Anda di halaman 1dari 40

BAB V.

PELAKSANAAN PEKERJAAN STRUKTUR ATAS

BAB V

PELAKSANAAN PEKERJAAN STRUKTUR ATAS

V.1 Tinjauan Umum

Pelaksanaan pekertjaan struktur di lakukan setelah tahapan / proses perencanaan

( design ) telah selesai. Pelaksanaan pembangunan di laksanakan oleh kontraktor dengan

kontraktor utama ( Main Contractor ) adalah PT. CITRA BANGUN MANDIRI . Dalam

pelaksanaan pekerjaan proyek pembangunan ini, di perlukan suatu metode pelaksanaan

pekerjaan yang tepat, agar perencanaan dapat terwujud seperti yang di inginkan. Faktor

ketelitian, teknik pelaksanaan di lapangan, serta mutu bahan / material yang berkulitas dan

tepat sangat menentukan hasil dari pelaksanaan pekerjaan. Selain itu faktor dari pengawasan

yang ketat dari Quality Control ( QC ) juga sangat mempengaruhi semua aspek pekerjaan,

kaarena bangunan yang di bangun bukan hanya di pakai dalam waktu yang sebentar tetapi di

pakai dalam waktu yang puluhan tahun oleh karena itu semua mutu pekerjaan harus sesuai

dengan standart yang telah di tentukan agar tidak ada masalah di kemudian hari yang

tentunya akan menuntut tanggung jawab pelaksanaan pembangunan.

Laporan Kerja Praktek 55


Muhammad Adi Saputra (121-11-0008)
BAB V. PELAKSANAAN PEKERJAAN STRUKTUR ATAS

V.2 Bahan dan Peralatan

Dalam proses pembangunan suatu gedung tentunya di perlukan adanya pengaturan

dan pengolahan bulan dan peralatan yang baik, karena hal ini sangat menunjang kelancaran

dari proses pelaksanaan pekerjaan yang kita lakukan.

Bahan dan peralatan ini merupakan salah satu faktor yang sangat mendukung dan

mempengaruhi pelaksanaan kegiatan, apabila terjadi keterlambatan dalam penyediaan bahan

ataupun gangguan dalam penerimaaya, maka akan mengalami penundaan yang berarti terjadi

pemborosan waktu dan biaya, karena saja progres / target pekerja akan tertunda sedangkan

biaya tukang / pekerja tetap di hitung penuh meskipun mereka hanaya bekerja dengan

seadanya dan atau bahkan tidak dapat bekerja sama sekali karena bahan materialnya tidak

ada. Selain itu bahan – bahan yang akan di gunakan untuk pekerjaan memenuhi syarat –

syarat yang telah di tentukan.

Dalam Proyek City Light Apartement ini kontraktor utama mempunyai gudang

penyimpanan bahan / material yang cukup, gudang penyimpanan biasa digunakan untuk

menyimpan bahan / material yang rentan terhadap hujan saja seperti semen dan alat – alat

yang setiap hari terpakai tapi tidak boleh terkena hujan. Pengaturan, pengelolaan, dan

penympanan bahan – bahan menjadi tanggung jawab bagian logistik dan gudang.

Penggunaan peralatan sebagai alat bantu pelaksanaan pekerjaan, pemakaiannya harus

di rencanakan terlebih dahulu agar alat – alat tersebut dapat di pergunakan secara optimal.

Pemeliharaan dan perawatan alat juga harus dilakukan dengan baik, agar pada saat di

perlukan tidak terjadi kerusakan atau hal – hal tidak di inginkan lainnya. Alat –alat yang akan

dipergunakan di lapangan harus mendapat ijin dari kepala bagian peralatan dan gudang

( Equipment ) dalam hal ini kepala bagian logistik.

Laporan Kerja Praktek 56


Muhammad Adi Saputra (121-11-0008)
BAB V. PELAKSANAAN PEKERJAAN STRUKTUR ATAS

Pengaturan dan penempatan bahan – bahan konstruksi dan peralatan yang di pakai

harus benar – benar cermat dan tepat. Sehingga apabila pelaksanaan pekerjaan telah di mulai

tidak akan terjadi gangguan akibat penempatan peralatan dan bahan – bahan konstruksi yang

tidak pada tempatnya, penempatan bahan dan alat ini juga harus di lokasi yang mudah di

jangkau ( mudah dalam mobilisasi) sehingga dapat memercepat pekerjaan.

V.2.1 Bahan / Material

Pada proyek ini Bahan atau material yang di bahas adalah bahan – bahan pembentuk

beton bertulang dan bahan lain. Bahan / meterial yang di kirim suplier kemudian di simpan di

dalam gudang atau tempat yang telah di sediakan, yang di awasi oleh kepala gudang dan

kepala logistik proyek dari kotraktor, sehingga keamanan baha / material dapat terjaga dan

dapat terlindung dari panas matahari, air hujan ataupun suhu yang tidak tetap sehingga mutu

dari bahan / material dapat terjaga.

IV.2.1.1 Bahan / Material


Laporan Kerja Praktek 57
Muhammad Adi Saputra (121-11-0008)
BAB V. PELAKSANAAN PEKERJAAN STRUKTUR ATAS

Pada proyek Gedung Living Plaza ini bahan / material yang di gunakan adalah:

A. Ready Mix Concrete / Di Campur sesuai dengan Mutu Beton yang di Rencanakan di Buat

di Pabrik di Angkut dengan Truk Mixer Concrete :

a. Semen Portland

- Semen porland yang boleh di gunakan untuk pembuatan beton harus dari jenis

semen yang memenuhi syarat SII 0013-81.

- Semua semen yang dipakai harus dari satu merek dan tipe yang sama dan dalam

keadaan baru .

- Semen yang dikirim harus terindung dari hujan dan air serta terbungkus dalam sak

( kantong ) asli yang tertutup rapat.

- Semen harus di simpan di gudang dengan ventilasi yang baik, tidak lembab dan

diletakkan pada tempat yang tinggi, sehingga aman dari kelembaban.

- Semen tersebut tidak boleh ditumpuk lebih dari 10 sak.

- Sistem penyimpanan semen harus diatur sedemikian rupa, sehingga semen tersebut

tidak tersimpan terlalu lama.

- Semen yang diragukan mutunya seperti sudah mengeras tidak boleh dipakai.

- Bahan yang telah di tolak harus segera di keluarkan dari proyek paling lambat 2

(dua) hari setelah penolakan resmi disampaikan.

b. Agregat Kasar

Laporan Kerja Praktek 58


Muhammad Adi Saputra (121-11-0008)
BAB V. PELAKSANAAN PEKERJAAN STRUKTUR ATAS

- Bahan beton lain yang pentig adaah agregat kasar yang ukuran nominalnya tidak

melebihi 1/5 jarak terkecil antara bidang samping dari cetakan, atau 1/3 dari tebal

pelat, atau 3/4 jarak bersih minimum antar batang tulangan, berkas batang tulangan

atau tendon atau besar butiran Agregat kasar maximum 30 mm.

- Gradasi dari agregat tersebut secara keseluruhan harus sesuai dengan yang

disyaratkan oleh ASTM sebagai berikut :

SISA AGREGAT DI ATAS ( % BERAT )

Ayakan 31,50 mm 0

Ayakan 4,00 mm 90 – 98

Selisih antar 2 ayakan berikutnya 02 - 10

- Agregat kasar yang digunakan tidak boleh mengandung kadar lumpur lebih dari

1%.

c. Agregat Halus

- Agregat halus harus terdiri butir – butir yang bersih, tajam dan bebas dari bahan –

bahan organis, lumpu dan kotoran yang lainnya.

- Kadar lumpur harus kurang dari 4 % berat.

- Agregat halus harus terdiri dari butir – butir yang beraneka ragam besarnya dan

apabila di ayak harus memenuhi syarat sebagai berikut :

SISA AGREGAT DI ATAS ( % BERAT )

Laporan Kerja Praktek 59


Muhammad Adi Saputra (121-11-0008)
BAB V. PELAKSANAAN PEKERJAAN STRUKTUR ATAS

Ayakan 4,00 mm ≥ 02

Ayakan 1,00 mm ≥ 10

Ayakan 0,25 mm 80 - 90

- Agregat harus disimpan di tempat yang bersih, yang keras permukaanya dan harus

di cegah supaya tidak terjadi pencampuran dengan tanah.

d. Air untuk Campuran Beton dan Air Kerja

- Air yang digunakan untuk campuran beton maupun air kerja harus bersih, tidak

boleh mengandung minyak, asam alkali, garam, zat oraganis atau bahan lain yang

dapat merusak beton atau besi beton.

- Air tawar yang dapat di minum umumnya dapat digunakan.

- Air tersebut harus diperiksa pada laboratorium yang disetujui oleh konsultan MK.

- Jika air pada lokasi pekerjaan tidak memenuhi syarat untuk digunakan, maka

kontraktor harus mencari air yang memadai untuk itu

e. Admixtures / Bahan Tambahan

Dalam Keadaan tertentu boleh dipakai bahan campuran tambahan untuk

memperbaiki sifat suatu campuran beton. Jenis, jumlah bahan yang ditambahkan dan

cara penggunaan bahan tambahan tersebut harus disetujui oleh Konsultan MK.

Laporan Kerja Praktek 60


Muhammad Adi Saputra (121-11-0008)
BAB V. PELAKSANAAN PEKERJAAN STRUKTUR ATAS

Manfaat dari bahan tambahan harus dibuktikan melalui hasil uji dengan

menggunakan jenis semen dan agregat yang akan dipakai pada pada proyek ini. Bahan

campuran tambahan yang berfungsi untuk mengurangi jumlah air pencampur,

memperlambat atau mempercepat pengikatan dan atau pengerasan beton harus

memenuhi “Specification for Chemical Admixture for Concrete “ ( ASTM C 494)

atau memenuhi Standar Umum Bahan Bangunan Indonesia.

B. Besi Beton

- Besi beton dengan diameter ≥ 10 mm adalah besi beton ulir ( deformed bars ) mutu BJTD

40. Besi beton dengan diameter < 10 mm adalah tulangan polos ( plaains bars ) mutu BJTP

24.

- Besi beton harus memenuhi syarat – syarat sebagai berikut :

 Baru, bebas dari kotoran, lapisan miyak, karat dan tidak cacat.

 Mutu sesuai dengan yang ditentukan.

 Mempunyai penampang yang rata dan seragam sesuai dengan toleransi.

 Merek besi diantaranya; Krakatau Steel, Cakratunggal Steel, Master Steel atau

setara.

 Besi beton harus berasal dari satu pabrik, tidak di benarkan untuk

menggunakan merek besi yang berlainan untuk pekerjaan ini.

 Besi beton harus dilegkapi dengan mill certificate / sertifikat pabrik yang

memuat label dan nomor pengecoran serta tanggal pembuatan besi beton.

 Panjang besi beton ditetapkan sepanjang 12 m.

Laporan Kerja Praktek 61


Muhammad Adi Saputra (121-11-0008)
BAB V. PELAKSANAAN PEKERJAAN STRUKTUR ATAS

C. Kawat Pengikat

- Kawat pengikat pada besi beton harus terbuat dari baja lunak dengan diameter minimal

1mm

V.2.2 Peralatan ( Equipment )

Peralatan merupakan yang sangat penting dalam pelaksanaan pekerjaan di lapangan.

Pengadaan peralatan sangat mempengaruhi cepat atau lambatnya pelaksanaan pekerjaan di

lapangan, sehingga di usahakan agar dalam pelaksanaan pekerjaan tidak ada alat yang rusak /

tidak dapat di pakai, kalaupun ada alat yang mengalami kerusakan pada saat pelaksanaan

pekerjaan maka haruslah dengan cepat di adakan penggantian alat baik sementara maupun

seterusnya.

Pada proyek Gedung Living Plaza ini jenis peralatan utama pelaksanaan pekerjaan di

lapangan untuk pekerjaan struktur atas adalah :

Laporan Kerja Praktek 62


Muhammad Adi Saputra (121-11-0008)
BAB V. PELAKSANAAN PEKERJAAN STRUKTUR ATAS

A. Tower Crane ( TC )

Tower Crene ( Keran Angkat ) banyak di gunakan ntuk mengangkat dan bahan

bangunan ke lokasi pengerjaan. Pada proyek ini tower Crane yang di gunakan memakai

rel ( lengan rel ± 50 m ), sehingga tower crene dapat mencapai semua tempat penyimpanan

bahan bangunan, mesin campur dan seluruh luas bangunan yang di rencanakan, dengan

memperhatikan kekuatan tower crane ini akan tidak bergerak apabila beban yang di angkat

terlalu berat ( over load ). TC dalam proyek ini sangat membantu mempercepat

pelaksanaan pekerjaan. Pada pelaksanaan proyek ini, tower Crene yang di gunakan ada 1

( satu ) unit.

Gambar V.2.a Tower Crane

Laporan Kerja Praktek 63


Muhammad Adi Saputra (121-11-0008)
BAB V. PELAKSANAAN PEKERJAAN STRUKTUR ATAS

B. Cargo Lift / Alimak ( pengangkat barang dan pekerja )

Barang atau bahan bangunan yang ringan dapat diangkat oleh cargo lift, tentunya juga

dalam jumlah yang tidak terlalu banyak. Pada proyek ini di gunkan 1 ( satu ) unit cargo

lift. Cargo lift pada proyek ini beda di sisi depan bangunan proyek, letak cargo lift pada

posisi ini karena semua bahan – bahan material bangunan pertama datang dan lokasi

evakuasinya ada di daerah depan / pintu masuk dan tidak mengganggu mobilisasi bahan

dan alat – alat yang lainnya. Cargo lift ini di gerakan oleh listrik yang terpasang dari

saluran listrik induk.

C. Compressors ( Kompresor )

Salah satu kegunaan alat ini adalah, dalam proyek ini kompresor di gunakan pada saat

pembersihan bekisting dari kotoran sisa pekerjaan, pada saat pengecoran akan di

laksanakan.

Gambar V.2.b Air Compressor

Laporan Kerja Praktek 64


Muhammad Adi Saputra (121-11-0008)
BAB V. PELAKSANAAN PEKERJAAN STRUKTUR ATAS

D. Vibrator Concrete ( alat getar beton )

Pada saat pengecoran vibrator concrete di gunakan untuk menghindari adanya udara

dalam campuran beton atau dengan kata lain beton yang sedang di cor ini di vibrator untuk

menghindari agar beton tidak terjadi kekeroposan, agar beton menjadi lebih padat sesuai

yang di rencanakan, beton berkualitas dan beton yang homogen. Pada waktu vibrator, ini

harus di tangani oleh orang ahli, sebab jika vibrator terlalu lama maka akan membuat

bekisting akan lari dari as bahkan jebol / rusak, maka di perlukan orang yang sudah ahli

karena akan tahu dari suara yang di timbulkan oleh beton dan vibrator.

Pada Proyek ini kapasitas getar tergantung dari diametenya, bila diameternya 60 mm

mempunyai radius 3 meter, untuk diameter 40 mm mempunyai radius 2 meter. Vibrator

pada proyek ini di gerakan secara elektrikal / memakai aliran listrik.

Laporan Kerja Praktek 65


Muhammad Adi Saputra (121-11-0008)
BAB V. PELAKSANAAN PEKERJAAN STRUKTUR ATAS

Gambar 4.2.c Alat Vibrator

E. Theodolit

Alat ini di pakai pada saat pekerjaan pengukuran, untuk menentukan posisi dari

bagian konstruksi,sehingga memudahkan pelaksanaan dan ketepatan pekerjaan,theodolit

ini di pakai juga pada saat pengecekan kembali atau penyetelan kelurusan kolom misalnya,

sebelum di lakukan pengecoran kolom, pelaksana meminta bagian pengukuran ( surveyor )

untuk melakukan penyetelan berdasarkan garis – garis acuan yang telah di tentukan

sebelumnya. Setelah selesai maka dapat di lakukan pengecoran. Pada proyek ini jenis

theodolit yang di pakai adalah jenis theodolit digital, theodolit ini lebih mempermudah

pengerjaan, karena semua angka – angka dan koordinat yang sudah tercatat dan tampil

dengan sendirinya, tidak seperti theodolit manual kita harus membaca sudut dan derajat,

dan kemungkinan toleransi kesalahannya sangatlah besar.

Laporan Kerja Praktek 66


Muhammad Adi Saputra (121-11-0008)
BAB V. PELAKSANAAN PEKERJAAN STRUKTUR ATAS

Gambar 4.2.d Theodolit

F. Waterpass

Waterpass di pakai untuk mengukur level / ketinggian suatu bidang, atau untuk

pekerjaan pengukuran beda tinggi suatu bidang. Keuntungannya dengan memakai

waterpass akan selalu tegak lurus terhadap bidang secara gravitasi bumi, tentunya dengan

pengaturan nivo ( gelembug udara dalam air ) berfungsi agar alat statis dan waterpass

tegak lurus dan rata.

H. Bucket

Alat ini berfungsi sebagai alat angkut beton ke tempat pengecoran dengan bantuan

alat angkat tower crene. Biasanya bucket di gunakan dalam pengecoran tempat – tempet

yang jauh, pada proyek ini biasa di gunakan bucket ini dalam pengecorannya meskipun

pernah juga menggunakan conrete pump. Backet ini mempunyai kapasitas tampung beton

sebanyak 1 m3.

Laporan Kerja Praktek 67


Muhammad Adi Saputra (121-11-0008)
BAB V. PELAKSANAAN PEKERJAAN STRUKTUR ATAS

Gambar V.2.e Bucket

I. Concrete Pump ( pompa beton )

Alat ini adalah alat yang di gerakan oleh mesin mobil / dinamo yang membantu dalam

proses pengecoran, pada proyek ini CP ( Concrete Pump ) di gunakan hanya beberapa kali,

CP ( Conrete Pump ) di pergunakan untuk engecor area yang cukup luas ( kebikasi > 75 m 3 )

dan mudah di jangkau seperti pelat dan balok. Pada proyek ini alat CP ( Concrete Pump)

dengan menyewa dan yang di pakai adalah mobil Concrete Pump dengan tenaga gerak mesin

itu sendiri. Untuk mencapai area pengecoran area tersebut masing – masing di pasang dan di

hubungkan oleh pipa – pipa yang terbuat dari baja dan dapat di sambung sampai mencapai

lokasi pengecoran kemampuan dari pompa tersebut dapat mencapai 60 m3 per jam.

Peralatan diatas adalah peralatan yang sangat penting dan dipakai dalam suatu proyek

pembangunan gedung bertingkat pada pelaksanaan pekerjaan struktur. Alat – alat pendukung

lainnya adalah seperti : ember proyek, meteran, gergaji, cangkul,linggis dan sebagainya.
Laporan Kerja Praktek 68
Muhammad Adi Saputra (121-11-0008)
BAB V. PELAKSANAAN PEKERJAAN STRUKTUR ATAS

J. Scafolding

Alat ini digunakan sebagai penyangga bekisting balok dan lantai. Scaffolding dapat

dibuat dari bahan kayu dan besi yang didesain sesuai kebutuhan dengan memperhatikan

kekuatan bahan serta beban yang akan diterima. Seperti Gambar Scafolding di bawah ini jenis

Four Way.

V.3 Tahapan Pelaksanaan Pekerjaan Struktur Atas Balok, Kolom, Pelat

Pada pekerjaan struktur, baik struktur bawah / sub structure ataupun struktur atas

setiap pengerjaanya memerlukan tahapan – tahapan. Tahapan – tahapan pekerjaan dalam

pekerjaan ini sangatlah penting, tahapan – tahapan ini di susun dan rencanakan selain dapat

mempermudah pekerjaan dan juga kita dapat mengontrol setiap tahapan pekerjaan dengan

mudah sehingga pekerjaan kita dapat terlaksana dengan baik dan teratur serta selesai dengan

tepat waktu. Dalam laporan kerja peraktek ini penulis akan menjelaskan tahapan pelaksanaan

pekerjaan pelat lantai, kolom dan balok.

Laporan Kerja Praktek 69


Muhammad Adi Saputra (121-11-0008)
BAB V. PELAKSANAAN PEKERJAAN STRUKTUR ATAS

V.3.1 Pekerjaan Pengukuran

Tahapan pengerjaan pengukuran merupakan pekerjaan yang paling awal pada

pelaksanaan struktur bawah maupun atas. Pekerjaan pengukuran pada struktur atas di lakukan

untuk menentukan posisi dari bagian- bagian konstruksi serta kelurusan kolom. Pengukuran

di lakukan dengan memakai alat – alat sebagai berikut:

 Theodolit

 Waterpass

 Waterpass Mistar

 Statip

 Meter band

 Unting – Unting

 Mistar siku

 Sipatan ( untuk mewarnai garis semen )

Pengukuran di gunakan dengan memakai theodolit, adalah untuk mengukur sudut atas

tegak lurusnya kolom Verticality as kolom. Pada proyek ini kontraktor mempunyai 2

Surveyor, hal ini di maksudkan akan mempermudah pegerjaan dan pengerjaan sewaktu di

wilayah lokasi menjadi tidak terlalu banyak sehingga keakurasianya pembacaannya menjadi

tepat Pengukuran pada proyek Gedung Living Plaza di butuh kan pada saat sebagai berikut :

 Pada saat pengecekan posisi kolom

 Pada saat penyetelan bekisting kolom, yang akan di cor agar kolom tegak lurus sesuai

dengan posisi yang telah di rencanakan

 Pada saat penentuan posisi kolom praktis pada pekerjaan struktur

Laporan Kerja Praktek 70


Muhammad Adi Saputra (121-11-0008)
BAB V. PELAKSANAAN PEKERJAAN STRUKTUR ATAS

 Penentuan garis – garis acuan untuk bekisting dalam pengerjaan tembok/dinding

 Pada saat menentukan garis acuan untuk pemasangan dinding precast, pada pekerjaan

arsitektur

Pekerjaan pengukuran ini di lakkan sebelum pengerjaan tahap pembangunan yang

lain, seperti pemasangan bekisting baik kolom, pelat, balok, ataupun dinding. Kemudian di

teruskan dengan pengerjaan pengecoaran.

V.3.2 Pekerjaan Bekisting

Pekerjaan begesting adalah pekerjaan pencetakan di mensi struktur bangunan baik

lantai / sab, kolom, balok ataupun Core wall dan shear wall dengan bahan – bahan tertentu,

kemudian di cor dan jadilah bentuk – bentuk struktural yang di inginkan. Pada pekerjaan

struktur beton, pekerjaan bekisting merupakan bagian yang cukup penting. Dimensi, maupun

elevasi dari beton yang direncanakan sangat tergantung pada cetakan / acuan yang di buat.

Karena itu bekisting yang di buat harus mempunyai kekuatan dan ketepatan dalam ukuran

Laporan Kerja Praktek 71


Muhammad Adi Saputra (121-11-0008)
BAB V. PELAKSANAAN PEKERJAAN STRUKTUR ATAS

apabila di lakukan proses pengecoran, di harapkan bekisting yang di buat mempunyai

deformasi sesuai dengan yang di butuhkan.

Pada proyek City Light Apartement untuk pengecoran Balok dan Pelat memakai

metode bekisting Konvensional/sederhana sedangkan untuk pengecoran Kolom, shear wall,

core wall memakai metode Bekisting Sistem. Bekisting yang di buat harus seoptimal

mungkin dengan bahan/ material yang cukup efisiean, dari segi kekuatan dan ketepatan yang

memenuhi syarat dan mudah dari segi pembongkaran.

Adapun spesifikasi bahan / material bekisting dalam pada proyek ini adalah :

1. Pekerjaan Bekisting Kolom

 Panel Kolom K79 = ( 70 x 90 ) 6 set

 Balok 8/12 x 4 m, 5/7 x 4m jenis meranti / borneo

 Landing Platform 60 x125 + Tierod Ø 16 + Wingnut Ø16 bulat/ Wingnut Ø16

 Pipa Support

2. Pekerjaan Bekisting Balok

 Poly Filem 15 mm

 Balok 8/12 x 4 m, 5/7 x 4m jenis meranti / borneo

 Perancah Scaffolding memakai jenis 4way/ fourway

 Untuk balok besar menggunakan Sparator, Balok Kecil menggunakan U head,

Jack Base

3. Pekerjaan Bekisting Pelat Lantai

Laporan Kerja Praktek 72


Muhammad Adi Saputra (121-11-0008)
BAB V. PELAKSANAAN PEKERJAAN STRUKTUR ATAS

 Poly Filem 15 mm

 Balok 8/12 x 4 m, 5/7 x 4m jenis meranti / borneo

 Kerangka memakai Scaffolding jenis 4 way / fourway dan kaso balok ukuran

8/12

 Perancah Scaffolding memakai jenis 4way/ fourway

 Pipe Support

Bahan - bahan dan material bekisting tidak boleh terlalu lama di pakai secara

berulang – ulang karena begesting sudah akan mengalami perubahan bentuk dari semula

akibat pemakaian yang berulang tersebut seperti penggelembungan pada balok dan kolom.

Pada proyek Gedung Living Plaza cara pemasangannya di lapangan antara lain :

1. Pemasangan Bekisting Kolom

 Setelah selesai pembesian kolom dan beton deking telah terpasang, posisi kolom

yang telah di marking sesuai dengan Ukuran Kolom yang akan di cor cara

pemarkingan menggunakan alat theodolit pertama letakan theodolit di atas titik

markingan lalu di tembak garis lurus ke arah kolom yang sejajar lalu beri tanda

setelah beri tanda tarik benang yang di beri tanda lalu lalu buat garis markingan

kolom

 Angkut panel – panel bekisting dengan menggunakan TC dari tempat

penyimpanan panel, yang di pakai panel yang di pakai untuk bekisting kolom ada

4 Bidang panel di pasang di sisi kolom sesuai dengan garis Marking kolom,

kemudian di jadikan satu dengan menggunakan klem dan watermoor yang

terdapat pada klem tersebut disetel sehingga sesuai dengan Ukuran bekisting

kolom tersebut mengikuti garis marking.

Laporan Kerja Praktek 73


Muhammad Adi Saputra (121-11-0008)
BAB V. PELAKSANAAN PEKERJAAN STRUKTUR ATAS

 Pasang pipe support pada keempat sisi dari bekisting dan dengan memasang

unting – unting pada bagian atas masing – masing panel yang di maksudkan untuk

mengetahui ketegakannya, maka pipe support di atur Skrepnya.

 Bila ketegakan kolom dan bekisting sudah tepat dan cukup kuat, maka

pengecoran kolom siap dilaksanakan.

2. Pemasangan Bekisting Balok

 Dari pekerjaan pengukuran didapat garis as balok yang terdapat pada permukaan

pelat sesuai dengan gambar detail rencana.

 Dengan mengikuti garis tersebut di pasang scaffolding jenis 4 way dengan

ketinggian pelat lantai dikurangi tinggi dimensi balok

 Letakan balok melintang dengan ukuran balok kayu 5/7 diatas scaffoldig 4way

dan kemudian letakan pula Skafolding jenis 4way secara memanjang diatas balok

melintang sebagai tempat dudukan plywood untuk pekerjaan bekisting pelat.

 Kemudian pasang bekisting balok tersebut.

 Untuk kedataran dari bekisting balok, buatlah ukuran bantuan tinggi 1 m pada

tulangan kolom.

 Pergunakan pesawat ukur waterpass dengan acuan ukuran batuan 1 m tadi.

 Naikan dan turunkan scaffolding jenis 4way tersebut, sehingga posisi bekisting

datar permukaanya.

 Pembesian balok siap dicor.

3. Pemasangan Bekisting Pelat Lantai

 Setelah bekisting balok induk dan anak terpasang, lanjutkan dengan pemasangan

bekisting pelat.

Laporan Kerja Praktek 74


Muhammad Adi Saputra (121-11-0008)
BAB V. PELAKSANAAN PEKERJAAN STRUKTUR ATAS

 Pasangan plywoods sesuai dengan gambar,usahakan plywoods kedatarannya

diatas tinggi balok kemudian dipaku terhadap panel bekisting sisi tegak pada

balok.

 Buat lubang – lubang untuk peempatan pipa – pipa mekanikal elektrikan sesuai

dengan gambar kerja.

 Pembesian sudah siap di cor.

Gambar 4.3a Pemasangan Bekisting Balok dan Pelat

Laporan Kerja Praktek 75


Muhammad Adi Saputra (121-11-0008)
BAB V. PELAKSANAAN PEKERJAAN STRUKTUR ATAS

Gambar 4.3b Pemasangan Bekisting Kolom

IV.3.3 Pekerjaan Pembesian

Pekerjaan pembesian dapat dilakukan pada beton bertulang setelah pengerjaan

bekisting selesai dilakukan. Pada proyek Gedung Living Plaza ini pembesian di kerjakan

Laporan Kerja Praktek 76


Muhammad Adi Saputra (121-11-0008)
BAB V. PELAKSANAAN PEKERJAAN STRUKTUR ATAS

dengan memakai besi baja Tulangan Deform / tulangan ulir semua atau di singkat BJTD, dari

besi yang mempunyai diameter 10 mm sampai besi dengan diameter 25 mm,besi yang di

gunakan pada proyek ini di pesan dari berbagai perusahaan besi, yang mempunyai standrat

PBBI 197. Pada proyek ini tentunya setiap besi baja yang di masuk kan terlebih dahulu di

lakukan pengetesan / uji kualitas bahan, uji kualitas bahan di lakukan dengan 2 (dua) jenis

pengujian yaitu dengan uji tarik dan uji lengkung besi. Pada proyek ini uji tarik dan uji

lengkung besi di lakukan di BPPT dan menggunakan standart SNI 07-2052-2002 hasilnya

dari besi terkecil diameter 10 mm setelah di uji mempunyai kuat tarik sebesar 599

N/mm2 sampai besi terbesar diameter 25 mm setelah di uji mempunyai kuat tarik 622

N/mm2 untuk lebih lengkap nya untuk hasil uji tarik dan uji legkung bisa di lihat pada

lampiran BAB sebelumnya. Pengerjaan pembesian dilakukan di lapangan pada area

pengecoran dan besi tersebut diangkut menggunakan TC (tower crene ) dari Pabrikfikasi

pembesian

Pada proyek City Light Apartement ini pelaksanaan Besi beton antara lain :

 Penyimpanan

Besi beton harus di simpan pada tempat yang bersih dan di tumpu secara baik

sehingga tidak merusak kualitasnya. Teampat penyimpanan harus cukup terlidung

kemungkinan terhindar dari karat.

 Gambar Kerja Besi Beton dan Bending Schedule

Pada proyek ini pembengkokan dan pemotongan besi di lakukan ditempat terpisah

dari dengan pembesian beton bertulang Pembengkokan besi beton harus dilakukan

sesuai dengan gambar dan berdasarkan standar detail yang ada. Pembengkokan

Laporan Kerja Praktek 77


Muhammad Adi Saputra (121-11-0008)
BAB V. PELAKSANAAN PEKERJAAN STRUKTUR ATAS

tersebut harus di lakukan dengan menggunakan alat yaitu Bar Bender sedemikian

rupa sehinga tidak menimbulkan cacat patah, retak – retak dan sebagainya. Semua

pembengkokan harus dilakukan dengan keadaan dingin dan pemotongan harus

menggunakan Bar Cutter. Pemotongan dan pembengkokan dengan sistem panas sama

sekali tidak di izinkan. Untuk itu Kontraktor harus membuat gambar kerja

pembengkokan ( Bendng Schedule ) dan di ajukan kepada Konsultan MK untuk

mendapatkan persetujuan.

 Bebas Karat

Pemasangan dan penyetelan berdasakan elevasi yang sesuai dengan gambar dan harus

di perhitungkan toleransi penurunnanya. Sebelum besi beton di pasang, permukaan

besi beton harus bebas dari karat, minyak dan lain – lain yang dapat mengurangi

lekatan besi beton

 Selimut Beton

Besi beton harus di lindungi oleh selimut beton yang sesuai dengan gambar

detail.pemasangan tulangan utama beton tarik dan tekan penampang beton harus

dipasang sejauh mungkin dari garis tengah penampang, sehingga pemakaian selimut

beton yang melebihi ketentuan – ketentuan.

 Panjang Penjangkaran / Panjang Penyaluran

Besi beton yang akan dipasang harus sesuai dengan standar detail pada gambar

rencana meliputi kait – kait, panjang penyaluran, penjangkaran, letak sambungan, dan

lain – lain. Untuk balok panjang penyalurannya ada 12 d atau 12 x diameter tulangan

yang disambung.

 Kawat Beton dan Penunjang

Laporan Kerja Praktek 78


Muhammad Adi Saputra (121-11-0008)
BAB V. PELAKSANAAN PEKERJAAN STRUKTUR ATAS

Penyetelan besi harus dilakukan dengan teliti, terpasang pada kedudukan yang kokoh

untuk menghindari pemindahan tempat, dengan menggunakan kawat yang berukuran

tidak kurang dari 16 gauge atau klip yang sesuai pada setiap tiga pertemuan.

Pembesian Pembesian harus ditunjang dengan beton tahu atau penunjang besi, spacers

atau besi penggantung seperti yang ditunjukkan pada gambar standar atau

dicantumkan padaspesifikasi ini. Penunjang ‐ penunjang metal tidak boleh diletakkan

berhubungan dengan acuan. Ikatan dari kawat harus dimasukkan kedalam penampang

beton, sehingga tidak menonjol pada permukaan beton.

 Sengkang ‐ Sengkang

Pada proyek ini besi yang di gunakan untuk tulangan sengkang besi Ulir D 10

menjamin bahwa perilaku elemen struktur sesuai dengan rencana, maka sengkang

harus diikat pada tulangan utama dan jaraknya harus sesuai dengan gambar. Akhiran /

kait sengkang harus dibuat seperti yang disyaratkan di dalam gambar standar agar

sengkang dapat bekerja seperti yang diinginkan. Demikian juga untuk besi pengikat

yang digunakan untuk pengikat tulangan utama.

 BetonTahu/Spacer

Beton tahu harus digunakan untuk menahan jarak yang tepat pada tulangan, dan

minimum mempunyai kekuatan beton yang sama dengan beton yang akan dicor. Jarak

antara beton tahu ditentukan maksimal 100cm.

 Kaki Ayam / Cakar ayam

Laporan Kerja Praktek 79


Muhammad Adi Saputra (121-11-0008)
BAB V. PELAKSANAAN PEKERJAAN STRUKTUR ATAS

Kaki ayam / atau cakar ayam berfungsi memberikan tulangan rangkap dua pada pelat

agar memperoleh tinggi antar tulangan pelat pada proyek ini cakar ayam yang di

gunakan adalah besi Ulir D 10 dengan jarak sesuai dengan ketebalan pelat.

 Penggantian Besi Beton

Luas penampang besi beton pada setiap penampang tidak boleh kurang dari rencana.

Khusus untuk balok portal, jumlah luas penampang besi beton harus mendekati luas

penampang asli. Penggantian tersebut tidak boleh mengakibatkan keruwetan

pembesian ditempat tersebut atau di daerah overlap yang dapat menyulitkan

pengecoran.

 Toleransi Diameter Besi Beton

Diameter besi (mm) Toleransi diameter (mm) Toleransi


berat(%)
6 <  1 0  0,4 7
10  16 0,4 5
16< 28 0,5 4
 28 0,6 2

IV.3.3.1 Pengerjaan Penulangan Kolom, Balok, Pelat

Laporan Kerja Praktek 80


Muhammad Adi Saputra (121-11-0008)
BAB V. PELAKSANAAN PEKERJAAN STRUKTUR ATAS

Pada proyek Gedung Living Plaza ini pengerjaan peulangan struktur Kolom, Balok,

Pelat antara lain :

1. Penulangan Kolom

 Penulangan kolom dilakukan sebelum perakitan bekisting dan tulangan pokok di

rangkai sesuai dengan ukuran dan bentuk pada gambar detail

 Penulangan kolom di lakukan di luar area pengecoran yaitu di area pembesian pada

proyek.

 Pada waktu pembesian kolom, dalam proyek ini di tentukan pada semua sambungan

besi / panjang penyaluran atau bisa di sebut orang lapangan overlap. Tulangan –

tulangan sengkang di pasang sesuai jumlahnya ( jarak antar sengkang untuk ¼ tinggi

kolom dan ¼ tingi bagian tengah kolom adalah 100 mm.

 Penyambungan untuk tulangan kolom di sambungkan pada ½ tinggi kolom pada

penyambungan antar tulangan pokok pada kolom besinya di bengkokan seperti

tulangan kromo menggunakan mesin begel. jarak penyambungan tulangan kolom

untuk BJTD D 25 dengan K 300 adalah 968 mm dan untuk BJTD D 25 dengan K

400 adalah 826 mm.

 Kemudian kerangka besi kolom di angkut memakai TC dari area pembesian ke area

yang akan di sambung dengan besi kolom yang sudah di cor.

 Kemudian pasang beton deking untuk tiap sisinya dengan tebal deking adalah 4 cm

 Kontrol dengan unting – unting dan meteran agar tulangan pokok pada kolom tegak

lurus vertikal.

 Pasang pipa – pipa untuk pemasangan instalasi listrik

 Pekerjaan bekisting siap di laksanakan.

Laporan Kerja Praktek 81


Muhammad Adi Saputra (121-11-0008)
BAB V. PELAKSANAAN PEKERJAAN STRUKTUR ATAS

2. Penulangan Balok

 Pekerjaan penulangan balok induk dapat di kerjakan setelah bekisting balok dan

tulangan kolom sudah selesai dikerjakan.

 Dengan mengikuti jalur bekisting tersebut, tulangan pokok dan tulangan extra di

pasang arah horizontal memasuki tulangan kolom.

 Perhitungan gaya geser ( gaya lintang ) dipakai tulangan sengkang BJTD D 10,

dengan jarak antar sengkang untuk ¼ L bentang daerah tumpuan 100 mm dan jarak

antar sengkang untuk jarak ½ L bentang daerah lapangan 200 mm

Pada pemasangan sengkang daerah Tumpuan di daerah ¼ L lebih rapat dibandingkan

daerah lapangan di daerah ½ L sebab gaya lintang/geser terbesar berada di daerah

tumpuan.

 Semua balok untuk daerah ¼ L bentang tumpuan luar dan tumpuan dalam di pasang

tulangan pokokya lebih banyak tulangan atasnya dibanding tulangan bawahnya sebab

diagram momen tarik pada tumpuan berada di serat atas, sedangkan ½ L bentang

daerah lapangan di pasang tulangan pokonya lebih banyak tulangan bawahnya di

banding tulangan atasnya sebab diagram momen tarik berada di serat bawah .

 Panjang penyaluran pada tulangan balok di temukan lapangan bahwa semua sama

sepanjang 12 d yaitu 12 x diameter tulangan pokok yang di sambung dan di ikat oleh

kawat besi.

 Setelah pembesian dilakukan pemasangan beton deking dengan tebal 4 cm di pasang

di bawah tulangan sebagai dudukan tulangan.

 Setelah pembesian dan pemasangan bekisting selesai di lakukan pengecoran.

3. Penulangan Pelat Lantai

Laporan Kerja Praktek 82


Muhammad Adi Saputra (121-11-0008)
BAB V. PELAKSANAAN PEKERJAAN STRUKTUR ATAS

 Pemasangan pelat lantai dapat dilaksanakan setalah bekisting untuk plat da tulangan

balok terpasang

 Tulangan Pelat menggunakan penulangan Kromo. Pada proyek ini pelat tulangan

Kromo termasuk pelat dua arah sehingga di pasang rangkap atas dan bawah, dengan

jarak tulangan as ke as 200 mm memakai tulangan BJTD D 10.

 Pabrifikasi tulangan pelatnya di lakukan langsung di lapangan, bedanya pada tulangan

kromo tulangan bawahnya dibengkokan pada tulangan bawah yang di pasang pertama

dan tulangan bawah yang di pasang kedua seperti pada gambar lampiran seperti

gambar lampiran sedangkan untuk panjang peyaluran tulangan kolom memakai 12d

atau 12 kali diameter tulangan pokok tentang penulangan pelat pada jarak ¼ panjang

bentang, menggunakan begel dia area Pabrifikasi tulangan proyek.

 Setelah pembesian dilakukan pemasangan beton deking dengan tebal 3 cm di pasang

di bawah tulangan sebagai dudukan tulangan.

 untuk memberi jarak antara tulangan bawah dan tulangan atas di pakai besi BJTD D

10 dan di ikat dengan kawat yang di beri nama cakar ayam / kaki ayam.

 Setelah pembesian dan pemasangan bekisting selesai di lakukan pengecoran.

Laporan Kerja Praktek 83


Muhammad Adi Saputra (121-11-0008)
BAB V. PELAKSANAAN PEKERJAAN STRUKTUR ATAS

Gambar 4.3.3.b Penulangan Kolom

Laporan Kerja Praktek 84


Muhammad Adi Saputra (121-11-0008)
BAB V. PELAKSANAAN PEKERJAAN STRUKTUR ATAS

Gambar 4.3.3.c Penulangan Balok

Laporan Kerja Praktek 85


Muhammad Adi Saputra (121-11-0008)
BAB V. PELAKSANAAN PEKERJAAN STRUKTUR ATAS

Gambar 4.3.3.d Penulangan Pelat

IV.4 Pekerjaan Pengecoran

Pekerjaan pengecoran ini di lakukan setelah beberapa pekerjaan bekisting dan

pembesian sudah selesai di lakukan. Sebelum pengecoran ini di lakukan hal – hal yang di

perhatikan meliputi semua hal mulai dari posisi bekisting, elevasi, dimensi elemen struktur,

tulangan terpasang, alat – alat yang akan tertanam di dalam beton, alat bantu seperti Spacer

( beton tahu ), alat penerangan, Vibrator, Kompressor ( pembersih kotoran ). Juga harus di

periksa dari siar pelaksanaan, dan talinya.

Pada proyek Gedung Living Plaza setelah pekerjaan bekisting dan pembesian sudah

selesai di kerjakan maka langkah – langkah yang di lakukan adalah sebagai berikut :

 Beton harus diangkut dengan cara sedemikian rupa, sehingga dapat tiba di lokasi

proyek dalam keadaan yang masih memenuhi spesifikasi teknis.


Laporan Kerja Praktek 86
Muhammad Adi Saputra (121-11-0008)
BAB V. PELAKSANAAN PEKERJAAN STRUKTUR ATAS

 Pengecoran menggunakan ready mix beberapa pabrik beton yang di pakai dalam

proyek ini : PT. Merah Putih Beton.

 Usahakan agar waktu tempuh kurang dari 1 jam. Jika waktu tempuh lebih lama, maka

kontraktor harus melakukan langkah – langkah misalnya dengan cara menggunakan

admixture ( bahan tambahan adiktif ) yanga dapat memperlambat proses pengerasan

beton.

 Mutu beton yang di pakai untuk pengecoran Balok dan Pelat dan kolom di gunakan

mutu beton K 300 dan untuk kolom Basement dan lantai dasar memakai mutu beton

K 400.

 Sebelum pengecoran terlebih dahulu di uji Slump ( uji kekentalan beton ) untuk

semua pekerjaan struktur di tetapkan slump 10 ± 2 cm.

 Pada saat pengangkutan juga harus di perhatikan agar tidak terjadi pemisahan antara

bahan – bahan dasar pembuat beton.

 Ketika pengecoran beton, tinggi jatuh beton segar kurang dari 1,50 meter. Hal ini

agar tidak terjadi pemisahan antara agregat kasar yang berat dengan pasta beton.

 Untuk memenuhi ketentuan, maka harus di gunakan alat bantu pipa tremie. Dalam

pengecoran beton segar harus terjaga agar tetap dalam kondisi plastis.

 Pada proyek ini pengecoran struktur di lakukan memakai 2 jenis cara antara lain :

- Memakai Bucket, Bucket mempunyai kapasitas 1 m3, yang diangkat

menggunakan tower crene ( TC ) ke tempat area pengecoran.

- Memakai Concrete Pump ( CP ), mempunyai daya pompa sampai 60

m3 / jam nya, dengan cara pemompa dari bawah memakai tenaga

dinamo.

Laporan Kerja Praktek 87


Muhammad Adi Saputra (121-11-0008)
BAB V. PELAKSANAAN PEKERJAAN STRUKTUR ATAS

Jenis pengecoran yang sering di gunakan pada proyek ini adalah cara yang memakai

bucket sebab walaupun pekerjaanya sedikit dan lebih memakan waktu akan tetapi

bucket ini bisa di pakai dalam pengecoran dengan skala yang lebih kecil atau jumlah

kubikasinya yang sedikit, sedangkan jika memakai cara conrete pump hanya di pakai

untuk pengecoran yang mempunyai jumlah kubikasinya yang cukup besar, karena

juga di kenai biaya sewanya cukup besar, biasanya CP ini di gunakan jika sewaktu

terjadi kerusakan TC maka pengecoran harus tetap dilaksanakan agar tidak terjadi

keterlambatan waktu, dengan syarat pengecoran tidak terlalu sedikit kubikasinya.

 Beton yang sudah di cor harus segara di padatkan dengan alat pemadat ( vibrator ).

Pemadatan bertujuan untuk mengurangi udara pada beton yang akan mengurangi

kualitas beton. Biasanya pada cuaca yang panas kelecakan beton menjadi singkat dan

menjadi masalah, maka dari itu harus di sediakan vibrator dalam jumlah yang

memadai, sesuai dengan volume pengecoran yang akan di lakukan.

 Setelah di lakukan pemadatan beton yang sudah di cor harus di ratakan meggunakan

alat scoope dan untuk melihat rata atau tidak di lakukan menembakkan

menggunakan alat ukur waterpaass dengan cara surveyor mengeset dan

menempatkan alat ukur di area dak setelah itu surveyor yang satunya membawa

tongkat yang di beri tanda lalu alat ukur waterpass di tembak kearah tanda pada

tongkat tadi apakah sasaran nya tadi pas tidak mengenai tanda pada tongkat jika

belum pas di lakukan perataan lagi.

 Untuk mengetahui temperatur dalam beton segar dalam waktu 2 menit setelah

contoh di ambil, sebuah termometer yang mempunyai skala -5 s/d 100ºC, harus di

masukan kedalam contoh tersebut sedalam 10 mm, jika temperatur sudah stabil

selama 1 menit, maka temperatur tersebut harus di catat degan ketelitian 1ºC.

Laporan Kerja Praktek 88


Muhammad Adi Saputra (121-11-0008)
BAB V. PELAKSANAAN PEKERJAAN STRUKTUR ATAS

Laporan Kerja Praktek 89


Muhammad Adi Saputra (121-11-0008)
BAB V. PELAKSANAAN PEKERJAAN STRUKTUR ATAS

Gambar 4.4 a Pengecoran Pelat dan Balok

Laporan Kerja Praktek 90


Muhammad Adi Saputra (121-11-0008)
BAB V. PELAKSANAAN PEKERJAAN STRUKTUR ATAS

Gambar 4.4 a Pengecoran Pelat dan Balok

Laporan Kerja Praktek 91


Muhammad Adi Saputra (121-11-0008)
BAB V. PELAKSANAAN PEKERJAAN STRUKTUR ATAS

Gambar 4.4.b Pengecoran Balok

IV.5 Pekerjaan Curing ( Perawatan) Beton

Perawatan beton bertujuan untuk menjaga agar tidak terjadi kehilangan zat cair pada

saat pengikatan awal terjadi, dan mencegah penguapan air dari beton pada umur beton awal,

dan juga mencegah perbedaan temperatur dalam beton yang dapat menyebabkan terjadinya

keretakan dan penurunan kualitas beton. Perawatan beton harus dilakukan begitu pekerjaan

pemadatan beton sudah selesai. Untuk itu harus dilakukan perawatan beton sedemikian

sehingga tidak terjadi penguapan yang cepat terutama pada permukaan beton yang baru

dipadatkan.

Pada proyek City Light Apartement pekerjaan curing beton berkut tahapan tahapan nya :

 Permukaan beton di rawat dengan cara di basahi dengan air bersih selama 7 hari

segera setelah pengecoran selesai. Untuk elemen vertikal seperti kolom maka beton

tersebut harus di selimuti dengan karung goni yang telah di basahi terus menerus

selama 7 hari

Laporan Kerja Praktek 92


Muhammad Adi Saputra (121-11-0008)
BAB V. PELAKSANAAN PEKERJAAN STRUKTUR ATAS

 Dalam proyek ini beton dengan ketebalan lebih dari 600 mm, maka permukaan beton

harus di lindungi dengan material khusus agar dapat memantulkan radiasi akibat

panas. Material tersebut harus dibuat kedap, agar kelembaban permukaan beton dapat

dipertahankan.

 Setiap acuan yang terbuat dari metal, beton ataupu material lain yang sejenis, harus di

dinginkan dengan air sebelum pengecoran di lakukan. Acuan tersebut harus dihindari

dari terik matahari, karena sifatnya yang mudah menyerap dan mengahantarkan panas.

Perlakuan yang kurang baik akan menyebabkan retak – retak yang parah pada

permukaan beton.

IV.6 Pembongkaran Bekisting

Pembongkaran bekisting di lakukan dalam sesuai dengan umur rencana beton yang

sudah di cor. Pembongakaran Bekisting kolom , pada Proyek City Light Apartement ini

hanya pada umur beton kolom 1 hari / 24 jam, sedangkan pembongkaran untuk balok dan

pelat membutuhkan waktu yang sampai 7 hari, sebab kolom hanya menahan beban sendri

saja sedangkan untuk balok dan pelat menahan beban sendri dan beban mati.

Dalam hal ini penulis mendapatkan potensi besar kecelakaan sewaktu pembongkaran

misalnya saja sewaktu pembongkaran yang terlalu ceroboh atau terlalu terburu – buru atau

juga ketidak tahuan pekerjaan uratan – urutan pembongkaran bekisting, dan tidak hati – hati

dalam pembongkaran sehingga bisa saja kemungkinan terbesar berpotensi mengalami

kecelakaan akibat tertimpa material bekisting. Dalam hal ini maka team K3 harus memasang

garing larangan di larang melintang di area pembongkaran. Setelah pembongakaran sisa

Laporan Kerja Praktek 93


Muhammad Adi Saputra (121-11-0008)
BAB V. PELAKSANAAN PEKERJAAN STRUKTUR ATAS

material harus sudah di kumpulkan dalan satu tumpukan agar tidak terinjak benda tajam dari

bekistingnya.

Laporan Kerja Praktek 94


Muhammad Adi Saputra (121-11-0008)

Anda mungkin juga menyukai