Anda di halaman 1dari 20

BAB V METODE PELAKSANAAN DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA

BAB V
METODE PELAKSANAAN
DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA
5.1 Metoda Pelaksanaan
Jembatan Gantung Ratu Jaya direncanakan akan dilaksanakan dengan metode
pelaksanaan Jembatan Gantung untuk Pedesaan Asimetris. Metoda pelaksanaan yang
direncanakan sesuai dengan Pedoman Perencanaan Jembatan Gantung Asimetris
yang diterbitkan oleh PUSJATAN. Karena menggunakan satu buah menara, maka
penempatan material difokuskan di lokasi terletaknya menara jembatan. Hal ini
dilakukan untuk mengurangi biaya mobilisasi yang dibutuhkan untuk pengangkutan
material. Sebelum dilaksanakan konstruksi jembatan perlu dilakukan sosialisasi
terlebih dahulu kepada masyarakat yang berada disekitar lokasi konstruksi.
Sosialisasi ini dimaksudkan untuk menginformasikan kepada masyarakat akan
dibangun jembatan baru untuk mengganti jembatan sebelumnya.
Sebelum tahapan pelaksanaan konstruksi jembatan gantung dimulai terdapat
beberapa pekerjaan yang perlu dilaksanakan yaitu:
 Survei dan Investigasi Lapangan
 Pekerjaan Persiapan
Pekerjaan pelaksanaan konstruksi jembatan gantung dilaksanakan dengan
tahapan sebagai berikut:
 Pekerjaan Site Plan
 Pembuatan Pondasi dan Blok Angkur
 Pemasangan Pylon
 Pemasangan Kabel Utama
 Pemasangan Clamp dan Hanger
 Pemasangan Gelagar dan Lantai
 Pemeriksaan Chamber Jembatan
 Pemasangan Ikatan Angin
 Pemasangan Sandaran

Laporan Tugas Akhir “Perancangan Struktur Atas Jembatan Gantung Ratu Ja.. 175
BAB V METODE PELAKSANAAN DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA

5.1.1 Survei dan Investigasi Lapangan


1) Pengukuran Lokasi Jembatan
Pengukuran lokasi jembatan dilakukan untuk menentukan posisi titik letak
tanda-tanda yang telah dibuat oleh manusia atau secara alamiah yang berada diatas
permukaan tanah. Proses ini perlu dilakukan untuk membuat peta topografi lokasi
jembatan berada yang pengukuranya dilakukan langsung dipermukaan bumi dengan
menggunakan peralatan untuk pengukuran topografi.
a) Peralatan yang digunakan untuk pengukuran topografi adalah:
- Teodolite
- Meteran
- Tripod
- Rambu Ukur
- Patok penanda titik yang diukur
b) Tahapan pengukuran lokasi jembatan sebagai berikut:
 Mobilisasi anggota dan melakukan koordinasi dengan pihak-pihak terkait.
 Meminta izin warga sekitar lokasi jembatan untuk melakukan pengukuran.
 Melakukan persiapan pelaksanaan pengukuran.
 Membersihkan area pengukuran dari hal yang dapat mengganggu ketika
pengukuran berlangsung seperti tangkai pohon. Sehingga titik pengukuran
tidak terhalangi.
 Penentuan posisi titik-titik ukur yang harus terdistribusi merata dengan
interval seragam, aman dari gangguan, serta mudah mendirikan alat ukur.
 Pengukuran ini dilakukan secara menyeluruh untuk mendapatkan hasil yang
akan digunakan untuk penggambaran topografi seperti pada Gambar 5.1.

Gambar 0.1 Contoh Pelaksanaan Lokasi Jembatan.

Laporan Tugas Akhir “Perancangan Struktur Atas Jembatan Gantung Pejala.. 176
BAB V METODE PELAKSANAAN DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA

2) Investigasi Tanah
Investigasi tanah dilakukan untuk menunjang perencanaan dari desain
Jembatan Gantung yang akan dibuat. Pelaksanaan investigasi diharapkan
menghasilkan data yang dapat digunakan sebagai gambaran umum untuk
perencanaan. Sehingga, data tersebut dapat mewakili keadaan tanah disekitar lokasi
jembatan. Penyelidikan tanah yang akan dilakukan untuk jembatan JUDESA
menggunakan alat sondir.
a) Tahapan investigasi tanah menggunakan Sondir
 Mobilisasi tim investigasi dan melakukan koordinasi dengan pihak-pihak
terkait.
 Meminta izin kepada warga disekitar lokasi penyelidikan tanah
 Membersihkan dan menyiapkan area disekitar lokasi jembatan untuk
pengujian tanah.
 Titik-titik pengujian yang ditentukan dari hasil pengukuran topografi harus
dalam keadaan bersih dan tidak terganggu oleh semak ataupun konstruksi
sebelumnya.
 Investigasi tanah dilakukan di dua titik. Titik tersebut adalah lokasi dari
kepala jembatan dan pondasi Pylon.
 Pelaksanaan uji sondir dihentikan ketika terjadi kondisi:
- Tekanan conus telah mencapai minimal 250 kg/cm2
- Angkur sondir terangkat
- Friction sangat besar melebihi kemampuan peralatan yang digunakan

5.1.2 Pekerjaan Persiapan


1) Pengadaan Material
Pengadaan material untuk konstruksi Jembatan Gantung yaitu:
a) Bangunan Bawah
 Pondasi yang terdiri dari: agregat, batu kali, dan semen.
 Blok Angkur yang menggunakan material baja kanal, pipa baja solid, serta
perlengkapan base plate.
 Pylon yang menggunakan profil IWF dan kelengkapan base plate.

Laporan Tugas Akhir “Perancangan Struktur Atas Jembatan Gantung Pejala.. 177
BAB V METODE PELAKSANAAN DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA

b) Bangunan Atas
 Perlengkapan kabel yaitu kabel utama, kabel penggantung, kabel ikatan
angin, trunbuckle, buldog grip dan baut.
 Kebutuhan gelagar dan pelat lantai yaitu: gelagar melintang dengan profil
baja kanal dan pelat kopel, gelagar memanjang dengan profil baja IWF, balok
anak menggunakan profil baja kanal, bracing lantai dengan profil baja siku,
dan plat baja untuk plat lantai.
Contoh dari material yang digunakan untuk konstruksi Jembatan Ratu Jaya
dapat dilihat pada Gambar 5.2.

Gambar 0.2 Contoh Material yang digunkan untuk Jembatan Gantung Ratu Jaya.

2) Pekerjaan Fabrikasi Matrial


Pekerjaan fabrikasi material ini dilakukan di workshop yang berjarak 4,5 km
dari lokasi konstruksi jembatan. Fabrikasi material dilakukan sebelumnya untuk
mempermudah pekerjaan dilapangan. Sehingga, beberapa elemen dari jembatan bisa
langsung dirangkai dilapangan. Dapat dilihat pada Gambar 5.3 contoh dari
pekerjaan fabrikasi di workshop.
a) Tahapan pelaksanaan fabrikasi di workshop adalah:
 Penandaan (marking) setiap material yang akan dilakukan pemotongan
berdasarkan shop drawing. Setiap material diberi penandaan sepanjang:
- Gelagar Melintang = 210 cm
- Gelagar Memanjang = 192 cm
- Balok anak = 90 cm
- Bracing lantai = 175 cm
- Balok untuk pylon = 170 cm dan 35 cm
- Profil untuk blok angkur = 100 cm
Selain material tersebut dilakukan penandaan untuk plat baja untuk membuat
sambungan siku yang digunakan untuk sambungan baut.

Laporan Tugas Akhir “Perancangan Struktur Atas Jembatan Gantung Pejala.. 178
BAB V METODE PELAKSANAAN DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA

 Pemotongan material yang telah diberikan tanda menggunakan mesin potong.


Proses pemotongan profil dapat menggunakan oxy flame cutting
(pemotongan dengan las gas), cnc cutting, dan mesin potong hidrolik.
 Plat siku yang telah dipotong kemudian dapat dibengkokan sesuai dengan
ukuran yang digunakan untuk sambungan baut.
 Proses pengeboran (drilling) yang digunakan untuk pembuatan lubang baut
yang disesuaikan dengan ukuran baut yaitu:
Gelagar Melintang = baut 16 mm ; Lubang baut 18 mm
Gelagar Memanjang = baut 16 mm ; Lubang baut 18 mm
Bracing Lantai = baut 16 mm ; Lubang baut 18 mm
Balok Anak = baut 10 mm ; Lubang baut 12 mm
Kolom Pylon = baut 19 mm ; Lubang baut 21 mm
Balok Pylon = baut 19 mm ; Lubang baut 21 mm
 Penyetelan (assembling) yang merupakan tahapan merangkai elemen. Proses
ini dilakukan untuk menyatukan gelagar melintang yang terdiri dari dua buah
profil baja kanal yang dihubungkan menggunakan plat kopel. Serta
menyatukan gelagar memanjang dengan plat siku untuk sambungan balok
anak. Pada tahapan ini profil dirangkai menggunakan las titik.
 Proses pengelasan dilakukan untuk struktur gelagar melintang dan gelagar
memanjang yang sebelumnya sudah dirangkai dengan menggunakan las titik.
 Dilakukan pemeriksaan oleh seorang Quality Control terhadap semua
material yang telah dilakukan pemotongan, pengeboran, serta pengelasan.

Gambar 0.3 Contoh Pekerjaan Pemotongan Profil di Workshop.

Laporan Tugas Akhir “Perancangan Struktur Atas Jembatan Gantung Pejala.. 179
BAB V METODE PELAKSANAAN DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA

3) Pekerjaan Pembongkaran
Pekerjaan pembongkaran dilakukan untuk membongkar struktur lama
Jembatan Gantung Ratu Jaya karena akan digantikan dengan struktur jembatan yang
baru. Pembongkaran ini dilaksanakan secara bertahap setiap komponen jembatan.
Tahapan pelaksanaan pembongkaran struktur jembatan lama adalah:
 Pelepasan pagar pengaman dengan membuka baut yang menyatukanya.
 Pelepasan struktur jembatan secara bertahap yang dimulai dari lantai
jembatan, balok anak, bracing lantai, gelagar memanjang, gelagar melintang,
dan kabel ikatan angin.
 Batang penggantung dan clamp dilepaskan dari kabel utama.
 Proses pelepasan tersebut dilakukan persegmen hingga seluruh komponen
terlepas dari kabel utama.
 Struktur yang sudah dibongkar disimpan ditempat yang aman agar tidak
mengganggu proses pergerakan ketika pembongkaran.
 Buldog grip pada kabel utama dibuka, kemudian kabel utama dilepaskan dari
jangkar pada blok angkur dan diturunkan dari menara. Proses ini dilakukan
secara bertahap di kedua sisi jembatan.
 Pembongkaran pylon jembatan.
 Pembogkaran pondasi dari menara jembatan sampai dengan 30 cm dibawah
permukaan tanah aslinya.
 Pembongkaran blok angkur kabel utama dan kabel ikatan angin, serta pondasi
menara.
 Struktur yang sudah dibongkar kemudian dibuang atau disimpan sesuai
dengan petunjuk dari Direksi Pekerjaan.

Selama proses pembongkaran dan pelaksanaan konstruksi jembatan


dilakukan pengalihan lalu lintas sementara. Lalu lintas ini dialihkan ke jembatan
terdekat dari lokasi Jembatan Gantung Ratu Jaya. Jembatan itu adalah Jembatan
Gantung Kuning yang berjarak 2 km dari jembatan gantung ratu jaya seperti terlihat
pada Gambar 5.4. Dengan pengalihan ini diharapkan masyarakat bisa melaksanakan
kegiatan sehari-hari tanpa dampak yang telalu besar dengan adanya pelaksanaan
kontruksi dari Jembatan Ratu Jaya yang baru.

Laporan Tugas Akhir “Perancangan Struktur Atas Jembatan Gantung Pejala.. 180
BAB V METODE PELAKSANAAN DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA

Jembatan Gantung
Ratu Jaya

Jembatan Gantung
Kuning

Gambar 0.4 Lokasi Jembatan Kuning untuk Pengalihan Lalu Lintas Sementara.

5.1.3 Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi Jembatan JUDESA


1) Pekerjaan Site Plan
Site plan perlu disiapkan sebelum pelaksanaan konstruksi jembatan dimulai.
Dalam pekerjaan site plan dilakukan penentuan lokasi dan batas dari fasilitas yang
dibutuhkan selama pelaksanaan konstruksi. Fasilitas tersebut adalah:
 Batas dari lokasi proyek pembangunan Jembatan Gantung
 Kantor proyek (direksi keet)
 Penyimpanan material (stockyard), dan tempat kerja (workshop)
 Gudang tertutup untuk material yang harus terlindung dari pengaruh cuaca
 Ganset dan panel ruang utama
 Area manuver kendaraan angkut
 Barak pekerja dan toilet
 Pos jaga dan tempat sampah
 Pagar pengaman dan papan nama proyek
Fasilitas proyek tersebut ditentukan lokasi dan batasnya sesuai dengan
kebutuhan area pelaksanaan jembatan gantung. Kebutuhan area pelaksanaan
jembatan gantung diketahui dengan:

Laporan Tugas Akhir “Perancangan Struktur Atas Jembatan Gantung Pejala.. 181
BAB V METODE PELAKSANAAN DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA

 Menentukan as Jembatan Gantung Ratu Jaya mulai dari pondasi angkur ke


pondasi angkur yang lainya.
 Menentukan titik blok angkur kabel utama ke pylon yang harus disesuaikan
dengan sudut kemiringan kabel utama yaitu 45°.
 Menentukan titik pondasi kabel ikatan angin.

2) Pembuatan Pondasi dan Blok Angkur


Setelah menentukan lokasi titik untuk pondasi dan blok angkur maka
dilakukan pekerjaan pembuatan pondasi dan blok angkur dengan tahapan pekerjaan
sebagai berikut:
a) Pembuatan bouwplank
 Tentukan ukuran dari pondasi yang akan dibuat. Ambil jarak minimal 1 meter
keluar dari pinggiran pondasi untuk pemasangan patok tiang bouwplank.
 Dirikan patok disetiap sudut dari pondasi yang sudah diberi jarak 1 meter.
 Menggunakan selang waterpass ukur ketinggian patok untuk pondasi sesuai
rencana. Seluruh patok dilakukan pengukuran ketinggian dengan selang
waterpass dan pastikan elevasinya sama.
 Papan arah memanjang dipakukan pada seluruh patok. Elevasi dari papan ini
akan menjadi tanda dari ketinggian pondasi.
 Papan tersebut diberi paku yang dipasangkan benang nylon. Fungsi dari paku
ini untuk menentukan pondasi dalam keadaan siku.
 Papan diberi paku kembali untuk menentukan lebar bagian atas dan as dari
pondasi.
 Pasangkan benang pada paku tersebut. Kemudian benang ditarik sesuai
dengan bentuk dari pondasi yang sudah direncanakan. Benang digunakan
untuk tanda pekerja ketika menggali pondasi.
 Pembuatan bouwplank dilakukan sesuai dengan dimensi pondasi blok angkur,
pondasi pylon, dan pondasi untuk kabel ikatan angin yang sudah
direncanakan. Contoh dari pembuatan bouwplank terlihat pada Gambar 5.4.

Laporan Tugas Akhir “Perancangan Struktur Atas Jembatan Gantung Pejala.. 182
BAB V METODE PELAKSANAAN DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA

Gambar 0.5 Pekerjaan Bouwplank.

b) Setelah bouwplank terpasang dilakukan pengecekan terhadap letak as dan


elevasi dari pondasi struktur jembatan.
c) Ketika letak as dan elevasi jembatan sudah benar dapat dilakukan penggalian
pondasi sesuai dengan kedalaman rencana.

Gambar 0.6 Penggalian Pondasi.

d) Pemasangan bekisting untuk struktur pondasi menggunakan pasangan batu kali.


e) Pemasangan blok angkur harus diperhatikan as pondasi sesuai dengan gambar
rencana.
f) Setelah dipastikan bekisting sudah sesuai dengan rencana dan kokoh dapat
dilanjutkan dengan pengecoran dengan mutu beton yang sudah ditentukan.
g) Pemasangan Baseplate
 Penentuan posisi angkur dan baseplate dilakukan oleh surveyor dengan
bantuan materan panjang, ditentukan baik secara vertikal maupun
horizontal. Penentuan dilakukan harus tepat pada posisi ketinggiannya.
 Setelah posisi ditentukan, lalu dipasang angkur pada tulangan-tulangan
balok ringbalk, pada ring balok yang telah dilubangi. Pemasangan angkur
dilakukan dengan pengelasan penuh. Setelah angkur terpasang, selanjutnya
balok siap dilakukan pengecoran.

Laporan Tugas Akhir “Perancangan Struktur Atas Jembatan Gantung Pejala.. 183
BAB V METODE PELAKSANAAN DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA

 Sebelum dilakukan pengecoran daerah titik cor dibersihkan terlebih dahulu


dari debu dan kotoran, lalu diberi atau disapukan lem beton sikadur 31 CF.
Saat pengecoran, campuran mortar diberi campuran sika cim.
 Setelah angkur terpasang dan balok telah di-cor, selanjutnya dilakukan
pemasangan base plate. Titik level base plate dicek kembali baik secara
vertikal maupun horizontal, untuk mendapatkan posisi yang tepat.
 Setelah berada pada posisi yang diinginkan, baseplate dibaut kuat agar
posisi tidak berubah atau bergeser, Untuk bagian yang berongga, antara base
plate dan ringbalk, ditutup dengan semen grouting.

3) Pemasangan Pylon
Pylon yang digunakan untuk Jembatan Gantung Ratu Jaya harus dilakukan
perakitan dahulu dilokasi konstruksi jembatan sebelum dihubungkan dengan base
plate. Proses pekerjaan pemasangan pylon adalah:
a) Perakitan kolom dan balok pylon dilokasi konstruksi jembatan menggunakan
sambungan baut. Perakitan ini dilakukan pada kedua buah pylon.
b) Dilakukan pengencangan baut yang menyambung balok dan kolom pylon.
c) Kemudian dilakukan pemasangan tali webbing pada salah satu pylon. Tali
webbing tersebut sudah dihubungkan dengan pengait pada mobile crane.
d) Setelah dipastikan tali terpasang dengan benar maka dilakukan pengangkatan
pylon hingga posisinya menjadi vertikal seperti Gambar 5.7. Pada tahap ini
harus ada pekerja yang memastikan pylon terangkat dengan aman dan juga
mengarahkan pylon ke posisi vertikal sesuai dengan lokasi dimana base plate
terletak. Proses ini dapat dilihat pada Gambar 5.8.

Gambar 0.7 Pemasangan Pylon.

Laporan Tugas Akhir “Perancangan Struktur Atas Jembatan Gantung Pejala.. 184
BAB V METODE PELAKSANAAN DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA

Gambar 0.8 Pengarahan Posisi Pylon.

e) Ketika posisi pylon sudah sesuai dengan base plate maka dilakukan pemasangan
pylon menggunakan baut angkur lalu dikencangkan.
f) Ketika pylon ke-1 sudah terpasang pada posisi yang benar, maka dapat
dilanjutkan untuk pemasangan pylon yang ke-2.
g) Pemasangan pylon yang ke-2 sama seperti tahapan proses pemasangan pylon
yang ke-1. Pastikan melakukan pengencangan pada balok angkur.
h) Pemasangan balok pylon untuk membuat pylon menjadi rangkap dapat dilihat
pada Gambar 5.9. Balok ini disambungkan pada kedua buah kolom pylon ke-1
dan ke-2 menggunakan sambungan baut.

Gambar 0.9 Pemasangan Balok Pylon.

4) Pemasangan Kabel Utama


Pekerjaan pemasangan kabel utama dapat dimulai dengan mempersiapkan
kabel utama yang akan digunakan. Tahapan pemasangan kabel utama adalah:
a) Bentangkan kabel utama dari satu sisi ke sisi lainya jembatan.
b) Setelah kabel terbentang, kaitkan kabel utama ke angkur seperti pada Gambar
5.10. Kabel utama dijepitkan dengan menggunakan buldog grip.

Laporan Tugas Akhir “Perancangan Struktur Atas Jembatan Gantung Pejala.. 185
BAB V METODE PELAKSANAAN DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA

Gambar 0.10 Pengaitan Kabel Utama ke Blok Angkur.

c) Jika kabel utama telah terikat disalah satu sisi, dilanjutkan dengan menempatkan
kabel utama di pylon jembatan. Pada bagian atas pylon sudah tersedia pelana
yang berguna untuk dudukan kabel. Sketsa proses pekerjaan ini seperti Gambar
5.11 dan Gambar 5.12.

Gambar 0.11 Pemasangan Kabel Utama di Pelana.

Gambar 0.12 Pemasangan Kabel Utama di Pylon.

Laporan Tugas Akhir “Perancangan Struktur Atas Jembatan Gantung Pejala.. 186
BAB V METODE PELAKSANAAN DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA

d) Kemudian ikatkan kembali kabel utama ke angkur sisi satunya seperti Gambar
5.13. Setelah diikat dilakukan penarikan kabel dengan menggunakan tackle.

Gambar 0.13 Pemasangan Kabel Utama ke Angkur Lainya.

e) Ketika kabel sudah memiliki kekencangan sesuai dengan rencana maka kabel
tersebut dijepit menggunakan buldog grip. Sketsa tahapan ini seperti Gambar
5.14.

Gambar 0.14 Pengencangan Kabel Utama.

5) Pemasangan Clamp dan Hanger


Tahapan pekerjaan pemasangan Clamp dan Hanger adalah:
a) Setelah kabel utama terpasang sesuai dengan rencana maka siapkan clamp,
batang penggantung, dan trunbuckle.
b) Hanger dirangkai menggunakan turnbuckle satu persatu sesuai dengan panjang
dari masing-masing di setiap koordinat hanger yang telah direncakan.
c) Ketika clamp dipasangkan pada kabel utama dibutuhkan alat bantu berupa
tangga bambu dan alat pengaman seperti body harness. Contoh pemasangan
clamp dan hanger terlihat pada Gambar 5.15.

Laporan Tugas Akhir “Perancangan Struktur Atas Jembatan Gantung Pejala.. 187
BAB V METODE PELAKSANAAN DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA

Gambar 0.15 Pemasangan Clamp.

d) Sambungkan hanger sepert Gambar 5.16 yang memiliki panjang berbeda-beda


ke clamp sesuai dengan urutan titik koordinat yang telah direncanakan. Pastikan
clamp dalam keadaan yang terkunci dengan benar agar tidak berpindah posisi.

Gambar 0.16 Pemasangan Hanger.

6) Pemasangan Gelagar dan Lantai


Elemen gelagar dan pelat lantai jembatan akan dipasang persegmen. Satu
buah segmen memiliki panjang dua meter. Ketika satu buah segmen selesai akan
dilanjutkan dengan pemasangan segmen selanjutnya. Tahapan pelaksanaan
pemasangan gelagar dan lantai pada segmen ke-1 adalah:
a) Pemasangan gelagar dimulai dari letak gelagar yang mendekati pylon.
b) Dimulai dari pemasangan gelagar melintang yang sudah dirangkai pada proses
fabrikasi. Gelagar melintang disambungkan menggunakan pen baja ke dua buah
hanger di koordinat terdekat dari pylon.
c) Setelah gelagar melintang terpasang, maka dilanjutkan dengan pemasangan
gelagar memanjang menggunakan baut. Setiap segmen membutuhkan 3 buah
gelagar memanjang.

Laporan Tugas Akhir “Perancangan Struktur Atas Jembatan Gantung Pejala.. 188
BAB V METODE PELAKSANAAN DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA

d) Ketika sambungan antara gelagar memanjang dan melintang sudah


dikencangkan, maka dilanjutkan dengan pemasangan balok anak. Sketsa
pekerjaan terdapat pada Gambar 5.17.

Gambar 0.17 Pemasangan Balok Anak.

e) Pelat lantai dipasang pada segmen gelagar yang sudah terangkai menjadi satu
terlihat pada Gambar 5.18.

Gambar 0.18 Pemasangan Pelat Lantai.

f) Setelah satu segmen gelagar dan pelat lantai tepasang, maka dilanjutkan dengan
pemasangan dan perangkaian segmen selanjutnya dengan menggunakan tahapan
pelaksanaan pekerjaan yang sama. Dapat dilihat proses tahapan pekerjaan ini
pada Gambar 5.19 dan Gambar 5.20.

Gambar 0.19 Pemasangan Gelagar dan Pelat Lantai Segmen Selanjutnya.

Laporan Tugas Akhir “Perancangan Struktur Atas Jembatan Gantung Pejala.. 189
BAB V METODE PELAKSANAAN DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA

Gambar 0.20 Pemasangan Gelagar dan Pelat Lantai Segmen Selanjutnya.

7) Pemeriksaan Chamber Jembatan


Ketika seluruh segmen dari gelagar dan pelat lantai suah terpasang, maka
dilakukan pemeriksaan chamber jembatan. Pemeriksaan chamber jembatan
dilakukan dengan tahapan:
a) Pemeriksaan chamber dimulai dari salah satu ujung jembatan. Pemeriksaan ini
menggunakan alat theodolit. Pemeriksaan chamber dilakukan seperti pada
Gambar 5.21 dan Gambar 5.22.
b) Chamber jembatan dilakukan pemeriksaan untuk melihat apakah elevasi disetiap
lantai jembatan sudah sesuai dengan yang direncanakan.
c) Jika Chamber tidak sesuai dengan rencana, dapat dilakukan pengaturan elevasi
dengan memutar turnbuckle pada hanger hingga didapat elevasi yang sesuai.

Gambar 0.21 Pemeriksaan Chamber. Gambar 0.22 Pemeriksaan Chamber.

8) Pemasangan Ikatan Angin


Tahapan pemasangan kabel ikatan angin adalah:
a) Bentangkan kabel ikatan angin sesuai dengan bentang dari jembatan seperti pada
Gambar 5.23.

Laporan Tugas Akhir “Perancangan Struktur Atas Jembatan Gantung Pejala.. 190
BAB V METODE PELAKSANAAN DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA

Gambar 0.23 Pembentangan KabelIkatan Angin.

b) Salah satu ujung kabel ikatan angin diikatkan pada gelagar ke-16 yang berada di
tengah jembatan.
c) Kabel ikatan angin utama dijepitkan menggunakan buldog grip.
d) Ujung kabel ikatan angin lainya diikatkan pada angkur kabel ikatan angin yang
berada sejajar dengan pylon jembatan.
e) Setelah kabel ikatan angin utama terpasang, dilanjutkan dengan pemasangan
kabel ikatan angin pengaku. Kabel ikatan angin pengaku salah satu ujungnya
diikatkan pada kabel ikatan angin utama dan ujung lainya diikatkan ke gelagar
jembatan per 4 segmen, penarikan dari kabel ikatan angin menggunakan tackle.
Sketsa pekerjaan seperti Gambar 5.24.

Gambar 0.24 Pemasangan Kabel Ikatan Angin Pengaku.

f) Kabel ikatan angin dapat dilakukan pelaksanaan secara bersamaan untuk kedua
sisi jembatan. Hal ini akan mengurangi waktu pelaksanaan kabel ikatan angin.
Contoh pelaksanaan seperti sketsa pada Gambar 5.25.

Laporan Tugas Akhir “Perancangan Struktur Atas Jembatan Gantung Pejala.. 191
BAB V METODE PELAKSANAAN DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA

Gambar 0.25 Pemasangan Kabel Ikatan Angin.

g) Ketika kabel ikatan angin selesai terpasang dikedua sisi, maka dilakukan
pemeriksaan terhadap kelurusan dan goyangan jembatan dengan cara:
 Melihat as pondasi ke as jembatan untuk mengetahui kelurusan jembatan.
 Merasakan ayunan yang terjadi pada jembatan ketika dilalui untuk mengecek
goyangan.
 Jika kondisi jembatan tidak lurus maka ada kabel ikatan angin yang
kekecanganya tidak sama.

9) Pemasangan Sandaran
Sandaran (railing) dari jebatan dipasang dengan merangkai setiap bagian
sandaran yang berukuran 1,00 meter x 1,25 meter. Sandaran ini saling dihubungkan
dengan menggunakan baut. Selain itu sandaran juga dihubungkan dengan
menggunakan baut pada gelagar memanjang. Pemasangan sandaran seperti sketsa
pada Gambar 5.26 dan Gambar 5.27. Setelah seluruh sandaran terpasang dapat
dilihat pada Gambar 5.28 ilustrasinya.

Gambar 0.26 Pemasangan Sandaran. Gambar 0.27 Pemasangan Sandaran.

Laporan Tugas Akhir “Perancangan Struktur Atas Jembatan Gantung Pejala.. 192
BAB V METODE PELAKSANAAN DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA

Gambar 0.28 Sandaran Jembatan Setelah Terpasang.

Laporan Tugas Akhir “Perancangan Struktur Atas Jembatan Gantung Pejala.. 193
BAB V METODE PELAKSANAAN DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA

5.2 Rencana Anggaran Biaya

No. Komponen Jembatan Satuan Kuantitas Harga Satuan (Rp) Jumlah Harga (Rp)

1 Sitem Gelagar Rp 68,578,866.07


2C.125.65.6.8 kg 1688.40 Rp 12,124.38 Rp 20,470,800.00
IWF.100.100.6.8 kg 3090.00 Rp 7,966.02 Rp 24,615,000.00
C.30.33.5.7 kg 180.00 Rp 6,733.33 Rp 1,211,999.40
L.45.45.5.7 kg 383.60 Rp 8,304.14 Rp 3,185,466.67
Baut A-325 Ø16 mm bh 1200 Rp 4,283.00 Rp 5,139,600.00
Pelat Sambungan tp=6 mm lembar 12 Rp 981,000.00 Rp 11,772,000.00
Baut Hitam Ø10 mm bh 500 Rp 3,950.00 Rp 1,975,000.00
Elektroda las EX60XX kg 10 Rp 20,900.00 Rp 209,000.00
2 Sistem Kabel Rp 143,471,394.15
Kabel Utama Ø60 mm m 170.6 Rp 793,000.00 Rp 135,285,800.00
Batang Penggantung Ø18 mm m 134.563 Rp 22,050.00 Rp 2,967,114.15
Kabel Ikatan angin Ø12 mm m 103.1 Rp 14,000.00 Rp 1,443,400.00
Clamp Penggantung t=5 mm bh 60 Rp 31,143.00 Rp 1,868,580.00
Baut Clamp pengaku Ø16 mm bh 120 Rp 5,950.00 Rp 714,000.00
Baut Penahan Hanger Ø22 mm bh 60 Rp 6,000.00 Rp 360,000.00
Buldog grip kabel utama Ø60 mm bh 20 Rp 10,500.00 Rp 210,000.00
Buldog grip kabel angin Ø12 mm bh 20 Rp 4,800.00 Rp 96,000.00
Turnbuckle bh 90 Rp 5,850.00 Rp 526,500.00
3 Sistem Pylon Rp 74,350,500.00
IWF.250.250.9.14 kg 3436.00 Rp 15,500.00 Rp 53,258,000.00
IWF.150.150.7.10 kg 567.00 Rp 15,500.00 Rp 8,788,500.00
Sadel Pylon bh 4 Rp 575,000.00 Rp 2,300,000.00
Baseplate t=38 mm lembar 1 Rp 6,201,000.00 Rp 6,201,000.00
Baut Angkur Ø12,7 mm L=50cm bh 16 Rp 15,000.00 Rp 240,000.00
Pelat Sambungan tp=8 mm lembar 1 Rp 1,301,000.00 Rp 1,301,000.00
Baut A-325 Ø19 mm bh 260 Rp 8,700.00 Rp 2,262,000.00
4 Sistem Lantai Rp 127,416,000.00
pelat bordes 12,5 mm (1,2 x 2,4 m) lembar 60 Rp 2,106,000.00 Rp 126,360,000.00
Baut Hitam Ø8 mm bh 480 Rp 2,200.00 Rp 1,056,000.00
5 Sistem Angkur Rp 157,231,200.00
Beton f'c 20 MPa m3 187.18 Rp 840,000.00 Rp 157,231,200.00
6 Sistem Railing Rp 35,960,000.00
Pelat Perforated 1,5 mm lembar 62 Rp 580,000.00 Rp 35,960,000.00
(A) Jumlah Harga = ( 1 + 2 + 3 + 4 + 5 + 6 ) Rp 607,007,960.22
(B) Pajak Pertambahan Nilai (PPN) = 10% x ( A ) Rp 60,700,796.02
(C) Jumlah Total Harga = ( A ) + ( B ) Rp 667,708,756.24
(D) Pembulatan Jumlah Total Harga = ( C ) Rp 667,708,756.24

Laporan Tugas Akhir “Perancangan Struktur Atas Jembatan Gantung Pejala.. 194

Anda mungkin juga menyukai