Anda di halaman 1dari 9

PEKERJAAN PLAT LANTAI

1. Pengertian
Plat lantai adalah lantai yang tidak langsung terletak di atas tanah. Dengan kata lain,
plat lantai merupakan tingkat pembatas antara lantai bawah dengan lantai di atasnya. Dalam
pembuatannya, plat lantai disokong oleh balok-balok yang bertumpu pada kolom-kolom
bangunan. Plat lantai merupakan lantai yang terletak di tingkat dua, tingkat tiga, tingkat
empat, dan seterusnya. Dalam pembuatannya, struktur ini dibingkai oleh balok beton yang
kemudian ditopang kolom-kolom bangunan.
Pembuatan struktur plat lantai harus memperhatikan ukuran ketebalan plat tersebut.
Faktor-faktor yang mempengaruhinya antara lain :
1. besar lendutan yang diijinkan,
2. lebar bentangan atau jarak antar-balok pendukung, dan
3. bahan material yang digunakan.
Pelat lantai harus direncanakan kaku, rata, lurus dan waterpass (mempunyai
ketinggian yang sama dan tidak miring), pelat lantai dapat diberi sedikit kemiringan untuk
kepentingan aliran air. Pelat lantai merupakan suatu struktur solid tiga dimensi dengan
bidang permukaan yang lurus, datar dan tebalnya jauh lebih kecil dibandingkan dengan
dimensinya yang lain. Tingkat ketebalan minimum dari plat lantai yaitu 12 cm 
Pelaksanaan pekerjaan konstruksi plat lantai beton dilakukan setelah pekerjaan
kolom sudah selesai. Semua pekerjaan plat lantai ini dilaksanakan di tempat kerja atau
lokasi yang telah direncanakan. Pekerjaan-pekerjaan yang perlu dilakukan meliputi
pembesian, pemasangan bekisting, pengecoran, dan perawatan. Untuk mendapatkan hasil
kerja yang bagus, semua pekerjaan ini harus dilaksanakan sesuai dengan SNI (Standar
Nasional Indonesia).

2. Fungsi Plat Lantai

Adapun fungsi pelat lantai adalah sebagai berikut:


a. Sebagai pemisah ruang bawah dan ruang atas.
b. Sebagai tempat berpijak penghuni di lantai atas.
c. Untuk menempatkan kabel listrik dan lampu pada ruang bawah.
d. Meredam suara dari ruang atas maupun dari ruang bawah.
e. Menambah kekakuan bangunan pada arah horizontal.

3. Metode Pekerjaan Plat Lantai

Ada beberapa tahap yang perlu dilakukan dalam pekerjaan ini, antara lain :

a. Tahap persiapan
Persiapan dimulai dari pengukuran untuk mengatur dan memastikan tingkat kerataan
ketinggian plat lantai. Oleh karena itu, pelaksanaan pekerjaan ini membutuhkan alat bantu
theodolit. Kemudian pekerjaan dilanjutkan dengan membuat bekisting plat lantai. Bekisting
tersebut harus sesuai dengan gambar kerja. Pemotongan plywood yang akan digunakan
sebagai bekisting harus cermat sehingga hasilnya sesuai dengan luasan plat lantai yang
akan dibuat. Setelah itu, proses pembesian plat lantai dilaksanakan di atas bekisting.

b. Tahap Pelaksanaan
Pekerjaan plat lantai dimulai dari proses pembekistingan plat. Scaffolding disusun
secara berjajar bersama-sama dengan scaffolding untuk balok. Mengingat posisi plat lantai
lebih tinggi daripada balok, maka scaffolding untuk plat pun harus lebih tinggi serta
dibutuhkan main frame tambahan menggunakan joint pin. Anda bisa memperhitungkan
ketinggian scaffolding plat dengan mengatur bagian base jack dan U-head jack.
Langkah berikutnya yaitu pemasangan balok kayu 6/12 sebagai girder sejajar dengan
arah cross brace. Kemudian pasang juga suri-suri dengan arah melintangnya di atas girder
tersebut. Setelah itu, plywood dipasang sebagai alas dari plat lantai. Tak lupa, pasang pula
dinding untuk tepi plat yang dijepit menggunakan siku. Plywood ini harus dipasang serapat
mungkin untuk mencegah terbentuknya rongga yang menyebabkan kebocoran saat
dilakukan pengecoran.

Agar beton yang sudah jadi nantinya tidak menempel pada bekisting, disarankan


untuk mengolesi solar sebagai pelumas di semua bekisting yang sudah terpasang dengan
rapat. Cara ini akan memudahkan kita dalam melakukan pekerjaan pembongkaran
bekisting. Manfaat yang lainnya yaitu bekisting tersebut akan terhindar dari kerusakan yang
fatal dan cenderung utuh sehingga masih dapat digunakan untuk pekerjaan yang
selanjutnya.

Setelah proses pemasangan bekisting plat lantai telah selesai dilaksanakan, proses
selanjutnya yaitu pengecekan hasil kerja. Lakukan pengecekan terhadap bekisting yang
telah dipasang, terutama pemeriksaan tinggi level bekisting tersebut. Di sini Anda
membutuhkan alat bantu yaitu waterpass untuk mengecek ketinggian bekisting. Jika
hasilnya sudah sesuai dengan rencana, maka bekisting tersebut pun telah siap untuk
digunakan.

Tahap selanjutnya yaitu pembesian plat lantai yang dilaksanakan setelah pembesian
balok. Proses pembesian ini dilakukan secara langsung di atas bekisting plat. Untuk
mempermudah pekerjaan, tulangan-tulangan besi dapat diangkat menggunakan tower crane
untuk dipasang di atas bekisting plat. Lakukan perakitan tulangan besi ini dengan tulangan
bawah terlebih dahulu. Setelah itu, pasang tulangan besi yang berukuran D100-200.

Pembesian berikutnya dilakukan secara menyilang, lalu ikat menggunakan kawat.


Letakkan beton deking antara tulangan bawah plat dan bekisting alas plat. Kemudian
pasang juga tulangan kaki ayam antara untuk tulangan atas serta bagian bawah plat.
Lakukan proses ini sampai pekerjaan pembesian plat lantai selesai. Kemudian lakukan
pengecekan untuk memeriksa hasil kerja pembesian tulangan.

Periksalah penyaluran pembesian plat terhadap balok, jumlah dan jarak tulangan
ekstra, perkuatan (sparing) pada lubang-lubang di plat lantai, beton decking, kaki ayam, dan
kebersihannya. Pembongkaran bekisting plat dilakukan setelah 4 hari pengecoran.
Kemudian setelah bekisting ini dibongkar, lanjutkan dengan pemasangan sapot sebagai
penunjang plat lantai dan beban yang ada di atasnya.
c. Tahap Pengecoran
Setelah pekerjaan pembekistingan dan pembesian sudah selesai serta dipastikan
sudah siap, engineer melakukan pengecekan terlebih dulu ke lokasi yang akan dicor. Jika
hasilnya bagus, kemudian engineer membuat surat izin pengecoran untuk diajukan kepada
konsultan pengawas. Konsultan pengawas lalu melakukan survei ke lokasi yang diajukan di
dalam surat tersebut. Setelah dipastikan sudah bagus semuanya, maka konsultan pengawas
akan menandatangani surat izin pengecoran.
Proses pengecoran plat lantai harus dilakukan bersama-sama dengan pengecoran
balok. Peralatan pendukung yang digunakan untuk pekerjaan pengecoran balok antara lain
bucket, truck mixer, vibrator, lampu kerja, dan papan perata. Setelah engineer mendapatkan
izin pengecoran dari konsultan pengawas, engineer kemudian menghubungi pihak beaching
plan untuk mengecor sesuai dengan mutu dan volume yang dibutuhkan.

Pembersihan ulang area yang akan dicor dilakukan menggunakan air kompresor
sampai benar-benar bersih. Bucket disiapkan dan dibersihkan dari debu atau sisa
pengecoran sebelumnya. Setelah itu, siapkan satu keranjang dorong untuk mengambil
sampel dan test slump cor yang diawasi oleh engineer dan pihak pengawas. Apabila sudah
dinyatakan bagus, maka pekerjaan pengecoran pun telah siap untuk dilaksanakan.

Contoh benda uji diambil bersamaan selama proses pengecoran berlangsung. Sampel
ini cukup diambil beton yang keluar dari truk saja. Kemudian sampel dituangkan ke bucket.
Dari bucket ini, sampel tersebut diangkut menggunakan TC. Setelah bucket sudah sampai d
tempat yang akan dicor, selanjutnya petugas bucket akan membuka katup bucket untuk
mengeluarkan beton segar ke area pengecoran.

Pekerjaan dilanjutkan oleh pekerja cor yang akan meratakan beton segar ke bagian
balok terlebih dahulu, lalu dilanjutkan ke plat. Khusus untuk plat lantai, beton diratakan
memakai scrub secara manual. Kemudian lakukan pengecekan level menggunakan
waterpass. Tahap berikutnya yaitu pemadatan dengan vibrator. Tujuannya untuk mencegah
terbentuknya rongga-rongga udara yang dapat mengurangi mutu beton. Pekerja vibrator
akan memasukkan alat ini ke dalam adukan selama 5-10 menit di setiap bagian yang dicor.

Setelah semua area balok dan plat lantai sudah terisi adonan beton, pekerjaan
berikutnya yaitu meratakan permukaan beton segar menggunakan balok kayu yang
panjang. Lakukan pekerjaan ini dengan memperhatikan batas ketebalan plat yang telah
ditentukan. Proses ini dilakukan berulang-ulang kali hingga seluruh area cor telah terisi
beton. Untuk mendapatkan hasil yang bagus, proses pengecoran sebaiknya dilakukan
maksimal selama 6-8 jam.
d. Tahap Pembongkaran
Pembongkaran bekisting harus dilakukan pada waktu yang tepat untuk memperoleh
hasil beton yang berkualitas baik serta agar tidak merusak beton tersebut. Hal ini tidak
terlepas dari fungsi bekisting tersebut, selain sebagai cetakan, berguna juga sebagai
penunjang sampai beton benar-benar mengeras. Untuk pekerjaan plat lantai, pembongkaran
bekisting dilaksanakan dalam waktu 4 hari setelah pengecoran. Sedangkan untuk pekerjaan
balok, pembongkaran bekisting dilakukan setelah 7 hari pengecoran.

e. Tahap Perawatan
Wajib hukumnya melakukan perawatan terhadap adonan beton selama proses
pengeringan berlangsung. Sebab adonan beton yang mengering terlalu cepat
mengakibatkan hasilnya tidak bagus, retak-retak, dan tidak sesuai rencana. Maka setelah
dilaksanakan pengecoran, lakukan upaya perawatan untuk menjaga mutu beton. Proses
perawatan beton ini dilakukan dengan menjaga agar kondisinya senantiasa basah dengan
menyiraminya. Perawatan ini dilaksanakan selama 7 hari berturut-turut dengan menyirami
tanaman sebanyak 2-3 kali/hari.

4. Material dan Peralatan yang Digunakan


A. Material :
1) Beton ready mix
Fungsi beton ready mix yaitu mampu mempercepat jalannya pembangunan,
khususnya dalam pekerjaan pengecoran. Bahkan selisih waktunya sendiri hingga
mencapai 1/10 lebih cepat daripada memakai beton konvensional.

2) Agregat kasar
Fungsi dari agregat kasar yaitu sebagai bahan pengisi, ±70% volume beton,
memberikan stabilitas volume & keawetan, dan memberikan kekuatan.

3) Agregat halus
Fungsi dari agregat halus yaitu Membantu semen dalam merekatkan agregar kasar
serta Mencegah terjadinya segregasi pasta semen dengan agregat kasar.

4) Semen
Semen adalah zat yang digunakan untuk membuat beton, untuk merekatkan batu,
bata, batako, maupun bahan bangunan lainnya.

5) Air
Air mempunyai fungsi untuk memungkinkan reaksi kimia yang menyebabkan
pengikatan dan berlangsungnya pengerasan, dan sebagai pelincir campuran kerikil,
pasir dan semen agarmemudahkan pencetakan.

6) Admixture
Admixture atau sering dikenal dengan “obat cor beton” merupakan bahan-bahan
yang ditambahkan ke dalam campuran beton pada saat atau selama pencampuran
beton berlangsung. Fungsinya yaitu mengubah sifat-sifat beton agar menjadi lebih
cocok untuk pekerjaan tertentu atau untuk menghemat biaya.

7) Tulangan / Pembesian
Fungsinya untuk memperkuat dan membantu beton di bawah tekanan, besi tulangan
secara signifikan meningkatkan kekuatan tarik struktur.
8) Bekisting knock down
Bekisting ini terbuat dari besi atau baja yang sifatnya bongkar pasang atau bisa
digunakan berulang-ulang

B. Peralatan :
1) Tower crane
Tower crane digunakan untuk mengangkat bahan material dan struktur termasuk plat
lantai dari tempat perletakan yang berada dibawah halaman bangunan ke atas
bangunan untuk kemudian dikerjakan.

2) Concrete mixer truck


Concrete mixer truck yaitu truk khusus yang dilengkapi dengan concrete mixer yang
fungsinya sama seperti molen. Alat iini digunakan karena besarnya kapasitas
pekerjaan pengecoran struktur plat lantai yang akan dilaksanakan, apabila dilakukan
dengan tenaga manusia akan memerlukan waktu yang lama sehingga tidak efisien.

3) Concrete Vibrator
Vibrator adalah alat getar beton yang berfungsi untuk menggetarkan campuran beton
agar tidak terjadi pemisahan antar agregat sehingga diperoleh suatu campuran yang
padat dan tidak berongga.

4) Kompresor
Kompresor adalah alat yang digunakan untuk membersihkan bagian-bagian struktur,
terutama yang akan dicor dari debu atau kotoran.

5) Bar cutter
Bar cutter digunakan sebagai alat untuk pemotong besi.

6) Bar bender
Bar bender digunakan sebagai alat untuk pembengkokan besi.

7) Gerobak sorong
Gerobak sorong berfungsi untuk mengangkut material bangunan ketempat lain
sesuai dengan kapasitas kemampuannya.

8) Scaffolding
Scaffolding digunakan sebagai penyangga pada plat lantai agar posisi pplat lantai
tidak mengalami pergeseran dan berada dalam posisi yang kokoh dan kuat.

9) Peralatan pembantu lainnya


o Tang
o Sekop
o Cangkul
o Gergaji
o Ember
o Linggis
o Meteran
o Palu
5. Gambar Detail Plat Lantai
Plat Lantai 2 (dari bawah)

Plat Lantai 2 (Dari atas)

Plat Lantai 3 (Dari Bawah)


Plat Lantai 3 (Dari atas)

Plat Lantai 4 (Dari bawah)

Plat Lantai 4 ( Dari atas)


Plat Lantai 5 ( Dari Bawah)

Plat Lantai 5 ( Dari atas)

Dak Atap ( Dari bawah)

Anda mungkin juga menyukai