1. Lingkup Pekerjaan
Pembersihan Lahan
Pembersihan lahan untuk area GWT dan Rumah Pompa dilakukan dengan tenaga manusia serta bantuan alat berat.
Penentuan lokasi STP-GWT sudah direncanakan oleh perencana struktur.
.
Penentuan Posisi dan Elevasi
Pengukuran untuk menentukan garis senterlet / elevasi suatu bangunan berdasarkan gambar yang telah disetujui oleh Pemberi
kerja atau yang mewakili. Pengukuran dilakukan oleh tim surveyor dengan menggunakan alat-alat pengukuran tanah, seperti :
Theodolit, Waterpass serta alat pelengkap lainnya (tripod, baak ukur, waterpass tangan, meteran,). Di buat batas-batas dan titik
acuan (BM) lokal sehingga bisa digunakan selama proses pengerjaan.
Galian Tanah
Penggalian awal dilakukan sesuai arahan dari supervisor dengan bantuan alat berat berupa Excavator. Jika daerah yang digali
memiliki muka air yang tinggi maka harus disiapkan pompa untuk menyedot air tanah keluar dari dalam galian. Pada saat
penggalian hal yang perlu diperhatikan adalah keamanan pekerja. Pekerja galian wajib memakai alat pelindungdiri (APD) guna
melindungi mereka dari kecelakaan galian seperti helm, sepatu boot dan rompi.Proses melakukan galian tentu saja beresiko
akan terjadi longsor tanah bekas galian dan air dari dalam tanah, hal tersebut bisa kita tentukan setelah melihat jenis tanah dan
air muka tanahnya, sehingga kita bisa ambil tindakan seperlunya, seperti dilakukan perkuatan pada dinding galian dengan
menancapkan kayu dolken atau penahan tanah yang lain.
Untuk galian GWT dengan kapasitas 130 m3, dan dengan ukuran 4,5 m x 9 m dengan kedalaman 4,5 m
dibutuhkan dimensi galian 5,5 m x 10 m x 5 m termasuk galian untuk work space nya dengan asumsi tanah padat
dengan muka air dibawah elevasi galian. Jika muka air tanah di atas dasar galian dan debit airnya terlalu besar dan
tidak dimungkinkan untuk dewatering dengan pompa air, maka dimensi GWT akan ditinjau ulang dengan mengacu
pada volume rencana yaitu 130 m3.
Untuk sisa tanah yang tidak terpakai dilakukan pekerjaan buangan tanah. Buangan tanah ini bisa dibuang ke lokasi
lain dalam lingkungan proyek atau dibuang ke luar dari lokasi proyek.
Setelah galian tanh sudah sesuai kebutuhan ( panjang, lebar, dalam ) , termasuk work space nya, maka kita lanjutkan proses
pembutan GWT nya. Disini GWT nya adalah struktur beton bertulang dengan spesifikasi teknis yang sesuai Gambar dan RKS.
Selanjutnya dilakukan urugan pasir urug dan lantai kerja untuk alasnya. Urugan pasir urug dilakukan setebal 10 cm sedangkan
lantai kerja ( rabat beton) setebal 10 cm.
Urugan sirtu dilakukan untuk mencapai elevasi pemasangan lantai kerja dengan tenaga manusia.
Untuk Pelaksanaan Struktur Betonnya secara umum sesuai dengan Metode Pelaksanaan struktur beton,(Kolom, Balok,Pelat)
Pelat lantai ketebalan 30 cm, dengan tulangan rangkap dia- 13 mm – jarak 150 mm,
Pelat dinding tebal 25 cm denga penulangan rangkap dia-13 mm jarak 150 mm
Dinding diperkuat dengan kolom sekaligus sebagai kolom rumah pompa di atasnya. DImensi Kolom 40 cm x 40 cm dengan
penulangan dia-16 jumlah 12 dan Sengkang dia-10 jarak 100/150 mm.
Bekisting menggunakan multiplek dengan ketebalan 12 mm, rangka hollow baik luar maupun dalam,
Untuk bekisting tutup GWT yang sekaligus sebagai lantai rumah pompa digunakan material multiplek dengan rangka hollow dan
support balok kayu atau besi hollow, jika digunakan schafolding nantinya tidak bisa dikeluarkan dari dalam GWT karena lubang
GWT hanya ukuran man hole saja.
Untuk Struktur GWT
Lantai GWT dibuat Gutter di ujung nya dengan kedalam 20 cm, leba 40 cm, sesuai gambar kerja.
Setelah Lantai kerja selesai dikerjakan dengan mengikuti gambar, maka bisa disiapkan pembesiannya,
Tebal pelat lantai 30 cm, dengan tulangan dia- 13 jarak 150 mm, rangkap ( Pelat A3) sedangkan dindingnya tebal 25 cm,
dengan tulangan dia-13 jarak 150 mm, rangkap.
Perkuatan struktur dinding terdapat Kolom dengan dimensi 40 cm x 40 cm, tualngan utama dia-16 jumlah 12, Sengkang dia-10
mm jarak 100 pada tumpuan , 150 mm untuk lapangan. Serta balok lantai rumah pompa nya.
Komponen struktur sesuai gambar kerja.
Bekisting dinding
Bekisting yang digunakan adalah multiplek dengan rangka hollow, dan setelah tercetak bekisting akan diambil baru di urug
sekitar dinding tersebut.
Untuk pembuatan rumah pompa mengikuti gambar pelaksanaan yang sudah disetujui.
Metode kerja per item pekerjaan mengikuti metode kerja yang sudah disetujui oleh pengawas.
Untuk menghindari bahaya orang atau pekerja tergaruk atau tersambar atau terpukul oleh alat berat maka perlu diperhatikan :
Posisi orang terhadap alat berat
Adanya pengkomando atau yang bertugas sebagai pemandu alat
Dibuat batas batas area kerja yang jelas
Dipasang rambu-rambu tentang adanya alat berat yang bekerja dan orang dilarang melintas didekatnya
Kemahiran operator alat berat
Pelajari Asbuld drawing area existing, Survey Lokasi, Mencari Informasi ke Pengelola lahan.
Diperhatikan dan dipelajari secara hati hati setiap proses lapis penggalian dengan bantuan asisten operator atau pemberi
aba-aba
Bahaya Terperosok
Area kerja dibatasi oleh Barricade Line
Dipasang papan pengumuman sedang ada pekerjaan galian dilarang melintas
Dipasang hand railing
Dipasang papan jembatan untuk melintas galian
.
1. SKT No. :
2. SKT No . :
...............................................................................................................................................................................................
3. ...............................................................................................................................................................................................
8. BAHAN DAN ZAT BERBAHAYA
Tidak ada...........................................................................................................................................................................................
9. Penanganan Limbah Proyek
1. Potongan bata ringan yang sudah tidak terpakai harus dikumpulkan di satu titik dan setelah cukup banyak dilangsir dan
dibuang dari lokasi kerja.
2. Sampah Tumpahan Beton, Potongan Bekisting dan suport-suport dinding bekisting dibersihkan keluar lokasi kerja.
3. Pembuangan sampah keluar lokasi proyek dilakukan ketika volume sampah sudah cukup memadai.
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
4. Tindakan Pengendalian Khusus
1. Jika Terjadi cacat pengecoran akan digrouting sesuai aturan.
2. Memastikan area kerja dalam keadaan sudah terkondisi dengan tanda-tanda, pagar,dan bersih setiap selesai kerja
sehingga terhindar dari resiko kecelakaan kerja.
3. Memastikan alat-alat yang digunakan setelah selesai kerja dibersihkan dan diamankan di gudang untuk menjaga resiko
kehilangan alat.