tersebut dapat berupa persiapan diatas kertas (dengan cara perencanaan yang
mengendaliakan mutu kontuksi agar tidak terjadi kesalahan dan hal yang
yang tepat, koordinasi kerja, pengetahuan dan kemampuan yang baik dalam
52
mengatasi masalah – masalah yang timbul dilokasi proyek. Pada pelaksanaan
drawing sebagai gambar detal pelaksanaan, dan as built drawing sebagai laporan
akhir gambar – gambar yang sesuai dengan pelaksanaan, setelah adanya pekerjaan
Struktur atas (upper structure) adalah bagian dari struktur yang berfungsi
menerima beban mati, beban hidup, berat sendiri struktur dan beban – beban
lainnya yang direncanakan fungsinya. Selain itu struktur bangunan atas harus
bekisting, dan perawatan beton. Pada laporan ini hanya ditinjau pekerjaan plat
lantai.
53
4.3 Pekerjaan Plat Lantai
balok akibat beban yang berkerja diatasnya baik berupa beban mati (Dead)
maupun beban hidup (Live). Plat lantai proyek pembangunan Apartemen Citra
Pekerjan plat lantai ini meliputi beberapa kegiatan antara lain penentuan as
plat, pembuatan bekisting plat lantai, penulangan plat lantai, pengecoran plat
kolom tersebut
54
bekisting balok, sehingga menjadi satu kesatuan. Pemasangan bekisting
harus sangat diperhatikan dan dibuat rapat, agar air semen tidak keluar
pada saat pengecoran hinga mengasilkan hasil coran yang halus dan rata.
yaitu:
55
a. Menyiapkan tulangan sesuai shop drawing, dibawa ke lokasi
perantara tower crane. Hal ini tergantung pada letak plat lantai
yang dikerjakan.
56
4.3.4 Pengecoran Plat Lantai
yaitu:
a. Pemeriksaan bekisting
b. Pemeriksaan tulangan
57
Dalam proses pengecoran, setelah selesai pemeriksan dilakukan
dan hasil pemeriksan sesuai dengan yang diinginkan maka pengecoran plat
yang diproduksi PT. Abadi Beton Jalan Pulau Sumatra No.3 kim
58
Gambar 4.3 Pengecoran Plat Lantai
Sumber: Proyek Pembangunan Apartemen Citra Mansyur Residence
Jalan Dr. Mansyur Medan – 2017
hari jika diatasnya tidak terdapat pekerjaan yang menupu pada struktur
59
4.3.6 Perawatan Beton Plat Lantai
minggu sejak permukan beton pada plat lantai telah kering permukaannya,
– retak beton yang timbul akibat pengaru cuaca dapat dihindari. jika pada
karakteristiknya.
60
Data:
Penyelesaian:
Menghitung bentang bersi arah – x (ln-x) dan bentang bersi arah – y (ln-y)
𝑏𝑤 (𝑖𝑛𝑑𝑢𝑘) 400
ln-y = ly – 2 x = 6000 – 2 x = 5600 mm
2 2
Meriksa jenis plat menurut rasio bentang terpanjang dan ter pendek
𝑙𝑦 6000
= = 1,8 < 2 maka tergolong plat dua arah
𝑙𝑥 3250
61
Menghitung ketebalan plat
diasumsikan 𝛼 m > 2
𝑓𝑦
𝑙𝑛−𝑦 (0,8+ )
1500
h=
36 +9𝛽
𝑙𝑛−𝑦 5600
𝛽= = = 1,931
𝑙𝑛−𝑥 2900
400
5600 (0,8+ 1500)
h= = 111,9 mm ≈ diambil 120 mm > 90 mm
36 + 9 .1,931
Periksa lebar efektif sayap (flens) yang dianggap menyumbang kekakuan balok
Catatan:
kekakuan balok pada bagian eksterior dan interior ditunjukan pada gambar di
bawah ini.
62
Menghitung momen inersia balok
1
lb = (12 x 1160 x 1203 ) + (1160 x 120 (440 – 309,5) +
1
(12 x 400 x 3803 ) + (400 + 380 (190 – 309,5)
= 4547414133 mm
lb1 = lb
1
lp1 = x 6000 x 1203 = 864000000 mm4
12
Ecb = Ecp = Ec
63
𝐸𝑐𝑏 . 𝑙𝑏 4547414133
α1 = = = 5,263211
𝐸𝑐𝑝 . 𝑙𝑝1 864000000
lb2 = lb
1
lp2 = x 3250 x 1203 = 468000000 mm4
12
Ecb = Ecp = Ec
𝐸𝑐𝑏 . 𝑙𝑏 4547414133
α1 = = = 9,716697
𝐸𝑐𝑝 . 𝑙𝑝2 468000000
(2 x 5,263211+2 x 9,716697)
α1 = = 7,5 > 2
4
Dikarenakan α1 > 2 maka asumsi yang digunakan benar sehingga dapat layak
64
Wu = 1,2 WDL + 1,6 WLL
𝑙𝑦
dengan = 1,8
𝑙𝑥
Bagian lapangan
Bagian tumpuhan
d = h – s –(∅/2) = 120 – 25 – (8 / 2) = 91 mm
𝑀𝑢 4,778 x 106
MR = Mn = = = 5,9725 x 106 N.m
𝜑 0,8
65
𝑀𝑛 5,9725 x 106
kperlu = = = 0,7212
𝑏 𝑥 𝑑2 1000 𝑥 912
Untuk f‘c = 25 MPa dan fy = 400 MPa maka dari tabel dapat dilihat kmin = 1,3537
lebih besar dari kperlu = 0,7212, sehinga digunakan untuk k dan p yaitu:
d = h – s – ∅ - (∅/2) = 120 – 25 – 8 - (8 / 2) = 83 mm
𝑀𝑢 1,352 x 106
MR = Mn = = = 1,69 x 106 N.m
𝜑 0,8
𝑀𝑛 1,69 x 106
kperlu = = = 0,2453
𝑏 𝑥 𝑑2 1000 𝑥 832
Untuk f‘c = 25 MPa dan fy = 400 MPa maka dari tabel dapat dilihat kmin =1,3537
lebih besar dari kperlu = 0,2453, sehinga digunakan untuk k dan p yaitu:
66
kmin = 1,3537 Istimawan Dipohusodo STRUKTUR BETON BERTULANG
berdasarkan SK SNI T-15-1991-03, Tabel A-28 Rasio
Penulangan (p) vs Koefisien Tahanan (k) (f ‘c = 25 Mpa, fy =
pmin = 0,0035
400 Mpa, k dalam Mpa), halaman 491.
d = h – s –(∅/2) = 120 – 25 – (8 / 2) = 91 mm
𝑀𝑢 7,303 x 106
MR = Mn = = = 9,12875 x 106 N.m
𝜑 0,8
𝑀𝑛 9,12875 x 106
kperlu = = = 1,1023
𝑏 𝑥 𝑑2 1000 𝑥 912
Untuk f‘c = 25 MPa dan fy = 400 MPa maka dari tabel dapat dilihat kmin = 1,3537
lebih besar dari kperlu = 1,1023, sehinga digunakan untuk k dan p yaitu:
67
Asperlu = pmin . b . d = 0,0035 . 1000 . 91 = 318,5 mm2
d = h – s – ∅ - (∅/2) = 120 – 25 – 8 - (8 / 2) = 83 mm
𝑀𝑢 4,868 x 106
MR = Mn = = = 6,085 x 106 N.m
𝜑 0,8
𝑀𝑛 6,085 x 106
kperlu = = = 0,8832
𝑏 𝑥 𝑑2 1000 𝑥 832
Untuk f‘c = 25 MPa dan fy = 400 MPa maka dari tabel dapat dilihat kmin =1,3537
lebih besar dari kperlu = 0,8832, sehinga digunakan untuk k dan p yaitu:
68
Tabel 4.1 Perhitungan Penulangan Plat Lantai
ly 6
= = 1,8 < 2 → (Plat dua arah)
lx 3,25
69