masa pemeliharaan proyek. Pada bab ini akan dibahas
pelaksanaan proyek selama Kuliah Magang Mahasiswa yang dilangsungkan pada
Proyek Spillway Bendungan Tugu.

4.2 Manajemen Material

4.2.1 Pengertian Manajemen Material

Manajemen material merupakan suatu proses perencanaan, pelaksanaan, dan


pengendalian terhadap sumber daya material konstruksi yang sesuai dan tepat
dengan tingkat pembiayaan yang minimum dalam pelaksanaan pekerjaan
konstruksi.

4.2.2 Material Konstruksi

a. Material konstruksi permanen


Bahan permanen, adalah material yang menjadi bagian tetap dari struktur yang
dibutuhkan kontraktor untuk pelaksanaan proyek konstruksi.

Fadli Wahyu Susanto


I 0117046 44
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Laporan Kuliah Magang 2020
Proyek Pembangunan Spillway Bendungan Tugu BAB 4
Kabupaten Trenggalek Pembahasan Pengamatan Pekerjaan

Contoh, besi tulangan, kerikil, pasir, pipa drainase,waterstop dll.


b. Material konstruksi sementara
Bahan sementara, adalah material yang tidak menjadi bagian tetap dari struktur.
Contoh, plywood (bekas pemakaian bekisting),Besi Hollow,plastic cone dll.

4.2.3 Perencanaan Kebutuhan Material


Perencanaan kebutuhan material adalah suatu sistem perencanaan dan penjadwalan
kebutuhan material yang dibutuhkan dengan memperhatikan waktu tenggang,
sehingga dapat ditentukan kapan dan berapa banyak yang dipesan untuk masing-
masing material yang akan dipakai. Hal yang dijadikan acuan dalam perencanaan
jadwal adalah Kurva S. Rencana jadwal yang dibuat berdasarkan kontrak
berpengaruh terhadap jadwal pemesanan bahan/material.
Penjadwalan dibuat dengan mempertimbangkan produktivitas sumber daya
manusia yang tersedia dan perkembangan keadaan proyek. Jadwal berfungsi
sebagai tolak ukur bagi kontraktor dalam menjalankan suatu proyek. Komitmen
yang realistis merupakan sistem yang mengharapkan jadwal produksi sesuai dengan
rencana, sehingga komitmen terhadap pengadaan material dapat dilakukan tepat
waktu.

4.2.4 Pembelian Material


Dalam pembelian material, jadwal pengiriman material perlu diperhatikan secara
baik, karena berkaitan dengan kelangsungan suatu proyek konstruksi. Material
tidak harus lebih cepat daripada pengirimannya, karena pada dasarnya pengiriman
yang lebih cepat tidak mempercepat suatu aktifitas, sebaliknya menimbulkan
permasalahan dalam penanganan dan penyimpanan material di proyek, selain itu
keterlambatan pengiriman material (terutama aktifitas yang tidak dapat ditunda)
akan menyebabkan penundaan proyek. Penyusunan jadwal juga harus
memperhatikan sifat-sifat material proyek. Material yang sering digunakan tetapi
banyak membutuhkan gudang, harus dipesan saat dibutuhkan, sehingga tidak
banyak membutuhkan volume gudang. Sedangkan material yang mempunyai sifat
khusus dan membutuhkan kondisi penyimpanan tertentu harus diperhatikan dalam
penyimpanannya, sehingga material tersebut tidak rusak.

Fadli Wahyu Susanto


I 0117046 45
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Laporan Kuliah Magang 2020
Proyek Pembangunan Spillway Bendungan Tugu BAB 4
Kabupaten Trenggalek Pembahasan Pengamatan Pekerjaan

4.2.5 Kontrol Kualitas

4.2.5.1 Sebelum Penerimaan Material

Setelah proses pengiriman material dan tiba di lokasi proyek, kiriman material
harus diperiksa oleh staff logistik. Bagian penerimaan harus bertanggung jawab
untuk penerimaan datangnya material-material dan untuk pemeliharaan, perbaikan,
dan pengoperasian pelaksanaan persediaan.
Ada tiga hal yang perlu diperhatikan oleh bagian inspeksi penerimaan material,
yaitu:
a. Jika material yang diterima tidak memuaskan karena suatu hal, material itu harus
dikembalikan segera disertai suatu nota penolakan barang yang masuk. Bagian
akuntansi atau pembukuan tidak akan memberikan ijin pembayaran atas faktur.
b. Bila terdapat kehilangan barang atau kerusakan, harus dicatat dari laporan
penerimaan dan disusun kembali supaya informasi mengenai barang material
dapat diolah kembali pada jadwal proyek yang tepat.
c. Bila barang yang benar telah diterima, barang akan diteruskan ke gudang untuk
menunggu sampai diambil atau dipakai. Bersamaan dengan itu, data catatan
persediaan diperbaharui untuk menunjukkan adanya tambahan barang karena
penerimaan ini.

4.2.5.2 Setelah Penerimaan Material

Sesudah penerimaan material, petugas gudang akan memiliki tanggung jawab yang
penuh, baik itu dalam penyimpanan material, penyaluran dan pemeliharaan
material.

1. Penyimpanan
Penyimpanan merupakan mata rantai terakhir dari rantai pengendalian
bahan/material. Sekali barang telah diterima oleh kontraktor, selanjutnya
menjadi masalah dari bagian pergudangan/penyimpanan. Penyimpanan barang
secara fisik dapat digolongkan dalam beberapa kategori, antara lain:

a. Ruang, seperti halnya dengan pekerja dan material, dapat dianggap sebagai
salah satu sumber daya yang dapat diolah. Dapat dibayangkan jika suatu
proyek yang dibatasi ruang lingkup kerjanya, akan berpengaruh sekali

Fadli Wahyu Susanto


I 0117046 46
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Laporan Kuliah Magang 2020
Proyek Pembangunan Spillway Bendungan Tugu BAB 4
Kabupaten Trenggalek Pembahasan Pengamatan Pekerjaan

terhadap cara penyimpanan, yang pada akhirnya akan mempengaruhi biaya


proyek. Efisiensi penggunaan memerlukan perencanaan dan pandangan jauh
ke depan.

b. Barang / material yang terbungkus sudah seharusnya diberi tanda pengenal


untuk mempermudah mencarinya berdasarkan penomoran-penomoran yang
telah direncanakan secara standar. Hal ini juga amat memudahkan untuk
mengatur sediaan barang dan pemesanan barang yang sudah hampir habis.

c. Masalah dengan penempatan barang berbanding lurus dengan besarnya


gudang. Makin besar gudang, maka makin besar kemungkinan barang akan
hilang di dalam gudang. Pemecahannya adalah dengan sistem
pengelompokkan barang menurut jenis dan diberi alamat kode tertentu
seperti almari, rak, kotak atau timbunan barang. Kemudian dibuatkan indeks
dari semua sediaan barang yang ada dengan menunjukkan “alamat” dari tiap-
tiap barang, yang disusun dengan sistem tertentu, misalnya memakan nomor
urut komponen dan sebagainya.

d. Masalah keawetan juga perlu diperhatikan, misalnya untuk barang yang


mudah rusak karena getaran mekanis, panas, atau kelembaban memerlukan
perlindungan yang memadai. Masalah waktu penyimpanan juga kadangkala
perlu diperhatikan untuk barang-barang yang tidak dapat disimpan terlalu
lama, misalnya semen. Prinsip pengaturannya dikerjakan dengan sistem
masuk awal keluar awal (FIFO/First In First Out).

e. Metode penanganan akan mempengaruhi tata letak penyimpanan barang,


apabila dipakai peralatan seperti overhead crane dan truck. Dalam hal ini
harus diperhatikan ruang gerak (clearance-movement) dari peralatan tersebut
supaya tidak merusak atau menabrak timbunan barang yang sudah ada, serta
gudang.

f. Barang-barang harus dicegah dari pencurian dan juga cara pengambilan yang
tidak teratur waktunya.

g. Administrasi harus didesain sedemikian rupa, sehingga dapat dijadikan


sarana umpan balik yang tepat dari semua pengambilan bahan kepada bagian

Fadli Wahyu Susanto


I 0117046 47
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Laporan Kuliah Magang 2020
Proyek Pembangunan Spillway Bendungan Tugu BAB 4
Kabupaten Trenggalek Pembahasan Pengamatan Pekerjaan

pengendalian sediaan dan biaya. Pengendalian sediaan akan bertumpu pada


informasi untuk memperbaharui catatan mereka sendiri serta untuk
melaporkan pesanan yang baru melalui bagian pembelian. Terkadang,
barang-barang tertentu ternyata kurang. Hal ini dapat ditulis dalam daftar
kekurangan dan dibuatkan salinan untuk disampaikan kepada bagian yang
berkepentingan. Tergantung dari macam proyek, besar dan urgensinya, maka
inventarisasi sediaan dapat dilakukan secara periodik.

h. Keamanan penempatan barang yang berbahaya seperti dinamit, memerlukan


pencegahan dan perlindungan yang khusus. Juga barang-barang yang mudah
terbakar harus ditempatkan secara terpisah untuk mencegah bahaya
kebakaran.

Penyimpanan berfungsi untuk menjamin penjadwalan yang telah ditetapkan


dalam fungsi-fungsi sebelumnya dengan pemenuhan setepat-tepatnya dan
dengan biaya serendah mungkin. Fungsi ini mencakup semua kegiatan mengenai
pengurusan dan pengelolaan penyimpanan barang persediaan (termasuk barang-
barang khusus/special commodities), yang antara lain termasuk didalamnya
kegiatan-kegiatan mengenai:

a. Perencanaan/penyiapan/pengembangan ruang-ruang penyimpanan (storage


space).
b. Penyelenggaraan tata laksana penyimpanan (storage procedure).
c. Perencanaan/penyimpanan/pengoperasian alat-alat pembantu pengatur barang
(material handling equipment).
d. Tindakan-tindakan keamanan dan keselamatan (security dan safety).

2. Penyaluran
Petugas gudang harus menjamin bahwa material yang keluar dari gudang
digunakan untuk kepentingan pelaksanaan proyek. Administrasi harus didesain
sedemikian rupa sehingga dapat dijadikan sarana umpan balik yang tepat dari
semua pengambilan material kepada bagian pengendalian sediaan dan biaya.
Pengendalian sediaan akan bertumpu pada informasi ini untuk memperbaharui

Fadli Wahyu Susanto


I 0117046 48
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Laporan Kuliah Magang 2020
Proyek Pembangunan Spillway Bendungan Tugu BAB 4
Kabupaten Trenggalek Pembahasan Pengamatan Pekerjaan

catatan mereka sendiri, serta untuk melaporkan pesanan yang baru lewat bagian
pembelian.

3. Pemeliharaan
Pemeliharaan adalah suatu usaha atau proses kegiatan untuk mempertahankan
kondisi teknis dan daya guna suatu alat produksi atau fasilitas keja dengan jalan
merawat, memperbaiki, merehabilitasi, dan menyempurnakan. Fungsi
pemeliharaan mempunyai kaitan erat dengan fungsi penyimpanan dan
penyaluran, bukan saja secara fisik, tetapi juga prosedural. Pemeliharaan yang
mantap merupakan suatu usaha ke arah peningkatan ke tingkat kegunaan
peralatan sepanjang umurnya, yang pada dasarnya merupakan kegiatan-kegiatan
menambah umur peralatan, peningkatan efisiensi pada umumnya dan
penghematan anggaran pada khususnya.

4.2.6 Pemakaian Material

Petugas gudang harus menjamin bahwa material yang keluar dari gudang
digunakan untuk kepentingan pelaksanaan proyek. Administrasi harus didesain
sedemikian rupa sehingga dapat dijadikan sarana umpan balik yang tepat dari
semua pengambilan material kepada bagian pengendalian sediaan dan biaya.
Pengendalian sediaan akan bertumpu pada informasi ini untuk memperbaharui
catatan mereka sendiri, serta untuk melaporkan pesanan yang baru lewat bagian
pembelian. Pada pengendalian persediaan, aspek yang harus dicakup adalah kapan
dan berapa kali pesanan dilakukan, berapa banyak setiap kali dilakukan pemesanan
barang. Masalah utama persediaan bahan baku adalah menentukan berapa jumlah
pemesanan (lot lizing) yang ekonomis yang akan menjawab persoalan berapa
jumlah bahan baku dan kapan bahan baku itu dipesan, sehingga dapat
meminimalkan biaya pemesanan dan biaya penyimpangan.

4.2.7 Persediaan Material

Persediaan adalah bahan/material yang disimpan yang digunakan untuk memenuhi


tujuan tertentu, misalnya untuk digunakan dalam proses produksi, untuk dijual
kembali, atau untuk suku cadang dari suatu peralatan. Persediaan dapat berupa

Fadli Wahyu Susanto


I 0117046 49
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Laporan Kuliah Magang 2020
Proyek Pembangunan Spillway Bendungan Tugu BAB 4
Kabupaten Trenggalek Pembahasan Pengamatan Pekerjaan

bahan mentah, bahan pembantu, barang dalam proses, dan barang jadi. Persediaan
mempunyai nilai cukup besar dan mempunyai pengaruh terhadap besar kecilnya
biaya operasi.
Ada dua kondisi ekstrim yang dapat terjadi pada masalah persediaan barang, yaitu:
a. Over Stocking, yaitu kondisi dimana jumlah barang yang disimpanterdapat
jumlah yang besar untuk memenuhi permintaan dalam jangka waktu yang
panjang.
b. Under Stocking, yaitu persediaan barang dalam jumlah yang terbatas untuk
memenuhi dalam jangka waktu pendek.
Manajemen persediaan mempunyai dua fungsi yang saling berhubungan, yaitu
masalah perencanaan persediaan dan pengendalian persediaan. Pada perencanaan
persediaan aspek yang harus dicakup meliputi apa yang harus disediakan, berapa
jumlah kebutuhannya dan dimana sumber terbaik untuk mendapatkannya.
Sedangkan pada pengendalian persediaan, aspek yang harus dicakup adalah kapan
dan berapa kali pesanan dilakukan, berapa banyak setiap kali dilakukan pemesanan
barang.
Fungsi persediaan untuk memenuhi kebutuhan perusahaan sebagai berikut:
a. Menghilangkan risiko keterlambatan pengiriman bahan baku atau barang yang
dibutuhkan perusahaan.
b. Menghilangkan risiko jika material yang dipesan tidak baik sehingga harus
dikembalikan.
c. Menghilangkan risiko terhadap kenaikan harga atau inflasi.
d. Untuk menyimpan bahan baku yang dihasilkan secara musiman sehingga
perusahaan tidak akan mengalami kesulitan apabila bahan tersebut tidak tersedia
di pasaran.
e. Mendapatkan keuntungan dari pembelian berdasarkan potongankuantitas
(quantity discount).
f. Memberikan pelayanan kepada pelanggan dengan tersedianya bahan yang
diperlukan.
Masalah utama persediaan bahan baku adalah menentukan berapa jumlah
pemesanan (lot lizing) yang ekonomis yang akan menjawab persoalan berapa
jumlah bahan baku dan kapan bahan baku itu dipesan, sehingga dapat

Fadli Wahyu Susanto


I 0117046 50
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Laporan Kuliah Magang 2020
Proyek Pembangunan Spillway Bendungan Tugu BAB 4
Kabupaten Trenggalek Pembahasan Pengamatan Pekerjaan

meminimalkan biaya pemesanan dan biaya penyimpangan. Secara umum dapat


dikatakan bahwa biaya persediaan adalah semua pengeluaran dan kerugian yang
timbul sebagai akibat adanya persediaan (Winasih, 2005).

4.3 Quality Control (Manajemen Mutu/Kualitas)

Mutu merupakan indikator kesuksesan suatu proyek konstruksi terutama oleh


pemilik proyek terhadap proyek dan jasa pelaksanaan konstruksi, oleh karena itu
perusahaan jasa konstruksi berusaha menghasilkan produk dan jasa yang bermutu
untuk memenuhi harapan owner maupun untuk menjaga keunggulan bersaing di
pasar bebas. Sistem manajemen mutu adalah cara untuk menjamin mutu proyek
sesuai dengan persyaratan owner.
Sistem manajemen mutu yang digunakan adalah sistem manajemen mutu ISO
9001:2008. Sistem manajemen mutu ini merupakan suatu standar sistem bukan
standar produk, dimana dalam penggunaan standar sistem pelaksanaan pekerjaan
yang akan dilaksanakan direncanakan dengan sistematis. Sehingga apabila
implementasi di lapangan sesuai dengan teori yang ada, diharapkan proses
pekerjaan dapat berjalan terencana dan terkendali, baik ditinjau dari aspek
pembiayaan, mutu dan waktu sehingga lebih efektif dan efisien.

4.3.1 Quality Control Beton Segar

Quality control terhadap beton segar merupakan pengujian atau pengecekan


terhadap beton segar yang diangkut oleh truck molen yang baru saja tiba di lokasi
proyek. Pada pengujian terdapat beberapa aspek yang harus diperhatikan pada saat
melakukan pengecekan terhadap beton yang sampai. Apabila pada saat pengecekan
ditemui kualitas beton yang tidak sesuai atau buruk, pihak kontraktor berhak
menolak untuk tidak menggunakan beton tersebut dan meminta pengiriman ulang
sesuai kesepakatan yang telah disetujui.
a. Pengecekan surat jalan
Pada pengecekan ini yang perlu diperhatikan adalah
 waktu keberangkatan truk molen
 waktu tiba truk molen di lokasi proyek

Fadli Wahyu Susanto


I 0117046 51
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Laporan Kuliah Magang 2020
Proyek Pembangunan Spillway Bendungan Tugu BAB 4
Kabupaten Trenggalek Pembahasan Pengamatan Pekerjaan

 volume beton yang diangkut


 waktu pembongkaran
 waktu truk molen meninggalkan lokasi proyek

b. Uji Slump
Pengujian ini berfungsi untuk mengetahui hasil slump beton yang dikirim sesuai
dengan pesanan. Karena pada dasarnya hasil slump akan berpengaruh terhadap
kualitas beton tersebut.

Gambar 4.1 Pengujian Slump


c. Pengujian secara fisik
Pengujian fisik beton ini untuk mengetahui keadaan beton tersebut, apakah beton
tersebut mengalami segregasi atau tidak atau mengalami bleeding atau tidak.
Tentunya pengujian ini juga sangat mempengaruhi terhadap beton tersebut

d. Pengujian kuat tekan


Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui kuat tekan beton, apakah sudah sesuai
dengan yang dipesan atau belum. Pengujian ini dilakukan dengan mengambil
sebanyak 3 sampel beton yang kemudian di kemudian hari diuji di laboratorium
menggunakan mesin uji kuat tekan.

Fadli Wahyu Susanto


I 0117046 52
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Laporan Kuliah Magang 2020
Proyek Pembangunan Spillway Bendungan Tugu BAB 4
Kabupaten Trenggalek Pembahasan Pengamatan Pekerjaan

Gambar 4.2 Pengujian kuat tekan beton

4.3.2 Quality Control Pembesian

Pengecekan pada pekerjaan pembesian sangat penting untuk menjaga kualitas dari
konstruksi struktur. Pekerjaan pembesian harus sesuai dengan gambar DED yang
sudah disetujui oleh pihak pengawas, konsultan, dan kontraktor. Apabila terdapat
ketidaksesuaian antara pekerjaan di lapangan dengan gambar detail pembesian,
maka pihak owner atau pengawas berhak untuk melakukan tinjauan ulang dan
meminta pihak kontraktor untuk memperbaiki kesalahan.
Quality control pada pembesian meliputi pengecekan terhadap,
a. Diameter tulangan yang digunakan
b. Jumlah tulangan
c. Jarak spasi antar tulangan
d. Kualitas besi tulangan
e. Dimensi bagian struktur yang ditinjau

Gambar 4.3 Pengecekan pekerjaan pembesian

Fadli Wahyu Susanto


I 0117046 53
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Laporan Kuliah Magang 2020
Proyek Pembangunan Spillway Bendungan Tugu BAB 4
Kabupaten Trenggalek Pembahasan Pengamatan Pekerjaan

4.3.3 Quality Control Pengecoran

Quality control pengecoran dilakukan untuk memastikan bahwa area yang sedang
dilakukan sesuai dengan mutu beton yang digunakan. Tentunya sangat berbahaya
untuk keamanan struktuk apabila kesalahan dalam penggunaan mutu beton yang
tidak sesuai dengan ketentuan awal.
Selain itu, juga dilakukan pengecekan elevasi agar hasil yang diperoleh pada
pekerjaan pengecoran sesuai dengan elevasi rencana dan tmenghindari adanya
kemiringan elevasi.

Gambar 4.4 Quality Control Pekerjaan Pengecoran

4.3.4 Quality Control Pemasangan Bekisting

Quality control pada pemasangan bekisting dilakukan agar bekisting yang nantinya
terpasang sesuai dengan marking area yang dilakukan dan sesuai dengan gambar
DED yang ada.
Pengecekan pada pemasangan bekisting dilakukan dengan mengamati kode-kode
yang tertera pada bekisting. Kode yang terpasang harus sesuai dan berurutan agar
pemasangan dapat sempurna.

Fadli Wahyu Susanto


I 0117046 54
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Laporan Kuliah Magang 2020
Proyek Pembangunan Spillway Bendungan Tugu BAB 4
Kabupaten Trenggalek Pembahasan Pengamatan Pekerjaan

Gambar 4.5 Quality Control Pemasangan Bekisting

4.3.5 Quality Control Hasil Pengecoran

Quality control yang dilakukan terhadap hasil pengecoran berfungsi untuk


mengetahui hasil dan kualitas struktur yang sudah terbentuk. Apabila hasil yang
diamati kurang baik, maka perlu adanya perbaikan-perbaikan.

Gambar 4.6 Quality Control Hasil Pekerjaan Struktur

Fadli Wahyu Susanto


I 0117046 55
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Laporan Kuliah Magang 2020
Proyek Pembangunan Spillway Bendungan Tugu BAB 4
Kabupaten Trenggalek Pembahasan Pengamatan Pekerjaan

4.4 Manajemen K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja)

4.4.1 Alat Pelindung Diri

Gambar 4.7 Alat Pelindung Diri

Gambar 4.8 Prosedur Penggunaan APD

Fadli Wahyu Susanto


I 0117046 56
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Laporan Kuliah Magang 2020
Proyek Pembangunan Spillway Bendungan Tugu BAB 4
Kabupaten Trenggalek Pembahasan Pengamatan Pekerjaan

4.4.2 Rambu dan Simbol K3

1. Tempat Sampah 3 Jenis

Gambar 4.9 Tempat Sampah 3 Jenis

2. Rambu peringatan pada gudang bahan bakar

Gambar 4.10 Rambu peringatan pada gudang bahan bakar

Fadli Wahyu Susanto


I 0117046 57
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Laporan Kuliah Magang 2020
Proyek Pembangunan Spillway Bendungan Tugu BAB 4
Kabupaten Trenggalek Pembahasan Pengamatan Pekerjaan

4.4.3 Safety Induction

Gambar 4.11 Proses pelaksanaan safety induction

4.4.4 Toolbox Talk


Kegiatan toolbox talk dilakukan setiap hari selain hari jum’at. Dilakukan
sebelum memulai pekerjaan, biasanya kegiatan ini diikuti oleh pekerja,
mandor, pelaksana lapangan dan dipimpin oleh SOM. Pada toolbox talk
dibahas rencana kerja hari ini, alat-alat kerja dan material yang digunakan,
potensi bahaya pada lokasi pekerjaan.

Gambar 4.12 Kegiatan Toolbox talk

Fadli Wahyu Susanto


I 0117046 58
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Laporan Kuliah Magang 2020
Proyek Pembangunan Spillway Bendungan Tugu BAB 4
Kabupaten Trenggalek Pembahasan Pengamatan Pekerjaan

4.4.5 Toolbox Meeting


Kegiatan toolbox meeting diadakan setiap Jum’at pagi sebelum memulai
pekerjaan. Kegiatan ini diikuti oleh seluruh staff kantor beserta SAM, SEM,
SOM, dan Manajer HSE Officer. Kegiatan ini dipimpin oleh PM dan setelah
selesai kegiatan biasanya dilanjutkan dengan pemberian reward kepada
staff yang terpilih. Pada kegiatan toolbox meeting dibahas tentang
performance K3L sesuai potensi yang muncul seiring kegiatan proyek,
progress mingguan.

Gambar 4.13 Prosedur Toolbox Meeting Sebelum Pelaksanaan Pekerjaan

4.4.6 Prosedur Training Sebelum Pelaksanaan Pekerjaan

Gambar 4.14 Prosedur Training Sebelum Pelaksanaan Pekerjaan

Fadli Wahyu Susanto


I 0117046 59
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Laporan Kuliah Magang 2020
Proyek Pembangunan Spillway Bendungan Tugu BAB 4
Kabupaten Trenggalek Pembahasan Pengamatan Pekerjaan

4.4.7 Prosedur Pemasangan Alat Keamanan Sebelum Pelaksanaan


Pekerjaan

Gambar 4.15 Prosesur Pemasangan Alat Keamanan Sebelum Pelaksanaan


Pekerjaan

4.4.8 Pengecekan Dokumen Sebelum Pelaksanaan Pekerjaan

Gambar 4.16 Pengecekan Dokumen Sebelum Pelaksanaan Pekerjaan

Fadli Wahyu Susanto


I 0117046 60
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Laporan Kuliah Magang 2020
Proyek Pembangunan Spillway Bendungan Tugu BAB 4
Kabupaten Trenggalek Pembahasan Pengamatan Pekerjaan

4.4.9 Safety Inpection

Gambar 4.17 Safety Inspection yang dilakukan HSE

4.4.10 Pengendalian Dampak Lingkungan Debu

Gambar 4.18 Meminimalisir debu dengan penyiraman jalan akses lapangan


serta lingkungan sekitar

Fadli Wahyu Susanto


I 0117046 61

Anda mungkin juga menyukai