BAB IV
PELAKSANAAN PROYEK
LaporanKerjaPraktek 42
Oka WegeIndarwoko (121-11-0004)
BAB III PERENCANAAN PROYEK
IV.3.1 Pondasi
misalnya ada yang bercampur dengan galian tanah atau segresi dengan air, tanah
longsor sehingga beton mengisi bagian yang tidak tepat.
IV.4.1 Kolom
LaporanKerjaPraktek 44
Oka WegeIndarwoko (121-11-0004)
BAB III PERENCANAAN PROYEK
1. Penulangan Kolom
Sebelum dimulai pelaksanaan pengecoran kolom, tentunya pekerjaan
pembesian kolom telah lebih dahulu dikerjakan. Adapun langkah –
langkah pekerjaan pembesian kolom antara lain adalah sebagai berikut :
5. Pemasangan Bekisting
Tahapan pemasangan bekisting kolom dilaksanakan setelah
pembesian kolom lulus pemeriksaan, diantaranya pembesian kolom harus
bersih dan bebas karat saat pengecoran berlangsung. Bekisting merupakan
konstruksi pembantu yang memberikan bentuk dan dimensi beton sesuai
dengan yang kita inginkan/sesuai dengan gambar kerja.
LaporanKerjaPraktek 46
Oka WegeIndarwoko (121-11-0004)
BAB III PERENCANAAN PROYEK
Bekisting harus kuat, kokoh, dalam arti bila dicor bentuk bekisting
tidak berubah.
Bekisting tidak boleh bocor karena dapat mengakibatkan beton
keropos.
Material bekisting tidak boleh menyerap air agar beton tidak menjadi
kering terlalu cepat.
Mudah dikerjakan dan dibongkar kembali.
Memberikan bentuk permukaan beton yang baik.
Membuat titik tengah pada bagian atas dan bawah sebagai titik
patokan.
LaporanKerjaPraktek 47
Oka WegeIndarwoko (121-11-0004)
BAB III PERENCANAAN PROYEK
LaporanKerjaPraktek 48
Oka WegeIndarwoko (121-11-0004)
BAB III PERENCANAAN PROYEK
6. Persiapan Pengecoran
LaporanKerjaPraktek 49
Oka WegeIndarwoko (121-11-0004)
BAB III PERENCANAAN PROYEK
LaporanKerjaPraktek 50
Oka WegeIndarwoko (121-11-0004)
BAB III PERENCANAAN PROYEK
7. Pelaksanaan Pengecoran
LaporanKerjaPraktek 51
Oka WegeIndarwoko (121-11-0004)
BAB III PERENCANAAN PROYEK
2. Beton mix design dari truk mixer dituang dan dimasukan kedalam
bucket yang berukuran 0,8 m3
LaporanKerjaPraktek 52
Oka WegeIndarwoko (121-11-0004)
BAB III PERENCANAAN PROYEK
penyiraman setiap pagi dan sore menutupi beton dengan karung basah
untuk mencegah terjadinya retak pada kolom.
IV.4.2 Balok
1. Menetukan elevasi
2. Pemasangan scaffolding
Jack Base, yang terletak dibawah dan sebagai tumpuan dan kontak
langsung dengan dasar lantai yang telah di cor sebelumnya.
LaporanKerjaPraktek 53
Oka WegeIndarwoko (121-11-0004)
BAB III PERENCANAAN PROYEK
U Head, yang terletak pada bagian atas dari scaffolding dan bertugas
untuk mengatur ketinggian dan meratakan dari bekisting.
3. Pemasangan Bekisting
LaporanKerjaPraktek 54
Oka WegeIndarwoko (121-11-0004)
BAB III PERENCANAAN PROYEK
4. Penulangan Balok
LaporanKerjaPraktek 55
Oka WegeIndarwoko (121-11-0004)
BAB III PERENCANAAN PROYEK
5. Persiapan Pengecoran
LaporanKerjaPraktek 56
Oka WegeIndarwoko (121-11-0004)
BAB III PERENCANAAN PROYEK
6. Pelaksanaan Pengecoran
Pengecoran dilakukan setelah pekerjaan penulangan selesai.
Pengecoran balok ini dilakukan bersamaan dengan pengecoran pelat
lantai, karena kedua struktur tersebut merupakan satu kesatuan.
Pengecoran balok ini dikerjakan menggunakan concrete pump yang
diteruskan ke pipa tremie dan apabila concrete pump ataupun pipa
tremie bermasalah pengecoran dilakukan menggunakan bucket.
LaporanKerjaPraktek 57
Oka WegeIndarwoko (121-11-0004)
BAB III PERENCANAAN PROYEK
LaporanKerjaPraktek 58
Oka WegeIndarwoko (121-11-0004)
BAB III PERENCANAAN PROYEK
LaporanKerjaPraktek 59
Oka WegeIndarwoko (121-11-0004)
BAB III PERENCANAAN PROYEK
Pada proses pengerjaan pelat lantai tidak berbeda jauh dengan balok,
karena letaknya yang berhubungan langsung dengan balok sehingga pengecoran
dilakukan bersamaan dengan pengecoran balok tersebut. Tebal pelat yang dipakai
adalah 120 mm dan 140mm dengan tulangan yang dipasang adalah tulangan Ø10-
150 mm dan Ø10-200 mm dengan pemasangan tulangan rangkap menerus di
seluruh pelat lantai. pengecoran pelat dilakukan bersamaan dengan pengecoran
balok, sehingga didapat hasil yang monolit.
Berikut ini adalah urutan pengerjaan pelat lantai pada proyek apartement
Casa De Parco :
1. Menetukan elevasi
2. Pemasangan scaffolding
LaporanKerjaPraktek 60
Oka WegeIndarwoko (121-11-0004)
BAB III PERENCANAAN PROYEK
4. Penulangan Plat
pada penulangan pelat proyek aparterment Casa de parco, tulangan
untuk pelat konvensional adalah besi ulir berukuran D10 dan D13 dan
dua lapis. Dan menggunakan beton decking/tahu beton dengan
fungsinya yaitu untuk mencegah tulangan menempel pada bekisting
ketika dilakukan pembukaan pada bekisting dan membentuk selimut
beton, penulangan plat lantai pada proyek ini menggunakan 3 jenis
tulangan yaitu, Tulangan Kromo
LaporanKerjaPraktek 61
Oka WegeIndarwoko (121-11-0004)
BAB III PERENCANAAN PROYEK
LaporanKerjaPraktek 62
Oka WegeIndarwoko (121-11-0004)
BAB III PERENCANAAN PROYEK
5. Persiapan Pengecoran
6. Pelaksanaan Pengecoran
LaporanKerjaPraktek 63
Oka WegeIndarwoko (121-11-0004)
BAB III PERENCANAAN PROYEK
2. Setelah beton ready mix datang, dilakukan slump tes terhadap beton.
Pada proyek ini batas toleransi pengiriman beton adalah max 3 jam
dari tempat asal pengiriman, jika melampaui batas waktu tersebut
maka beton akan mengeras.
LaporanKerjaPraktek 65
Oka WegeIndarwoko (121-11-0004)
BAB III PERENCANAAN PROYEK
LaporanKerjaPraktek 66
Oka WegeIndarwoko (121-11-0004)
BAB III PERENCANAAN PROYEK
Bahan bekisting tidak boleh menyerap air agar beton tidak menjadi
kering terlalu cepat. Pada proyek ini bekisting terbuat dari multiplex
polifilm dengan tebal 12mm. Sebelum dipasang bekisting terlebih
dahulu diberi lapisan mold oil.
LaporanKerjaPraktek 67
Oka WegeIndarwoko (121-11-0004)
BAB III PERENCANAAN PROYEK
LaporanKerjaPraktek 68
Oka WegeIndarwoko (121-11-0004)
BAB III PERENCANAAN PROYEK
Beton yang paling padat dan kuat diperoleh dengan menggunakan jumlah
air yang minimal konsistensi dengan derajat workabilitas yang dibutuhkan untuk
memberikan kepadatan maksimal. Drajat workabilitas harus dipertimbangkan
dalam hubungannya dengan cara pemadatan dan dari jenis konstruksi agar
terhindar dari kebutuhan pekerjaan yang berlebihan dalam mencapai kepadatan
maksimal. Slump tes adalah petunjuk terbaik dalam memperoleh informasi
tentang ketiga dasar workabilitas beton, yaitu :
homogen.
LaporanKerjaPraktek 69
Oka WegeIndarwoko (121-11-0004)
BAB III PERENCANAAN PROYEK
Pelat logam dengan permukaan yang kokoh rata dan kedap air.
Sendok cekung.
Prosedur Pengerjaan
Bersihkan kerucut slump tes slump. Basahi kerucut tes dengan
air dan taruh pada plat landasan tes slump
Kumpulkan beton yang akan dites slump
Dirikan kerucut tes slump dan pegang dengan kedua kaki, isi
kerucut tes slump sebanyak 1/3 dari isi kerucut dan kemudian
padatkan dengan tongkat besi dengan cara ditusuk-tusuk
sebanyak 25 kali. Pemadatan dengan car ditusuk-tusuk mulai
dari pingir terus ke bagian tengah.
Kemudian isi 2/3 bagian berikutnya dan kembali dipadatkan
dengan cara ditusuk-tusuk dengan pipa besi sebanyak 25 kali.
Perlu diingat bahwa pemadatan dengan cara ditusuk
menggunakan pipa besi hanya sampai pada lapis atas 1/3 yang
pertama.
Isi kembali kerucut sampai penuh kemudian dipadatkan, juga
perlu diingat bahwa pemadatan hanya dilakukan sampai lapis
atas pengisian 2/3 bagian yang kedua.
LaporanKerjaPraktek 70
Oka WegeIndarwoko (121-11-0004)
BAB III PERENCANAAN PROYEK
Uji kuat tekan bertujuan untuk mengetahui kuat tekan dari beton yang
sudah mengeras. Test ini dilakukan di laboratorium, dan tentu saja bukan di lokasi
proyek (off-site). Yang bisa dilakukan di lokasi (site) hanyalah membuat atau
mencetak beton silinder untuk diuji. dikarenakan, sampelnya ada di site. Tidak
boleh membawa sampel ke laboratorium, kemudian masukkan ke cetakan silinder.
Cetakan silinder harus disediakan di lokasi proyek.Kekuatan beton dapat diukur
dalam satuan MPa atau satuan lain misalnya kg/cm2. Kuat tekan ini menunjukkan
mutu beton yang diukur pada umur beton 28 hari.
LaporanKerjaPraktek 71
Oka WegeIndarwoko (121-11-0004)
BAB III PERENCANAAN PROYEK
Setelah cetakan dibuka lalu contoh benda uji direndam dalam air.
Benda uji dites dengan alat compression testing machine hingga beton
mencapai kekuatan maksimum.
Hasil tes kemudian dapat dipakai sebagai dasar untuk pengendalian mutu
beton agar dapat memenuhi persyaratan, untuk meneliti efektifitas
admixture (bahan campuran tambahan) dan untuk menentukan saat
bekisting beton dilepas. ( data terlampir )
LaporanKerjaPraktek 72
Oka WegeIndarwoko (121-11-0004)
BAB III PERENCANAAN PROYEK
Pada spesimen baja tersebut akan diberikan gaya aksial tarik pada kedua
ujungnya, dimana gaya aksial tarik ini akan menghasilkan tegangan tarik.
Pengujian ini untuk mengetahui mutu tulangan yang dipakai. Tulangan diambil
sampel pada tiap jenis diameter tulangan sepanjang 1 meter, setiap 1 meter besi
mewakili 100 ton material besi yang datang. Sampel tersebut kemudian dibawa ke
laboratorium untuk dilakukan pengujian kuat tarik dan lengkung statis baja.
LaporanKerjaPraktek 73
Oka WegeIndarwoko (121-11-0004)
BAB III PERENCANAAN PROYEK
LaporanKerjaPraktek 74
Oka WegeIndarwoko (121-11-0004)