Anda di halaman 1dari 6

BAB V

HAMBATAN PEKERJAAN DAN SOLUSI

5.1 Keterlambatan material


Pada Proyek Pembangunan Asrama Putra Pondok Pesantren Modern ZIIZ
Cilongok sering terjadi keterlambatan material, dikarenakan pemesanan material
dan bahan dilakukan setelah satu pekerjaan selesai, sehingga keterlambatan
material sering terjadi. Keterlambatan material dalam Proyek Pembangunan
Asrama Putra Pondok Pesantren ZIIZ Cilongok bisa menjadi sebuah hambatan
serius bagi proyek pembangunan tersebut. Keterlambatan material dapat
menyebabkan keterlambatan dalam pelaksanaan proyek, mengganggu jadwal, dan
menyebabkan penundaan pada tahap-tahap pekerjaan berikutnya.
Untuk mengatasi masalah keterlambatan material dalam proyek
pembangunan, beberapa hal yang dapat dilakukan antara lain:
a) Menyesuaikan jadwal proyek. Jika material yang dibutuhkan tidak tersedia
dalam waktu yang diharapkan, jadwal proyek dapat disesuaikan untuk
mengakomodasi waktu yang dibutuhkan untuk pengiriman material. Namun, hal
ini harus dilakukan dengan hati-hati untuk memastikan bahwa penundaan yang
diakibatkan tidak akan mempengaruhi jadwal keseluruhan proyek.
b) Berkomunikasi dengan pemasok material. Pihak yang bertanggung jawab atas
proyek dapat berkomunikasi dengan pemasok material secara langsung untuk
memastikan waktu pengiriman yang tepat. Pihak yang bertanggung jawab atas
proyek juga dapat meminta pemasok untuk memberikan informasi tentang
ketersediaan dan waktu pengiriman material secara berkala.
c) Menyesuaikan jadwal proyek. Jika material yang dibutuhkan tidak tersedia
dalam waktu yang diharapkan, jadwal proyek dapat disesuaikan untuk
mengakomodasi waktu yang dibutuhkan untuk pengiriman material. Namun, hal
ini harus dilakukan dengan hati-hati untuk memastikan bahwa penundaan yang
diakibatkan tidak akan mempengaruhi jadwal keseluruhan proyek.
d) Menyimpan persediaan material. Pihak yang bertanggung jawab atas proyek
dapat mempertimbangkan untuk menyimpan persediaan material tertentu

99
sebagai tindakan pencegahan jika terjadi keterlambatan pengiriman material di
masa depan.
e) Mengalokasikan sumber daya tambahan. Pihak yang bertanggung jawab atas
proyek dapat mengalokasikan sumber daya tambahan, seperti tenaga kerja atau
peralatan, untuk mempercepat pelaksanaan pekerjaan di bagian-bagian proyek
yang tidak memerlukan material tertentu.
Dalam setiap kasus, penting untuk terus berkomunikasi dengan semua
pihak yang terlibat dalam proyek, termasuk pemasok, pihak dari yayasan, dan tim
proyek, untuk memastikan bahwa semua pihak selalu terinformasi dan dapat
bekerja sama untuk mengatasi keterlambatan material dan menghindari dampak
negatif pada proyek secara keseluruhan.
5.2 Lingkungan proyek kurang mendukung
Proyek Pembangunan Asrama Putra Pondok Pesantren Modern ZIIZ
Cilongok berada satu komplek yang disana terdapat juga asrama putri dan masjid
yang posisinya tidak berjauhan, sehingga banyak terjadi aktivitas-aktivitas yang
dilakukan para santri dan warga pondok pesantren lainnya di lingkungan proyek.
Hal ini mempengaruhi efektivitas pembangunan proyek yang didukung dengan
tidak adanya k3 dalam proyek tersebut.
Ketika proyek pembangunan dilakukan di lingkungan pondok pesantren
yang banyak dihuni oleh santri, dapat timbul berbagai hambatan yang perlu diatasi
agar proyek dapat berjalan dengan lancar. Beberapa hambatan yang mungkin terjadi
antara lain:
a) Gangguan keamanan: Lingkungan pondok pesantren dengan banyak santri dapat
menimbulkan masalah keamanan jika tidak terkontrol dengan baik. Kebisingan,
tindakan tidak senonoh, dan tindakan kriminal dapat terjadi dan mengganggu
proyek.
b) Keterbatasan ruang dan aksesibilitas: Keterbatasan ruang dan aksesibilitas dalam
lingkungan pondok pesantren dapat menjadi hambatan dalam proyek
pembangunan. Ruang yang terbatas dan sulit diakses dapat menyulitkan
pengiriman material dan perlengkapan, serta mempersulit proses konstruksi.
c) Kebijakan lingkungan: pondok pesantren biasanya memiliki kebijakan sendiri
yang perlu diperhatikan dalam proyek pembangunan. Kebijakan ini dapat

100
membatasi jenis konstruksi yang diizinkan atau membatasi jam kerja yang
diperbolehkan, sehingga mempersulit proyek pembangunan.
Untuk mengatasi hambatan pada lingkunan proyek ini, perlu dilakukan
beberapa langkah, antara lain:
a) Pengurus yayasan pondok pesantren harus membuat kebijakan dan aturan bagi
warga pondok pesantren agar dapat menyesuaikan dengan adanya proyek
pembangunan, sehingga proyek pembangunan dapat berjalan dengan efektif.
b) Membuat jadwal kerja yang tepat: Membuat jadwal kerja yang tepat akan
membantu meminimalkan gangguan keamanan dan kebisingan di sekitar
Ponpes. Jadwal yang baik akan memperhitungkan waktu-waktu yang paling
aman dan minim santri di sekitar proyek.
c) Memanfaatkan sumber daya lokal: Menggunakan sumber daya lokal, seperti
pekerja dari Ponpes dan toko lokal, dapat membantu meminimalkan kebisingan
dan membangun hubungan yang positif dengan komunitas sekitar.
Dengan mengatasi hambatan-hambatan tersebut, proyek pembangunan di
lingkungan Pondok Pesantren ZIIZ Cilongok dapat berjalan lebih lancar, lebih
cepat, dan dengan risiko yang lebih rendah.
5.3 Kurangnya tenaga terampil
Tenaga terampil adalah orang-orang yang memiliki kemampuan dan
keahlian khusus dalam bidang tertentu yang dibutuhkan dalam proyek. Mereka
adalah orang-orang yang memiliki pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman
yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tugas-tugas yang kompleks dan penting
dalam proyek. Contoh tenaga terampil di proyek mungkin meliputi insinyur,
arsitek, perancang, teknisi dan lain-lain.
Mereka bertanggung jawab untuk merancang, mengembangkan, menguji,
memperbaiki, dan memelihara sistem, peralatan, dan infrastruktur yang diperlukan
dalam proyek. Dalam banyak kasus, keberhasilan proyek sangat bergantung pada
kehadiran tenaga terampil yang memadai dalam tim. Kurangnya tenaga terampil
dapat menyebabkan penundaan dalam penyelesaian proyek dan mengakibatkan
kualitas proyek yang buruk, sedangkan keberadaan tenaga terampil yang memadai
dapat membantu memastikan bahwa proyek diselesaikan dengan sukses dan sesuai
dengan target yang telah ditetapkan.

101
Dalam Proyek Pembangunan Asrama Putra Pondok Pesantren Modern
ZIIZ Cilongok, tenaga terampil terbilang kurang sehingga menghambat proses
berjalannya proyek pembangunan. Jika tenaga terampil kurang dalam sebuah
proyek, maka beberapa hambatan yang dapat terjadi antara lain:
a) Penundaan dalam penyelesaian proyek: Jika proyek membutuhkan keahlian dan
keterampilan khusus yang tidak dimiliki oleh tenaga kerja yang ada, maka
proyek dapat mengalami penundaan dalam penyelesaiannya. Hal ini dapat
disebabkan oleh kebutuhan untuk merekrut tenaga terampil tambahan atau
memberikan pelatihan kepada pekerja yang ada.
b) Kualitas proyek yang buruk: Jika pekerja yang tidak memiliki keterampilan yang
diperlukan harus melakukan tugas yang seharusnya dijalankan oleh tenaga
terampil, maka kualitas proyek dapat terpengaruh secara negatif. Hal ini dapat
menghasilkan hasil akhir yang tidak memuaskan dan merusak reputasi proyek.
c) Risiko kesalahan yang lebih tinggi: Jika pekerja yang tidak memiliki
keterampilan yang diperlukan harus melakukan tugas yang seharusnya
dijalankan oleh tenaga terampil, maka risiko kesalahan dapat meningkat. Hal ini
dapat menghasilkan kerusakan pada peralatan, penundaan dalam penyelesaian
proyek, dan bahkan membahayakan keselamatan pekerja.
d) Tidak memenuhi persyaratan proyek: Jika proyek memiliki persyaratan khusus
yang harus dipenuhi, seperti persyaratan keamanan atau persyaratan hukum,
kurangnya tenaga terampil dapat menyebabkan proyek tidak memenuhi
persyaratan ini.
Berikut beberapa solusi yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah
kurangnya tenaga terampil dalam proyek pembangunan:
1) Merekrut tenaga terampil: Langkah pertama untuk mengatasi masalah ini adalah
merekrut tenaga terampil yang dibutuhkan untuk proyek. Hal ini dapat dilakukan
dengan mengumumkan lowongan pekerjaan atau menggunakan jasa agen tenaga
kerja terampil.
2) Memberikan pelatihan: Jika tidak mungkin merekrut tenaga terampil tambahan,
maka pelatihan dapat diberikan kepada karyawan yang ada untuk
mempersiapkan mereka untuk tugas yang lebih kompleks.

102
3) Menyewa jasa tenaga kerja terampil: Jika proyek hanya membutuhkan tenaga
kerja terampil untuk jangka waktu yang singkat, maka menyewa jasa tenaga
kerja terampil dapat menjadi solusi yang lebih efektif dan hemat biaya.
Dalam mengatasi masalah kurangnya tenaga terampil dalam proyek
pembangunan, penting untuk mempertimbangkan solusi yang sesuai dengan
kebutuhan proyek dan memperhitungkan biaya dan sumber daya yang tersedia.
5.4 Cuaca
Cuaca dapat menghambat proyek pembangunan dalam beberapa cara.
Cuaca buruk seperti hujan, badai, angin kencang, atau salju dapat menyebabkan
penundaan dalam proyek pembangunan. Kondisi cuaca yang ekstrem dapat
memaksa pekerjaan dihentikan sementara sampai cuaca membaik.
Cuaca buruk juga dapat menyebabkan kerusakan pada bahan bangunan
seperti beton, kayu, dan bahan lainnya. Ini dapat memerlukan waktu dan biaya
tambahan untuk perbaikan atau penggantian bahan yang rusak. Kondisi lapangan
juga dapat dipengaruhi oleh cuaca buruk. Beberapa jenis pekerjaan mungkin tidak
dapat dilakukan jika kondisi lapangan terlalu basah atau licin. Hal ini dapat
mempengaruhi kemajuan proyek dan menyebabkan penundaan yang lebih lanjut.
Cuaca yang tidak mendukung dapat menjadi hambatan bagi proyek dalam
berbagai cara, termasuk:
a) Penundaan: Cuaca buruk seperti hujan, badai, atau salju dapat menyebabkan
penundaan dalam proyek. Kondisi cuaca yang ekstrem dapat memaksa pekerjaan
dihentikan sementara waktu sampai cuaca membaik. Hal ini dapat
memperlambat kemajuan proyek dan memperpanjang jadwal penyelesaian.
b) Kondisi lapangan: Cuaca buruk juga dapat membuat kondisi lapangan sulit dan
bahkan berbahaya bagi pekerja. Beberapa jenis pekerjaan mungkin tidak dapat
dilakukan jika kondisi lapangan terlalu basah atau licin. Hal ini dapat
menyebabkan kemajuan proyek terhambat atau bahkan terhenti sama sekali.
c) Kerusakan: Cuaca buruk juga dapat menyebabkan kerusakan pada bahan
bangunan seperti beton, kayu, dan bahan lainnya. Ini dapat memerlukan waktu
dan biaya tambahan untuk perbaikan atau penggantian bahan yang rusak.
Berikut adalah beberapa solusi yang dapat dilakukan jika cuaca menjadi
hambatan dalam proyek pembangunan:

103
a) Mempertimbangkan faktor cuaca saat merencanakan proyek: Tim proyek dapat
mempertimbangkan faktor cuaca saat merencanakan proyek, seperti memilih
waktu yang tepat untuk memulai proyek dan mempertimbangkan cuaca yang
mungkin terjadi selama proyek berlangsung.
b) Memiliki rencana cadangan: Tim proyek dapat memiliki rencana cadangan jika
cuaca buruk terjadi, seperti merencanakan pekerjaan yang dapat dilakukan di
dalam ruangan jika cuaca buruk terjadi atau menyiapkan perlindungan tambahan
untuk bahan bangunan.
c) Menggunakan teknologi atau metode konstruksi yang lebih tahan cuaca: Ada
banyak teknologi dan metode konstruksi yang dirancang untuk bertahan dalam
cuaca buruk, seperti menggunakan bahan bangunan yang lebih tahan cuaca atau
mengadopsi metode konstruksi modular.
d) Menjalankan perawatan rutin dan pemeliharaan pada bahan bangunan dan
peralatan proyek: Perawatan rutin dan pemeliharaan pada bahan bangunan dan
peralatan proyek dapat membantu mengurangi kerusakan akibat cuaca buruk.
e) Mengadakan pertemuan rutin: Tim proyek dapat mengadakan pertemuan rutin
untuk membahas kemajuan proyek dan memantau perubahan cuaca. Hal ini
dapat membantu tim proyek untuk menyesuaikan jadwal dan mempercepat
kemajuan proyek jika terjadi penundaan akibat cuaca buruk.
Dengan mengambil solusi tersebut, tim proyek dapat mengurangi dampak
cuaca buruk pada proyek pembangunan dan mempercepat kemajuan proyek secara
efektif.

104

Anda mungkin juga menyukai