BAB III
METODOLOGI PELAKSANAAN PEKERJAAN
3.1 UMUM
Proyek adalah suatu tugas/pekerjaan/kegiatan tertentu yang harus diselesaikan dalam
waktu, dana dan sumber daya tertentu yang dipimpin oleh seorang Manajer/Pimpinan Proyek.
Dalam pelaksanaan pekerjaan “Supervisi Pembangunan Long Storage Kabupaten Barito
Kuala (MYC)” beberapa pengertian berikut ini digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan.
Istilah “Pimpinan Proyek” digunakan untuk meyatakan Pimpinan Pelaksana Proyek
(Pejabat Pembuat Komitmen/PPK) Sungai dan Pantai I, SNVT Pelaksanaan Jaringan
Sumber Air Kalimantan III Prov. Kalimantan Selatan Balai Wilayah Sungai
Kalimantan III Kalimantan Selatan.
Istilah “Konsultan Supervisi” digunakan meyatakan Kelompok Jasa Penasehat
Pengelolaan Konstruksi dari Konsultan Pengawas, dalam hal ini PT. INTIMULYA
MULTIKENCANA.
Istilah”Team Leader” digunakan untuk menyatakan pimpinan Kelompok Jasa
Penasehat Pengelolaan Konstruksi dari Konsultan Pengawas.
Istilah “Staf Lapangan” digunakan untuk menyatakan Engineer Pengawas dan
Inspector dari Konsultan, ditugaskan di lapangan untuk mengawasi kegiatan harian
Kontraktor dan bertindak sebagai penghubung antara Kontraktor, Manager Proyek
dan Team Leader Konsultan.
Istilah “Kontraktor” digunakan untuk menyatakan kontraktor pelaksana suatu
kontrak, dalam hal ini PT. BAWAKARAENG PURNAMA WIJAYA termasuk semua sub-
kontraktor dan supplier-nya.
Istilah “Supplier” meyatakan supplier utama untuk masing-masing kontrak
pengadaan, termasuk sub-kontraktor dan sub-supplier.
Istilah “Manajer Proyek Kontraktor” digunakan untuk menyatakan Personel
Penghubung Utama dari Kontraktor, yang bertanggung jawab atas pengelolaan
kontrak.
Lingkup kegiatan “Supervisi Pembangunan Long Storage Kabupaten Barito
Kuala (MYC)” adalah :
1. Membantu Pemberi Tugas/Pemilik Proyek dalam melaksanakan tugas dan
kewajibannya dalam mengendalikan agar pelaksanaan pekerjaan dapat diselesaikan
24
LAPORAN PENDAHULUAN
25
LAPORAN PENDAHULUAN
Secara lebih rinci, lingkup jasa konsultan supervisi dijelaskan pada uraian berikut ini :
Memeriksa dan menyetujui daftar material, peralatan dan personil yang akan
didatangkan, fasilitas base camp dan lokasi penempatan peralatan.
Mengecek dan merekomendasikan bagi Pemberi Tugas, polis dan batas lingkup
asuransi dari Kontraktor.
Mengecek dan menyetujui segi keamanan dari pengaturan lalu lintas di dalam
proyek.
Mengecek dan menyetujui jumlah kuantitas dan mutu material yang disediakan
oleh Kontraktor.
2) Masa Konstruksi
26
LAPORAN PENDAHULUAN
Melakukan uji laboratorium dan tes lapangan untuk pekerjaan tanah dan material
yang akan digunakan dalam konstruksi, serta metode kerja untuk mendapatkan
kepastian sudah sesuai dengan persyaratan.
Menjaga dan memperbaharui secara berkala daftar tenaga kerja dan peralatan
yang digunakan kontraktor dengan mengacu pada daftar yang sudah disetujui
oleh Pemberi Tugas/Pemilik Proyek saat pengajuan penawaran.
Memeriksa dan menyetujui semua gambar kerja dan detailnya yang diajukan
oleh Kontraktor, penyesuaian desain bila diperlukan, agar sesuai dengan
kebutuhan teknis.
27
LAPORAN PENDAHULUAN
Menyediakan bantuan dan arahan pada saat yang tepat bagi kontraktor didalam
semua masalah yang ada hubungannya dengan dokumen kontrak, pengecekan
terhadap survey tanah dasar, test pengawasan mutu dan masalah lain yang
berhubungan dengan dipenuhinya kontrak dan kemajuan pekerjaan.
Menjamin penerimaan dan menjaga sebagai laporan tetap, semua jaminan yang
diperlukan di bawah syarat-syarat yang tercantum di dalam dokumen kontrak
untuk material dan peralatan yang digunakan proyek. Semua material yang
digunakan di proyek termasuk sumbernya juga harus disetujui terlebh dahulu.
Membuat laporan mingguan, laporan bulanan, laporan interim dan laporan akhir
proyek seperti yang dikehendaki oleh Pemberi Tugas/Pemilik Proyek untuk
masalah-masalah konstruksi, geoteknik, pengaturan lalulintas dan lain-lain,
beserta pemecahan penanggulangannya.
Memeriksa dan menyetujui gambar terbangun (as built drawing) dan manual
pemeliharaan yang disiapkan oleh Kontraktor.
28
LAPORAN PENDAHULUAN
Pemeriksaan Serah Terima Akhir termasuk penyiapan laporan dan Berita Acara
Serah Terima Akhir yang diperlukan dan menerbitkan Sertifikat Penerimaan Akhir
(Certificate of Final Acceptance).
29
LAPORAN PENDAHULUAN
Dalam suatu proyek pembangunan ada 3 (tiga) pihak yang terlibat langsung dilapangan
yaitu Pimpinan Proyek, Konsultan Pengawas, dan Kontraktor Pelaksana. Pelaksanaan proyek
selalu berpedoman pada Dokumen Proyek, yang dalam masalah teknis akan berpedoman pada
Sertifikasi. Dengan demikian hasil pelaksanaan proyek tidak akan terlepas dari spesifikasi yang
berlaku pada proyek yang bersangkutan. Ada 2 (Dua) hal pokok yang menjamin quality control
(Pengendalian Mutu) dapat berjalan dengan baik dan menghasilkan mutu pelaksanaan yang
baik pula yaitu:
1. Spesifikasi pengendalian mutu yang baik (lengkap, jelas dan sesuai)
2. Pelaksanaan pengendalian mutu secara baik dan tegas
30
LAPORAN PENDAHULUAN
saat yang tepat. Quality Assurance adalah semua kegiatan yang diperlukan untuk memberikan
rasa percaya bahwa suatu konstruksi akan berfungsi dengan baik selama masa pelayanan.
Spesifikasi merupakan alat menjamin quality assurance karena di dalam spesifikasi
tercakup kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan pelaksaan pekerjaan dan kegiatan-
kegiatan yang berhubungan dengan pengujian produk.
Persyaratan teknik merupakan bagian terpenting dari Dokumen Proyek, khususnya dalam
bidang teknik. Pada garis besarnya berisi:
1. Gambaran atau Ruang Lingkup Pekerjaan
2. Bahan atau Material
3. Metode Pelaksanaan dan Peralatan
4. Syarat hasil akhir dan pengendalian mutu
5. Cara pengukuran hasil kerja
6. Cara pembayaran
Spesifikasi Teknis adalah bagian dari Dokumen Lelang, dan merupakan suatu standar
yang berlaku untuk semua pekerjaan sipil. Jika terdapat perbedaan teknis antara suatu
pekerjaan dengan yang lainnya, maka tidak dapat dicantumkan dalam spesifikasi karena tidak
standar, karenanya perlu dicantumkan dalam dokumen lain yaitu Gambar Pelaksanaan dan jika
diterbitkan pula Spesifikasi Khusus.
Ada beberapa hal yang sangat mendasar dari spesifikasi yang perlu dipahami oleh
semua pihak antara lain sebagai berikut:
1. Gambaran/Ruang Lingkup Pekerjaan
- Mencangkup seluruh bagian-bagian pekerjaan yang tercakup dalam artikel/jenis
pekerjaan yang dimaksud
- Umumnya yang tercakup lebih luas dari jenis pekerjaan itu sendiri
- Menentukan jenis peralatan yang diperlukan
- Mempengaruhi struktur analisa harga satuan
2. Bahan/Material
- Mencakup ketentuan bahan baku maupun bahan olahan
- Mencakup tata cara handling
3. Metode Pelaksanaan dan Peralatan
- Sebelum pelaksanaan diharuskan melakukan percobaan
- Mengatur cara dan urutan pelaksanaan, peralatan yang disarankan, keadaan cuaca,
pengendalian mutu setiap tahap, dan sebagainya
31
LAPORAN PENDAHULUAN
32
LAPORAN PENDAHULUAN
Tim Konsultan Supervisi akan bekerja untuk dan atas nama Proyek dan bertindak sebagai
penghubung antara Kontraktor dan Balai Wilayah Sungai Kalimantan III, SNVT Pelaksanaan
Jaringan Sumber Air Kalimantan III Provinsi Kaliantan Selatan , dalam menyelenggarakan,
mengkoordinasikan dan melaksanakan “Supervisi Pembangunan Long Storage
Kabupaten Barito Kuala (MYC)” untuk memastikan bahwa kontrak diselesaikan sesuai
dengan rencana, spesifikasi dan jadwal yang berlaku. Kegiatan-kegiatan berikut ini dapat
dilaksanakan oleh Proyek setelah menerima rekomendasi dari Konsuitan.
a. Mengintruksikan kepada kontraktor untuk memulai, menghentikan atau merubah
pelaksanaan kerjanya.
b. Mengesahkan pekerjaan tambahan atau perubahan pekerjaan untuk dilaksanakan oleh
Kontraktor.
c. Mengesahkan pembayaran kepada Kontraktor untuk pekerjaan yang telah diselesaikan.
33
LAPORAN PENDAHULUAN
34
LAPORAN PENDAHULUAN
Membandingkan antara rencana atau hasil yang diinginkan dengan hasil/karya nyata
dicapai/dilaksanakan dilapangan.
Memeriksa kualitas hasil pekerjaan yang sedang dan telah selesai dilaksanakan
kontraktor.
Melakukan pengukuran terhadap volume hasil pekerjaan yang telah dilaksanakan
dilapangan.
Melakukan evaluasi pencapaian progress fisik lapangan dan besaran deviasi yang terjadi
terhadap kemajuan rencana.
Menyiapkan rekomendasi sehubungan dengan change order dan addendum, sehingga
perubahan-perubahan kontrak yang diperlukan dapat dibuat secara optimum dengan
mempertimbangkan aspek yang tersedia.
6. Mengawasi Ketepatan waktu dan Biaya Pekerjaan Konstruksi
Melakukan perhitungan besarnya kemajuan fisik pekerjaan yang telah dilaksanakan
dengan jumlah waktu (durasi) yang telah digunakan.
Melakukan draft perhitungan sertfikasi pembayaran kontraktor sesuai dengan kemajuan
pekerjaan fisik yang telah dicapai di lapangan.
Pengawasan Teknik
Administrasi Kontrak
35
LAPORAN PENDAHULUAN
Didalam lingkup layanan jasa yang diberikan oleh konsultan dalam pelaksanaan
tugasnya, tidak diartikan secara sendiri-sendiri karena tugas-tugas tersebut harus merupakan
satu kesatuan yang saling berkaitan antara yang satu dengan yang lainnya.
Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, maka Metodologi Pelaksanaan Pekerjaan yang
akan diterapkan konsultan, meliputi :
1. Tahap Pra-Konstruksi
Setelah menerima Surat Perintah Mulai Kerja, Konsultan akan segera melakukan
mobilisasi personil sesuai dengan Jadwal Penugasan Personil. Semua tenaga inti
(Tenaga Ahli dan Tenaga Teknis Pendukung) yang dimobilisasi akan dibekali bahan
rujukan berupa formulir-formulir pengawasan beserta manual pengawasan yang
umum digunakan di lingkungan Kementerian Pekerjaan Umum termasuk disini adalah
penetapan struktur organisasi konsultan.
Pada tahap pendahuluan ini, Konsultan akan mempelajari dan mengkaji gambar-
gambar rencana dan spesifikasi teknis dari proyek yang akan dikerjakan. Kajian ini
dilakukan guna mengetahui apakah desain yang ada dapat diimplementasikan atau
mungkin ada bagian-bagian tertentu dari desain yang perlu direvisi. Hasil kajian
desain ini akan Konsultan sampaikan secara tertulis kepada Pemberi Kerja untuk
selanjutnya didiskusikan.
c) Peninjauan Lapangan
Pada tahap pendahuluan ini, Konsultan akan melakukan peninjauan lapangan guna
mengetahui batas-batas lokasi dan kondisi proyek akan dikerjakan, hambatan-
36
LAPORAN PENDAHULUAN
Pada tahap awal ini, Konsultan akan mengevaluasi Program Kerja Penyedia Jasa
Konstruksi (Kontraktor). Program Kerja ini adalah suatu proses dimana Penyedia Jasa
Konstruksi (Kontraktor) harus menguraikan jadwal (schedule) kerja menjadi bagian-
bagian, antara lain :
Kesemuanya itu dilengkapi dengan uraian dan penjelasan metoda kerja, atau
prosentasi kemajuan pekerjaan.
Program kerja dibuat untuk mempermudah pengelolaan proyek dengan suatu system
yang teratur dan memberikan system informasi manajemen (Manajemen Informasi
Sistem/MIS), secara jelas dan tepat guna.
Dalam kaitan ini, Konsultan akan memeriksa program/jadwal kerja yang diajukan
oleh Penyedia Jasa Konstruksi (Kontraktor), dan akan meninjau program kerja ini dari
berbagai aspek, seperti misalnya apakah pekerjaan dapat atau tidak dilaksanakan
37
LAPORAN PENDAHULUAN
secara efektif dan apakah pekerjaan ini dapat dilaksanakan dalam waktu dan biaya
seperti tercantum dalam kontrak, dan lain-lain.
Jadwal kerja ini akan disesuaikan dengan ketersediaan alat, sumber daya
manusia/tenaga dan material yang dapat dimobilisasikan oleh Penyedia Jasa
Konstruksi (Kontraktor).
Pada tahap persiapan ini, Konsultan akan mengevaluasi Rencana Mobilisasi Personil
dan Peralatan Penyedia Jasa Konstruksi (Kontraktor). Pekerjaan mobilisasi ini dapat
dikategorikan menjadi 2 (dua) bagian yaitu mobilisasi awal dan mobilisasi personil,
alat dan material secara keseluruhan, termasuk penetapan struktur organisasi
Penyedia Jasa Konstruksi (Kontraktor).
Mobilisasi awal adalah suatu tahap dalam pelaksanaan kegiatan konstruksi yang
paling awal untuk mempersiapkan semua sumber daya baik manusia, peralatan
maupun bahan. Dalam tahap pelaksanaan kegiatan selanjutnya semua sumber daya
tersebut harus siap dioperasikan untuk memperlancar tahapan konstruksi
selanjutnya, sehingga tercapai suatu mutu, waktu dan kuantitas sesuai yang
diharapkan.
Mobilisasi Awal
Mobilisasi Keseluruhan
Pada periode mobilisasi ini personil, alat dan material, semua pekerjaan yang
berhubungan dengan cakupan pekerjaan mobilisasi telah selesai semuanya.
Dalam kaitan ini, Konsultan akan memeriksa dan menyetujui daftar material,
38
LAPORAN PENDAHULUAN
peralatan yang akan didatangkan, fasilitas base camp dan lokasi penempatan
peralatan, menyiapkan titik data survei, mengecek pemasangan patok center
line dan review design.
Rencana pengaturan lalulintas (bila diperlukan) harus dibuat sesuai dengan tahapan
dan program pelaksanaan proyek. Pengaturan lalu lintas akan meliputi, walaupun
tidak terbatas pada hal-hal berikut :
Bila rencana pengaturan lalu lintas yang meliputi komponen proyek, pembatasan
areal untuk setiap tahapan, jalan sementara, alternatif pengalihan, batasan
kecepatan dan peralatan pemberitahuan dan peringatan lainnya telah dibuat dan
disetujui oleh instansi pemerintah yang berwenang maka rencana tersebut harus
diumumkan baik melalui radio, atau media komunikasi lain yang dapat diketahui oleh
pemanfaat jalan, penduduk setempat dan pekerja Penyedia jasa Konstruksi
(Kontraktor).
Dengan pengumuman ini, setiap pengendara mobil, pejalan kaki, penduduk
disekitarnya dan juga pekerja Penyedia Jasa Konstruksi (Kontraktor) akan
mengetahui dan mengerti tentang rencana pengaturan lalu lintas ini, sehingga akan
mengurangi gangguan terhadap lalu lintas.
Konsultan Supervisi akan memonitor dan mengontrol secara rutin apakah peralatan
pengatur lalu lintas beserta rambu-rambunya benar-benar dilakukan oleh Penyedia
Jasa Konstruksi (Kontraktor).
Base Camp adalah suatu lokasi tertentu di lapangan yang merupakan tempat semua
kegiatan, penunjang pelaksanaan proyek lapangan Sedangkan fasilitas base camp
adalah semua fasilitas yang menunjang pelaksanaan pekerjaan fisik dan administrasi
sesuai dengan syarat-syarat dan spesifikasi teknik yang berlaku.
Supaya maksud dan tujuan dari base camp dan fasilitasnya dapat optimal menunjang
pelaksanaan proyek, maka pada saat Penyedia Jasa Konstruksi (Kontraktor),
mengajukan gambar denah base camp.
Konsultan akan memeriksa gambar denah base camp yang diajukan oleh Penyedia
Jasa Konstruksi (Kontraktor) dan mengecek langsung ke lapangan, kemudian
dievaluasi sesuai yang diminta dalam Dokumen Kontrak.
Rapat pra pelaksanaan (Pre Construction Meeting) adalah rapat/pertemuan awal yang
diadakan oleh Pemberi Tugas yang dihadiri oleh Konsultan dan Penyedia Jasa
Konstruksi (Kontraktor).
40
LAPORAN PENDAHULUAN
2. Tahap Konstruksi
Kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan pada tahap konstruksi ini adalah sebagai berikut:
Dalam pembuatan gambar kerja (shop drawing), Penyedia Jasa Konstruksi harus
memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
Material, jenis dan mutu bahan yang dipakai dicantumkan sedetail mungkin.
Selain itu, Kontraktor juga diminta harus membuat perhitungan desain dan gambar
kerja dari pekerjaan sementara.
Setelah diajukan oleh Kontraktor, gambar-gambar tersebut akan diperiksa dengan teliti
oleh Konsultan, setelah mendapatkan persetujuan dari Konsultan dan Pemberi
Tugas/Pemilik Proyek, gambar tersebut akan dikembalikan lagi kepada Kontraktor
untuk dilaksanakan di lapangan.
41
LAPORAN PENDAHULUAN
Dalam masa konstruksi, Konsultan bersama-sama Kontraktor dan Pemilik Proyek akan
mengadakan pengecekan ulang titik survey / pengukuran yang berupa Bench Mark
(BM) dan data kontrol yang dibuat pada waktu perencanaan teknis. Hal ini dilakukan
untuk mendapatkan ketepatan dan kebenaran dalam pelaksanaan.
Apabila ada data yang tidak sesuai dengan keadaan lapangan yang sebenarnya, maka
Konsultan akan membantu Kontraktor untuk menyelesaikan setiap perubahan dari
perencanaan secara tuntas, termasuk gambar-gambar rencana dan spesifikasinya.
Setiap material yang akan digunakan oleh Kontraktor dalam pelaksanaan konstruksi,
baik itu bahan baku, bahan olahan maupun bahan jadi terlebih dahulu harus diperiksa
kualitasnya di laboratorium. Pengujian yang dilakukan meliputi : berat jenis, stabilitas,
durabilitas, penyerapan, daya lekat, gradasi, dan sebagainya, sehingga sesuai dengan
spesifikasi teknik yang tercantum dalam Dokumen Kontrak.
Pemeriksaan mutu dilakukan secara rutin dengan mengambil contoh secara acak pada
lokasi-lokasi yang ditentukan oleh Konsultan.
Pemeriksaan ini antara lain adalah test penentuan kehancuran agregat, test
portland cement. Secara khusus perlu diperhatikan terhadap bahan agregat yang
berasal dari lokasi pengambilan batu serta tanah konstruksi dari borrow pit.
Metode pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan oleh Penyedia Jasa Konstruksi akan
diperiksa dan diawasi serta diberi perhatian khusus oleh Konsultan untuk menghindari
42
LAPORAN PENDAHULUAN
kesalahan yang bisa mengakibatkan kerugian baik mutu, biaya dan waktu dari
pelaksanaan pekerjaan.
Semua personil inti konsultan akan bekerja sama selama masa pelaksanaan
proyek dengan cara / berpedoman pada matriks tanggung jawab yang
dibebankan kepada setiap personil inti.
43
LAPORAN PENDAHULUAN
Pematokan yang dilakukan oleh kontraktor pada setiap bagian pekerjaan akan
diawasi dan diperiksa untuk memastikan bahwa pematokan yang dilakukan oleh
bagian survey lapangan kontraktor sudah benar dan tepat.
Mutu seluruh material akan diuji guna memastikan bahwa material telah
memenuhi kualitas yang ditentukan, sebelum diangkut ke lokasi pekerjaan. Hasil
pengujian akan dicatat dalam suatu Form Standar yang menunjukkan lokasi dari
material yang akan digunakan pada pekerjaan. Dokumentasi dari material yang
di import dan material fabrikasi akan diteliti dengan cermat untuk memastikan
bahwa material memenuhi persyaratan / spesifikasi yang ditentukan.
SMK3 ..........
Untuk pekerjaan struktur meliputi pemeriksaan terhadap berat jenis, gradasi, kuat
tekan, abrasi dan lain sebagainya, harus sesuai dengan spesifikasi teknik yang
ditentukan.
44
LAPORAN PENDAHULUAN
Konsultan akan selalu memantau secara ketat kemajuan pekerjaan Kontraktor untuk
menjaga agar pekerjaan berjalan sesuai jadwal kerja yang telah disetujui / disepakati.
Jika terlihat tanda-tanda akan terjadi keterlambatan dari jadwal rencana, maka
Konsultan akan segera memberitahukan kepada Kontraktor, dan dibicarakan untuk
mengetahui sebab musababnya dan mengajukan langkah-langkah pemecahaannya
yang tepat untuk memperbaiki kinerjanya (manajemen dan financial).
Sertifikat Pembayaran Bulanan ini disiapkan oleh Kontraktor dan diperiksa oleh
Konsultan pada setiap akhir bulan. Usulan Sertifikat Bulanan harus disiapkan menurut
formulir yang telah ditetapkan dan harus dilengkapi dengan dokumen pendukung yang
lengkap dan dapat dipertanggungjawabkan.
Sertifikat ini akan diperiksa oleh Konsultan dengan cermat untuk memastikan bahwa
tidak terdapat kesalahan hitungan baik kuantitas/ volume pekerjaan maupun biaya
yang boleh dibayarkan kepada Kontraktor. Sertifikat Pembayaran Bulanan ini setelah
diperiksa dan disetujui oleh Konsultan, selanjutnya diajukan kepada Pemberi
Tugas/Pemilik Proyek dengan segera untuk pemeriksaan terakhir dan pernyataan
setuju untuk dibayar. Banyaknya lembar yang harus diajukan tergantung keinginan
Pemberi Tugas / Pemilik Proyek.
45
LAPORAN PENDAHULUAN
Setiap masalah penting yang terjadi dalam pelaksanaan pekerjaan selama bulan
berjalan.
Kemajuan kerja yang dicapai oleh Kontraktor dalam bulan berjalan.
Faktor yang mempengaruhi kemajuan pekerjaan.
Langkah-langkah perbaikan yang diambil oleh Kontraktor terhadap kesalahan-
kesalahan yang terjadi.
Kendala atau kesulitan yang dihadapi oleh Kontraktor dan kemungkinan
pemecahannya.
Volume pekerjaan yang sudah boleh dibayarkan kepada Kontraktor.
Dan sebagainya.
Yang dimaksud gambar terlaksana (As built Drawing) adalah gambar terlaksana di
lapangan yang menggambarkan seluruh pekerjaan di lapangan sesuai dengan volume
pekerjaan yang telah dibayar setiap bulan sesuai dengan tagihan Penyedia Jasa
Konstruksi dalam sertifikat bulanan (Monthly Certificate/MC).
46
LAPORAN PENDAHULUAN
Dalam kaitan ini Konsultan Pengawas akan memeriksa ( As Built Drawing) dan
mengevaluasi gambar terlaksana dan memberikan rekomendasi untuk persetujuan dari
Pemberi Tugas.
m) Pelaporan
Laporan dan dokumentasi pekerjaan akan dibuat/disusun sesuai dengan yang diminta
dalam Kerangka Acuan Kerja (KAK), oleh karena itu Konsultan telah menyusun schedul
pelaksanaan pekerjaan dengan mencantumkan pula produk-produk yang akan
dihasilkan agar lebih mudah dikontrol.
Kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan pada tahap pasca konstruksi adalah sebagai
berikut:
Serah Terima Awal (Provisional Hand Over/PHO) adalah suatu kegiatan serah terima
awal dari seluruh pekerjaan yang telah dikerjakan oleh Penyedia Jasa Konstruksi
kepada Pemberi Tugas, dimana pekerjaan utama (major works) sudah mencapai
100%.
Maksud pelaksanaan PHO adalah untuk memastikan bahwa seluruh pekerjaan yang
telah dikerjakan oleh Penyedia Jasa Konstruksi dalam arti : sesuai kualitas, sesuai
kuantitas dan tepat waktu dengan segala konsekuensi yang tercantum dalam kontrak.
49
LAPORAN PENDAHULUAN
o Lokasi
o Kerusakan, ketidak sempurnaan
o Cara perbaikan dan penyempurnaan dan lain-lain
Serah terima akhir (Final Hand Over/FHO) adalah suatu kegiatan serah terima akhir
lapangan dari Penyedia Jasa Konstruksi kepada Pemberi Tugas, setelah Penyedia Jasa
Konstruksi menyelesaikan seluruh perbaikan terhadap kekurangan yang ada pada
daftar perbaikan yang dibuat oleh panitia penilai serah terima setelah kunjungan kedua
di lapangan.
50
LAPORAN PENDAHULUAN
- Kelengkapan administrasi.
- Kondisi fisik pekerjaan yang baik dan benar sesuai spesifikasi teknik.
- Kesesuaian dengan perencanaan.
a. Penyerahan Lapangan
Apabila hanya sebagian pekerjaan yang diserahkan kepada Kontraktor perlu diyakinkan
bahwa area tersebut sudah memadai untuk dikerjakan dengan mempertimbangkan “cost
effective” terhadap pelaksanaan pekerjaan. Agenda pertemuan mengenai penyerahan
lapangan ini harus secara jelas menyatakan tanggal terakhir penyerahan area berikutnya
untuk dikerjakan kepada Kontraktor.
b. Kewenangan Engineer
Kewenangan yang didelegasikan oleh Pemberi Tugas kepada Tenaga Ahli (Profesional) dan
Teknisi (Sub Prof) Konsultan secara detail telah dijelaskan di dalam Dokumen Pelelangan /
Kerangka Acuan Kerja (KAK).
51
LAPORAN PENDAHULUAN
Penunjukan dan kewenangan Team Leader akan dinyatakan secara tertulis oleh
PPK/Pemimpin Proyek agar supaya pihak-pihak yang terlibat di dalam proyek memahami
dan saling mengetahui hal-hal yang harus menjadi tanggung jawab/kewenangan Team
Leader.
Orang atau manusia, apabila mendapat kecelakaan, cacat tubuh atau kematian pada
saat bekerja.
Kerusakan meliputi, kerusakan pada konstruksi pekerjaan, peralatan konstruksi di luar
kesalahan Penyedia Jasa Konstruksi.
Kehilangan yang mungkin terjadi untuk setiap harta benda, pada masa kontrak
berlangsung.
Garansi adalah jaminan Bank atau Garansi Bank diberikan guna mencakup beberapa
masalah, antara lain :
Jaminan uang muka, jaminan yang mencakup keperluan untuk uang muka.
Tujuan diadakannya Asuransi dan Garansi pada suatu proyek adalah untuk memberikan
rasa aman dan tentram pada semua pihak yang terlibat, antara lain Penyedia Jasa
Konstruksi, Konsultan Pengawas Teknik maupu Pemberi Tugas beserta staff pemberi tugas
dalam melaksanakan atau pengawasan pekerjaan di lapangan.
Yang dimaksud perubahan kontrak kerja ( Contract Change Order/CCO) adalah perubahan
volume atau jenis pekerjaan dari suatu dokumen kontrak pekerjaan yang sedang
berlangsung antara pemberi tugas dan Penyedia Jasa Konstruksi setelah direkomendasikan
oleh Konsultan Pengawas Teknik.
Perubahan volume atau perubahan jenis pekerjaan tidak merubah nilai kontrak secara
keseluruhan atau dari 5% terhadap total kontrak.
Perubahan jenis pekerjaan tersebut tidak mengurangi maksud dari tujuan dari proyek
tersebut.
Pengajuan permohonan perubahan kontrak pekerjaan (Contract Change Order/CCO)
masih dalam waktu pelaksanaan (Time Schedule).
Dengan terbitnya berita acara perubahan kontrak pekerjaan (Contract Change
Order/CCO) maka kontrak awal maupun Change Order lama tidak berlaku lagi.
Dalam kaitan ini Konsultan Pengawas akan mengevaluasi Penyedia Jasa Konstruksi
mengenai CCO dan akan membuat Technical Justification sebagai dasar bahwa perubahan
dapat dilaksanakan.
Yang dimaksud sertifikat bulanan (Monthly Certificate / MC) adalah sertifikat pembayaran
bulanan yang diajukan Penyedia Jasa Konstruksi kepada Pemberi Tugas untuk dibayar
sesuai pekerjaan di lapangan setelah diperiksa dan direkomendasikan oleh Konsultan
Pengawas Teknik untuk dapat dibayar.
Hasil pekerjaan Penyedia Jasa Konstruksi dapat dibayar sesuai kemajuan pekerjaan
yang telah dikerjakan di lapangan.
Pemberi Tugas dapat memonitor hasil pekerjaan fisik atau cash flow setiap bulan.
Merupakan tambahan modal Penyedia Jasa Konstruksi untuk melanjutkan pekerjaan.
53
LAPORAN PENDAHULUAN
- Kuantitas pekerjaan
- Kualitas pekerjaan
- Penampilan (performance) hasil pekerjaan.
- Hasil pengukuran dibuat dalam berita acara pekerjaan.
f. Request
Request adalah salah satu dokumen pembuka arsip (folder) suatu kegiatan yang diajukan
Penyedia Jasa Konstruksi kepada Konsultan Pengawas Teknik untuk diperiksa dan disetujui
oleh Pemberi Tugas sebagai permohonan sebelum melaksanakan pekerjaan di lapangan.
54
LAPORAN PENDAHULUAN
Supaya setiap pekerjaan Penyedia Jasa Konstruksi dapat diawasi dan dimonitor oleh
Konsultan Pengawas Teknik.
Supaya hasil pekerjaan Penyedia Jasa Konstruksi dapat dipertanggung jawabkan dan
tepat, mutu kuantitas dan sesuai rencana.
Penyedia Jasa Konstruksi bekerja harus mengikuti prosedur yang sudah ditentukan
sesuai dokumen kontrak dan spesifikasi teknik.
Menghindari hal-hal yang tidak diinginkan di kemudian hari.
- Tanggal pengajuan
- No. Request dan No. jenis pekerjaan
- Lokasi pekerjaan/stationing
- Volume pekerjaan
- Material yang dipakai
- Peralatan yang dipakai
- Tenaga Kerja
- Sket gambar kerja
- Dan pekerjaan pelengkap lain kalau ada
Konsultan akan memeriksa kelengkapan data sesuai dengan request yang diajukan dan
akan memeriksa lapangan. Apabila semuanya sudah benar maka pekerjaan bisa
dilaksanakan dan untuk selanjutnya akan diawasi oleh Konsultan Pengawas.
g. Verifikasi
Verifikasi (penutup request) adalah data dokumen sebagai penutup request pelaksanaan
pekerjaan Penyedia Jasa Konstruksi setelah pekerjaan dapat diterima dan dipertanggung
jawabkan baik mutu maupun kuantitasnya.
55
LAPORAN PENDAHULUAN
Tanggal persetujuan.
Penomoran pada request dan mata pembayaran harus sama dengan yang tercantum
pada verifikasi (penutup request).
Lokasi pekerjaan (stationing/Sta) sama.
Volume pekerjaan setelah diopname bersama.
Hasil pengujian pekerjaan.
Sket gambar terlaksana, menjadi dasar gambar terlaksana (As Built Drawing).
Lama waktu pelaksanaan.
Catatan tidak sempurna masih dalam toleransi.
h. Visual Monitoring
Visual monitoring adalah system monitoring dimana prestasi kerja Penyedia Jasa Konstruksi
terpresentasi dalam bentuk gambar dan grafik berwarna atau narasi secara akurat terinci
dan selalu diperbaharui.
Untuk memperlihatkan prestasi kerja Penyedia Jasa Konstruksi dalam bentuk grafik,
gambar atau narasi yang mudah dicerna dengan jelas, sehingga memudahkan monitoring
kegiatan Penyedia Jasa Konstruksi serta keperluan presentasi pada saat kunjungan pihak
Pemberi Tugas ke lapangan maupun keperluan sehari-hari.
Dalam menyiapkan visual monitoring ada beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu :
56
LAPORAN PENDAHULUAN
Konsultan akan selalu memonitor setiap progress suatu pekerjaan secara actual di
lapangan sebagai input penyajian bentuk visual monitoring.
Adalah suatu system pendokumentasian secara teratur dan rapi, sehingga memudahkan
semua pihak baik yang terlibat langsung maupun tidak apabila sewaktu-waktu dibutuhkan.
Salah satu kegiatan yang akan diuraikan di sini adalah mengenai “Metodologi Record”,
dimana setiap hari dari setiap kegiatan harus di record/dicatat dengan rapih dan jelas.
57
LAPORAN PENDAHULUAN
Record ini berupa grafik-grafik yang dibuat berdasarkan urutan kegiatan yang terjadi
dalam proyek. Dalam grafik-grafik ini, tercatat pula lokasi dan waktu dari pada kegiatan
yang terjadi. Dengan adanya grafik-grafik ini, kita dapat dengan mudah dan jelas melihat
kegiatan mana yang terlambat atau kegiatan mana yang belum dikerjakan bila
dibandingkan dengan jadwal yang direncanakan.
Record ini ada sangkut pautnya dengan pembayaran, sehingga dituntut pembuatan
record yang teliti dan lengkap dalam suatu kegiatan proyek harus dicatat dan dihitung
jumlah, lokasinya, dan juga kuantitasnya.
Selain dihitung dan dicatat jumlahnya, perlu juga dibuat gambarnya sebagai dasar dari
mana didapatkannya jumlah tersebut di atas, atau dengan perkataan lain bahwa setiap
material yang akan dibayar harus diketahui dimana material tersebut ditempatkan dan
berapa kuantitasnya.
Agar semua kegiatan berjalan lancar dan teratur, diperlukan kerjasama yang baik antara
Team Leader dengan Tenaga Ahli Konsultan lainnya. Team Leader harus mengetahui
apakah semua kegiatan sudah sesuai dengan spesifikasi yang diminta.
Record terhadap material yang digunakan dalam tiap-tiap bulan dikumpulkan dan
dibuatkan rekapitulasinya dan selanjutnya sebagai dasar perhitungan dalam pembuatan
Sertifikat Bulanan (Monthly Certificate), sehingga setiap monthly certificate yang
diterbitkan harus mempunyai “Back Up Data” yang disimpan dalam 1 file, terdiri dari :
58
LAPORAN PENDAHULUAN
c. Format-format Pencatatan
Agar dalam pelaksanaan konstruksi dapat secara bersama-sama di monitor, baik oleh
kontraktor, konsultan maupun Pemilik Proyek perlu adanya format-format pencatatan
yang disepakati oleh ketiga belah pihak tersebut.
Format-format yang digunakan adalah format standar yang dikeluarkan oleh Kementerian
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.
Dengan tingkat kompleksitas yang tinggi dari proyek ini maka Konsultan akan melakukan
pengawasan dan mengamati perkembangan proyek sedapat mungkin dapat diketahui secara
cepat, akurat dan terbaru. Sehingga permasalahan yang mungkin timbul dapat segera
ditanggapi agar sasaran proyek dapat dicapai. Untuk itu perlu dilakukan langkah-langkah
sebagai berikut:
59
LAPORAN PENDAHULUAN
Untuk keperluan tersebut disampaikan suatu sistem yang memiliki kemampuan dalam
pengendalian proyek, dari fase perencanaan, pelaksanaan hingga pelaporan (reporting).
Tujuan pemakaian sistem ini adalah agar proses pada ketiga fase tersebut dapat dilakukan
secara terintegrasi. Dengan sistem tersebut, maka berbagai indikasi dan informasi penting yang
berkaitan dengan pelaksanaan proyek, dapat diakomodir dan dijadikan bahan pertimbangan
dalam pengambilan keputusan bagi manajemen.
Selain hal di atas, juga akan dibuat suatu format dan prosedur standar pelaporan proyek. Di
mana dengan format dan prosedur yang standar, akan dapat lebih meningkatkan efisiensi,
efektifitas, dan mengoptimalkan sinergi kerja.
60