Ringkasan
Sungai Negara adalah salah satu sungai di propinsi Kalimantan Selatan yang
mempunyai luas daerah aliran sungai (DAS) sebesar 3.921 km. Di sungai ini sering terjadi
banjir yang banyak menyebabkan banyak kerugian. Oleh karena itu diperlukan adanya
perhitungan debit banjir untuk mengetahui nilai debit banjir rencana di Sungai Negara.
Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh penyimpangan nilai debit banjir rencana
dari metode empiris dengan data debit terukur sungai sehingga perlu adanya kajian
ketelitian untuk mendapatkan debit banjir rencana yang sesuai dengan keadaaan
sebenarnya di lapangan. Penelitian ini menggunakan metode studi pustaka dan melakukan
analisis terhadap data curah hujan untuk mendapatkan debit banjir pada daerah aliran
Sungai Negara dengan Metode Rasional, metode Der Weduwen dan metode Haspers
serta melakukan analisis frekuensi terhadap data debit terukur.
Hasil perhitungan data curah hujan menggunakan metode Rasional, metode Der
Weduwen dan metode Haspers terhadap nilai analisis frekuensi data debit terukur
didapatkan bahwa penyimpangan terkecil terjadi terhadap metode Der Weduwen yaitu
sebesar 38.28% untuk kala ulang 2 tahun, 36.47% untuk kala ulang 5 tahun, 36.04% untuk
kala ulang 10 tahun, 35.96% untuk kala ulang 20 tahun, 36.17% untuk kala ulang 50 tahun
dan 36.50% untuk kala ulang 100 tahun. Oleh karena itu, metode Der Weduwen dapat
digunakan sebagai acuan untuk dalam perhitungan debit banjir rencana untuk
merencanakan penanggulangan bencana banjir di Sungai Negara.
Kata kunci: debit banjir rencana, data curah hujan, data debit terukur, Sungai Negara
86
Jurnal POROS TEKNIK Volume 8, No. 2, Desember 2016 :55-103 ISSN 2085-5761 (Print)
ISSN 2442-7764 (Online)
dengan :
P = tinggi hujan rata-rata (mm) Distribusi Gumbel
P1.. Pn = tinggi hujan di setiap titik penga- Persamaan metode Gumbel (Sri Harto
matan (mm) Br, 1993) adalah:
A1..An = luas yang dibatasi garis polygon
(km2)
X Tr X K S X (4)
Analisis Distribusi Frekuensi Curah Hujan
Maksimum dengan:
Dalam melakukan analisis distribusi XTr = besarnya curah hujan rencana untu
frekuensi data curah hujan dilakukan dengan periode ulang T tahun.
4 metode yaitu metode distribusi normal, X = harga rata-rata dari data
metode distribusi log normal, metode distribusi n
III. = 1
n
Distribusi Normal SX = simpangan baku
Xi X
2
Persamaan metode distribusi Normal (Sri
=
Harto Br, 1993) adalah: n 1
K = faktor frekuensi yang merupakan
X Tr X K Tr S X (2) fungsi dari periode ulang (return
period) dan tipe frekuensi
dengan: Untuk menghitung faktor frekuensi Gumbel
XTr = besarnya curah hujan rencana untuk mengambil harga :
periode ulang T tahun.
X = harga rata-rata dari data
n
X
1
i
K=
yt y n
(5)
= Sn
n
87
ISSN 2085-5761 (Print) Jurnal POROS TEKNIK, Volume 8 No. 2, Desember 2016 : 55-103
ISSN 2442-7764 (Online)
dengan:
yt = reduksi sebagai fungsi dari Dengan :
probabilitas X2hit = Uji statistik
yn dan Sn = besaran yang merupakan fungsi OF = Nilai yang diamati (Observed
dari jumlah pengamatan frequency)
EF = Nilai yang diharapkan (Expected
Distribusi Log Pearson Type III frequency)
Persamaan metode Log Pearson Type III
(Sri Harto Br, 1993) adalah:
Uji Chi Kuadrat merupakan uji
simpangan vertikal dengan langkah-langkah
Log XTr = Log X + KTr . (Slog X) (6) sebagai berikut:
n 1
Uji Smirnov Kolmogorov
Ktr = koefisien frekuensi, didapat Uji Smirnov Kolmogorov (uji data
berdasarkan hubungan nilai Cs horizontal) digunakan untuk menguji
dengan periode ulang T simpangan secara mendatar (Soewarno,
n
n . ( Log X i Log X ) 3 1995). Untuk melakukan pengujian data
i 1 terhadap simpangan horizontal,
Cs =
(n 1)(n 2) . ( S log X ) 3 menggunakan rumus :
(9)
Pengujian Kesesuaian Distribusi Frekuensi maks PE ( x) Pt ( x)
Uji kesesuaian ini dimaksud untuk
mengetahui kebenaran suatu hipotesa
Dimana :
distribusi frekuensi. Dengan pemeriksaan ini
maks = Selisih data probabilitas teoritis
akan diperoleh :
1. Kebenaran antara hasil pengamatan dan empiris
dengan metode distribusi yang Pt(X) = Posisi data x menurut sebaran
diharapkan atau yang diperoleh secara
teoritis
teoritis.
2. Kebenaran hipotesa diterima atau ditolak Pe(X) = Posisi data x menurut sebaran
untuk digunakan pada perhitungan empiris
selanjutnya.
Ada 2 cara untuk mengadakan uji kesesuaian Dari hasil perhitungan diperoleh perbedaan
distribusi yaitu Chi Kuadrat dan uji. yang maksimum antara distribusi teoritis dan
distribusi empiris yang disebut dengan
Uji Chi - Kuadrat maksimum. Kemudian Nilai maksimum hasil
Uji ChiKuadrat (uji data vertikal) adalah perhitungan dibandingkan dengan cr yang
ukuran perbedaan yang didapat antara diperoleh dari tabel untuk suatu derajat yang
frekuensi yang diamati dengan yang tertentu yang mana pada studi ini digunakan
diharapkan. Uji ini digunakan untuk menguji nilai kritis (significant level) 5% . Apabila
simpangan tegak lurus yang ditentukan cr > maksimum maka hipotesa dapat diterima
dengan rumus Shahin (Soewarno, 1995):
x 2
k
EF OF 2 , EF
n
(8)
Analisis Debit Banjir Rencana
hit
i 1 EF k
88
Jurnal POROS TEKNIK Volume 8, No. 2, Desember 2016 :55-103 ISSN 2085-5761 (Print)
ISSN 2442-7764 (Online)
89
ISSN 2085-5761 (Print) Jurnal POROS TEKNIK, Volume 8 No. 2, Desember 2016 : 55-103
ISSN 2442-7764 (Online)
90
Jurnal POROS TEKNIK Volume 8, No. 2, Desember 2016 :55-103 ISSN 2085-5761 (Print)
ISSN 2442-7764 (Online)
menggunakan Metode Thiessen. Metode ini maksimum dari 3 (tiga) buah stasiun pencatat
hasilnya akan lebih teliti untuk daerah-daerah hujan yang bisa mewakili lokasi studi, dimana
dimana distribusi dari pengamat hujan tidak lamanya periode pencatatan data yang
tersebar merata. tersedia adalah selama 26 tahun (tahun 1989
Data curah hujan yang digunakan dalam sampai dengan tahun 2014). Data curah hujan
studi ini adalah data curah hujan harian efektif tahunan dapat dilihat pada (tabel 2)
Analisis Distribusi Frekuensi Data Curah Hasil analisis distribusi frekuensi data
Hujan curah hujan dengan menggunakan Distribusi
Ada 4 metode untuk melakukan analisis Log Normal dapat dilihat pada tabel 4.
distribusi frekuensi data curah hujan yaitu
Distribusi Normal, Distribusi Log Normal, Tabel 4. Curah Hujan Rencana Distribusi
Distribusi Gumbel dan Distribusi Log Pearson Log Normal
Type III.
Periode Ulang Curah Hujan
No.
(tahun) (mm)
Distribusi Normal 1 2 97.336
Hasil analisis distribusi frekuensi data 2 5 120.946
curah hujan dengan menggunakan Distribusi 3 10 135.518
Normal dapat dilihat pada tabel 3. 4 20 148.737
5 50 165.370
Tabel 3. Curah Hujan Rencana Distribusi 6 100 177.785
Periode Ulang Curah Hujan Sumber : Hasil Perhitungan
No.
(tahun) (mm)
1 2 100.549 Distribusi Gumbel
2 5 122.878 Hasil analisis distribusi frekuensi data
3 10 134.575 curah hujan dengan menggunakan Distribusi
4 20 144.145 Gumbel dapat dilihat pada tabel 5.
5 50 155.043
6 100 162.487 Tabel 5. Curah Hujan Rencana Distribusi
Sumber : Hasil Perhitungan
Gumbel
Distribusi Log Normal
91
ISSN 2085-5761 (Print) Jurnal POROS TEKNIK, Volume 8 No. 2, Desember 2016 : 55-103
ISSN 2442-7764 (Online)
Dari tabel 8 dapat dilihat bahwa dari hasil Distribusi Gumbel. Sehingga curah hujan
Uji Smirnov-Kolmogorov maka distribusi rencana yang selanjutnya digunakan untuk
frekuensi yang memenuhi syarat adalah analisis debit rencana adalah curah hujan
Distribusi Normal dan Distribusi Gumbel. rencana Distribusi Gumbel
Distribusi Curah Hujan Maksimum Terpilih Analisis Debit Banjir Rencana Data Curah
Rekapitulasi Pengujian Distribusi Curah Hujan Hujan
Efektif dapat dilihat pada tabel 9. Berdasarkan Dari hasil perhitungan curah hujan
pengujian distibusi curah hujan baik Uji Chi- rencana dengan berbagai kala ulang, maka
Kuadrat maupun Uji Smirnov-Kolmogorov diperoleh debit rencana dengan metode empiri
maka distribusi yang dapat memenuhi kedua dengan untuk kala ulang 2 tahun, 5 tahun, 10
uji tersebut adalah Distribusi Normal dan tahun, 20 tahun, 50 tahun dan 100 tahun.
Tabel 9. Rekapitulasi Pengujian Distribusi Curah Hujan Efektif
92
Jurnal POROS TEKNIK Volume 8, No. 2, Desember 2016 :55-103 ISSN 2085-5761 (Print)
ISSN 2442-7764 (Online)
Tabel 10. Hasil Perhitungan Debit Banjir Rencana dengan Metode Rasional
Tabel 11. Hasil Perhitungan Debit Banjir Rencana dengan Metode Der Weduwen
Tabel 12. Hasil Perhitungan Debit Banjir Rencana dengan Metode Hasper
Kala Q
Ulang R24 r Rt (m/det)
(tahun)
2 96.87 2.888 0.193 0,637 376.509 1026.53
5 122.06 4.038 0.193 0,637 526.445 1435.32
10 138.74 5.188 0.193 0,637 598.377 1631.43
25 154.74 6.338 0.193 0,637 667.375 1819.55
50 175.44 7.488 0.193 0,637 756.686 2063.05
100 190.96 8.638 0.193 0,637 823.612 2245.52
Sumber : Hasil Perhitungan
93
ISSN 2085-5761 (Print) Jurnal POROS TEKNIK, Volume 8 No. 2, Desember 2016 : 55-103
ISSN 2442-7764 (Online)
Data debit maksimum Sungai Negara person type III serta pengujian kesesuaian
adalah sebagamana (tabel 13). Dari hasil distribusi dengan Uji Chi-Kuadrat dan Uji
analisis frekuensi data debit terukur dengan Smirnov Kolmogorov maka didapat debit
menggunakan distribusi normal,distribusi log banjir rencana sebagaimana (tabel 14)
normal, distribusi gumbel dan distribusi log
T (tahun) (m/det)
2 419.02
5 542.94
10 624.98
20 703.68
50 805.55
100 881.89
Sumber : Hasil Perhitungan
94
Jurnal POROS TEKNIK Volume 8, No. 2, Desember 2016 :55-103 ISSN 2085-5761 (Print)
ISSN 2442-7764 (Online)
metode Der Weduwen dan metode Haspers diperoleh penyimpangan debit banjir rencana
serta perhitungan debit banjir rencana yang dapat dilihat pada table 15, tabel 16 dan
berdasarkan data debit terukur maka tabel 17 berikut ini.
Tabel 15. Penyimpangan (%) debit banjir rencana metode Rasional terhadap debit banjir rencana
data debit
Q
Q Rasional Penyimpangan Faktor
Kala Terukur
Konversi Koreksi
Ulang (m3/det) (m3/det) (m3/det) %
a b c=b-a d=c/a x 100 (C)
2 419.02 214.31 -204.71 -48.85 1.96
5 542.94 270.04 -272.90 -50.26 2.01
10 624.98 306.94 -318.04 -50.89 2.04
2.04
25 703.68 342.34 -361.34 -51.35 2.06
50 805.55 388.134 -417.42 -51.82 2.08
100 881.89 422.47 -459.42 -52.09 2.09
Sumber : Hasil Perhitungan
Tabel 16. Penyimpangan (%) debit banjir rencana metode Der Weduwen terhadap debit banjir
rencana data debit
Q
Q Der Weduwen Penyimpangan Faktor
Kala Terukur
Konversi Koreksi
Ulang (m3/det) (m3/det) (m3/det) %
a b c=b-a d=c/a x 100 (C)
2 419.02 579.43 160.41 38.28 0.72
5 542.94 740.97 198.03 36.47 0.73
10 624.98 850.24 225.26 36.04 0.74
0.73
25 703.68 956.74 253.06 35.96 0.74
50 805.55 1096.92 291.37 36.17 0.73
100 881.89 1203.73 321.84 36.50 0.73
Sumber : Hasil Perhitungan
Tabel 17. Penyimpangan (%) debit banjir rencana metode Haspers terhadap debit banjir rencana
data debit
Q
Q Haspers Penyimpangan Faktor
Kala Terukur
Konversi Koreksi
Ulang (m3/det) (m3/det) (m3/det) %
a b c=b-a d=c/a x 100 (C)
2 419.02 1026.53 607.51 144.98 0.41
5 542.94 1435.32 892.38 164.36 0.38
10 624.98 1631.43 1006.45 161.04 0.38
0.39
25 703.68 1819.55 1115.87 158.58 0.39
50 805.55 2063.05 1257.50 156.10 0.39
100 881.89 2245.52 1363.63 154.63 0.39
Sumber : Hasil Perhitungan
Hasil perhitungan debit banjir rencana
mengunakan metode Rasional, metode Der
95
ISSN 2085-5761 (Print) Jurnal POROS TEKNIK, Volume 8 No. 2, Desember 2016 : 55-103
ISSN 2442-7764 (Online)
Tabel 18. Debit Banjir Rencana Menggunakan Data Curah Hujan dan Data Debit
Kala Ulang Debit Banjir Rencana (m3/det)
(Tahun) Rasional Der Weduwen Haspers Debit Terukur
2 214.31 579.43 1026.53 419.02
5 270.04 740.97 1435.32 542.94
10 306.94 850.24 1631.43 624.98
25 342.34 956.74 1819.55 703.68
50 388.13 1096.92 2063.05 805.55
100 422.47 1203.73 2245.52 881.89
Sumber : Hasil Perhitungan
6. DAFTAR PUSTAKA
96