FAKULTAS TEKNIK Universitas Sains Alqur’an (UNSIQ) Jawa Tengah di Wonosobo 2021 Manajemen Proyek Penyelenggaraan pekerjaan konstruksi di dalam manajemen proyek tergantung pada dua faktor utama yaitu sumber daya dan fungsi manajemen. Sumber daya tersebut berupa : a) Manusia (man) b) Uang (money) c) Bahan (material) d) Peralatan (machine) e) Metode Kerja (method) Pihak Pihak yang Terkait dalam Proyek Tahap Perencanaan Proyek • PEKERJAAN UMUM • PEKERJAAN PERKERASAN a. Mobilisasi STRUKTUR b. Manajemen dan keselamatan a. Pekerjaan struktur lalu lintas b. Bahan struktur c. Bahan Material • PEKERJAAN TANAH DAN LAPIS d. Peralatan Struktur PONDASI a. Pekerjaan galian biasa manual • PEKERJAAN PENGEMBALIAN b. Lapis pondasi agregat kelas A KONDISI DAN PEKERJAAN MINOR • PEKERJAAN PASANGAN BATU a. Pekerjaan pasangan batu dan • PEKERJAAN HARIAN mortar • PEKERJAAN PEMELIHARAAN • PEKERJAAN BERBUTIR DAN RUTIN PERKERASAN BETON SEMEN Pelaksanaan Pekerjaan Pekerjaan proyek Peningkatan Jalan dan Pelebaran Jalan se Kecamatan Pagedongan Ruas Kebutuhjurang (Rigid Pavement) Kabupaten Banjarnegara meliputi berbagai jenis pekerjaan antara lain : 1. Pekerjaan Lapis Pondasi Agregat Kelas A. 2. Pekerjaan Senderan (Talud) 3. Pekerjaan Pembesian 4. Pekerjaan Pemasangan Plastik Cor 5. Pekerjaan Bekisting 6. Pekerjaan Pengecoran 7. Pemadatan 8. Pembuatan Alur 9. Perawatan Beton (Curring) Pekerjaan LPA • LPA Lapis pondasi Agregat kelas A digunakan untuk lapis pondasi atas dan bahu jalan. LPA dihampar diatas permukaan tanah datar/struktur jalan lama yang akan dilakukan peningkatan. LPA dihampar dengan ketebalan padat minimum 15 cm Pekerjaan Talud • Talud Pekerjaan talud dilakukan di lokasi yang telah diukur dan di survey pada lokasi. Talud dikerjakan menggunakan pasangan batu dan mortar dengan tinggi 2,5 m, lebar bagian atas dan bagian bawah masing-masing 30 cm dan 80 cm. Pekerjaan Pembesian • Tulangan Beton Pada penulangan beton ini menggunakan anyaman tunggal dengan besi tulangan polos diameter 12 mm. Tulangan melintang sebanyak 17 buah dan dan tulangan memanjang sebanyak 11 buah. Rangkaian tulangan ini diletakkan diatas lantai kerja yang telah dilapisi dengan plastik cor. Pekerjaan Pembesian • Tie Bar Pembesian tie bar dipasang pada tepi pelat beton untuk menjaga/mengikat tepi pelat beton yang berdampingan tetap dalam kontak yang baik antara satu sama lain dan membantu terjadinya ikatan sempurna antar sambungan. Tie bar yang dipasang menggunakan tulangan ulir diameter 13 mm dengan panjang 70 cm sebanyak 8 buah per 5 m. Pekerjaan Pembesian • Dowel Pemasangan dowel per 5 m pada arah memanjang jalan dengan tulangan diameter 32 mm polos dengan panjang 45 cm sebanyak 8 buah dimana bagian ujungnya searah jalan yang digunakan dibungkus dengan Pipa PVC. Pekerjaan Pemasangan Plastik Cor • Plastik Cor Pemasangan plastik cor dilakukan setelah pengecoran lantai kerja berfungsi untuk mencegah air semen pada pengecoran rigid pavement tidak merembes ke lapisan bawah. Pekerjaan Pemasangan Bekisting • Bekisting Bekisting dipasang di sisi arah shoulder, setinggi tebal rigid yang akan dicor setebal 20 cm dan ditambah pekerjaan learn concrete setebal 10 cm sehingga setinggi 30 cm yang nantinya akan berguna juga untuk pengukuran elevasi tinggi pengecoran rigid. Pekerjaan Pengecoran Pengerjaan pengecoran dilakukan dalam dua bagian yang masing-masing bagian mempunyai tahapan tersendiri yaitu : • Pekerjaan Pengecoran Lean Concrete (Lantai Kerja) Lantai kerja dicor di atas aspal lama/tanah yang telah ditimbun/digali berdasarkan elevasi yang telah direncanakan. Pengecoran Lean Concrete (lantai kerja) setebal 10 cm dengan mutu beton K-125. Pekerjaan Pengecoran • Pengecoran Rigid Pavement (Perkerasan Kaku) Perkerasan kaku adalah perkerasan yang menggunakan semen sebagai bahan pengikat. Pengecoran beton dengan tulangan diletakkan di atas lantai kerja yang sudah diberi plastik cor. Pengecoran rigid setebal 20 cm dengan mutu beton FS 45. Pengecoran LC Pengecoran Perkerasan Kaku Pekerjaan Pemadatan • Pemadatan Setelah campuran beton dituang dalam bekisting, kemudian dilakukan pemadatan guna mengisi rongga udara yang terbentuk dari proses penuangan campuran beton ke dalam cetakan bekisting. Metode pemadatan beton rigid yang digunakan adalah pemadatan dengan menggunakan Concrete Screed. Pekerjaan Pembuatan Alur • Pembuatan Alur (Grooving) Grooving adalah suatu proses untuk membentuk sebuah Alur pada permukaan rigid yang sudah di tuangkan dalam beksisting dengan jangka waktu yang telah ditentukan setelah pemadatan dengan menggunakan alat manual yang terbuat dari besi atau kayu. Pekerjaan Perawatan Beton Perawatan beton bertujuan untuk menjaga mutu beton agar tidak berubah atau berkurang. Proses perawatan beton dilakukan pada beton yang baru saja selesai dicor yang sudah dibuat alur dengan menyemprotan cairan Consol Type S agar kelembaban beton setelah pengecoran tetap terjaga. Di hari berikutnya dilakukan penghamparan kain Geotextile non wovan untuk menglindungi dari sinar matahari langsung dan dilakukan penyiraman secara berkala dan dilakukan berulang agar kelembaban beton selalu terjaga dan menghindari terjadinya pengerasan beton yang mendadak akibat terik matahari. Pengendalian Proyek Setiap penanganan suatu proyek pembangunan mutlak diperlukan adanya pengawasan dan pengendalian. Karena keberhasilan proyek tersebut merupakan upaya maksimal para penyelenggara proyek dalam melaksanakan fungsinya masing-masing. Pegendalian Proyek ini meliputi: 1. Pengendalian Mutu 2. Pengendalian Waktu 3. Pengendalian Biaya Pengendalian Mutu • Slump Test Pengujian ini dilakukan untuk menentukan kekentalan beton dan kualitas, sehingga tidak ada kelebihan air atau terjadinya pengendapan agregat. Slump Test dilakukan dengan memadatkan adukan sebanyak tiga lapis pada cetakan logam kerucut, pemadatan dilakukan dengan menusuk-nusukkan tongkat berdiameter 16 mm sepanjang 60 cm, sebanyak 25 kali secara merata pada setiap lapis. Setelah itu permukaan benda uji diratakan, kemudian cetakan diangkat perlahan-lahan. Nilai slump yang terjadi diketahui dari tinggi rata-rata penurunan adukan yang diukur dari beberapa sisi. Pengendalian Mutu • Uji tekan beton Pengendalian hasil tes silinder beton yang dibuat sampelnya bersamaan dengan pemeriksaan nilai slump adalah dengan melakukan test desak pada beton umur 3, 7 dan 28 hari. Data tes desak beton pada 3 dan 7 hari untuk pelaksanaan pelepasan bekisting, serta data 28 hari untuk hasil akhir mutu beton. • Mutu Besi Beton Untuk pengujian besi beton dilakukan pengujian tarik baja. Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui apakah mutu baja yang digunakan dalam proyek sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan. Pemeriksaan yang dilakukan meliputi: Ukuran Dimensi, Pengukuran diameter, Pengujian kuat tarik baja. Pengendalian Mutu • Core drill Core drill adalah suatu metode pengambilan sampel beton pada suatu struktur bangunan. Sampel yang diambil (bentuk silinder) selanjutnya dibawa ke laboratorium untuk dilakukan pengujian seperti Kuat tekan. Pengambilan sampel beton dengan coredrill (pengeboran inti) dan uji kuat tekan beton di laboratorium untuk Pengambilan contoh dilakukan dengan alat bor yang mata bornya berupa “pipa” dari intan, sehingga diperoleh contoh beton berupa silinder. Pengujian ini dilakukan setelah pekerjaan beton mencapai 100%. Pengendalian Waktu Pengendalian waktu pelaksanaan dilakukan dengan membandingkan hasil pekerjaan proyek (kemajuan fisik) dengan rencana yang dibuat pelaksana proyek. Tujuan dari pengendalian waktu pelaksanaan adalah agar seluruh pekerjaan dapat diselesaikan sesuai jangka waktu yang direncanakan dan pelaksanaan pekerjaan dapat berjalan dengan lancar. Hal ini perlu karena setiap kali terjadi keterlambatan suatu pekerjaan maka akan menimbulkan kerugian dari segi waktu dan biaya. Pengendalian Biaya Sasaran dari sistem pengendalian biaya adalah untuk menjaga agar biaya pelaksanaan tidak melebihi biaya yang telah dianggarkan. Ketidakpastian teknis pada proyek selalu ada dan cukup besar, hal ini akan mengakibatkan perubahan-perubahan pada biaya. Oleh karena itu pengendalian biaya sangatlah penting dilaksanakan agar proyek dapat berjalan berkesinambungan.