BAB IV
4.1. Umum
Pada bab ini akan diuraikan tentang pelaksanaan pekerjaan, syarat
pemasangan bekisting, syarat pemasangan pembesian, serta syarat dalam
pengecoran yang diamati selama dilapangan ketika melaksanakan kerja praktek.
pekerjaan yang diamati yaitu pekerjaan kolom dan shearwall pada lantai 14 tower
utara (high).
Shear wall atau lebih dikenal dengan istilah dinding geser adalah element
struktur berbentuk dinding beton bertulang yang berfungsi untuk menahan gaya
geser, gaya lateral akibat gempa bumi atau gaya lainnya pada gedung bertingkat
dan bangunan tinggi dan kolom yang berfungsi sebagai untuk menyalurkan beban
ke pondasi. adapun rangkaian pekerjaan kolom dan shearwall adalah sebagai
berikut :
4.2.1 Pengukuran
1. menentukan as kolom dan shearwall gedung yang menggunakan istilah
pinjaman as 50 cm untuk mengecek apakah pembesian dan bekisting kolom
sudah terletak pada posisi yang benar.
2. pengecekan ketegakan kolom dan shearwall dengan menggunakan waterpass
atau benang ukur yang diberi bandul
3. menghitung ketinggian elevasi cor kolom dan shearwall beton agas pas untuk
menaruh balok dan plat lantai. apabila terjadi kesalahan dapat mengakibatkan
bobok beton.
4. teis dan sengkang dibentuk sesuai gambar dengan ukuran sesuai dari detail
penulangan
5. Tulangan kolom dan shear wall dibentuk menjadi beberapa ukuran yang
berbeda-beda. Pekerjaan pembengkokan dilakukan di lokasi kerja.
6. setelah tulangan kolom dan shearwall dibentuk atau dirakit di area pembesian
maka diangkat dengan alat tower crane untuk ditegakkan pada posisi kolom
sesuai denah kolom.
4. Siapkan alat pengetesan silinder benda uji dan tes slump dengan kerucut
abrams.
5. Beton ready mix didatangkan dari batching plant PT. Karya Beton Sudhira
dengan mutu yang telah disyaratkan.
6. Beton dituangkan ke dalam gerobak, kemudian dilakukan pengujian slump.
Nilai slump yang dipakai adalah 12 ± 2 cm.
7. Setelah nilai slump memenuhi persyaratan, maka beton ready mix dari
concrete mixer truck dituang ke dalam concrete bucket, kemudian concrete
bucket tersebut diangkat dengan tower crane menuju ke lokasi pengecoran.
Pada saat pemindahan, concrete bucket ditutup/dikunci agar tidak tumpah.
8. Di lokasi pengecoran, tutup concrete bucket dibuka, dan beton dituang ke
dalam bekisting melalui pipa tremie.
9. Tinggi jatuh penuangan beton disyaratkan sesuai dengan yang telah
ditentukan (≤ 1,50 m) usahakan sedekat mungkin antara pipa tremie dengan
permukaan beton lama. hal ini dilakukan untuk menghindari agregat kasar,
terlepas dari adukan beton
10. Proses pengecoran dilakukan tiap layer/bertahap, tahap pertama adalah
setinggi ±1,5 m, setelah itu dilanjutkan ke tahap kedua setinggi elevasi yang
telah ditentukan.
11. Padatkan beton dengan menggunakan concrete vibrator Pada saat proses
pemadatan, concrete vibrator diusahakan tidak berinteraksi langsung dengan
bekisting dan tulangan.
12. Pengecoran kolom hanya dapat dilaksanakan per satu lantai kolom, hal ini
dilakukan karena adanya pengecoran slab setelah pengecoran kolom persatu
lantai
3. kemudian mengendorkan dan melepas push pull prop rss1 dan kickers brace
AV1 pada wedge head piece.
4. langkah selanjutnya melepas push pull prop RSS1 dan kickers AV1 dari base
plate yang secara bersamaan bekisting kolom akan terlepas sendirinya dari
permukaan beton.
5. kemudian bekisting kolom tersebut diangkat dan dipindahkan ketempat yang
telah disediakan dengan bantuan alat tower crane, untuk dilakukan
pembersihan dan pengolesan dengan pelumas.
1. Semen
Pengawasan dilakukan dengan memeriksa apakah merek, jumlah dan kondisi
semen yang tiba di lokasi dalam keadaan baik dan sesuai dengan pesanan. Bila
belum digunakan, semen ditumpuk di dalam gudang penyimpanan. Semen
yang digunakan adalah semen yang lebih dahulu tiba di lokasi. Pada proyek
tersebut semen yang digunakan harus sesuai dengan syarat-syarat yang telah
ditentukan.
2. Agregat halus
Pengawasan yang dilaksanakan untuk material pasir, yaitu :
65
a. Dengan melihat warna dan variasi butiran apakah mengandung lumpur atau
tidak. Bila pasir berwarna coklat tanah maka pasir mengandung banyak
lumpur.
b. Dengan melihat apakah pasir yang digunakan tidak mengandung kotoran yang
berlebihan dan memeriksa kadar air pasir dengan menggenggam pasir, apabila
setelah genggaman dibuka pasir menggumpal berarti kadar airnya cukup tinggi.
c. Ditumpuk ditempat yang kering serta tidak bercampur dengan material lain.
Dari hasil pengawasan diketahui bahwa pasir yang digunakan mempunyai
kualitas yang cukup baik yaitu tidak berwarna coklat, tidak mengandung
kotoran yang berlebih serta tidak mengandung kadar air yang tinggi.
3. Baja Tulangan
Pengawasan terhadap baja tulangan meliputi kebersihan, jenis dan diameter
tulangan apakah telah sesuai dengan perencanaan atau tidak. Sebaiknya baja
tulangan diletakkan di tempat yang tidak lembab dan terlindung dari hujan.
Pada proyek ini karena terbatasnya luas gudang baja tulangan diletakkan di
lokasi terbuka sehingga akan menyebabkan terjadinya karat atau korosi pada
tulangan dan akhirnya kualitas tulangan akan menurun.
Dalam perakitan tulangan, baja tulangan yang digunakan telah sesuai dengan
gambar bestek baik dari segi jenis maupun diameter yang digunakan.
4. Air
Pengawasan dilakukan secara visual yaitu dengan melihat apakah air yang
digunakan telah bersih dari kotoran yang larut maupun terapung seperti
lumpur, minyak, serpihan kayu dan sampah. Dari hasil pengamatan, kondisi
air yang digunakan cukup layak karena memenuhi syarat-syarat di atas.