Anda di halaman 1dari 49

METODE PELAKSANAAN

A. LATAR BELAKANG
Metode Pekerjaan yang kami ajukan ini merupakan kerangka acuan kerja sebagai dasar
peninjauan terhadap rencana pelaksanaan pekerjaan, proses dan pengendalian terhadap mutu
dan waktu di dalam suatu pekerjaan. Khususnya pada Pekerjaan Pembangunan Ruang Kelas Baru
SDN Cipadung 3, sangat dibutuhkan perencanaan pelaksanaan pekerjaan dikarenakan terdapat
beberapa pekerjaan yang harus dilaksanakan secara bersamaan dengan pengadaan unit-unit
utama yang memerlukan waktu pemesanan, sementara waktu yang pekerjaan cukup singkat dan
padat. Pembuatan Metode Pelaksanaan ini bertujuan supaya segala aspek yang mendukung
pekerjaan dapat dilakukan secara maksimal agar tercapai ketepatan waktu pekerjaan, kesesuaian
mutu dan kualitas pekerjaan dan efisiensi biaya sesusai yang ditawarkan. Di dalam Metode
Pelaksanaan ini tercantum kerangka rencana waktu pelaksanaan pekerjaan, rencana waktu
penyedian alat kerja, rencana waktu pengadaan material, rencana waktu pengadaan tenaga ahli
dan terampil dan rencana waktu pengadaan unit-unit utama serta hubungan unsur-unsur
pelaksanaan proyek yang terkait selama pekerjaan berlangsung. Dengan adanya perencanaan
yang tepat, maka diharapkan pekerjaan dapat diselesaikan dengan baik.

Nama Paket Pekerjaan : PEMBANGUNAN RUANG KELAS BARU SDN CIPADUNG 3


Lingkup Pekerjaan : KONSTRUKSI FISIK
Sumber Pendanaan : APBD Kota Bandung Tahun Anggaran 2016
Lokasi : Bandung
HPS : Rp. 849.810.000,-
Waktu Pelaksanaan : 120 (Seratus Dua Puluh) hari kalender

Dari nilai HPS dan waktu pelaksanaan tersebut dapat tergambar tingkat kesulitan pekerjaan ini
secara umum, yaitu besarnya volume pekerjaan sementara waktu yang tersedia relatif pendek.
Untuk itu diperlukan perencanaan yang matang dengan memperhatikan segala aspek, dan
menerapkan metode pelaksanaan yang tepat sehingga semua tujuan dapat tercapai, yaitu tepat
waktu, dengan kualitas yang sesuai dengan persyaratan, dikerjakan dengan biaya yang wajar
sesuai dengan anggaran yang telah diperhitungkan sebelumnya, dan disertai dengan ketertiban
administrasi.

a. Tepat Waktu :
Pelaksanaan pembangunan dengan mengacu pada target (sasaran waktu) sesuai batasan
waktu yang tersedia atau yang telah ditetapkan, tidak akan terlepas dari kendala-kendala
yang disebabkan oleh:
- Faktor teknologi pembangunan.

1
- Faktor tenaga kerja dan peralatan.
- Faktor biaya dan fluktuasi lain yang disebabkan oleh material.

b. Kualitas :
Dengan pengendalian manajemen mutu, maka pelaksanaan konstruksi akan mencapai
sasaran fisik dari segi kualitas dan kuantitas yang baik dan berdaya guna seoptimal mungkin,
memenuhi syarat teknis yang dapat dipertanggung jawabkan. Semua prosedur/tata cara
setiap pemilihan komponen bahan bangunan, pengadaan, pelaksanaan dan pengujian/test
berikut petunjuk-petunjuk teknis sepenuhnya dikendalikan dengan metode yang telah
dibakukan dan dibawah koordinasi Konsultan Pengawas. Pekerjaan Kontraktor di lapangan
perlu dikendalikan dengan sistem manajemen proyek yang mempunyai komitmen terhadap
penyelesaian proyek yang melibatkan manajemen tim multi disiplin ilmu. Sistem tersebut
akan disampaikan pada awal pelaksanaan konstruksi atau pada saat kick of meeting. Setiap
akan melaksanakan setiap pekerjaan kontraktor harus mengisi dan mengikuti form-form
pengendalian yang akan disediakan Konsultan Pengawas, sebagai proses pengendalian
pekerjaan di lapangan, sehingga diharapkan dapat menghasilkan kualitas dan kuantitas
pekerjaan sesuai yang dipersyaratkan. Kualitas kesesuaian sangat dipengaruhi oleh :
1. Metode pelaksanaan konstruksi di lapangan.
2. Pelaksanaan di lapangan serta pengendalian manajemen yang dilakukan untuk
mengarahkan pekerja agar sesuai dengan spesifikasi teknis yang disyaratkan.

c. Biaya Wajar :
Kontraktor Pelaksana akan mengendalikan kewajaran biaya perencanaan dan pelaksanaan
konstruksi sesuai batasan anggaran yang tersedia atau yang telah ditetapkan. Produsen/
distributor suplier komponen bangunan yang telah diikut sertakan dalam proses perancangan
dapat memberikan input teknologi baru yang menunjang ke arah efektivitas dan efisiensi
pembangunan, di lain pihak harga dan kualitas bisa dikontrol pada saat pelaksanaan
konstruksi.

d. Tertib Administrasi :
Kontraktor Pelaksanan akan melakukan tertib administrasi disegala aspek pekerjaan selama
masa pelaksanaan konstruksi, yang meliputi semua tata tertib administrasi proyek dan
pendokumentasian, rekaman proses komunikasi antara berbagai pihak yang terlibat selama
pelaksanaan konstruksi. Untuk menerapkan tertib administrasi konsultan Manajamen
Konstruksi akan menyiapkan format-format pengendalian kepada pihak kontraktor/pihak-
pihak yang terlibat dalam pembangunan. Dimana semua administrasi yang berkaitan dengan
penyelenggaran pelaksanaan proyek akan didokumentasikan dengan tertib.
Masalah-masalah yang dihadapi :
- Koordinasi pembangunan secara terpadu menuntut kualitas tertentu dari pengelola
pembangunan/ Konsultan Pengawas

2
- Bagian lain dari komponen yang tidak dibeli langsung oleh Pemberi Tugas akan
merupakan masalah yang serupa dengan masalah pada sistem pemborong konvensional,
karena akan dilaksanakan dengan sistem yang konvensional.
- Adanya keterlambatan dari salah satu pekerjaan khusus akan berakibat pada pekerjaan
lainnya mengalami keterlambatan, sehingga mengakibatkan mundurnya waktu
pelaksanaan dan kemungkinan akan adanya klaim dari kontraktor yang terkena akibat
adanya keterlambatan.

B. MAKSUD DAN TUJUAN


Metode Pekerjaan yang kami ajukan ini merupakan kerangka acuan kerja sebagai dasar
peninjauan terhadap rencana pelaksanaan pekerjaan, proses dan pengendalian terhadap mutu
dan waktu di dalam suatu pekerjaan. Khususnya pada PEMBANGUNAN RUANG KELAS BARU (RKB)
SDN CIPADUNG 3 ini sangat dibutuhkan perencanaan pelaksanaan pekerjaan karena berada
dalam lingkungan sekolah yang sedang aktif dipergunakan. Pembuatan Metode Pekerjaan ini
bertujuan supaya segala aspek yang mendukung pekerjaan dapat dilakukan secara maksimal agar
tercapai ketepatan waktu pekerjaan, kesesuaian mutu dan kualitas pekerjaan dan efisiensi biaya
sesusai yang ditawarkan. Di dalam Metode Pekerjaan ini tercantum kerangka rencana waktu
pelaksanaan pekerjaan, rencana waktu penyedian alat kerja, rencana waktu pengadaan material,
rencana waktu pengadaan tenaga ahli dan terampil dan rencana waktu pengadaan unit-unit
utama serta hubungan unsur-unsur pelaksanaan proyek yang terkait selama pekerjaan
berlangsung. Dengan adanya perencanaan yang tepat, maka diharapkan pekerjaan dapat
diselesaikan dengan baik.

Pelaksanaan pembangunan Ruang Kelas Baru SDN Cipadung 3 ditetapkan harus selesai dalam
waktu 120 hari kalender. Gedung RKB ini berada dalam satu lingkungan kompleks sekolah, artinya
untuk di lokasi pekerjaan sendiri relatif tidak ada masalah yang krusial. Namun yang perlu
diperhatikan adalah faktor keamanan bagi para murid dari resiko terkena material atau peralatan
proyek. Diperlukan koordinasi yang baik dengan pihak sekolah mengenai pengaturan pembatasan
area bermain murid dan area proyek. Walaupun sudah dilakukan koordinasi yang baik, untuk
menghindari kejadian yang tidak diinginkan, tetap diperlukan pengawasan yang ketat dengan
rambu-rambu yang jelas, mengingat kemungkinan adanya murid yang iseng atau memiliki sifat
ingin tau berlebihan sehingga bisa saja ada yang masuk ke area proyek.

Untuk dapat mencapai penyelesaian pembangunan dengan kualitas pekerjaan yang disyaratkan,
batasan waktu yang tersedia dan kompleksnya lingkungan proyek maka dalam pelaksanaan
proyek ini diperlukan kecermatan dan keahlian menempatkan tenaga-tenaga kerja yang terampil,
memposisikan alat-alat kerja seperti molen sebagai bagian dari kegiatan di tempatkan pada area
yang tepat, alat-alat pendukung harus terschedule tepat waktu, material on site dari awal
pelaksanaan sudah dapat dicermati dan diantisipasi serta sirkulasi kegiatan diarahkan terencana
dan terarah, dengan demikian besar harapan dapat diselesaikan tepat waktu. Interaksi yang baik

3
dengan Direksi Pengawas dan Perencana serta instansi terkait sangat dibutuhkan (dalam hal rapat
koordinasi, acc material dan shop drawing dan lain-lain) agar penyelesaian pekerjaan dapat
dicapai tepat waktu. Bahkan di dukung dengan manajemen proyek yang rapih, maka proyek
pembangunan Ruang Kelas Baru SDN Cipadung 3 ini dapat diselesaikan dalam waktu 120 hari
kalender.

Dari penjelasan keberadaan lokasi dan bangunan berfungsi secara optimal, maka secara khusus
akan timbul beberapa permasalahan dalam pembangunan. Untuk itu perlu adanya manajemen
pelaksanaan dengan jadual waktu relatif ketat dengan menerapkan sistem informasi yang tepat
dan scheduling keterlibatan tenaga ahli sesuai dengan bidang profesinya.

a. Manajemen Material:
Dalam pelaksanaan pembangunan, material dan peralatan nilainya dapat mencapai 60-70 %
dari total biaya, sehingga perlu perhatian besar terhadap proses pengadaannya. Sedangkan
lingkup pengadaan meliputi: identifikasi kebutuhan; pembelian; menjaga inventori;
pemantauan produksi; penerimaan dan penyimpanan material; dan menyiapkan dan
menangani dokumen yang diperlukan.
Masalah inventori yang selalu muncul pada pengadaan material proyek adalah suku cadang,
untuk menjaga agar instalasi dapat berfungsi seperti yang diinginkan sampai pada saat
perawatan berkala. Untuk menghitung kebutuhan material (identifikasi kebutuhan) dapat
dihitung berdasarkan gambar bestek, bill of quantity, dan analisa harga, sehingga diharapkan
stock tidak berlebihan menumpuk di area site. Peralatan yang dipesan melalui kontraktor dan
dibuat di pabrik suplier perlu disiapkan spesifikasi dan kriterianya, karena diperlukan proses
cukup panjang untuk proses pengadaannya.
Jadual pengadaan material yang meliputi: daftar material; asal material; dan waktu
pengadaan perlu dibuat oleh kontraktor dan dipresentasikan kepada Pemberi Tugas pada saat
kick off meeting sehingga nantinya tidak mengganggu jadual penyelesaian proyek secara
keseluruhan.

b. Perencanaan Sumber Daya Manusia:


Hal yang perlu diperhatikan dalam perencanaan sumberdaya manusia/ tenaga kerja perlu
memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
- Produktifitas dari tenaga kerja;
- Jumlah tenaga kerja pada saat periode puncak;
- Perkiraan jumlah tenaga kerja konstruksi di lapangan;
- Meratakan jumlah tenaga kerja guna mencegah gejolak .
Perlu diperhitungkan penyediaan barak pekerja termasuk dengan fasilitas logistik maupun
sanitasi yang memadai, sehingga jam kerja dari tenaga kerja bisa lebih effektif, apabila tidak
memungkinkan disediakan diareal dalam proyek, maka perlu dipikirkan pembuatan barak
pekerja diluar area proyek karena akan menambah biaya.

4
c. Manajemen Peralatan:
Dalam proses pelaksanaan konstruksi perlu adanya manajemen peralatan yang meliputi
antara lain:
- Perencanaan Peralatan (jenis, kapasitas, waktu pemakaian, dan medan kerja);
- Organisasi Bagian Peralatan (perawatan tidak berencana, perawatan berencana, dan
penyediaan suku cadang);
- Pelaksanaan (membuat bagan penggunaan, mencatat hasil, waktu pemakaian, dan alat
lain yang ada);
- Pengawasan dan Evaluasi (laporan waktu, produksi, perawatan, dan kemampuan
operator).

Selain hal tersebut diatas perlu diperhitungkan masalah mobilisasi dan demobilisasi alat berat ke
dan dari lokasi proyek. Dalam proses mobilisasi dan demobilisasi perlu dipersiapkan: jalan sendiri
(travelling), dan alat angkut lewat darat (truk, trailer) dan yang tidak kalah pentingnya yang perlu
dipertimbangkan adalah: waktu pemakaian; tingkat kepentingan; biaya mobilisasi, dan
keselamatan.

Sasaran yang akan dicapai melalui kegiatan ini adalah terwujudnya pelaksanaan Pekerjaan
Pembangunan Ruang Kelas Baru SDN Cipadung 3 yang sesuai dengan rancangan serta program
yang telah ditetapkan. Guna mencapai sasaran tersebut, kami selaku Kontraktor Pelaksana akan
melakukan hal-hal sebagai berikut :
a. Merencanakan/membuat program dan melaksanakan pengendalian pelaksanaan secara
sistimatis, implementatif dan efektif pada setiap tahap perkembangan kegiatan.
b. Membuat organisasi yang baik dan terencana pada setiap sektor sistem pelaksanaan serta
membuat prosedur yang mudah dalam mengendalikan dan memantau setiap bagian kegiatan
pembangunan.
c. Mengemas data, menganalisa untuk strategi penyelesaian masalah, serta membuat laporan
yang sistematis, objektif dan rasional kepada pengguna jasa.

C. LOKASI PEKERJAAN
AKSESIBILITAS DAN DATA KONDISI PROYEK
1. Secara geografis berada di wilayah Cipadung, relatif dekat dengan pusat kota, dengan jalan
akses utama Jl. AH. Nasution dan Jl. Raya Cipadung.
2. Pekerjaan ini berada dalam lokasi kompleks SDN Cipadung 3, tersedia cukup banyak space
untuk ruang gerak dan operasional proyek, baik untuk kegiatan pabrikasi, erection,
penempatan material dan peralatan. Namun karena ini merupakan lokasi kegiatan sekolah
dengan segala aktifitas belajar dan mengajarnya, dapat dipastikan tingkat aktifitas di lokasi
ini relatif padat setiap harinya, sehingga diperlukan pertemuan khusus antar semua pihak
yang terlibat dalam pekerjaan ini dalam hal pengaturan akses dan batas area proyek

5
sedemikian agar aktifitas di lokasi ini dapat terus berjalan tanpa mengganggu schedule
pekerjaan ini. Pengaturan dan koordinasi di tingkat birokrat sampai ke tingkat security dan
lingkungan setempat perlu dijalin, simbol-simbol sirkulasi aktivitas tersosialisasikan dengan
baik, jalur/arah aktivitas yang diperbolehkan dan membuat pengamanan-pengamanan,
untuk menghindari kecelakaan yang tidak diinginkan dengan system penerapan K3 di
proyek akan memperkecil atau diharapkan dapat dicegah.
3. Lingkungan proyek akan dipadati oleh sejumlah pekerja yang tidak sedikit, sudah dapat
digambarkan bagaimana mengatur ketertiban dalam bekerja, ketertiban dalam
bersosialisasi dan lain-lainnya bahkan menyangkut dalam membuang kotoran baik berupa
sampah atau kotoran pribadi masing-masing. Sistem pengendalian sanitasi yang tepat
menghindari bahaya sedini mungkin, sebagai contoh area site yang kotor dan jorok selain
mengundang binatang lalat, nyamuk atau sejenisnya juga bau tak sedap akan dirasakan,
penyakit diare salah satu penyakit yang umum dijumpai atau demam berdarah. Dampak
kesemuanya itu perlu diatasi dengan pembuatan media tampung baik yang semi
permanen atau yang dapat bergerak
4. Aktifitas belajar mengajar akan relatif terganggu oleh kegiatan proyek, antara lain
kebisingan suara alat kerja, getaran dari alat kerja, ketidaknyamanan akibat adanya tenaga
kerja yang hilir mudik. Untuk mengatasi permasalahan dengan lingkungan sekitar perlu
dilakukan koordinasi dengan lingkungan. Dengan koordinasi yang baik diharapkan tidak
terjadi kesalahpahaman dan masalah dalam kegiatan.

LOKASII

Gambar peta lokasi

6
Gambar Site Plan

Gambar tampak depan

7
D. ADMINISTRASI TEKNIK PELAKSANAAN
Aspek kontrol atau pengendalian waktu maupun kualitas produk didalam suatu Pembangunan
diperlukan adanya management proyek yang baik. Dalam management proyek ini terdapat
beberapa ketetapanketetapan yang harus diikuti oleh seluruh tim yang terlibat sebagai
keputusan maupun sebagai pelaksana di dalam proyek ini. Dengan demikian dengan penerapan
management proyek akan terbentuk adanya team work yang baik, sehingga masingmasing pihak
telah memiliki tanggung jawab dan tujuan yang jelas untuk mendapatkan hasil akhir yang baik,
yang merupakan tujuan dari pembangunan ini.

1. STRUKTUR ORGANISASI
Dalam suatu proyek diperlukan suatu perangkat untuk menunjang jalannya pekerjaan yang salah
satu perangkat/komponen yang sangat penting adalah struktur organisasi. Struktur organisasi dari
suatu proyek merupakan perangkat yang berupa sistem yang berfungsi memberikan gambaran
dan uraian/deskripsi job, mengenai penanganan suatu proyek diselesaikan berdasarkan urutan
atau garis komando, garis tanggung jawab dan garis koordinasi yang dikaitkan dengan
pemanfaatan sumber daya manusia secara sistematis sehingga personal tenaga ahli yang terlibat
di dalam proyek dengan uraian tugas dan tanggung jawab tertuang jelas serta manajemen untuk
pengendalian biaya, mutu dan waktu dapat dilaksanakan secara optimal.

2. JADUAL PELAKSANAAN
Jadual pelaksanaan pekerjaan dari program kerja juga merupakan perangkat proyek penting,
sehingga setiap jalannya proyek per tahap dikontrol dan dikendalikan sesuai waktu yang
ditentukan dan disepakati oleh pemberi tugas dan kontraktor, yakni maksimum 120 hari kalender,
sejak tanggal ditandatangani surat perintah mulai kerja (SPK). Dengan adanya faktor-faktor
tertentu seperti pengadaan material yang tepat waktu, peralatan pendukung (alat berat) tepat
guna, kelancaran koordinasi dan administrasi sehingga jadual pelaksanaan kerja tersebut
diharapkan dapat dipercepat.

Sekurangkurangnya sekali dalam satu minggu dilaksanakan rapat koordinasi proyek. Yang
dihadiri oleh pimpinan proyek dan staf yang terkait, pemberi tugas, konsultan perencana, dan
pihak lain yang terkait dengan proyek ini. Dalam rapat ini akan dibahas halhal yang berkaitan
dengan kegiatan didalam proyek antara lain :
a. Schedule proyek
Kemajuan progress proyek akan di monitor dan di evaluasi setiap minggu, untuk dicarikan
penyelesaian apabila dalam pelaksanaan terdapat ,masalah yang berpotensi menimbulkan
terganggunya jadual pelaksanaan.
b. Masalah Teknis
Apabila di dalam pelaksanaan pekerjaan ini terdapat masalah teknis yang yang balum
dapat diselesaikan di dalam pelaksanaan, maka masalah tersebut dapat dibahas didalam
rapat koordinasi mingguan untuk dicarikan jalan keluarnya.

8
3. SHOP DRAWING
Sebelum pekerjaan konstruksi dimulai, maka dibuatkan shop drawing yang akan di pakai acuan di
dalam pelaksanaan. Sebelum dilaksanakan terlebih dahulu shop drawing harus mendapatkan
persetujuan dari Direksi/pengawas pekerjaan. Shop drawing dibuat berdasarkan gambar
perencanaan yang disesuaikan kondisi di lapangan (site). Shop drawing haruslah memuat tentang
dimensi yang sesungguhnya, posisi yang tepat, serta mempertimbangkan kemudahan
pelaksanaan dan pemeliharaan dikemudian hari.

4. APROVAL MATERIAL.
Untuk material tertentu, maka sebelum pelaksanaan akan dilakukan pengajuan contoh material
kepada Direksi/pengawas pekerjaan. Pengadaan material akan dilaksanakan setelah material
tersebut mendapat persetujuan dari Direksi/pengawas pekerjaan. Material yang diajukan sebagai
contoh tersebut diatas, adalah material yang sesuai dengan yang disyaratkan didalam spesifikasi
teknis.

5. IJIN PELAKSANAAN.
Untuk pekerjaan tertentu misalnya pengecoran, maka sebelum dilaksanakan pengecoran akan
diajukan ijin untuk melaksanakan pengecoran. Ijin akan diajukan secara tertulis kepada Direksi
/pengawas pekerjaan, dan selanjutnya Direksi/pengawas akan melakukan inspeksi terhadap
kesiapan dan kebenaran pekerjaan sebelum dilakukan pengecoran. Apabila seluruh persiapan
dianggap memenuhi persyaratan, maka Direksi/pengawas pekerjaan akan mengeluarkan ijin
pelaksanaan.

6. LAPORAN KEGIATAN
Setiap satu bulan periode kegiatan akan dibuatkan laporan proyek yang mana didalamnya akan
memuat antara lain :
a. Progres dari kegiatan selama 1 bulan yang berlalu lengkap dengan S Curve.
b. Rencana kegiatan satu bulan mendatang
c. Jumlah man power yang dipakai
d. Jumlah peralatan yang dipakai
e. Status cuaca
f. Hambatan/kendala yang dialami dalam pelaksanaan proyek
g. Dan lainlain yang berkaitan dengan kegiatan proyek.

E. METODE PENCAPAIAN SASARAN


Metode sangat diperlukan untuk efektifitas pelaksanaan pekerjaan. Dalam metode yang kami
siapkan tersebut berisi kerangka garis besar sebagai berikut :

1. Rencana pengaturan site management project


2. Rencana pengendalian waktu pekerjaan.
3. Rencana pengendalian tenaga kerja dan tenaga terampil

9
4. Rencana pengendalian mobilisasi dan demobilisasi alat kerja
5. Rencana pengendalian material dan unit unit utama
6. Rencana metoda pelaksanaan pekerjaan
7. Rencana pengendalian sytem management mutu
8. Rencana pengendalian system management K3

Rincian penjabaran semua aspek di atas saling terkait satu sama lain untuk mendukung kelancaran
dan suksesnya suatu pekerjaan yang akan dilaksanakan menjadi satu kesatuan kerangka yaitu
Metode Pekerjaan yang akan kami jabarkan rinciannya secara jelas dan berurutan.

1. RENCANA PENGATURAN SITE MANAGEMENT

Untuk menjamin tercapainya sasaran, CV. BANI JAYA BERSAUDARA telah mengeluarkan standar
baku mutu, yang terjamin dan berkualitas. Sistim manajemen tersebut, dalam pelaksanaannya
ditunjang dengan sarana-sarana lain, berupa perangkat lunak (software) sebagai sarana
pengendali, dan perangkat keras (hardware) yang berupa peralatan-peralatan sebagai sarana
penunjang pelaksanaan pekerjaan.
a. Sistem Pengendalian
Sarana pengendalian merupakan sesuatu yang sangat diperlukan untuk menjamin
keberhasilan pelaksanaan pekeriaan. Sebelum pelaksanaan pekerjaan dimulai, segala sesuatu
yang ada hubungannya dengan pengendalian dipersiapkan dan dituangkan dalam bentuk
daftar-daftar isian (formulir-formulir) pengendalian, yang mengacu pada jadual pelaksanaan
pekerjaan yang berupa barchart. Program utama yang telah dituangkan di dalam barchart
tersebut, di lapangan dijabarkan lagi secara lebih terinci. Dibuat program mingguan, yang
realisasinya dipantau dengan daftar-daftar isian (formulir-formulir) laporan kegiatan
pekerjaan. Untuk memandu pelaksanaan pekerjaan di lapangan, dibuat metoda kerja yang
rinciannya dilengkapi dengan gambar-gambar pelaksanaan (shop drawing) yang mudah
dibaca dan dimengerti oleh setiap petugas yang terlibat didalam pelaksanaan pekerjaan.
Dengan sarana-sarana tersebut, maka sasaran kerja akan dicapai seperti yang diharapkan.

b. Pemilihan Alat
Pemilihan peralatan yang tepat baik dari segi jenis, jumlah maupun kapasitasnya serta sesuai
dengan kondisi lapangan akan menjamin tercapainya sasaran pelaksanaan pekerjaan yakni
tepat biaya, tepat mutu dan tepat waktu.

c. Bahan
Kebutuhan pokok bahan bangunan proyek ini adalah, beton dan besi tulangan disamping
material penunjang seperti :semen, pasir, dll.

d. Tenaga Kerja
Tenaga kerja yang digunakan dalam penanganan proyek ini terdiri atas;
- Tenaga pimpinan dan staf manajemen proyek.

10
- Tenaga operasional lapangan terdiri dari pelaksana, pengawas, mekanik dan operator.
- Pekerja (labour), Tenaga inti yang digunakan, merupakan tenaga pilihan yang sering
menangani proyek-proyek dan pekerjaan-pekerjaan yang sejenis.

e. Pengamanan
Untuk pengawasan dan pengamanan proyek, CV. BANI JAYA BERSAUDARA akan menyediakan
tenaga keamanan sesuai dengan kebutuhan, yang bertugas dalam hal:
- Pengawasan terhadap para pekerja
- Pengawasan terhadap bahan-bahan dan peralatan untuk mencegah pencurian.
- Mencegah dan menghindari terjadinya kebakaran di proyek, dengan melarang para
pekerja membuat api untuk keperluan apapun, dan menyediakan tabung pemadam
kebakaran yang mudah dicapai, baik di tempat pekerjaan maupun di kantor lapangan.
- Melakukan pengawasan terhadap pemakaian alat-alat keselamatan kerja, seperti topi
pengaman, sabuk pengaman, sepatu, sarung tangan dan sebagainya.
- Melakukan pengawasan dan menyiapkan pagar-pagar pengaman di tempat-tempat yang
berbahaya maupun yang sifatnya mengganggu terhadap protokoler.
- Mengawasi pemakaian peralatan untuk mencegah terjadinya kecelakaan.
- Menjaga keamanan para petugas proyek terhadap gangguan/ ancaman dari pihak luar,
serta mencegah kemungkinan terjadinya perkelahian di dalam lingkungan proyek.
- Menjaga kelancaran lalu lintas agar tidak terjadi kemacetan akibat pembangunan ini.

f. Pengendalian Mutu
Untuk menjamin agar diperoleh hasil kerja yang baik sesuai dengan mutu yang disyaratkan,
perlu dilakukan pengendalian mutu (quality control) dengan cara melakukan pemeriksaan
secara teratur, baik terhadap bahan-bahan yang digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan,
maupun terhadap cara pelaksanaan pekerjaan sendiri. Alat-alat ukur secara berkala
dikalibrasi agar selalu dapat berfungsi dengan akurat. Peralatan yang lain setiap selesai
digunakan dibersihkan dan bagian-bagian yang perlu secara berkala dilumasi. Setiap bagian
diperiksa barangkali ada suku cadang yang perlu atau sudah waktunya diganti agar peralatan
tersebut dapat beroperasi dengan baik selama digunakan dan tidak mengalami kerusakan
secara tiba-tiba ditengah-tengah pelaksanaan pekerjaan.

g. Traffic Management
Mengingat lokasi proyek merupakan daerah padat, maka harus diperhatikan pengaturan agar
tidak menimbulkan kemacetan lalulintas.

h. Penyimpanan Material
Untuk penyimpanan material dan bahan diusahakan di tempat yang kering dan terjaga
kelembabannya, jauhkan material dari cuaca (hujan/panas berlebih, dll). Buatkan gudang
khusus material dan usahakan ada jarak antara lantai dan alas untuk penyimpanan material,
dimaksudkan untuk menghindari kelembaban yang berlebihan yang akan merusak material
tersebut, sebagai contoh semen. Material atau bahan harus berada pada pengawasan khusus,

11
sehingga keluar masuk material tetap terkontrol dan terjaga kondisinya. Perlu dijaga agar
tidak terjadi pencurian, dan ini menjadi tanggung jawab keamanan proyek.

i. Keselamatan dan Kesehatan Kerja


Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) pada proyek ini juga merupakan hal utama yang harus
dilaksanakan. Setiap lokasi yang mengundang bahaya akan diproteksi dan diberi rambu-
rambu peringatan. Kebersihan dan keamanan proyek juga menjadi perhatian utama kami
dalam melaksanakan proyek ini. Pemakaian helm pengaman menjadi standar bagi pekerja
pekerja. Demikian juga dengan sepatu proyek dan identitas para pekerja yang keluar masuk
proyek akan dimonitor, sehingga pelaksanaan proyek dapat berjalan dengan baik dan aman.
Akan dibuat pagar pengaman berupa pagar keliling proyek agar aktivitas luar dan aktivitas
proyek dapat dikurangi tidak saling bersinggungan yang akhirnya dapat saling mengganggu.
Lalu lintas pada proyek ini juga akan diatur dalam site plan supaya tidak membuat kemacetan
maupun kecelakaan yang membahayakan

j. Pelaporan dan Dokumentasi


Progress pekerjaan pada proyek ini akan senantiasa dimonitor pelaksanaannya dan
kualitasnya. Karena itu diperlukan media untuk memberikan informasi pada pemberi kerja
berupa laporan-laporan pelaksanaan proyek dan dokumentasi pelaksanaan. Sehingga setiap
penyimpangan yang mungkin terjadi dapat segera dikoreksi dengan baik dan dihindari
seminimal mungkin. lnformasi-informasi tentang proyek dan dokumentasi yang telah ada juga
menjadi alat bukti yang dapat dipertanggungjawabkan bahwa CV. BANI JAYA BERSAUDARA
telah mengerjakan proyek ini dengan sungguh-sungguh.

2. RENCANA PENGENDALIAN TENAGA KERJA TERAMPIL


Dalam menangani suatu proyek dengan waktu yang singkat diperlukan jumlah sumber daya
manusia dengan berbagai macam keahlian sesuai dengan yang dibutuhkan dalam pelaksanaan
pekerjaan supaya terjadi efisien waktu, biaya, dan kualitas mutu yang baik. Selain hal itu
diperlukan juga pengalaman bekerja yang sesuai dengan bidang keahliannya. Tingkatan sumber
daya manusia yang dipakai dalam pelaksanaan proyek ini adalah :

a. Tingkat manager yang terdiri dari :


Ahli Arsitektur
Ahli Teknik Bangunan Gedung
Ahli K3

b. Tingkat staff engineer dan pelaksana yang terdiri dari :


Pelaksana Lapangan Pekerjaan Finishing
Pelaksana Bangunan Gedung
Juru Ukur Kuantitas

12
Logistik
Administrasi proyek

c. Tingkat pekerja dengan keahlian tertentu dan pekerjan kasar yang terdiri dari :
Mandor
Kepala Tukang
Tukang Kayu
Tukang Batu
Tukang Besi
Tukang Cat
Tukang Aluminium
Tukang Plumbing
Tukang Listrik
Pekerja Pembantu
.

Untuk mengelola sumber daya manusia yang kami gunakan dalam proyek ini, kami menyiapkan
struktur organisasi yang secara garis besar terdiri dari 4 bagian yaitu :

a. Bagian Managerial
b. Bagian Pelaksana Tugas
c. Bagian Teknisi
d. Bagian Pekerja dengan keahlian tertentu

Dalam struktur organisasi ini masing-masing sumber daya manusia yang terlibat bertugas sesuai
dengan job deskripsi dan tanggung jawab yang telah ditentukan oleh Manajer project.

Detail dari struktur organisasi kami lampirkan pula dalam dokumen tender ini.

Pembagian Zone
Dalam proyek ini, zone pekerja akan kami bagi menjadi 4 tim, untuk mempermudah pengaturan
waktu dan efisiensi bekerja. Pembagian Tim tersebut antara lain :
a) Tim pekerja untuk pekerjaan struktur beton beserta komponen terkait didalamnya.
b) Tim pekerja untuk pekerjaan arsitektur umum beserta komponen terkait didalamnya
c) Tim pekerja untuk pekerjaan Elektrikal beserta komponen terkait didalamnya
d) Tim pekerja untuk pekerjaan Mekanikal beserta komponen terkait didalamnya

Dengan pembagian zona pekerjaan seperti ini sangat efektif untuk jenis pekerjaan pada Pekerjaan
Pembangunan Ruang Kelas Baru SDN Cipadung 3 ini, karena lahan kerja yang cukup luas dan jenis
kelompok pekerjaan yang bisa dikerjakan secara bersamaan setelah selesainya pekerjaan struktur
beton, sehingga sangat efektif untuk menyelesaikan pekerjaan supaya tepat waktu.

13
3. RENCANA PENGENDALIAN MOBILISASI DAN DEMOBILISASI ALAT KERJA

Dalam pelaksanaan proyek ini akan digunakan berbagai jenis peralatan kerja. Untuk itu diperlukan
pengelolaan secara baik yang berkenaan dengan pengoperasian alat, jadual penggunaan alat,
jumlah yang diperlukan, jenis pekerjaan yang memerlukan peralatan, posisi penggunaan alat di
proyek, supervisi dan pemeliharaan peralatan.

Hal ini dimaksudkan agar seluruh peralatan dapat digunakan secara optimal, efisien dan efektif.
Sehingga dapat membantu percepatan pelaksanaan pekerjaan dengan hasil yang sesuai dengan
kualitas yang ditetapkan.

Adapun peralatan yang dimaksud adalah:


- Pemotong keramik
- Pemotong besi
- Genset 30 kva
- Concrete mixer
- Scafolding
- Waterpass
- Teodolit
- Gerinda tangan
- Pompa air
- Mobil pickup

4. RENCANA PENGENDALIAN MATERIAL DAN UNIT-UNIT UTAMA

Yang dimaksud dengan pengendalian material disini adalah pemesanan, pengiriman,


pengontrolan dan pengendalian pemakaian seluruh jenis material yang dipergunakan dalam
pelaksanaan pekerjaan di proyek ini supaya terkendali sesuai dengan kebutuhan. Untuk
mengadakan berbagai jenis material tersebut kami akan menerapkan sistem pengadaan dan
pengelolaan material yang disesuaikan dengan keadaan di lapangan. Secara garis besar material
yang digunakan kami golongkan menjadi 3 golongan yaitu :
1. Material alam
2. Material komoditi pabrik
3. Material terpabrikasi

Untuk itu akan dibuat jadual pengadaan material yang harus disuplai pada setiap jangka waktu,
sehingga untuk setiap material yang masuk dapat dikendalikan penempatannya di lapangan dan
tidak mengganggu proses pelaksanaan pekerjaan yang sedang berjalan. Khusus untuk material-
material tertentu yang membutuhkan perlindungan terhadap kondisi lingkungan dan keamanan
seperti semen, keramik, cat dan lain sebagainya, maka kami akan menyiapkan penempatan

14
material tertutup (gudang). Di lapangan juga akan diterapkan system penempatan material
terbuka yang fleksibel artinya satu lokasi penempatan material dapat bergeser ke lokasi lain di
dalam proyek apabila pelaksanaan pekerjaan di lokasi lama akan dimulai. Untuk itu diperlukan
koordinasi antara rencana pelaksanaan pekerjaan dengan rencana penempatan material didalam
area proyek. Untuk pengamanan material, digunakan sistim pendokumentasian untuk mengontrol
material yang masuk dan yang keluar dari gudang (stock yard). Disamping itu koordinasi dengan
satuan pengamanan akan dilakukan untuk memonitor dan menjaga material dari berbagai bentuk
pencurian. Sedangkan untuk material tertentu yang memerlukan waktu pemesanan (indent) maka
harus di order jauh-jauh hari sebelumnya.

F. METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN UTAMA

PEKERJAAN STRUKTUR BETON


1. Pekerjaan Besi Tulangan
a. Baja tulangan yang dipakai adalah mutu baja U-32 (Ulir) untuk baja diameter lebih besar dan
sama dengan 16mm serta mutu baja U-24 untuk baja diameter lebih kecil atau sama dengan
12mm.
b. Ukuran baja tulangan tersebut harus sesuai dengan gambar kerja, penggantian dengan diameter
lain harus dengan persetujuan tertulis dari direksi. Segala biaya yang diakibatkan oleh
penggantian tulangan terhadap gambar sejauh Gambar Kerja adalah Kontraktor.
c. Semua baja tulangan harus disimpan pada tempat yang bebas lembab disesuaikan diameter serta
asal pembelian.
d. Semua baja tulangan harus dilindungi terhadap semua macam kotoran dan lemak serta sejauh
mungkin terhadap karat.
e. Pemakaian bahan tambahan kimiawi (Konkret admixtures additives) kecuali yang disebut tegas
dalam Gambar Kerja (RKS) harus seijin tertulis dari Konsultan Pengawas.

Peralatan Kerja
Peralatan yang harus disiapkan adalah: bar bender, bar cutter dan alat potong besi manual.

KESELAMATAN KERJA
Identifikasi bahaya :
- Pekerja terjatuh/terpeleset, kejatuhan benda dari atas, terkena benda tajam,
terjepit/tergencet besi tulangan
- Pekerja terjatuh pada pemasangan pembesian kolom, dinding, menara yang berdiri sendiri
pada ketinggian
- Terkena mesin bar cutter/bar binder
Pengendalian resiko :
- Sekeliling bangunan dipasang jaring pengaman horisontal dan pagar pembatas
- Tenaga kerja harus memakai helm, sarung tangan, safety shoes, safety belt

15
- Harus terpasang lantai untuk kerja (plat form) serta pagar keliling dan jaring pengaman
horisontal
- Mesin harus diberi tutup pengaman
- Dipasang rambu-rambu peringatan

2. Pekerjaan Bekisting
a. Yang dibahas berikut ini bukanlah bekisting poor atau sloof yang sifatnya tertanam dalam tanah.
Namun bekisting untuk beton di permukaan tanah.
b. Bekisting dibuat dari panel multiplex 12 mm atau papan borneo tebal minimal 2 cm dengan
rangka penguat penyokong dan penyangga dibuat dari kayu borneo 5/7, 5/10 secukupnya,
sehingga mampu mendapatkan kekakuan dan kekuatan mendukung beton sampai selesai proses
ikatan beton. Untuk kolom struktur dipakai papan borneo tebal 3/20.
c. Steger cetakan/bekisting dipakai kayu borneo dengan ukuran minimum 5/10 cm atau pipa besi
(scaffolding). Tidak diperkenankan mempergunakan bambu.
d. Khusus cetakan bekisting untuk beton pracetak harus dibuat lebih kokoh dan lebih kaku,
permukaan panel lurus, halus sehingga menghasilkan bidang yang rata dan halus.

Peralatan Kerja
Peralatan yang harus disiapkan adalah: mesin serut kayu, mesin potong kayu dan mesin potong multipleks.

KESELAMATAN KERJA
Identifikasi bahaya :
- Bekisting roboh
- Pekerja terjatuh/ terpeleset, kejatuhan benda dari atas, terkena benda tajam/ tumpul
- Pekerja terjatuh pada pemasangan bekisting kolom, dinding, menara yang berdiri sendiri pada
ketinggian
- Bahaya kebakaran
Pengendalian resiko :
- Pemasangan kelengkapan perkuatan seperti cross bracing, skor, ties, alas dudukan perancah
- Pengawasan pemasangan bekisting secara ketat
- Sekeliling bangunan dipasang jaring pengaman dan pagar pembatas
- Tenaga kerja harus memakai alat pengaman diri
- Disediakan unit pemadam kebakaran portable
- Dipasang rambu-rambu peringatan

3. Pekerjaan Cor Beton


Mutu Beton yang digunakan sesuai dengan spesifikasi teknis yang diinginkan dalam dokumen
lelang adalah beton K-250 untuk kolom. dan balok-plat.

16
LINGKUP PEKERJAAN
1. Meliputi segala pekerjaan yang diperlukan untuk pelaksanakan pekerjaan beton sesuai dengan
gambar rencana termasuk pengadaan bahan, upah, pengujian dan peralatan pembantu.
2. Pengadaan, detail, fabrikasi dan pemasangan semua penulangan dan bagian-bagian dari
pekerjaan lain yang tertanam dalam beton.
3. Mutu beton untuk struktur menggunakan beton sesuai yang disaratkan pada Gambar rencana dan
BQ

BAHAN-BAHAN
1. Semen :
a. Semua semen yang digunakan adalah jenis Portland Cement sesuai dengan
b. Kami akan mengirimkan surat pernyataan pabrik yang menyebutkan type, kualitas dari semen
yang digunakan "Manufacture's Test Certificate" yang menyatakan memenuhi persyaratan
tersebut dalam huruf "a" di atas.
c. Kami akan menempatkan semen dalam gudang untuk mencegah terjadinya kerusakan
dan tidak boleh ditaruh langsung diatas tanah tanpa alas kayu.
d. Semen yang menggumpal, sweeping, tercampur kotoran atau kena air/lembab tidak
diijinkan digunakan dan harus segera dikeluarkan dari proyek dalam Batas 3 x 24 jam.
e. Penggunaan semen harus sesuai dengan urutan pengirimannya.

2. Agregat Kasar
a. Agregat Kasar berupa batu pecah yang diperoleh dari pemecahan bat u dengan
spesifikasi sesuai menurut NI-2 bab III, serta mempunyai ukuran terbesar 2,5 cm.
b. Agregat Kasar terdiri dari butir -butir yang kasar, keras, tidak berpori dan berbentuk
kubus. Bila ada butir yang pipih maka jumlahnya tidak boleh melebihi 20% dari volume dan
tidak boleh mengalami pembekuan hingga melebihi 50% kehilangan berat menurut test mesin
Los Angeles.
c. Agregat Kasar harus bersih dari zat-zat organik, zat-zat reaktif alkali atau substansi yang
merusak beton dan tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 1%. Hasil "Crushing Test" dari
laboratorium yang berwenang terhadap kubus-kubus beton yang berumur 7, 14, dan 21 hari
harus dilaporkan kepada Konsultan Pengawas untuk dimintakan persetujuannya.

3. Agregat Halus
a. Dapat menggunakan pasir alam atau pasir yang dihasilkan dari mesin pemecah batu dan harus
bersih dari bahan organik, lumpur, zat-zat alkali dan tidak mengandung lebih dari 50% substansi-
substansi yang merusak beton atau NI-2 pasal 3 bab 3.
b. Pasir laut tidak diperkenankan dipergunakan dan pasir harus terdiri dari partikel-partikel yang
tajam dan keras.

4. A i r
Air yang digunakan harus bersih dan jernih, tidak mengandung minyak atau garam serta zat-zat
yang dapat merusak beton dan baja tulangan. Dalam hal ini sebaiknya digunakan air bersih
yang dapat diminum, atau seperti NI-2 Bab 3.

17
MUTU BETON
1. Mutu baton untuk konstruksi bangunan harus memenuhi persyaratan kekuatan tekan
karakteristik
2. Slump (kekentalan beton) untuk jenis konstruksi berdasarkan PBI label 4.4.1
3. Bila tidak digunakan alat penggetar dengan frekwensi getaran tinagi, maka harga tersebut di atas
dapat dinaikkan sebesar 50% dengan catatan tidak boleh melebihi 15 cm.

PERCOBAAN PENDAHULUAN
1. Untuk mendapatkan mutu beton seperti yang diminta, Kontraktor Pelaksana harus
mengadakan percobaan-percobaan di laboratorium yang "independent" dan ditunjuk oleh Pemberi
Tugas atau Konsultan Pengawas, sebagai persiapan dari percobaan pendahuluan di lapangan
sampai didapatkan suatu perbandingan tertentu untuk mutu beton yang akan digunakan.
2. Setiap ada perubahan dari jenis bahan yang digunakan, Kami akan mengadakan percobaan di
laboratorium untuk mendapatkan mutu beton yang diperlukan.
3. Benda uji yang dibuat dan prosedur dalam percobaan ini harus mengikuti ketentuan -
ketentuan dalam PBI NI-2.
4. Bila hasil percobaan di laboratorium dan slump test belum menunjukkan mutu yang sesuai dengan
permintaan, maka pekerjaan baton tidak boleh dilaksanakan.
5. Hasil percobaan pendahuluan di lapangan harus sesuai dengan hasil percobaan di laboratorium.

PENGADUKAN DAN PERALATANNYA


1. Kami akan menyediakan peralatan dan perlengkapan yang mempunyai ketelitian cukup untuk
menetapkan dan mengawasi jumlah takaran dari masing-masing bahan pembentukan beton dengan
persetujuan dari Konsultan Pengawas.
2. Pengaturan untuk pengangkutan, penimbangan dan pencampuran dari material-material harus
dengan persetujuan Konsultan Pengawas dan seluruh operasi harus dikontrol dan diawasi ter us
menerus oleh seorang inspektor yang berpengalaman dan bertanggungjawab.
3. Pengadukan harus dilakukan dengan mesin pengaduk beton (Ready Mix/Batch Mixer atau Molen
Beton ).
4. Mesin pengaduk harus betul-betul kosong sebelum menerima bahan-bahan dari adukan selanjutnya,
dan harus dicuci bila tidak digunakan lebih dari 30 menit.
5. Bahan-bahan pembentuk beton harus dicampur dan diaduk selama 1,5 menit sesudah semua bahan
ada dalam mixer. Waktu pengadukan harus ditambah, bila kapasitas mesin lebih besar dari 1,5
m3. Konsultan Pengawas berwenang untuk menambah waktu pengadukan jika ternyata
pemasukan bahan dan cara pengadukan gagal untuk mendapatkan hasil adukan dengan
kekentalan dan warna yang merata/seragam. Beton yang dihasilkan harus seragam dalam
komposisi dan konsistensi dalam setiap adukan.
6. Mesin pengaduk tidak boleh dibebani melebihi kapasitas yang telah ditentukan. Air harus dituang
terlebih dahulu untuk selanjutnya ditambahkan selama pengadukan. Tidak diperkenankan
melakukan pengadukan yang berlebihan yang membutuhkan penambahan air untuk mendapatkan
kosistensi baton yang dikehendaki.

18
PERSIAPAN PENGECORAN
1. Sebelum pengecoran dimulai, semua bagian-bagian yang akan dicor harus bersih dan bebas dari
kotoran-kotoran dan bagian beton yang lepas. Bagian -bagian yang akan ditanam dalam
beton sudah harus terpasang (pipa- pipa untuk instalasi listrik, plumbing dan perlengkapan-
perlengkapan lain).
2. Cetakan atau pasangan dinding yang akan berhubungan dengan beton harus dibasahi dengan air
sampai jenuh dan tulangan harus sudah terpasang dengan baik.
3. Bidang-bidang beton lama yang akan dicor harus dibuat kasar terlebih dahulu dan kemudian
dibersihkan dari segala kotoran yang lepas.
4. Sesaat sebelum beton dicor, maka bidang-bidang tersebut harus disapu dengan spesi mortar.
5. Kami akan tetap menjaga kondisi bagian-bagian tersebut sampai ijin pengecoran diberikan oleh
Konsultan Pengawas.
6. Apabila pengecoran tidak memakai begisting kayu maka dasar permukaan yang akan dicor harus
diberi beton dengan adukan 1 pc : 3ps : 5 krl setebal 5 cm.

PELAKSANAAN PEKERJAAN
Pengecoran
1. Bila tidak disebutkan lain persetujuan Pengawas Lapangan, tinggi jatuh dari beton yang dicor jangan
melebihi 2 m.
2. Sebelum pengecoran dimulai, Pengawas Lapangan harus menyiapkan stek-stek maupun angker-angker
yang diperlukan pada kolom-kolom, balok-balok beton yang akan berhubungan dengan dinding bata;
dan kecuali dinyatakan lain pada gambar maka stek-stek dan angker-angker dipasang dengan jarak
setiap 1 m.
3. Beton yang telah mengeras, kotoran-kotoran dan bahan- bahan lain harus dibuang dari dalam cetakan
mesin pengaduk (beton molen) maupun pembawa.
4. Penulangan harus dimatikan pada posisinya, diperiksa sebelum pengecoran dimulai, agar pemeriksaan
dan persetujuan dapat diberikan pada waktunya.
5. Pada saat pengecoran, lapisan-lapisan beton ini harus dipadatkan dengan penggetar (Internal
Concrete Vibrator) dan dibantu dengan penyedokan dan pengerojokan. Tidak diperbolehkan
melakukan pengetokan pada cetakan beton dalam hal ini, Vibrator tidak boleh dipakai untuk
memasukkan beton kedalam cetakan dan kecepatan vibrator dalam adukan harus tetap dan lebih
besar dari 7.000 impuls/menit.

Pembongkaran
1. Secara umum pembongkaran perancah baru dapat dilaksanakan pada saat dimana 2 (dua) tingkat
diatasnya atau lapis ketiga sudah di stress dan di reshore, baru perancah yang paling dibawah
dilepas
2. Secara Khusus Konstruksi perancah baru dapat dilepas bila lantai yang didukung telah cukup dan
seluruh pekerjaan tahap struktur telah selesai untuk tingkat tersebut
3. Waktu dan cara-cara pembukaan dan pemindahan cetakan, harus dilakukan dengan hati-hati untuk
menghindarkan kerusakan pada beton. Beton baru dapat diijinkan dibebani setelah berumur 28 (dua
puluh delapan) hari, kecuali beton yang menggunakan bahan additives. Permukaan beton harus

19
diperiksa dengan teliti, permukaan yang tidak rata, berongga dan tidak rata/rapi harus segera
diperbaiki sampai disetujui oleh Pengawas Lapangan

Perawatan Beton
1. Beton sebelum dicor harus dilindungi terhadap proses pengeringan yang belum saatnya dengan cara
mempertahankan kondisi dimana kehilangan kelembaban adalah minimal dan suku yang konstan
dalam jangka waktu yang diperlukan untuk proses hydrasi semen serta pengerasan beton
2. Perawatan beton segera dimulai setelah pengecoran beton selesai dilaksanakan dan harus berlangsung
terus-menerus selama paling sedikit 2 (dua) minggu, jika tidak ditentukan lain. Suhu beton pada
awal pengecoran harus dipertahankan supaya tidak melebihi 30 C. Dalam jangka waktu tersebut
cetakan dan acuan betonpun harus tetap dalam keadaan basah.
3. Jika hasil pembukaan cetakan terdapat beton yang tidak tercetak dengan baik menurut gambar atau
diluar garis permukaan atau ternyata ada permukaan yang rusak, hal itu dianggap tidak sesuai dengan
spesifikasi dan harus dibuang/dibongkar dan diperbaiki atas biaya pemborong. Apabila kerusakan
tersebut dapat diperbaiki atas izin Pengawas Lapangan dengan cara ditambal pada tempat yang rusak,
maka teknik penambalan harus dilaksanakan sebagai berikut.
4. Kerusakan yang memerlukan pembongkaran dan perbaikan ialah yang terdiri dari ; sarang kerikil,
kerusakan - kerusakan karena cetakan, lubang - lubang baut, ketidakrataan dan bengkok kecil, maka
dilaksanakan dengan pemahatan kemudian digosok dengan gurinda. Lubang-lubang pahatan harus
diberi pinggiran tajam dan dicor sedemikian rupa sehingga pengisian akan terkunci rapat ditempatnya.
Semua lubang harus terus menerus dibasahi selama 24 (dua puluh emapat) jam sebelum dicor

Peralatan
Peralatan utama yang harus disiapkan adalah: pompa beton, vibrator, compressor.

Tenaga Kerja
Kebutuhan akan tukang cor relatif lebih mudah untu dipenuhi, sebab pekerjaan pengecoran sifatnya
hanya mengikuti kecepatan pekerjaan bekisting dan pembesian, sebab adukan beton disuplay oleh
supllier beton readymix. Tukang cor yang harus disiapkan hanya sebatas untuk menggelar adukan
beton saja.

KESELAMATAN KERJA
Identifikasi bahaya :
- Bekisting roboh akibat pengecoran
- Pekerja terjatuh/ terpeleset, kejatuhan benda dari atas, terkena benda tajam/ tumpul
- Pekerja terjatuh pada pengecoran kolom, dinding, menara yang berdiri sendiri pada ketinggian
- Pekerja terjatuh dari jembatan pengecoran
Pengendalian resiko :
- Pemasangan kelengkapan perkuatan seperti cross bracing, skor, ties, alas dudukan perancah
- Pengawasan pemasangan bekisting secara ketat
- Sekeliling bangunan dipasang jaring pengaman dan pagar pembatas
- Tenaga kerja harus memakai alat pengaman diri
- Dipasang rambu-rambu peringatan

20
PENGENDALIAN DAMPAK LINGKUNGAN TERHADAP PEKERJAAN YANG BERHUBUNGAN DENGAN SEMEN

Semen yang dibawa oleh truk akan berdampak negatif terhadap lingkungan sekitar. butiran semen yang
halus mudah sekali terbawa oleh angin dan dapat membahyakan pernapasan dan mengganggu
pandangan pengemudi. Untuk menghindari hal demikian, maka Semen dilakukan pengangkutan dengan
cara disusun rapi dengan menggunakan truk trailer dibungkus secara menyeluruh dengan bahan terpal
dengan pengikat dari semua sisi sehingga tidak terjadi penyebaran debu semen hingga tempat tujuan/
proyek

Cara penurunan kendaraan/truk di parkir mendekati gudang agar memudahkan pengangkutan dengan
tenaga menuju gudang logistik. Pekerja harus menggunakan masker, sarung tangan dan ban pelindung
badan agar tidak menjadi cacat tbuh/ kulit pada saat memanggul.

Waktu pengangkutan pada jam-jam senggang lalulintas di sekitar lokasi proyek karena, jalan yang ada
cukup padat kendaraan pada saat hari kerja.

Pekerjaan Kolom

Teknis pelaksanaan pekerjaan :

Pembuatan bar Penyiapan


bending schedule Pabrikas Pengeceka besi-besi stek
isi n

Penulangan
a. Siapkan tenaga kerja, bahan dan peralatan kerja.
b. Pilih tulangan sesuai dengan kebutuhan.
c. Potong tulangan sesuai ukuran dan bengkokkan.
d. Rangkai tulangan dan jarak sengkang dipasang sesuia dengan gambar kerja.
e. Pasang beton decing pada sisi tulangan setiap jarak 1 m.

Bekisting
a. Siapkan tenaga kerja, bahan dan peralatan kerja.
b. Potong multipleks sebagai papan bekisting.
c. Pemasangan beton deking 5 cm pada ke empat sisinya.
d. Merangkai multiplek dengan klam pengaku usuk 4/6 dan 5/7
e. Memasang rangkaian multiplek ke dalam lokasi kolom yang dikerjakan mengacu pada sepatu kolom.
f. Memasang klam pengaku 2/10 pada posisinya dan pemberian pantek / paku kayu.
g. Memasang skoor/pipa suport dan steger.
h. Pengukuran ketegakan dengan unting-unting.

21
Pengecoran :

Ijin Pembersihan Penyiapan


pengecoran bekisting sparing-sparing

Pemberian minyak
Pengecoran bekisting

a. Siapkan tenaga kerja, bahan dan peralatan kerja.


b. Buat request pekerjaan dan diajukan kepada Konsultan Pengawas.
c. Sebelum melakukan pengecoran pastikan bekisting dalam keadaan bersih.
d. Sebelum pengecoran, beton dibuat test slum dan kubus benda uji.
e. Adukan beton dimasukkan kedalam cetakan.
f. Sambil mengecor dilakukan pemadatan dengan vibrator.
g. Untuk pemadatan pada kolom, jarum penggetar vibrator mula-mula bersuara rendah kemudian
meninggi hingga mencapai frekunsi yang tetap, bila hal ini terjadi maka pemadatan sudah cukup.

22
Flowchart Pekerjaan Kolom

KOORDINASI DENGAN PEKERJAAN TERKAIT


Perlu diperhatikan sebelumnya apakah ada instalasi plumbing atau elektrikal yang direncanakan ditanam
didalam beton kolom. Jika ada, perlu dipasang sparing terlebih dahulu sebelum dilakukan pengecoran
kolom. Biasanya instalasi listrik pada kolom hanya dipasang jika dinding di sekitar kolom adalah partisi
kaca, sehingga tidak ada jalan bagi tempat untuk menanamkan kabel instalasi.

23
Pekerjaan Balok

Penulangan
Penulangan balok dilakukan terlebih dulu kemudian baru bekistingnya sedangkan penulangan plat
lantai dilaksanakan mengikuti pekerjaan bekisiting. Pabrikasi balok dan plat harus dipersiapkan
sebelumnya sambil menunggu pemasangan. Pabrikasi dilakukan di bengkel kerja.
Urutan kerja penulangan balok :
a. Tulangan yang telah dipabrikasi dipasang di lokasi kerja.
b. Setelah selesai dirangkai dengan tulangan dari stek kolom, dipasang beton decking dengan tebal 4 cm
pada sisi bawah dan kanan kiri tulangan.
c. Bekisting siap dipasang.

Gambar Tulangan Balok

Bekisting
Pelaksanaan pekerjaan begisting meliputi :
a. Memasang papan 2/20 sebagai landasan pijak pada kaki steel proof.
b. Memasang benang pada ketinggian cetakan sebagai acuan pekerjaan.
c. Menyiapkan ketinggian steelproof sesuai dengan ketinggian balok yang telah direncanakan.
d. Sebagian steelproof diberi dengan kayu 5/7 sebagai penguat sementara
e. Memasang gelagar 6/12 dari kayu meranti
Untuk bekisting balok
a. Bekisting balok dipasang sesudah penulangan balok.
b. Steel proof didirikan sesuai jarak pada gambar kerja sepanjang bentang balok.
c. Di atas gelagar induk dipasang gelagar anak dengan jarak sesuai gambar kerja.
d. Di atas gelagar anak dipasang bekisting balok dari multiplek sebagai dasar cetakan.
e. Setelah itu dipasang cetakan samping dan diperkuat dengan klam- klam pengaku dengan jarak sesuai
gambar kerja.

Pengecoran
Sebelum pengecoran begisting dibersihkan dari segala kotoran dan debu-debu yang menempel dengan
menggunakan kompresor. Sisa-sisa potongan kayu dan bendrat dibersihkan dengan menggunakan magnet.
Untuk beton cor dalam pekerjaan ini adalah beton readymik mutu K300 dan dicor dengan concrete pump.

24
Langkah pengecoran :
Sebelum pengecoran dilakukan, bekisting dan besi beton harus diperiksa dahulu apakah sudah benar
pemasangannya, antara lain meliputi :
- Kelurusan bekisting
- Ikatan sudah kuat atau belum baik bekisting maupun besi
- Kelurusan besi beton yang dipasang
- Kolom harus bersih, baik besi, bekisting dan alas kolom bisa dengan air atau compressor
Setelah semuanya benar dan bersih , pengecoran mulai dilakukan dengan memakai ready mix dan
mutunya sesuai RKS dan slump 12 cm 2 cm, untuk mendapatkan hasil yang baik maka pada saat
pengecoran, beton di padatkan dan diaduk dengan vibrator, sehingga beton dapat terdistribusi dengan
baik dan rata. Bila tinggi kolom 3 m, pengecoran menggunakan bucket dan tremie ag ar tidak terjadi
segregasi antara split, pasir dan cairan semen. Bila volume cukup besar 80m, maka saat pengecoran
dibantu dengan concrete pump, supaya pengecoran dapat lebih cepat, selama pengecoran beton disisikan
untuk test slump dan test kuat tekan ( test kubus ). Selama pengecoran berlangsung dilakukan pemadatan
menggunakan vibrator. Setelah beton dituang segera cek ketinggiannya dan diratakan.

Gambar Bekisting Balok

25
Flowchart Pekerjaan Balok Beton

PEKERJAAN PASANGAN DINDING


Pasangan dinding dapat terbuat dari bata merah yang berfungsi sebagai pelindung dari cuaca luar,
pasangan dinding diplester dan di aci untuk memperoleh hasil yang baik, dan umumnya di finish
dengan cat.

HAL HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN


Sebelum Proses pemasangan dingding bata merah dan bata ringan ( hebel ) dilaksanakan, ada
hal hal yang perlu mendapat perhatian sehubungan dengan tampilan bangunan secara
keseluruhan, yaitu antara lain :

26
- Posisi as bangunan, untuk menghindari adanya eksentrisitas gaya yang bekerja, posisi as
bangunan diperiksa kembali, apakah masih tepat atau ada perubahan, bila ternyata kurang
tepat, lebih baik as bangunan diperbaiki kembali.
- Hasil pengecoran kolom dan balok beton, bagian sisi kolom atau balok beton yang
berhubungan dengan dinding harus diperiksa dulu sebelum dinding dipasang, terutama
ukuran dan tegak lurusnya kolom, bila kolom tidak tegak lurus, akan terlihat jelas pada saat
dinding dipasang, sehingga perlu adanya perbaikan kolom beton
- Kusen pintu dan jendela, pada saat pemasangan dinding, bila kusen pintu dan jendela
memakai kayu harus dipasang secara bersamaan, sedang jika memakai almunium, harus
dibuatkan lubang ( opening ) dengan ukuran yang sama dengan kusen alumunium.

METODE PEKERJAAN PASANGAN DINDING


- DINDING BATA MERAH
Bata merah harus direndam dulu sebelum dipasang, setelah jenuh air baru bata dipasang
dengan adukan yang telah disiapkan dengan memakai beton molen dan campurannya sesuai
dengan RKS / BQ. Selama pekerjaannya kelurusan dinding bata merah dan hebel diperiksa
dengan theodolit.

- PLESTERAN
Sebelum diplester dinding bata merah dan hebel disiram dulu agar jenuh air, hal ini untuk
menghindari adanya retakan pada plesteran, kemudian dibuatkan kepala plesteran yang
dipakai sebagai patokan dalam pelaksanaan plesteran berikutnya, langkah pekerjaan
plesteran adalah sebagai berikut :
Dinding bata disiram air
Buat kepala plesteran, minimal 3 jalur
Kepala plesteran diratakan dulu dengan jidar almunium
Periksa posisi air raksa, setelah rata, plesteran dapat dilanjutkan

- ACIAN
Demikian juga dengan acian, sebelum dimulai, plesteran disiram dulu sampai jenuh air, baru
kemudian di aci dengan adukan semen yang dicampur dengan air hingga kental untuk
menghasilkan acian yang halus, setelah acian agak kering acian harus digosok dengan busa
atau kertas semen.

- SEKONENGAN
Setelah halusnya acian, sudut dari dinding harus lurus dan lancip, sehingga dinding terlihat
rapih, untuk menjaga mutu sudut dinding ( sekonengan ), dalam pelaksanaannya harus sering
di ukur dengan unting unting.

27
Flowchart pekerjaan dinding

28
PEKERJAAN LANTAI KERAMIK

Pekerjaan lantai dan dinding keramik tile merupakan pekerjaan yang tidak terpisahkan dalam
sistem marking, pemasangan dan penempatan pola. Ruangan yang akan difinish keramik harus
diadakan pengukuran terlebih dahulu dengan menggunakan waterpas dan theodolith. Ruangan
yang pertama kali dilakukan pengukuran dan marking adalah Hall utama dan entrance. Kemudian
tentukan as pada entrance sebagai sumbu Y dan as hall sebagai sumbu X. As-as tersebut akan
digunakan garis panduan/pedoman starting pemesangan kepala pola lantai. Hasil pengukuran tsb
akan segera digambar dan disampaikan kepada konsultan MK untuk diperiksa dan mendapat
persetujuan.

- Bahan yang digunakan


Keramik lantai berukuran 40 x 40 cm, 30 x30 cm, dan batu alam.
Untuk lantai kamar mandi ukuran 20 x 20 cm dan dinding kamar mandi ukuran 20 x 25 cm.
Pemasangan harus sesuai dengan gambar perencanaan dan dipasang pada ruang-ruang
sesuai dengan finishing schedule.
Alat pendukung pemasangan; Jidar Aluminium, Bak Air (Ember), Tempat Dudukan/Tatakan
keramik, Benang atau senar, Palu Karet, Sendok Spesi, Waterpass, Sekop, Busa / Spon dan
Kain / Lap Basah.

- Pelaksanaan
Sumbu X dapat digunakan sebagai nat atau garis tengah bidang keramik atau sesuai
dengan petunjuk konsultan MK. Penentuan nat untuk ruangan lain yang berhubungan
mengikuti Nat ruang yang terpasang granit/tile sebelumnya sehingga nat antar ruangan
akan saling berhubungan. Demikian pula pada pemasangan dinding granit/tile yang
mempunyai ukuran yang sama maka nat dinding mengikuti nat lantai.
Apabila pada antar ruangan menggunakan pola lantai yang berbeda sehingga apabila
mengikuti nat ruangan yang telah terpasang granit/keramiknya akan menimbulkan
estetika yang kurang serasi, jika tidak ditentukan dalam gambar maka pada batas ruangan
seperti pada pintu, anak tangga pertama harus dibuatkan pola pembatas dari material lain
atau material yang sama dengan warna yang kontras.
Keramik dipasang secara teliti dan rapi dengan setiap jalur pemasangan sebaiknya ditarik
benang dan rata air.
Perbandingan adukan pasangan keramik yang dianjurkan adalah Semen : Pasir = 1 : 4,
dengan ketebalan minimal 2,0 cm.
Lebar nat yang dianjurkan untuk dinding adalah 2 mm, dengan campuran pengisi nat grout
bahan khusus AM 50. Pengisian nat dilakukan apabila kedudukan keramik telah kuat atau
spesi telah kering, kemudian rapikan nat tersebut dengan kape.
Pemotongan keramik harus menggunakan alat pemotong khusus.

29
Gambar ilustrasi pekerjaan keramik lantai

PEKERJAAN PENGECATAN
Pekerjaan pengecatan merupakan finishing yang paling menentukan dari segi arsitektur suatu
bangunan, yang tampak pertama kali dari kejauhan adalah hasil cat, jadi pekerjaan pengecatan
harus mengikuti tahapan pekerjaan yang telah ditentukan oleh fabrikan.

HAL HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN


Dalam proses pekerjaan pengecatan ada beberapa hal yang perlu mendapatkan perhatian, antara
lain :
- Plesteran dan acian dinding / beton, Plesteran dan acian dinding / beton harus dalam
keadaan kering, bila dinding masih lembab pengecatan tidak boleh dilakukan
- Kebersihan dari bidang yang akan di cat, Bidang yang akan di cat harus bersih dari semua

30
kotoran, bila tidak dibersihkan dengan kain lap harus di ampelas

METODE PEKERJAAN PENGECATAN


- PEMBERSIHAN
Semua bidang yangakan di cat dibersihkan dari kotoran dengan lap atau ampelas, khusus
untuk adukan yang keras diratakan dengan gerinda tangan.

- CAT DINDING DALAM


Tahapan pekerjaan pengecatan dinding dalam, baik baru maupun cat ulang adalah sebagai
berikut :
Pembersihan dinding dengan kain/ampelas/gerinda
Pelapisan pelamir
Perapihan pelamir dengan ampelas
Pelapisan cat dasar
Perapihan cat dasar dengan ampelas
Pelapisan cat finish sampai permukaan dinding tertutup seluruhnya dan tidak ada
bayangan acian dinding

- CAT DINDING LUAR


Berbeda dengan pengecatan dinding dalam, dinding luar berhubungan langsung dengan cuaca
di luar sehingga sebagai penutup pori pori dinding tidak menggunakan plamir, melainkan
wall sealer. Tahapan pekerjaan pengecatan cat dinding luar adalah sebagai berikut :

Pembersihan dinding dengan kain/ampelas/gerinda


Pelapisan wall sealer
Perapihan wall sealer dengan ampelas
Pelapisan cat dasar
Perapihan cat dasar dengan ampelas
Pelapisan cat finish sampai permukaan dinding tertutup seluruhnya dan tidak ada
bayangan acian dinding

- CAT PLAFOND
Cara pengecatan plafond sama dengan pengecatan dinding, hanya saja khusus untuk bagian
sudut dan tepi yang bertemu dinding alat yang dipergunakan adalah kuas bukan roll cat.
Tahapan pelaksanaan cat plafond adalah :

Pembersihan plafond
Pelapisan wall sealer
Perapihan wall sealer dengan ampelas
Pelapisan cat dasar
Perapihan cat dasar dengan ampelas

31
Pelapisan cat finish sampai permukaan plafond tertutup seluruhnya dan tidak ada
bayangan plafond

- CAT KAYU
Sebelum pengecatan dilakukan, harus dipastikan bahwa kayu dalam keadaan bersih, tidak ada
adukan yang melekat, supaya hasil pengecatan baik. Adapun tahapan pelaksanaan pekerjaan
cat kayu adalah :

Pembersihan permukaan kayu dengan ampelas


Pelapisan plamir kayu
Pelapisan meni kayu
Perapihan plamir dengan ampelas
Pelapisan cat dasar pada permukaan kayu
Perapihan cat dasar dengan ampelas
Pelapisan cat finish sampai permukaan kayu tertutup seluruhnya

- CAT BESI
Sebelum pengecatan dilakukan, harus dipastikan bahwa besi dalam keadaan bersih, tidak ada
adukan yang melekat atau tahi las yang masih menempel, supaya hasil pengecatan baik.
Adapun tahapan pelaksanaan pekerjaan cat besi adalah :

Pembersihan permukaan besi dengan ampelas atau gerinda


Pelapisan dempul besi
Pelapisan meni besi ( zincromate )
Perapihan dempul dengan ampelas
Pelapisan cat dasar pada permukaan besi
Perapihan cat dasar dengan ampelas
Pelapisan cat finish sampai permukaan besi tertutup seluruhnya

ALAT BANTU
Alat bantu yang dipakai untuk pelaksanaan pekerjaan plafond gypsum board adalah :

- Kuas - Gerinda tangan - Masker


- Roll cat + baak cat - Scafolding - Sepatu
- Kape - Alat penerangan
- Helm - Sarung tangan

QUALITY CONTROL

- Cat dinding/kayu/besi - Tidak menggumpal saat dibuka


- Tidak ada pemisahan antara cat dan minyak/air pengencer

32
- Kuas / roll cat - Type yang dipakai harus sesuai dengan cat/keperluannya

- Permukaan bidang - Permukaan harus bersih


- Tidak dalam kondisi lembab

PEKERJAAN KUSEN ALUMUNIUM, PINTU DAN JENDELA

Pekerjaan ini mencakup seluruh pekerjaan pembuatan dan pemasangan kusen, daun pintu dan
jendela dengan bahan-bahan dari Aluminium, kayu, teakwood, baja termasuk menyediakan
bahan, tenaga dan peralatan untuk pekerjaan ini.

HAL HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN


Dalam proses pelaksanaan pekerjaan pintu / jendela kayu dan alumunium perlu diperhatikan hal
hal yang menentukan hasil akhir pekerjaan, yaitu :
- Ukuran kusen dan pintu / jendela
- Lubang kusen ( opening )
- Celah antara kusen dan dinding bata

Fabrikasi kusen menggunakan mesin gerinda dan dikerjakan di work shop dan di proyek, agar
lebih rapih dan pemasangannya lebih cepat, tahapan pemasangan kusen sebagai berikut :
- Periksa lubang kusen ( opening )
- Bila sudah benar, pasang kusen kayu dan alumunium
- Periksa sudut kusen, sudah siku belum
- Bila sudah siku, kusen di angkur / mur ke dinding bata

Daun pintu dan jendela dipasang setelah lantai selesai difinish, karena itu perlu diadakan
pemeriksaan kembali sebelum daun pintu / jendela dipasang.
- Periksa kembali lebar kusen bagian atas dan bawah
- Bila lebar kusen tidak berubah, periksa kembali sudut kusen
- Bila masih siku dan keadaannya baik daun pintu / jendela dapat dipasang
- Khusus daun jendela, periksa karet kaca, harus kedap air dari luar

PELAKSANAAN
- Semua komponen harus difabrikasi dan dirakit secara tepat sesuai bentuk dan ukuran aktual
dilokasi serta dipasang pada lokasi yang telah ditentukan.
- Pemasangan harus disetujui Pengawas Lapangan sebagai acuan dan contoh untuk
pemasangan berikutnya.
- Semua komponen harus sesuai dengan pola yang ditentukan.

33
- Bila di pasang langsung ke dinding atau beton, kusen atau bingkai harus dilengkapi dengan
angkur pada jarak setiap 500 mm.
- Semua bagian alumunium yang berhubungan dengan semen atau adukan harus dilindungi
dengan cat transparan atau lembaran plastik Lacquer film.
- Semua pengencangan harus tidak terlihat, kecuali ditentukan lain.
- Semua sambungan harus rata pemotongan.
- Pemasangan sambungan harus tepat tanpa celah sedikitpun.
- Semua detail pertemuan daun pintu dan jendela harus runcing (adu manis) halus dan rata,
serta bersih dari goresan-goresan serta cacat-cacat yang mempengaruhi permukaan.
- Detail Pertemuan Kusen Pintu dan Jendela harus lurus dan rata serta bersih dari goresan-
goresan serta cacat yang mempengaruhi permukaan.
- Pemasangan harus sesuai dengan gambar rancangan pelaksanaan dan brosur serta
persyaratan teknis yang benar.
- Setiap sambungan atau pertemuan dengan dinding atau benda yang berlainan sifatnya harus
diberi sealent.
- Penyekrupan harus tidak terlihat dari luar dengan skrup kepala tanam galvanized sedemikian
rupa sehingga hair line dari tiap sambungan harus kedap air.
- Semua alumunium yang akan dikerjakan maupun selama pengerjaan harus tetap dilindungi
dengan Lacquer Film.
- Ketika pelaksanaan pekerjaan plesteran, pengecatan dinding dan bila kosen; aluminium telah
terpasang maka kusen tersebut harus tetap terlindungi oleh Lacquer Film atau plastic tape
agar kusen tetap terjamin kebersihannya.
- Kecuali disebutkan atau ditunjukkan dalam gambar detail, pemasangan kusen aluminium
dipasang pada posisi tengah/center terhadap tebal dinding.
- Untuk tipe kusen anti radiasi, produksi dan pemasangannya akan dilakukan oleh pihak
spesialis, sebab jenis kusen ini mengandung resiko besar jika tidak dilaksanakan sesuai
standarnya. Sebelum produksi, akan dilakukan pertemuan terlebih dahulu membicarkan detil
spesifikasi dan teknis pekerjaan kusen anti radiasi ini.
- Semua jenis kaca yang dipasang pada kusen Alumunium harus diberi list kaca yang kuat dan
rapat dengan bahan list karet atau sielent yang bermutu baik.
- Semua kaca yang telah terpasang harus dijaga agar tidak terganggu dan dikotori akibat
pekerjaan lain yang masih dilaksanakan.
- Kaca yang pecah atau retak atau tergores harus diganti.
- Semua kaca terpasang harus dibersihkan sebaik-baiknya dengan hati-hati

KOORDINASI DENGAN PEKERJAAN TERKAIT


Pekerjaan kusen, pintu dan jendela terkait erat dengan pekerjaan finishing dinding dan keramik
lantai. Pekerjaan kusen tidak dapat berdiri sendiri. Terhadap pekerjaan finishing dinding sudah
jelas, karena kusen tersebut dipasang pada opening yang dibuat pada dinding. Jika opening
tersebut belum rapi, kusen belum bisa dipasang. Terhadap pekerjaan keramik lantai, kusen pintu
yang berkaitan langsung. Agar daun pintu terpasang baik, tidak menggesek lantai pada saat buka

34
tutup pintu, maka lantai keramik harus terpasang terlebih dahulu. Diperlukan koordinasi yang baik
antar bagian pekerjaan tersebut. Ketidakselarasan sering terjadi jika pekerjaan sudah dikejar
skedul, sehingga beberapa item pekerjaan berjalan tanpa mengingat pekerjaan lain yang
berkaitan dengannya.

Gambar ilustrasi pemasangan kusen alumunium

35
Flowchart pekerjaan kusen alumunium

36
PEKERJAAN WATERPROOFING COATING
PERSIAPAN
Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan water proofing coating.
Approval material yang akan digunakan.
Persiapan lahan kerja.
Persiapan material dan alat kerja, antara lain : water proofing coating dan kain kassa.
PELAKSANAAN
Pekerjaan water proofing coating dikerjakan sebelum permukaannya difinish.
Cek permukaan lantai dan dinding secara keseluruhan. Permukaan harus bersih dari
lumpur dan tanah serta bebas dari minyak atau oli.
Semua instalasi pipa harus sudah terpasang rapi dan diproteksi (grouting).
Kikis permukaan lantai dan dinding yang keropos dengan menggunakan pahat beton atau
kape scrabe.
Bersihkan dan cuci permukaan lantai dan dinding dari kotoran dan debu dengan sikat
kawat dan air bersih.
Setelah diberi lapisan pertama, kemudian diberi lapisan kain kassa dan dilapis kembali
dengan water proofing coating. Sepanjang pertemuan sudut antara lantai dan dinding
diperkuat dengan serat fiberglass.
Ketinggian aplikasi water proofing coating untuk area permukaan dinding minimal 20 cm
(atau sesuai dengan gambar kerja) dari permukaan lantai.
Biarkan aplikasi water proofing coating setting selama minimal 1 x 24 jam, setelah itu baru
dilakukan tes rendam dengan menggunakan air selama minimal 1 x 24 jam.
Setelah pekerjaan waterproofing membrant selesai dan telah dites rendam, dilanjutkan
dengan pekerjaan finishing bagian permukaannya dengan screeding.

37
PEKERJAAN MEKANIKAL

1. PEKERJAAN AIR BERSIH

Pekerjaan Air bersih sangat dibutuhkan dalam pembangunan sebuah gedung karena sangat digunakan
dalam sehari hari untuk beberapa kebutuhan diantaranya digunakan untuk kebutuhan MCK ,digunakan
untuk kebersihan gedung itu sendiri ,untuk kebutuhan penyiraman pohon penghijauan gedung dan masih
banyak lagi keperluan yang lainnya.Maka pekerjaan air bersih sangat diperlukan didalam suatu
pembangunan gedung itu sendiri.Dan dalam peleksanaan pembuatan sumber air bersih harus sangat
diperhatikan kadar air itu dengan cara diter di laboratorium untuk mengetahui kadar air bersih.

Pekerjaan air bersih yang terdiri dari pekerjaan :


- Sumber air bersih (Sumur pantek atau sumur dalam)
Sebagai suplay air bersih yang diambil dari tanah atau PAM.
Sebelum pembuatan dan pemasangan harus kordinasi dengan Konsultan Pengawas dan Perencana.
- Pekerjaan tampungan air bersih (Toren)
Sebagai Stok air yang didistribusikan ke masing- masing tempat yang membutuhkan.
Sebelum pembuatan dan pemasangan harus kordinasi dengan Konsultan Pengawas dan Perencana.
- Pekerjaan Pemasangan Kran pada titik yang membutuhkan air
Berfungsi sebagai alat mempermudah membuka dan menutup dalam menggunakan air.
Sebelum pengadaan dan pemasangan harus kordinasi dengan Konsultan Pengawas dan Perencana.

Cara pemasangan Pekerjaan Instalasi air bersih


Dalam pekerjaan ini harus dikerjakan oleh tenaga tenaga ahli pemipan yang terdiri dari Tukang pipa dan
Helper untuk mendapatkan hasil yang baik dan tepat pada waktunnya atau Scedule yang sudah ditetapkan.

Teknis pelaksanaan pekerjaan pemasangan pipa indoor :


Pekerjaan Instalasi Indor ini biasanya instalasi dipasang dalam dinding yang berhubungan dengan
pekerjaan sipil,maka dalam pelaksanaan harus kordinasidengan orang sipil ( Pekerjaan sipil ).
Langkah pelaksanaan pekerjaan ini sebagai berikut :

1. Siapkan Tenaga kerja dan bahan


2. Ajukan gambar sofdrawing ke konsultan pengawas untuk system dan jalur instalasi.
3. Ajukan Persetujuan material yang akan dipasang ( speksifikasi material )
Seperti :
- Jenis / merk pipa yang digunakan
- Jenis / merk Acessoris pipa
- Jenis / sambungan pipa
- Gantungan pipa / Braket

4. Marking jalur pipa PVC sesuai pada gambar yang sudah ditentukan dan yang sudah di Acc oleh
konsultan pengawas sebagai gambar sofdrawing ( gambar acuan kerja )

38
5. Untuk pekerjaan yang ada dalam dinding harus kordinasi dengan orang sipil untuk separing dan
bobokan jalur pipa agar tidak ada kesalahan dalam pekerjaan.
6. Potong pipa PVC sesuai dengan ukuran diameter pipa dan panjang yang sesuai dengan gambar.Dalam
pekerjaan pipa dalam dinding pipa harus tertanam tidak boleh ada tonjolan pipa agar tidak
berpengaruh dalam pekerjaan sipil.
7. Pekerjaan pipa dalam dinding harus dipastikan sambungan harus bagus agar menghindari kebocoran
dalam dinding.
8. Pasang pipa PVC sesuai ukuran pada gambar, penyambung pipa menggunakan lem pipa PVC ,dalam
penyambungan harus rata lemnya agar kerekatan pipa maksimal dan kuat.
9. Pasang Outlet air bersih dengan ketingian yang sudah ditentukan di masing masing titik.
10. Gunakan benang dan waterpass untuk mengukur kelurusan pipa.
11. Lakukan tes tekan pipa dengan tekanan, untuk tes kebocoran pipa minimal 24 jam.

Langkah pelaksanaan pekerjaan apa bila terjadi kegagalan penyambungan yang menyebabkan kebocoran
sebagai berikut :

1. Cek jarum Preser apa bila jarum mengalami penurunan maka pipa terjadi kebocoran.
2. Cek titik kebocoran dalam pipa.
3. Pabila terjadi kebocoran pipa dalam dinding yang disebabkan oleh pekerjaan sipil terkena paku
ataupun kebocoran yang disebabkan oleh sambungan yang kurang maksimal.
4. Bobok dinding pada titik kebocoran yang sebelumnya kordinasi dengan pekerja sipil dan pengawas.
5. Potong pipa yang bocor.
6. Sambung pipa yang sudah dipotong dan sambungan harus bagus dan kuat biar tidak terjadi kebocoran
lagi.
7. Tes pipa yang sudah diperbaiki ,setelah tidak bocor rapikan kembali bekas bobokan seperti semula.

Teknis pelaksanaan pekerjaan pemasangan pipa outdoor :


Pekerjaan pipa outdoor ini biasanya dipasang diluar dinding, yang tidak berhubungan dengan pekerjaan
dinding.

Langkah pelaksanaan pekerjaan ini sebagai berikut :

1. Siapkan Tenaga kerja dan bahan


2. Ajukan gambar sofdrawing ke konsultan pengawas untuk system dan jalur instalasi.
3. Ajukan Persetujuan material yang akan dipasang ( speksifikasi material )
Seperti :
- Jenis / merk pipa yang digunakan
- Jenis / merk Acessoris pipa
- Jenis / sambungan pipa
- Gantungan pipa / Braket
4. Marking jalur pipa PVC sesuai pada gambar yang sudah ditentukan dan yang sudah di Acc oleh
konsultan pengawas,perhatikan kelurusan pipa untuk kerapian instalasi.
5. Pasang gantungan maupun suport pipa sesuia hasil marking dengan jarak yang sudah ditentukan.
Dalam pemasanga gantungan harus diperhatikan kekuatan gantungan itu sendiri karena dalam

39
instalasi ini sangat berbahaya pabila kekuatan gantungan tidak sesuai dengan beban pipa dan air
didalamnya.
6. Pasang pipa PVC sesuai ukuran pada gambar, penyambung pipa menggunakan lem pipa PVC ,dalam
penyambungan harus rata lemnya agar kerekatan pipa maksimal dan kuat.
7. Pasang Outlet air bersih dengan ketingian yang sudah ditentukan di masing masing titik.
8. Gunakan benang dan waterpass untuk mengukur kelurusan pipa
9. Lakukan tes tekan pipa dengan tekanan, untuk tes kebocoran pipa minimal 24 jam.

Langkah pelaksanaan pekerjaan apa bila terjadi kegagalan penyambungan yang menyebabkan kebocoran
sebagai berikut :
1. Cek jarum Preser apa bila jarum mengalami penurunan maka pipa terjadi kebocoran.
2. Cek titik kebocoran dalam pipa.
3. Pabila terjadi kebocoran pipa yang disebabkan oleh sambungan yang kurang maksimal.
4. Potong pipa yang bocor.
5. Sambung pipa yang sudah dipotong dan sambungan harus bagus dan kuat biar tidak terjadi kebocoran
lagi.
6. Tes pipa yang sudah diperbaiki ,setelah tidak bocor rapikan kembali seperti semula.

Peralatan kerja:
Peralatan sefety
- Helm
- Sepatu sefety
- Sarung tangan
- Masker
- Body Harnes
- Kaca mata

Peralatan Instalasi Air bersih


- Herinda tangan
- Bor beton
- Kunci Pas
- Water pas
- Palu
- Gergaji besi
- Tangga
Material Instalasi Air bersih
- Pipa
- Acessoris pipa
- Lem
- Gantungan pipa
- Isolatip

40
Pengujian Instalasi Pemipaan
1. Pengujian ini bertujuan untuk test system apa sudah sesuai dengan system belum,kalau belum maka
akan lebi mudah perbaikan systemnya.
2. Pengujian dilakukan dengan memberikan tekanan hidrostatik pada system pemipaan, tekanan yang
diberikan bertujuan untuk mengetes ulang secara keseluruhan untuk mengetahui ada kebocoran lagi
pada instalasi atau tidak.
3. Pengujian dilakukan selama 8 jam, tanpa terjadi penurunan tekanan.
4. Jika terjadi penurunan tekanan, dicari sebab-sebabnya dan dilakukan penggantian bila keadaan
mengharuskan.

1. PEKERJAAN AIR KOTOR


Pekerjaan Air kotor yang terdiri dari Air kotor Toilet,air kotor Pentry dan air kotor Bekas ini sangat
diperlukan cara pemasangan dan system yang benar karena kalau salah dalam pemasangan dan system
pengelolahan akan terjadi pencemaran lingkungan terutama pencemaran dalam gedung itu sendiri.
Pekerjaan air kotor terdiri dari:

Air kotor Toilet


Yang harus diperhatikan dalam air kotor Toilet sebagai berikut :
- Air kotor Toilet dipasangan dengan kemiringan yang harus sesuai dengan peraturan yang suah di
tentukan untuk kelancaran kotoran tersebut.
- Dalam pemasangan Instalasi Air kotor ini dalam toilet harus dipasang Clean Out yang berfungsi
sebagai Mentenance apa bila ada trabel macet bisa di buka lewat Clean Out dan di pompa dan
didorong lewat Clean Out.
- Dalam pemasangan instalasi air kotor harus dipasang pipa atau instalasi Fan untuk kelancaran air
kotor.
- Instalasi Air kotor harus dipasang gantungan atau braket yang kuat dengan ukuran standart yang
sudah ditentukan.
- Air kotor Toilet di salurkan kesystem pengolahan yang berfungsi sebagai pengolahan limbah
Toilet harus ke Septitank atau Suwage Tritmen Plan (STP ) yang dilengkapi dengan Resapan.
- Sebelum air dibuang keresapan harus dicek DOD nya sudah sesuai persyaratan belum yang dicek
dan dikeluarkan oleh dinas setempat.

Air kotor Pantry


Yang harus diperhatikan dalam Pemasangan Air kotor Pantry ( air kotor dapur ):
Pemasangan Iirnstalasi Air kotor Pantry harus terpisah dengan air kotor Domestik atau air limbah
toilet.Dalam pemasangan air limbah Pantry harus disuling dulu dengan memasang Grees Trap yang
berfungsi sebagai alat penyuling memisahkan antara minyak dan air dan kotoran bekas masakan
masakan yang dibuang.karena apabila tercampur dalam pembuangannya akan berdampak pada
lingkungan yang mengakibatkan pencemaran udara dan pencemaran air.

41
Air kotor Bekas
Air kotor Bekas ini biasanya buangan dari Drain kamar mandi ,wastafel dan urinal biasanya dibuang
atau disalurkan ke Resapan atau ke saluran kota langsung,Dalam pemasangan Instalasi ini harus
dilengkapi dengan V Trap yang berfungsi sebagai penghalang bau yang ada dalam instalasi
tersebut.Pemasangan V Trap biasanya dipasang dekat dengan Input pada saluran.

Pekerjaan Instalasi Air Kotor dan Bekas


Dalam pekerjaan ini harus dikerjakan oleh tenaga tenaga ahli pemipan yang terdiri dari Tukang pipa dan
Helper untuk mendapatkan hasil yang baik dan tepat pada waktunnya atau Scedule yang sudah ditetapkan

Pemasangan Pipa Air Kotor dalam bangunan.


1. Memeriksa gambar untuk lantai yang akan dikerjakan untuk mengetahui dimana pipa akan dipasang
berikut elevasinya.
2. Persiapan material pipa, fitting, sambungan dan alat kerja yang dibutuhkan, jumlah dan ukuran sesuai
dengan RKS.
3. Dalam pemasangan jaringan pemipaan, diadakan koordinasi dengan pekerjaan pekerjaan struktur
karena adanya penembusan-penembusan betonan lantai maupun dinding.
4. Disetiap floor drain dilengkapi dengan Utrap, untuk mencegah masuknya gas yang berbau kedalam
ruangan.
5. Pada saluran buangan dari dapur, sebelum masuk ke inlet, system perpipaan air kotor dipasang
penyaring kotoran dari bahan stainless guna mencegah penyumbatan dalam pipa.
6. Pada jalur perpipaan air kotor yang mengandung lemak dipasang clean out disetiap belokan dan pipa
vertical utama setiap pintu shaft).
7. Kemiringan harus sangat diperhatikan karena sangat berpengaruh pada kelancaran air.

PEKERJAAN ELEKTRIKAL

Pekerjaan Instalasi Listrik


Pekerjaan harus sesuai dengan gambar Wairing yang sudah disepakati karena sangat berpengaruh system
pencahayaannya dalam ruangan.pekerjaan ini juga harus benar pembagian groupingnya untuk meratakan
beban pada dayanya masing masing group.
Pemasangan instalasi Listrik terbagi dua system yaitu:
- Instalasi system Out bow.
Instalasi ini dpasang dengan cara dipaiping dengan menggunakan konduit.
- Instalasi System Inbow.
Instalasi ini dipasang pada waktu pengecoran lantai,jadi sebelum pengecoran lantai instalasi pipanya
dipasang terlebih dahulu.

Teknis Pelaksanaan Pemasangan Instalasi listrik Outbow:


1. Siapkan tenaga kerja, bahan dan peralatan
2. Buat request pekerjaan dan gambar sofdrawing yang diajukan kepada konsultan pengawas
3. Plat lantai bersih dari bekisting
4. Marking jalur instalasi listrik sesuai dengan titik lampu.

42
5. Bor lokasi klemuntuk pemasangan pipa conduit.
6. Pasang conduit sesuai dengan titik lampu.
7. Tarik instalasi kabel dengan menggunakan kabel NYM
8. Sambung kabel didalam teedus sesuai dengan grouping lampu.
9. Test instalasi dengan magger untuk mengetahui baik tidaknya instalasi.
10. Test nyala apakah sudah sesuai grouping yang sudah disetujui.

Teknis Pelaksanaan Pemasangan Konduit Inbow :


1. Siapkan tenaga kerja, bahan dan peralatan
2. Buat request pekerjaan dan gambar sofdrawing yang diajukan kepada konsultan pengawas
3. Pemasangan instalasi ini dipasang sebelumpengecoran lantai.
4. Pasang pipa conduit dan ikat dengan besi plat agar tidak geser
5. Tandai lokasi tee dos
6. Dalam pengecoran harus ada yang stanbay untuk control pipa yang ditanam dalam beton agar lebih
mudah perbaikannya apa bila terjadi pergeseran.
7. Setelah beton kering dan begesting dibongkar langkah berikutnya adalah pemasangan kabel instalasi
sesuai dengan gambar sofdrawing dengan cara memasukkan kabel dengan alat pemancing kabel.
8. Sambung kabel instalasi sesuai wairing diagram agar sesuai groupingnya.
9. Test instalasi dengan magger untuk mengetahui baik tidaknya instalasi.
10. Test nyala apakah sudah sesuai grouping yang sudah disetujui.

Apabila dalam tes nyala ada kesalahan Gropingnya maka cara perbaikannya adalah matikan arus yang
masuk,cek sambungan sudah sesuai grouping belum,kalau salah pindahkan sambungan sesuai grouping
lalu test nyaa lagi.

Bahan yang digunakan : Peralatan yang digunakan :

Conduit Bending konduit


Tee dus, sock, klem conduit Bor tangan
Fischer Tang, obeng
Kawat bendrat Benang,Spidol,Paku
Paku Tangga
Isolasi Skalfoding
Taspen
Magger
Peralatan sefety
Helm
Sepatu sefety
Sarung tangan
Masker
Body Harnes
Kaca mata

43
Teknis Pelaksanaan Pemasangan Armature Lampu :

Material lampu harus sesuai speksifikasinya yang sudah ditentukan karena akan sangat berpengaruh dalam
pencahayaannya dan daya yang dipakainya.
Yang harus diperhatikan dalam pekerjaan ini adalah sebagai berikut :
- Jenis lampu
- Daya lampu yang akan dipasang
- Warna cahaya lampu
- Jarak lampu
Hal ini sangat berpengaruh dalam lumen yang diinginkan dalam gedung. Sebelum pemasangan harus
mengajukan material terlebih dahulu ke konsultan pengawas.

Cara pemasangan lampu :


1. Siapkan tenaga kerja, bahan dan peralatan
2. Buat request pekerjaan dan diajukan kepada konsultan pengawas
3. Marking plafond yang akan dipasang lampu dengan spidol.
4. Lubangi plafond sesuai marking, koordinasikan dengan sub kontraktor plafond
5. Pasang kawat gantungan
6. Pasang lampu dengan melepas kap lampu
7. Kencangkan kawat gantungan
8. Sambung ke instalasi
9. Test nyala lampu .

Apabila lampu tidak nyala maka cek power yang masuk lampu,cek lampu atau ballast lampu kalu sudah
ketemu permasalahannya perbaiki dan test lagi.

Bahan yang digunakan : Peralatan yang digunakan :

Armature Obeng
Kawat gantungan Tang
isolasi Taspen,
Skafolding
Tangga

Peralatan sefety
Helm
Sepatu sefety
Sarung tangan
Masker
Body Harnes
Kaca mata

44
Teknis Pelaksanaan Pemasangan Saklar :
Saklar adalah alat untuk menyambung dan memutus arus untuk menyalakan komponen listrik (Lampu,
pompa dan komponen lainnya). Dalam pekerjaan ini yang harus diperhatikan antara lain:
- Jenis saklar.
- Tinggi saklar .
Saklarterbagi dua jenis yaitu saklar Out bow dan Inbow
Saklar outbow dipasang permukaan dinding dan saklar inbow dipasang tertanam dalam dinding
menggunakan inbowdus.

Cara pemasangan saklar Inbow :


Sebelum pemasangan saklar Inbow harus kordinasi terlebih dahulu sama orang sipil.
1. Siapkan tenaga kerja, bahan dan peralatan
2. Buat request pekerjaan dan gambar sofdrawing diajukan kepada konsultan pengawas
3. Ajukan contoh material dan speksifikasinya kepada konsultan perencana.
4. Marking jalur konduit pada dinding
5. Bobok dinding bata.
6. Pasang konduit dan inbowdus
7. Sambungkan saklar dengan instalasinya
8. Pasang saklar sesuai gambar wairingnya.
9. Gunakan slang air untuk menjaga agar seluruh saklar berada pada satu elevasi.
10. Test nyala lampu menggunakan saklar.
Apabila nyala lampu kebalik maka sambungan pada saklarharus dibalik.

Bahan yang digunakan : Peralatan yang digunakan :

Saklar Obeng
Grid switch Tang
Taspen
Tangga
Palu
Pahat
Peralatan sefety
Helm
Sepatu sefety
Masker
Kaca mata

45
SISTEM MANAJEMEN K3
Manajemen K-3 dan Lingkungan.
Untuk memenuhi selamat dan sehat, maka perlu diterapkan manajemen lingkungan dan K-3. Dimana
tujuan diterapkannya K-3 adalah: untuk membuat lingkungan selamat; untuk membuat pekerjaan selamat;
untuk membuat pekerja merasa aman, untuk itu perlu adanya safety engineering program.
Ada dua aspek penting yang perlu dicapai dalam safety engineering program yang meliputi:
- Aspek Kemanusiaan, yang meliputi:
Tidak ada satu pihakpun yang terlibat dalam proyek konstruksi menginginkan atau melihat
pekerjanya celaka (meninggal atau terluka);
Pertanyaannya apakah keinginan untuk tidak terjadinya kecelakaan kerja telah dijamin oleh suatu
sistem keamanan yang baik?.
Faktor ini sangat ditonjolkan oleh pemerintah dan organisasi pekerja, sehingga kriteria accident
adalah bila terjadi kecelakaan yang mengakibatkan meninggalnya manusia atau cacat permanen.
Penghargaan Zero Accident banyak diartikan tidak ada korban manusia.
Faktor ini memang sangat penting karena jiwa manusia tidak dapat dihitung secara ekonomi,
tetapi dengan menonjolkan faktor ini dan mengabaikan faktor ekonomi adalah kurang bijaksana.

- Aspek Ekonomi, yang meliputi:


Biaya kecelakaan konstruksi telah dihitung dengan bermacam-macam cara.
Dalam dekade sekarang tidak terlihat penurunan yang berarti, di Indonesia dan beberapa negara
berkembang angka-angka ini tidak dapat secara pasti, sehingga kurang mendorong
dibudayakannya safety engineering, hal ini disebabkan karena:
i. tidak teraturnya pencatatan terjadinya suatu accident
ii. terlalu tingginya angka keamanan yang digunakan sehingga tidak effisien.

SLOGAN-SLOGAN K-3.
Keselamatan adalah tanpa kecelakaan;
Keselamatan tergantung pada anda;
Jangan setengah selamat;
Waspadalah tetap hidup;
Keselamatan bermanfaat;
Utamakan selamat;
Hati-hati bahaya kebakaran;
Hati-hati dalam bekerja jangan sembrono;
Selalu mengecek peralatan sebelum digunakan.

PELAKSANAAN K-3.
Menyiapkan safety manual;
Menyiapkan alat-alat pelindung diri untuk dipakai setiap pekerja;
Membuat bangunan-bangunan pengaman termasuk rambu-rambu, alat pemadam kebakaran dll;
Membuat bangunan toilet untuk pekerja;
Membuat tempat pembuangan sampah yang disesuaikan dengan perkembangan pekerjaan;
Melakukan koordinasi dengan kegiatan pelaksanaan terutama yang erat kaitannya dengan
keamanan;
Melakukan evakuasi dan pengamanan jika terjadi accident.

46
MANFAAT K-3 BAGI KONTRAKTOR.
Ada korelasi yang jelas antara program K-3 dan laba usaha;
Dengan penerapan K-3 maka kontraktor akan dapat mengurangi biaya premi untuk asuransi;
Program K-3 dapat mengurangi kehilangan waktu pelaksanaan proyek;
Program K-3 dapat meningkatkan mutu pelaksanaan proyek;
Program K-3 dapat meningkatkan citra kontraktor dalam pandangan Pemberi Tugas.

MANFAAT K-3 BAGI TENAGA KERJA.


Mendapatkan hak mengikuti program asuransi;
Menjaga tenaga kerja tetap sehat dan terjamin;
Keterampilan tenaga kerja tetap;
Dapat bekerja dalam keadaan tenang dan nyaman;
Pekerja lebih effisien;
Ada jaminan untuk kelangsungan bekerja;
Terjalinnya kerja sama antara tenaga kerja;
Tenaga kerja yang mengerti K-3 merupakan asset perusahaan.

MANFAAT K-3 BAGI PEMBERI TUGAS/ OWNER.


Mengurangi beban biaya proyek;
Mengurangi kerugian waktu akibat terlambatnya proyek;
Mengurangi beban bunga investasi;
Mengurangi penundaan pengadaan peralatan;
Memberikan rasa aman sehingga waktu investasi dapat terpenuhi;
Adanya garansi terhadap terpenuhinya jadual, mutu, biaya, dan keselamatan.

UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN


Selama kegiatan pra konstruksi dan operasional proyek ini, diupayakan mengelola setiap perubahan
lingkungan yang diakibatkan oleh aktivitas kegiatan yang dilakukan. Upaya pengelolaan lingkungan
tersebut bertujuan untuk mencegah dan menanggulangi penurunan kualitas lingkungan hidup yang
ditimbulkan oleh kegiatan pembangunan, dilakukan dengan cara meredam, meminimalkan dan
menanggulangi dampak negatif yang timbul serta memelihara dan mengembangkan dampak positif.
1. Tahap Pra Konstruksi.
Pengelolaan dilakukan terhadap dampak sosial ekonomi dari masyarakat sekitar.
2. Tahap Konstruksi.
Pengelolaan dilakukan terhadap dampak debu, kebisingan dan getaran yang diakibatkan oleh
aktifitas Pelaksanaan Pekerjaan Pembangunan Penambahan Ruang Kelas SDN Cipadung 3 ini.
Tahap Konstruksi.

Pengelolaan Limbah .
a. Sumber Dampak.
Limbah padat yang dihasilkan oleh kegiatan konstruksi adalah aktifitas sehari-hari pekerja
konstruksi, sisa makanan dan pembungkus makanan juga sisa beton yang tercecer pada
saat pengecoran.
b. Elemen Lingkungan yang terkena dampak.

47
Elemen lingkungan yang terkena dapak meliput :
Gangguan estika, berupa timbulnya bau dan kotor.
Peningkatan populasi vector penyakit, misalnya lalat, kecoa, tikus
Penurunan tingkat kuaslitas udara
Penurunan deratjat kesehatan masyarakat
Penurunan kualias air permukaan jika sampah padat tersebut hanya ditumpuk
ditempat penimbunan
Penyumbatan saluran air atau sistem drainasi.
c. Tolok Ukur
Sebagai tolok ukur adalah ada atau tidaknya tumpukan sampah di dalam dan di sekitar
lokasi pembangunan gedung.
d. Upaya Pengelolaan Lingkungan
Pengelolaan limbah pada dilakukan sebagai berikut :
1. Menyediakan tempat-tempat pembuangan sampah sementara di area tertentu.
2. Secara rutin dilakukan pengangkutan sampah dari area-area wadah sampah ke TPS/
kontainer
3. Pengangkutan sampah dilakukan setiap hari atau jika kontainer telah terisi 2/3 bagian.
4. Sampah puing dipisahkan tersendiri dapat dimanfaatkan oleh penduduk disekitar
lokasi yang membutuhkannya.
5. Menyediakan bak atau tong penampungan sampah sementara yang berguna untuk
menampung sampah-sampah yang berasal dari kegiatan para pekerja.
6. Mengumpulkan sampah padat/ puing bangunan pada TPS di dalam lokasi proyek.
7. Memberi kesempatan kepada para pekerja bangunan dan penduduk disekitar lokasi
proyek untuk mengambil barang-barang bekas yang ada, misalnya: sisa-sisa puing
bangunan, kaleng-kaleng bekas cat dan meni serta keras pembungkus semen. Hal ini
dilakukan dengan tujuan untuk memanfaatkan kembali dan mengurangi volume
sampah (program 3 R)
e. Lokasi Pengelolaan
Lokasi pengelolaan limbah padat adalah :
Tempat pembuangan sampah sementara

Pengelolaan Kualitas Udara, Kebisingan dan Getaran.


a. Sumber Dampak
Yang menjadi sumber dampak kebisingan dan getaran adalah :
Kegiatan pembersihan lahan dan pematangan tanah
Kegiatan pemasangan pondasi yang dapat menimbulkan kebisingan Kegiatan truk-truk besar
pengangkut alat dan bahan material konstruksi bila kecepatan kendaraan lebih dari 50 km/ jam
b. Elemen Lingkungan Yang Terkena Dampak.
Elemen lingkungan yang terkena dampak menurunnya kualitas udara, peningkatan kebisingan dan
getaran adalah pekerja konstruksi dan masyarakat dan pegawai kantor sekitar lokasi proyek.
c. Tolok Ukur
Tolok ukur yang digunakan untuk mengevaluasi kualitas udara dan tingkat kebisingan adalah
Peraturan daerah yang telah ditetapkan atau Peraturan-peraturan lain yang relevan dengan
perlindungan dan pengamanan terhadap tingkat kebisingan yang masih bisa diterima, atau tingkat
kebersihan udara yang masih bisa diterima dan aman bagi kesehatan.

48
d. Upaya Pengelolaan Lingkungan
Memberi penutup plastik untuk kendaraan truk pengangkut material yang dapat menimbulkan
polusi udara
Mengatur frekuensi dan rute kendaraan pengangkut alat dan bahan material konstruksi
Melakukan pembersihan lumpur dan kotoran di jalan sekitar lokasi yang dilalui truk pengangkut
alat dan bahan material konstruksi
Para pekerja diwajibkan memakai masker.
Sebelum pekerjaan konstruksi dimulai dilakukan penyiraman terlebih dahulu sehingga debu tidak
berterbangan
Menggunakan kendaraan angkutan yang kondisinya masih layak (mempunyai pembakaran
sempurna), sehingga tidak menimbulkan pencemaran.
e. Lokasi Pengelolaan.
Lokasi pengelolaan kualitas udara, debu dan kebisingan adalah di dalam dan di luar areal proyek.

Lalu Lintas
a. Sumber Dampak
Yang menjadi sumber dampak adalah kegiatan keluar masuk kendaraan proyek pada saat mobilisasi
alat dan material konstruksi.
b. Elemen Lingkungan Yang Terkena Dampak.
Elemen lingkungan yang terkena dampak lalu lintas disekitar lokasi.
c. Tolok Ukur
Tolok ukur yang digunakan untuk mengevaluasi adalah ada tidaknya kemacetan lalu lintas yang terjadi
di sekitar lokasi proyek yang diakibatkan karena aktivitas proyek ini .
d. Upaya Pengelolaan Lingkungan.
- Pengaturan waktu mobilisasi dan demobilisasi alat berat tidak pada jam sibuk
- Adanya petugas yang mengatur keluar masuknya kendaraan proyek sehingga tidak menimbulkan
kemacetan.
- Dibuatkan rambu-rambu yang mencolok di lokasi agar dapat dilihat oleh masyarakat

Demikian metode pelaksanaan ini kami sampaikan. Semoga dapat menggambarkan kesiapan kami untuk
melaksanakan pekerjaan ini jika ditunjuk sebagai pelaksana nantinya.

Jakarta, 20 Juni 2016


CV. BANI JAYA BERSAUDARA

NIKON SAMOSIR
Direktur

49

Anda mungkin juga menyukai