Anda di halaman 1dari 23

Perencanaan Bangunan Rekayasa Sipil

Pertemuan 7.
Perkerasan Rigit Pavement

Agus Juara, ST., MT.

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
Universitas Sains Alqur’an (UNSIQ)
Jawa Tengah di Wonosobo
2021
Manajemen Proyek
Penyelenggaraan pekerjaan konstruksi di dalam
manajemen proyek tergantung pada dua faktor utama
yaitu sumber daya dan fungsi manajemen. Sumber daya
tersebut berupa :
a) Manusia (man)
b) Uang (money)
c) Bahan (material)
d) Peralatan (machine)
e) Metode Kerja (method)
Pihak Pihak yang Terkait
dalam Proyek
Tahap Perencanaan Proyek
• PEKERJAAN UMUM • PEKERJAAN PERKERASAN
a. Mobilisasi STRUKTUR 
b. Manajemen dan keselamatan a. Pekerjaan struktur
lalu lintas b. Bahan struktur
c. Bahan Material
• PEKERJAAN TANAH DAN LAPIS d. Peralatan Struktur
PONDASI
a. Pekerjaan galian biasa manual • PEKERJAAN PENGEMBALIAN
b. Lapis pondasi agregat kelas A KONDISI DAN PEKERJAAN
MINOR
• PEKERJAAN PASANGAN BATU
a. Pekerjaan pasangan batu dan • PEKERJAAN HARIAN
mortar
• PEKERJAAN PEMELIHARAAN
• PEKERJAAN BERBUTIR DAN RUTIN
PERKERASAN BETON SEMEN
Pelaksanaan Pekerjaan
Pekerjaan proyek Peningkatan Jalan dan Pelebaran Jalan se
Kecamatan Pagedongan Ruas Kebutuhjurang (Rigid Pavement)
Kabupaten Banjarnegara meliputi berbagai jenis pekerjaan
antara lain :
1. Pekerjaan Lapis Pondasi Agregat Kelas A.
2. Pekerjaan Senderan (Talud)
3. Pekerjaan Pembesian
4. Pekerjaan Pemasangan Plastik Cor
5. Pekerjaan Bekisting
6. Pekerjaan Pengecoran
7. Pemadatan
8. Pembuatan Alur
9. Perawatan Beton (Curring)
Pekerjaan LPA
• LPA
Lapis pondasi Agregat kelas A digunakan untuk lapis
pondasi atas dan bahu jalan. LPA dihampar diatas permukaan
tanah datar/struktur jalan lama yang akan dilakukan
peningkatan. LPA dihampar dengan ketebalan padat minimum
15 cm
Pekerjaan Talud
• Talud
Pekerjaan talud dilakukan di lokasi yang telah diukur dan
di survey pada lokasi. Talud dikerjakan menggunakan
pasangan batu dan mortar dengan tinggi 2,5 m, lebar bagian
atas dan bagian bawah masing-masing 30 cm dan 80 cm.
Pekerjaan Pembesian
• Tulangan Beton
Pada penulangan beton ini menggunakan anyaman
tunggal dengan besi tulangan polos diameter 12 mm.
Tulangan melintang sebanyak 17 buah dan dan tulangan
memanjang sebanyak 11 buah. Rangkaian tulangan ini
diletakkan diatas lantai kerja yang telah dilapisi dengan
plastik cor.
Pekerjaan Pembesian
• Tie Bar
Pembesian tie bar dipasang pada tepi pelat beton untuk
menjaga/mengikat tepi pelat beton yang berdampingan tetap
dalam kontak yang baik antara satu sama lain dan membantu
terjadinya ikatan sempurna antar sambungan. Tie bar yang
dipasang menggunakan tulangan ulir diameter 13 mm dengan
panjang 70 cm sebanyak 8 buah per 5 m.
Pekerjaan Pembesian
• Dowel
Pemasangan dowel per 5 m pada arah memanjang
jalan dengan tulangan diameter 32 mm polos dengan
panjang 45 cm sebanyak 8 buah dimana bagian
ujungnya searah jalan yang digunakan dibungkus
dengan Pipa PVC.
Pekerjaan Pemasangan Plastik
Cor
• Plastik Cor
Pemasangan plastik cor dilakukan setelah pengecoran
lantai kerja berfungsi untuk mencegah air semen pada
pengecoran rigid pavement tidak merembes ke lapisan
bawah.
Pekerjaan Pemasangan
Bekisting
• Bekisting
Bekisting dipasang di sisi arah shoulder, setinggi tebal
rigid yang akan dicor setebal 20 cm dan ditambah pekerjaan
learn concrete setebal 10 cm sehingga setinggi 30 cm yang
nantinya akan berguna juga untuk pengukuran elevasi tinggi
pengecoran rigid.
Pekerjaan Pengecoran
Pengerjaan pengecoran dilakukan dalam dua bagian yang
masing-masing bagian mempunyai tahapan tersendiri
yaitu :
• Pekerjaan Pengecoran Lean Concrete (Lantai Kerja)
Lantai kerja dicor di atas aspal lama/tanah yang telah
ditimbun/digali berdasarkan elevasi yang telah
direncanakan. Pengecoran Lean Concrete (lantai kerja)
setebal 10 cm dengan mutu beton K-125.
Pekerjaan Pengecoran
• Pengecoran Rigid Pavement (Perkerasan Kaku)
Perkerasan kaku adalah perkerasan yang menggunakan
semen sebagai bahan pengikat. Pengecoran beton dengan
tulangan diletakkan di atas lantai kerja yang sudah diberi
plastik cor. Pengecoran rigid setebal 20 cm dengan mutu
beton FS 45.
Pengecoran LC Pengecoran Perkerasan Kaku
Pekerjaan Pemadatan
• Pemadatan
Setelah campuran beton dituang dalam bekisting, kemudian
dilakukan pemadatan guna mengisi rongga udara yang
terbentuk dari proses penuangan campuran beton ke dalam
cetakan bekisting. Metode pemadatan beton rigid yang
digunakan adalah pemadatan dengan menggunakan Concrete
Screed.
Pekerjaan Pembuatan Alur
• Pembuatan Alur (Grooving)
Grooving adalah suatu proses untuk membentuk sebuah
Alur pada permukaan rigid yang sudah di tuangkan dalam
beksisting dengan jangka waktu yang telah ditentukan
setelah pemadatan dengan menggunakan alat manual yang
terbuat dari besi atau kayu.
Pekerjaan Perawatan Beton
Perawatan beton bertujuan untuk menjaga mutu
beton agar tidak berubah atau berkurang. Proses
perawatan beton dilakukan pada beton yang baru saja
selesai dicor yang sudah dibuat alur dengan
menyemprotan cairan Consol Type S agar kelembaban
beton setelah pengecoran tetap terjaga. Di hari berikutnya
dilakukan penghamparan kain Geotextile non wovan
untuk menglindungi dari sinar matahari langsung dan
dilakukan penyiraman secara berkala dan dilakukan
berulang agar kelembaban beton selalu terjaga dan
menghindari terjadinya pengerasan beton yang
mendadak akibat terik matahari.
Pengendalian Proyek
Setiap penanganan suatu proyek pembangunan mutlak
diperlukan adanya pengawasan dan pengendalian. Karena
keberhasilan proyek tersebut merupakan upaya maksimal
para penyelenggara proyek dalam melaksanakan fungsinya
masing-masing. Pegendalian Proyek ini meliputi:
1. Pengendalian Mutu
2. Pengendalian Waktu
3. Pengendalian Biaya
Pengendalian Mutu
• Slump Test
Pengujian ini dilakukan untuk menentukan kekentalan
beton dan kualitas, sehingga tidak ada kelebihan air atau
terjadinya pengendapan agregat. Slump Test dilakukan
dengan memadatkan adukan sebanyak tiga lapis pada
cetakan logam kerucut, pemadatan dilakukan dengan
menusuk-nusukkan tongkat berdiameter 16 mm sepanjang
60 cm, sebanyak 25 kali secara merata pada setiap lapis.
Setelah itu permukaan benda uji diratakan, kemudian
cetakan diangkat perlahan-lahan. Nilai slump yang terjadi
diketahui dari tinggi rata-rata penurunan adukan yang
diukur dari beberapa sisi.
Pengendalian Mutu
• Uji tekan beton
Pengendalian hasil tes silinder beton yang dibuat sampelnya
bersamaan dengan pemeriksaan nilai slump adalah dengan
melakukan test desak pada beton umur 3, 7 dan 28 hari. Data tes
desak beton pada 3 dan 7 hari untuk pelaksanaan pelepasan
bekisting, serta data 28 hari untuk hasil akhir mutu beton.
• Mutu Besi Beton
Untuk pengujian besi beton dilakukan pengujian tarik baja.
Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui apakah mutu
baja yang digunakan dalam proyek sesuai dengan
persyaratan yang ditetapkan. Pemeriksaan yang dilakukan
meliputi: Ukuran Dimensi, Pengukuran diameter, Pengujian kuat
tarik baja.
Pengendalian Mutu
• Core drill
Core drill adalah suatu metode pengambilan sampel
beton pada suatu struktur bangunan. Sampel yang diambil
(bentuk silinder) selanjutnya dibawa ke laboratorium
untuk dilakukan pengujian seperti Kuat tekan.
Pengambilan sampel beton dengan coredrill (pengeboran
inti) dan uji kuat tekan beton di laboratorium untuk
Pengambilan contoh dilakukan dengan alat bor yang mata
bornya berupa “pipa” dari intan, sehingga diperoleh contoh
beton berupa silinder. Pengujian ini dilakukan setelah
pekerjaan beton mencapai 100%.
Pengendalian Waktu
Pengendalian waktu pelaksanaan dilakukan dengan
membandingkan hasil pekerjaan proyek (kemajuan fisik)
dengan rencana yang dibuat pelaksana proyek. Tujuan dari
pengendalian waktu pelaksanaan adalah agar seluruh
pekerjaan dapat diselesaikan sesuai jangka waktu yang
direncanakan dan pelaksanaan pekerjaan dapat berjalan
dengan lancar. Hal ini perlu karena setiap kali terjadi
keterlambatan suatu pekerjaan maka akan menimbulkan
kerugian dari segi waktu dan biaya.
Pengendalian Biaya
Sasaran dari sistem pengendalian biaya adalah untuk
menjaga agar biaya pelaksanaan tidak melebihi biaya yang
telah dianggarkan. Ketidakpastian teknis pada proyek
selalu ada dan cukup besar, hal ini akan mengakibatkan
perubahan-perubahan pada biaya. Oleh karena itu
pengendalian biaya sangatlah penting dilaksanakan agar
proyek dapat berjalan berkesinambungan.

Anda mungkin juga menyukai