Anda di halaman 1dari 15

SKEMA SERTIFIKASI : PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN

GEDUNG MADYA
JENJANG : 5
NAMA ASESI : YUDHI MARTA WIJAYA
NIK ASESI : 6304150909840001
TUK : DINAS PUPR KAB. BARITO KUALA
NAMA ASESOR :
METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI BANGUNAN GEDUNG

Dalam menyelesaikan suatu proyek untuk mencapai tujuan dengan efektif dan

efisien, diperlukan sistem manajemen yang baik. Untuk menerapkan sistem

manajemen yang baik, diperlukan berbagai metode sesuai jenis bangunan

yang diselesaikan. Pihak manajemen menyusun dan mengarahkan metode-

metode agar dapat menyelaraskan antara sumber daya dan penggunaan

peralatan untuk mencapai tujuan proyek. Banyak faktor yang mempengaruhi

ketepatan penggunaan peralatan dan pemanfaatan sumber daya di antaranya

biaya, waktu, dan sosial. Untuk mencapai tujuan dengan efektif dan efisien,

maka manajemen konstruksi melibatkan tahapan-tahapan metode yang

standar digunakan pada setiap bangunan (rumah, gedung, dll). Metode-

metode tersebut adalah sebagai berikut :


A. PEKERJAAN PENDAHULUAN/PERSIAPAN

Pada tahap ini, segala izin yang dibutuhkan untuk proses pembangunan
telah diurus serta segala sesuatu yang menyangkut kelancaran pekerjaan
pelaksanaan harus telah disiapkan di lokasi sebelum melaksanakan
pekerjaan. Penyusunan jadwal terinci, mobilisasi peralatan dan tenaga
kerja, hingga kelengkapan administrasi lapangan harus sudah disiapkan
sebelum memulai pekerjaan. Agar tidak terjadi kesalahan dalam
pelaksanaan proyek, wajib melakukan pengukuran yang sesuai dengan
target dan estimasi waktu serta biaya proyek. Membersihkan lokasi proyek
dari hal-hal yang dapat menghambat proses pembangunan. Contohnya,
lokasi harus bersih dari pepohonan sampai ke akarnya agar tidak merusak
struktur tanah pada bangunan
B. PEKERJAAN PONDASI (GALIAN, PANCANGAN KAYU GALAM, URUGAN
PASIR)
Tahap ini meliputi penggalian pondasi, hingga penimbunan galian
serta pemadatan setiap lapisan mencapai titik peil yang telah
direncanakan. Dalam tahap ini, terdapat beberapa ketentuan yang
wajib di penuhi kontraktor seperti:
1. Memastikan posisi galian dan ukuran seperti tertera dalam gambar
serta mendapatkan persetujuan dewan pengawas lapangan.
2. Penggalian tanah pondasi dimulai setelah
pemasangan bouwplank dan patok-patok disetujui direksi /
pengawas lapangan.
3. Untuk kedalaman galian harus sesuai dengan gambar kerja dan
mendapat persetujuan dari direksi / pengawas lapangan Melakukan
pemancangan pondasi cerucuk kayu galam dengan ukuran sesuai
dengan spesifikasi teknis.
4. Pengurugan kembali yang meliputi urugan pasir, urugan tanah dan
urugan kembali bekas tanah galian (sesuai dengan gambar
proyek).
5. Pengurugan kembali yang meliputi urugan pasir, urugan tanah dan
urugan kembali bekas tanah galian (sesuai dengan gambar proyek).
C. PEKERJAAN BETON
1. Pekerjaan Lantai Kerja
Lantai kerja dibuat dengan campuran
1:2:3 menggunakan concrete mixer dengan
ketebalan sesuai spek teknis / gambar
kerja dan persetujuan dari
direksi/pengawas lapangan.
2. Pekerjaan Pondasi Peor, Neut dan Sloof
Perakitan tulangan dan pembuatan
bakesting harus sesuai dengan gambar kerja
kerja dan telah mendapat persetujuan dari direksi / pengawas lapangan. Bakesting
yang telang dibuat diletakkan di atas lantai kerja dan disusul dengan besi tulangan di
dalamnya. Pengecoran nuet dilakukan setelah pondasi poer selesai, langkah kerja
untuk pekerjaan nuet ini pada dasarnya sama dengan pekerjaan peor.
Pekerjaan sloof berfungsi sebagai pengunci bawah, perakitan tulangan serta
pemasangannya dan pemasangan bakesting sesuai dengan titik yang sudah
ditentukan yang kemudian dilakukan pengecoran dengan menggunakan concrete
mixer. Dalam tahap pelaksanaan ini harus sesuai dengan gambar kerja dan
persetujuan dari direksi / pengawas lapangan.
D. PEKERJAAN RANGKA
Pekerjaan ini terdiri dari pekerjaan kolom beton
bertulang, plat lantai. Berikut langkah – langkah dalam
pekerjaannya :
1. Melakukan perakitan besi tulangan (sesuai spek dan
gambar kerja)
2. Memasang bakesting dan untuk memperkuat
bakesting dipasang sabuk dan penyangga agar
bakesting tegak dan lurus. Penyangga ini berfungsi
untuk menjaga posisi kolom tidak miring atau goyang
pada saat melakukan pengecoran.
3. Pekerjaan pengecoran harus terisi penuh dan rata pada
bakesting, untuk hasil pengecoran merata dan
sempurna harus dibantu dengan menusuk – nusuk
campuran adukan beton.dan ringbalk beton bertulang.
E. PEKERJAAN PASANGAN DINDING
1. Pekerjaan Dinding dan Pasangan Kusen
Pasangan bata menggunakan campuran semen
dan pasir yang sesuai dengan spesifikasi
pekerjaan, bata dipasang sepanjang rencana
tembok hingga mencapai ketinggian ringbalk
(sesuai dengan gambar kerja). Selama
pemasangan dinding bata berlangsung, diikuti
dengan pemasangan kusen (pintu dan jendela).
Semua bahan dan peralatan yang dipakai
untuk pekerjaan ini harus mendapat
persetujuan dari direksi/pengawas lapangan.
2. Pekerjaan Plesteran dan Acian
Pekerjaan Plesteran pada
bangunan ini meliputi semua
dinding dalan dan luar ruangan,
dengan komposisi campuran
sesuai dengan spesifikasi
pekerjaan.
Dan untuk pekerjaan acian dapat dilaksanakan
sesudah pekerjaan plesteran selesai, pasir yang
digunakan hendaknya tidak mengandung bahan
organik dan lumpur (sesuai dengan spesifikasi
teknis)
F. PEKERJAAN LANTAI
1. Lantai dasarnya/permukaan dibersihkan dari kotoran/debu
dan disiram terlebih dahulu sebelum ditebar adukan
pasangan keramik.
2. Rendam keramik terlebih dahulu dalam air hingga jenuh
sebelum dipasang.
3. Buat adukan untuk pasang keramik.
4. Pasang benang untuk mendapat pasangan permukaan
keramik yang rata dan garis siar/nat yang lurus.
5. Buat adukan dengan jarak 1 - 1.5 m supaya adukan yang
ditebar permukaannya yang rata/flat.
6. Tebar adukan secara merata untuk menghindarkan terjadi
rongga.
7. Pasang keramik untuk awal pemasangan pada adukan
yang sudah ditebar dengan perekat acian. Kemudian
dilanjutkan pemasangan keramik lantai lainnya.
8. Pada ketika pemasangan, tekan keramik atau pukul
dengan palu karet untuk mendapat permukaan lantai
keramik yang rata
9. Cek kerataan permukaan pasangan lantai keramik dengan waterpass.
10. Setelah pemasangan lantain keramik selesai,
biarkan beberapa ketika untuk mengeluarkan
udara yang ada dalam adukan pasangan
lantai keramik.
11. Setelah itu gres dilanjutkan dengan
pekerjaan perapihan/finish garis siar/nat.
(tunggu pasangan keramik memang benar-
benar sudah kering)
12. Pekerjaan terakhir yaitu pencucian
permukaan lantai keramik dari kotoran.
13. Periksa kembali semua pasangan keramik
dengan memukul atau mengetuk pada
permukaan keramik. Untuk memastikan pesangan keramik memang benar-benar
sudah padat dan tidak ada ruang udara (kopong/kosong) di bawah keramik.
G. PEKERJAAN RANGKA ATAP DAN PLAFOND
1. Pekerjaan Rangka Atap dan Rangka Plafond

Pekerjaan ini meliputi rangka atap baja


ringan, atap seng metal, pemuung
genteng metal type U, kalsiplank, jurai
seng, rangka palfond (hollow/baja
ringan), plafond (kalsiboard), serta list
plafond. Untuk pekerjaan kuda-kuda
dirakit di tempat yang berdekatan
dengan bangunan agar mudah dalam
pengangukatannya. Kuda – kuda di
pasang di atas rinkbalk dengan bentuk
sesuai dengan gambar kerja. Yang
kemudian dilanjutkan dengan pekerjaan
rangka atap, pemasangan penutup atap
(seng metal).
1. Pekerjaan Plafond
Rangka plafond dipasang terlebih dahulu
sesuai dengan gambar kerja dengan
memperhatikan tiap ruangan dan mencari sisi
dari ruangan yang siku terlebih dahulu.
Setelah rangka plafond selesai maka
dilanjutkan dengan memasang plafond (sesuai
dengan gambar kerja)
H. PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK DAN SANITAIR
1. Pekerjaan Instalasi Listrik
Semua material yang dipakai harus sesuai
dengan spesifikasi bahan dan sudah
mendapat persetujuan dari direksi/pengawas
lapangan. Teknis pelaksanaan atau
pemasangan harus sesuai dengan gambar
kerja. Untuk instalasi stop kontak dan saklar
dipasang pada dinding dengan rapi sesuai
dengan penempatan yang tertera pada
gambar kerja, setelah spekerjaan ini selesai
dilakukan pengecekan atau pengetesan agar
semuanya berfungsi dengan baik dan aman.
2. Pekerjaan Sanitair
Pelaksanaan pekerjaan pemasangan sanitair
dan asseccoriesnya dapat dikerjakan
bersamaan dengan pekerjaan pengecatan atau
pada saat bangunan pada tahap penyelesaian
untuk serah terima, hal ini dilakukan untuk
menjaga alat-alat sanitair tersebut tidak
rusak/hilang sebelum bangunan digunakan.
Beri tanda (marking area) untuk penempatan
posisi alat sanitair. Pastikan posisi titik inlet
untuk connect ke alat sanitair sudah
terpasang sesuai dengan gambar kerja. Untuk
inlet berupa drat, penyambungan terlebih
dahulu menggunakan seal tape. Pasang alat
sanitary pada posisi yang telah diberi tanda.
Proteksi alat sanitair yang sudah terpasang.
Untuk testing pada pekerjaan sanitair adalah
test fungsi alat sanitair
I. PEKERJAAN CAT - CATAN
Pekerjaan cat-catan dilaksanakan pada
tahap akhir pekerjaan. Area pengecatan
meliputi dinding luar, dinding dalam,
plafond, kolom, balok, kalsiplank
menggunakan cat tembok, sedangkan
untuk bidang kayu seperti kusen, pintu,
jendela lisplank, dan ventilasi
mengguanakan cat kilap. Pada pekerjaan
ini diperlukan tukang cat yang ahli
untuk mendapatkan hasil yang
maksimal. Pekerjaan ini tentu harus
sesuai dengan spesifikasi bahan dan
spesifikasi teknis.

Anda mungkin juga menyukai