Anda di halaman 1dari 32

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN

BAB V
PELAKSANAAN PEKERJAAN

5.1 Uraian Umum


Pada sebuah pelaksanaan konstruksi, banyak sekali pihak-pihak yang
berkaitan didalamnya. Karena semakin banyaknya pihak yang berkaitan didalmnya,
maka makin banyak pula pemikiran-pemikiran guna menyelesaikan masalah dalam
suatu proyek. Diperlukan metode-metode yang cocok dalam menyelesaikan masalah
didalam

suatu

proyek.

Pengambilan

metode

yang digunakan

juga

harus

mempertimbangkan banyak aspek yang akhirnya dipilih metode yang paling efisien
dan pas yang digunakan dalam menyelesaikan proyek tersebut. Pada bab ini, akan
diuraikan beberapa metode umum yang digunakan oleh kontraktor untuk
menyelesaikan beberapa unit pekerjaan yang berkaitan dengan pekerjaan struktur.

5.2 Pekerjaan Persiapan Material Proyek


Pelaksanaan pekerjaan terdiri dari pekerjaan persiapan, pekerjaan tanah, dan
pekerjaan struktur. Pekerjaan struktur sendiri terbagi atas dua berdasarkan letaknya
terhadap tanah yaitu substructure dan upperstructure. Pekerjaan substructure pada
dasarnya adalah pekerjaan struktur yang berada di bawah level permukaan tanah.
Pekerjaan ini menuntut perhatian lebih pada batasan tanah dan air yang ada.
Sedangkan pekerjaan upperstructure menuntut perhatian pada siklus pekerjaan yang
tipikal dan bekerja pada ketinggian yang cukup tinggi.

V-1
http://digilib.mercubuana.ac.id/

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN

5.3 Pekerjaan Persiapan


Pekerjaan persiapan antara lain terdiri dari:
Secara umum dapat digambarkan pada flowchart berikut ini :
Site installation

Survey utilitas di area proyek

Perijinan dan surat-surat yang berkaitan dengan pembangunan proyek

Mobilisasi alat-alat berat

Review design

Proses Approval material

Gambar 5.1 Diagram Pekerjaan Persiapan

1. Pelaksanaan identifikasi elemen struktur berdasarkan :


a. Volume
b. Waktu Pelaksanaan
c. Model Struktur
d. Aspek pendukung pelaksanaan ( kondisi site )
2. Perencanaan urutan pelaksanaan pekerjaan dan zoning kerja, dengan berbagai
pertimbangan yang ada sehingga diperoleh target kerja yang efektif dan efisien.
Pertimbangan dapat dilihat dari volume pengecoran dan disesuaikan dengan
schedule pelaksanaan dengan detail perhitungan dapat dilihat pada metode
struktur.
3. Penentuan jumlah material per zone (bekisting, pembesian dan beton) berdasarkan
metode dan zone kerja yang telah dibagi.
V-2
http://digilib.mercubuana.ac.id/

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN

4. Pelaksanaan pekerjaan pengukuran untuk menentuan lokasi elemen struktur


dengan bantuan alat theodolite dan waterpas.
5. Pekerjaan koordinasi dan perijinan tidak dapat ditinggalkan dalam proses
pelaksanaan pada tahap persiapan sebab proses ini sangat vital dalam hal legalitas
pelaksanaan proyek sehingga dalam pelaksanaan pembangunannya proyek tidak
akan terganggu.
Setelah pekerjaan pengukuran lalu dilanjutkan dengan pekerjaan struktur, dimana
struktur dirancang sedemikian rupa agar mampu secara keseluruhan dalam memikul
beban, baik yang bereaksi secara vertikal maupun horizontal. Pekerjaan struktur
meliputi pekerjaan :
1. Pekerjaan Pembesian
2. Pekerjaan Pemasangan Bekisting
3. Pekerjaan Pengecoran
4. Pekerjaan Pembongkaran Bekisting
5. Perawatan beton/curing

5.4.

Pekerjaan Kolom

Inilah gambar flowchart pada pengerjaan kolom :

Pembesian Kolom

Bekisting Kolom

Pengecoran Kolom
5.4.1.

Pembesian Kolom
Pelaksanaan pembesian kolom dilakukan pada tempat terpisah dan
setelah kolom selesai dirakit kemudian diangkut dengan tower crane untuk
V-3
http://digilib.mercubuana.ac.id/

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN

dipasang pada tempatnya. Tulangan yang digunakan dalam tulangan kolom


adalah :
1. Untuk tulangan pokok digunakan tulangan D25
2. Untuk tulangan begel/sengkang digunakan tulangan D13
3. Besi yang digunakan besi ulir
Untuk tahap pelaksanaan sendiri, kolom dikerjakan dengan langkah-langkah
sebagai berikut :

1. Marking sepatu kolom sebagai tempat batas bekesting.

Gambar 5.2 Denah Marking Kolom

2. Stek-stek umtuk kolom dibersihkan dan dirapihkan


3. Siapkan tulangan kolom sesuai dengan gambar bestek
4. Siapkan tulangan kolom dengan menggunakan beugel/sengkang dengan jarak 10
cm, harus lebih rapat dibandingkan pada daerah lapangan dengan jarak 30 cm, hal
ini disebabkan karena gaya geser semakin besar pada daerah tumpuan
5. Angkat tulangan kolom yang sudah dirakit dengan tower crane dan ditempatkan
pada posisi kolom yang akan dibuat

V-4
http://digilib.mercubuana.ac.id/

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN

6. Pasang besi kolom kedalam stek besi yang sudah ada, Selanjutnya disambung
dengan stek kolom dengan overlap di sesuaikan dengan spesifikasi atau dapat
diamankan pada posisi 40 D.

Gambar 5.3 Pemasangan besi kolom dan stek kolom


7. Ikat tulangan kolom yang lama dan tulangan kolom yang baru dipasang dengan
menggunakan sengkang.
8. Untuk penyambungan tulangan kolom dilakukan berselang-selang, artinya
sebagian dari tulangan kolom disambung pada lantai bawah dan diatasnya

Gambar 5.4 pemasangan besi tulangan kolom dan dinding


V-5
http://digilib.mercubuana.ac.id/

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN

5.4.2

Pekerjaan Bekisting
Pekerjaan bekisting merupakan pekerjaan pembuatan cetakan beton
segar yang sesuai dengan bentuk dan dimensi rencana. Bekisting umumnya
terdiri atas perancah dan cetakan beton.
Bekisting Kolom
Langkah pelaksanaan :
a. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan untuk pekerjaan bekisting
kolom.
b. Buat penandaan dilantai untuk posisi kolom pada tanda yang telah dibuat
agar posisi kolom bekisting sesuai garis tanda (marking).
c. Buat pannel bekisting pada bahan plywood dan kaso/balok kayu, sesuai
gambar kerja
d. Haluskan dan ratakan permukaan panel bekisting.
e. Bersihkan lokasi yang akan dipasang bekisting.
f. Oleskan minyak pada bekisting sebelum panel bekisting dipasang.
g. Pasang panel bekisting kolom sesuai dengan gambar kerja.
h. Perkuat panel bekisting dengan cara merakit sisi-sisi panel dengan formtie.
i. Pasang pipa penyangga yang dikaitkan dengan lantai, untuk menyokong
panel bekisting dan mengatur posisi.
j. Periksa ukuran posisi kolom.
k. Periksa ketegak lurusan kolom dengan menggunakan theodolite.
l. Buat tanda-tanda perhentian pengecoran

5.4.3

Pengecoran Kolom
Sebelumnya Pekerjaan pengecoran adalah pekerjaan penuangan beton
segar ke dalam cetakan suatu elemen struktur yang telah dipasangi besi
tulangan. Sebelum pekerjaan pengecoran dilakukan, harus dilakukan inspeksi
V-6
http://digilib.mercubuana.ac.id/

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN

pekerjaan untuk memastikan cetakan dan besi tulangan telah terpasang sesuai
rencana. (lihat gambar flow chart pekerjaan pengecoran)
Adapun hal-hal yang harus diperhatikan pada pekerjaan pengecoran
adalah sebagai berikut:

Setiap pekerja harus memakai pakaian pelindung, sepatu safety, helm, dan
pelindung mata jika diperlukan.

Ketepatan ukuran dan elevasi harus diperhatikan dan di check.

Zone pengecoran harus direncanakan dan ukurannya ditentukan

Delay diakibatkan oleh cuaca panas, atau angin yang kencang, sehingga
beton mengeras lebih cepat. Juga diakibatkan oleh keterlambatan
pengiriman karena kurangnya prencanaan atau hal lain yang tidak bisa
dihindari. Untuk mencegah delay maka tenaga kerja, peralatan, dan cuaca
dalam keadaan terkendali

Jangan menambahkan air pada beton untuk memudahkan pelaksanaan cor.


Jika terpaksa gunakanlah campuran air dan semen.

Gambar 5.5 Pemasangan instalasi M/E


Adapun bagan proses pelaksanaan pengecoran seperti gambar dibawah ini.\

V-7
http://digilib.mercubuana.ac.id/

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN

Gambar 5.6 Flow chart Pekerjaan pengecoran


Cara pelaksanaan pengecoran adalah sebagai berikut:

Pengecoran elemen vertikal umumnya menggunakan alat bantu TC dan bucket cor
sedangkan untuk elemen horizontal menggunakan alat bantu concrete mixer. Pada
volume pekerjaan kecil digunakan alat bantu TC dan Bucket cor. Pada pengecoran
pile cap yang berada pada elevasi ground floor, jika volume pengecoran kecil
digunakan cara pengecoran langsung dari truk mixer. Pada volume pengecoran
yang besar akan efektif menggunakan concrete pump. Khusus pada pengecoran
bored pile, digunakan alat bantu TC dan bucket cor.

Pada permukaan miring, pengecoran mulailah dari level terendah dan gunakanlah
moncong untuk menaburkan beton di permukaan miring.

Beton yang akan dicor harus langsung ke tempat yang jadi posisi akhirnya.
Mulailah dari pojok bekisting.
V-8
http://digilib.mercubuana.ac.id/

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN

http://digilib.mercubuana.ac.id/

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN

Vibrator
(poker)

Gambar 5.9 Cara pemadatan beton

Initial finishing ditandai dengan genangan air yang tampak di permukaan beton.
Proses final finishing tidak bisa dilaksanakan jika kondisi ini belum tampak.
Menghilangkan genangan air dapat dilakukan dengan menggunakan sapu biasa.
Jangan mengeringkan air permukaan tersebut dengan cara mencampurkan semen,
karena akan membuat permukaan beton menjadi jelek dan lemah

Final finishing terdiri dari dua proses : Floating ada dua proses yaitu Bullfloat,
dilakukan dengan alat penggaruk yang didorong, ini adalah proses pertama power
or hand float adalah proses floating manggunakan tangan dimana ini adalah proses
akhir floating

Dilakukan untuk membuat permukaan beton yang keras, rata, dan lembut.
Biasanya dilakukan 3 kali proses

Gambar 5.10 Cara finishing permukaan beton

Pengecoran Kolom
Sebelum pelaksanaan pengecoran dimulai maka pihak pengawas harus
mengadakan pengecekan apakah pemasangan pembesian dan penulangan telah sesuai

V - 10
http://digilib.mercubuana.ac.id/

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN

dengan perencanaan dan sebelum diadakan pengecoran lantai dari kolom tersebut
dibersihkan dari kotoran-kotoran dengan menggunakan air compressor.
Langkah pengecoran :
a. Siapkan concrete pump beserta pipa-pipa untuk menyalurkan campuran beton.
b. Pada ujung pipa besi disambung dengan karet tremie yang gunanya untuk
menyalurkan campuran beton ke bekisting kolom.
c. Padatkan beton dengan alat vibrator dan dibantu dengan memukul-mukul dinding
bekisting dengan palu karet hingga agregat beton tidak terperangkap diatas
pembesian.
d. Kolom dicor sampai ketinggian yang telah ditentukan dan dilanjutkan terus menerus
tanpa terputus.

Gambar 5.11 Pengecoran Kolom


5.5 Pekerjaan Balok
Inilah gambar flowchart pada pengerjaan balok :

Bekisting Balok

Pembesian Balok
Pengecoran Balok
V - 11
http://digilib.mercubuana.ac.id/

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN

5.5.1

Bekisting Balok

Langkah pelaksanaan :
a. Tentukan as, elevasi dan kedudukan balok yang sesuai dengan gambar kerja.
b. Buat panel bekisting untuk dinding balok dan bodeman dari bahan plywood dan balok
kayu, dimensi panel bekisting harus sesuai dengan gambar kerja.
c. Pasang perancah (scaffolding/pipe support) pada jalur atau as balok.
d. Pasang bekisting untuk bodeman.
e. Pasang panel dinding balok pada dua sisi, sambung antara panel dinding dan panel
bodeman harus rapat.
f. Pasang skoor dan klos untuk kekuatan dinding balok, jarak skoor harus sesuai dengan
gambar.
g. Cek kelurusan panel dinding balok dengan tarikan benang.
h. Pasang plywood sambungan antar plywood harus rapat serta siku terhadap dinding
balok.
i. Pasang pipa penyangga yang dikaitkan dengan lantai, untuk menyokong panel
bekisting dan mengatur posisi.
j. Periksa ukuran bekisting.
k. Periksa ketegak lurusan kolom dengan menggunakan theodolite.
l. Buat tanda-tanda pengecoran
5.5.2

Pembesian Balok
Fungsi balok adalah untuk mentransfer beban vertikal secara horizontal mulai

dari lantai dasar sampai pelat lantai selanjutnya. Pada balok tulangan yang digunakan
adalah

tulangan

pokok

menggunakan

tulangan

D32

dan

begel/sengkang menggunakan tulangan D10.


Pelaksanaan pembesiaan pada balok dilakukan sebagai berikut :

V - 12
http://digilib.mercubuana.ac.id/

untuk

tulangan

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN

a. Semua tulangan balok akan dipasang diambil dengan tower crane dari bagian
pemotongan dan pembengkokan, kemudian diletakkan diatas bekisting lantai.
b. Siapkan tulangan yang dibutuhkan dalam balok yang akan dibuat dan masukkan
sengkang dalam tulangan tersebut.
c. Masukan balok kayu yang melintang diantara balok yang menumpu pada bagian
bekisting dari plat lantai.

Gambar 5.12 Pemasangan balok


d. Rakit tulangan balok dengan menggunakan sengkang yang diikat dengan kawat.
e. Lepaskan balok kayu penyokong tulangan, sehingga tulangan akan turun kedalam
bekisting
f. Pada tulangan pokok bawah, tulangan tersebut diletakkan diatas beton decking
yang berfungsi untuk menentukan tebal selimut beton.

5.5.3

Pengecoran Balok
Sebelum dilakukan pengecoran terlebih dahulu ditentukan selimut beton yang

akan dicor, yaitu pada bagian bawah tulangan dipasang beton decking dan pada
atasnya dipasang besi pelat yang tingginya telah diukur dengan theodolit. Setelah
lantainya dibersihkan dari kotoran-kotoran dan bila semua lantai telah dibersihkan
maka pengecoran dapat dilakukan.
Langkah-langkah pengecoran :
V - 13
http://digilib.mercubuana.ac.id/

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN

a. Siapkan concrete pump beserta pipa-pipanya.


b. Salurkan campuran beton kebekisting kolom.
c. Padatkan beton dengan palu karet agar agregat tidak terperangkap di atas
pembesian dan udara yang terperangkap dalam adukan beton bisa keluar.
d. Ratakan permukaan pelat yang telah dicor.

5.6 Pekerjaan Pelat


Inilah gambar flowchart pada pengerjaan pelat :

Bekisting Pelat

Pembesian pelat

Pengecoran Pelat
5.6.1

Bekisting Pelat/Lantai
Langkah-langkah pelaksanaan :
a. Tentukan as, elevasi dan kedudukan lantai harus sesuai dengan gambar
kerja.
b. Pasang aluma sistem diatas horry beam

Gambar 5.13 Pemasangan bekesting balok dan horry beam


V - 14
http://digilib.mercubuana.ac.id/

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN

c. Pemasangan plywood bekisting pelat

Gambar 5.14 Pelaksanaan Bekesting Plat


d. Pasang perancah scaffolding/ pipe support pada jalur as lantai

Gambar 5.15 Perancah

5.6.2

Pembesian Pelat
Pemasangan tulangan lantai/pelat besi yang digunakan adalah untuk
pelat basement 2 menggunakan besi D32 ketebalan basment 2 sendiri adalah 2
m. Untuk pelat lantai dasar sampai 32 adalah besi polos dan untuk penulangan
pelat lantai basement 1 dan 2, besi yang digunakan adalah besi ulir, tulangan
yang dipergunakan dalam penulangan pelat lantai dasar sampai 32 adalah
tulangan D16. Pekerjaan plat dan balok dibedakan menjadi 2 tipe, yaitu:

Konvensional untuk struktur bawah dan tower B (Kencana tower)


V - 15
http://digilib.mercubuana.ac.id/

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN

Half slab dan U shell untuk tower A (sommerset tower)

Dilaksanakan metode ini untuk mengejar target waktu topping off tower A.
Pelaksanaan pemasangan tulangan pelat dilaksanakan sebagai berikut :
a. Pasang terlebih dahulu tulangan utama dengan jarak sesuai gambar bestek
dalam arah melintang (batang yang lebih pendek). Setelah itu dipasang
tulangan pembagi dalam arah memanjang dengan jarak yang sesuai
dengan gambar bestek, ikat tulangan tersebut dengan kawat sehingga
terbentuk kotak-kotak kecil.
b. Antara tulangan atas dan tulangan bagian bawah dipasang besi cakar
ayam, yang berfungsi untuk menjaga kestabilan posisi tulangan agar tidak
berhimpit pada waktu pengecoran.
c. Untuk menjaga agar permukaan pelat tetap rata, maka dipasang tahu beton
diatas bekisting pada setiap luas pelat 1 m2.

Gambar 5.16 pemasangan besi tulangan pelat lantai

5.6.3

Pengecoran Pelat/Lantai
Pengecoran lantai/pelat dilakukan bersamaan dengan pengecoran balok. Untuk

mengatur tinggi/tebal pelat agar rata menggunakan patokan-patokan yang dipasang


pada tulangan kolom, yang diukur dengan waterpass sehingga didapatkan tebal plat
yang rata.
Langkah-langkah pengecoran :
V - 16
http://digilib.mercubuana.ac.id/

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN

a. Siapkan concrete pump lalu salurkan kecampuran beton.


b. Selama pengecoran berlangsung lakukanlah pemadatan dengan menggunakan
vibrator.
c. Untuk sambungan pelat yang lama dengan yang baru, maka pada bagian pelat
yang lama dibersihkan dan dirapikan kemudian dilapisi dengan lem beton.
d. Terakhir lakukanlah pengaturan tinggi/tebal pelat.
e. Untuk pengecoran pelat lantai yang tidak sama tingginya, maka pada pembesian
pelat diberi batas siku berukuran 25 x 25 mm yang dipasang dan dilas pada
tulangan lantai seluas ruangan yang dimaksudkan, sehingga pengecoran dapat
dibatasi.

Gambar 5.17 Pelaksanaan pengecoran balok dan pelat


5.7 Pekerjaan Tangga
Tahap pelaksanaan Pekerjaan Tangga adalah :
1. Pasang perancah sebagai tumpuan bekisting dengan ketinggian sesuai elevasi
tangga, kemudian pasang bekisting

Gambar 5.18 Pemasangan Perancah


V - 17
http://digilib.mercubuana.ac.id/

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN

2. Pasang tulangan

Gambar 5.19 Pemasangan Tulangan


3. Pasang bekisting panel trap tangga dengan perkuatan kaso/pipa.
4. Cor Tangga secara hati-hati, jangan menumpuk beton di satu lokasi. Ratatakan
beton dan finish permukaan sesuai shop drawing (Floor Hardener / finish struktur
yang nantinya akan dipasang keramik)

5.8 Pekerjaan Shearwall


Shearwall direncanakan dengan sediaan bekesting sebanyak 1 lantai. Masingmasing tipe memiliki volume kurang dari 60 m3 sehingga dapat dilakukan pengecoran
1 kali per lantai.

Pelaksanaan pekerjaan shearwall dengan tahapan sebagai berikut:


1. Pemasangan mounting ring/angkur pada dinding shearwall.

Gambar 5.20 Pemasangan Angkur pada Shearwall


V - 18
http://digilib.mercubuana.ac.id/

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN

2. Perakitan lantai/platform climbing, jarak antar climbing bracket sesuai posisi


angkur pada dinding shearwall.

Gambar 5.21 Pemasangan Climbing bracket

3. Pemasangan tali climbing untuk mengangkat platform, posisi tali harus seimbang.

Gambar 5.22 Pemasangan tali climbing


4. Pengangkatan platform climbing, dengan bantuan tower crane dan dilakukan
adjustment agar perletakan sesuai posisi angkur pada dinding shearwall.

V - 19
http://digilib.mercubuana.ac.id/

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN

Gambar 5.23 Pengangkatan Plafond Climbing


5. Penempatan platform climbing

Gambar 5.24 Penempatan Platform Climbing


6. Angkat bekisting shearwall dengan bantuan tower crane.
7. Menempatkan bekisting dinding shearwall pada sisi dalam/luar dan mengatur
kelurusannya dengan push pull

V - 20
http://digilib.mercubuana.ac.id/

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN

Gambar 5.25 Mengatur Kelurusan Bekesting


8. Setelah bekisting siap kemudian dilakukan pengecoran shearwall.

Gambar 5.26 Pengecoran Shearwall


8. Jika usia beton telah cukup, bongkar bekisting dan lakukan kembali climbing
untuk bekisting shearwall diatasnya.

5.9.

Pemberhentian Pengecoran
Pekerjaan balok dan pelat merupakan pekerjaan dengan jumlah volume yang

sangat besar. Untuk melaksanakan pengecoran dengan volume yang besar,


kemungkinan penghentian pengecoran beton dapat dilakukan untuk pelat pada kondisi
gaya lintang sama dengan nol, begitu juga dengan balok atau dapat dilakukan pada
tengah-tengah bentang. Pada penyambungan kembali beton yang baru dengan beton
yang lama dengan menggunakan bahan pengikat yaitu bonding age (lem beton).

V - 21
http://digilib.mercubuana.ac.id/

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN

5.10.

Pembongkaran Bekisting
Bekisting harus dibongkar sedemikian rupa sehingga dapat menjamin dari

struktur-struktur yang dicetak yaitu dengan memperhatikan mutu beton telah


mencapai kekuatan yang cukup memikul beratnya sendiri dan beban yang bekerja
padanya. Pembongkaran ini dilakukan setelah mendapat persetujuan dari pengawas
lapangan. Pembongkaran dari bekisting yang mendukung harus dimulai dari lokasi
yang lendutannya paling besar (pada bagian tengah lantai). Ketika pembongkaran
bekisting beban-beban harus serata mungkin agar tidak menimbulkan kejutan pada
bagian struktur.

Cetakan beton dapat dibongkar dengan persetujuan tertulis dari direksi jika umur
beton telah melampaui waktu sebagai berikut :
-

Bagian sisi balok

48 jam

Balok tanpa beban konstruksi

7 hari

Balok dengan beban konstruksi 21 hari

Pelat lantai atau atap

21 hari

Dengan persetujuan direksi cetakan beton dapat dibongkar lebih awal asal benda uji
yang kondisinya perawatanya sama dengan beton sebenarnya telah mencapai
kekuatan 75% dari kekuatan pada umur 28 hari.

5.11.

Perawatan Beton
Setelah pengecoran selesai maka beton yang baru memerlukan perawatan,

maksudnya untuk menjaga agar tidak kehilangan zat cair pada saat pengikatan awal
terjadi, dan mencegah pengupan air dari beton pada umur awal beton yang dapat
menimbulkan keretakan dan penurunan kwalitas pada beton tersebut. Pemeliharaan

V - 22
http://digilib.mercubuana.ac.id/

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN

beton ini dilakukan dengan sistem curing. Adapun beberapa tahapan pada saat curing,
diantaranya adalah :

Curing dilakukan untuk menjaga kadar air beton tidak cepat kering sehingga
proses pemadatan beton tidak terlalu cepat atau terlalu lambat. Curing dilakukan
langsung setelah proses finishing. Curing dilakukan dengan menambahkan air
pada permukaan beton/Mencegah kehilangan air dari beton. Pancuran air harus
perlahan untuk mencegah kerusakan permukaan beton.

Curing dapat juga dengan menutup beton dengan plastik dan mengaplikasikan
curing compound.

Gambar 5.27 Metode curing beton

Cuaca panas mengakibatkan beton lebih cepat kehilangan cairan, sehingga proses
pemadatan terjadi terlalu cepat. Tindakan pencegahan dilakukan jika suhu
melebihi 32C, kelembaban rendah, kecepatan angin tinggi dan sianar matahari
menyengat.

Untuk mencegah Kerusakan Akibat Hujan, harus memperkirakan cuaca jika akan
terjadi hujan, menyediakan alat pelindung seperti burlap dan plastik, melakukan
mixing dan pengiriman beton pada waktu yang tepat yaitu ketika tidak hujan.
Ketika Hujan Mulai Turun, lindungi beton yang baru dituang secepat mungkin,
pastikan semua permukaan beton terlindungi, jangan menambahkan semen
kepermukaan beton.
V - 23
http://digilib.mercubuana.ac.id/

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN

Setelah hujan reda, mengaplikasikan curing compound secepatnya bersamaan


dengan proses beton mengeras, memperbaiki permukaan yang cacat dan
membentuk permukaan beton jika diperlukan, membuang bagian beton jika ada
bagian yang dikhawatirkan rusak karena kadar air bertambah, sehingga beton
menjadi lemah.

5.12.

Pekerjaan Instalasi
Pekerjaan instalasi mekanikal dan elektrikal yang digunakan pada Proyek The

Kencana-Pondok Indah, Jakarta Selatan, melingkupi :


1. Mekanikal : plumbing
A .1.

Plumbing (instalasi air bersih, air kotor dan air hujan)

a. Informasi Umum :
1) Sumber air : PDAM & Deep well
2) Pompa yang digunakan

Deep well

Kapasitas : 12 m3/hari ; 6 bar

EQ type

: bag filter type

Power

: 5.7 kw

Operasi

: otomatis on-off

Transfer Pump residendial tower

EQ type

: In line vertical

Kapasitas : 666 lpm ; 15 bar

Power

: 47.3 kw

Operasi

: 2 duty / 1 stanby

V - 24
http://digilib.mercubuana.ac.id/

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN

Transfer Pump servis apartement

EQ type

Kapasitas : 550 lpm ; 15 bar

Power

: 35.5 kw

Operasi

: 2 duty / 1 stanby

: In line vertical

Distribusi pump residensial tower

EQ type

Kapasitas : 400 lpm ; 1.5 bar

Power

Operasi : pararel alternate variabel speed Constan pressure

: paket pompa boster

: 2.84 kw

Distribusi pump servis apartement

EQ type

: paket pompa boster

Kapasitas

: 320 lpm ; 1.5 bar

Power

: 2.27 kw

Operasi

: pararel alternate variabel speed Constan pressure

Sand filter

EQ type

: bag filter type

Kapasitas

: 24 m3/jam ; 100 micron

Power

:-

Operasi

: Manual back wash

Carbon filter

EQ type

: bag filter type

Kapasitas

: 24 m3/jam ; 100 micron

Power

:-

Operasi : Manual back wash


V - 25
http://digilib.mercubuana.ac.id/

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN

Ground water tank

Type

: Concrete water proof

Kapasitas

: 505 m3 efective

Head

:-

Roof thank ( rest )

Type

Kapasitas : 40 m3 efective

: FRP

Roof thank ( service )

b.

Type

: FRP

Kapasitas

: 30 m3 efective

Penjelasan singkat sistem Plumbing


1) Air Bersih

Sumber Air Bersih dari PDAM dan Deep Well

Air dari PDAM disimpan di GWT (Clean Water)

Air dari Deep Well disimpan di GWT (Raw Water Tank)

Air dari Raw Water di treatment dulu di dalam WTP untuk kemudian di
tampung di dalam clean water

Dari Clean Water Tank air dipompa ke atap dengan pompa transfer dan
ditampung oleh Roof Tank

Dari Roof Tank, air dialirkan menuju unit-unit yang akan disuplai
menggunakan

system

gravitasi

dan

dua

lantai

teratas

disuplay

menggunakan Booster pump.

Air dari output STP di lakukan proses re-recycling , hasil recycling


digunakan untuk utilitas (seperti Closet,dan siram taman).

V - 26
http://digilib.mercubuana.ac.id/

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN

2) Air Kotor

Air kotor dan air bekas menuju ke STP.

STP (Sewage Treatment Plant) adalah sistem pengolahan air kotor menjadi
air siap buang. Sesuai ketentuan dan peraturan yang berlaku dilingkungan
setempat ( Perda tentang lingkungan)

3) Air Hujan

Dari Atap Air Hujan mengalir dari Roof Drain dan dialirkan dengan sistem
gravitasi

V - 27
http://digilib.mercubuana.ac.id/

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN

http://digilib.mercubuana.ac.id/

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN

4. Potong pipa sesuai dengan kebutuhan.


5. Pasang pipa PPR pada gantungan yang telah disediakan untuk posisi horizontal
dan menampel pada dinding shap dengan diklem untuk pipa pada posisi vertikal.
6. Sambung

pipa yang telah terpasang pada gantungan dengan menggunakan

pemanas dan shock pipa PPR :Pastikan posisi kedua ujung pipa yang akan
disambung telah lurus (segaris/satu sumbu) dan bersih dari kotoran.
7. Gunakan benang / water pass untuk mengukur kelurusan dan elevasi kemiringan
pipa.
8. Lakukan pekerjaan pengecatan untuk daerah sambungan pipa.
9. Lakukan test tekan pipa dengan tekanan sesuai spesifikasi yang berlaku. Untuk
pipa induk sebesar 8 kg/m2 dalam waktu minimum 24 jam.
10. Lakukan pengecatan dengan warna biru untuk instalasi pipa air bersih.

V - 29
http://digilib.mercubuana.ac.id/

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN

http://digilib.mercubuana.ac.id/

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN

7. Urug kembali dengan lapisan tanah.


8. Kondisikan lokasi seperti sediakala

Gambar 5.30 Pemasangan Instalasi Pipa air Kotor & Air Bekas

V - 31
http://digilib.mercubuana.ac.id/

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN

Pipa cast iron digunakan untuk pipa Outdoor Air Bekas & Kotor.
Pipa PVC AW digunakan untuk pemipaan pipa Indoor Air Bekas & Kotor , dan pipa
vent dengan class VP type plain End / TS end dan class 10 kg/cm2 untuk pipa
jaringan dan pipa ventilasi
Tahap Pekerjaan Pemasangan Instalasi Pipa Air Kotor & Air Bekas:
1. Marking jalur pipa sesuai shop drawing dan koordinasikan dengan jalur pekerjaan
lain seperti jalur Tray Cable, jalur pipa air bersih, dll.
2. Bor plat lantai untuk memasang gantungan pipa air kotor dan air bekas.
3. Pasang gantungan pipa sesuai dengan jalur marking yang telah dibuat. Dan
perhatikan level kemiringan pemasangannya (1-2%). Ukuran pipa penyangga
dipasang berdasarkan data dibawah ini.
4. Potong pipa sesuai dengan kebutuhan.
5. Pasang pipa pada gantungan yang telah disediakan untuk posisi horizontal dan
menampel pada dinding shap dengan diklem untuk pipa pada posisi vertikal.
6. Sambung pipa PVC yang telah terpasang pada gantungan.
7. Gunakan benang / water pass untuk mengukur kelurusan dan elevasi kemiringan
pipa.
8. Lakukan test rendam pipa untuk menguji kebocoran pipa.

V - 32
http://digilib.mercubuana.ac.id/

Anda mungkin juga menyukai