Anda di halaman 1dari 8

USULAN REVISI SPESIFIKASI TEKNIS

PEKERJAAN BANGUNAN PERUMAHAN


MPE GROUP

PENJELASAN UMUM
(mohon ditambahkan)
1.1. Yang dimaksud “pekerjaan” dalam spesifkasi ini adalah segala hal yang
menyangkut pelaksanaan bangunan mengikuti gambar-gambar perencanaan
serta uraian dan syarat yang diuraikan dalam spesifkasi ini, termasuk di
dalamnya pengadaan bahan, pengarahan tenaga kerja, peralatan bantu,
sarana kerja dan fasilitas-fasilitas lain sehingga seluruh bangunan dapat
selesai sesuai dengan rencana.
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
PENJELASAN SYARAT BAHAN-BAHAN
(mohon ditambahkan aturan lain yang masih berkaitan dengan pekerjaan)
 Peraturan Umum Bahan Indonesia ( PUBI-1983 )
 Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia 1961 (PKKI 1961)
 Peraturan Cat Indonesia ( NI-4 )
 Spesifikasi Bahan Bangunan-Bagian A ( SK SNI S-04-1989-F)
 Spesifikasi Bahan Bangunan-Bagian B ( SK SNI S-05-1989-F)
 Spesifikasi Bahan Bangunan-Bagian C ( SK SNI S-06-1989-F)
 Standard Industri Indonesia ( SII )
 Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971 ( PBBI-1971)
 Peraturan Perencana Bangunan Baja Indonesia 1984 (PPBBI-1984).
 Peraturan Plumbing Indonesia 1974
 Peraturan Umum Instalasi Listrik Indonesia
 Untuk bahan-bahan yang tidak / belum ada peraturannya di Indonesia,
maka dipakai syarat-syarat yang ditentukan oleh pabrik dari bahan
tersebut. Sebelum Kontraktor melaksanakan pekerjaan dengan bahan
termaksud ini, maka syarat-syarat / spesifikasi dari pabrik harus
diserahkan terlebih dahulu oleh Kontraktor kepada Manajemen
Perusahaan untuk mendapat persetujuan.
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Sebelum pasal SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN TANAH, mohon ditambahkan
pekerjaan yang ada dalam RAB, yaitu PEMBERSIHAN LAPANGAN, SITUASI &
UKURAN serta PEKERJAAN PERSIAPAN.

PEMBERSIHAN LAPANGAN
1. Sebelum pekerjaan dimulai lokasi proyek harus dibersihkan dari segala sesuatu
yang tidak diperlukan atau dapat mengganggu jalannya pekerjaan.
2. Segala macam barang bekas bongkaran harus dikeluarkan dari lokasi proyek
baik sebelum maupun sesudah pelaksanaan proyek. Bekas bongkaran dan
kotoran dibuang atas petunjuk Tim Teknik Sipil.

SITUASI & UKURAN


Survey dan Pematokan
1. Kontraktor wajib meneliti situasi tapak, terutama keadaan tanah bangunan,
sifat dan luasnya pekerjaan dan hal-hal lain yang dapat mempengaruhi harga
penawarannya.
2. Kelalaian atau kekurang-telitian Kontraktor dalam hal ini, tidak dapat dijadikan
alasan untuk mengajukan klaim.
3. Kontraktor bertanggung jawab untuk pembuatan patok-patok bangunan. Galian
pondasi baru bisa dilakukan setelah pematokan selesai. Pekerjaan ini harus
diawasi oleh Tim Teknik Sipil dan Supervisor Kontraktor.
4. Supervisor Kontraktor harus mengawasi pekerjaan pengukuran horisontal
(levelling) dan pengukuran vertikal (lot).
Ukuran Pokok
1. Apabila tidak ditentukan lain, ukuran satuan yang digunakan dalam gambar
dinyatakan dalam meter/centimeter/milimeter. Jika ada ukuran yang kurang
jelas atau tidak sesuai dengan gambar atau yang tidak tercantum harus
dirundingkan dengan Tim Teknik Sipil.
2. Level 0,00 (permukaan atas lantai finish) diambil sesuai dengan gambar
rencana atau menurut kebijaksanaan Tim Teknik Sipil.
3. Memasang papan bangunan (Bouwplank)
 Ketetapan letak bangunan diatur dibawah pengawasan Tim Teknik Sipil,
tiang / patok ukuran 5/10, 5/7 yang dipancangkan kuat-kuat dan papan
terentang dengan ketebalan 2 cm diketam rata pada sisinya.
 Semua ukuran diukur dari as ke as dalam milimeter dan setiap as
bangunan diberi tanda anak panah yang dicat warna merah.
 Kontraktor harus menyediakan pembantu yang ahli dalam cara-cara
pengukuran dan penggunaan alat-alat pengukuran serta peralatan lainnya
yang diperlukan dalam pengukuran menurut situasi dan kondisi tanah
bangunan setempat.

PEKERJAAN PERSIAPAN
5.1. Kontraktor harus membuat di lokasi proyek berupa: Gudang dan Los Kerja
yang rapi dan bersih yang lokasinya ditentukan bersama Tim Teknik Sipil
sehingga tidak akan mengganggu pelaksanaan pekerjaan, dan tidak perlu
dilakukan pemindahan pada saat pekerjaan berlangsung.
5.2. Gudang dibuat dari bahan-bahan yang cukup kuat agar keamanan dapat
terjamin, dan bahan / material yang disimpan di dalamnya tidak mudah rusak,
begitu pula penyimpanan material / barang harus diatur dengan tertib.
5.3. Semua bangunan yang tersebut dalam pasal ini, baru dapat dibongkar dan
disingkirkan dari lokasi proyek atas persetujuan dari Tim Teknik Sipil, dimana
biaya pembongkaran ini menjadi beban Kontraktor. Gudang dan Los Kerja
adalah milik Kontraktor dan menjadi beban Kontraktor untuk pembuatan
maupun pembongkaran pada saat pelaksanaan pekerjaan telah selesai.
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Pada SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN BETON, pasal 1.Bahan, mohon ditambahkan
kalimat untuk lebih memperjelas semen yang digunakan.
Jenis semen yang digunakan adalah Portland Cement Jenis I, yang memenuhi
persyaratan SNI-2049-2004 atau Semen Portland Composit yang memenuhi
persyaratan SNI 15-7064-2004.
Semen yang digunakan adalah semen type I dengan jenis PCC (karena ada
juga jenis PCC/OPC, jenis lainnya yang berpengaruh terhadap proses hidrasi),
dengan ukuran berat kantong semen yang digunakan adalah 50 kg/zak.
(karena dalam RAB, perhitungan dalam zak menggunakan ukuran berat 50 kg)
Seluruh pekerjaan beton harus menggunakan satu merek semen yang telah
disetujui oleh Manajemen Perusahaan. Pergantian merek semen hanya dapat
dilakukan dengan persetujuan tertulis dari Managemen Perusahaan.
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Mohon ditambahkan juga untuk agregat dan air
1.1 Agregat Kasar dan Agregat Halus.
Agregat kasar dan halus yang digunakan harus sesuai dengan syarat-syarat
PBBI 1971 Bab 3. Agregat tidak boleh mengandung bahan yang dapat
merusak beton dan ketahanan tulangan terhadap karat. Untuk itu Kontraktor
harus mengajukan contoh yang memenuhi syarat dari beberapa sumber dan
disetujui Managemen Perusahaan. Agregat-agregat harus disimpan di tempat
yang saling terpisah, dalam tumpukan yang tidak lebih dari 1 meter,
berpermukaan yang bersih padat serta kering dan harus dicegah terhadap
pengotoran. Kadar lumpur maksimal untuk agregat halus adalah 5%,
sedangkan untuk agregat kasar kadar lumpur maksimal 1% Agregat dengan
kadar lumpur melebihi persyaratan tersebut harus dilakukan pencucian
sebelum digunakan.
Agregat kasar berupa batu kerikil adalah batu pecah yang merupakan hasil
olahan dari mesin pemecah batu (stone crusher)

1.2 Air.
Air untuk campuran dan pemeliharaan beton harus dari air bersih dan tidak
mengandung zat-zat yang dapat merusak beton. Air tersebut harus memenuhi
syarat menurut PBBI 1971 Bab 3.
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Mohon ditambahkan juga untuk pasal 3.1 PERSIAPAN PENGECORAN
 Hasil pengecoran kolom harus vertikal dan hasil pengecoran ring balk
harus benar-benar horizontal sehingga mempermudah saat pekerjaan
pemasangan rangka atap baja ringan
 Mohon ditambahkan juga untuk pasal 3.2 PENCAMPURAN BETON

 Untuk menghindari terjadinya segregasi dan menjamin satu pengecoran yang


tidak terputus maka beton tidak boleh dijatuhkan bebas dari ketinggian lebih
dari 1,5 m. Jika pengecoran dilakukan dengan tinggi jatuh lebih besar dari 1,5
m maka harus menggunakan alat bantu yang dapat mengurangi impaksi
seperti pipa tremie ataupun alat lain yang telah disetujui oleh Manajemen
Perusahaan.
 Proses pengecoran tidak boleh mengakibatkan perubahan posisi tulangan.

Pada SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN PONDASI, pasal 2 Tata Cara Pelaksanaan,


mohon direvisi bunyi ayat 2.1.3 menjadi :

2.1.3. Pasangan batu kali harus diberi alas adukan semen setebal 5 cm di atas urukan pasir,
baru kemudian dipasang saling mengisi dengan adukan selapis demi selapis sehingga tidak
ada rongga diantara batu kali dan menjadi massa yang kuat dan terpadu dengan campuran
1 pc : 6 psr.

2.1.4. Untuk mencapai ukuran sisi-sisi pondasi yang ditentukan, maka cekungan sisi
pondasi harus diisi dengan plester kasar (brapen) agar didapatkan sisi yang rata dan
dimensi yang diinginkan.
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Pada SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN PASANGAN DINDING, pasal 2. Tata Cara
Pelaksanaan, ayat 2.1. Pekerjaan Pasangan Batu Bata/Batako, butir 2.1.2, mohon
ditambahkan bahwa trasraam tidak hanya diaplikasikan pada area dinding kamar mandi,
tetapi juga pada dinding septictank dan jika dapat sebaiknya juga diaplikasikan pada +0,20
pasangan batako di sepanjang keliling dinding luar (koneksikan dengan estimasi)
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Pada SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN KUDA KUDA BAJA RINGAN, pasal 1. Bahan,
mohon ditambahkan sebagai ayat 1.1.5 dengan bunyi :
 Kuda-kuda baja ringan harus diletakkan menempel langsung dengan ring balk dalam
satu level antara satu kuda kuda dengan kuda-kuda lainnya.
Tidak diperbolehkan dudukan diganjal dengan bahan lain dengan tujuan apapun.
 Penyambungan antara kuda-kuda dengan ring balk menggunakan dynabolt, setelah
ring balk telah memenuhi curing time yang diinginkan.

Pada SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN KUSEN, PINTU & JENDELA, pasal 2. Tata
Cara Pelaksanaan, mohon ditambahkan sebagai ayat 2.3.4 dengan bunyi
 Pemasangan aksesoris pintu dan jendela boleh dilakukan setelah proses
pengecatan kusen, pintu dan jendela selesai dilaksanakan. (tujuan supaya tidak
belepotan)
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Pada SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN PLAFOND, pasal 1.2., mohon ditambahkan


jarak dan kriteria penggantungan yang diinginkan.
 Penggantung plafond menggunakan hollow ukuran 40x40x0,3 mm, dengan jarak
penggantung ………m. Hollow penggantung digantungkan pada …………………….

Pada SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN KERAMIK, pasal 1.7, mohon dikoreksi


menjadi :
 Pengisian dan pengecoran naad dilakukan paling cepat 24 jam setelah keramik
dipasang dan celah-celah naad harus dibersihkan dahulu dari debu dan kotoran.
Saran kami : diganti menjadi 3 x 24 jam,
Hal ini disebabkan karena keramik tidak boleh diinjak atau diberi beban 3 x 24 jam
setelah pemasangan
Jika dibuat 24 jam akan beresiko diinjak dan terbebani oleh pekerja dengan
peralatan & bahan kerjanya.

 Pemasangan keramik harus mengikuti starting point yang diberikan oleh Tim Teknik
Sipil.

Pada SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN SANITAIR, mohon ditambahkan ayat untuk


cara pemasangan instalasi air bersih dan air kotor.
 Pemasangan pipa instalasi air bersih harus dilakukan sesuai dengan gambar
rencana. Bagian yang tertanam di dalam dinding harus dilaksanakan sebelum
dilakukan pekerjaan plesteran, di-finishing dengan baik sehingga bekas-bekas
pembobokan pada batako tidak terlihat.

 Pemasangan pipa instalasi air kotor hanya boleh menembus bagian pasangan
batu belah. Tidak diperbolehkan menembus bagian slope ataupun bagian
beton bertulang lainnya. Celah bagian lobang pipa pada bagian pondasi batu
belah harus dibungkus padat dengan adukan semen dan batu belah.

Pada SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK DAN LAMPU, mohon


dikoreksi hal berikut :
Pasal 1.1 jenis kabel tertulis NYM, namun di RAB tertulis NYY. (Mohon petunjuk jenis
mana yang dipakai)
Pasal 1.2 untuk merk Merlin Gerlin sebaiknya dihilangkan saja, karena sepengetahuan kami
untuk merk tersebut tidak diproduksi lagi. Pabrikan Merlin Gerlin telah dilebur menjadi satu
merk yaitu Schneider.

Anda mungkin juga menyukai