Anda di halaman 1dari 10

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Dinding Geser (Shear Wall)


2.1.1 Pengertian Dinding Geser (Shear Wall)
Dinding Geser (Shear Wall) adalah jenis struktur dinding yang berbentuk
beton bertulang yang biasanya dirancang untuk menahan geser, gaya lateral akibat
gempa bumi. Dengan adanya Shear Wall / dinding geser yang kaku pada
bangunan, sebagian besar beban gempa akan terserap oleh dinding geser tersebut.
Dinding geser biasanya ditempatkan di luar, di dalam ataupun berupa inti
yang memuat ruang lift atau tangga. Perencanaan dinding geser yang baik
tidak terlepas dari pemilihan bentuk dinding, lokasi penempatannya pada
denah serta bentuk ragam keruntuhannya. Berikut ini susunan geometris dan
bentuk-bentuk dasar yang umum pada dinding geser.

2.1.2 Fungsi Dinding Geser (Shear wall)


Fungsi shear wall / dinding geser ada 2, yaitu kekuatan dan kekakuan,
artinya :
A. Kekuatan
1) Dinding geser harus memberikan kekuatan lateral yang diperlukan
untuk melawan kekuatan gempa horizontal.
2) Ketika dinding geser cukup kuat, mereka akan mentransfer gaya
horizontal ini ke elemen berikutnya dalam jalur beban di bawahm
mereka, seperti dinding geser lainnya, lantai, pondasi dinding.
B. Kekakuan
1) Dinding geser juga memberikan kekakuan lateral untuk mencegah atap
atau lantai di atas dari sisi - goyangan yang berlebihan.
2) Bangunan yang cukup kaku jarang terjadi kerusakan struktural.

6
2.1.3 Jenis – Jenis Dinding Geser (Shear Wall)
Berdasarkan letak dan fungsinya,shear wall / dinding geser dapat
diklasifikasikan dalam 3 jenis yaitu :
1. Bearing walls adalah dinding geser yang mendukung sebagian besar
beban gravitasi. Tembok-tembok ini juga menggunakan dinding
partisi antara partemen yang berdekatan.
2. Frame walls adalah dinding geser yang menahan beban lateral,
dimana beban gravitasi berasal dari frame beton bertulang. Tembok-
tembok ini dibangun diantara baris kolom bagian dalam.
3. Core walls adalah dinding geser yang terletak di dalam wilayah inti
pusat dalamgedung, yang biasanyadi isi tangga atau poros lift.

2.2 Metode Pelaksanaan Dinding Geser (Shear Walls)


Pada Pekerjaan shear wall ada beberapa pekerjaan yang harus dilaksanakan
sampai dengan pekerjaan akhir. Sebelum melaksanakan pekerjaan,ada beberapa
persiapan yang di perlukan agar pekerjaan shear wall dapat berjalan sesuai dengan
rencana.Secara garis besar, pekerjaan konstruksi dinding geser terbagi menjadi
beberapa tahapan,dalam setiap tahapan diwajibkan menerapkan K3(Kesehatan
dan Keselamatan Konstruksi) seperti pakaian pelindung,sepatu safety,helm,dan
pelindung mata.Perlengkapan K3 yang dipakai disesuaikan dengan jenis
pekerjaan.
2.2.1 Pekerjaan Persiapan
A. Pekerjaan Penulangan
Pabrikasi tulangan shear wall dikerjakan sesuai dengan shop
drawing yang telah disetujui sebelumnya.Tulangan Shear wall dirakit
pada lokasi dalam proyek. Setelah perakitan tulangan selesai,maka
pekerjaan pemasangan tulangan dapat dilaksanakan. Tulangan Shear
Wall menggunakan tulangan utama yang berdiameter 19 mm
sedangkan tulangan sepihak diameternya 13 mm. Diameter tulangan
disesuaikan dengan hasil analisis.

7
Gambar 2. 1 Perakitan Tulangan Dinding Geser (Shear Wall)

B. Pekerjaan Persiapan Bekisting


Fungsi Formwork (bekisting) yaitu sebagai struktur yang bersifat
sementara dalam pelaksanaan pembangunan (penahan beton segar
hingga mengeras). Komponen ini hampir selalu ada dan
dibutuhkan,terutama dalam proses pembentukan komponen bangunan
yang terbuat dari beton. Berbagai macam material dapat digunakan,
namun pemilihan jenisnya lebih ditentukan oleh pertimbangan teknis
dam ekonomis. Sementara ini pemilihan material bekisting secara
tidak langsung menentukan kecepatan dalam menyelesaikan proyek
kontruksi.

Fungsi utama bekisting diantaranya :


 Untuk memberi bentuk pada sebuah konstruksi beton
 Untuk memperoleh tekstur yang diharapkan
 Untuk memikul beban disekitarnya
 Mencegah rembesan air beton (bleeding) dari beton segar
Sebelum pemasangan bekisting, ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan, yaitu :
 Pengukuran lokasi pekerjaan dengan tepat berdasarkan
gambar Shop Drawing

8
 Selalu membersihkan bekisting sebelum dipasang, adanya
kotoran pada dinding bekisting dapat menimbulkan hasil cor
beton tidak rapi, retak atau bahkan kegagalan struktur.
 Pemasangan disesuikan dengan garis marka ukur yang telah
dibuat.
 Cek ukuran (posisi,ketegakan,kedataran)
 Cek Perkuatan bekisting apakah sudah benar – benar kuat.

Gambar 2. 2 Pekerjaan Persiapan Bekisting Dinding Geser


(ShearWall)

C. Pekerjaan Persiapan Pengecoran


Adapun hal – hal yang harus diperhatikan pada pekerjaan
pengecoran adalah sebagai berikut :
 Ketepatan ukuran dan elevasi harus diperhatikan dan dicheck.
 Zona pengecoran harus direncanakan dan ukurannya
ditentukan
 Bekisting harus kuat dan instalasi M/E (Mekanikal
Elektrikal) di bawah plat atau balok,pastikan ini terpasang
sebelum dicor

9
 Ketika mengecor, jangan sampai merusak atau mengubah
bekisting dan tulangan.
 Delay atau tertundanya pekerjaan dapat diakibatkan oleh
cuaca panas,atau angin yang kencang, sehingga beton dapat
mengeras lebih cepat. Selain itu, Delay dapat pula
diakibatkan oleh keterlambatan pengiriman karena kurangnya
perencanaan atau hal lain yang tidak bias dihindari. Untuk
mencegah delay tersebut maka tenaga kerja,perlatan,dan
cuaca sebaiknya dalam keadaan terkendali.
 Jangan menambahkan air pada beton untuk memudahkan
pengecoran pelaksanan Cor.

Gambar 2. 3 Pekerjaan Persiapan Pengecoran Dinding Geser


(Shear Wall)

10
D. Pekerjaan Pengecoran Dinding Geser (Shear Wall)
 Pekerjaan pengecoran adalah pekerjaan penuangan beton segar
ke dalam cetakan suatu elemen struktur yang telah dipasangi
besi tulangan. Sebelum pekerjaan pengecoran dilakukan,harus
dilakukan inspeksi pekerjaan. Hal ini bertujuan memastikan
cetakan dan besi tulangan telah terpasang sesuai rencana.
 Pada pengecoran Shear Wall biasanya memakai beton ready
Mix yang didatangkan dari batching plant dengan mutu yang
telah disyaratkan. Setelah nilai Slump memenuhi persyaratan,
maka beton ready mix dari concrete bucket tersebut diangkat
dengan tower crane menuju ke lokasi pengecoran.
 Pada saat pemindahan,concrete bucket ditutup/dikunci agar
tidak tumpah. Tinggi jatuh penuangan beton disyaratkan sesuai
dengan yang telah ditentukan (≤ 1,50 m). Usahakan sedekat
mungkin antara pipa tremie dengan permukaan beton lama.
Hal ini dilakukan untuk menghindari agregat kasar terlepas
dari adukan beton.
 Padatkan beton dengan menggunakan concrete vibrator pada
proses pemadatan. Concrete Vibrator sebisa mungkin tidak
berinteraksi langsung dengan bekisting dan tulangan.
Pengecoran ini dilakukan sampai dengan elevasi stop cor
shear wall yang direncanakan (elevasi dibawah balok).
Pengecoran shear wall dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

11
Gambar 2. 4 Pekerjaan Pengecoran Dinding Geser
(Shear Wall)

E. Pekerjaan Pembongkaran Bekisting


Pembongkaran bekisting Shear Wall dilakukan setelah 24 jam dari
pengecoran terakhir (berbeda – beda tergantung pada setting time
beton, setiap mix design yang dibuat juga berbeda tergantung dari
bahan admixture yang digunakan ) denga tenaga manusia. Jika
pembongkaran dilakukan sebelum waktu pengikatan pada beton
menjadi sempurna, maka akan terjadi kerusakan / cacat pada beton
tersebut. Karena beton shear wall yang digunakan tidak langsung
menerima beban besar (momen akibat beban sendiri termasuk kecil),
maka pembongkaran bekistingnya lebih cepat dibandingkan
pembongkaran bekisting pada balok dan pelat lantai. Proses
pembongkaran bekisting shear wall dapat dilihat pada gambar di
bawah ini.
Tahapan pembongkaran bekisting dinding geser (Shear Wall) yaitu :
 Mengendorkan semua baut dan wing nut, kemudian melepas
tie rod yang terdapat pada horizontal waller.
 Kemudian mengendorkan dan melepas push pull prop RSS1
dan kickers brace AV1 pada wedge head piece.

12
 Langkah selanjutnya adalah melepas push pull prop RSSI dan
kickers brace AV1 dari base plate yang secara bersamaan
bekisting shear wall akan lepas dengan sendirinya dari
permukaan beton.
 Kemudian bekisting shear wall tersebut diangkat dan
dipindahkan ketempat yang telah disediakan dengan bantuan
alat tower crane. Selanjutnya di lakukan pembersihan dan
pengolesan bekisting dengan oil form.
2.2.2 Pekerjaan Finishing
Setelah pekerjaan pengangkatan bekisting selesai makan dilakukan
pekerjaan finishing. Dalam pekerjaan finishing dilakukan perataan lapisan
Shear Wall, memperhalus lapisan (pengacian), dan juga mempertajam kesikuan
dari Shear wall tersebut.
2.2.3 Pekerjaan Perawatan (Curing) Beton
Pada saat finishing bekisting selesai, maka langsung dilakukan perawatan
beton (curing). Perawatan beton (curing) adalah suatu proses untuk menjaga
tingkat kelembaban dan temperatur ideal. Hal ini diperlukan untuk mencegah
hidrasi yang berlebihan serta menjaga agar hidrasi terjadi secara berkelanjutan.
Pekerjaan perawatan bervariasi, seperti menyiram beton langsung secara berkala,
atau menyiram beton yang telah ditutup dengan karung kain sebelumnya.

2.3 Peraturan Pelaksanaan Dinding Geser (Shear Walls)


Indonesia adalah negara yang terletak di antara dua lempengan gempa
tektonik yang rawan terjadi gempa. Pembangunan infrastruktur sekarang ini harus
memenuhi syarat ketahanan terhadap gempa. Struktur yang tahan terhadap gempa
harus mampu menahan gaya lateral dan gaya geser yang diakibatkan gempa.
Gempa bumi termasuk beban dinamis dimana beban ini memiliki kekuatan yang
besar dengan arah yang tidak dapat diprediksi.

13
Sehubungan dengan hal diatas, maka perencana dalam merencanakan
gedung dapat menggunakan sistem struktur penahan gaya seismik sesuai dengan :
 SNI 03-2847-2013 tentang Persyaratan Beton Struktural untuk
Bangunan Gedung;
 SNI 03-1726-2012 tentang Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa
untuk Bangunan Gedung dan Non Gedung.
Kedua SNI ini merupakan dasar utama dalam perencanaan struktur dengan
sistem struktur penahan gaya seismik. Peraturan pembebanan yang digunakan
adalah SNI 1727-2012.
Bangunan tahan gempa atau earthquake resistant building adalah bangunan
yang relatif kuat terhadap bahaya gempa tetapi pembangunannya relatif tidak
mahal. Bangunan-bangunan gedung mempunyai faktor keutamaan yang
bergantung pada penting atau tidaknya suatu bangunan. Bangunan yang penting
misalnya diharapkan dapat bertahan dalam waktu yang lebih lama dibanding
dengan bangunan biasa. Hal ini berarti bahwa penting tidaknya bangunan
berhubungan dengan beban rencana bangunan yang berlanjut pada periode ulang.
Semakin penting bangunan maka semakin lama bangunan itu harus bertahan,
sehingga gaya gempa yang diperhitungkan pada bangunan tersebut semakin besar.
Dalam desain bangunan gedung tahan gempa perlu diperhatikan mengenai :
1. Kode beban gravitasi,
2. Kode beban gempa (SNI 03-1726-2019) dan
3. Kode desain (SNI 03-2847, 2019).
Proses desain pada umumnya memperhatikan data dan langkah-langkah :
1. Peruntukan, letak, denah dan tinggi bangunan,
2. jenis tanah, jenis struktur utama (frames, walls dan kombinasi),
3. berdasarkan lokasi bangunan kemudian ditentukan respons spectrum
percepatan dan respons spektrum desain,
4. kategori desain seismic, penahan gaya horisontal, SRPMB/M/K, factor
reduksi beban R,
5. ditentukan kategori bangunan, apakah masih reguler atau bangunan
tidak reguler,

14
6. butir 5 akan menentukan jenis analisis struktur, apakah masih dapat
dilakukan dengan beban ekivalen statik ataupun analisis dengan metode
lain.

15

Anda mungkin juga menyukai