Anda di halaman 1dari 3

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Setelah pelaksanaan kerja praktek pada Proyek Pembangunan Rumah Sakit


Gigi dan Mulut Universitas Muhammadiyah Semarang yang berlangsung, banyak
sekali manfaat dan pelajaran yang kami peroleh dalam bidang teknik sipil, baik yang
menyangkut teknis di lapangan maupun manajemen proyek, seperti gambaran
pelaksanaan pekerjaan sesungguhnya di lapangan maupun konstruksi yang
digunakan dalam proyek. Pengalaman-pengalaman ini semakin melengkapi
pengetahuan yang kami dapatkan di bangku perkuliahan.

8.1. Kesimpulan
Berdasarkan pengamatan dan pengalaman yang kami peroleh selama
pelaksanaan kerja praktek, kami dapat mengambil beberapa kesimpulan antara
lain sebagai berikut :
a. Proyek pembangunan Rumah Sakit Gigi dan Mulut Universitas
Muhammadiyah Semarang berlokasi di Jalan Kedung Mundu Raya No.
22, Semarang dengan luas bangunan ± 1244 m2 dan dengan konstruksi
bangunan 3 lantai, 1 lantai basement dan 1 lantai dasar.
b. Proyek ini merupakan jenis organisasi proyek Swakelola (Owner-
Builder) dengan pemiliknya yaitu Universitas Muhammadiyah
Semarang, dan ditangani oleh Tim Swakelola Pembangunan RSGMP
UNIMUS sebagai pihak kontraktor serta PT. Mentari Prima Karsa
sebagai pihak konsultan perencanaannya.
c. Jenis struktur di proyek ini menggunakan tiang pancang sebagai
pondasinya.
d. Pekerjaan dinding penahan tanah diproyek ini menggunakan mutu
beton fc’ = 25 MPa dengan nilai slump 12 ± 2 cm.
e. Jenis tiang pancang yang digunakan di proyek ini yaitu tiang pancang
segi empat dipasang pada kedalaman 14 m dengan tulangan spiral,

64
dengan ukuran 250x250 (mm). Tiang pancang yang digunakan dalam
kondisi baik, tidak retak dan ukuran panjang sesuai dengan pemesanan.
f. Pengambilan titik tiang pancang dilakukan oleh surveyor dengan
mengunakan Total Station agar tidak terjadi pergeseran titik antara
gambar dan lapangan.
g. Pelaksanaan pemancangan pondasi tiang pancang menggunakan alat
Hydraulic Jack-in Pile. Penggunaan alat tersebut bertujuan untuk dapat
mengurangi terjadinya kebisingan dan getaran pada saat proses
pemancangan agar tidak mengganggu lingkungan sekitar proyek.
h. Perawatan beton dilakukan dengan memberikan lapisan air (curring)
pada permukaan beton agar proses pengerasan beton sempurna,
sehingga dihasilkan mutu beton yang baik.
i. Pelaksanaan tes pembebanan (loading test) bertujuan untuk
membuktikan bahwa tingkat keamanan suatu struktur pondasi sudah
memenuhi persyaratan peraturan dari struktur pondasi yang
direncanakan. Dalam uji pembebanan ini dipilih 2 buah tiang pancang
yang diuji dengan pemilihan tiang secara acak.
j. Pekerjaan Kolom, Balok dan Pelat Lantai menggunakan mutu beton fc’
= 25 MPa dengan jenis besi tulangan untuk pembesian, yaitu untuk Ø ≥
10 : BJTD 40 (fy = 400 MPa) dan untuk Ø ≤ 10 : BJTP 24 (fy = 240
MPa).
k. Kesalahan-kesalahan teknis yang terjadi dalam pelaksanaan proyek,
tidak harus diatasi dengan mengadakan pengulangan pekerjaan tersebut,
tetapi dapat dilakukan melalui upaya-upaya lain untuk mengatasinya,
sejauh masih dalam batas-batas persyaratan teknis.

8.2. Saran
Dalam pelaksanaan Proyek Pembangunan Rumah Sakit Gigi dan
Mulut Universitas Muhammadiyah Semarang banyak juga ditemui hambatan-
hambatan yang terjadi diluar dugaan sehingga mengakibatkan sedikit
keterlambatan pekerjaan. Untuk itu kami dapat memberikan saran-saran dan
masukan yang mungkin dapat bermanfaat bagi pihak yang bersangkutan :

65
a. Sebelum dilakukan pemotongan dan pembengkokan besi tulangan
hendaknya dilakukan pemeriksaan diameter dan panjang tulangan sesuai
dengan rencana.
b. Pembersihan bekisting dan tulangan dari kotoran dan sampah harus
dilakukan untuk menghindari agar kotoran dan sampah tersebut tidak
ikut tercetak dalam beton sehingga mengurangi mutu dan kualitas beton.
c. Pada waktu pengecoran jarak jatuhnya pasta beton jangan terlalu tinggi,
hal ini akan menyebabkan perubahan atau pergeseran tulangan.
d. Perawatan beton harus dilakukan secara rutin dan kontinyu selama beton
dalam masa perawatan.
e. Metode-metode praktis yang telah dilaksanakan di lapangan, sebaiknya
tetap mengacu pada keamanan dan syarat-syarat teknis.
f. Pengawasan terhadap setiap item pekerjaan diperlukan agar tidak terjadi
kesalahan dalam pelaksanaan serta menjaga kualitas hasil pekerjaan.
g. Keselamatan kerja, keamanan dan kebersihan harus ditingkatkan pleh
semua pihak, yaitu : staff, pekerja, dan tamu yang berkunjung sehingga
dapat meningkatkan produktifitas dan kualitas.

66

Anda mungkin juga menyukai