Anda di halaman 1dari 22

BAB V METODE PELAKSANAAN

BAB V

METODE PELAKSANAAN STRUKTUR ATAS

5.1 Uraian Umum

Metode konstruksi proyek adalah bagian yang sangat penting dalam


proyek konstruksi untuk mendapatkan tujuan dari proyek, yaitu biaya,
kualitas dan waktu. Aspek teknologi, sangat berperan dalam suatu proyek
konstruksi. Umumnya, aplikasi teknologi ini banyak diterapkan dalam
metode-metode pelaksanaan pekerjaan konstruksi. Penggunaan metode
yang tepat, praktis, cepat, dan aman, sangat membantu dalam
penyelesaian pekerjaan pada suatu proyek konstruksi. Sehingga target
waktu, biaya dan mutu sebagaimana ditetapkan akan dapat tercapai.

Dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi, adakalanya juga diperlukan


suatu metode terobosan untuk menyelesaikan pekerjaan di lapangan.
Khususnya pada saat menghadapi kendala-kendala yang diakibatkan oleh
kondisi lapangan yang tidak sesuai dengan dugaan sebelumnya. Untuk
itu, penerapan metode pelaksanaan konstruksi yang sesuai kondisi
lapangan, akan sangat membantu dalam penyelesaian proyek konstruksi
bersangkutan.

Penerapan metode pelaksanaan konstruksi, selain terkait erat dengan


kondisi lapangan dimana suatu proyek konstruksi dikerjakan, juga
tergantung jenis proyek yang dikerjakan. Metode pelaksanaan pekerjaan
untuk bangunan gedung berbeda dengan metode pekerjaan bangunan
irigasi, bangunan pembangkit listrik, konstruksi dermaga maupun
konstruksi jalan dan jembatan.

ALFA HQ OFFICE TOWER PROJECT V-1

http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB V METODE PELAKSANAAN

Semua tahapan pekerjaan gedung mempunyai metode pelaksanaan yang


disesuaikan dengan disain dari konsultan perencana. Hal yang
berpengaruh dalam metode pelaksanaan gedung adalah :

 Kondisi dari lokasi proyek

 Volume pekerjaan

 Keadaan sekitar dari lokasi proyek

 Keadaan jalan akses untuk material dan peralatan

 Ketersediaan alat

 Tingkat kualitas yang dibutuhkan

 Jadwal pelaksanaan (schedule)

 Ketersediaan dari teknologi konstruksi dan sember daya

Perencanaan metode pelaksanaan suatu item pekerjaan akan mengikuti


jadwal waktu yang disediakan untuk item pekerjaan tersebut. Dari
perencanaan metode ini akan diperoleh data kebutuhan alat yang
diperlukan, jenis dan volume bahan yang akan dibutuhkan, teknis dan
urutan pelaksanaan pekerjaan serta pola pengendalian mutu yang harus
diterapkan.

Apabila waktu pelaksanaan yang tersedia tidak mencukupi dalam


pelaksanaan gedung tersebut, maka berdasarkan kemampuan sumber
daya yang ada pada daerah tertentu dibuat schedule pelaksanaan yang
realistis yang telah memperhitungkan segala kemungkinan dalam
pelaksanaan gedung.

ALFA HQ OFFICE TOWER PROJECT V-2

http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB V METODE PELAKSANAAN

5.2 Pekerjaan Persiapan Material Proyek


Pekerjaan struktur terbagi atas dua berdasarkan letaknya terhadap tanah
yaitu substructure dan upperstructure. Pekerjaan substructure pada
dasarnya adalah pekerjaan struktur yang berada di bawah level
permukaan tanah. Pekerjaan ini menuntut perhatian lebih pada batasan
tanah dan air yang ada. Sedangkan pekerjaan upperstructure menuntut
perhatian pada siklus pekerjaan yang tipikal dan bekerja pada ketinggian
yang cukup tinggi.

5.3 Pekerjaan Persiapan


Pekerjaan persiapan antara lain terdiri dari :
1. Site Installation
2. Survey Utilitas
3. Perijinan dan surat-surat yang berkaitan dengan pembangunan proyek
4. Mobilisasi alat-alat berat
5. Review Design dari Shopdrawing
6. Proses Approval Material
Berikut adalah hal-hal yang harus diperhatikan dalam pekerjaan
persiapan:
1. Perencanaan urutan pelaksanaan pekerjaan dan zoning kerja, dengan
berbagai pertimbangan yang ada sehingga diperoleh kerja yang
efektif dan efisien. Pertimbangan dapat dilihat dari volume
pengecoran dan disesuaikan dengan schedule pelaksanaan dengan
detail perhitungan dapat dilihat pada metode struktur.
2. Penentuan jumlah material per zone (bekisting, pembesian dan beton)
berdasarkan metode dan zona kerja yang sudah dibagi.
3. Pelaksanaan pekerjaan pengukuran untuk menentukan lokasi elemen
struktur dengan bantuan alat theodolit dan waterpass.
4. Perkejaan kordinasi dan perijinan tidak dapat ditinggalkan dalam
proses pelaksanaan pada tahap persiapan sebab proses ini sangat vital

ALFA HQ OFFICE TOWER PROJECT V-3

http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB V METODE PELAKSANAAN

dalam hal legalitas pelaksanaan proyek sehingga dalam pelaksanaan


pembangunan proyek tidak terganggu.

Setalah pekerjaan pengukuran lalu dilanjutkan dengan pekerjaan struktur,


dimana stuktur di desain agar mampu menopang beban. Pekerjaan
struktur meliputi pekerjaan :

1. Pekerjaan Pembesian
2. Pekerjaan Bekisting
3. Pekerjaan Pengecoran
4. Pekerjaan Beton/Curing

5.4 Pekerjaan Plat Lantai dan Balok


Step Pekerjaan Plat Lantai bisa dilihat pada flowchart berikut :

Pekerjaan Pekerjaan Pekerjaan


Bekisting Pembesian
Pengecoran

Gambar 5.1 Diagram step pekerjaan Plat & Balok

5.4.1 Pekerjaan Plat Lantai & Balok


Langkah-langkah pelaksanaan:
1. Pekerjaan Pengukuran dan Pengecekan
Pengukuran ini bertujuan untuk mengatur dan memastikan
kerataan ketinggian balok dan pelat. Pengecekan bertujuan
untuk memastikan lokasi pekerjaan plat tepat dengan yang ada
di shopdrawing.
2. Pembuatan Bekisting
Pekerjaan bekisting Plat & Balok merupakan satu kesatuan
karena pekerjaannya dilaksanakan bersamaan. Pembuatan panel
bekisting harus sesuai dengan shopdrawing. Dalam
pemotongan plywood harus cermat dan teliti sehingga hasil
akhirnya sesuai dengan luasan pelat dan balok yang akan

ALFA HQ OFFICE TOWER PROJECT V-4

http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB V METODE PELAKSANAAN

dibuat. Pekerjaan plat dan balok dilakukan langsung di lokasi


dengan mempersiapkan material utama antara lain: kaso 5/7,
balok kayu 6/12, papan plywood.
3. Pabrikasi Besi
Untuk balok dan plat, pemotongan dan pembengkokan besi
dilaukan sesuai dengan kebutuhan dengan bar cutter dan bar
bending. Pembesian balok dirakit di atas bekisitng yang sudah
jadi begitu juga dengan pembesian plat.

5.4.2 Tahap Pekerjaan Beksting Plat & Balok


a. Pembekistingan Balok
Tahap pembekistingan adalah sebagai berikut :
1. Tentukan as, elevasi dan kedudukan lantai harus sesuai
dengan shopdrawing.
2. Scaffolding dengan masing – masing jarak 100 cm disusun
berjajar sesuai dengan kebutuhan di lapangan, baik untuk
bekisting balok maupun pelat.
3. Memperhitungkan ketinggian scaffolding balok dengan
mengatur base jack atau U-head jack nya.
4. Pada U-head dipasang balok kayu ( girder ) 6/12 sejajar
dengan arah cross brace dan diatas girder dipasang balok
suri tiap jarak 50 cm (kayu 5/7) dengan arah
melintangnya, kemudian dipasang pasangan plywood
sebagai alas balok.
b. Pembekistingan Pelat
Tahap pembekistingan pelat sebagai berikut :
1. Scaffolding disusun berjajar bersamaan dengan
scaffolding untuk balok. Karena posisi pelat lebih tinggi
daripada balok maka Scaffolding untuk pelat lebih tinggi
daripada balok dan diperlukan main frame tambahan
dengan menggunakan Joint pin. Perhitungkan ketinggian

ALFA HQ OFFICE TOWER PROJECT V-5

http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB V METODE PELAKSANAAN

scaffolding pelat dengan mengatur base jack dan U-head


jack nya
2. Pada U-head dipasang balok kayu ( girder ) 6/12 sejajar
dengan arah cross brace dan diatas girder dipasang suri-
suri dengan arah melintangnya.
3. Kemudian dipasang plywood sebagai alas pelat. Pasang
juga dinding untuk tepi pada pelat dan dijepit
menggunakan siku.. Plywood dipasang serapat mungkin,
sehingga tidak terdapat rongga yang dapat menyebabkan
kebocoran pada saat pengecoran.
4. Semua bekisting rapat terpasang, sebaiknya diolesi
dengan solar sebagai pelumas agar beton tidak menempel
pada bekisting, sehingga dapat mempermudah dalam
pekerjaan pembongkaran dan bekisting masih dalam
kondisi layak pakai untuk pekerjaan berikutnya.
c. Pengecekan
Setelah pemasang bekisting balok dan plat selesai selanjutnya
pengecekan tinggi level pada bekisting balok dengan
waterpass, jika sudah selesai maka bekisting untuk balok dan
pelat sudah siap untuk selanjutnya di lakukan pekerjaan
pembesian

5.4.3 Tahap Pekerjaan Pembesian Plat & Balok


a. Pembesian Balok
Pemasangan tulangan plat yang digunakan untuk basement 1
sampai basement 2 berkisar antara D15 – D32 dengan mutu
baja (fy) 240 Mpa untuk tulangan berukuran < 10 mm dan
400 Mpa untuk tulangan berukuran > 10 .
Tahap pembesian balok adalah sebagai berikut :
1. Untuk Pembesian balok dilakukan langsung di lapangan.

ALFA HQ OFFICE TOWER PROJECT V-6

http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB V METODE PELAKSANAAN

Gambar 5.2 Pembesian pada Balok & Plat


2. Besi tulangan balok yang sudah diangkat lalu diletakkan
di atas bekisting balok dan ujung besi balok dimasukkan
ke kolom.
3. Pasang beton decking umtuk jarak selimut beton pada alas
dan samping balok lalu diikat.
4. Tulangan bawah balok di daerah lapangan lebih banyak
daripada tulangan atas balok karna menerima gaya tarik
lebih besar.
5. Tulangan atas balok di daerah tumpuan lebih banyak
daripada tulangan bawah balok karna menerima gaya tarik
lebih besar.

a. Pembesian Plat
Setelah tulangan balok terpasang. Selanjutnya adalah tahap
pembesian pelat, antara lain :
1. Pembesian pelat dilakukan langsung di atas bekisting
pelat yang sudah siap. Besi tulangan diangkat
menggunakan tower crane dan dipasang di atas bekisting
pelat.

ALFA HQ OFFICE TOWER PROJECT V-7

http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB V METODE PELAKSANAAN

2. Rakit pembesian dengan tulangan bawah terlebih dahulu.


Kemudian pasang tulangan.
3. Selanjutnya secara menyilang dan diikat menggunakan
kawat ikat.
4. Letakkan beton deking antara tulangan bawah pelat dan
bekisting alas pelat. Pasang juga tulangan kaki ayam
antara untuk tulangan atas dan bawah pelat.

Gambar 5.3 Pembesian Pada Plat


b. Pengecekan
Setelah pekerjaan pembesian balok dan pelat dianggap
selesai, kemudian diadakan pekerjaan checklist oleh
pengawas atau inspektor konstruksi. Adapun hal yang
diperiksa untuk pembesian sebagai berikut :
1. Jumlah tulangan utama.
2. Diamater tulangan.
3. Jarak antar tulangan.
4. Jumlah dan jarak tulangan sengkang.
5. Jumlah dan jarak tulangan ekstra.
6. Lokasi plumbing.
7. Beton decking.
8. Kebersihannya.

ALFA HQ OFFICE TOWER PROJECT V-8

http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB V METODE PELAKSANAAN

Pengecekan dilakukan untuk mencocokan kondisi lapangan


dengan shopdrawing sebelum dilakukan pengecoran, karena
bisa saja terjadi kelalaian dalam pekerjaan pembesian yang
tidak bisa diperbaiki apabila sudah terlanjur dilakukan
pengecoran. Kelalaian pada pekerjaan pembesian meliputi
jarak tulangan yang terlalu rapat, jumlah tulangan sengkang
yang kurang, pemasangan sambungan pembesian yang tidak
mengikuti standar detail, dll.

5.4.4 Tahap Pekerjaan Pengecoran Plat & Balok


Pekerjaan pengecoran adalah pekerjaan penulangan adukan beton
ke dalam suatu cetakan elemen struktur yang telah dirakit
tulangannya. Sebelum dilakukan pengecoran, harus dilakukan
berbagai inspeksi pekerjaan untuk memastikan cetakan dan besi
tulangan telah terpasang sesuai dengan rencana.
a. Administrasi Pengecoran
1. Setelah bekisting dan pembesian siap, engineer mengecek
ke lokasi atau zona yang akan dicor.
2. Setelah semua dinyatakan OK, engineer membuat izin cor
dan mengajukan surat izin ke konsultan pengawas.
3. Kemudian tim konsultan pengawas melakukan survey atau
pengecekan ke lokasi yang diajukan dalam surat cor.
4. Setelah OK, konsultan pengawas menandatangani surat izin
pengecoran tersebut.
5. Surat izin cor dikembalikan kepada engineer dan
pengecoran dapat dilaksanakan.
b. Proses pengecoran plat lantai dan balok
Pengecoran plat lantai dan balok dilakukan secara bersamaan.
Peralatan untuk pengecoran antara lain bucket, truck mixer,
vibrator, lampu kerja dan alat throwel. Adapun proses
pengecoran plat dan balok yang penulis amati di lapangan
sebagai berikut :

ALFA HQ OFFICE TOWER PROJECT V-9

http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB V METODE PELAKSANAAN

1. Setelah mendapatkan ijin pengecoran disetujui, engineer


menghubungi pihak batching plan untuk mengecor sesuai
dengan mutu dan volume yang dibutuhkan di lapangan.
2. Pembersihan ulang area yang akan dicor dengan
menggunakan air compressor sampai benar-benar bersih.
Bucket dipersiapkan sebelumnya kemudian di siram air
untuk membersihkan bucket dari debu-debu atau sisa
pengecoran sebelumnya.

Gambar 5.4 Pembersihan dengan Air Compressor


3. Truck Mixer tiba di proyek dan laporan ke satpam
kemudian petugas dari PT. Semen Merah Putih
menyerahkan bon penyerahan barang atau yang disebut
juga docket yang berisi waktu keberangkatan, kedatangan,
waktu selesai, volume.

ALFA HQ OFFICE TOWER PROJECT V - 10

http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB V METODE PELAKSANAAN

Gambar 5.5 Bon penyerahan barang atau docket


4. Lalu konsultan pengawas dan engineer melakukan
pengecekan adukan beton dengan mengambil sampel benda
uji kemudian dilakukan slump test. Ketentuan slump test
adalah 12 ±2 cm.

Gambar 5.6 Slump test


5. Apabila hasil slump sudah OK, Kemudian adukan beton
dicampur lagi dengan bahan Integral Waterproofing

ALFA HQ OFFICE TOWER PROJECT V - 11

http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB V METODE PELAKSANAAN

Gambar 5.7 Bahan Integral Waterproofing


6. Kemudian disiapkan bucket atau concrete pump.
Penggunaan concrete pump apabila volume pengecoran
>100 m3
7. Beton yang keluar dari truk kemudian dituang ke bucket
lalu bucket diangkut dengan TC.
8. Setelah bucket sampai pada tempat yang akan dicor,
petugas bucket membuka katup bucket untuk mengeluarkan
beton ke area pengecoran.
9. Kemudian beton dipadatkan dengan menggunakan vibrator.

Gambar 5.8 Alat Vibrator

ALFA HQ OFFICE TOWER PROJECT V - 12

http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB V METODE PELAKSANAAN

10. Setelah dipadatkan, maka dilakukan perataan permukaan


dengan menggunakan alat Throwel atau bisa dengan perata
manual

Gambar 5.9 Peraataan menggunakan Throwel


11. Setelah pengecoran selesai sampai batas pengecoran, maka
dilakukan finishing.

c. Pembongkaran Bekisting
Untuk pelat pembongkaran bekisting dilakukan setelah 4 hari
pengecoran sedangkan untuk balok pembongkaran bekisting
dilakukan 7 hari setelah pengecoran. Sebagai penunjang sampai
pelat benar – benar mengeras.
d. Perawatan (curing)
Setelah dilaksanakan pengecoran, maka untuk menjaga agar
mutu beton tetap terjaga dilakukan perawatan beton. Perawatan
beton yang dilakukan adalah dengan menyiram/membasahi
beton 2 kali sehari selama 1 minggu.

ALFA HQ OFFICE TOWER PROJECT V - 13

http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB V METODE PELAKSANAAN

Gambar 5.10 Curing Beton pada Plat

5.5 Pekerjaan Kolom


Step Pekerjaan Plat Lantai bisa dilihat pada flowchart berikut :

Pekerjaan Pekerjaan Pekerjaan


Pembesian Bekisting Pengecoran

Gambar 5.11 Diagram Pekerjaan Kolom

5.5.1 Pekerjaan Pembesian Kolom


Pelaksanaan pembesian utama kolom dilakukan di tempat
terpisah dan setelah pembesian utama sudah selesai dirakit
kemudian diangkut menggunakan tower crane untuk dipasang
pada tempatnya. Setelah itu baru lah tulangan ties dipasang.
Tulangan yang digunakan dalam tulangan kolom adalah :
1. Untuk tulangan pokok digunakan tulangan D25 – D32.
2. Untuk tulangan sengkang digunakan tulangan D13.
3. Untuk tulangan ties digunakan tulangan D13.
4. Besi yang digunakan adalah besi ulir dengan mutu baja (fy) )
240 Mpa untuk tulangan berukuran < 10 mm dan 400 Mpa
untuk tulangan berukuran > 10.

ALFA HQ OFFICE TOWER PROJECT V - 14

http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB V METODE PELAKSANAAN

Untuk tahap pekerjaan, kolom dikerjakan dengan langkah-


langkah sebagai berikut :

1. Marking sepatu kolom sebagai tempat batas bekisting.


2. Stek-stek untuk kolom dibersihkan dan dirapikan.
3. Siapkan tulangan kolom dengan menggunakan sengkang,
jarak sengkang harus lebih rapat di daerah tumpuan, hal ini
disebabkan karna gaya geser semakin besar pada daerah
tumpuan.

Gambar 5.12 Pembesian pada Kolom

4. Angkat tulangan kolom yang sudah dirakit dengan tower


crane dan ditempatkan pada posisi yang sesuai dengan
shopdrawing.
5. Pasang besi kolom kedalam stek besi yang sudah ada,
selanjutnya disambung dengan stek kolom dengan overlap di
sesuaikan dengan spesifikasi penyaluran (Ld) tulangan tekan
dan tarik.
6. Ikat tulangan kolom yang lama dan tulangan kolom yang baru
dipasang dengan menggunakan sengkang.

ALFA HQ OFFICE TOWER PROJECT V - 15

http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB V METODE PELAKSANAAN

Gambar 5.13 Pemasangan sengkang pada Kolom


7. Untuk penyambungan tulangan kolom dilakukan berselang-
selang, artinya sebagian dari tulangan kolom disambung pada
lantai bawah dan diatasnya.
8. Antara papan bekisting dengan besi tulangan, diganjal dengan
beton decking sehingga besi tulangan tidak melekat pada
papan bekisting dan memudahkan pada waktu pembongkaran
bekisting.

5.5.2 Pekerjaan Bekisting Kolom


Pekerjaan bekisitng merupakan pekerjaan pembuatan cetakan
beton agar sesuai dengan bentuk dan dimensi yang sudah
direncanakan. Bekisting umumnya terdiri atas perancah dan
cetakan beton. Bekisting pada kolom menggunakan bekisiting
knockdown atau bongkar pasang.

ALFA HQ OFFICE TOWER PROJECT V - 16

http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB V METODE PELAKSANAAN

Gambar 5.14 Bekisting Knockdown atau Bongkar Pasang

berikut adalah contoh gambar kerja bekisting kolom :

Gambar 5.15 Gambar Kerja Bekisting

Langkah Pelaksanaan Bekisting Kolom :

1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan untuk pekerjaan


bekisitng kolom
2. Lakukan pengecekan untuk intalasi yang akan ditanam
kedalam struktur kolom seperti instalasi pipa pembuangan
(Jika ada).

ALFA HQ OFFICE TOWER PROJECT V - 17

http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB V METODE PELAKSANAAN

3. Buat penandaan di lantai untuk posisi kolom pada tanda yang


telah dibuat agar posisi kolom bekisting sesuai garis tanda
(marking).
4. Oleskan panel bekisting menggunakan pelumas.
5. Bersihkan lokasi yang akan dipasang bekisting. Selalu
membersihkan bekisting sebelum dipasang, adanya kotoran
pada dinding bekisting dapat menimbulkan hasil cor beton
tidak rapi, retak atau bahkan kegagalan struktur.
6. Bekisting diangkut menggunakan tower crane untuk
kemudian diletakan di lokasi kolom yang akan di cor
7. Kemudian pasang bekisting. Pemasangan menyesuaikan garis
marka ukur yang telah dibuat.

Gambar 5.16 Pemasangan Bekisting


8. Cek ukuran (posisi, ketegakan, kedataran) dengan
menggunakan theodolit.
9. Cek Perkuatan bekisting apakah sudah benar-benar kuat.
10. Jika sudah OK maka bisa dilakukan pengecoran beton.

5.5.3 Pekerjaan Pengecoran Kolom

Pada pengecoran kolom ketinggian 3 m dilakukan 1 kali


pengecoran. Pengecoran kolom dilakukan dengan mengunakan
ALFA HQ OFFICE TOWER PROJECT V - 18

http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB V METODE PELAKSANAAN

bucket dan pipa tremi dengan bantuan alat tower crane.


Pengecoran kolom dilakukan apabila pekerjaan tulangan kolom
dan bekisting kolom telah selesai dikerjakan dan telah mendapat
persetujuan melalui surat izin pengecoran dari konsultan
pengawas. Urutan pengecoran kolom adalah sebagai berikut :

1. Pertama engineer membuat surat izin pelaksanaan pengecoran


kolom kepada konsultan pengawas. Kemudian memeriksa
kebersihan pada sambungan/ pada batas pengecoran.

Gambar 5.17 Surat Izin Pengecoran


2. Sebelum ke lapangan para pekerja menggunakan perlengkapan
K3LM selama bekerja.
3. Di lapangan, para pekerja membersihkan bekisting dengan
kompressor dan air. Kemudian memeriksa tulangan, jumlah
tulangan, jarak sengkang, selimut beton dan batas cor.
4. Setelah memeriksa tulangan untuk pengecoran kolom,
kemudian memeriksa sambungan panel bekisting kolom.
5. Pada saat melaksanakan pengecoran mutu beton yang
digunakan harus sesuai dengan slump testt 12 ± 2 cm.

ALFA HQ OFFICE TOWER PROJECT V - 19

http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB V METODE PELAKSANAAN

6. Pada lantai yang tinggi pengecoran dilakukan dengan bucket


cor dan pipa tremi yang diangkat oleh tower crane, kemudian
memadatkan beton dengan vibrator, diratakan mengikuti
pengecoran sampai dengan level yang ditentukan.
7. Setelah dilakukan pengecoran pekerja mengetok bekisting
dengan palu/ karet, pada bagian luar bekisting mengikuti arah
cor.
8. Kemudian para pekerja membersihkan sisa beton yang tumpah.
9. Setelah semua proses pengecoran kolom selesai, lalu
dilaksanakanlah curing setelah beton berusia 24 hari.

Penuangan beton harus dilakukan dengan ketentuan berikut ini:

1. Beton harus dituang sedekat-dekatnya dengan tujuan akhir


untuk mencegah terjadinya pemisahan bahan-bahan akibat
pemindahan adukan di dalam cetakan. Tinggi jatuh beton
maksimum adalah adalah 1,5 m (menurut pedoman
pengerjaan beton CUR 2). Penuangan beton dengan tinggi
jatuh beton melebihi 1,5 m akan menyebabkan bahan-bahan
yang lebih berat akan jatuh terlebih dahulu sehingga terjadi
pemisahan agregat pada beton (segregasi) dan akan sangat
mempengaruhi kualitas beton.
2. Pemadatan tiap layer dengan menggunakan concrete
vibrator (jarum penggetar). Pemadatan dilakukan untuk
mengeluarkan gelembung-gelembung udara yang terjebak
didalam adukan semen yang timbul pada saat penuangan
beton. Penggetaran beton harus dilakukan dengan baik agar
menghasilkan mutu beton yang sesuai dengan yang
diinginkan. Kesalahan dalam penggetaran beton akan
mengakibatkan penurunan mutu beton.
3. Alat penggetar sedapat mungkin dimasukkan ke dalam
adukan beton dengan posisi vertikal, tetapi dalam keadaaan

ALFA HQ OFFICE TOWER PROJECT V - 20

http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB V METODE PELAKSANAAN

khusus boleh miring sampai dengan. Penggetaran dengan


sudut yang lebih besar akan menyebabkan pemisahan agregat.
4. Harus dijaga agar alat penggetar tidak mengenai bekisting
atau bagian beton yang mulai mengeras, untuk menghindari
hal ini posisi vibrator dibatasi maksimum 5 cm dari bekisting.
5. Sedapat mungkin vibrator tidak mengenai tulangan kolom.
6. Penggetaran dihentikan apabila adukan beton mulai kelihatan
mengkilap di sekitar alat penggetar dan pada umumnya
dicapai setelah maksimum 30 detik.
7. Pengawasan berkelanjutan terhadap pelaksanaan pengecoran.

Pembongkaran Bekisting Kolom


Pembongkaran bekisting kolom dilakukan sehari setelah
pengecoran. Kondisi paling ekstrim adalah 6 jam setelah
pengecoran. Diasumsikan bahwa beton telah mengeras dan
semen telah mencapai waktu ikat awal.
Pembongkaran bekisting harus mendapat ijin terlebih dahulu
dari pengawas proyek dan pada saat proses pelepasan
dilakukan dengan hati – hati untuk menghindarkan kolom
dari kerusakan.
Bekisting yang telah dilepas tersebut diangkat dengan
bantuan tower crane dan dibersihkan bagian permukaan
dalamnya serta diolesi pelumas untuk kemudian dipasang
pada kolom berikutnya.
Proses pembongkaran bekisting kolom merupakan tahap
terakhir dari pekerjaan kolom, berikut urutan prosesnya :
1. Pertama-tama mengendorkan semua baut/wing nut yang
terdapat pada bekisting. Pembongkaran Bekisting Kolom
dapat dilaksanakan pada umumnya 48 jam, namun bisa
juga 24 jam setelah pengecoran, dengan tenaga manusia.

ALFA HQ OFFICE TOWER PROJECT V - 21

http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB V METODE PELAKSANAAN

2. Langkah kedua adalah mengendorkan Kicker brace dan


secara bersamaan bekisting kolom akan lepas dengan
sendirinya dari muka beton.
3. Kemudian bekisting kolom tersebut diangkat dan
dipindahkan/dipasang pada kolom berikutnya dengan
bantuan alat Tower Crane. Sebelum digunakan lagi
permukaan plywood-nya dibersihkan dan diberi minyak
terlebih dahulu.

Perawatan Beton Kolom


Setelah pembongkaran bekisting, harus dilakukan perawatan
beton (curing), yaitu dengan pemberian compound pada
permukaan beton atau dengan berbagai cara sesuai dengan
jenis struktur yang dilaksanakan.
Perawatan beton (curing) berfungsi untuk melindungi beton
selama berlangsungnya proses pengerasan beton terhadap
sinar matahari, pengeringan oleh angin, hujan atau aliran air
dan perusakan secara mekanis atau pengeringan sebelum
waktunya. Perawatan beton dilakukan untuk menghindari :
1. Kehilangan banyak air pada proses awal pengerasan beton
yang akan mempengaruhi proses pengikatan awal beton.
2. Penguapan air dari beton pada saat pengerasan beton pada
hari pertama.
3. Perbedaan temperatur dalam beton, yang akan
mengakibatkan retak-retak pada beton.
Adapun cara yang digunakan dalam perawatan beton yang
dilakukan dalam proyek ini adalah dengan melakukan
penyiraman antisol pada permukaan beton setiap hari.
Apabila terjadi hujan maka cukup air hujan itu saja yang
digunakan.

ALFA HQ OFFICE TOWER PROJECT V - 22

http://digilib.mercubuana.ac.id/

Anda mungkin juga menyukai