Anda di halaman 1dari 12

PROYEK PEMBANGUNAN APARTEMEN THE NEWTON 1 CIPUTRA WORLD 2

Masalah Khusus: Metode Pelaksanaan Pekerjaan Shear Wall dan Perhitungan Biaya
Pengecoran Shear Wall SW-1 AS A.9 ─ A.12 Lantai 8

THE NEWTON 1 CIPUTRA WORLD 2 APARTMENT PROJECT


Special Problem: Method of Implementation and Calculation of Shear Wall 1 As
Casting Needs. A.9 - A.12 8th floor
1
Hendi Tanias
2
Dr.Diyanti, ST., MT.
1
Jurusan Teknik Sipil Dan Perencanaan
Universitas Gunadarma
(henditanias0808@gmail.com)
2
Jurusan Teknik Sipil Dan Perencanaan
Universitas Gunadarma
(Diyanti@staff.gunadarma.ac.id)

ABSTRAK

Proyek Apartemen The Newton 1 Ciputra World 2 Jakarta dibangun diatas lahan seluas ±
6.308,68 m2. Lokasi proyek berada di Jl. Karet Sawah No. 219, Kuningan, Jakarta Selatan.
memiliki 2 tower apartemen, 1 Condominium dan 1 Service Apartemen. Owner pada proyek ini
yaitu PT. Ciputra Adibuana dengan kontraktor utama PT. Tatamulia Nusantara Indah. Jenis
kontrak yang digunakan adalah Lump Sum Fix Price dengan sistem pembayaran Monthly Progress Payment
dan nilai kontrak sekitar ± RP. 334.950.000.000. Proyek ini memiliki masa pelaksanaan selama 27
bulan (Maret 2017 – Juni 2019). Kondisi eksisting yang diamati meliputi pelaksanaan pekerjaan
kolom, pelaksanaan pekerjaan pelat, dan pelaksanaan pekerjaan shear wall. Metode pelaksanaan
yang dilakukan pada pelaksanaan pekerjaan shear wall meliputi pekerjaan marking shear wall,
proses fabrikasi tulangan shear wall, proses pemasangan tulangan shear wall, proses pemasangan
bekisting, proses pengecoran shear wall, proses pembukaan bekisting dan proses perawatan beton.
Perhitungan kebutuhan pengecoran dalam pembuatan shear wall sangat diperlukan untuk
menentukan banyaknya volume beton yang perlu dipesan dan biaya yang dikeluarkan. Pada
Proyek The Newton 1 Ciputra World 2 yang terletak di Kuningan, Jakarta Selatan, kebutuhan
volume beton yang diperlukan adalah sebesar 9,858 m3 dan kebutuhan biaya penggecorannya
sebesar Rp. 10.597.350.

Kata kunci: Metode Pelaksanaan, Shear wall, Kebutuhan Biaya Pengecoran

1
ABSTRACT

The Newton 1 Ciputra World 2 Jakarta Apartment Project is built on an area of ± 6,308.68 m2.
The project location is on Jl. Sawah Rubber No. 219, Kuningan, South Jakarta. has 2 apartment
towers, 1 Condominium and 1 Service Apartment. The owner of this project, PT. Ciputra
Adibuana with the main contractor PT. Tatamulia Nusantara Indah. The type of contract used is
the Lump Sum Fix Price with the Monthly Progress Payment system and the contract value is
approximately ± Rp. 334,950,000,000. The project has an implementation period of 27 months
(March 2017 - June 2019). Existing conditions observed include the implementation of column
work, the implementation of slab work, and the implementation of shear wall work. The method
of implementation carried out in the implementation of shear wall work includes shear wall
marking work, shear wall reinforcement fabrication process, shear wall reinforcement process,
formwork installation process, shear wall casting process, formwork opening process and
concrete treatment process. Calculation of casting needs in making shearwall is needed to
determine the amount of concrete that needs to be ordered. In The Newton 1 Ciputra World 2
Project located in Kuningan, South Jakarta, the required volume of concrete needed is 9,858 m3
and the casting cost is Rp. 10,597,350.

Keywords: Implementation Method, Shear wall, Storing Cost Needs

PENDAHULUAN
Shear Wall merupakan dinding yang dirancang untuk menahan geser, gaya lateral akibat
angin dan gempa bumi. Shear wall termasuk struktur yang efisien, baik dari segi biaya konstruksi
dan efektivitas dalam meminimalisir kerusakan gempa di struktural maupun non struktural. Shear
wall akan lebih efektif jika diletakkan di keliling bangunan untuk meningkatkan daya tahan akibat
puntir. Berdasarkan letak dan fungsinya, shear wall dapat diklasifikasikan dalam 3 jenis yaitu :
a. Bearing walls adalah dinding geser yang juga mendukung sebagian besar beban gravitasi.
Tembok-tembok ini juga menggunakan dinding partisi antar apartemen yang berdekatan.
b. Frame walls adalah dinding geser yang menahan beban lateral, dimana beban gravitasi
berasal dari frame beton bertulang. Tembok-tembok ini dibangun diantara baris kolom.
c. Core walls adalah dinding geser yang terletak di dalam wilayah inti pusat dalam gedung
yang biasanya diisi tangga atau poros lift. Dinding yang terletak dikawasan inti pusat
memiliki fungsi ganda dan dianggap menjadi pilihan paling ekonomis.
Bangunan tinggi tahan gempa umumnya menggunakan elemen-elemen struktur kaku
berupa shear wall untuk menahan kombinasi gaya geser, momen, dan gaya aksial yang timbul
akibat beban gempa maupun beban lateral lainnya. Adanya shear wall yang kaku pada bangunan,
diharapkan mampu menyerap sebagian besar beban gempa atau beban lateral lainnya yang terjadi.
Semakin tinggi suatu gedung, simpangan horizontal yang terjadi akibat gaya lateral akan
semakin besar, untuk itu sering digunakan shear wall pada struktur bangunan tinggi untuk
memperkaku struktur sehingga simpangan yang terjadi dapat berkurang. Shear wall juga
berfungsi untuk mereduksi momen yang diterima struktur rangka sehingga dimensi struktur
rangka dapat dibuat seefisien mungkin pada struktur bangunan tinggi akibat gaya lateral.
Adapun tujuan kerja praktek di proyek pembangunan Apartemen The Newton 1 Ciputra
World 2 adalah mengetahui metode pelaksanaan pekerjaan shear wall dan menghitung biaya
kebutuhan pengecoran shear wall SW-1 AS A.9 ─ A.12 lantai 8.

2
METODE PENELITIAN
Pelaksaaan pekerjaan shear wall pada proyek pembangunan The Newton 1 Ciputra
World 2 menggunakan cara konvensional atau pengecora beton di tempat, pekerjaan tersebut
dilakukan dengan beberapa tahapan. Masing-masing tahapan ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan agar hasil yang didapat berfungsi sesuai dengan rencana. Tahapan tersebut
dikerjakan berdasarkan instruksi kerja yang telah dibuat. Pembahasan mengenai pekerjaan shear
wall ini mengacu pada Shopdrawing atau gambar kerja yang sudah dibuat oleh engineering
structure.

Mulai

Marking as Shear Wall

Pabrikasi Tulangan Shear Wall

Pemasangan Tulangan Shear Wall

Pemasangan Bekisting Shear Wall

Pengecoran Shear Wall

Pelepasan Bekisting Shear Wall

Curing Shear Wall

Selesai

Gambar 1 Tahapan Pelaksanaan Pekerjaan Shear Wall


Sumber: PT. Tata Mulia Nusantara Indah, 2019

3
PEMBAHASAN
Pembahasan tahapan pekerjaan shear wall secara rinci dijabarkan sebagai berikut :

Penentuan As Shear Wall


Tahap awal pembuatan shear wall adalah marking as shear wall untuk menentukan
posisi shear wall itu. Surveyor melakukan marking shear wall dengan mengacu pada soft drawing
yang dirancang oleh drafter. Marking ini merupakan bagian terpenting agar shear wall selalu
sejajar dari lantai bawah ke lantai selanjutnya. Cara penentuan as-as shear wall pada lantai 8
adalah dengan menggunakan alat teodolith, yaitu dengan menentukan letak as awal dan kemudian
dibuat as-as yang lain dengan mengikuti jarak yang telah disyaratkan dalam perencanaan awal.
Letak as-as ini harus selalu dikontrol karena ada kemungkinan satu dan lain hal, as-as tersebut
berubah dari yang telah dibuat. Garis bantu berupa marking lurus pada plat lantai membantu
dalam penentuan as shear wall ini. Marking ini menggunakan benang yang bertinta hitam
sehingga saat disentuhkan ke plat akan membentuk garis hitam

Pembesian Tulangan Shear Wall


Pekerjaan pembesian merupakan bagian dari pekerjaan struktur. Pekerjaan ini
memegang peranan penting dari aspek kualitas pelaksanaan mengingat fungsi besi tulangan yang
penting dalam kekuatan struktur gedung. Proses pembesian pada pekerjaan shear
wall dilaksanakan berdasarkan spesifikasi teknis yang telah dibuat. Hal-hal yang harus
diperhatikan dalam pemasangan besi tulangan adalah sebagai berikut:
1. Besi harus bersih (dari kotoran dan minyak).
2. Perletakan tulangan harus diatur sehingga ada ruang tersedia untuk proses pemadatan beton.
3. Besi harus berjarak minimal 5 cm dari logam yang lain.
4. Tumpukan besi jangan sampai bersentuhan dengan tanah, setiap bandel besi harus terdiri dari
satu jenis besi(bentuk dan diameter).
Peralatan Pembesian:
1. Bar bender, lengkap dengan piringan tekuk untuk berbagai diameter besi.
2. Bar cutter
3. Gurinda resibon, untuk memotong kawat beton
4. Material : besi, kawat bendrat dan beton decking
Langkah Kerja Pembesian:
1. Fabrikasi
Besi yang digunakan untuk tulangan pelat lantai yaitu besi D8. Pemotongan besi harus tepat
sedemikian rupa, agar setelah ditekuk bentuk dan panjang besi sesuai dengan rencana.
Penekukan atau pembengkokan besi harus menggunakan piringan tekuk sesuai jenis
diameter besi. Pengelompokan dan penandaan besi sesuai lokasi instalasi.
2. Instalasi
Pembuatan marking form work atau bekisting sudah harus ada terlebih dahulu sebelum
instalasi besi. Pemasangan besi sesuai gambar/BBS dan selimut beton, pada pelat lantai 5
menggunakan jenis tulangan 1 arah. Pembesian pada pelat lantai harus berada di atas
dudukan berupa beton decking, pengikatan besi dengan kawat beton dan beton decking harus
aman terhadap getaran vibrator saat pengecoran.

Pemasangan Tulangan Shear Wall


Tulangan shear wall yang telah selesai di pabrikasi, diangkat oleh tower crane ke lokasi
pemasangan. Pemasangan dilakukan secara langsung dengan menempatkan tulangan pada bagian
stek besi yang sudah ada sesuai marking surveyor. Setelah penempatan shear wall pada stek besi
lalu diikat dan dipasang sengkang.

4
Pemasangan Bekisting Shear Wall
Shear wall yang telah dilakukan pengecekan tulangan akan memasuki tahap selanjutnya
yaitu pemasangan bekisting. Bekisting dipasang sesuai dengan marking yang telah dibuat
sebelumnya. Bekisting yang akan dipasang diberi lapisan minyak agar mempermudah saat
pembongkaran. Pemasangan bekisting harus benar-benar lurus dan jika Shear wall berbentuk segi
empat harus benar-benar menyiku antar sudut-sudutnya.
Setelah tulangan Shear wall dipasang dan bekisting telah selesai dikerjakan, maka
langkah selanjutnya yaitu pemasangan bekisting. Satu set bekisting untuk Shear wall pada
umumnya mempunyai tinggi 4 m. Bekisting diangkat dengan tower crane menuju lokasi
pemasangan. Urutan pemasangan bekisting Shear wall adalah sebagai berikut:
1. Pembersihan bekisting dan mengoles pada bagian dalam dengan minyak pelumas.
2. Pemindahan bekisting ke lokasi yang telah disiapkan dengan menggunakan tower crane.
Tempatkan bekisting Shear wall pada posisi Shear wall yang akan dicor dengan tepat.
4. Apabila setiap panel telah berada posisi yang benar, maka dilakukan pengencangan tie nut
yang berada pada corner tie holder.
5. Setelah bekisting Shear wall berada pada posisi yang benar, dilakukan pemasangan
adjustable push pull props pada base plate di kedua sisi kolom.
6. Cek posisi vertikal bekisting terhadap as Shear wall sehingga tidak terjadi kemiringan
bekiting Shear wall. Pemasangan unting-unting pada kedua sisi bekisting berfungsi untuk
mengecek posisi vertical bekisting.

Checklist Tulangan
Sebelum dilakukan pengecoran, wajib dilakukan pengecekan area yang mau dicor.
Beberapa hal yang harus dicek adalah dimensi besi tulangan yang digunakan, jumlah besi, jarak
besi tulangan, panjang penyaluran, beton decking, dan tinggi cakar ayam, semua itu harus sesuai
dengan rencana yang ada pada gambar.

Pengecoran Shear Wall


Proses pekerjaan pengecoran Shear wall dilakukan saat beton telah dituang atau
ditembak menggunakan mobil pompa ke area yang dicor. Dalam pengecoran terdiri dari beberapa
pekerjaan seperti pemadatan dengan vibrator, perataan menggunakan cangkul, jidar, dan
pemotongan pipa-pipa jika menggunakan mobil pompa. Pengecoran Shear wall dilakukan dengan
mengunakan bucket dengan bantuan alat tower crane. Urutan pengecoran kolom adalah sebagai
berikut:
1. Concrete bucket dan pipa tremie disiapkan dengan terlebih dahulu membersihkannya agar
mempermudah pelaksanaan pengecoran.
2. Beton dituang ke dalam bucket dimana tutup bucket harus dalam keadaan tertutup agar beton
tidak tumpah selama proses pengakutan beton dari tempat penuangan beton ke lokasi
pengecoran.
3. Pemindahan bucket yang berisi beton dari lokasi penuangan beton ke lokasi pengecoran
dengan menggunakan tower crane.
4. Pada lokasi pengecoran, tutup bucket dibuka dan beton dituang ke dalam bekisting dengan
menggunakan pipa tremie. Beton harus dituang sedekat-dekatnya dengan tujuan akhir untuk
mencegah terjadinya pemisahan bahan-bahan akibat pemindahan adukan di dalam cetakan
(RSNI Tata Cara Perancangan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung).
5. Pemadatan tiap layer dengan menggunakan concreate vibrator. Pemadatan dilakukan untuk
mengeluarkan gelembung-gelembung udara yang terjebak didalam adukan semen yang
timbul pada saat penuangan beton. Penggetaran beton harus dilakukan dengan baik agar
mengasilkan mutu beton yang sesuai dengan yang diinginkan. Kesalahan dalam penggetaran
beton akan mengakibatkan penururan mutu beton. Penggeteran beton perlu dilakukan
dengan ketentuan sebagai berikut:

5
a. Alat penggetar sedapat mungkin dimasukkan ke dalam adukan beton dengan posisi
vertikal, tetapi dalam keadaaan khusus boleh miring sampai dengan 45̊ . Penggetaran
dengan sudut yang lebih besar akan menyebabkan pemisahan agregat.
b. Harus dijaga agar alat penggetar tidak mengenai bekisting atau bagian beton yang mulai
mengeras, maka posisi vibrator dibatasi maksimum 5 cm dari bekisting.
c. Sedapat mungkin vibrator tidak mengenai tulangan kolom.
d. Penggetaran dihentikan apabila adukan beton mulai kelihatan mengkilap di sekitar alat
penggetar dan pada umumnya dicapai setelah maksimum 30 detik.
6. Pengawasan terhadap pelaksanaan pengecoran Shear wall.

Pelepasan Bekisting Shear Wall


Proses pembongkaran bekisting Shear wall dilakukan setelah beton dianggap mulai
mengeras. Pada proyek The Newton 1 Ciputra World 2 bekisting Shear wall dilepas sekitar 24
jam setelah proses pengecoran. Proses pembongkaran bekisting Shear wall adalah sebagai
berikut:
1. Pembongkaran bekisting kolom dilakukan dengan menggunakan alat tower crane.
2. Pembongkaran dilakukan dengan terlebih dahulu melepas push pull props dari base plate.
3. Pengendoran baut/wing nut yang terdapat pada corner tie holder. Setelah itu bekisting pada
kedua sisi kolom di geser ke arah luar kolom.
4. Kemudian bekisting kolom tersebut diangkat dan dipindahkan dengan bantuan alat tower
crane. Proses pengangkatan ini haruslah dilakukan dengan sangat hati-hati untuk mencegah
cacatnya hasil pengecoran.

Perawatan Shear Wall


Perawatan shearwall ini dilakukan setelah beton mencapai final setting, artinya beton
telah mengeras. Perawatan ini dilakukan agar proses hidrasi selanjutnya tidak mengalami
gangguan. Jika hal ini terjadi, beton akan mengalami keretakan karena kehilangan air yang begitu
cepat. Salah satu material untuk curing beton adalah Curing Compound. Curing Compound ini
adalah material berbahan dasar synthetic rubber yang ditambah pelarut dan bahan-bahan yang
lain untuk melindungi beton selama masa pengikatan awal dari kehilangan air akibat panas
matahari maupun angin dari udara bebas. Umumnya material ini mengering dalam waktu singkat
dan membentuk lapisan tipis sehingga melindungi beton dari hujan karena bersifat kedap air dan
penguapan berlebihan selama proses pengikatan awal. Proses perawatan shearwall adalah sebagai
berikut:
1. Pembongkaran bekisting shearwall setelah cukup umur
2. Permukaan beton disemprot dengan menggunakan Curing Compound
3. Semprot Curing Compound sampai dengan membentuk lapisan film tipis pada permukaan
beton (untuk menghalangi hilangnya air secara berlebihan)
4. Penggunaan material Curing Compound dapat dilakukan dengan alat semprot tanan maupun
dengan roller .

6
Gambar 2 Layout Shear Wall 1 Lantai 8
Sumber : PT. Tata Mulia Nusantara Indah, 2019

Gambar 3 Detail Pembesian Shear Wall 1 Lantai 8


Sumber : PT. Tata Mulia Nusantara Indah , 2019

7
Gambar 4 Detail Pembesian Shear Wall 1 Lantai 8
Sumber : PT. Tata Mulia Nusantara Indah , 2019

8
PERHITUNGAN KEBUTUHAN PENGECORAN

a). Kebutuhan Volume Shear Wall


1. Dimensi : b = 0,4 m; h = 5,05 m
2. Tinggi :5m
3. Volume : b × h × tinggi
: 0,4 × 5,05 × 5
: 10.1 m³

b). Kebutuhan Volume Tulangan Shear Wall


1. Volume Tulangan Lentur Utama
i. Diameter : 0,019 m
ii. Tinggi : 2,514 m
: ¼πd
2
iii. Astulangan
: ¼ × 3,14 ×0,019²
: 0,00028 m²
iv. Jumlah : 52
v. Volume (U) : Astulangan × tinggi × jumlah
: 0,00028 × 2,514 × 52
: 0,036 m³

2. Volume Tulangan Lentur Sambungan Menerus


i. Diameter : 0,019 m
ii. Tinggi : 2,486 m
: ¼πd
2
iii. Astulangan
: ¼ × 3,14 ×0,019²
: 0,00028 m²
iv. Jumlah : 52
v. Volume (U) : Astulangan × tinggi × jumlah
: 0,00028 × 2,486 × 52
: 0,036 m³

3. Volume Tulangan Horizontal


i. Diameter : 0,013 m
ii. Dimensi :p=5 m
iii. Panjang Lengkung : 4 lengkung × 6d
: 4 × 6 × 0,013 m
: 0,312 m
iv. Panjang Kait : 2 kait x 0,075
: 0,15 m
v. Panjang Total : p + panjang lengkung + panjang kait
: 5 + 0,312 + 0,15
: 5,462 m
vi. Astulangan : ¼πd2
: ¼ × 3,14 × 0,0132
: 0,00013 m²
vii. Jarak : 0,1 m
viii. Jumlah : 32
ix. Volume (H) : Astulangan × panjang total × jumlah
: 0,00013 × 5,462 × 32
: 0,022 m³

9
4. Volume Tulangan Sengkang
x. Diameter : 0,013 m
xi. Dimensi : p = 3,6 m; l = 0,3 m
xii. Panjang Lengkung : 4 lengkung × 6d
: 4 × 6 × 0,013 m
: 0,312 m
xiii. Panjang Kait : 2 kait x 0,075
: 0,15 m
xiv. Panjang Total : p + l + panjang lengkung + panjang kait
: 3,6 + 0,3 + 0,312 + 0,15
: 4,36 m
xv. Astulangan : ¼πd2
: ¼ × 3,14 × 0,0132
: 0,00013 m²
xvi. Jarak : 0,1 m
xvii. Jumlah : 50
xviii. Volume (S) : Astulangan × panjang total × jumlah
: 0,00013 × 4,36 × 50
: 0,028 m³

4. Volume Tulangan Sepihak Arah X


i. Diameter : 0,013 m
ii. Panjang : 0,3 m
iii. Panjang Lengkung : 2 lengkung × 6d
: 2 × 6 × 0,013
: 0,156 m
iv. Panjang Kait : 2 kait × 0,75
: 0,15 m
v. Panjang Total : Panjang + panjang lengkung + panjang
kait
: 0,3 + 0,156 + 0,15
: 0,606 m
vi. Astulangan : ¼πd2
: ¼ × 3,14 × 0,0132
: 0,00013m²
vii. Jumlah : 1600
viii. Volume (SAx) : Astulangan × panjang total × jumlah
: 0,00013 × 0,606 × 1600
: 0,12 m³

5. Volume Tulangan Sepihak Arah Y


i. Diameter : 0,013 m
ii. Panjang : 1,7 m
iii. Panjang Lengkung : 2 lengkung × 6d
: 2 × 6 × 0,013
: 0,156 m
iv. Panjang Kait : 2 kait × 0,075
: 0,15 m
v. Panjang Total : Panjang + panjang lengkung + panjang
kait
: 0,7 + 0156 + 0,15
: 0,016 m
vi. Astulangan : ¼πd2

10
: ¼ × 3,14 × 0,0132
: 0,000132m2
vii. Jumlah : 200
viii. Volume (SAy) : Astulangan × panjang total × jumlah
: 0,000132 × 0,016 × 200
: 0,00043 m³

Volume Tulangan : U + SM + H + S + SAx + SAy


: 4,99 m³

Tabel 5.1 Volume Tulangan


Diameter Panjang Astulangan Volume
No Jenis Tulangan Jumlah
(m) (m) (m2) (m³)
1 Tulangan Lentur Utama 0,019 2,514 0,00028 52 0,0336
Tulangan Lentur Utama
2 Sambungan Menerus 0,019 2,486 0,00028 52 0,036

Tulangan Horizontal
3 0,013 5,462 0,00013 32
0,022
4 Tulangan Sengkang 0,013 4,36 0,00013 50 0,028
Tulangan Sepihak Arah
5 X 0,013 0,606 0,00013 1600
0,12
Tulangan Sepihak Arah
6 Y 0,013 0,016 0,00013 200 0,00042

Volume Tulangan 0,242

Tabel 5.2 Daftar Harga Beton Ready Mix


No Mutu Beton Cor Harga Ready Mix /m3
1 K-175 Rp. 815.000
2 K-200 Rp. 825.000
3 K-225 Rp. 845.000
4 K-250 Rp. 875.000
5 K-300 Rp. 905.000
6 K-350 Rp. 935.000
7 K-450 Rp. 1.015.000
8 K-500 Rp. 1.075.000
Sumber: PT. Adhimix Precast Indonesia, 2019

b). Kebutuhan Biaya Pengecoran Shear Wall


1. Total Volumeshearwall : 10,1 m³
2. Total Volumetulangan : 0,242 m³
3. Total Volumebeton : Total Volumeshearwall - Total Volumetulangan
: 10,1 - 0,242 m³
: 9,858 m³
4. Total Biaya Pengecoran : Total Volumebeton × Harga Ready Mix /m3
: 9,858 × 1.075.000,00
: Rp.10.597.350

11
Shear wall SW-1 As A.9 – As A.12 Lantai 8 menggunakan mutu beton K-500 dengan
harga Rp. 1.075.000/m³. Maka, kebutuhan biaya cor dengan total volume sebesar 9,858 m³ adalah
Rp. 10.597.350

SIMPULAN DAN SARAN


Berdasarkan pembahasan dalam masalah khusus tentang metode pelaksanaan dan
kebutuhan biaya pengecoran shear wall didapat kesimpulan sebagai berikut:
1. Urutan proses pengerjaan shear wall terdiri dari marking as shear wall, fabrikasi tulangan
shear wall, pemasangan tulangan, pemasangan bekisting, pengecekan kemiringan shear wall,
pengecoran, pelepasan bekisting, dan curing.
2. Kebutuhan volume beton shear wall SW-1 As A.9 – As A.12 Lantai 8 yang didapatkan dari
perhitungan adalah sebesar 9,858 m3 dan biaya kebutuhan pengecorannya sebesar Rp.
10.597.350.
Berdasarkan pengamatan dan pengalaman selama kerja praktek di proyek pembangunan
The Newton 1 Ciputra World 2, ada beberapa saran yang perlu diperhatikan, yaitu :
1. Melakukan konsultasi dengan dosen pembimbing di saat berjalannya waktu kerja praktek
merupakan hal penting, agar mengetahui pengamatan apa saja yang perlu diamati untuk
dapat memecahkan masalah khusus.
2. Ketika berada di lapangan perhatikan dengan baik disaat pembimbing menjelaskan tentang
proses pengerjaan di lapangan
3. Pada saat di lapangan jangan sungkan untuk bertanya mengenai proses pengerjaan.
4. Berperilaku sopan kepada semua pekerja yang berada di lapangan.

DAFTAR PUSTAKA

Desmawan, Muhammad. 2013, “Pekerjaan Pembangunan Lantai 1 Kampus II SD


Muhammadiyah Metro Pusat” Laporan Kerja Praktek Universitas Muhammadiyah
Metro, Lampung.
Inu, Ahmad. 2014 “Proyek Pembangunan Rumah Sakit Graha Kedoya”, Laporan Kerja Praktek
Universitas Sumatera Utara, Medan.
Kukuh Prayogo, 2016, “Penyelidikan Struktur dan Karakteristik Tanah untuk Desain Pondasi
Iradiator Gamma Kapasitas 2 MCI”, Pusat Rekayasa Fasilitas Nuklir (PRFN) –
BATAN, Jakarta
SNI 2847:2013, 2013, Standar Beton Struktural untuk Bangunan Gedung, Badan Standarisasi
Nasional, Jakarta
Suhendra, 2010, “Analisa Satuan Bahan Pekerjaan Bekisting Beton Bertulang: Studi Kasus pada
Pekerjaan Bangunan Gedung”, Universitas Batanghari, Jambi
Zainil Zein, 2017, “Laporan Penyelidikan Tanah Apartemen Lavanya Hills”, Baganusa Daya
Prima, Depok

12

Anda mungkin juga menyukai