Anda di halaman 1dari 5

PERNYATAAN METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN ( SISTEM KERJA AMAN)

Proyek : Pembangunan Gedung Laboratorium Vokasi Thp-2


Bagian Pekerjaan : Pekerjaan Struktur Balok dan Pelat Struktur
Nama & ttd :Hery P.
Kontraktor Utama : PT. Putera Jaya Andalan
PM
Nama Supervisor atau Mandor yang bertanggung jawab :Agus Riyanto
dilapangan
: 1 Agustus 2021 Pernyataan : 02
Tgl
Metode No

1. Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan Struktur Balok dan Pelat Struktur

Tahap-I Persiapan
Persiapan dimulai dari pengukuran luasan pelat yang akan dicor dan mengatur dan memastikan tingkat kerataan ketinggian plat
lantai. Oleh karena itu, pelaksanaan pekerjaan ini membutuhkan alat bantu theodolit. Kemudian pekerjaan dilanjutkan
dengan membuat bekisting plat lantai. Bekisting tersebut harus sesuai dengan gambar kerja. Pemotongan plywood tebal 9 mm
susuai RKS yang akan digunakan sebagai bekisting harus cermat sehingga hasilnya sesuai dengan luasan plat lantai yang akan
dibuat. Setelah itu, proses pembesian plat lantai dilaksanakan di atas bekisting.
Setelah selesai dikerjakan dilakukan pemeriksaan oleh engineer struktur dan mengajukan permintaan ke pengawas untuk
cek/inspeksi lapangan.

Tahap II. Pekerjaan Bekisting dan Beton Decking


Pekerjaan plat lantai dimulai dari proses pembekistingan plat. Scaffolding disusun secara berjajar bersama-sama dengan
scaffolding untuk balok. Mengingat posisi plat lantai lebih tinggi daripada balok, maka scaffolding untuk plat pun harus lebih
tinggi serta dibutuhkan main frame tambahan menggunakan joint pin. Dengan memperhitungkan ketinggian scaffolding plat dan
mengatur bagian base jack dan U-head jack.

Langkah berikutnya yaitu pemasangan balok kayu 6/12 sebagai girder sejajar dengan arah cross brace. Kemudian pasang juga
suri-suri dengan arah melintangnya di atas girder tersebut. Setelah itu, plywood dipasang sebagai alas dari plat lantai. Tak lupa,
memasang dinding untuk tepi plat yang dijepit menggunakan siku. Plywood ini harus dipasang serapat mungkin untuk
mencegah terbentuknya rongga yang menyebabkan kebocoran saat dilakukan pengecoran.
Agar beton yang sudah jadi nantinya tidak menempel pada bekisting, permukaan bekisting diolesi solar sebagai pelumas di
semua bekisting yang sudah terpasang dengan rapat. Cara ini akan memudahkan kita dalam melakukan pekerjaan
pembongkaran bekisting. Manfaat yang lainnya yaitu bekisting tersebut akan terhindar dari kerusakan yang fatal dan cenderung
utuh sehingga masih dapat digunakan untuk pekerjaan yang selanjutnya.
Setelah proses pemasangan bekisting plat lantai telah selesai dilaksanakan, proses selanjutnya yaitu pengecekan hasil kerja.
Lakukan pengecekan terhadap bekisting yang telah dipasang, terutama pemeriksaan tinggi level bekisting tersebut. Dengan alat
bantu yaitu waterpass untuk mengecek ketinggian bekisting. Jika hasilnya sudah sesuai dengan rencana, maka bekisting
tersebut telah siap untuk digunakan.
Pembuatan Beton deking
Sebagai tumpuan besi setruktur ke bekisting agar sesuai spesifikasi teknis tebal selimut beton dibuat beton deking dg bentuk
silinder dia-2”, beton decking dibuat dengan semen-pasir campuran 1 : 3 , dikasih tali pengikat, tebal beton deking sesuai jenis
dan kebutuhan masing-masing komponen struktur dengan mengacu spesifikasi teknis. Disini untuk betpon decking pelat lantai
dan balok kita pasang bentuk silinder 2”, dengan tebal sesuai gambar adalah 2cm.

Tahap III. Pekerjaan Pembesihan Balok dan Pelat lantai


Tahap selanjutnya yaitu pembesian plat lantai yang dilaksanakan setelah pembesian balok. Proses pembesian ini dilakukan
secara langsung di atas bekisting plat., perakitan tulangan besi ini dengan tulangan bawah terlebih dahulu. Setelah itu, pasang
tulangan besi yang berukuran D10-150 untuk pelat Type-A1, dan D13-150 untuk pelat type-A2..

Pembesian berikutnya dilakukan secara menyilang, lalu ikat menggunakan kawat. Bendrat dan meletakkan beton deking antara
tulangan bawah plat dan bekisting alas plat. Kemudian memasang tulangan kaki ayam antara untuk tulangan atas serta bagian
bawah plat. Lakukan proses ini sampai pekerjaan pembesian plat lantai selesai. Kemudian melakukan pengecekan untuk
memeriksa hasil kerja pembesian tulangan.

Yang diperiksa dalam penyaluran pembesian plat terhadap balok, jumlah dan jarak tulangan ekstra, perkuatan (sparing) pada
lubang-lubang di plat lantai, beton decking, kaki ayam, dan kebersihannya
Tahap IV. Pengecoran
Setelah pekerjaan pembekistingan dan pembesian sudah selesai serta dipastikan sudah siap, engineer melakukan pengecekan
terlebih dulu ke lokasi yang akan dicor. Jika hasilnya bagus, kemudian engineer membuat surat izin pengecoran untuk diajukan
kepada konsultan pengawas. Konsultan pengawas lalu melakukan survei ke lokasi yang diajukan di dalam surat tersebut.
Setelah dipastikan sudah bagus semuanya, maka konsultan pengawas akan menandatangani surat izin kejra pengecoran.

Proses pengecoran plat lantai  dilakukan bersama-sama dengan pengecoran balok. Peralatan pendukung yang digunakan untuk
pekerjaan pengecoran balok antara lain : Concrete Pump, truck mixer, vibrator, lampu kerja,(khusus malam hari) dan papan
perata. Setelah engineer mendapatkan izin pengecoran dari konsultan pengawas, engineer kemudian menghubungi pihak
baching plant untuk mengecor sesuai dengan mutu dan volume yang dibutuhkan.
Pembersihan ulang area yang akan dicor dharus benar-benar bersih. Bucket disiapkan dan dibersihkan dari debu atau sisa
pengecoran sebelumnya. Setelah itu, siapkan satu keranjang dorong untuk mengambil sampel untuk test slump cor yang
diawasi oleh engineer dan pihak pengawas yang lokasinya diujung pipa output beton segar, Apabila sudah dinyatakan bagus,
maka pekerjaan pengecoran pun telah siap untuk dilaksanakan.

Contoh benda uji diambil bersamaan selama proses pengecoran berlangsung. Sampel ini diambil beton yang keluar dari truk
saja. Beton dari Mobil mixer dituang ke bakt concrete pump kemudian dipompa ke area pengecoran.

Pekerjaan dilanjutkan oleh pekerja cor yang akan meratakan beton segar ke bagian balok terlebih dahulu, lalu dilanjutkan ke
plat. Khusus untuk plat lantai, beton diratakan memakai scrub secara manual. Kemudian lakukan pengecekan level
menggunakan waterpass. Tahap berikutnya yaitu pemadatan dengan vibrator. Tujuannya untuk mencegah terbentuknya
rongga-rongga udara yang dapat mengurangi mutu beton. Pekerja vibrator akan memasukkan alat ini ke dalam adukan selama
5-10 menit di setiap bagian yang dicor.

Setelah semua area balok dan plat lantai sudah terisi adonan beton, pekerjaan berikutnya yaitu meratakan permukaan beton
segar menggunakan balok kayu yang panjang, Pekerjaan ini dilaksanakan dengan memperhatikan batas ketebalan plat yang
telah ditentukan. Proses ini dilakukan berulang-ulang kali hingga seluruh area cor telah terisi beton. Untuk mendapatkan hasil
yang bagus, rencana proses pengecoran dilakukan maksimal selama 6-8 jam.

Tahap V. Pembongkaran
Pembongkaran bekisting harus dilakukan pada waktu yang tepat untuk memperoleh hasil beton yang berkualitas baik serta agar
tidak merusak beton tersebut. Hal ini tidak terlepas dari fungsi bekisting tersebut, selain sebagai cetakan, berguna juga sebagai
penunjang sampai beton benar-benar mengeras. Untuk pekerjaan plat lantai, pembongkaran bekisting dilaksanakan dalam
waktu 4 hari setelah pengecoran. Sedangkan untuk pekerjaan balok, pembongkaran bekisting dilakukan setelah 7 hari
pengecoran.Jika beton ditambahkan bahan pengeras beton /

Tahap VI. Perawatan


Wajib hukumnya melakukan perawatan terhadap adonan beton selama proses pengeringan berlangsung. Sebab adonan beton
yang mengering terlalu cepat mengakibatkan hasilnya tidak bagus, retak-retak, dan tidak sesuai rencana. Maka setelah
dilaksanakan pengecoran, lakukan upaya perawatan untuk menjaga mutu beton. Proses perawatan beton ini dilakukan dengan
menjaga agar kondisinya senantiasa basah dengan menyiraminya. Perawatan ini dilaksanakan selama 7 hari berturut-turut
dengan menyirami tanaman sebanyak 2-3 kali/hari.

......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
2. Organisasi Proyek Health & Safety

Di supervise oleh Safety Officer selaku petugas K3..........................................................................................


...........................................................................................................................................................................................................
3. Resiko Resiko – Pencegahan – Pengendalian - kontrol

1. Tergores Bendrat : Cek ikatan bendrat – Harus menggunakan alat dan cara yang aman, - Ujung ikatan bendrat
menghadap ke dalam.
2. Paku-paku / Baut Bekisting yang nongol : Menggunakan bahan yang sesuai ukurannya sehingga tidak nongol –
Pemeriksaan dan perataan dengan gerinda jika ada bahan yang tajam dan berbahaya.
3. Cipratan beton ketika proses pengecoran, Memasang jarring pengaman di sekeliling area kerja.
4. Tergelincir, terpeleset, jatuh , Pasang pagar pengaman keliling lokasi kerja, memberi batas / police line di sekeliling void.
...........................................................................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................................................................
4. Akses Keluar Masuk
1. Untuk Akses Mobil Concrete Pump dan Mobil Mixer melalui pintu akses utara (Masjid,Asrama Mahasiswa, Proyek).
Concrete Pump diposisikan jarak terdekat dengan area cor, dan mudah diakses Mobil Mixer, Untuk antrean Mobil mixer
cukup di lokasi proyek dan parkir pada area yang aman.
2. Akses Pekerja ke area kerja melalui Tangga Fire Exit gedung Existing yang diproteksi.
.......................................................................................................................................................................................................
5. Penerangan
1. Jika pekerjaan berlanjut hingga malam hari, maka kamia akan memasang lampu penerangan di area kerja secukupnya.
......................................................................................................................................................
6. Mesin / Alat Utama serta Peralatan Penting pendukung
1. Mobil Mixer Ready Mix,Concrete Pump,Vibrator, Alat sample test benda uji dan alat slump tes
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
7. Sertifikat Pelatihan

Tidak ada...........................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
8. BAHAN DAN ZAT BERBAHAYA

Tidak ada...........................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
9. Penanganan Limbah Proyek
1. Cipratan Beton Segar saat Pengecoran , residu pengambilan sample beton, harus ditangani dengan baik agar tidak
mengotori lokasi kerja.Penanganannya dengan mengumpulkan puing, brangkal, dan sampah konstruksi lainnya di satu
titik yang tidak mengganggu pekerjaan dan ketika volume cukup akan dibuang ke luar lokasi proyek.
2. Limbah Pekerjaan Pabtrikasi besi dan Bekisting akan dikondisikan agar tidak berserakan dan kotor dikumpulkan di satu
titik dan dipisahkan dengan limbah konstruksi lainnya dan ketika volumenya cukup, dikeluarkan dari lokasi proyek
dengan ijin pengeluaran material proyek.

3. Tindakan Pengendalian Khusus

1. Jika selama pengecoran terjadi hujan, kita siapkan terpal penutup untuk melindung beton yang sudah terhampar.
2. Jika terjadi keterlambatan pengiriman beton atau kerusakan pompa sehingga proses pengecoran harus dihentikan, posisi
penghentian cor diusahakan pada daerah yang secara teknis tidak bukan pada daerah kritis atau pada momen nol ( ¼
bentang struktur).
3. Untuk melanjutkan pengecoran, jika beton sebelumnya sudah setting maka penyambungan cor harus diberikan bonding
terlebih dahulu,
4. Jika beton yang akan dicor slump nya tidak memenuhi syarat, maka diperlukan penanganan denga berkonsultasi dan atas
anjuran dari pihak Laboratorium Batching Plant .
5. Jika setelah pembongkaran bekisting ditemukan permukaan yang berlubang/berpori , kita laksanakan patching dengan
menutup nya dengan semen grouting atau semen portland + bounding beton yang tidak menyusut (non zringkage)

Anda mungkin juga menyukai