Anda di halaman 1dari 10

57

BAB IV

TINJAUAN PELAKSANAAN PEKERJAAN

4.1. Umum
Pada bab ini akan diuraikan tentang pelaksanaan pekerjaan, syarat
pemasangan bekisting, syarat pemasangan pembesian, serta syarat dalam
pengecoran yang diamati selama dilapangan ketika melaksanakan kerja praktek.
pekerjaan yang diamati yaitu pekerjaan kolom dan shearwall pada lantai 14 tower
utara (high).

4.2. Pekerjaan Kolom dan Pekerjaan Shear Wall (Dinding Geser)


Kolom berfungsi sebagai untuk menyalurkan beban dari lantai atap sampai
ke pondasi sedangkan shearwall (dinding geser) untuk menanggulangi dari beban
lateral seperti beban angin beban gempa. gambaran Kolom dan Shearwall yang
digunakan dalam proyek ini khususnya lantai 14 tower utara (high) terdapat pada
tabel 4.1 dan tabel 4.2 berikut ini.

Tabel 4.1 detail shearwall SW2 dan SW2A


Jenis shearwall Item shearwall ukuran
teis D10-1000 mm
Besi vertikal 2 x D13-400 mm
Besi horizontal 2 x D13-400 mm
SW2
penampang 3000 mm X 300 mm
Selimut beton 40 mm
Mutu beton Fc’ 35 mpa
teis D10-1000 mm
Besi vertikal 2 x D13-200 mm
Besi horizontal 2 x D13-200 mm
SW2A
penampang 2000 mm x250 mm
Selimut beton 50 mm
Mutu beton Fc’ 35 mpa
58

Tabel 4.2 detail kolom C1 dan C1A


Jenis Kolom Item Kolom ukuran
cincin D13”- 100 mm
Tulangan pokok 24 D22”
teis D10”
Kolom C1 dan C1A
Mutu beton Fc’ 35 Mpa
Selimut beton 40 mm
Penampang kolom 1300 mm X 500 mm

Shear wall atau lebih dikenal dengan istilah dinding geser adalah element
struktur berbentuk dinding beton bertulang yang berfungsi untuk menahan gaya
geser, gaya lateral akibat gempa bumi atau gaya lainnya pada gedung bertingkat
dan bangunan tinggi dan kolom yang berfungsi sebagai untuk menyalurkan beban
ke pondasi. adapun rangkaian pekerjaan kolom dan shearwall adalah sebagai
berikut :

4.2.1 Pengukuran
1. menentukan as kolom dan shearwall gedung yang menggunakan istilah
pinjaman as 50 cm untuk mengecek apakah pembesian dan bekisting kolom
sudah terletak pada posisi yang benar.
2. pengecekan ketegakan kolom dan shearwall dengan menggunakan waterpass
atau benang ukur yang diberi bandul
3. menghitung ketinggian elevasi cor kolom dan shearwall beton agas pas untuk
menaruh balok dan plat lantai. apabila terjadi kesalahan dapat mengakibatkan
bobok beton.

4.2.2 Pembesian Kolom dan Shearwall ( Perakitan Tulangan, Sengkang dan


Teis)
Langkah-langkah perakitan pembesian adalah sebagai berikut :
1. Mengecek apakah besi yang digunakan layak pakai atau tidak
2. Membersihkan besi dari kotoran, seperti tanah.
3. Tulangan dibengkokkan membentuk sesuai dengan gambar yang sudah
ditentukan.
59

4. teis dan sengkang dibentuk sesuai gambar dengan ukuran sesuai dari detail
penulangan
5. Tulangan kolom dan shear wall dibentuk menjadi beberapa ukuran yang
berbeda-beda. Pekerjaan pembengkokan dilakukan di lokasi kerja.
6. setelah tulangan kolom dan shearwall dibentuk atau dirakit di area pembesian
maka diangkat dengan alat tower crane untuk ditegakkan pada posisi kolom
sesuai denah kolom.

4.2.3 Pekerjaan Bekisting Kolom Dan Shearwall


1. pengukuran lokasi pekerjaan dengan tepat berdasarkan gambar shop drawing
2. selalu membersihkan bekisting sebelum dipasang. karna adanya kotoran
diarea bekisting dapat menyebabkan beton tidak rapi bahkan kegagalan
struktur.
3. pemasangan menyesuaikan garis marka ukur yang telah dibuat.
4. cek ukuran (posisi, ketegakan, kedataran) cek perkuatan bekisting apakah
sudah benar dan kuat.

4.2.4 Pengecoran Kolom dan Shearwall


berikut ini cara pengecoran kolom pada gedung bertingkat tinggi Bahan
untuk membuat kolom beton pada gedung terdiri dari:
1. Beton ready mix sesuai mutu yang telah disetujui
2. Oil form
3. Decking
4. Calbond (Super Bonding Agent)/cairan perekat antara beton lama dengan
baru
Metode kerja pengecoran kolom beton gedung Apartement The Gianetti
adalah sebagai berikut:
1. Permukaan sambungan beton lama  dengan beton baru sebelum di cor diberi
calbond (super bonding agent) dengan cara disiram.
2. Siapkan alat kerja dalam kondisi siap terpakai.
3. Siapkan alat distribusi pengangkutan material beton dengan menggunakan
concrete bucket yang diangkat menggunakan tower crane untuk pengecoran.
60

4. Siapkan alat pengetesan silinder benda uji dan tes slump dengan kerucut
abrams.
5. Beton ready mix didatangkan dari batching plant PT. Karya Beton Sudhira
dengan mutu yang telah disyaratkan.
6. Beton dituangkan ke dalam gerobak, kemudian dilakukan pengujian slump.
Nilai slump yang dipakai adalah 12 ± 2 cm.
7. Setelah nilai slump memenuhi persyaratan, maka beton ready mix dari
concrete mixer truck dituang ke dalam concrete bucket, kemudian concrete
bucket tersebut diangkat dengan tower crane menuju ke lokasi pengecoran.
Pada saat pemindahan, concrete bucket ditutup/dikunci agar tidak tumpah.
8. Di lokasi pengecoran, tutup concrete bucket dibuka, dan beton dituang ke
dalam bekisting melalui pipa tremie.
9. Tinggi jatuh penuangan beton disyaratkan sesuai dengan yang telah
ditentukan (≤ 1,50 m) usahakan sedekat mungkin antara pipa tremie dengan
permukaan beton lama. hal ini dilakukan untuk menghindari agregat kasar,
terlepas dari adukan beton
10. Proses pengecoran dilakukan tiap layer/bertahap, tahap pertama adalah
setinggi ±1,5 m, setelah itu dilanjutkan ke tahap kedua setinggi elevasi yang
telah ditentukan.
11. Padatkan beton dengan menggunakan concrete vibrator Pada saat proses
pemadatan, concrete vibrator diusahakan tidak berinteraksi langsung dengan
bekisting dan tulangan.
12. Pengecoran kolom hanya dapat dilaksanakan per satu lantai kolom, hal ini
dilakukan karena adanya pengecoran slab setelah pengecoran kolom persatu
lantai

4.2.5 Pembongkaran Bekisting Kolom dan Bekisting Shearwall.


pembongkaran bekisting kolom dilakukan setelah beton dianggap
mengeras, berikut ini adalah metode kerja pembongkaran bekisting kolom:
1. pembongkaran bekisting kolom dilakukan setelah 1 hari dari pengecoran
terakhir dengan tenaga manusia
2. hal yang pertama dilakukan mengendorkan baut dan wing nut kemudian
melepaskan penyangga horizontal
61

3. kemudian mengendorkan dan melepas push pull prop rss1 dan kickers brace
AV1 pada wedge head piece.
4. langkah selanjutnya melepas push pull prop RSS1 dan kickers AV1 dari base
plate yang secara bersamaan bekisting kolom akan terlepas sendirinya dari
permukaan beton.
5. kemudian bekisting kolom tersebut diangkat dan dipindahkan ketempat yang
telah disediakan dengan bantuan alat tower crane, untuk dilakukan
pembersihan dan pengolesan dengan pelumas.

4.3 Perawatan Beton


Setelah pelaksanaan pengecoran selesai, beton perlu dirawat. Hal tersebut
dilakukan agar mutu beton tidak berubah atau berkurang. Perawatan beton
dilakukan untuk mencegah pengerasan bidang-bidang beton secara mendadak
akibat panas matahari. Pengerasan secara mendadak dapat menimbulkan retak-
retak pada permukaan beton, karena beton belum mengikat secara sempurna.
Perawatan beton pada proyek ini dilakukan dengan cara curing dengan menyiram
hasil cetakan dengan air lalu membungkus permukaan kolom dan shearwall
dengan plastic. Usaha tersebut dilakukan agar beton baru tidak cepat kering akibat
penguapan air dan penyusutan akibat pengerasan mendadak pada bagian luar yang
menimbulkan retak-retak pada beton baru. Salah satu cara perawatan beton ialah
dengan merendamnya pada air.

Gambar 4.1 Perawatan Beton


62

4.4 Pekerjaan Scaffolding


Perancah (scaffolding) atau steger merupakan konstruksi pembantu pada
pekerjaan bangunan gedung. Perancah dibuat apabila pekerjaan bangunan gedung
sudah mencapai ketinggian 2 meter dan tidak dapat dijangkau oleh
pekerja. Perancah adalah work platform sementara.
Perancah (scaffolding) adalah suatu struktur sementara yang digunakan
untuk menyangga manusia dan material dalam konstruksi atau perbaikan gedung
dan bangunan-bangunan besar lainnya. Biasanya perancah berbentuk suatu sistem
modular dari pipa atau tabung logam, meskipun juga dapat menggunakan bahan-
bahan lain. Di beberapa negara Asia seperti RRC dan Indonesia, bambu masih
digunakan sebagai perancah.
Scaffolding sendiri terbuat dari pipa - pipa besi yang dibentuk sedemikian
rupa sehingga mempunyai kekuatan untuk menopang beban yang ada di atasnya.
Dalam pengerjaan suatu proyek, butuh atau tidaknya penggunaan scaffolding bisa
tergantung kepada pemilik proyek. Karena adanya perbedaan antara biaya
menggunakan bambu dan scaffolding. Scaffolding digunakan sebagai pengganti
bambu dalam membangun suatu proyek. Keuntungan penggunaan scaffolding ini
adalah penghematan biaya dan efisiensi waktu pemasangan scaffolding.
Berikut ini adalah persyaratan umum yang harus diatasi ketika melakukan
perencanaan  dan pemasangan perancah scaffolding untuk digunakan oleh
pekerja:
1. Ketinggian sistem perancah harus tidak lebih dari 3 “lift” di atas geladak
kapal (ketika mendirikan perancah di Kapal Klien),
2. Perancah diperlukan setiap kali bekerja di atas dimana tidak dapat dilakukan
dengan aman bila menggunakan tangga;
3. Perancah dan komponen-komponennya akan, tanpa runtuh, dapat membawa
setidaknya 4 kali maksimum yang diizinkan beban kerja. Jangan Overload;
4. Penggunaan perancah yang tidak vertikal dilarang,
5. Material dari perancah yang digunakan harus dalam kondisi baik dan
diperiksa dengan teratur;
6. Hal ini tidak diizinkan untuk menghilangkan bagian dari perancah tanpa
persetujuan terlebih dahulu,
63

7. Platform scaffolding tidak akan bersandar atau menggantung di pagar yang


dapat dengan mudah dipindahkan;
8. Tangga dan perangkat lain untuk mendapatkan ketinggian tidak boleh
digunakan di atas perancah Platform;
9. Perancah yang harus dibangun di atas permukaan yang datar dimana mampu
mendukung berat maksimum dimaksudkan;
10. Untuk perancah yang akan didirikan di kisi-kisi, standar harus berlapis untuk
mendistribusikan berat;
11. Perlindungan terhadap cuaca, seperti lembaran/kelambu, tidak akan terikat
dengan ketinggian perancah   kecuali dijamin dengan struktur independen
yang mampu menahan pekerja oleh angin.
Perawatan dalam pemasangan perancah / platform yang harus memenuhi
kriteria sebagai berikut:
1. Scaffolding tidak harus menghalangi jalan keluar, atau passage way yang
menghambat proses evakuasi saat keadaan darurat;
2. Dimana obstruksi peralatan darurat atau melarikan diri rute tidak dapat
dihindari, pengaturan keamanan alternatif harus dilakukan sebelum platform
dibangun;
3. Daerah kerja harus cukup lebar (setidaknya 650 mm lebar) untuk memberikan
jalan yang jelas;
4. Sebuah cara yang aman untuk akses dan jalan keluar (biasanya dengan
tangga) harus disediakan;
5. Semua tangga akses harus sesuai dan diikat dengan kuat ke struktur perancah;
6. Karena pertimbangan yang diambil untuk loading dan dekat dengan bahaya
seperti memindahkan mesin, peralatan listrik, dll .;
7. Jika memungkinkan personil tidak harus bekerja atau berjalan di bawah
perancah;
8. Di mana ada bahaya personil terhadap benda-benda yang terjatuh, maka
penutup pelindung harus didirikan antara papan kaki dan pertengahan rel;
Pemasangan dan Pembongkaran Perancah (Scaffolding):
1. Mendirikan dan pembongkaran scaffolding yang benar harus dilakukan hanya
dengan disetujui scaffolders yang memiliki sertifikat yang sah, dan personil
64

tidak memenuhi syarat tidak boleh mendirikan atau melakukan


pembongkaran scaffolding.
2. Semua perancah harus dilengkapi dengan pegangan tangan untuk memastikan
keamanansaat berada di ketinggian untuk mencegah personil jatuh.

4.5 Pengawasan Proyek


Pengawasan dilakukan untuk mengetahui sejauh mana pekerjaan yang
dilaksanakan oleh kontraktor telah sesuai dengan rencana, pedoman pelaksanaan
konstruksi yang ada, spesifikasi teknis, dan gambar rencana proyek tersebut.
Pengawasan yang dilakukan meliputi pengawasan terhadap material, pelaksanaan
pekerjaan dan evaluasi terhadap hasil kerja yang telah dicapai. Dengan adanya
pengawasan terhadap bahan, mutu pekerjaan, dan waktu pelaksanaan diharapkan
hasil pelaksanaan pekerjaan akan sesuai dengan yang direncanakan.

4.5.1 Pengawasan Mutu Material


Pada proyek ini dilakukan uji laboratorium dan pengamatan langsung untuk
mengawasi mutu material yang digunakan. Sebelum masuk ke lokasi proyek,
material diperiksa dan disetujui oleh Pengawas Proyek, apakah telah sesuai
dengan Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS). Jika mutu dan spesifikasi
material yang masuk tidak sesuai dengan RKS maka pengawas proyek berhak
untuk menolak dan mengeluarkannya dari lokasi proyek. Keputusan diambil
setelah dilakukan konsultasi antara pengawas dengan kontraktor, sehingga dapat
dicari alternatif penggantinya. material yang perlu diawasi antara lain :

1. Semen
Pengawasan dilakukan dengan memeriksa apakah merek, jumlah dan kondisi
semen yang tiba di lokasi dalam keadaan baik dan sesuai dengan pesanan. Bila
belum digunakan, semen ditumpuk di dalam gudang penyimpanan. Semen
yang digunakan adalah semen yang lebih dahulu tiba di lokasi. Pada proyek
tersebut semen yang digunakan harus sesuai dengan syarat-syarat yang telah
ditentukan.
2. Agregat halus
Pengawasan yang dilaksanakan untuk material pasir, yaitu :
65

a. Dengan melihat warna dan variasi butiran apakah mengandung lumpur atau
tidak. Bila pasir berwarna coklat tanah maka pasir mengandung banyak
lumpur.
b. Dengan melihat apakah pasir yang digunakan tidak mengandung kotoran yang
berlebihan dan memeriksa kadar air pasir dengan menggenggam pasir, apabila
setelah genggaman dibuka pasir menggumpal berarti kadar airnya cukup tinggi.
c. Ditumpuk ditempat yang kering serta tidak bercampur dengan material lain.
Dari hasil pengawasan diketahui bahwa pasir yang digunakan mempunyai
kualitas yang cukup baik yaitu tidak berwarna coklat, tidak mengandung
kotoran yang berlebih serta tidak mengandung kadar air yang tinggi.
3. Baja Tulangan
Pengawasan terhadap baja tulangan meliputi kebersihan, jenis dan diameter
tulangan apakah telah sesuai dengan perencanaan atau tidak. Sebaiknya baja
tulangan diletakkan di tempat yang tidak lembab dan terlindung dari hujan.
Pada proyek ini karena terbatasnya luas gudang baja tulangan diletakkan di
lokasi terbuka sehingga akan menyebabkan terjadinya karat atau korosi pada
tulangan dan akhirnya kualitas tulangan akan menurun.
Dalam perakitan tulangan, baja tulangan yang digunakan telah sesuai dengan
gambar bestek baik dari segi jenis maupun diameter yang digunakan.
4. Air
Pengawasan dilakukan secara visual yaitu dengan melihat apakah air yang
digunakan telah bersih dari kotoran yang larut maupun terapung seperti
lumpur, minyak, serpihan kayu dan sampah. Dari hasil pengamatan, kondisi
air yang digunakan cukup layak karena memenuhi syarat-syarat di atas.

4.5.2 Pengawasan Mutu Beton


Pada proyek ini dipakai beton ready mix. Pengawasan beton ready mix
dapat dilakukan dengan melakukan uji slump di lokasi proyek dan uji tekan beton
di laboratorium. Dari uji slump dapat diperoleh tingkat kelecakan beton dalam
pengecoran, sedangkan dari hasil pengujian tekan beton di laboratorium dapat
diketahui apakah beton ready mix telah memenuhi persyaratan nilai kuat tekan
yang direncanakan.
66

Pada proyek ini dilaksanakan pengambilan sampel berbentuk silinder


dengan diameter 15 cm dan tinggi 30 cm. Dari hasil uji, beton tersebut memenuhi
syarat, yaitu sesuai yang direncanakan.

4.5.3 Pengawasan Selama Pekerjaan


Proyek ini mempunyai waktu pelaksanaan pekerjaan selama 300 hari.
Pengawasan tersebut mulai dari perakitan tulangan yaitu meliputi jumlah tulangan
yang digunakan, ukuran tulangan, jarak antar tulangan, dan sambungan tulangan.
Kemudian pengawasan terhadap pemakaian bekisting yang meliputi ukuran
bekisting, cara pemasangan dan kebocoran yang mungkin terjadi. Untuk
pengawasan terhadap proses pengecoran dilakukan dengan memperhatikan cara
pemadatan, penuangan dan tinggi jatuh adukan beton.

4.5.4 Pengawasan Biaya


Untuk menghindari terjadinya pemborosan dan kerugian pada akhir
proyek perlu adanya pengawasan terhadap biaya. Pemborosan dana biasanya
terjadi pada pembelian bahan yang diakibatkan harga bahan tersebut naik.
Untuk menghindarinya dapat dicari bahan alternatif yang harganya lebih murah
namun mutunya masih sesuai dengan yang disyaratkan dan atas persetujuan pihak
owner.

4.5.5 Pengendalian Waktu


Waktu pelaksanaan harus selalu dipantau agar pelaksanaan pekerjaan
dapat selesai sesuai dengan rencana. Pengawasan waktu pekerjaan dilakukan
dengan selalu melihat pada time schedule. Berdasarkan time schedule bisa dilihat
jenis-jenis pekerjaan dan jadwal waktu pelaksanaannya apakah pelaksanaan lebih
cepat atau lebih lambat dari rencana. Pihak pengawas selalu memberikan teguran
kepada pihak kontraktor apabila pekerjaan yang dilakukan lebih lambat dari
rencana.

Anda mungkin juga menyukai