Anda di halaman 1dari 6

C.

PENGENDALIAN PEKERJAAN STRUKTUR ATAS


BANGUNAN GEDUNG
1. STRUKTUR BAJA
Struktur atas adalah semua bagian struktur yang berada di atas permukaan tanah, yang seluruh beban bangunan
atasnya masing-masing dipikul oleh kolom, balok, dan plat harus dapat mencapai kualitas struktur yang baik dan
sesuai dengan standar teknis pelaksanaan.
Hal hal yang harus diperhatikan dalam Pengendalian Pekerjaan Struktur Atas Bangunan Gedung adalah:
 Struktur baja harus memenuhi persyaratan teknis baik melalui pemodelan dan pengujian.
 Baut dan mur harus memenuhi ketentuan sesuai SNI dan mempunyai kepala baut dan mur berbentuk segi
enam.
 Pada pekerjaan pengelasan permukaan las yang tampak harus dibersihkan dari residu kerak.
 Penyedia jasa harus menyediakan setiap peralatan dan perancah yang diperlukan untuk pemasangan
struktur baja.
 Gambar Kerja harus sudah disiapkan sesuai dengan dokumen kontrak sebelum memulai pekerjaan.
 Tenaga Kerja dan Peralatan dikoordinasikan kesiapanya sesuai kebutuhan.
 Material yang digunakan diperiksa kesesuiaanya dan diuji kualitasnya sesuai dengan speksifikasi teknis.
 Hasil Pekerjaan dievaluasi kesesuainnya dengan gambar rencana dan speksifikasi teknis
2. STRUKTUR BETON BERTULANG
 Pekerjaan Sloof dan Pekerjaan Kolom
Hal - hal yang harus diperhatikan dalam Pengendalian Pekerjaan Struktur Beton Bertulang bagian
Pekerjaan Sloof dan Pekerjaan Kolom adalah:
1. Periksa Kembali posisi as - as kolom yang akan dipasang, stik-stik pembesian kolom baik ukuran besi
beton maupun posisi besi beton . (Sesuai dengan gambar kerja/shop drawing dan spesifikasi yang
ada)
2. Setelah dilakukan pemasangan pembesian dan pemasangan bekisting, Sloof siap untuk dilakukan
pengecoran Beton dengan mutu beton yang telah ditetapkan.
3. Mobilisasi dan Penyiapan Posisi Concrete pump saat erection, concrete vibrator dsb.
4. Sebelum pengecoran dilaksanakan (setelah mobil mixer datang, dilakukan pemeriksaan dan surat
jalan beton, Uji Slump Test (hasus sesuai persaratan ) dan pembuatan Kubus Beton.
5. Pengecoran dapat dilaksanakan dan selama proses pengecoran penggunaan mesin vibrator harus
digunakan untuk membuang rongga udara dan pencegahan keropos beton dan sedapat mungkin
kepala selang vibrator tidak menyentuh pembesian struktur.
6. Setelah Pengecoran selesai, keesokan harinya pemasangan pembesian dan bekisting kolom bisa
dilaksanakan.
8. Setelah pembesian kolom selesai di tegakkan, Kembali periksa posisi As pembesian Kolom.
 Penyambungan Stik Besi Kolom dengan pembesian kolom
 Jarak Pemasangan besi Sengkang/begel relatif sama setinggi kolom
 Pengikatan kawat bendrat Pembesian Kolom harus kuat dan kokoh sehingga posisi dan jarak pembesian tidak
berubah.
9. Pemasangan Bekisting yang sudah dilakukan sebelumnya dipasang sebagai mal pembungkus beton dan besi
tulangan diperkuat dengan pengunci mal. Untuk vertikalisasi berdirinya bekisting kolom dapat diperiksa/dikontrol
dengan menggunakan unting-unting, benang load. Bekisting Dikunci dengan batang-batang skor
10. Setelah Pemasangan bekisting selesai dan melalui pemeriksaan pengawas selesai pengecoran dapat dilakukan
dengan mutu beton yang telah ditentukan.
 Saat penuangan beton cor menggunakan concrete pump berlangsung yang perlu dijaga adalah tinggi jatuh
beton cor 1,5 m' agar kerapatan agregat tetap terjaga. Dengan tidak meninggalkan standard uji beton readymix
yang dating tetap dilaksanakan.
Pekerjaan Sloof dan Kolom
 Pekerjaan Balok (Beam) dan Pekerjaan Lantai.
Perihal pembesian untuk balok dan lantai beton dapat dilaksanakan pada saat penyetelan/pemasangan dan konstruksi sloof dan kolom. Adapun Langkah
berikutnya adalah :
1. Satu (1) Hari setelah Pengecoran Kolom selesai bekisting kolom sudah bisa dibuka dengan hati-hati (beton masih muda) untuk mempersiapkan
pekerjaan tahap berikutnya.
2. Dimulai pemeriksaan elevasi masing-masing puncak kolom Penyetelan Bekisting Balok, lantai dan pemasangan perancah sudah bisa dilakukan. Untuk
menjaga kerataan/horizontal balok dan lantai, penggunaan balok kayu yang lebih besar dan rata atau menggunakan hory beam sebagai landasan diatas
perancah/scafolding.
3. Diikuti dengan pemasangan system pembesian balok dan pembesian lantai yang sudah dilakukan sebelumnya. (ukuran, jumlah dan jarak pasang sesuai
dengan spesifikasi).
4. Setelah pembesian selesai diikuti dengan pemasangan beton decking untuk menjaga tebal selimut beton dengan jarak 60 cm pada balok dan lantai.
5. Setelah semua item tersebut selesai, dilakukan pemeriksaan pekerjaan bersama pengawas untuk mendapatkan perintah pengecoran bisa untuk
dilaksanaan.
6. Standar danprosedur pelaksanaan pengecoran tetap diikuti.
7. Setelah 3 - 4 jam daerah yang selesai pengecoran jika matahari cukup terik lakukan perawatan beton dengan menyiramkan air yang telah diselimuti
dengan karung goni terlebih dahulu (Curing) agar beton yang terjemur tidak mengalami retak rambut akibat terjemur (setiap 3-4 jam sekali) selama 7
sampai 10 hari.
8. Hindari penghentian pengecoran kalau tidak terpaksa, siapkan plastic pelindung jika terjadi hujan dan operasikan mesin fibrator selama proses
pengecoran.
9. Jaga ketebalan pengecoran dengan bantuan alat colok dan jaga kerataan pengecoran dengan terus memeriksa kerataan menggunakan Waterpass
selama proses pengecoran.
10. Keesokan harinya di lantai yang selesai dicor sudah bisa dilakukan pemeriksaan posisi As-As tiang untuk lantai berikutnya, berupa pemberian penetapan
tapak kolom lantai berikutnya.
11. Sementara Pemasangan bekisting dan Pembesian kolom dan lantai berikutnya sudah berjalan.
12. Demikian selanjutnya dapat dilaksanakan dengan tahapan yang sama untuk lantai berikutnya.
Pekerjaan Balok dan Lantai

Anda mungkin juga menyukai