Anda di halaman 1dari 13

BAB 5

MASALAH KHUSUS
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN KOLOM dan
PERHITUNGAN VOLUME PENGECORAN LANTAI 7

5.1 LATAR BELAKANG MASALAH KHUSUS


Pekerjaan struktur bangunan biasanya dibagi menjadi struktur bawah dan
struktur atas. Pekerjaan yang dilakukan struktur atas diantaranya pekerjaan
kolom, balok, pelat lantai dan tangga. Sedangkan pekerjaan yang dilakukan di
struktur bawah adalah pekerjaan fondasi dan pekerjaan yang dilakukan di bwah
tanah.
Penulis melakukan kerja praktek di Moizland Trade Centre tanah abang,
disana sedang melakukan pekerjaan struktur atas, yaitu metode pelaksanaan
pekerjaan kolom dan perhitungan volume pengecoran kolom lantai 7 gedung
Moizland Trade Centre Tanah Abang. Penulis mengambil masalah khusus ini
dengan tujuan agar dapat mengerti tahapan metode pelaksanaan pekerjaan
yang baik dan benar serta mencoba menghitung volume pengecoran kolom
untuk kolompada lantai 7 gedung Moizland Trade Centre Tanah Abang.

5.2 URAIAN UMUM


Kolom merupakan bagian dari suatu kerangka bangunan yang menepati
posisi terpenting dalam sistem struktur bangunan. Bila terjadi kegagalan pada
kolom maka dapat berakibat keruntuhan komponen struktur lain yang
berhubungan dengannya, atau bahkan terjadi keruntuhan total pada keseluruhan
struktur bangunan.
Struktur dalam kolom terbuat dari besi dan beton, keduanya merupakan
gabungan antara material yang tahan terhadap tarik dan tekan. Besi adalah
material yang tahan tarik, sedangkan beton merupakan material yang tahan
tekan. Gabungan antara kedua material ini dalam struktur beton memungkinkan
kolom atau bagian struktural lain seperti balok bisa menahan gaya tekan dan
gaya tarik pada bangunan.

40
Menurut SNI 2847:2013 kolom juga berfungsi untuk menahan beban
aksial tekan vertikal, sehingga perencanaan dimensi kolom perlu diperhatikan
terutama dari segi lendutan dan perilaku akibat beban.

5.3 METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN KOLOM

Gambar 5.1 Metode Pelaksanaan Pekerjaan Kolom

Dari diagram aliran diatas pelaksanaan pekerjan kolom di atas, dijelaskan


secara rinci sebagai berikut:

41
1. Menentukan As dan Membuat Marking Kolom
Penentuan as kolom dilakukan mengguanakan alat penyipat datar
yaitu theodolite dan waterpass. Menentukan as kolom berfungsi agar
kolom sesuai dengan yang direncanakan dan kolom simetris sesuai
dengan gambar kerja.

Gambar 5.2 Menentukan As Kolom dan Membuat Marking Kolom

2. Pabrikasi Kolom
Proses pabrikasi kolom yaitu baja tulangan di potong sesuai
panjang kolom pada shop drawing, proses ini disebut bar cutter. Setelah
itu dilakukan proses pembengkokan tulangan sesuai dengan shop
drawing, proses ini disebut bar bender.

Gambar 5.3 Pabrikasi Kolom

3. Pemasangan Tulangan Kolom


Tulangan kolom yang telah selesai dipabrikasi selanjutnya
diangkat menggunakan tower crane ke area di mana kolom itu akan
dipasang. Tulangan kolom harus sudah dipastikan tersambung dengan

42
stek kolom dan sudah berdiri tegak lurus. Setelah tulangan terpasang lalu
dilakukan pengecekan ikatan pada tulangan, dan pemasangan sepatu
kolom pada setiap sudut marking dimensi kolom serta pemasangan beton
decking pada setiap sisi kolom untuk menjaga ketebalan selimut beton.
4. Penceklisan Kolom oleh Qc
Setelah pembesian tulangan kolom selesai, maka dilakukan
checklist atau pemeriksaan tulangan oleh qc yang harus sesuai dengan
kolom apa bila saat pemeriksaan kolom tidak sesuai dengan shopdrawing
maka akan dilakukan perbaikan terlebih dahulu untuk memenuhi kriteria.
5. Pembersihan Area Kolom
Proses pembersihan kolom pada proyek MTC tanah abang
menggunakan alat kompresor guna mengefektifkan pekerjaan
pembersihan pada kolom. Pembersihan dilakukan untuk memastikan
kolom dalam keadaan bersih dari kotoran seperti debu dan tanah yang
menempel pada tulangan.
6. Pemasangan Bekisting Kolom
Beton decking dipasang pada sisi luar tulangan sebelum
pemasangan bekisting. Proses ini di kerjakan agar didapatkan selimut
beton yang sesuai rencana, kemudian di pasang bekisting setelah di
pasang dilakukan pengecekan posisi vertikal kolom menggunakan unting-
unting agar keadaan bekisting yang dipasang simetris.

Gambar 5.4 Pemasangan Bekisting Kolom

7. Pengecoran Kolom
Proses pengecoran kolom pada proyek MTC tanah abang
menggunakan bucket cor dan tower crane, sebelum pengecoran beton

43
dipindahkan terlebih dahulu dari truck mixer kedalam bucket cor, lalu
bucket cor di angkat menggunakan tower crane kearah kolom yang ingin
di cor. Pada saat pengecoran berlangsung dilakukan pemadatan
menggunakan alat bantu vibrator.

Gambar 5.5 Pengecoran Kolom

8. Pembongkaran Bekisting Kolom


Proses pembongkaran bekisting dilakukan setelah beton sudah
cukup mengeras atau ± 24 jam setelah pengecoran. Pelepasan bekisting
kolom diangkat menggunakan bantuan tower crane, setelah bekisting
terangkat sepenuhnya lalu bekisting dibawa ke tempat pabrikasi kembali.

Gambar 5.6 Pembongkaran Bekisting Kolom

44
9. Perawatan (Curing)
Begitu pembongkaran bekisting selesai dilakukan, maka pekerjaan
selanjutnya yaitu perawatan beton dapat dilakukan. Proses curing ini
dilakukan dengan penyiraman air ke seluruh permukaan balok. Setelah
itu, bahan curing compound dapat disemprotkan ke permukaan balok.
Perawatan beton ini sendiri bertujuan untuk menghindari beton
mengalami kehilangan kadar air yang berlebihan dengan menjaga suhu
dan kelembaban beton agar tidak terjadi retak.

5.4 PERBANDINGAN METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN


KOLOM ANTARA TEORI DENGAN LAPANGAN
Terdapat beberapa perbedaan dalam melaksanakan pekerjaan kolom
dilapangan dengan teori diantaranya sebagai berikut:

Tabel 5.1 Perbandingan Metode Pelaksanaan Pekerjaan Kolom Antara Teori


Dengan Lapangan
No Teori Lapangan Alasan
1 Pembongkaran Pembongkaran Pembongkaran
bekisting kolom bekisting kolom beton bekisting
dapat dilakukan dapat dilakukan dapat dilakukan
pada saat umur pada saat umur pada saat umur
beton 28 hari. beton 12 hari. beton telah 12 hari
dikarenakan
menggunakan zat
adiktif dengan
syarat harus
dipasang
penyangga selama
28 hari untuk
mengurangi
lendutan akibat
beban
pelaksanaan pada
lantai di atasnya.

45
Tabel 5.1 Perbandingan Metode Pelaksanaan Pekerjaan Kolom Antara Teori
Dengan Lapangan (lanjutan)
No Teori Lapangan Alasan
2 Beton harus Beton harus dirawat Perawatan beton
dirawat agar dalam agar dalam kondisi dilakuka selama 3-
kondisi lembab lembab selama 4 hari dikarenakan
selama kurang kurang lebih 3-4 hari penyiraman air
lebih 7 hari setelah setelah pengecoran dilakukan secara
pengecoran dengan cara rutin terus menerus
dengan cara menyiramkan air sehingga dapat
menyiramkan air pada permukaan menghindari
pada permukaan beton. terjadinya
beton. perubahan suhu
ekstrem yang
dapat
meneyebabkan
beton kehilangan
air.

5.5 PERHITUNGAN KEBUTUHAN BETON PADA KOLOM


Kebutuhan kolom beton pada kolom dapat dihitung berdasarkan shop
drawing yang ada. Perhitungan ini dimaksudkan untuk mengetahui jumlah
volume beton yang dibutuhkan pada saat pengecoran kolom lantai 7. Pada lantai
7 terdapat bebagai tipe kolom yang berbeda, ada 5 tipe kolom dan 27 kolom
yang ada pada lantai 7. Area yang akan ditinjau dapat di lihat pada gambar 5.6
shop drawing kolom lantai 7.

46
Gambar 5.7 Shop Drawing Kolom Lantai 7

Data spesifikasi kolom serta tulangan yang mengisinya dapat dilihat di


table 5.2 dan 5.3 yang telah tersusun dibawah ini. Spesifikasi kolom yang tertera
dalam tabel meliputi kolom, jumlah kolom, dimensi kolom, serta dimensi
tulangan. Pada bagian perhitungan penulisan penullis hanya merincikan
perhitungan dari beberapa tipe kolom, namun ditampilkan table rekapitulasi
perhitungan dari setiap kolom yang ada pada lantai 7.
Tabel 5.3 Dimensi Kolom Lantai 7
Jumlah Dimensi Kolom Volume
No. Tipe Kolom
Kolom Ø (m) P (m) L (m) T (m) Kolom
1 K1 5 0,5 0,5 4,5 1,125
2 K2 13 0,6 0,3 4,5 0,81
3 K2A 3 0,6 0,3 4,5 0,81
4 K3 2 0,5 0,3 4,5 0,675
5 K3A 1 0,5 0,3 4,5 0,675

47
Tabel 5.4 Data Penulangan Kolom lantai 7
Tulangan
No. Tipe Kolom
Utama Sengkang
1 K1 10D22 D13-100
2 K2 12D19 D13-75
3 K2A 12D19 D13-75
4 K3 12D16 D13-75
5 K3A 12D16 D13-75/150

5.5.1 Perhitungan Kebutuhan Volume Beton Kolom Tipe K1


Berikut adalah perhitungan volume kolom, volume utama, tulangan
sengkang dan kebutuhan pengecoran beton untuk kolom tipe K1 dalam satuan
meter berdasarkan tabel 5.2 dan 5.3 sebagai berikut.

Tabel 5.5 Kolom Detail C K1


Kolom Detail C K1

Dimensi 500 x 500


Total Tulangan 10D22
Sengkan Tumpuan D13 - 100
g Lapangan D13 - 100

1. Perhitungan Volume Kolom (berdasarkan tabel 5.2)


Volume Kolom =P×L×T
= 0,5 × 0,5 × 4,5
= 1,125 m
2. Perhitungan Volume Tulangan (berdasarkan tabel 5.3)
a. Perhitungan Volume Tulangan Utama
1) Panjang Tulangan = Tinggi floor to floor lantai 7

48
= 4,500 m

2) Luas Tulangan =
1
= × π × 0,0222
4
= 0,00037994 m2
3) Jumlah Tulangan = 10 buah
4) Volume Tulangan = Panjang × Luas × Jumlah
= 4,500 × 0,00037994 × 10
= 0,0171 m3
b. Perhitungan Volume Tulangan Sengkang Tumpuan
Perhitungan volume tulangan sengkang tumpuan ini meliputi 2
bagian, yaitu tumpuan atas dan tumpuan bawah, sehingga setelah
diperoleh hasil dari salah satu bagian, maka hasil harus dikalikan 2
agar hasil perhitungan di bawah ini meliputi tumpuan atas dan
bawah.
1) Panjang Tulangan = 2 × (bkolom - 2decking) + 2 ×
(hkolom - 2decking) + (2 × 6D)
= 2 × (0,5 - (2 × 0,04)) + 2 × (0,5 - (2
× 0,04)) + (2 × 6(0,013))
= 2,832 m
1
2) Luas Tulangan = x π x d2
4
1
= x π x 0,0132
4
= 0,0001327 m2
3) Jumlah Tulangan =
Tinggi tulangan (1/4)h
Jarak pemasangan tulangan sengkang
1,125
=
0,100
= 11,25 buah, dibulatkan menjadi 11
buah.
4) Volume Tulangan = Panjang × Luas × Jumlah
= 2,832 × 0,0001327 × 11

49
= 0,0041 m3
c. Perhitungan Volume Tulangan Sengkang Lapangan
1) Panjang Tulangan = 2 × (bkolom - 2decking) + 2 ×
(hkolom - 2decking) + (2 × 6D)
= 2 × (0,5 - (2 × 0,04)) + 2 × (0,5 - (2
× 0,04)) + (2 × 6(0,013))
= 2,832 m
1
2) Luas Tulangan = x π x d2
4
1
= x π x 0,0132
4
= 0,0001327 m2
3) Jumlah Tulangan =
Tinggi tulangan (1/2)h
Jarak pemasangan tulangan sengkang
2,250
=
0,100
= 22,5 buah
4) Volume Tulangan = Panjang × Luas × Jumlah
= 2,832 × 0,0001327 × 22
= 0,0082 m3
d. Perhitungan Volume Tulang Total
Volume Tulangan Total = Volume Tulangan Utama +
Volume Tulang Sengkang Tumpuan
+ volume Tulangan Sengkang
Lapangan
= 0,0171045 + 0,0041338704 +
0,0082677408
= 0,0295 m3
e. Perhitungan Volume Beton
Volume Beton = Volume Kolom - Volume Tulangan
Total
= 1,125 - 0,0295061112
= 1, 0299 m3

50
f. Perhitungan Kebutuhan Truk Mixer
Kapasitas truk mixer besar = 7 m3
Volume beton kolom lantai 7
Kebutuhan pengecoran =
Kapasitas truk mixer
16,6615
=
7
= 2,3802 m3 = 3 truk mix

5.5.2 Perhitungan Rasio Penulangan Kolom Tipe K1


Berikut adalah perhitungan rasio penulangan kolom tipe k1 dalam satuan
meter berdasarkan SNI 2847 : 2013 Pasal 21. 6. 3.1.
1
1. Luas Tulangan = x π x d2
4
1
= x π x 222
4
= 379,94 m2
2. Luas Tulangan Total = jumlah tulangan x luas tulangan
= 10 x 379,94
= 3799,4 m2
3. Luas Dimensi Kolom = Panjang x Lebar
= 500 x 500
= 250000 m2
4. Rasio Tulangan Kolom
luas tulangan pakai
a. Rasio Tulangan pakai =
luas dimensi kolom
3799,4
=
25 0000
= 0,0152 m2
5. Kontrol Rasio Tulangan Pakai
berdasarka SNI 2847 : 2013 Pasal 21. 6. 3.1 rasio tulangan harus ≥ 0,01
dan ≤ 0,06
= 0,0152 ≥ 0,01 OK
= 0,0152 ≤ 0,06 OK

5.5.3 Hasil Rekapitulasi Kebutuhan Beton Pada Kolom Lantai 7


Hasil rekapitulasi disajikan dalam bentuk table yang berisikan volume
kolom, volume tulangan utama, volume tulangan sengkang tumpuan dan
lapangan, serta volume beton pada setiap tipe kolom yang ada pada lantai 7
berikut table rekapitulasi yang dimaksud:

51
Tabel 5.6 Hasil Rekapitulasi Kebutuhan Beton
Volume (m3)
Tipe Dimensi Rasio Tulangan Sengkang
No.
Kolom Kolom Kolom Kolom Tulangan Beton
Utama Tumpuan Lapangan
500 x 500 0,015
1 K1 1,125 0,0171 0,0041 0,0082 1, 0299
2
600 x 300 0,018
2 K2 0,81 0,1530 0,0033 0,0065 0,6472
9
600 x 300 0,018
3 K2A 0,81 0,1530 0,0033 0,0065 0,6472
9
500 x 300 0,016
4 K3 0,675 0,0109 0,0286 0,0572 0,5784
1
500 x 300 0,016
5 K3A 0,675 0,0109 0,0286 0,0572 0,5784
1
Total 2,4512

52

Anda mungkin juga menyukai