Anda di halaman 1dari 18

Bab VII Tinjauan Khusus

BAB VIl

TINJAUAN KHUSUS

(HUBUNGAN PEMBONGKARAN BEKISTING

DENGAN KUAT TEKAN BETON)

7.1 Uraian umum

Pada umumnya bahan bangunan struktur gedung bertingkat menggunakan bahan

dari campuran beton yang dicor di tempat (cast in situ), karena mempunyai

keunggulan seperti mudah dibentuk. Dalam metode pengecoran di tempat,

bekisting (formwork) dan perancah (shore) disiapkan sepenuhnya di lapangan,

pekerjaan dilanjutkan dengan pembesian, dan pengecoran beton. Perkerasan beton

secara alamiah menuntut waktu tertentu sampai tiba saatnya untuk membongkar

bekisting dan perancah.

Bekisting merupakan struktur sementara karena sampai batas waktu tertentu akan

dibongkar, sedangkan struktur beton merupakan struktur permanen. Menurut

Nemati, (2007) menjelaskan bahwa struktur-struktur sementara adalah sebagai

alat penghubung antara desain dan pelaksanaan konstruksi. Struktur-struktur

permanen tidak bisa dibangun tanpa struktur-struktur sementara tersebut

7.2. Jenis - Jenis Bekisting

1. Bekisting Tradisional

VII - 1
Bab VII Tinjauan Khusus

Bekisting ini dibuat dari kayu dan triplek (plywood) atau papan yang tahan

akan kelembaban. Sangat mudah untuk diproduksi tetapi memakan waktu

untuk struktur yang lebih besar, dan triplek yang digunakan memiliki

umur yang relatif singkat. Hal ini masih digunakan secara luas di mana

biaya tenaga kerja lebih rendah daripada biaya untuk pengadaan bekisting

yang dapat digunakan kembali (reusable). Ini juga merupakan jenis

bekisting yang paling fleksibel, karena dapat diterapkan pada bentuk

konstruksi yang rumit.

Gambar 7.2.1 Bekising Tradisional

2. Sistem Bekisting Rekayasa (Engineering).

Bekisting ini dibangun dari modul prefabrikasi dengan bingkai logam

(biasanya baja atau aluminium) dan ditutup pada aplikasi (beton). Dua

keuntungan utama dari sistem bekisting, dibandingkan dengan bekisting

kayu tradisional, adalah kecepatan konstruksi ( pin dengan sistem

modular, klip, atau sekrup ) dan menurunkan biaya penggunaan kembali

(perkuatan, frame hampir tidak bisa dihancurkan, sementara jika terbuat

dari kayu, mungkin harus diganti setelah beberapa - atau beberapa lusin

VII- 2
Bab VII Tinjauan Khusus

penggunaan, tetapi jika penutup tersebut dibuat dengan baja atau

aluminium, penggunaan dapat mencapai hingga dua ribu penggunaan.

Dan gambar dibawah ini merupakan bekisting yang digunakan pada

proyek Apartemen U Residence 2.

Gambar 7.2.2 Bekising System

3. Bekisting Plastik Guna Kembali (Reusable).

Sistem ini saling terkait dan berbentuk modular. Digunakan untuk

membangun banyak macam bentuk truktur beton yang relatif sederhana.

Panelnya ringan dan sangat kuat. Jenis ini cocok untuk konstruksi berbiaya

rendah, dan skema perumahan massal.

Gambar 7.2.3 Bekising Reusable

VII- 3
Bab VII Tinjauan Khusus

4. Bekisting Permanen Terisolasi (Insulated).

Bekisting ini dirakit di tempat, biasanya untuk isolasi bentuk beton /

insulating concrete forms (ICF). Bekisting tetap di tempat setelah beton

telah diawetkan (cured), dan dapat memberikan keuntungan dalam hal

kecepatan, kekuatan, isolasi termal dan akustik yang superior, ruang untuk

menjalankan utilitas dalam lapisan EPS, dan jalur terintegrasi untuk

pemasangan cladding.

Gambar 7.2.4 Bekising Insulated

7.3. Syarat dan Ketentuan Dalam Pekerjaan Bekisting

Untuk memenuhi fungsinya, menurut American Concrete Institute (ACI)

dalam buku FORMWORK FOR CONCRETE menyebutkan bahwa bekisting

harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :

a. Kuat, dalam hal ini mampu menopang dan mendukung beban-beban yang

terjadi baik sebelum ataupun setelah masa pengecoran berton.

VII- 4
Bab VII Tinjauan Khusus

b. Stabil (kokoh), dalam hal ini maksudnya adalah tidak terjadi goyangan dan

geseran yang mampu mengubah bentukan struktur ataupun

membahayakan sistem bekisting itu sendiri (ambruk).

c. Kaku, terutama pada bekisting kontak sehingga dapat mencegah terjadinya

perubahan dimensi, bunting atau keropos pada struktur beton.

Perancangan suatu bekisting dimulai dengan membuat konsep sistem yang

akan digunakan untuk membuat cetakan dan ukuran dari beton segar hingga

dapat menanggung berat sendiri dan beban-beban sementara yang terjadi.

Syarat- syarat yang harus dipenuhi yaitu :

1. Kekuatan

Bekisting harus dapat menahan tekanan beton dan berat dari pekerja dan

peralatan kerja pada penempatan dan pemadatan.

2. Kekakuan

Lendutan yang terjadi tidak boleh melebihi 0,3% dari dimensi permukaan

beton. Perawatan perlu dilakukan untuk memastikan bahwa lendutan

kumulatif dari bekisting lebih kecil dari toleransi struktur beton.

3. Ekonomis

Bekisting harus sederhana dan ukuran komponen serta pemilihan material

harus ditinjau dari segi pembiayaan.

4. Mudah diperkuat dan dibongkar tanpa merusak beton atau bekisting

Metode dan cara bongkar serta pemindahan bekisting harus dicermati dan

dipelajari sebagai bagian dari perencanaan bekisting, terutama

metodepemasangan dan levelling elevasi.

VII- 5
Bab VII Tinjauan Khusus

7.4. Metode Pelaksanaan Pembongkaran Bekisting

7.4.1 Data subkontraktor

Nama Perusahaan : PT. PUTRA CIPTA JAYA SENTOSA

Alamat : Jl Telaga Mas I 3 Kawasan Industri Cikupa Mas

Telp/Fax : 021-5962355

7.4.2. Pekerjaan Pembongkaran Bekisting Kolom

1. Persiapan Pembongkaran

a. Ijin pembongkaran kolom secara tertulis dari yang berwenang : Direksi

Pengawas, SiteManager atau Pelaksana dari Main Kontraktor (form

terlampir).

b. Lokasi penempatan hasil bongkaran dan balok tatakan.

c. Alat-alat bongkar : linggis, kunci pas, tambang, safety belt.

d. Tenaga bongkar minimal 2 orang (1 orang tukang, 1 orang kenek)

e. Pelaksanaan Pembongkaran

Pembongkaran bekisting kolom dilakukan setelah pengecoran berumur 12

jam atau tergantung yang diijinkan oleh pengawas lapangan (biasanya paling

lambat setelah umur beton 24 jam).

a. Pembongkaran dimulai dari Clam Kolom terlebih dahulu sehingga tidak

terjadi goyang pada kolom yang masih muda.

 Mur dan plat waser dibuka, track stang ditarik dari klam kolom

kemudian diturunkan satu persatu (tidak boleh dilempar/dijatuhkan

VII- 6
Bab VII Tinjauan Khusus

dari atas) dengan cara 1 orang diatas dan 1 orang dibawah untuk

menerima hasil bongkaran.

 Plat waser dan murnya dimasukkan kembali ke dalam track stang,

kemudian track stang diikat dengan kawat bendrat masing-masing

4 buah dan ditumpuk pada tempat yang telah disiapkan.

 Setelah track stang lepas dari klam kolom, kemudian klam kolom

diturunkan satu persatu (tidak boleh dilempar/dijatuhkan dari atas).

Ditumpuk rapi pada tempat yang telah disiapkan.

b. Setelah Clam Kolom lepas semua barulah pipe supportnya dilepaskan satu

persatu dengan hati-hati.

 Kendorkan ring pada jack base/U-head, setelah kendor pipe support

dilepas satu persatu dan langsung ditumpuk rapi pada tempat yang

telah disiapkan

c. Selanjutnya baru dilepas panel kolomnya satu persatu.

 Panel kolom yang akan dibuka diikat dengan tambang, kemudian

dicongkel secara perlahan sampai terbuka dan terlepas dari beton

kolom.

 Tambang dikendorkan secara perlahan sehingga panel kolom

miring dan rebah di lantai, kemudian angkat dan langsung

ditumpuk rapi

 Setelah satu panel lepas, lanjutkan untuk sisi berikutnya satu

persatu dan langsung ditumpuk rapi.

VII- 7
Bab VII Tinjauan Khusus

 Sebelum Panel Kolom ditumpuk, harus dibersihkan dahulu dari

sisa-sisa pengecoran, setelah bersih langsung diminyaki dengan

minyak bekisting, baru ditumpuk.

d. Pembongkaran balok tatakan support

 Lepas terlebih dahulu klos kayu ganjal atau paku, kemudian tarik

balok tatakan dan tumpuk rapi

 Potong/bengkokkan stek besi tempat balok tatakan.

Pelaksanaan pembongkaran bekisting kolom harus dilakukan untuk 1 unit kolom

sampai tuntas dan hasil bongkaran ditumpuk rapi, baru kemudian dilanjutkan

untuk unit kolom selanjutnya.

7.4.3. Pekerjaan Pembongkaran Bekisting Plat Lantai & Balok

1. Persiapan Pembongkaran

a. Ijin pembongkaran kolom secara tertulis dari yang berwenang : Direksi

Pengawas, Site Manager atau Pelaksana dari Main Kontraktor (form

terlampir).

b. Lokasi penempatan hasil bongkaran dan balok tatakan.

c. Alat-alat bongkar : linggis, kunci pas, tambang, safety belt.

d. Tenaga bongkar minimal 3 orang (1 orang tukang, 2 orang kenek)

2. Pelaksanaan Pembongkaran

VII- 8
Bab VII Tinjauan Khusus

Sebelum mulai pembongkaran bekisting pelat lantai, kita mengajukan ijin

(tertulis) pembongkaran pelat lantai maupun balok (biasanya pelat dibongkar

umur 7 hari dan balok pada umur 10 hari).

A. Pembongkaran pelat

a. Pembongkaran dimulai dari pelepasan stut dinding balok, strong beam,

hasil pembongkaran dirapikan, untuk strong beam dikumpulkan pada

kotak yang telah disediakan, sedangkan untuk stutnya dikumpulkan dan

diikat pakai bendrat untuk dipakai selanjutnya.

b. Pengendoran U Head pada daerah yang akan dibongkar, tanpa

membongkar schafolding penyangga (dipakai sebagai tumpuan jatuhnya

pipa galvanis dan plywood).

 Pembongkaran dimulai dari pembongkaran pipa galvanis secara

hati-hati. Setelah lepas dari tumpuan pipa galvanis diturunkan satu

persatu secara hati-hati.

 Disini perlu diawasi pembongkarannya jangan sampai ada pipa

galvanis yang rusak karena terbanting atau dipakai sebagai alat

congkel. Pipa galvanis diturunkan satu persatu (jangan dilempar

atau dijatuhkan dari atas) dan langsung ditumpuk rapi pada tempat

yang telah disiapkan.

c. Setelah pipa galvanis lepas semua (pada daerah yang dibongkar, dalam

hal ini modul plat). Pembongkaran dilanjutkan pada plywood area tengah

yang tidak terjepit dinding balok.

VII- 9
Bab VII Tinjauan Khusus

 Pembongkaran plywood dimulai dari area tengah ke arah tepi,

dengan cara 1 orang membongkar, 1 orang menahan plywood

 Pertama-tama adalah melepas terlebih dahulu klos antar

sambungan plywood, kemudian dilanjutkan dengan melepas

lembaran-lembaran plywood.

 Plywood yang sudah terbongkar diletakkan dijembatan kerja,

kemudian diturunkan satu persatu (tidak boleh dilempar atau

dijatuhkan dari atas) dan ditumpuk rapi pada tempat yang telah

disiapkan.

 Setelah plywood terbongkar baru dilanjutkan dengan

pembongkaran dinding balok (tembiring). Hasil pembongkaran

dinding balok diservice dan diminyaki demikian juga plat lantai

dibersihkan lalu dilapisi minyak bekisting baru ditumpuk pada

daerah yang gampang dijangkau alat angkut. Penumpukan panel

dinding dan plat sama seperti penumpukan hasil pabrikasi.

d. Selanjutnya adalah pembongkaran schafolding penyangga plat.

B. Pembongkaran Bodeman Balok

a. Pembongkaran dimulai dengan pengendoran jack base dan U-head sampai

bodeman dengan beam ada celah (jarak).

 Menggunakan alat bantu linggis, bodeman balok ditekan turun

sehingga terlepas dari beton balok.

VII- 10
Bab VII Tinjauan Khusus

 Setelah lepas, panel bodeman diturunkan satu persatu (tidak boleh

di banting/dilempar ataupun dijatuhkan dari atas) dan ditumpuk

rapi pada tempat yang telah disiapkan.

 Setelah panelbodeman diturunkan, kemudian diservice dan

diminyaki baru ditumpuk ditempat yang mudah dijangkau alat

angkut.

b. Kawel suri-suri dilepas semua sehingga suri-suri dapat diturunkan satu

persatu (tidak boleh dibanting/dilempar atau dijatuhkan langsung dari

atas).

 Penurunan suri-suri dilakukan dengan cara: 1 orang diatas

menurunkan suri-suri, 1 orang dibawah menerima suri-suri

kemudian langsung ditumpuk rapi pada tempat yang telah disiapkan

 Sama dengan penurunan suri-suri, penurunan gelagar juga tidak

boleh dibanting/dilempar. Harus ada 1 orang di atas dan 1 orang di

bawah untuk menerima dan merapikannya.

c. Setelah semua suri-suri dan gelagar turun semua, sebelum membongkar

schafolding, pastikan bahwa sudah tidak ada lagi material berupa kaso

ataupun potongan plywood yang masih menempel atau terjepit beton.

 Bila ada hasil beton yang perlu tidakan repair, jangan ditunda,

langsung harus dilakukan tinadakan.

 Setelah dipastikan tidak ada yang tersisa pada beton balok dan plat

lantai, lanjutkan untuk membongkar susunan schafolding.

VII- 11
Bab VII Tinjauan Khusus

 lepas silang/ cross brase dari scaffolding, penurunan tidak boleh

dilempar atau dijatuhkan langsung dari atas. Harus ada 1 orang yang

menerima dibawah.

 Semua hasil bongkaran ditumpuk dengan rapi di tempat yang sudah

disediakan. Demikian juga strong beam, kawel suri-suri, join pin,

jack base dan u-head dimasukkan ke dalam kotaknya.

 Pembongkaran scaffolding dilakukan secara hati-hati dan hasilnya

ditumpuk rapi ditempat yang telah disediakan untuk siap diangkut ke

tempat berikutnya.

 Setelah pembongkaran selesai dilanjutkan pembersihan areal hasil

pembongkaran dari sampah-sampah yang ditimbulkan akibat

pembongkaran, sampahnya dimasukkan ke dalam kotak sampah

yang sudah disediakan,

 pembongkaran dianggap selesai apabila seluruh hasil bongkaran

sudah dipindah ke tempat berikutnya serta areal bongkaran sudah

bersih dari sampah bongkaran.

7.5. Hubungan Kuat Tekan Beton dengan Bongkaran Bekisting

Seperti diketahui, pada umumnya pekerjaan bekisting pada proyek sipil dengan

volume beton yang besar biasanya dikerjakan oleh sub kontraktor atau bisa

dengan sistem rental didalam proyek yang kami teliti sub kontaktor yang terkait

adalah PT. PUTRA CIPTA. Setiap pengecoran pasti ada data hasil Uji tekan yang

dikeluarkan oleh laboratorium tentunya sangat penting terutama bagi para

engineer proyek, diantaranya untuk kegiatan bongkaran bekisting . Berbicara

VII- 12
Bab VII Tinjauan Khusus

tentang lamanya bongkaran bekisting tentunya akan menyangkut pada besaran

biaya borongan bekisting atau harga rental alat bekisting disamping mutu dari

hasil cor beton yang tetap harus baik dan terhindar dari crack atau retakan beton

akibat bongkaran bekisting sebelum beton mencapai kekuatan maksimalnya.

Untuk menentukan berapa lama bekisting dapat di bongkar tanpa menimbulkan

crack atau lendut pada balok atau lantai beton tentunya harus melalui prosedur ijin

bongkar dari konsultan serta hasil analisa statik terhadap umur beton.

Pembongkaran bekisting yang baik tentu adalah pada saat beton yang dicetaknya

minimal sudah mampu untuk menahan beratnya sendiri hal ini mungkin hanya

berlaku pada pembongkaran bekisting kolom karena kolom belum menerima

beban selain beratnya sendiri. Lalu bagaimana jika pembongkaran bekisting pada

pekerjaan pelat lantai dan balok,tentu hal diatas tidak berlaku dikarenakan pelat

dan balok menjadi beban pekerja dan peralatan yang berada diatas pelat tersebut.

7.5.1. Teori umur beton

Rata-rata, beton mencapai kekuatan tekan karakteristik rencananya pada umur

28 hari. Pada umur tersebut kuat tekan karakteristik beton mencapai kekuatan

rencananya. Dibawah ini adalah grafik hubungan antara umur beton

dengan faktor kuat tekannya. Pada peraturan beton (PBI 1971),

Tabel 7.5.1 (Koefisien PBI 1971)

VII- 13
Bab VII Tinjauan Khusus

Mengetahui kekuatan tekan beton karakteristik ini penting, mengingat pada

proyek konstruksi, uji tekan sample beton dilapangan terkadang dites tidak

tepat pada umurnya , sehingga perlu dilakukan pengkoreksian dengan

menggunakan faktor kekuatan untuk kemudian diketahui apakah pada umur

tersebut kekuatan karakteristinya memenuhi atau tidak. Pada proyek U

Residence 2 ini pembongkaran plat 7 hari setelah pengecoran dan balok

setelah 10 hari pengecoran.

A. Kuat tekan kharakteristik plat umur 7 hari

Diambil contoh terdapat 4 buah sample beton, dibuat dengan

semenportland biasa dengan kuat tekan karakteristik fc’ = 35 Mpa. Sample

beton tersebut akan mencapai kuat tekan karakteristik 35 Mpa pada umur

28 hari, akan tetapi pelaksanaan pengetesan pada sample-sample tersebut

akan dilakukan acak, yakni pada umur 7 hari, 14 hari, 21 hari dan 28 hari.

Jadi perlu dilakukan pengoreksian dengan menggunakan faktor kekuatan

pada kuat tekan karakteristik beton tersebut.

1. Pengujian pada umur 7 hari –> 35 Mpa x 0,65 = 22,75 Mpa

2. Pengujian pada umur 14 hari –> 35 Mpa x 0,88 = 30,8 Mpa

3. Pengujian pada umur 21 hari –> 35 Mpa x 0,95 = 33,25 Mpa

4. Pengujian pada umur 28 hari –> 35 Mpa x 1 = 35 Mpa

Jadi kuat tekan kharakteristik plat pada pembongkaran bekisting umur 7

hari adalah sebesar 22,75 Mpa

B. Kuat tekan kharakteristik balok umur 10 hari

Diambil contoh terdapat 4 buah sample beton, dibuat dengan

semenportland biasa dengan kuat tekan karakteristik fc’ = 35 Mpa. Sample

VII- 14
Bab VII Tinjauan Khusus

beton tersebut akan mencapai kuat tekan karakteristik 35 Mpa pada umur

28 hari, akan tetapi pelaksanaan pengetesan pada sample-sample tersebut

akan dilakukan acak, yakni pada umur 7 hari, 10 hari, 21 hari dan 28 hari.

Jadi perlu dilakukan pengoreksian dengan menggunakan faktor kekuatan

pada kuat tekan karakteristik beton tersebut.Untuk faktor pengoreksi umur

10 hari dilakukan interpolasi dan menghasilakan angka koreksi 0,77.

1. Pengujian pada umur 7 hari –> 35 Mpa x 0,65 = 22,75 Mpa

2. Pengujian pada umur 10 hari –> 35 Mpa x 0,77 = 26,95 Mpa

3. Pengujian pada umur 21 hari –> 35 Mpa x 0,95 = 33,25 Mpa

4. Pengujian pada umur 28 hari –> 35 Mpa x 1 = 35 Mpa

Jadi kuat tekan kharakteristik balok pada pembongkaran bekisting umur

10 hari adalah sebesar 26,95 Mpa

C. Hal-hal yang perlu diperhatian setelah pembongkaran

Waktu pembongkaran bekisting yang relatif singkat dapat menguntungkan

kontraktor dari segi waktu dan biaya sewa. Tetapi faktor kekuatan beton

pada saat pembongkaran juga perlu diperhatikan supaya beton tidak rusak

yang dapat mengakibatkan kerugian bagi kontraktor karena harus

mengeluarkan biaya untuk perbaikan.Pada saat pembongkaran bekisting

balok dan pelat, kekuatan beton belum mencapai prosentase 100%. Maka

harus diperhatikan hal-hal berikut :

1. Perhatikan proses perawatan beton

2. Jangan menggunakan plat untuk lantai kerja jika kekuatan

kharakteristik belum mencapai 100%. Karena berpotensi memicu

kerusakan dan retak-retak halus

VII- 15
Bab VII Tinjauan Khusus

3. Sosialisasikan kepada seluruh pekerja supaya berhati-hati jika

melintas pada slab yang belum mencapai kekuatan 100%

4. Setelah pembongkaran selesai pasangkan pipe support pada balok dan

plat.

7.5.2 Defleksi balok dan pelat pada masa konstruksi

1. Beban Mati

Berat sendiri pelat = 0,12 x 24 KN/m³ = 2,88 KN/m²

qdead = 2,88 KN/m²

 qd = 2,88 x 1,5 = 4,32 KN/m²

 qu = 1,4 D = 1,4 x 4,32 = 6,048 KN/m²

VII- 16
Bab VII Tinjauan Khusus

2. Balok

Untuk memeriksa kekakuan balok terhadap lendutan (δ), lendutan maksimum

yang terjadi pada tengah bentang bila balok dianggap sendi dan rol pada ujung-

ujungnya (Timoshenko dkk, 1988) adalah :

5 .WU . L4
δ=
384 .EI
dimana :

L = panjang bentang balok

E = modulus elastisitas balok

I = momen inersia balok

 E = 4700 𝑓𝑐′= 4700 26,95 = 24399,29 N/mm²

1 1
 I =12 𝑥 𝐵 𝑥 𝐻3 = 12 𝑥 3000 𝑥 40003 = 1,6 𝑥1013 𝑚𝑚4

 L = 4000 mm

 qu = 6,048 KN/m² =0,006048 N/𝑚𝑚2

5 𝑥 𝑞𝑢 𝑥 𝐿4 5 𝑥 0,00608 𝑥4000 4
 𝛿 = 384 𝑥 𝐸 𝑥 𝐼 = 384 𝑥 24399 ,29 𝑥 (1,6𝑥10 13 ) = 5,19 𝑥10−8 𝑚𝑚

𝑙 4000
 𝛿𝑖𝑧𝑖𝑛 = = = 8,3 𝑚𝑚
480 480

 𝛿 < 𝛿𝑖𝑧𝑖𝑛 → 5,19𝑥10−8 𝑚𝑚 < 8,3 𝑚𝑚 … . 𝑂𝐾!

3. Pelat

Menurut peraturan SK SNI T–15–1991–03 tabel 3.2.5 (b), batas lendutan

l
maksimum adalah bentang. Lendutan yang terjadi akibat beban merata
480

(Timoshenko dkk, 1998) adalah :

VII- 17
Bab VII Tinjauan Khusus

α . Wu . b4
δ=
D

Ec . H3
D=
12 (1 - μ2)

dimana :

δ : lendutan yang terjadi

α : koefisien lendutan

Wu : beban ultimate (kg/cm2)

μ : nilai poison rasio

D : momen akibat lentur untuk pelat (kg.cm)

Ec : modulus elastisitas beton

h : tebal pelat

b : lebar pelat

 Wu = qu = 6,048 KN/m² = 0,006048 N/mm²

 Fc =22,75 Mpa = 22,75 N/mm²

 Ec = 4700 𝑓𝑐′ = 4700 22,75 = 22417,57 𝑁/𝑚𝑚2

𝐸𝑐 𝑥 𝐻 3 22417 ,57 𝑥 120 3


 D =12 ( 1−𝜇 2 ) = = 3362635500 𝑁. 𝑚𝑚
12 (1−0,22 )

𝛼 𝑥 𝑊𝑢 𝑥 𝑏 4 0,8 𝑥 0,00617 𝑥 300 4


 𝛿= = = 0,011 𝑚𝑚
𝐷 3362635500

𝑙 4000
 𝛿𝑖𝑧𝑖𝑛 = = = 11,11 𝑚𝑚
360 360

 𝛿 < 𝛿𝑖𝑧𝑖𝑛 → 0,011 𝑚𝑚 < 11,11 𝑚𝑚 …. OK !

VII- 18

Anda mungkin juga menyukai