Anda di halaman 1dari 2

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dari hasil tinjauan dan pengamatan selama menjalani kerja praktek, dalam
pelaksanaan shear wall pada proyek Construction of Nine (9) New Building and
Supporting Infrastructures of UIN Raden Fatah Palembang, maka penulisan
mencoba mengambil kesimpulan sebagai berikut :

a. Pekerjaan Shear Wall dapat dilakukan apabila semua pekerjaan plat lantai,
Pile Cap, dan Tie Beam telah dilaksanakan, karna merupakan bagian dari
struktur atas ( upper structure).
b. Pembuatan pembesian tulangan shear wall yang digunakan pada proyek ini
bervariasi sesuai dengan gambar rencana dari pihak konsultan perencanan,
sedangkan besi yang dipakai pada shear wall tipe SW1 adalah D16 dan
D10 , dan tipe SW3 adalah D13 dan D10.
c. Pemasangan besi tulangan Shear Wallharus melalui perakitan terlebih
dahulu, baru diaplikasikan/dipasangkan ke area tempat pemasangan Shear
Wall.
d. Pemasangan Bekisting Shear Wall sebagai pencetak beton, metode
bekisting yang digunkan adalah Bekisting Peri Vario, sedangkan jenisnya
adalah Bekisting Knok Down
e. Pengecoran Shear Wall dilakukan dengan menggunakan truck mixer
dengan dibantu Crane yang dikaitkan dengan Concrete Bucket.
f. Proses pembongkaran bekisting harus sesuai dengan waktu yang sudah di
tentukan agar pada saat di bongkar tidak menimbulkan crack atau lendutan.
g. Pemeliharaan beton pada shear wall dilakukan saat beton sudah mulai
mengeras yang bertujuan untuk menjaga agar beton tidak kehilangan air
dan untuk menjaga kelembaban suhu beton sehingga dapat mencapai mutu
beton yang di inginkan.

65
66

5.2 Saran

Setelah melakukan kerja praktek di lapangan, maka dapat kami beri saran

sebagai berikut:

1. Sebelum melakukan pengecoran pada pekerjaan Shear Wall harus melihat

kondisi cuaca terlebih dahulu, jika kondisi cuaca sedang turun hujan jangan

melakukan pekerjaan pengecoran pada Shear Wall.

2. Pada akses mobilisasi pada area proyek, yang akan melakukan pekerjaan

pada gedung tersebut seharusnya harus sesuai jadwal yang sudah diizinkan

oleh Dinas Perhubungan Darat agar tidak menjadi kendala lalu lintas.

3. Proses perakitan pembesian harus sesuai dengan gambar rencana dan

sesuai prosedur yang telah direncanakan.

4. Sebelum melakukan pengecoran, beton ready mix yang datang ke area

lokasi di test slump terlebih dahulu untuk mengecek kadar air pada beton

ready mix tersebut. Pada saat pengujian test slump lakukan sesuai dengan

prosedur agar hasil pengujian akurat dan maksimal.

5. Sesudah peroses pelepasan bekisting atau fase pengerasan pada beton

(hardening) harus dilakukan perawatan beton agar tidak terjadinya

keretakan pada beton dan mutu yang dinginkan tercapai.

Anda mungkin juga menyukai