Anda di halaman 1dari 19

BAB V MANAJEMEN MATERIAL

BAB V
MANAJEMEN MATERIAL

V.I Pengertian Manajemen Material


Material merupakan salah satu komponen sumber daya yang paling
penting dalam suatu proyek. Oleh karena itu material harus direncanakan
pengadaan secara terencana selama tahapan konstruksi berlangsung. dan
pengendalian yang kurang baik akan berdampak menyeluruh dalam tahap
pembangunan proyek. Untuk dapat merencanakan dan mengendalikan material
dengan baik diperlukan suatu metode yang mampu memberikan informasi –
informasi terbaru secara akurat, relevan, detil, dan cepat. Fokus penelitian ini ada
membuat suatu model sistem penjadwalan dan pengendalian material dalam
proyek – proyek konstruksi.
Fungsi dari manajemen material adalah merencanakan, mengorganisir,
menghitung, memimpin, dan mengendalikan segala pengadaan dan pemakaian
nya didalam proyek – proyek konstruksi. Dalam hal ini perlu ada nya suatu sistem
informasi dan komunikasi yang baik, agar manajemen berjalan dengan baik.

V.2 Pengendalian Manajemen Material


Pengendalian manajemen material pada proyek apartement City Light.
Manajemen material pada proyek ini dimulai pada masa tender supplier. Sebelum
diadakan tender supplier pemberi tugas yakni Project Manager sudah harus
menyerahkan hasil perhitungan kebutuhan material untuk proyek apartement Casa
De Parco, beserta jadwal ke kantor pusat ( PT. CATURBANGUN
MANDIRIPERKASA ). Setelah perusahaan menyetujui maka kontraktor
mengundang para supplier untuk mengikuti tender pengadaan material pada
proyek tersebut. Bagian yang bertugas mencari supplier adalah bagian logistic.
Bagian logistic juga bertugas untuk mengatur penempatan posisi material di
lapangan.

LaporanKerjaPraktek 73
Oka WegeIndarwoko (121-11-0004)
BAB V MANAJEMEN MATERIAL

Kriteria pemilihan supplier bukan berdasarkan harga terendah, melainkan


berdasarkan kualitas terbaik dalam arti mutu material serta supplier yang dapat
dipercaya. Dari analisa bagian logistic, maka project manager dan site manager
mengambilan keputusan mengenai supplier yang masuk nominasi, dan keputusan
tersebut dilaporkan kembali ke perusahaan pusat ( PT. CATURBANGUN
MANDIRI ) dan owner ( PT. SUMBER TENAGA LESTARI). Bila kedua
pihak tersebut tidak memberikan saran – saran ataupun keberatan mengenai
supplier – supplier tersebut, maka keputusan kontraktor ini dapat diizinkan oleh
project manager untuk mengikat kontrak dengan supplier. Kontrak yang
dimaksud adalah Termin Kontrak, yang artinya pembayaran dilakukan dengan
proses material yang diterima dan pembayarannya dilakukan sesudah material
diterima.
Tahapan yang perlu dikelola dalam pengelolaan material pada proyek
apartement City Light adalah sbb:
• Pembuatan Master Barang yang dibutuhkan
• Perencanaan Kebutuhan Material proyek
• Material Schedule
• Analisa Harga dan Pemilihan Supplier
• Purchase Order
• Penerimaan Barang
• Pemakaian Barang
• Evaluasi Pemakaian Bahan
• Pengelolaan Sisa Material

Dalam perencanaan material proyek apartement City Light, hal yang


diperhatikan dalam menunjang pengendalian manajemen material proyek adalah
sebagai berikut:

 Kualitas material yang dibutuhkan: menggunakan tipe tertentu dengan


mutu terbaik dan harus sesuai dengan yang dipersyaratkan di dalam
spesifikasi perencanaan proyek.

LaporanKerjaPraktek 74
Oka WegeIndarwoko (121-11-0004)
BAB V MANAJEMEN MATERIAL

 Spesifikasi teknis material: merupakan dokumentasi persyaratan teknis


material yang direncanakan dan menjadi acuan untuk memenuhi
kebutuhan material.
 Lingkup penawaran yang diajukan oleh beberapa supplier: dengan
memilih harga yang murah namun dengan kualitas material terbaik. Serta
reputasi supplier yang baik dan punya ketepatan serta kedisiplinan waktu
pada saat pengiriman.
 Waktu pengiriman (delivery): menyesuaikan dengan schedule pemakaian
material, biasanya beberapa material dikirim sebelum pekerjaan dimulai
atau mendekati pada saat pengerjaannya, sehingga tidak terjadi
penumpukan material di lokasi proyek.
 Pemasok material adalah rekanan terpilih yang telah bekerja sama dengan
baik dan memberikan pelayanan yang memuaskan pada proyek-proyek
sebelumnya.
 Jadwal penggunaan material harus sesuai antara kebutuhan proyek dengan
waktu pengiriman material dari pemasok.

V.3 Pengadaan Material


Pengadaan material dan material dan material pada suatu proyek
memerlukan manajemen yang baik untuk menunjang kelancaran pekerjaan.
material yang dipilih berdasarkan kebutuhan dan harus sesuai dengan standar dan
kondisi di lapangan.

Pemilihan material yang akan digunakan dalam suatu pekerjaan


merupakan faktor penting yang mempengaruhi proses penyelesaian suatu
pekerjaan secara cepat dan tepat. pertimbangan dari segi biaya sehubungan
dengan Pengadaan material harus tetap ada, artinya harus ada optimasi dari harga
produksi per satuan waktu untuk setiap peralatan yang digunakan. hal ini sangat
penting agar dalam pelaksanaan nanti tidak terhambat karena adanya terlambat
datangnya material.

Ada beberapa faktor yang harus dipertimbangkan dalam pengadaan


material, yaitu:

LaporanKerjaPraktek 75
Oka WegeIndarwoko (121-11-0004)
BAB V MANAJEMEN MATERIAL

1. Identifikasi jenis dan jumlah material. Pemesanan suatu bahan harus


didahului dengan proses pengamatan dan pemilihan material sesuai
dengan spesifikasi yang telah ditentukan desain. Setelah diketahui
spesifikasi bahan yang digunakan, maka dilanjutkan dengan
penentuan jumlah bahan yang dibutuhkan untuk setiap pekerjaan
konstruksi. Perhitungan jumlah kebutuhan bahan disesuaikan dengan
rencana pekerjaan yang nantinya akan dibagi berdasarkan satuan yang
tersedia di pasaran, dalam hal ini bahan yang disediakan oleh supplier.
2. Pertimbangan akan kualitas material biasanya didasarkan pada nama
baik produsen dan supplier yang menyediakan bahan bermutu baik,
yang telah diketahui oleh kontraktor.
3. Faktor harga menjadi hal yang perlu dipertimbangkan karena semakin
murahnya harga bahan maka biaya pengeluaran proyek dapat
diperkecil. Hal ini tentu saja akan menguntungkan kontraktor. Saat
kontraktor memutuskan untuk menggunakan bahan dengan harga
termurah, aspek kualitas bahan tidak boleh dikesampingkan.

Waktu pengiriman bahan sejak pemesanan dilakukan juga harus menjadi


pertimbangan. Walaupun lokasi supplier dekat dengan proyek, namun jika pihak
supplier tidak tanggap merespon pemesanan dan pendistribusian bahan, maka ada
kemungkinan schedule akan terganggu akibat keterlambatan pengadaan bahan

V.3.1 Pengusulan Dan Persetujuan Material


Pengusulan material yang digunakan harus sesuai dengan RKS (Rencana
Kerja dan Syarat- syarat Teknis) dan telah mendapat persetujuan dari konsultan
MK (Manajemen Konstruksi) dengan menunjukkan contoh-contohnya. Pihak
konsultan MK memeriksa bahan/material yang datang secara langsung, apakah
bahan itu sesuai dengan contoh atau tidak. Jika disetujui, maka pekerjaan dapat
dilanjutkan, namun jika tidak, maka diganti sesuai dengan permintaan konsultan
MK atau sesuai dengan RKS (Rencana Kerja dan Syarat- syarat Teknis). seperti di
jelaskan dalam gambar prosedur pengusulan dan persetujuan berikut:

LaporanKerjaPraktek 76
Oka WegeIndarwoko (121-11-0004)
BAB V MANAJEMEN MATERIAL

prosedur pengusulan dan persetujuan material

V.3.2 Expediting Material


Expediting merupakan proses monitoring perjalanan barang mulai dari PO
lanjutan dari proses PO (Purchase Order) di approval hingga barang yang
diorderkan sampai pada tempat dan waktu yang dijanjikan yang kemudian
dilanjutkan dengan proses receiving atau penerimaan, sehingga proses monitoring
dalam Expediting diharapkan dapat dilakukan dengan baik agar barang yang
dipesan dapat sampai tepat waktu tanpa mengabaikan tepat yang lainnya (tepat
tempat, tepat mutu, tepat harga dan tepat jumlah).

LaporanKerjaPraktek 77
Oka WegeIndarwoko (121-11-0004)
BAB V MANAJEMEN MATERIAL

Adapun tugas – tugas yang dilakukan saat Expediting Material adalah sebagai
berikut :

1) PM (project manager)
 Memberikan paraf persetujuan.
 Menyimpan dokumentasi yang mendukung.
 Menginstruksikan pemesanan material.

2) QC (Quality Control)
 mengontrol agar tidak terjadi keterlambatan
 melakuan pengecekan material yang akan di datangkan
 mememberikan status layak tidak nya material untuk di
pergunakan dalam proyek

 Proses Expediting Material Cor


Proses expediting material cor pada proyek City Light Apartement
Ciputat sangat baik hal ini di karenakan setelah porses pemesanan material
yang di lakukan PM (Project Manager) telah di setujui, bahwa PT.KARYA
BETON SUDHIRA yang menjadi suplayer material cor. maka QC
(Quality Control) melakukan pengecekan berupa meminta sample dan
hasil uji kuat tekan beton serta menyaksikan proses uji kuat tekan beton
guna menghindari adanya ketidak cocokan spek Setelah sample uji kuat
tekan sesuai spek di lanjutkan pengiriman yang sudah terjadwal.
Lamanya perjalanan juga di perhitungkan jarak suplayer cor
haruslah dekat dengan lokasi proyek, maka pada proyek City Light
Apartement Ciputat menggunakan PT.KARYA BETON SUDHIRA yang
berlokasi di daerah srepong tanrang guna meminimalisir keterlambatan
dating nya coran yang mengakibatkan keterlambatan proyek

 Expediting Material Besi Baja


Proses expediting material cor pada proyek City Light Apartement
Ciputat sangat baik hal ini di karenakan setelah porses pemesanan material
LaporanKerjaPraktek 78
Oka WegeIndarwoko (121-11-0004)
BAB V MANAJEMEN MATERIAL

yang di lakukan PM (Project Manager) telah di setujui, maka QC (Quality


Control) melakukan pengecekan berupa meminta sample tulangan baja dan
membawa sample tersebut ke Laboratorium Uji mekanik Balai Besar
Teknologi Kekuatan Struktur (B2TKS) BPPT ( Badan Pengkajian dan
Penerapan Teknologi ) untuk uji tarik dan lengkung statis. jika sesuai spek
yang di harapkan maka di proses pemesanan besi baja untuk proyek City
Light Apartement bias berjalan, apa bila tidak sesuai spek maka perlu di
lakukan survey ulang dan melakukan uji kuat lentur kembali.

 Expediting Material Semen


Proses expediting material cor pada proyek City Light Apartement
Ciputat sangat baik hal ini di karenakan setelah porses pemesanan material
yang di lakukan kontraktor PM (Project Manager) telah di setujui, maka
QC (Quality Control) melakukan pengecekan berupa survey ke suplayer
semen untuk pengecekan fisik meliputi:
 Tempat penyimpanan suplayer apakah semen yang akan di beli
di simpan dalam tempat yang baik atau tidak, karena semen
yang tidak di simpan dalam keadaan baik akan kualitas semen
tersebut
 Berlogo SNI (Standart Nasional Indonesia) menunjukan bahwa
semen yang akan di pergunakan telah bersertifikat standart
nasional
 Tidak Menggumpal

V.3.3 Receiving Material


Receiving adalah proses penerimaan material, baik material local ataupun
dari impor. Bagian receiving melakukan penerimaan material dan pengecekan
terhadap barang – barang yang diterima sesuai dengan dokumen pengiriman dari
supplier pada proyek City Light Apartement Ciputat bagian yang menangani
receiving material adalah:
1. Logistic Pusat
LaporanKerjaPraktek 79
Oka WegeIndarwoko (121-11-0004)
BAB V MANAJEMEN MATERIAL

 Mendokumentasikan laporan yang masuk


 Menindak lanjuti laporan director
2. Storekeeper
 Menerima kedatangan material sesuai yang dijadwalkan dalam
SPM.
 Melaporkan kepada site manager/QC selanjutnya dan
mengembalikan ke supllier/subkon bila material yang
didatangkan sesuai dengan surat jalan dan SPM.
 Menerima material dan menyimpan di gudang.
 Membuat surat penerimaan barang dan meminta pengesahan
pada PM dan penanggung jawab lainnya.
 Mengirim monitoring pengadaan material mingguan proyek ke
bagian logistic
3. QC (Quality Control)
 melakuan pengecekan material yang datang
 mememberikan status layak tidak nya material untuk di
pergunakan dalam proyek

 Proses Receiving Material Cor


Proses receiving material cor yang di lakukan di proyek
City Light Apartement Ciputat sangat baik hal ini di karenakan bagian
logistic setelah menerima laporan bahwa PT.KARYA BETON
SUDHIRA akan mengimkan coran bagian storekeeper memastikan
apakah coran yang di antarkan PT.KARYA BETON SUDHIRA sudah
sesuai pesanan.
QC (Quality Control) melakukan pengecekan kualitas dengan
menggunakan sumpt test apakah cor yang di bawa sudah sesuai
dengan laporan hasil uji kuat tekan sebelumnya, jika tidak sesuai QC
(Quality Control) akan membatalkan pesanan karena tidak sesuai spek
yang di minta sebelum nya.

LaporanKerjaPraktek 80
Oka WegeIndarwoko (121-11-0004)
BAB V MANAJEMEN MATERIAL

 Proses Receiving Material Besi Baja


Proses receiving material cor yang di lakukan di proyek
City Light Apartement Ciputat sangat baik hal ini karena ketika besi
baja datang ke lokasi proyek bagian logistic langsung meminta surat
jalan guna memastikan jumlah material besi baja sudah sesuai
pesanan.
QC (Quality Control) memlakukan pengecekan kualitas
fisik seperti:
 memastikan material besi baja tidak ada yang terpotong
 memastika material besi baja tidak berkarat
jika pengecekan fisik sesuai maka material besi baja dapat di gunakan
dalam proyek, jika material besi tidak sesuai QC akan meminta ganti
material kepada suplayer
Setelah QC memustuskan besi baja layak untuk di
pergunakan dalam proyek maka storekeeper akan menyimpan besi
baja di tempat dekat yang baik untuk menghindari adanya kehilangan
dan berkurang nya kualitas besi baja tersebut dan membuat surat
penerimaan barang

 Proses Receiving Material Semen


Proses receiving material cor yang di lakukan di proyek
City Light Apartement Ciputat sangat baik hal ini karena ketika semen
datang ke lokasi proyek bagian logistic langsung meminta surat jalan
guna memastikan jumlah material besi baja sudah sesuai pesanan.
QC (Quality Control) memlakukan pengecekan kualitas
fisik seperti:
 Berlogo SNI (Standart Nasional Indonesia
 Tidak Menggumpal

LaporanKerjaPraktek 81
Oka WegeIndarwoko (121-11-0004)
BAB V MANAJEMEN MATERIAL

jika pengecekan fisik sesuai maka material semen dapat di gunakan


dalam proyek, jika material semen sesuai QC akan meminta ganti
material kepada suplayer
Setelah QC memustuskan semen layak untuk di pergunakan
dalam proyek maka storekeeper akan menyimpan semen tersebut di
gudang, namun dalam proyek City Light Apartement Ciputat ini
storekeeper menyimpan semen per lantai untuk memudahkan
pengerjaan, dan untuk menjaga kualitas semen, semen di beri alas
guna menghindari terjadi nya penggumpalan pada semen

V.3. Pendatangan Material


Adapun tugas – tugas yang dilakukan saat pendatangan material adalah
sebagai berikut :
3. Engineering ( Manager / Chief )
 Menerima contoh material dari supplier/subkon.
 Memulangkan contoh/brosur apabila tidak sesuai dengan
persyaratan dan perencanaan.
 Memberikan paraf persetujuan.
 Menyimpan dokumentasi yang mendukung.
 Menginstruksikan pemesanan material.
4. Storekeeper
 Membuat SPM
 Menerima kedatangan material sesuai yang dijadwalkan dalam
SPM.
 Melaporkan kepada site manager/QC selanjutnya dan
mengembalikan ke supllier/subkon bila material yang
didatangkan sesuai dengan surat jalan dan SPM.
 Menerima material dan menyimpan di gudang.
 Membuat surat penerimaan barang dan meminta pengesahan
pada PM dan penanggung jawab lainnya.
 Membuat monitoring pengadaan material proyek.

LaporanKerjaPraktek 82
Oka WegeIndarwoko (121-11-0004)
BAB V MANAJEMEN MATERIAL

 Mengirim surat penerimaan barang kepada cost controller


setiap minggu.
 Mengirim monitoring pengadaan material mingguan proyek ke
bagian logistic
5. Project Manager
 Mendokumentasikan laporan yang masuk.
 Melaporkan kepada operational director.
6. Logistic Pusat
 Mendokumentasikan laporan yang masuk
 Menindak lanjuti laporan director
Ketentuan Umum :
a. Pemeriksaan penuh, untuk material supplier dan subkontraktor saat
kedatangan.
b. Pemeriksaan berkala, untuk material yang telah tersimpan di gudang atau
tempat penyimpanan lain. Pemeriksaan juga termasuk kondisi K3 terkait.
c. Pemeriksaan terbatas, untuk material dari pemberi tugas dan NCS saat
pelaksanaan pekerjaan termasuk kondisi K3 terkait.
d. Pengadaan Design, contoh pelaksnaan uji material yang dilakukan sesuai
RPM.
e. Apabila ada material yang tidak lulus pemeriksaan sesuai RPM maka
harus diberlakukan diagram alir tahap pengadaan produk yang tidak sesuai
dimana laporan ketidaksesuaian yang terlampir pada diagram alir tersebut.
f. Form pemeriksaan material secara acak dilakukan untuk jenis material
sbb:
 Uji tarik, pemeriksaan dilakukan berdasarkan skala pemakaian
beton setiap proyek. Untuk pemakaian > 500 ton, pengujian
dilakukan setiap 100 ton/diameter. Untuk pemakaian 50 – 500 ton,
pengujian dilakukan tiap 50 ton/diameter. Untuk pemakaian < 50
ton. Cukup dilengkapi dengan MIL certifacete.
 Keramik : diperiksa ukuran, kondisi pecah/tidak dan keseragaman
warna.
 Marmer : diperiksa ukuran kondisi pecah/tidak dan keseragaman
LaporanKerjaPraktek 83
Oka WegeIndarwoko (121-11-0004)
BAB V MANAJEMEN MATERIAL

warna.
 Granit : diperiksa ukuran, kondisi pecah/tidak dan keseragaman
warna/corak.
 Jumlah dan periode pengambilan acak, ditetapkan dalam RPM.
g. Bila ada material yang tidak sesuai dengan klarifikasi, harus terlebih
dahulu dipisahkan antara yang masih bisa dipakai dan tidak, yang tidak
bisa dipakai/tidak sesuai harus dikembalikan kepada supllier/subkon.
h. Bila terjadi perpindahan material yang telah lulus uji ke proyek lain, maka
copy hasil uji harus disertakan juga dalam pengiriman material tersebut.

V.3.2 Besi Beton


Penyimpanan dan penempatan material besi beton diusahakan sedekat
mungkin dengan lokasi pekerjaan ( fabrikasi ) agar pekerjaan bisa berjalan dengan
efektif dan efisien tanpa kesulitan dan membutuhkan waktu yang lama. Lokasi
penempatan material disarankan ditanah dasar dan rata sehingga mengurangi
resiko terjadinya kecelakaan kerja maupun tercecer nya besi besi beton tersebut.

LaporanKerjaPraktek 84
Oka WegeIndarwoko (121-11-0004)
BAB V MANAJEMEN MATERIAL

Lokasi penempatan dan pemotongan besi proyek City Light

Pada proyek apartement City Light penempatan besi beton diletakkan


persis disisi samping proyek yang strategis dan dekat dengan lokasi fabrikasi.
V.3.3 Semen
Di karenakan proyek ini dalam tahap akhir atau fhinishing maka
penyimpanan semen di letakan perlantai untuk memudahkan pengerjaan dan
terlindung dari kerusahan akibat pengaruh cuaca, maupun pencurian. Penempatan
semen tidak boleh langsung menyentuh ke tanah, harus diberi alas agar tidak
terjadi bongkahan pada semen akibat kelembaban.

Lokasi penempatan dan pemotongan semen proyek City Light

V.4 Keluar Masuk Material


Adapun tugas – tugas yang dilakukan saat keluar masuknya material
sebagai berikut :
1. Project Manager
 Mengesahkan laporan gudang mingguan dan menerima contoh
laporan dari supplier/subkon.
 Menginstruksikan pengeluaran barang.
LaporanKerjaPraktek 85
Oka WegeIndarwoko (121-11-0004)
BAB V MANAJEMEN MATERIAL

 Tanda tangan form pengeluaran barang.


2. Site Manager
 Memeriksa dan menyetujui laporan gudang mingguan.
 Melakukan tindakan – tindakan yang diperlukan.
3. Supervisor
 Menyetujui bon material yang diajukan mandor
4. Storekeeper
 Memeriksa dan mencatat barang yang datang untuk :
a. Jumlah barang/material
b. Jenis barang/material
 Mengatur penyimpanan material tersebut sbb :
a. Gudang tertutup, bersih dan kering untuk penyimpanan PC,
chemical material, sanitary ware besar.
b. Gudang terbuka beratap dan kering atau dengan menutup
terpal/plastik untuk menyimpan kayu multiplek.
c. Gudang terbuka untuk penyimpanan batu, besi, pasir.
d. Box/kotak yang aman dalam ruangan untuk penyimpanan
hardware, lockset, sanitary wares kecil.
e. Tumpukan Semen harus diberi alas papan.
 Mengatur material yang sejenis agar diletakkan bersama dan
diberi identifikasi yang sesuai, dapat berupa :
a. Pemberian label/tag
b. Kode stock yang diberikan oleh storekeeper.
c. Bentuk/kondisi material itu sendiri.
d. Daerah/lokasi.
e. Penandaan langsung pada material.
f. Penandaan atas masa berlaku ( tanggal terima dan tanggal
kadaluarsa )
 Pemilihan sistem identifikasi dilakukan dengan
mempertimbangkan resiko kesalahan penggunaan.
 Melakukan pemeriksaan berkala material untuk mendeteksi apabila
terjadi kerusakan dan penurunan mutu.
LaporanKerjaPraktek 86
Oka WegeIndarwoko (121-11-0004)
BAB V MANAJEMEN MATERIAL

 Memisahkan penempatan material yang rusak.


 Melaksanakan opname mingguan terhadap sisa dan kondisi
material.
 Membuat laporan mingguan mengenal opname.
 Mengeluarkan barang.
 Membuat laporan pemakaian barang.
 Mencatat barang yang keluar.
 Membuat dokumen bukti pengeluaran barang untuk :
a. Material yang sudah tidak dipakai di proyek bersangkutan,
tetapi masih dapat digunakan untuk proyek – proyek lain.
b. Material/peralatan sewa yang akan dikembalikan ke supplier
c. Mendistribusikan form pengeluaran barang ke bagian. Logistic
dan CCT.
Ketentuan umum :
a. Khusus semen ditetapkan sistem FIFO ( first in first out ) dengan
dua lokasi yang saling bertukar untuk pengisian dan pengembalian.
b. Site Manager bertanggung jawab atas penyimpanan, pemakaian,
pengeluaran material, baik yang dipasok sendiri maupun oleh
pemberi tugas.
c. Project Manager/site manager bertanggung jawab
mengidentifikasi dan melaporkan kepada pemberi tugas apabila
material yang dipasok pemberi tugas hilang, rusak atau tidak sesuai
untuk digunakan.
d. Kepala storekeeper bertanggung jawab untuk membuat denah
gudang dan slock yard yang.
e. Diagram alir keluar masuk material ini juga berlaku untuk spare
part/alat pada gudang mekanik, khususnya untuk alat consumable.
Setiap alat atau material harus mempunyai kantor stock.
f. Monitoring peralatan yang dipinjam dari gudang mekanik, harus
dicatat dalam buku monitoring, sesuai format.
g. Laporang mingguan gudang juga didistribusikan ke bagian logistic
dan cost contril.
LaporanKerjaPraktek 87
Oka WegeIndarwoko (121-11-0004)
BAB V MANAJEMEN MATERIAL

h. Pengendalian terhadap material yang ditetapkan dalam diagram alir


ini juga diberlakukan untuk material yang disuplai oleh owner.

V.5 Pengendalian Produk Yang Tidak Sesuai


Adapun tugas – tugas yang dilakukan saat keluar masuknya material
sebagai berikut :
1. Chief Engineer/Engineer/Site Manager/QC
 Mengidentifikasi ketidaksesuaian
 Mengisi uraian ketidaksesuaian dalam LPK dan menyertakan
lampiran – lampiran terkait.
 Menganalisa penyebab ketidaksesuaian.
 Mengajukan penyebab ketidaksesuaian.
 Mengajukan metode penanganan dan menyertakan lampiran –
lampiran yang dibutuhkan.
 Melakukan tindak lanjut atas metode penanganan.
2. QC (Quality Control)
 Memberikan nomor laporan ketidaksesuaian laporan ( LPK ).
 Mencatat pada daftar laporan ketidaksesuaian produk.
 Memverifikasikan LPK yang sudah dilengkapi.
 Mencatat pada daftar laporan ketidaksesuaian produk.
 Membuat rekap LPK perbulan.
3. Project Manager
 Memutuskan metode penanganan dan tindakan koreksi untuk
mecegah terulangnya ketidaksesuaian.
 Menugaskan personil yang bertanggung jawab terhadap
penanganan tersebut.
 Menetapkan target penyelesaian.
 Mempelajari rekap laporan ketidaksesuaian produk.
 Menganalisis penyebab – penyebab laporan ketidaksesuaian
produk secara keseluruhan.

LaporanKerjaPraktek 88
Oka WegeIndarwoko (121-11-0004)
BAB V MANAJEMEN MATERIAL

 Memasukkan rekap LPK, analisis penyebab dan tindakan


pencegahan dalam laporan bulanan proyek.
4. Operation Director
 Menerima laporan bulanan proyek.
 Melakukan tindak lanjut atas masalah – masalah di proyek.
 Membuat rangkuman dari rekap LPK seluruh proyek berjalan
setiap 2 bulan.
5. QMS Manager
 Menerima laporan setiap 6 bulan untuk dipresetasikan RTM.

Ketentuan Umum
a. Produk yang tidak sesuai dapat berupa :
 Material dari supplier/subkontraktor yang tidak sesuai.
 Material “supply by owner” yang tidak sesuai.
 Hasil pekerjaan yang tidak sesuai ( termasuk pula pekerjaan
yang dilaksanakan subkontraktor & NCS )
b. Metode penanganan ketidaksesuaian dapat berupa :
Untuk material :
 Downgrade : material yang diterima namun untuk penggunaan
lain
 Reject : material yang tidak sesuai ditolak &
dikembalikan.
Untuk hasil pekerjaan :
 Rework : hasil pekerjaan yang tidak sesuai dibongkar &
dikerjakan ulang.
 Repair : hasil pekerjaan yang tidak sesuai diperbaiki,
mesikupun tidak 100% sama dengan yang seharusnya, namun
dapat memenuhi syarat yang ditentukan.
 Use as is : material atau hasil pekerjaan yang tidak sesuai
diterima apa adanya.

LaporanKerjaPraktek 89
Oka WegeIndarwoko (121-11-0004)
BAB V MANAJEMEN MATERIAL

V.6 Pengamatan Barang Terpasang


Adapun tugas – tugas yang dilakukan saat pengamanan barang terpasang
sebagai berikut :
1. Supervisor
 Melaksanakan pengamanan sesuai RPM dan RK3 dan teknik
pelaksanaan yang sudah disetujui.
2. Site Manager
 Merencanakan pemasangan material yang mudah rusak tetapi
pemasangan nya cepat, dikerjakan pada saat – saat terakhir.
 Membahasa dan mendikusikan bersama engineering
manager/chief engineer kemungkinan berhasil nya
pelaksanaannya sesuai dengan teknik pelaksanaan yang
diusulkan.
 Apabila teknik pelaksanaan bisa berjalan, maka meminta
persetujuan proyek manager.
3. Engineering manager / Chief Manager
 Membuat teknik pelaksanaan yang mendukung rencana
tersebut.
 Apabila teknik pelaksanaan tidak bisa dijalankan, membuat
alternatif teknik pelaksanaan yang lain.
4. Project Manager
 Apabila PM setuju usulan SM, menginstruksikan untuk
dilaksanakan.
 Mendokumentasikan hasil pengamatan barang terpasang dan
memasukkan dalam rapat bulanan.
Ketentuan Umum :
a. Metode pengaman barang terpasang harus ditetapkan dalam
RPM dan -RK3 dengan memperhatikan persyaratan –
persyaratan yang ditetapkan oleh pemberi tugas dan cara – cara
pengamatan yang dilampirkan pada prosedur ini.
b. Bila proyek menggunakan struktur organisasi dengan yang
tidak sama dengan nama jabatan dalam flow ini, maka PM
LaporanKerjaPraktek 90
Oka WegeIndarwoko (121-11-0004)
BAB V MANAJEMEN MATERIAL

harus menugaskan personil yang memiliki kemampuan untuk


melakukan sesuai tugas yang ditetapkan dalam flow ini.

LaporanKerjaPraktek 91
Oka WegeIndarwoko (121-11-0004)

Anda mungkin juga menyukai