Anda di halaman 1dari 37

LAPORAN PENDAHULUAN

BAB III
METODOLOGI PELAKSANAAN PEKERJAAN

3.1 UMUM
Proyek adalah suatu tugas/pekerjaan/kegiatan tertentu yang harus diselesaikan dalam
waktu, dana dan sumber daya tertentu yang dipimpin oleh seorang Manajer/Pimpinan Proyek.
Dalam pelaksanaan pekerjaan “Supervisi Pembangunan Long Storage Kabupaten Barito
Kuala (MYC)” beberapa pengertian berikut ini digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan.
 Istilah “Pimpinan Proyek” digunakan untuk meyatakan Pimpinan Pelaksana Proyek
(Pejabat Pembuat Komitmen/PPK) Sungai dan Pantai I, SNVT Pelaksanaan Jaringan
Sumber Air Kalimantan III Prov. Kalimantan Selatan Balai Wilayah Sungai
Kalimantan III Kalimantan Selatan.
 Istilah “Konsultan Supervisi” digunakan meyatakan Kelompok Jasa Penasehat
Pengelolaan Konstruksi dari Konsultan Pengawas, dalam hal ini PT. INTIMULYA
MULTIKENCANA.
 Istilah”Team Leader” digunakan untuk menyatakan pimpinan Kelompok Jasa
Penasehat Pengelolaan Konstruksi dari Konsultan Pengawas.
 Istilah “Staf Lapangan” digunakan untuk menyatakan Engineer Pengawas dan
Inspector dari Konsultan, ditugaskan di lapangan untuk mengawasi kegiatan harian
Kontraktor dan bertindak sebagai penghubung antara Kontraktor, Manager Proyek
dan Team Leader Konsultan.
 Istilah “Kontraktor” digunakan untuk menyatakan kontraktor pelaksana suatu
kontrak, dalam hal ini PT. BAWAKARAENG PURNAMA WIJAYA termasuk semua sub-
kontraktor dan supplier-nya.
 Istilah “Supplier” meyatakan supplier utama untuk masing-masing kontrak
pengadaan, termasuk sub-kontraktor dan sub-supplier.
 Istilah “Manajer Proyek Kontraktor” digunakan untuk menyatakan Personel
Penghubung Utama dari Kontraktor, yang bertanggung jawab atas pengelolaan
kontrak.
Lingkup kegiatan “Supervisi Pembangunan Long Storage Kabupaten Barito
Kuala (MYC)” adalah :
1. Membantu Pemberi Tugas/Pemilik Proyek dalam melaksanakan tugas dan
kewajibannya dalam mengendalikan agar pelaksanaan pekerjaan dapat diselesaikan

24
LAPORAN PENDAHULUAN

sesuai dengan Desain, persyaratan dan ketentuan-ketentauan yang tercantum


dalam dokumen serta jadwal waktu yang telah ditetapkan.

2. Membantu Pemberi Tugas/Pemilik Proyek dalam memahami dan melaksanakan


ketentuan-ketentuan hukum yang tercantum dalam dokumen kontrak, terutama
sehubungan dengan pemenuhan kewajiban dan tugas Kontraktor.

3. Menyiapkan rekomendasi sehubungan dengan “ Contract Change Order” dan


“Adenda” sesuai dengan kebutuhan pekerjaan, sehingga perubahan-perubahan
kontrak dapat dibuat secara optimum dengan mempertimbangkan aspek dana yang
tersedia.

4. Melaksanakan pengumpulan data di lapangan yang diperlukan secara terperinci


untuk mendukung peninjauan desain (Review Design), menyusun perhitungan
desain, membuat gambar desain dan menyiapkan perintah-perintah kepada
kontraktor sehingga perubahan desain tersebut dapat dilaksanakan.

5. Melaksanakan pengecekan secara cermat terhadap semua pengukuran dan


perhitungan volume pekerjaan yang akan dipakai sebagai dasar pembayaran,
sehingga semua pengukuran pekerjaan, perhitungan volume dan pembayaran
berdasarkan ketentuan yang tercantum dalam dokumen kontrak.

6. Melaporkan kepada Pemberi Tugas/Pemilik Proyek semua masalah yang


berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan, termasuk keterlambatan pencapaian
target fisik, serta usaha-usaha penanggulangan dan tindakan turun tangan yang
diperlukan.

7. Melakukan monitoring dan pengecekan terus menerus terhadap segala kegiatan


yang berhubungan dengan pengendalian mutu dan volume pekerjaan, serta
menandatangani Monthly Certificate (MC) apabila mutu dalam pelaksanaan
pekerjaan telah memenuhi semua persyaratan dan ketentuan yang berlaku.

8. Melakukan pengecekan dan persetujuan atas gambar-gambar terlaksana ( As Built


Drawing) yang menggambarkan secara terinci setiap bagian pekerjaan yang telah
dilaksanakan okeh kontraktor.

9. Membantu Pemberi Tugas/Pemilik Proyek dalam pelaksanaan Provisional Hand Over


(PHO) dan Final Hand Over (FHO), terutama dalam menyusun daftar kerusakan dan
penyimpangan yang perlu diperbaiki.

25
LAPORAN PENDAHULUAN

Secara lebih rinci, lingkup jasa konsultan supervisi dijelaskan pada uraian berikut ini :

A. Pelayanan Pra Konstruksi

Konsultan akan membantu Pemberi Tugas/Pemilik Proyek dalam mempersiapkan Kontrak


Kerja serta selama proses penandatanganan termasuk pemeriksaan kelengkapan dokumen
kontrak.

B. Jasa Selama Mobilisasi dan Konstruksi

1) Masa Mobilisasi Kontraktor

 Memeriksa data survey yang akan digunakan.

 Memberikan rekomendasi bagi Pemberi Tugas/Pemilik Proyek di dalam tahapan


kegiatan pelaksanaan.

 Membantu Pemberi Tugas/Pemilik Proyek untuk memeriksa dan memecahkan


masalah yang mungkin akan muncul serta bertindak untuk menghindari
timbulnya klaim dari Kontraktor.

 Memeriksa dan menyetujui daftar material, peralatan dan personil yang akan
didatangkan, fasilitas base camp dan lokasi penempatan peralatan.

 Mengecek dan merekomendasikan bagi Pemberi Tugas, polis dan batas lingkup
asuransi dari Kontraktor.

 Mengecek dan mempersiapkan cara penghitungan kuantitas dan prosedur


pemeriksaan mutu (quality control).

 Mengecek pemasangan patok garis trase jalur pipa.

 Mengecek pengukuran lokasi Intake, Bangunan Bagi, Reservoir serta pekerjan


yang berkaitan lainnya.

 Mengecek dan menyetujui segi keamanan dari pengaturan lalu lintas di dalam
proyek.

 Mengecek dan menyetujui jumlah kuantitas dan mutu material yang disediakan
oleh Kontraktor.

 Menyiapkan formulir-formulir yang diperlukan dalam pengawasan pekerjaan.

2) Masa Konstruksi

 Memeriksa gambar kerja (shop drawing) yang dibuat kontraktor.

26
LAPORAN PENDAHULUAN

 Mengecek titik survey/pengukuran yang dilakukan kontraktor di lapangan.

 Melaksanakan pengawasan terus menerus di lapangan untuk mendapatkan


kepastian bahwa semua pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan persyaratan di
dalam dokumen kontrak; pengendalian; sebab-sebab yang akan menimbulkan
keterlambatan; termasuk melengkapi data-data curah hujan dan data lainnya
yang dapat mempengaruhi pelaksanaan proyek.

 Melakukan uji laboratorium dan tes lapangan untuk pekerjaan tanah dan material
yang akan digunakan dalam konstruksi, serta metode kerja untuk mendapatkan
kepastian sudah sesuai dengan persyaratan.

 Menjaga rencana kemajuan pekerjaan yang terbaru berupa barchart dan


PDM/CPM yang digunakan sesuai dengan rencana kerja yang sudah disetujui

 Menjaga dan memperbaharui secara berkala daftar tenaga kerja dan peralatan
yang digunakan kontraktor dengan mengacu pada daftar yang sudah disetujui
oleh Pemberi Tugas/Pemilik Proyek saat pengajuan penawaran.

 Mengawasi dan mengevaluasi semua instalasi, laboratorium, gudang peralatan


dan barang-barang lainnya agar sesuai dengan acuan dan kondisi dari dokumen
kontrak.

 Memeriksa dan menyetujui semua gambar kerja dan detailnya yang diajukan
oleh Kontraktor, penyesuaian desain bila diperlukan, agar sesuai dengan
kebutuhan teknis.

 Memberikan laporan secara tetap semua pengukuran kuantitas dan kualitas


pekerjaan yang sudah dites termasuk penggunaan dan kuantitas material,
dengan menggunakan bentuk yang sudah disetujui oleh Pemberi Tugas/Pemilik
Proyek.

 Mempersiapkan semua perubahan (change orders) dan membantu Pemberi


Tugas/Pemilik Proyek pada saat negosiasi harga dan biaya konstruksi setiap
perubahan 2 bulan kedepan (jika ada).

 Mengevaluasi dan membuat rekomendasi bagi Pemberi Tugas/Pemilik Proyek


dalam bertindak atas klaim terhadap kontrak, perselisihan, penambahan lingkup
pekerjaan kontrak dan perubahan-perubahan lain diluar lingkup pekerjaan yang
tercantum dalam dokumen kontrak.

27
LAPORAN PENDAHULUAN

 Rancangan sertifikat pembayaran bulanan yang akan disertifikasikan oleh Team


Leader untuk mendapatkan persetujuan Pemberi Tugas/Pemilik Proyek, termasuk
perkiraan biaya akhir untuk konstruksi dan pengawasan.

 Menyediakan bantuan dan arahan pada saat yang tepat bagi kontraktor didalam
semua masalah yang ada hubungannya dengan dokumen kontrak, pengecekan
terhadap survey tanah dasar, test pengawasan mutu dan masalah lain yang
berhubungan dengan dipenuhinya kontrak dan kemajuan pekerjaan.

 Menjamin penerimaan dan menjaga sebagai laporan tetap, semua jaminan yang
diperlukan di bawah syarat-syarat yang tercantum di dalam dokumen kontrak
untuk material dan peralatan yang digunakan proyek. Semua material yang
digunakan di proyek termasuk sumbernya juga harus disetujui terlebh dahulu.

 Menyediakan informasi yang diperlukan oleh pemberi tugas proyek, menghadiri


dan mencatat semua rapat/pertemuan dengan Kontraktor, Pemilik Proyek, dan
instansi pemerintah lain serta menyediakan bantuan teknis bila dan kapan
diperlukan dalam kaitannya dengan pelaksanaan proyek dan masalah-masalah
kontrak.

 Mencatat kondisi cuaca harian, kondisi di luar normal di lapangan, peralatan


kontraktor dan personil di lapangan serta peristiwa/kejadian yang bisa
mengakibatkan keterlambatan, dan langkah-langkah yang diambil untuk
mencegah keterlambatan tersebut.

 Memberikan nasihat kepada Pemberi Tugas/Pemilik Proyek di dalam menyusun


kebijakan dan langkah untuk mencegah dan mengurangi klaim.

 Membuat laporan mingguan, laporan bulanan, laporan interim dan laporan akhir
proyek seperti yang dikehendaki oleh Pemberi Tugas/Pemilik Proyek untuk
masalah-masalah konstruksi, geoteknik, pengaturan lalulintas dan lain-lain,
beserta pemecahan penanggulangannya.

 Perjanjian/perwasitan untuk klaim dari kontraktor.

 Pemeriksaan Serah Terima Sementara termasuk penyiapan laporan dan Berita


Acara Serah Terima Sementara yang diperlukan dan menerbitkan Sertifikat
Penerimaan Sementara (Certificate of Provisional Acceptance).

 Memeriksa dan menyetujui gambar terbangun (as built drawing) dan manual
pemeliharaan yang disiapkan oleh Kontraktor.

28
LAPORAN PENDAHULUAN

 Pemeriksaan Serah Terima Akhir termasuk penyiapan laporan dan Berita Acara
Serah Terima Akhir yang diperlukan dan menerbitkan Sertifikat Penerimaan Akhir
(Certificate of Final Acceptance).

3.2 PENDEKATAN TEKNIS


Sebagaimana lazimnya pada metodologi pendekatan ini akan dilakukan dalam bentuk
suatu sistem yang terarah (system approach) pada suatu sasaran dengan melibatkan seluruh
sumberdaya (resources) yang ada. Metodologi pendekatan dan sistematika penyusunan
penugasan ini akan mengikuti langkah dalam diagram sebagai berikut:

1. Mobilisasi Merupakan langkah awal dalam pelaksanaan


penugasan seperti pembentukan organisasi yang
paling optimal.

2. Persiapan Memperlajari memeriksa dan melengkapi Fasilitas


Kerja Konsultan yang harus diadakan, Kelengkapan
Dokumen Tender, Informasi tentang bagian pekerjaan
dan peralatan kontraktor

3. Koordinasi dan Mengadakan koordinasi terhadap pihak-pihak terkait,


Konsultansi (Tahap baik terhadap Pihak Pemberi Tugas, Pemimpin
Awal) Proyek, Maupun Pemimpin bagian Proyek dan Pihak
Kontraktor.

4. Mengadakan Pre Mengadakan survey pendahuluan terhadap lokasi


Construktion Meeting pekerjaan dan bagian-bagian pekerjaan. Memeriksa
dan menyetujui terhadap rencana Kerja yang
disusulkan Kontraktor pelaksana fisik.

5. Penyusunan Program/ Merupakan kegiatan dalam mendefinisikan secara


Review Design konkrit/nyata kebutuhan prasaranan sesuai dengan
kesepakatan dan sumber daya yang tersedia,
memberikan evaluasi teknis apabila terdapat
penyimpanan terhadap rencana induk maupun
parameter yang berlaku pada instansi terkait.

6. Pengendalian Merupakan kegiatan utama penugasan dalam

29
LAPORAN PENDAHULUAN

Perencanaan memberikan arahan, petunjuk, saran atas detail


design / perencanaan sesuai dengan prasarana yang
dibutuhkan.

7. Pelaksanaan Merupakan kegiatan utama penugasan dalam


Pengawasan Lapangan pengawasan lapangan terhadap pekerjaan yang
dilaksanakan dengan mengacu pada Spesifikasi
Teknis hingga dokumen penyerahan hasil konstruksi

8. Pengendalian Proyek Merupakan pemantapan pengorganisasian


pelaksanaan jadwal pelaksanaan, tertib administrasi,
teknik pelaksanaan konstruksi pemilihan bahan, teknik
pemeliharaan prasarana, teknik pengendalian mutu
dan alih pengetahuan kepada Kontraktor.

9. Laporan-laporan Merupakan kegiatan pelaporan atas hasil pelaksanaan


di lapangan sesuai dengan rencana kerja dan
spesifikasi teknis yang telah ditetapkan.

10. Dokumentasi Proyek Merupakan kegiatan dokumentasi atas seluruh


kegiatan pembangunan prasarana dan sarana dasar
secara lengkap.

3.2.1 Pendekatan Pelaksanaan Pekerjaan

Dalam suatu proyek pembangunan ada 3 (tiga) pihak yang terlibat langsung dilapangan
yaitu Pimpinan Proyek, Konsultan Pengawas, dan Kontraktor Pelaksana. Pelaksanaan proyek
selalu berpedoman pada Dokumen Proyek, yang dalam masalah teknis akan berpedoman pada
Sertifikasi. Dengan demikian hasil pelaksanaan proyek tidak akan terlepas dari spesifikasi yang
berlaku pada proyek yang bersangkutan. Ada 2 (Dua) hal pokok yang menjamin quality control
(Pengendalian Mutu) dapat berjalan dengan baik dan menghasilkan mutu pelaksanaan yang
baik pula yaitu:
1. Spesifikasi pengendalian mutu yang baik (lengkap, jelas dan sesuai)
2. Pelaksanaan pengendalian mutu secara baik dan tegas

Untuk menghindari kesalahan-kesalahan dalam pelaksanaan diperlukan system quality


assurance yang berguna untuk mencegah terjadi kesalahan, dan menemukan kesalahan pada

30
LAPORAN PENDAHULUAN

saat yang tepat. Quality Assurance adalah semua kegiatan yang diperlukan untuk memberikan
rasa percaya bahwa suatu konstruksi akan berfungsi dengan baik selama masa pelayanan.
Spesifikasi merupakan alat menjamin quality assurance karena di dalam spesifikasi
tercakup kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan pelaksaan pekerjaan dan kegiatan-
kegiatan yang berhubungan dengan pengujian produk.
Persyaratan teknik merupakan bagian terpenting dari Dokumen Proyek, khususnya dalam
bidang teknik. Pada garis besarnya berisi:
1. Gambaran atau Ruang Lingkup Pekerjaan
2. Bahan atau Material
3. Metode Pelaksanaan dan Peralatan
4. Syarat hasil akhir dan pengendalian mutu
5. Cara pengukuran hasil kerja
6. Cara pembayaran

Spesifikasi Teknis adalah bagian dari Dokumen Lelang, dan merupakan suatu standar
yang berlaku untuk semua pekerjaan sipil. Jika terdapat perbedaan teknis antara suatu
pekerjaan dengan yang lainnya, maka tidak dapat dicantumkan dalam spesifikasi karena tidak
standar, karenanya perlu dicantumkan dalam dokumen lain yaitu Gambar Pelaksanaan dan jika
diterbitkan pula Spesifikasi Khusus.
Ada beberapa hal yang sangat mendasar dari spesifikasi yang perlu dipahami oleh
semua pihak antara lain sebagai berikut:
1. Gambaran/Ruang Lingkup Pekerjaan
- Mencangkup seluruh bagian-bagian pekerjaan yang tercakup dalam artikel/jenis
pekerjaan yang dimaksud
- Umumnya yang tercakup lebih luas dari jenis pekerjaan itu sendiri
- Menentukan jenis peralatan yang diperlukan
- Mempengaruhi struktur analisa harga satuan
2. Bahan/Material
- Mencakup ketentuan bahan baku maupun bahan olahan
- Mencakup tata cara handling
3. Metode Pelaksanaan dan Peralatan
- Sebelum pelaksanaan diharuskan melakukan percobaan
- Mengatur cara dan urutan pelaksanaan, peralatan yang disarankan, keadaan cuaca,
pengendalian mutu setiap tahap, dan sebagainya
31
LAPORAN PENDAHULUAN

4. Syarat Hasil Akhir


- Merupakan persyaratan yang utama sebelum pekerjaan tersebut layak untuk diterima
dan dibayar
- Bagian dari proses pengendalian mutu tahap akhir
5. Cara Pengukuran Hasil Kerja
- Mengandung unsur penyederhanaan dan memperkecil kemungkinan saling pencatat di
lapangan
- Hasilnya umumnya lebih kecil dari apa yang telah dikerjakan (dari sudut kuantitas)
- Mempengaruhi factor koreksi dalam analisa harga satuan
6. Cara Pembayaran
- Mencakup satuan dari pembayaran
- Pembayaran dimaksudkan sebagai kompensasi dari tenaga kerja, bahan, peralatan,
dan sebagianya dalam rangka melaksanakan seluruh bagian-bagian pekerjaan yang
tercakup dalam ruang lingkup pekerjaan yang dimaksud.
3.2.2 Bentuk Pengawasan Supervisi

Team Konsultan Supervisi berkewajiban melaksanakan pengawasan konstruksi, inspeksi


dan konstruksi, atas semua material sesuai dengan dasar tersebut diatas. Selama masa
konstruksi, Team Konsultan Supervisi berkewajiban menerima dan menyetujui hasil-hasil yang
dicapai oleh Kontraktor setelah melalui pemeriksaan , pengetesan dan pengukuran atas hasil-
hasil tersebut, untuk selanjutnya dibuatkan Monthly Certificate yang akan diperiksa dan
disetujui oleh pihak Owner.
Mengutip dari Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah, nomor
332/KPTS/M/2002Tanggal 21 Agustus 2000 tentang Pedoman Teknis Pembangunan Bangunan
Gedung Negara, maka Tanggung Jawab Team Konsultan Supervisi antara lain adalah sebagai
berikut:
1. Memeriksa dan mempelajari dokumen untuk pelaksanaan konstruksi yang dijadikan
dasar dalam pengawasan pekerjaan di lapangan.
2. Mengawasi pemakaian bahan, peralatan dan metode pelaksanaaan serta mengawasi
ketepatan waktu dan biaya pekerjaan konstruksi.
3. Mengawasi pelaksanaan pekerjaan konstruksi dari segi kualitas, kuantitas dan laju
pencapaian volume/realisasi fisik.

32
LAPORAN PENDAHULUAN

4. Mengumpulkan data dan informasi di lapangan untuk memecahkan persoalan yang


terjadi selama pekerjaan konstruksi.
5. Menyelenggarakan rapat-rapat lapangan secara berkala, membuat laporan minggunan
dan bulanan pekerjaan pengawasan, dengan masukan hasil rapat-rapat lapangan,
laporan harian, mingguan dan bulanan perkerjaan konstruksi yang dibuat oleh
kontraktor.
6. Menyusun berita acara persetujuan kemajuan pekerjaan untuk pembayaran angsuran,
pemeliharaan pekerjaan dan serah terima pertama dan kedua pekerjaan konstruksi.
7. Meneliti gambar-gambar untuk pelaksanaan (shop drawing) yang diajukan oleh
kontraktor.
8. Meneliti gambar-gambar yang sesuai dengan pelaksanaan di lapangan (as built drawing)
sebelum serah terima I.
9. Menyusun daftar cacat/kerusakan sebelum serah terima I, mengawasi perbaikannya
pada masa pemeliharaan dan menyusun laporan akhir pekerjaan pengawasan.
10. Bersama konsultan perencanaan menyusun petunjuk pemeliharaan dan penggunaan
bangunan.
3.2.3 Tahap Pelaksanaan Fisik

Tim Konsultan Supervisi akan bekerja untuk dan atas nama Proyek dan bertindak sebagai
penghubung antara Kontraktor dan Balai Wilayah Sungai Kalimantan III, SNVT Pelaksanaan
Jaringan Sumber Air Kalimantan III Provinsi Kaliantan Selatan , dalam menyelenggarakan,
mengkoordinasikan dan melaksanakan “Supervisi Pembangunan Long Storage
Kabupaten Barito Kuala (MYC)” untuk memastikan bahwa kontrak diselesaikan sesuai
dengan rencana, spesifikasi dan jadwal yang berlaku. Kegiatan-kegiatan berikut ini dapat
dilaksanakan oleh Proyek setelah menerima rekomendasi dari Konsuitan.
a. Mengintruksikan kepada kontraktor untuk memulai, menghentikan atau merubah
pelaksanaan kerjanya.
b. Mengesahkan pekerjaan tambahan atau perubahan pekerjaan untuk dilaksanakan oleh
Kontraktor.
c. Mengesahkan pembayaran kepada Kontraktor untuk pekerjaan yang telah diselesaikan.

Rencana pelaksanaan (construction planning) untuk menangani pekerjaan pengawasan


diuraikan sebagai berikut:
1. Administrasi dan Koordinasi

33
LAPORAN PENDAHULUAN

 Setelah Surat Perintah Pelaksanaan ditandatangani, segera melakukan administrasi dan


koordiansi dengan pihak Bagian Proyek Fisik.
 Menyusun bagan struktur organisasi tim supervisi secara lengkap disertai dengan garis-
garis hubungan tugas masing-masing personil
2. Memeriksa dan Mempelajari Dokumen
 Memeriksa dan mempelajari dokumen untuk pelaksanaan konstruksi yang akan
dijadikan dasar dalam pengawasan pekerjaan dilapangan.
 Memahami dan mengerti seluruh lingkup pekerjaan, waktu pelaksanaan, metode
pelaksanaan, contruction planning, kualitas material secara peralatan.
 Mendalami Job Description, sehingga tahu persis tugas, wewenang dan tanggung jawab
untuk semua level dari tim supervisi.
3. Melakukan Persiapan Sebelum Mobilisasi
 Penelitian dan Pemeriksaan Kondisi Lapangan.
 Aktivitas ini dimaksudkan untuk mengetahui dan mengenal kondisi nyata dari proyek
yang akan ditangani, baik kondisi umum maupun kondisi yang lebih terperinci.
 Penelitian Lokasi Material.
 Kontraktor bersama Pengawas (Konsultan) memeriksa semua quarry (stock pit)
 Menyusun Rencana Kerja.
 Memerintahkan kepada pihak kontraktor untuk segera menyusun dan menyerahkan
rencana kerja/skedul kepada pengawas/Engineer, terutama jadual mulai pelaksanaan
pekerjaan di lapangan, untuk diperiksa dan disetujui. Kontraktor disarankan pula untuk
menyiapkan metode konstruksi untuk evaluasi dan disetujui oleh Pengawas.
4. Mengawasi Pemakaian Bahan, Peralatan dan Metode Pelaksanaan Kontraktor
 Meminta dan memeriksa contoh material yang akan digunakan dalam pelaksanaan
konstruksi, seperti material pipa, asesrories pipa, agregat kasar, halus, material urugan
tanah, pasir, material besi beton, besi profil, bahan kayu, dan bahan / material lainnya.
 Bersama-sama dengan pihak kontraktor melakukan pengetesan terhadap peralatan-
peralatan yang akan dioperasikan selama pelaksanaan pekerjaan.
 Melakukan penelaahan terhadap konsep metode pelaksanaan pekerjaan yang diajukan
pihak kontraktor agar waktu pelaksanaan sesuai rencana.
 Meneliti skedul/rencana kerja pelaksanaan pekerjaan yang diajukan oleh pihak
kontraktor.
5. Mengawasi Kualitas, Kuantitas dan Laju Pencapaian Volume/ Realisasi Fisik

34
LAPORAN PENDAHULUAN

 Membandingkan antara rencana atau hasil yang diinginkan dengan hasil/karya nyata
dicapai/dilaksanakan dilapangan.
 Memeriksa kualitas hasil pekerjaan yang sedang dan telah selesai dilaksanakan
kontraktor.
 Melakukan pengukuran terhadap volume hasil pekerjaan yang telah dilaksanakan
dilapangan.
 Melakukan evaluasi pencapaian progress fisik lapangan dan besaran deviasi yang terjadi
terhadap kemajuan rencana.
 Menyiapkan rekomendasi sehubungan dengan change order dan addendum, sehingga
perubahan-perubahan kontrak yang diperlukan dapat dibuat secara optimum dengan
mempertimbangkan aspek yang tersedia.
6. Mengawasi Ketepatan waktu dan Biaya Pekerjaan Konstruksi
 Melakukan perhitungan besarnya kemajuan fisik pekerjaan yang telah dilaksanakan
dengan jumlah waktu (durasi) yang telah digunakan.
 Melakukan draft perhitungan sertfikasi pembayaran kontraktor sesuai dengan kemajuan
pekerjaan fisik yang telah dicapai di lapangan.

3.3 METODE PELAKSANAAN


Demi tercapainya sasaran/target pekerjaan “Supervisi Pembangunan Long Storage
Kabupaten Barito Kuala (MYC)” yaitu pelaksanaan/penyelesaian pekerjaan tepat waktu
dengan kualitas pekerjaan yang memenuhi persyaratan/spesifikasi yang ditentukan, Tim
Konsultan Supervisi akan melakukan upaya atau tindakan sebagai berikut :

 Menerapkan jasa pengawasan dengan berlandaskan profesionalisme.

 Melakukan semua kegiatan dengan disiplin yang tinggi.


 Melakukan pengendalian mutu.

Sesuai dengan lingkup layanan Jasa Konsultan sebagaimana diuraikan pada


KAK, lingkup layanan tersebut dapat dibagi menjadi 2 (dua) kategori dasar sehingga
didapatkan sasaran yang sesuai dengan spesifikasi teknik yang tercantum dalam
dokumen kontrak.
Kedua lingkup layanan itu memuat :

 Pengawasan Teknik

 Administrasi Kontrak

35
LAPORAN PENDAHULUAN

Didalam lingkup layanan jasa yang diberikan oleh konsultan dalam pelaksanaan
tugasnya, tidak diartikan secara sendiri-sendiri karena tugas-tugas tersebut harus merupakan
satu kesatuan yang saling berkaitan antara yang satu dengan yang lainnya.
Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, maka Metodologi Pelaksanaan Pekerjaan yang
akan diterapkan konsultan, meliputi :

 Metodologi Pengawasan Pelaksanaan

 Metodologi Pengawasan Administrasi


 Metodologi Recording
 Pengendalian Proyek
3.3.1 Metodologi Pengawasan Pelaksanaan

Metodologi Pengawasan Pelaksanaan secara garis besar meliputi tahapan-tahapan


kegiatan sebagai berikut :

1. Tahap Pra-Konstruksi

a) Mobilisasi Personil Tim Konsultan

Setelah menerima Surat Perintah Mulai Kerja, Konsultan akan segera melakukan
mobilisasi personil sesuai dengan Jadwal Penugasan Personil. Semua tenaga inti
(Tenaga Ahli dan Tenaga Teknis Pendukung) yang dimobilisasi akan dibekali bahan
rujukan berupa formulir-formulir pengawasan beserta manual pengawasan yang
umum digunakan di lingkungan Kementerian Pekerjaan Umum termasuk disini adalah
penetapan struktur organisasi konsultan.

b) Review Data / Dokumen Kontrak

Pada tahap pendahuluan ini, Konsultan akan mempelajari dan mengkaji gambar-
gambar rencana dan spesifikasi teknis dari proyek yang akan dikerjakan. Kajian ini
dilakukan guna mengetahui apakah desain yang ada dapat diimplementasikan atau
mungkin ada bagian-bagian tertentu dari desain yang perlu direvisi. Hasil kajian
desain ini akan Konsultan sampaikan secara tertulis kepada Pemberi Kerja untuk
selanjutnya didiskusikan.

c) Peninjauan Lapangan

Pada tahap pendahuluan ini, Konsultan akan melakukan peninjauan lapangan guna
mengetahui batas-batas lokasi dan kondisi proyek akan dikerjakan, hambatan-

36
LAPORAN PENDAHULUAN

hambatan/kendala-kendala yang ada, serta lokasi base camp dan fasilitasnya.

d) Evaluasi Program Kerja Penyedia Jasa Konstruksi

Pada tahap awal ini, Konsultan akan mengevaluasi Program Kerja Penyedia Jasa
Konstruksi (Kontraktor). Program Kerja ini adalah suatu proses dimana Penyedia Jasa
Konstruksi (Kontraktor) harus menguraikan jadwal (schedule) kerja menjadi bagian-
bagian, antara lain :

 Jadwal mobilisasi tenaga kerja (Man Power Schedule),


 Jadwal mobilisasi peralatan (Equipment Schedule),
 Jadwal pengadaan material (material Schedule),
 Pengalokasian dana (Cash Flow),
 Jadwal pelaksanaan kerja.

Kesemuanya itu dilengkapi dengan uraian dan penjelasan metoda kerja, atau
prosentasi kemajuan pekerjaan.

Program kerja dibuat untuk mempermudah pengelolaan proyek dengan suatu system
yang teratur dan memberikan system informasi manajemen (Manajemen Informasi
Sistem/MIS), secara jelas dan tepat guna.

 Untuk setiap minggu, sehingga Penyedia Jasa Konstruksi (Kontraktor) dapat


menyiapkan dana, kebutuhan material, kebutuhan peralatan dan kebutuhan
tenaga setiap minggu.
 Program ini harus diperbaharui (up-date) setiap minggu sesuai kenyataan
lapangan.
 Program ini berkaitan erat dengan metode lintasan kritis ( Critical Path
Method/CPM ).
 Jenis pekerjaan/kegiatan apa saja yang berada pada garis lintas kritis diprioritas
untuk dikerjakan, karena ketinggalan 1 hari saja, secara keseluruhan proyek
ketinggalan 1 hari.

 Penanganan/jalan keluar yang dilakukan melaksanakan kerja ekstra atau


lembur pada lintasan kritis.

Dalam kaitan ini, Konsultan akan memeriksa program/jadwal kerja yang diajukan
oleh Penyedia Jasa Konstruksi (Kontraktor), dan akan meninjau program kerja ini dari
berbagai aspek, seperti misalnya apakah pekerjaan dapat atau tidak dilaksanakan

37
LAPORAN PENDAHULUAN

secara efektif dan apakah pekerjaan ini dapat dilaksanakan dalam waktu dan biaya
seperti tercantum dalam kontrak, dan lain-lain.
Jadwal kerja ini akan disesuaikan dengan ketersediaan alat, sumber daya
manusia/tenaga dan material yang dapat dimobilisasikan oleh Penyedia Jasa
Konstruksi (Kontraktor).

a) Evaluasi Rencana Mobilisasi Personil dan Peralatan Penyedia Jasa


Konstruksi (Kontraktor)

Pada tahap persiapan ini, Konsultan akan mengevaluasi Rencana Mobilisasi Personil
dan Peralatan Penyedia Jasa Konstruksi (Kontraktor). Pekerjaan mobilisasi ini dapat
dikategorikan menjadi 2 (dua) bagian yaitu mobilisasi awal dan mobilisasi personil,
alat dan material secara keseluruhan, termasuk penetapan struktur organisasi
Penyedia Jasa Konstruksi (Kontraktor).

Mobilisasi awal adalah suatu tahap dalam pelaksanaan kegiatan konstruksi yang
paling awal untuk mempersiapkan semua sumber daya baik manusia, peralatan
maupun bahan. Dalam tahap pelaksanaan kegiatan selanjutnya semua sumber daya
tersebut harus siap dioperasikan untuk memperlancar tahapan konstruksi
selanjutnya, sehingga tercapai suatu mutu, waktu dan kuantitas sesuai yang
diharapkan.

 Mobilisasi Awal

Mobilisasi awal adalah mobilisasi personil inti untuk mempersiapkan :

- Pengkajian ulang terhadap desain,


- Pengukuran awal,
- Mempersiapkan program detail dan gambar kerja yang akan dilaksanakan
pada masa konstruksi,
- Mempersiapkan peralatan konstruksi untuk siap menjalani uji coba dan
running well.

 Mobilisasi Keseluruhan

Pada periode mobilisasi ini personil, alat dan material, semua pekerjaan yang
berhubungan dengan cakupan pekerjaan mobilisasi telah selesai semuanya.

Dalam kaitan ini, Konsultan akan memeriksa dan menyetujui daftar material,
38
LAPORAN PENDAHULUAN

peralatan yang akan didatangkan, fasilitas base camp dan lokasi penempatan
peralatan, menyiapkan titik data survei, mengecek pemasangan patok center
line dan review design.

f) Penyusunan Rencana Pengaturan Lalu Lintas (Bila diperlukan)

Rencana pengaturan lalulintas (bila diperlukan) harus dibuat sesuai dengan tahapan
dan program pelaksanaan proyek. Pengaturan lalu lintas akan meliputi, walaupun
tidak terbatas pada hal-hal berikut :

 Untuk pelaksanaan pembangunan, lokasi dan areal yang dibutuhkan seminimum


mungkin dengan cara pemasangan peralatan dan rambu-rambu lalu lintas.
 Rencana penempatan peralatan dan rambu lalu lintas untuk setiap tahapan
konstruksi.
 Pengalihan lalu lintas,
 Ringkasan tentang rencana pengaturan lalu lintas untuk setiap tahapan
konstruksi termasuk klasifikasi (tipe), jumlah dan dimensi dari penghalang,
traffic, cones, rambu konstruksi, lampu kedip, marka dan lain-lain.

Bila rencana pengaturan lalu lintas yang meliputi komponen proyek, pembatasan
areal untuk setiap tahapan, jalan sementara, alternatif pengalihan, batasan
kecepatan dan peralatan pemberitahuan dan peringatan lainnya telah dibuat dan
disetujui oleh instansi pemerintah yang berwenang maka rencana tersebut harus
diumumkan baik melalui radio, atau media komunikasi lain yang dapat diketahui oleh
pemanfaat jalan, penduduk setempat dan pekerja Penyedia jasa Konstruksi
(Kontraktor).
Dengan pengumuman ini, setiap pengendara mobil, pejalan kaki, penduduk
disekitarnya dan juga pekerja Penyedia Jasa Konstruksi (Kontraktor) akan
mengetahui dan mengerti tentang rencana pengaturan lalu lintas ini, sehingga akan
mengurangi gangguan terhadap lalu lintas.

Konsultan Supervisi akan memonitor dan mengontrol secara rutin apakah peralatan
pengatur lalu lintas beserta rambu-rambunya benar-benar dilakukan oleh Penyedia
Jasa Konstruksi (Kontraktor).

g) Base Camp dan Fasilitasnya


39
LAPORAN PENDAHULUAN

Base Camp adalah suatu lokasi tertentu di lapangan yang merupakan tempat semua
kegiatan, penunjang pelaksanaan proyek lapangan Sedangkan fasilitas base camp
adalah semua fasilitas yang menunjang pelaksanaan pekerjaan fisik dan administrasi
sesuai dengan syarat-syarat dan spesifikasi teknik yang berlaku.

Base Camp dan fasilitasnya, bertujuan untuk :

 Untuk memudahkan koordinasi antara semua instansi terkait di lapangan.


 Untuk mempermudah monitoring kemajuan pelaksanaan suatu proyek.
 Sebagai tempat tinggal kantor, laboratorium lapangan dan lain-lain.

Supaya maksud dan tujuan dari base camp dan fasilitasnya dapat optimal menunjang
pelaksanaan proyek, maka pada saat Penyedia Jasa Konstruksi (Kontraktor),
mengajukan gambar denah base camp.

Penyedia Jasa Konstruksi (Kontraktor) diminta, supaya :

 Lokasi base camp dekat dengan proyek.


 Kegiatan administrasi instansi terkait di lapangan berada dalam satu lokasi base
camp.
 Jalan keluar base camp cukup baik.
 Keamanan lingkungan terjamin.
 Agak jauh permukiman polusi udara dan suara.
 Memiliki tingkat kesejukan ruang kerja yang memadai.

Konsultan akan memeriksa gambar denah base camp yang diajukan oleh Penyedia
Jasa Konstruksi (Kontraktor) dan mengecek langsung ke lapangan, kemudian
dievaluasi sesuai yang diminta dalam Dokumen Kontrak.

h) Rapat Pra Pelaksanaan (Pre Construction Meeting / PCM)

Rapat pra pelaksanaan (Pre Construction Meeting) adalah rapat/pertemuan awal yang
diadakan oleh Pemberi Tugas yang dihadiri oleh Konsultan dan Penyedia Jasa
Konstruksi (Kontraktor).

Hal ini diperlukan untuk menyamakan pengertian/bahasa atau pemahaman mengenai


dokumen kontrak dan spesifikasi teknik yang dipakai dalam pelaksanaan pekerjaan.

Konsultan akan memberikan masukan-masukan di dalam pemahaman isi dari seluruh


Dokumen Kontrak, dan merumuskan pokok-pokok bahasan dalam rapat tersebut.

40
LAPORAN PENDAHULUAN

Hal-hal penting yang perlu dibahas, antara lain :

 Pemahaman dan penyamanan interprestasi atas dokumen kontrak,


 Rencana kerja / jadwal pelaksanaan kontraktor,
 Mobilisasi personil dan peralatan kontraktor,
 Rencana pengaturan lalu lintas,
 Tata cara pengukuran volume pekerjaan (opname), Lintas koordinasi dan
komunikasi.

2. Tahap Konstruksi

Kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan pada tahap konstruksi ini adalah sebagai berikut:

a) Pemeriksaan Gambar Kerja (Shop Drawing)

Sebelum pelaksanaan konstruksi, Konsultan akan meminta Kontraktor agar membuat


jadwal pelaksanaan dan gambar kerja dari seluruh item pekerjaan. Gambar kerja
tersebut diperlukan untuk merinci lebih detail hal-hal yang tidak tercakup dalam
gambar desain.

Dalam pembuatan gambar kerja (shop drawing), Penyedia Jasa Konstruksi harus
memperhatikan hal-hal sebagai berikut :

 Ukuran dan standar kertas yang dipakai harus sama.


 Ukuran ketebalan garis alat gambar disesuaikan dengan gambar yang dibuat.
 Penomoran gambar kerja (Shop Drawing harus teratur dan berurutan).
 Tampilan gambar kerja (Shop Drawing) antara lain :
- Lokasi dan jenis pekerjaan harus jelas tercantum.
- Ukuran konstruksi harus jelas dan ternotasi baik.

Material, jenis dan mutu bahan yang dipakai dicantumkan sedetail mungkin.

Selain itu, Kontraktor juga diminta harus membuat perhitungan desain dan gambar
kerja dari pekerjaan sementara.

Setelah diajukan oleh Kontraktor, gambar-gambar tersebut akan diperiksa dengan teliti
oleh Konsultan, setelah mendapatkan persetujuan dari Konsultan dan Pemberi
Tugas/Pemilik Proyek, gambar tersebut akan dikembalikan lagi kepada Kontraktor
untuk dilaksanakan di lapangan.

b) Pengecekan Data Survey / Pengukuran

41
LAPORAN PENDAHULUAN

Dalam masa konstruksi, Konsultan bersama-sama Kontraktor dan Pemilik Proyek akan
mengadakan pengecekan ulang titik survey / pengukuran yang berupa Bench Mark
(BM) dan data kontrol yang dibuat pada waktu perencanaan teknis. Hal ini dilakukan
untuk mendapatkan ketepatan dan kebenaran dalam pelaksanaan.

Apabila ada data yang tidak sesuai dengan keadaan lapangan yang sebenarnya, maka
Konsultan akan membantu Kontraktor untuk menyelesaikan setiap perubahan dari
perencanaan secara tuntas, termasuk gambar-gambar rencana dan spesifikasinya.

c) Pemeriksaan / Pengujian Material

Setiap material yang akan digunakan oleh Kontraktor dalam pelaksanaan konstruksi,
baik itu bahan baku, bahan olahan maupun bahan jadi terlebih dahulu harus diperiksa
kualitasnya di laboratorium. Pengujian yang dilakukan meliputi : berat jenis, stabilitas,
durabilitas, penyerapan, daya lekat, gradasi, dan sebagainya, sehingga sesuai dengan
spesifikasi teknik yang tercantum dalam Dokumen Kontrak.

Pemeriksaan mutu dilakukan secara rutin dengan mengambil contoh secara acak pada
lokasi-lokasi yang ditentukan oleh Konsultan.

 Pemeriksaan Material Konstruksi

Pemeriksaan ini antara lain adalah test penentuan kehancuran agregat, test
portland cement. Secara khusus perlu diperhatikan terhadap bahan agregat yang
berasal dari lokasi pengambilan batu serta tanah konstruksi dari borrow pit.

Test pada Beton

Konsultan akan mengawasi, memeriksa dan mengevaluasi pekerjaan pengujian


laboratorium dan pengetesan di lapangan terhadap material konstruksi yang akan
dipergunakan. Berdasarkan hasil pemeriksaan tersebut, Konsultan akan membuat
rekomendasi berupa persetujuan dan penolakan berikut alasan teknis sesuai
dengan persyaratan teknis dalam spesifikasi.

d) Pemeriksaan Metode Pelaksanaan Pekerjaan

Metode pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan oleh Penyedia Jasa Konstruksi akan
diperiksa dan diawasi serta diberi perhatian khusus oleh Konsultan untuk menghindari

42
LAPORAN PENDAHULUAN

kesalahan yang bisa mengakibatkan kerugian baik mutu, biaya dan waktu dari
pelaksanaan pekerjaan.

e) Pemeriksaan Peralatan Yang Dipakai

Seluruh peralatan yang akan digunakan Kontraktor dalam pelaksanaan pekerjaan


terlebih dahulu akan diperiksa kelayakannya oleh Konsultan, apakah sudah memenuhi
standar/persyaratan yang ditentukan atau belum. Apabila peralatan yang akan
digunakan telah memenuhi standar/ persyaratan yang ditentukan, selanjutnya
Kontraktor dapat diizinkan melaksanakan pekerjaannya dibawah pengawasan Tenaga
Pengawas Konsultan.

f) Kesiapan Dalam Pelaksanaan Pekerjaan

Sebelum Jasa Penyedia Konstruksi memulai pekerjaan, Konsultan akan memeriksa


kesiapan dari seluruh unsur pelaksanaan, antara lain : material, buruh dan peralatan.
Setelah semuanya siap, maka pekerjaan bisa dimulai.

g) Pengawasan Pelaksanaan Pekerjaan


Jenis pekerjaan dalam “Supervisi Pembangunan Long Storage Kabupaten
Barito Kuala (MYC)” dibedakan menjadi dua pekerjaan yaitu pekerjaan dengan
kategori pokok (Major) dan pekerjaan tidak pokok (Minor). Hubungan di antara dua
kegiatan tersebut saling berkait. Pembagian jenis kegiatan ini didasarkan atas
prosentase bobot dari masing-masing pekerjaan tersebut dan berpengaruh dengan
persiapan pendanaan, peralatan maupun personil.
Dalam pengendalian mutu pekerjaan, upaya atau tindakan yang akan dilakukan
Konsultan secara garis besarnya adalah sebagai berikut :

 Semua personil inti konsultan akan bekerja sama selama masa pelaksanaan
proyek dengan cara / berpedoman pada matriks tanggung jawab yang
dibebankan kepada setiap personil inti.

 Seluruh pekerjaan yang akan dilaksanakan kontraktor diharuskan untuk


diperiksa, sebagaimana yang diperlukan untuk setiap bagian proyek.
Pemeriksaan akan meliputi material dan peralatan yang digunakan, teknis
pelaksanaan pekerjaan yang diterapkan, ukuran/dimensi, dan semua masalah
yang berhubungan dengan mutu pekerjaan.

43
LAPORAN PENDAHULUAN

 Pematokan yang dilakukan oleh kontraktor pada setiap bagian pekerjaan akan
diawasi dan diperiksa untuk memastikan bahwa pematokan yang dilakukan oleh
bagian survey lapangan kontraktor sudah benar dan tepat.

 Mutu seluruh material akan diuji guna memastikan bahwa material telah
memenuhi kualitas yang ditentukan, sebelum diangkut ke lokasi pekerjaan. Hasil
pengujian akan dicatat dalam suatu Form Standar yang menunjukkan lokasi dari
material yang akan digunakan pada pekerjaan. Dokumentasi dari material yang
di import dan material fabrikasi akan diteliti dengan cermat untuk memastikan
bahwa material memenuhi persyaratan / spesifikasi yang ditentukan.

Dalam kegiatan pengawasan pelaksanaan pekerjaan ini, Konsultan akan memberikan


perhatian khusus terhadap metode/cara pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan
Kontraktor. Hal ini untuk menghindari terjadinya kesalahan yang bisa mengakibatkan
kerugian, baik mutu dan volume pekerjaan, biaya dan waktu dari pelaksanaan.

h) Pemeriksaan Hasil Pelaksanaan

Pemeriksaan hasil pelaksanaan ini meliputi : pemeriksaan dimensi (tebal, lebar,


panjang, kedalaman, kemiringan, elevasi, jari-jari, dsb), serta kualitas pekerjaan.

Pemeriksaan kualitas pekerjaan secara umum meliputi :

 SMK3 ..........

 Pekerjaan Pengukuran ......

 Untuk pekerjaan galian meliputi pemeriksaan terhadap volume galian, dsb.

 Untuk pekerjaan tanah meliputi pemeriksaan terhadap kepadatannya, daya


lekatnya, gradasinya, CBR-nya dan lain sebagainya, harus sesuai dengan
spesifikasi teknik yang ditentukan.

 Untuk pekerjaan perkerasan meliputi pemeriksaan terhadap temperaturnya,


kerataannya, ketebalannya dan lain sebagainya, harus sesuai dengan spesifikasi
teknik yang ditentukan.

 Untuk pekerjaan struktur meliputi pemeriksaan terhadap berat jenis, gradasi, kuat
tekan, abrasi dan lain sebagainya, harus sesuai dengan spesifikasi teknik yang
ditentukan.

44
LAPORAN PENDAHULUAN

i) Pemantauan Kemajuan Pekerjaan (Progress Monitoring)

Konsultan akan selalu memantau secara ketat kemajuan pekerjaan Kontraktor untuk
menjaga agar pekerjaan berjalan sesuai jadwal kerja yang telah disetujui / disepakati.

Jika terlihat tanda-tanda akan terjadi keterlambatan dari jadwal rencana, maka
Konsultan akan segera memberitahukan kepada Kontraktor, dan dibicarakan untuk
mengetahui sebab musababnya dan mengajukan langkah-langkah pemecahaannya
yang tepat untuk memperbaiki kinerjanya (manajemen dan financial).

Jika perlu, Kontraktor diminta merubah jadwal kerja dengan memperhitungkan


perubahan keadaan untuk langkah-langkah seperlunya agar pekerjaan selesai sesuai
waktu yang telah ditentukan/masa kontrak.

j) Perhitungan Kuantitas dan Pembuatan Sertifikat Bulanan / MC

Sertifikat Pembayaran Bulanan ini disiapkan oleh Kontraktor dan diperiksa oleh
Konsultan pada setiap akhir bulan. Usulan Sertifikat Bulanan harus disiapkan menurut
formulir yang telah ditetapkan dan harus dilengkapi dengan dokumen pendukung yang
lengkap dan dapat dipertanggungjawabkan.

Sertifikat ini akan diperiksa oleh Konsultan dengan cermat untuk memastikan bahwa
tidak terdapat kesalahan hitungan baik kuantitas/ volume pekerjaan maupun biaya
yang boleh dibayarkan kepada Kontraktor. Sertifikat Pembayaran Bulanan ini setelah
diperiksa dan disetujui oleh Konsultan, selanjutnya diajukan kepada Pemberi
Tugas/Pemilik Proyek dengan segera untuk pemeriksaan terakhir dan pernyataan
setuju untuk dibayar. Banyaknya lembar yang harus diajukan tergantung keinginan
Pemberi Tugas / Pemilik Proyek.

Dalam pengukuran volume pekerjaan ini Konsultan akan menyiapkan format-format


standar untuk perhitungan dan pencatatannya, antara lain :

 Perhitungan volume galian dan timbunan.


 Perhitungan volume pekerjaan struktur.
 Perhitungan volume pekerjaan pipa.
 Pekerjaan-pekerjaan tambahan/tak terduga.
 Lampiran-lampiran pembayaran kumulatif.
 Dan sebagainya.

45
LAPORAN PENDAHULUAN

k) Pertemuan Berkala / Rapat Koordinasi

Tujuan diadakannya pertemuan berkala/rapat koordinasi ini adalah disamping dapat


menyelesaikan masalah dengan cepat yang otomatis memperlancar pekerjaan, juga
dalam rangka mengaktifkan organisasi proyek semaksimal mungkin untuk mencapai
tujuan dan sasaran utama proyek.

Di saat-saat awal pelaksanaan proyek perlu diadakan pertemuan setiap minggu,


kemudian boleh dikurangi menjadi tiap dua minggu dan mungkin juga sekali sebulan.
Para wakil dari proyek diundang untuk hadir bersama dengan Team Leader Konsultan
dan General Superintendent Kontraktor.

Hal-hal yang dibahas menyangkut antara lain :

 Setiap masalah penting yang terjadi dalam pelaksanaan pekerjaan selama bulan
berjalan.
 Kemajuan kerja yang dicapai oleh Kontraktor dalam bulan berjalan.
 Faktor yang mempengaruhi kemajuan pekerjaan.
 Langkah-langkah perbaikan yang diambil oleh Kontraktor terhadap kesalahan-
kesalahan yang terjadi.
 Kendala atau kesulitan yang dihadapi oleh Kontraktor dan kemungkinan
pemecahannya.
 Volume pekerjaan yang sudah boleh dibayarkan kepada Kontraktor.
 Dan sebagainya.

Disamping pertemuan bulanan tetap, dapat juga diadakan pertemuan sewaktu-waktu


untuk membahas masalah-masalah khusus seperti masalah pembebasan tanah (bila
ada), mengupayakan agar bagian pekerjaan yang sulit dapat dipercepat, mengatur
pemindahan sarana umum seperti tiang listrik, tiang telepon dan sebagainya (bila
ada). Khusus untuk pertemuan ini perlu diundang juga instansi-instansi terkait seperti
Bina Marga, PLN, Telkom, Camat, Lurah, dan unsur-unsur terkait lainnya.

l) Gambar Terlaksana (As Built Drawing)

Yang dimaksud gambar terlaksana (As built Drawing) adalah gambar terlaksana di
lapangan yang menggambarkan seluruh pekerjaan di lapangan sesuai dengan volume
pekerjaan yang telah dibayar setiap bulan sesuai dengan tagihan Penyedia Jasa
Konstruksi dalam sertifikat bulanan (Monthly Certificate/MC).

46
LAPORAN PENDAHULUAN

Gambar ini memuat juga perubahan-perubahan yang diakibatkan oleh perubahan


pekerjaan (Contract Change Order/CCO) dan modifikasi lapangan karena adanya hal-
hal yang tidak terdapat pada gambar rencana.

Dalam pembuatan gambar terlaksana ( As Built Drawing) Penyedia jasa Konstruksi


harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut :

 Ukuran dan standar kertas yang dipakai harus sama.


 Ukuran ketebalan garis lat gambar yang dipakai disesuaikan dengan gambar yang
dibuat.
 Pada gambar terlaksana (As Bulit Drawing) disebutkan tanggal, bulan dan tahun
revisi gambar dari gambar kerja (Shop Drawing) yang disesuaikan dengan
perubahan kontrak pekerjaan (Contract Change Order/CCO), Addendum (kalau
ada).
 Lokasi dan jenis pekerjaan harus jelas dicantumkan.
 Ukuran konstruksi harus jelas.
 Material, jenis dan mutu bahan yang dipakai

Dalam kaitan ini Konsultan Pengawas akan memeriksa ( As Built Drawing) dan
mengevaluasi gambar terlaksana dan memberikan rekomendasi untuk persetujuan dari
Pemberi Tugas.

m) Pelaporan

Konsultan dalam melaksanakan tugas rutinnya senantiasa akan mencatat segala


aktifitas berdasarkan program yang telah disusun sehingga rekaman-rekaman tersebut
dapat disimpan/dipelihara dengan baik untuk keperluan pembuatan laporan-laporan
maupun untuk rekomendasi, rujukan, teguran dan instruksi demi mencapai
sasaran/tujuan proyek secara keseluruhan.

Laporan dan dokumentasi pekerjaan akan dibuat/disusun sesuai dengan yang diminta
dalam Kerangka Acuan Kerja (KAK), oleh karena itu Konsultan telah menyusun schedul
pelaksanaan pekerjaan dengan mencantumkan pula produk-produk yang akan
dihasilkan agar lebih mudah dikontrol.

Laporan-laporan yang akan dibuat Konsultan terdiri dari :

 Laporan Rencana Mutu Kontrak (RMK)


 Laporan Pendahuluan
47
LAPORAN PENDAHULUAN

 Laporan Nota Desain


 Laporan Bulanan
 Laporan Akhir Supervisi
 Laporan Ringkas
 Laporan Penyelesaian Akhir Proyek
 Album Gambar
 Leaflet
Laporan-laporan tersebut, disamping sebagai bahan monitoring Pemberi Tugas/Pemilik
Proyek juga sekaligus sebagai dokumen pelaksanaan kegiatan.

3. Tahap Pasca Konstruksi

Kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan pada tahap pasca konstruksi adalah sebagai
berikut:

a) Serah Terima Awal (Provisional Hand Over /PHO)

Serah Terima Awal (Provisional Hand Over/PHO) adalah suatu kegiatan serah terima
awal dari seluruh pekerjaan yang telah dikerjakan oleh Penyedia Jasa Konstruksi
kepada Pemberi Tugas, dimana pekerjaan utama (major works) sudah mencapai
100%.

Maksud pelaksanaan PHO adalah untuk memastikan bahwa seluruh pekerjaan yang
telah dikerjakan oleh Penyedia Jasa Konstruksi dalam arti : sesuai kualitas, sesuai
kuantitas dan tepat waktu dengan segala konsekuensi yang tercantum dalam kontrak.

Dengan adanya penyerahan awal ini maka tahap pemeliharaan dimulai.

Yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan PHO adalah sebagai berikut :

 Rekomendasi konsultan pengawas teknik bahwa Penyedia Jasa Konstruksi telah


menyelesaikan pekerjaan utama (major works) 100 % dan minimal telah
menyelesaikan 97% pekerjaan dari seluruh nilia kontrak.
 Perkiraan tanggal selesai seluruh pekerjaan sesuai dengan bunyi kontrak.
 Pembentukan Panitia Serah Terima yang anggotanya ditunjuk Pemberi Tugas.
 Penyerahan jaminan pemeliharaan (Bank Guarantee) dari pihak Penyedia Jasa
Konstruksi kepada pemberi tugas.
 Seluruh data yang ada (misalnya : seluruh hasil testing material / hasil pekerjaan,
surat-menyurat / administrasi, formulir-formulir, data softcopy, photo dokumentasi
48
LAPORAN PENDAHULUAN

pelaksanaan pekerjaan, dll) sudah harus terarsip dengan baik.


 Yang perlu diperhatikan adalah unsur-unsur :

– Kelengkapan administrasi proyek.


– Kondisi fisik pekerjaan yang baik dan benar sesuai spesifikasi teknik.
– Sesuai dengan perencanaan.
– Pendataan/pencatatan data dan kurang (detect and deficiencies list).

Penyedia Jasa Konstruksi (Kontraktor) mengajukan request untuk PHO, kemudian


Konsultan Pengawas akan mengecek apakah persyaratan untuk PHO sudah dipenuhi
atau belum antara lain pengecekan progress pekerjaan. Kemudian Konsultan akan
memberikan rekomendasi kepada pemberi Tugas yang selanjutnya akan dibentuk
Panitia PHO.

b) Masa Pemeliharaan (Jaminan Terhadap Kerusakan)

Masa Pemeliharaan (jaminan terhadap kerusakan) adalah mulainya pemeliharaan hasil


pekerjaan yang dihitung dari mulai tanggal perkiraan pekerjaan 100% berdasarkan
rekomendasi konsultan pengawas teknik sampai dengan berakhirnya kontrak yang
sudah disetujui.

Tujuan masa jaminan terhadap kerusakan adalah :

 Memberikan waktu kepada Penyedia Jasa Konstruksi untuk memperbaiki,


menyempurnakan hasil pekerjaan yang belum dapat diterima atau memuaskan
tim panitia penilai serah terima pada waktu kunjungan ke lapangan mengenai
kualitas dan kuantitas pekerjaan.
 Memberikan waktu kepada Penyedia Jasa Konstruksi untuk menyelesaikan
pekerjaan minor yang belum terselesaikan dan lain-lain.

Hal-hal yang perlu diperhatikan sehubungan dengan masa jaminan terhadap


kerusakan adalah sebagai berikut :

 Penyedia Jasa Konstruksi (Kontraktor) harus melaksanakan perbaikan pekerjaan


yang telah disepakati/disetujui.

 Pekerjaan perbaikan atau penyempurnaan harus sesuai dengan :

- Syarat-syarat kontrak dan spesifikasi teknik.


- Catatan dari tim panitia serah terima.

49
LAPORAN PENDAHULUAN

o Lokasi
o Kerusakan, ketidak sempurnaan
o Cara perbaikan dan penyempurnaan dan lain-lain

- Lama perbaikan tidak boleh lebih dari masa pemeliharaan.

Panitia Penilai Serah Terima akan mengadakan pemeriksaan ulang ke lapangan,


apakah perbaikan-perbaikan yang sudah didaftar itu sudah dilaksanakan semua
atau belum. Apakah bila dianggap sudah selesai maka dibuat Berita Acara
pemeriksaan hasil pekerjaan yang disampaikan kepada Pemberi Tugas.

c) Serah Terima Akhir (Final Hand Over / FHO)

Serah terima akhir (Final Hand Over/FHO) adalah suatu kegiatan serah terima akhir
lapangan dari Penyedia Jasa Konstruksi kepada Pemberi Tugas, setelah Penyedia Jasa
Konstruksi menyelesaikan seluruh perbaikan terhadap kekurangan yang ada pada
daftar perbaikan yang dibuat oleh panitia penilai serah terima setelah kunjungan kedua
di lapangan.

Maksud pelaksanaan FHO adalah sebagai berikut :

 Pernyataan berakhirnya masa kontrak pekerjaan antara Penyedia Jasa Konstruksi


dengan Pemberi Tugas.
 Pernyataan bahwa tanggung jawab Penyedia Jasa Konstruksi dengan Pemberi
Tugas secara keseluruhan sudah selesai.
 Hasil pekerjaan Penyedia jasa Konstruksi berupa fisik maupun administrasi secara
keseluruhan dapat diterima oleh Pemberi Tugas dan hasil pekerjaan tersebut
sudah bisa dipakai untuk umum.

Yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan FHO adalah sebagai berikut :

 Rekomendasi dari Konsultan bahwa Penyedia Jasa Konstruksi telah menyelesaikan


seluruh pekerjaan yang tercantum dalam dokumen kontrak dan telah
memperbaiki/menyempurnakan semua kekurangan yang diminta dalam daftar
perbaikan serah terima awal waktu kegiatan serah terima awal.
 Perkiraan tanggal selesai seluruh pekerjaan sesuai dengan bunyi kontrak.
 Pengembalian jaminan pelaksanaan (Bank Guarantee) kepada pihak Penyedia Jasa
Konstruksi.
 Seluruh data yang ada (misalnya, seluruh hasil testing, surat-

50
LAPORAN PENDAHULUAN

menyurat/administrasi, formulir-formulir, data softcopy, photo pelaksanaan


pekerjaan, dll) sudah terdokumentasikan dengan baik.
 Yang perlu ditekankan adalah unsur-unsur :

- Kelengkapan administrasi.
- Kondisi fisik pekerjaan yang baik dan benar sesuai spesifikasi teknik.
- Kesesuaian dengan perencanaan.

Sehubungan dengan pelaksanaan FHO, sebelumnya Konsultan akan mengevaluasi dan


memeriksa persyaratan kelengkapan yang harus dipenuhi yaitu pekerjaan seluruhnya
telah selesai pada masa pemeliharaan berakhir. Kemudian Konsultan memberikan
rekomendasi kepada Pemberi Tugas untuk selanjutnya Panitia Serah Terima akan
diundang kembali untuk proses Serah Terima Akhir (FHO).

3.3.2 Metodologi Pengawasan Administrasi

Pengawasan administrasi yang merupakan bagian integral dari keseluruhan layanan


konsultan supervisi memuat mengenai proses-proses pekerjaan seperti : tindakan yang
berkaitan dengan kontrak antara Pemberi Tugas dengan Konsultan; hubungan antara Pemberi
Tugas, Kontraktor dan Konsultan; Kewenangan Engineer, Jaminan Pekerjaan, Sub Kontraktor,
Varian Orders, Perpanjangan Waktu dan lain sebagainya.

a. Penyerahan Lapangan

Setelah penandatanganan Kontrak yang dilanjutkan dengan penerbitan Surat Perintah


Kerja, Kontraktor akan segera menerima penyerahan area lapangan secara keseluruhan
dari Pemberi Tugas untuk memulai melakukan pekerjaannya.

Apabila hanya sebagian pekerjaan yang diserahkan kepada Kontraktor perlu diyakinkan
bahwa area tersebut sudah memadai untuk dikerjakan dengan mempertimbangkan “cost
effective” terhadap pelaksanaan pekerjaan. Agenda pertemuan mengenai penyerahan
lapangan ini harus secara jelas menyatakan tanggal terakhir penyerahan area berikutnya
untuk dikerjakan kepada Kontraktor.

b. Kewenangan Engineer

Kewenangan yang didelegasikan oleh Pemberi Tugas kepada Tenaga Ahli (Profesional) dan
Teknisi (Sub Prof) Konsultan secara detail telah dijelaskan di dalam Dokumen Pelelangan /
Kerangka Acuan Kerja (KAK).

51
LAPORAN PENDAHULUAN

Penunjukan dan kewenangan Team Leader akan dinyatakan secara tertulis oleh
PPK/Pemimpin Proyek agar supaya pihak-pihak yang terlibat di dalam proyek memahami
dan saling mengetahui hal-hal yang harus menjadi tanggung jawab/kewenangan Team
Leader.

c. Asuransi dan Garansi

Asuransi adalah jaminan yang diberikan, disebabkan oleh :

 Orang atau manusia, apabila mendapat kecelakaan, cacat tubuh atau kematian pada
saat bekerja.
 Kerusakan meliputi, kerusakan pada konstruksi pekerjaan, peralatan konstruksi di luar
kesalahan Penyedia Jasa Konstruksi.
 Kehilangan yang mungkin terjadi untuk setiap harta benda, pada masa kontrak
berlangsung.

Garansi adalah jaminan Bank atau Garansi Bank diberikan guna mencakup beberapa
masalah, antara lain :

 Jaminan uang muka, jaminan yang mencakup keperluan untuk uang muka.

Tujuan diadakannya Asuransi dan Garansi pada suatu proyek adalah untuk memberikan
rasa aman dan tentram pada semua pihak yang terlibat, antara lain Penyedia Jasa
Konstruksi, Konsultan Pengawas Teknik maupu Pemberi Tugas beserta staff pemberi tugas
dalam melaksanakan atau pengawasan pekerjaan di lapangan.

Konsultan Pengawas akan mengecek dan merekomendasikan kepada Pemberi Tugas


mengenai Polis dan batas lingkup asuransi dan garansi dari Penyedia Jasa Konstruksi.

d. Perubahan Kontrak Pekerjaan (Contract Change Order/CCO)

Yang dimaksud perubahan kontrak kerja ( Contract Change Order/CCO) adalah perubahan
volume atau jenis pekerjaan dari suatu dokumen kontrak pekerjaan yang sedang
berlangsung antara pemberi tugas dan Penyedia Jasa Konstruksi setelah direkomendasikan
oleh Konsultan Pengawas Teknik.

Maksud penerbitan perubahan kontrak pekerjaan (CCO) adalah :

 Sebagai data pendukung kelengkapan administrasi perubahan dokumen kontrak


apabila ada pemeriksaan.
 Memberikan kepastian kepada Penyedia Jasa Konstruksi bahwa perubahan
52
LAPORAN PENDAHULUAN

pelaksanaan pekerjaan tersebut dapat dibayar.


 Sebagai data pendukung sertifikat bulanan (Monthly Certificate/MC) Penyedia Jasa
Konsturksi.

Hal-hal penting yang harus diperhatikan sehubungan dengan CCO adalah :

 Perubahan volume atau perubahan jenis pekerjaan tidak merubah nilai kontrak secara
keseluruhan atau dari 5% terhadap total kontrak.
 Perubahan jenis pekerjaan tersebut tidak mengurangi maksud dari tujuan dari proyek
tersebut.
 Pengajuan permohonan perubahan kontrak pekerjaan (Contract Change Order/CCO)
masih dalam waktu pelaksanaan (Time Schedule).
 Dengan terbitnya berita acara perubahan kontrak pekerjaan (Contract Change
Order/CCO) maka kontrak awal maupun Change Order lama tidak berlaku lagi.

Dalam kaitan ini Konsultan Pengawas akan mengevaluasi Penyedia Jasa Konstruksi

mengenai CCO dan akan membuat Technical Justification sebagai dasar bahwa perubahan

dapat dilaksanakan.

e. Sertifikat Bulanan (Monthly Certificate / MC)

Yang dimaksud sertifikat bulanan (Monthly Certificate / MC) adalah sertifikat pembayaran
bulanan yang diajukan Penyedia Jasa Konstruksi kepada Pemberi Tugas untuk dibayar
sesuai pekerjaan di lapangan setelah diperiksa dan direkomendasikan oleh Konsultan
Pengawas Teknik untuk dapat dibayar.

Tujuan sertifikat bulanan (Monthly Certificate) adalah :

 Hasil pekerjaan Penyedia Jasa Konstruksi dapat dibayar sesuai kemajuan pekerjaan
yang telah dikerjakan di lapangan.
 Pemberi Tugas dapat memonitor hasil pekerjaan fisik atau cash flow setiap bulan.
 Merupakan tambahan modal Penyedia Jasa Konstruksi untuk melanjutkan pekerjaan.

Dalam penyiapan sertifikat bulanan perlu diperhatikan sebagai berikut :

 Pengukuran Lapangan (Opname)

Guna menghindari kesalahpahaman mengenai kemajuan pekerjaan yang akan


disertifikasikan menjadi sertifikat bulanan (Monthly Certificate / MC), maka perlu

53
LAPORAN PENDAHULUAN

diadakan pengukuran bersama di lapangan antara Penyedia Jasa Konstruksi,


Konsultan dan Staff Pemberi Tugas mengenai :

- Kuantitas pekerjaan
- Kualitas pekerjaan
- Penampilan (performance) hasil pekerjaan.
- Hasil pengukuran dibuat dalam berita acara pekerjaan.

 Data Pendukung Sertifikat Bulanan (Monthly Certificate/MC):

Data pendukung (Back up) kelengkapan sertifikat bulanan (Monthly Certificate/MC)


antara lain :

- Data pendukung kuantitas pekerjaan bulanan.


- Data pendukung kualitas pekerjaan bulanan (hasil test laboratorium)
- Data pendukung perubahan kontrak (kalau ada)
- Gambar-gambar atau sket hasil pekerjaan yang merupakan pendukung
pembuatan gambar terlaksana (As built Drawing) nantinya.
- Data pendukung harus diserahkan setiap tanggal 25 setiap akhir bulan.

 Cara Pembuatan Sertifikat Bulanan (Monthly Certificate / MC)

Certificate Bulanan (Monthly Certificate / MC) bersifat kumulatif dan pembayaran


bulanan berikutnya diberikan sebesar jumlah kumulatif dikurangi jumlah pembayaran
sebelumnya. Dikurangi advance payment ditambah pembayaran material on site
kalau ada.
Cara ini untuk menghindari kesalahan perhitungan yang mungkin terjadi pada bulan
sebelumnya.
Atas pengajuan tagihan dari Penyedia Jasa Konstruksi, Konsultan Pengawas akan
memeriksa semua perhitungan beserta back up data kualitas dan kuantitas, setelah
lengkap dan benar diserahkan kepada Pemimpin Proyek untuk mendapatkan
persetujuan.

f. Request

Request adalah salah satu dokumen pembuka arsip (folder) suatu kegiatan yang diajukan
Penyedia Jasa Konstruksi kepada Konsultan Pengawas Teknik untuk diperiksa dan disetujui
oleh Pemberi Tugas sebagai permohonan sebelum melaksanakan pekerjaan di lapangan.

54
LAPORAN PENDAHULUAN

Maksud pengajuan request adalah :

 Supaya setiap pekerjaan Penyedia Jasa Konstruksi dapat diawasi dan dimonitor oleh
Konsultan Pengawas Teknik.
 Supaya hasil pekerjaan Penyedia Jasa Konstruksi dapat dipertanggung jawabkan dan
tepat, mutu kuantitas dan sesuai rencana.
 Penyedia Jasa Konstruksi bekerja harus mengikuti prosedur yang sudah ditentukan
sesuai dokumen kontrak dan spesifikasi teknik.
 Menghindari hal-hal yang tidak diinginkan di kemudian hari.

Format request terdiri dari :

 Unsur-unsur yang harus diisi :

- Tanggal pengajuan
- No. Request dan No. jenis pekerjaan
- Lokasi pekerjaan/stationing
- Volume pekerjaan
- Material yang dipakai
- Peralatan yang dipakai
- Tenaga Kerja
- Sket gambar kerja
- Dan pekerjaan pelengkap lain kalau ada

 Yang bertanggung jawab menandatangani pada kolom pengajuan permohonan


pekerjaan adalah Penyedia Jasa Konstruksi pelaksana.

 Yang bertanggung jawab memeriksa/cek dan menyetujui permohonan pekerjaan


adalah Konsultan Pengawas (sertifikasi).

 Disetujui oleh staff pemberi tugas/pemberi tugas.

Konsultan akan memeriksa kelengkapan data sesuai dengan request yang diajukan dan
akan memeriksa lapangan. Apabila semuanya sudah benar maka pekerjaan bisa
dilaksanakan dan untuk selanjutnya akan diawasi oleh Konsultan Pengawas.

g. Verifikasi

Verifikasi (penutup request) adalah data dokumen sebagai penutup request pelaksanaan
pekerjaan Penyedia Jasa Konstruksi setelah pekerjaan dapat diterima dan dipertanggung
jawabkan baik mutu maupun kuantitasnya.

55
LAPORAN PENDAHULUAN

Maksud penerbitan verifikasi adalah :

 Dengan adanya verifikasi (penutup request), maka request yang dinyatakan


sebelumnya telah selesai dikerjakan dan dapat ditagihkan oleh Penyedia Jasa
Konstruksi.
 Untuk menjadi pendukung data sertifikat bulanan (Monthly Certificate/MC) yang
diajukan Penyedia Jasa Konstruksi setiap mengajukan penagihan.

Yang perlu diperhatikan dalam persetujuan verifikasi (penutup request) :

 Tanggal persetujuan.
 Penomoran pada request dan mata pembayaran harus sama dengan yang tercantum
pada verifikasi (penutup request).
 Lokasi pekerjaan (stationing/Sta) sama.
 Volume pekerjaan setelah diopname bersama.
 Hasil pengujian pekerjaan.
 Sket gambar terlaksana, menjadi dasar gambar terlaksana (As Built Drawing).
 Lama waktu pelaksanaan.
 Catatan tidak sempurna masih dalam toleransi.

Konsultan akan mengevaluasi semua hasil pekerjaan di lapangan dan merekomendasikan


atau memberi cacatan ketidaksesuaian untuk diperbaiki Penyedia Jasa Konstruksi kalau ada
sampai dianggap sempurna.

h. Visual Monitoring

Visual monitoring adalah system monitoring dimana prestasi kerja Penyedia Jasa Konstruksi
terpresentasi dalam bentuk gambar dan grafik berwarna atau narasi secara akurat terinci
dan selalu diperbaharui.

Untuk memperlihatkan prestasi kerja Penyedia Jasa Konstruksi dalam bentuk grafik,
gambar atau narasi yang mudah dicerna dengan jelas, sehingga memudahkan monitoring
kegiatan Penyedia Jasa Konstruksi serta keperluan presentasi pada saat kunjungan pihak
Pemberi Tugas ke lapangan maupun keperluan sehari-hari.

Dalam menyiapkan visual monitoring ada beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu :

 Pemberian warna-warna pada pekerjaan yang sudah diverifikasi.


 Perbedaan pewarnaan tergantung status pekerjaan, apa sudah selesai diverifikasi,

56
LAPORAN PENDAHULUAN

belum diadakan pengujian atau sudah ditagihkan (Invoice).


 Pembaharuan (up date) data dilakukan setiap hari.
 Diperlukan orang yang trampil untuk penggambaran dan pewarnaan ini.
 Kerjasama yang baik antara petugas lapangan dengan pembaharuan (up date) data
di kantor.
 Hasil direkam dan diarsipkan (file) secara rapi dan teratur.

Konsultan akan selalu memonitor setiap progress suatu pekerjaan secara actual di
lapangan sebagai input penyajian bentuk visual monitoring.

i. Sistem Dokumentasi Arsip (File)

Adalah suatu system pendokumentasian secara teratur dan rapi, sehingga memudahkan
semua pihak baik yang terlibat langsung maupun tidak apabila sewaktu-waktu dibutuhkan.

Adapun jenis system dokumentasi antara lain :

 Dokumentasi terhadap kegiatan di lapangan/fisik (surat-surat & Site Instruction).


 Dokumentasi terhadap testing material yang dipakai.
 Dokumen terhadap bahan olahan dan jadi.
 Dokumentasi terhadap photo-photo dan gambar-gambar seperti gambar kerja (shop
drawing) dan gambar terlaksana (as built drawing).
 Dokumentasi data pendukung (back up) sertifikat bulanan (Monthly Certificate/MC).
 Dokumentasi perubahan kontrak (Contract Change Order/CCO), Addendum,
penyesuaian harga (eskalasi) apabila ada.
 Dokumentasi surat menyurat memo dinas antar instansi terkait dan lain-lain.
 Dokumentasi Laporan Proyek.
 Dokumentasi pengisian formulir-formulir kegiatan supervisi.

3.3.3 Metodologi Recording

Dalam pelaksanaan konstruksi di lapangan, kegiatan proyek akan sangat kompleks


sehingga perlu melibatkan banyak macam material yang pembayarannya mempunyai cara-cara
yang berlainan. Agar kita mempunyai dokumen yang lengkap dan jelas, perlu suatu sistem
yang dapat mencatat setiap jenis kegiatan yang terjadi dalam suatu proyek.

Salah satu kegiatan yang akan diuraikan di sini adalah mengenai “Metodologi Record”,
dimana setiap hari dari setiap kegiatan harus di record/dicatat dengan rapih dan jelas.

57
LAPORAN PENDAHULUAN

Ada beberapa macam record / pencatatan yang berhubungan dengan pelaksanaan


proyek, diantaranya adalah :

a. Record Terhadap Kegiatan

Record ini berupa grafik-grafik yang dibuat berdasarkan urutan kegiatan yang terjadi
dalam proyek. Dalam grafik-grafik ini, tercatat pula lokasi dan waktu dari pada kegiatan
yang terjadi. Dengan adanya grafik-grafik ini, kita dapat dengan mudah dan jelas melihat
kegiatan mana yang terlambat atau kegiatan mana yang belum dikerjakan bila
dibandingkan dengan jadwal yang direncanakan.

b. Record Terhadap Material Yang Dipakai

Record ini ada sangkut pautnya dengan pembayaran, sehingga dituntut pembuatan
record yang teliti dan lengkap dalam suatu kegiatan proyek harus dicatat dan dihitung
jumlah, lokasinya, dan juga kuantitasnya.

Selain dihitung dan dicatat jumlahnya, perlu juga dibuat gambarnya sebagai dasar dari
mana didapatkannya jumlah tersebut di atas, atau dengan perkataan lain bahwa setiap
material yang akan dibayar harus diketahui dimana material tersebut ditempatkan dan
berapa kuantitasnya.

Agar semua kegiatan berjalan lancar dan teratur, diperlukan kerjasama yang baik antara
Team Leader dengan Tenaga Ahli Konsultan lainnya. Team Leader harus mengetahui
apakah semua kegiatan sudah sesuai dengan spesifikasi yang diminta.

Record terhadap material yang digunakan dalam tiap-tiap bulan dikumpulkan dan
dibuatkan rekapitulasinya dan selanjutnya sebagai dasar perhitungan dalam pembuatan
Sertifikat Bulanan (Monthly Certificate), sehingga setiap monthly certificate yang
diterbitkan harus mempunyai “Back Up Data” yang disimpan dalam 1 file, terdiri dari :

 Laporan Harian Inspector (Daily Inspector Report)


 Laporan Kuantitas Harian (Daily Quantity Report), sebagai data input untuk
komputer.
 Lembar Detail Kuantitas Bulanan (Monthly Quantity Detail Sheet)
 Pekerjaan Selesai Bulanan (Monthly Work Accomplised)
 Lembar Kemajuan Bulanan (Monthly Progress Sheet)
 Laporan Harian Pengadaan dan Pemasangan Pipa
 Laporan Harian Perkerasan (Daily Report of Pavement)

58
LAPORAN PENDAHULUAN

 Gambar-gambar (gambar-gambar ini akan dipakai dalam pembuatan as-built


drawing).

c. Format-format Pencatatan

Agar dalam pelaksanaan konstruksi dapat secara bersama-sama di monitor, baik oleh
kontraktor, konsultan maupun Pemilik Proyek perlu adanya format-format pencatatan
yang disepakati oleh ketiga belah pihak tersebut.

Format-format pencatatan akan meliputi :

 Form pencatatan surat-menyurat,


 Form memo lapangan,
 Form pencatatan inventarisasi dan penerbitan gambar,
 Form kartu cuaca,
 Form pemeriksaan pematokan,
 Form Peneriman Material Pengadaan
 Form pencatatan pekerjaan pemasangan pipa
 Form pencatatan pekerjaan pemasangan accesories
 Form pencatatan pekerjaan beton,
 Form kemanualan pekerjaan,
 Form sertifikasi pembayaran.

Format-format yang digunakan adalah format standar yang dikeluarkan oleh Kementerian
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.

3.3.4 Pengendalian Proyek

Dengan tingkat kompleksitas yang tinggi dari proyek ini maka Konsultan akan melakukan
pengawasan dan mengamati perkembangan proyek sedapat mungkin dapat diketahui secara
cepat, akurat dan terbaru. Sehingga permasalahan yang mungkin timbul dapat segera
ditanggapi agar sasaran proyek dapat dicapai. Untuk itu perlu dilakukan langkah-langkah
sebagai berikut:

a. Membuat format pelaporan yang jelas, lengkap dan informatif.


b. Pelaporan progres pekerjaan kepada Pemberi Tugas secara cepat, akurat dan
terbaru.

59
LAPORAN PENDAHULUAN

c. Melakukan implementasi sistem informasi pemantauan proyek yang berbasis


komputer dan mampu memberikan peringatan dini terhadap permasalahan penyelesaian
pekerjaan.

Untuk keperluan tersebut disampaikan suatu sistem yang memiliki kemampuan dalam
pengendalian proyek, dari fase perencanaan, pelaksanaan hingga pelaporan (reporting).

Tujuan pemakaian sistem ini adalah agar proses pada ketiga fase tersebut dapat dilakukan
secara terintegrasi. Dengan sistem tersebut, maka berbagai indikasi dan informasi penting yang
berkaitan dengan pelaksanaan proyek, dapat diakomodir dan dijadikan bahan pertimbangan
dalam pengambilan keputusan bagi manajemen.
Selain hal di atas, juga akan dibuat suatu format dan prosedur standar pelaporan proyek. Di
mana dengan format dan prosedur yang standar, akan dapat lebih meningkatkan efisiensi,
efektifitas, dan mengoptimalkan sinergi kerja.

60

Anda mungkin juga menyukai