Anda di halaman 1dari 34

BAB III

PERALATAN DAN MATERIAL


3.1 Peralatan
Untuk menunjang kelancaran Proyek Pembangunan Asrama Putra Pondok
Pesantren Modern ZIIZ Cilongok Gedung - A diperlukan berbagai peralatan
konstruksi, baik alat-alat berat maupun peralatan lainnya. Penggunaan peralatan
dilokasi proyek dan jumlah alat yang digunakan disesuaikan dengan berbagai faktor
yang ada di lapangan. Faktor-faktor tersebut antara lain :
a. Lokasi pekerjaan
b. Keadaan lapangan
c. Jenis pekerjaan
d. Volume pekerjaan
e. Waktu yang tersedia
f. Biaya yang tersedia
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan alat kerja antara lain :
a. Kondisi alat harus dalam keadaan baik dan layak dioperasikan
b. Sebelum dipakai, diperiksa terlebih dahulu peralatan, mesin, minyak mesin,
air untuk pendingin dan sebagainya,
c. Diusahakan untuk tidak membebani alat kerja melebihi kapasitas yang telah
ditetapkan oleh pabrik pembuatnya,
d. Dipilih operator yang benar-benar ahli dan berpengalaman.
3.1.1 Palu
Palu atau Martil adalah alat yang digunakan untuk memberikan tumbukan
kepada benda. Palu umumnya digunakan untuk memaku, memperbaiki suayu
benda, penempaan logam dan menghancurkan suatu objek. Palu dirancang untuk
tujuan tertentu dengan variasi dan struktur. Ada beberapa jenis palu diantaranya
sebagai berikut:
a. Palu paku atau palu cakar (Claw Hammer)
Palu yang umumnya digunakan untuk pekerjaan. Gagangnya bisa
terbuat dari kayu, baja, atau karet. Bagian belakang kepala palu disebut
cakar (claw). Membentuk alur ”v” yang digunakan untuk mencabut paku
yang telah dipasang.

17
b. Palu kayu (joiner’s mallet)
Palu yang digunakan untuk memahat atau menyatukan kayu.
Kepalanya terbuat dari kayu. Diciptakan agar tidak merusak kayu pada saat
memukul. Gagang atau pegangannya juga terbuat dari kayu.
c. Palu konde (Ball Pein)
Di Indonesia palu ini sering disebut palu konde. Karena bentuknya
mirip konde atau ikataan rambut. Kepala palu ini memiliki permukaan yang
rata dan bulat. Umumnya digunakan untuk membentuk logam atau
memasang paku keling. Gagang dari palu ini biasanyaa terbuat dari kayu.
Dalam proyek Pembangunan Asrama Putra Pondok Pesantren modern ZIIZ
Cilongok, Palu digunakan untuk memasang paku pada pekerjaan pemasangan
bekisting dan sambungan kayu atau untuk keperluan lain yang serupa.

Gambar 3.1 Palu


3.1.2 Gergaji
Gergaji adalah perkakas berupa besi tipis bergigi tajam yang digunakan
untuk memotong atau membelah kayu atau benda lainnya. Ada beberapa jenis
gergaji, ada beberapa yang merupakan peralatan tangan atau bekerja dengan
kekuatan otot, dan ada juga gergaji mesin yang digerakan dengan motor seperti
yang biasa digunakan menggergaji pohon, namun di proyek Pembangunan Gedung
Asrama Putra Pondok Pesantren Modern ZIIZ Cilongok menggunakan gergaji
kekuatan otot atau manual.
Cara kerja gergaji yang benar adalah sebagai berikut :
1. Pasang daun gergaji dengan mata gigi/profil menghadap kedepan. Ikat benda
kerja pada tanggem/ragum hingga benar-benar kuat dan kokoh. Lukislah garis
batas dimana tempat gerigi gergaji akan dipotong.

18
2. Pada pemulaan menggergaji, tempatkan daun gergaji di sisi kanan tepat letaknya
pada tempat yang dimaksud.
3. Kemudian daun gergaji membentuk sudut 45º terhadap permukaan benda kerja.
4. Tariklah daun gergaji ke belakang sehingga menggores kira-kira sedalam 3 mm
pada sisi muka benda kerja.
5. Pada waktu mendorong gergaji, gigi gergaji menyayat benda kerja, langkah ini
harus dilakukan dengan tenang dan beraturan (menarik gergaji dapat dilakukan
lebih cepat, dan pada waktu mendorong berilah sedikit tekanan).
6. Potonglah benda kerja dengan mendorong dan menarik daun gergaji berulangkali.
7. Perhatikan dan periksalah bahwa bidang daun gergaji harus selalu tegak lurus
pada permukaan benda kerja. Pada akhir pemotongan, peganglah ujung yang
terpotong supaya benda kerja tidak robek (pecah-pecah).
Spesifikasi gergaji yang digunakan adalah sebagai berikut :
Hand saw : 500 mm
Berat : 1,6 Kg
Diproyek ini gergaji digunakan untuk memotong bambu dan pembuatan
bekisting pondasi, sloof, kolom, balok, pelat lantai dan pekerjaan kayu lainnya

Gambar 3.2 Gergaji


3.1.3 Tang
Alat ini dikenal sebagai tang kakatua karena bentuk ujungnya menyerupai
paruh burung kakatua, selain itu alat ini biasa disebut tang catut. Tang ini berbahan
dasar baja dengan gagang berlapis karet yang dapat mencegah licin ketika
digunakan.

19
Pada proyek ini tang digunakan sebagai alat bantu pekerja untuk mengingat
antar baja tulangan satu dengan yang lainnya dengan menggunakan kawat bendrat
selain itu juga alat ini sering dipaki untuk memotong kawat bendrat.

Gambar 3.3 Tang Kakatua


3.1.4 Sekop
Sekop adalah alat untuk menggali, mengangkat, dan memindahkan material
curah seperti pasir, tanah, batu kecil, dan benda kecil lainnya. Alat sekop ini terbuat
dari lempengan drum bekas. Sehingga alat ini terolong ringan untuk dibawa. Sekop
ini terbagi menjadi 3 bagian yaitu bagian kepala, bagian tengah, bagian pegangan.
Pada bagian kepala berbentuk lempengan melebar sebagian utamanya. Pada bagian
tengah merupakan bagian pegangan vertikal berupa dari kayu. Sedangkan pada
bagian atas atau pegangan horizontal berbentuk segitiga. Pada proyek ini sekop
digunakan untuk memindahkan material, mencampur adukan beton dll.

Gambar 3.4 Sekop


3.1.5 Cangkul
Cangkul adalah alat yang digunakan oleh pekerja bangunan biasanya
cangkul dipakai untuk mencampur adonan pasir, gamping, dan semen, selain itu
cangkul digunakan untuk menggali tanah untuk galian tanah. Alat ini bentuknya
sama dengan alat pertanian cangkul, akan tetapi karena kekuatan dari alat ini

20
berbeda maka fungsinya pun berbeda. Karena bahan yang digunakan untuk
pembuatan cangkul pun berbeda anatar cangkul bangunan dan cangkul pertanian,
sehinggal cangkul yang sering digunakan di proyek tidak dapat digunakan diladang
maupun sawah.
Cangkul adalah alat yang terbuat dari plat baja yang diberi tangkai kayu. Di
proyek ini cangkul digunakan oleh pekerja untuk mencampur adonan beton,
menggali tanah pada pondasi dangkal, perataan lantai kerja serta menimbun
kembali bekas galian.

Gambar 3.5 Cangkul


3.1.6 Waterpass
Waterpass adalah alat yang digunakan untuk mengukur atau menentukan
sebuah benda atau garis dalam posisi rata baik pengukuran secara vertikal maupun
horizontal. Ada banyak jenis alat waterpass yang digunakan dalam pertukangan,
tapi jenis yang paling sering dipergunakan adalah waterpass panjang 120 cm yang
terbuat dari bahan kayu dengan tepi kuningan, dimana alat ini terdapat dua buah
alat pengecek kedataran baik untuk vertikal maupun horizontal yang terbuat dari
kaca dimana didalamnya terdapat gelembung cairan, dan pada posisi pinggir alat
terdapat garisan pembagi yang dapat dipergunakan sebagai alat ukur panjang.
Saat ini waterpass banyak dijumpai dalam berbagai ukuran dan bahan.
Ukuran yang umum dapat dijumpai adalah waterpass dengan Panjang 0,5 m, 1 m,

21
2 m, dan 3 m. Umumnya berbentuk persegi Panjang dengan lebar 5-8 cm dan tebal
3 cm.
Pemakaian waterpass dilakukan dengan sederhana, yaitu :
1. Menempatkan permukaan alat ke bidang permukaan yang di ingin cek
kedatarannya.
2. Untuk mengecek kedataran maka dapat diperhatikan gelembung cairan pada alat
pengukur yang ada bagian tengah alat waterpass.
3. Sedangkan untuk mencek ketegakan maka dapat dilihat gelembung pada bagian
ujung waterpass.
4. Untuk memastikan apakah bidang benar rata maka gelembung harus benar benar
berada ditengah alat yang ada.
Spesifikasi waterpass yang digunakan adalah ukuran 120 cm. Alat ini
digunakan unutk mengukur atau menentukan sebuah benda atau garis dalam posisi
rata baik secara vertikal maupun horizontal pada pekerjaan pemasangan dinding,
lantai dan lain-lain. Pada proyek pembangunan Asrama Putra Pondok Pesantren
ZIIZ Cilongok waterpas digunakan untuk memasang kolom, memasang dinding
batu bata, lantai dll.

Gambar 3.6 Waterpass Manual

22
Gambar 3.7 Selang Waterpass
3.1.7 Unting Unting
Unting - unting atau sering juga disebut dengan bandul, adalah salah satu
alat tukang yang biasanya dipergunakan untuk mengukur ketegakan suatu benda
atau bidang. Alat ini cukup sederhana dimana terbuat dari bahan besi dengan
permukaan berwarna besi putih, kuningan dan juga besi biasa, bentuknya biasanya
berbentuk prisma dengan ujung lainnya dibuatkan penempatan benang kait. Namun
dapat juga dijumpai dalam berbagai bentuk lainnya daimana salah satu ujung nya
tetap dibuat runcing.
Cara kerja unting – unting yaitu :
1. Pemakaian unting unting adalah sangat mudah, dengan mengikatkan pada kaitan
besi bandul maka alat ini sudah bisa dipergunakan.
2. Misalnya kita ingin mengukur ketegakan suatu tiang, langkah pertama yang kita
lakukan adalah membuat paku ikatan pada salah satu ujung atas dari balok
(dianjurkan jarak dari bawah tidak terlalu dekat, diusahakan diujung atas tiang).
3. Kemudaian benang diikatkan pada balok dan unting unting diturunkan secara
perlahan.
4. Tunggu posisi unting unting sampai pada posisi diam. Untuk mengukur
ketegakan adalah menchek jarak benang atas ke tiang dan kemudian
membandingkan jarak benang (as unting - unting ) ke tembok.

23
5. Jika ukuran jarak atas dan bawah sudah sama maka tiang sudah benar benar
tegak.
Pada proyek ini alat ini digunakan sebagai pengganti waterpass vertikal
yaitu untuk mengukur ketegakan pada pasangan bata, pengukuran ketegakan
bekisting, ketegakan kayu saat setting kusen pintu dan jendela, pembuatan benang
horizontal pemasangan dinding bata, penarikan titik pusat suatu jarak dan beberapa
jenis pekerjaan lainnya.

Gambar 3.8 Unting Unting


3.1.8 Sendok Semen
Sendok semen adalah alat utama tukang batu berupa sendok adukan yang
terbuat dari lempengan logam dan kayu sebagai pegangan, alat ini biasa digunakan
untuk memplester atau mengaci tembok, selain itu alat ini juga biasa digunakan
untuk mencampur adonan pasir dan semen. Alat ini sangatlah praktis dan mudah
untuk digunakan, hal ini berkaitan dengan berat alat ini yang sangatlah ringan dan
siapaoun bisa menggunaknnya
Fungsi dari sendok semen antara lain :
1. Mengambil semen dari zak ke ember cor.
2. Membuat adukan beton.
3. Memplester dinding.
4. Mengaci dinding.
5. Memasang keramik, granit, batu alam dll

24
Gambar 3.9 Sendok Semen
3.1.9 Ember
Ember adalah alat kedap air berbentuk silinder maupun terpotong kedap air
dan vertical, dengan bagian atas terbuka dan bagian bawah datar, biasanya
dilengkapi dengan timbaan berbentuk setengah lingkaran.
Spesifikasi ember yang digunakan diproyek Pembangunan Gedung Asrama
Putra Pondok Pesantren Modern ZIIZ Cilongok adalah sebagai berikut:
Kapasitas muat : 5 liter
Bahan : Plastik
Pada proyek ini ember digunakan untuk mengangkut pasir dan material
campuran beton ke lokasi pengecoran. Selain itu ember juga digunakan sebagai
wadah atau tempat adukan pasta semen

Gambar 3.10 Ember

25
3.1.10 Wheelbarrow
Wheelbarrow adalah wahana kecil untuk membawa barang yang biasanya
mempunyai satu roda saja. Wheelbarrow didesain untuk didorong dan dikendalikan
oleh seseorang menggunakan dua pegangan dibagian belakang gerobak.
Wheelbarrow yang digunakan pada Proyek Pembangunan Asrama Putra
Pondok Pesantren Modern ZIIZ Cilongok adalah Artco merah dengan spesifikasi
sebagai berikut :
a. Kapasitas : 4,0 kaki kubik = 113,267 Liter
b. Jumlah roda :1
c. Material : besi
d. Finishing : cat merah
e. Berat produk : 5 kg
f. 13 inci x 3 inci (3,25/3,00-8) tahun pneumatik & roda las
Pada proyek ini Wheelbarrow digunakan untuk mengangkut pasir, semen,
dan material campuran beton ke bak pengaduk dan concrete mixer. Selain itu
gerobak dorong ini juga bisa digunakan untuk memindahkan sisa galian tanah.

Gambar 3.11 Wheelbarrow


3.1.11 Mesin Gerinda
Mesin gerinda adalah salah satu mesin perkakas yang digunakan untuk
mengasah atau memotong ataupun menggerus benda kerja dengan tujuan untuk
kebutuhan tertentu. Prinsip kerja mesin gerinda adalah batu gerinda berputar
bersentuhan dengan benda kerja sehingga terjadi pengikisan, penajaman,

26
pengasahan atau pemotongan. Pada Proyek Pembangunan Asrama Putra Pondok
Pesantren Modern ZIIZ Cilongok menggunakan mesin gerinda tangan.
Fungsi utama mesin gerinda secara umum adalah :
1. Memotong benda kerja yang ketebalannya yang tidak relative tebal.
2. Menghaluskan dan meratakan benda kerja.
3. Sebagai proses jadi akhir ( finishing ) pada benda kerja.
4. Mengasah alat potong agar menjadi tajam.
5. Menghilangkan sisi tajam pada benda kerja.
6. Membentuk suatu profil pada benda kerja ( baik itu elips, siku, dan lain-lain).

Gambar 3.12 Mesin Gerinda


3.1.12 Mesin Aduk Beton
Molen beton atau yang sering disebut mesin aduk beton merupakan salah
satu alat yang mendukung pekerjaan konstruksi. Mesin ini digunakan untuk
membantu proses aduk semen. Dengan menggunakan mesin ini adukan beton akan
lebih merata, efisien dan hemat tenaga. Disamping fungsi dan kegunaannya, mesin
molen beton memiliki bagian-bagian penunjang kerja mesin sebagai berikut:
1. Motor
Bagian ini terletak pada bagian kerangka yang berfungsi untuk menggerakan
tabung aduk sehingga terjadi perputaran pada tabung aduk dan mencampur
adonan semen secara merata.
2. Roda mesin molen
Bagian roda ini berfungsi untuk memindahkan mesin dengan mudah dari satu
lokasi ke lokasi lain.

27
3. Kerangka
Merupakan bagian tubuh dari mesin beserta roda dan batang Tarik mesin agar
dapat menopang bagian-bagian molen yang didesain sedimikian rupa sehingga
mesin dapat dengan mudah dipindah.
4. Batang Tarik mesin
Bagian ini berupa besi yang fungsinya mempermudah pengguna saat ingin
menarik dan memindahkan mesin dari satu lokasi ke lokasi lain.
5. Kunci roda pembalik
Bagian ini berfungsi untuk mengunci roda pembalik tabung aduk agar bisa
dipindah-pindahkan ketempat lain.
6. Roda pembalik tabung
Bagian ini terletak didekat tabung agar dapat mengubah posisi tabung aduk saat
diisi campuran bahan yang ingin diaduk dan ketika hasil adukan ingin
ditumpahkan
7. Tabung aduk
Bagian ini berbentuk silinder dengan lapisan atas berbentuk kerucut terbuka
pada ujungnya dan bagian bawah tertutup. Bagian ujung atas kerucut ini
terdapat lubang untuk memasukan bahan susunan adukan beton dan juga untuk
menumpahkan hasil adukan beton setelah selesai dicampur.
Spesifikasi mesin aduk beton yang digunakan pada proyek Pembangunan
Asrama Putra Pondok Pesantren Modern ZIIZ Cilongok adalah sebagai berikut :
Nama alat : HERCULES
Kapasitas : 350 L (satu sac semen)
Mesin penggerak : Diesel 8 HP/2200 RP
Bahan bakar : Solar
Drum speed : 24 – 25 RPM
Alat ini digunakan untuk membuat beton site mix pada pengadukan lantai
kerja, pemasangan batu-bata dan plesteran. Adukan beton didapatkan oleh alat ini
akan lebih homogen jika dibandingkan dengan cara adukan manual.

28
Gambar 3.13 Mesin Mixer Molen Beton
3.1.13 Dump Truck
Dump truck adalah truk jungkit atau truk pembuang yang isinya dapat
dikosongkan tanpa penanganan. Truk pembuang biasanya digunakan untuk
mengangkut barang semacam pasir, krikil atau tanah untuk keperluan kontruksi .
Tipe dari alat berat yang satu ini ternyata begitu beragam, diantaranya:
1. Rear Dump
2. Side Dump
3. Bottom Dump
4. On Highway
5. Off Highway
Spesifikasi umum Dump Truck yang digunakan dalam suatu proyek adalah
sebagai berikut:
Bahan bakar : Solar
Ukuran luar : P. 3600 L. 2000 T. 800
Ukuran dalam : P. 3500 L. 1900 T. 700
Sub frame : UNP 140
Main Frame : UNP 120
Cross member : UNP 10
Plat lantai : Mild steel 4.0 mm
Plat panel/dinding : Mild steel 3.0 mm
Tulang panel : UNP 10

29
Model hydrolik : Tentsuki KRM 146
Gear pump : KP 55
Truk angkut atau Dump Truck pada proyek ini digunakan untuk mengangkut
material batu kali, kerikil, pasir, bata merah, dan tanah urugan.

Gambar 3.14 Dump Truck


3.1.14 Excavator
Excavator merupakan alat berat yang terdiri dari boom (bahu), lengan (arm)
dan bucket. Excavator dijalnakan oleh tenaga hidrolis yang dijalankan dengan
mesin diesel yang berada pada diatas trackshoe ata rantai. Excavator bisa disebut
alat serba guna pasalnya dia dapat melakukan pekerjaan konstruksi lainnya. Pada
proyek pembangunan Asrama Putra Pondok Pesantren Modern ZIIZ Cilongok
Gedung-A excavator digunakan untuk:
1. Menggali lubang dan pondasi bangunan
2. Meratakan tanah.
3. Menganggkut material berat.
Perlu diektahui pula tentang bagian-bagian dari excavator, bagian-bagian
utama dari excavator antara lain:
a. Bagian atas revolving unit (bisa berputar);
b. Bagian bawah travel unit (bisa berjalan);
c. Bagian attachment yang dapat diganti.
Spesifikasi umum Dump Truck yang digunakan pada proyek ini adalah
sebagai berikut:
1. Nama : Komatsu PC 75
2. Berat operasional : 7.400 kg

30
3. Kapasitas bucket atau ember : 0.30 m2
4. Kedalaman galian maksimum : 4.25 m
5. Tinggi alat : 2.66 m
6. Panjang alat : 6.01 m
7. Lebar alat : 2.05 m
8. Mesin : 4 Silinder model 4D98E
9. Tenaga : 64.8 hp pada 2.300 rpm
10. Kapasitas bahan bakar : 100 liter
Backhoe dikhususkan untuk penggalian yang letaknya di bawah kedudukan
backhoe itu sendiri. Keuntungan backhoe jika dibandingkan terhadap dragline dan
clamshell yang fungsinya juga hampir sama adalah dapat menggali dengan
kedalaman yang lebih teliti, juga backhoe bisa digunakan sebagai alat pemuat bagi
truck-truck. Pada umumnya jenis backhoe dibedakan menurut kendalinya adalah :
a. Dengan cable controlled.
b. Dengan hydraulic controlled.
Pada prinsipnya cara kerja kedua jenis backhoe ini hampir sama, hanya
saja perlu kita ketahui bahwa suatu kerugian untuk kendali hidraulik (hydraulic
controlled) adalah bahwa kemungkinan untuk diganti dengan attachment lain
adalah terbatas sekali. Selain itu excavator juga dapat digunakan untuk
menghancurkan batuan (hammering) atau mengebor (drilling).
Waktu siklus dan kerja backhoe
Gerakan - gerakan backhoe dalam beroprasi, terdiri dari empat :
1. Mengisi bucket (land bucket)
2. Mengayun (swing loaded)
3. Membongkar ke ban (bump bucket)
4. Mengayun balik (swing empty)
Empat gerakan dasar tadi akan menentukan lama waktu siklus, tetapi waktu
siklus ini juga tergantung dari ukuran backhoe, backhoe yang ukuran kecil waktu
siklusnya akan lebih cepat dari pada backhoe yang besar, dan tentu saja kondisi
kerja yang berpengaruh. Dengan kondisi kerja yang baik siklus waktu akan lebih
kecil (cepat), sebaliknya dengan kinerja yang seperti :
a. Penggalian tanah liat atau keras

31
b. Penggalian parit pada tanah yang keras
Tanah yang sulit untuk digali, waktu pengisian akan lebih lama. Penggalian
parit yang dalam dengan jarak pembuangan yang agak jauh, maka bucket harus
bergerak lebih jauh, dengan demikian siklus waktu akan lebih lama. Tempat
pembuangan tanah atau pembuangan tanah diatas truck dapat mempengaruhi siklus,
jika tempat pembuangan tanah atau truck berada satu bidang dengan excavator,
maka waktu pembuangan praktis berkisar antara 10 dan 17 detik.

Gambar 3.15 Excavator


3.1.15 Concrete Vibrator
Concrete vibrator digunakan sebagai pemadat pada saat pengecoran yang
sedang berlangsung dengan cara menggetarkannya. Hal ini untuk menghindari
adanya gelembung-gelembung udara yang terjadi pada saat pengecoran yang dapat
menyebabkan pengeroposan pada beton sehingga mengurangi kekuatan struktur
beton itu sendiri, terutama untuk volume pengecoran yang besar, alat ini sangat
penting. Penggunaannya tidak boleh miring dan terlalu lama pada satu tempat saja
serta tidak boleh mengenai tulangan yang akan menyebabkan bergesernya letak
tulangan. Pada prinsipnya alat penggetar ini terdiri dari:
a. Sumber tenaga (mesin diesel).
b. Batang penggetar.

32
Batang penggetar (tongkat besi) dengan jarum penggetar di ujungnya yang
dihubungkan dengan motor kompresor sehingga dapat berputar menggetarkan
adukan beton. Batang penggetar ini bisa digerakkan melengkung sesuai dengan
arah yang dikehendaki. Dalam penggunaan alat penggetar ini perlu diperhatikan
hal-hal sebagai berikut:
1) Ujung batang penggetar harus dimasukkan ke dalam adukan kira-kira vertikal,
tetapi dalam keadaan khusus diperbolehkan miring 45˚.
2) Selama penggetaran, ujung batang penggetar tidak boleh horizontal karena dapat
menyebabkan pemisahan bahan.
3) Selama penggetaran harus dijaga agar tidak mengenai cetakan atau bagian beton
yang mulai mengeras.
4) Lapisan adukan beton tidak boleh lebih tebal dari panjang jarum penggetar atau
tidak boleh lebih tebal dari 30-50 cm, sebab pada pemadatan konstruksi yang
tebal yang tidak dilakukan lapis demi lapis, hasil pemadatannya tidak akan
sempurna.
5) Ujung batang penggetar ditarik dari adukan beton apabila sudah mulai nampak
di sekitar jarum atau sekitar 10-15 detik untuk satu posisi (air semen mulai
memisah dari agregat). Ujung batang vibrator diusahakan tidak mengenai
tulangan.
Concrete vibrator yang digunakan pada Pembangunan Asrama Pondok
Pesantren Modern ZIIS Gedung - A adalah Shaft Vibrator + Engine Mikasa FX-60
E dengan spesifikasi sebagai berikut :
a. Model Number : GX160 (5 HP)
b. Dimensions (LxWxH) (mm) : 420x320x500
c. Power (HP) :5
d. Vibration Head (mm) : 40/500
e. Type : Honda
f. Berat (Kg) : 10.6
g. Weight : 18 kg
Pada proyek ini Concrete vibrator digunakan sebagai pemadat pada saat
pengecoran plat lantai.

33
Gambar 3.16 Concrete vibrator
3.1.16 Truck Mixer
Truk beton atau Truck Mixer Concrete adalah alat yang digunakan untuk
mengangkut ready mix concrete dari batching plant beton menuju proyek.
Concrete mixer truck merupakan unit yang mencampur air, agregat, pasir
atau kerikil, dan semen untuk membentuk beton secara ekonomis dan cepat.
Terdapat 4 tipe mixer truck yaitu berdasarkan bahan, bentuk discharge, volume
tangki air, dan tipe driving.
Spesifikasi Concrete Mixer Truck yang digunakan adalah sebagai berikut:
Drum Capacity : 7 m³
Mixing Capacity : Max 7 m³
Hydraulik Pump : Euro Part PV 23 – Max Speed 2590 RPM
Hydraulik Motor : Euro Part MF 23 – Max Speed 2590 RPM
Water Tank Capacity : 600 Liter
Merk Truk : Hino
Pada proyek Pembangunan Gedung Asrama Putra Pondok Pesantren Modern
ZIIZ Cilongok truk beton digunakan dalam pekerjaan pengecoran lantai kerja, pelat
lantai, balok. Penggunaan truk beton ini untuk efisiensi biaya dan waktu jika
dibandingkan dengan menggunakan tenaga manusia.

34
Gambar 3.17 Truk Mixer
3.2 Material
Sebagai komponen yang sangat menentukan mutu dari hasil pekerjaan, maka
mutu bahan bangunan yang digunakan harus disesuaikan dengan ketentuan yang
ada. Penggunaan bahan bangunan hendaknya bahan yang baru, sedangkan
pemakaian bahan bekas atau lama harus dengan persetujuan dari pemberi tugas agar
ada kesesuaian bahan yang dipesan.
Agar bahan bangunan tetap dalam kondisi yang layak pakai, maka cara
penyimpanannya harus diperhatikan dan menjadi tanggung jawab pelaksana.
Apabila selama penyimpanan bahan menjadi tidak layak pakai, maka pelaksana
wajib mengganti dengan bahan yang memenuhi syarat.
3.2.1 Semen Portland
Semen portland adalah jenis semen yang paling umum digunakan secara
umum diseluruh dunia sebagai bahan dasar beton, mortar, plester dan adukan non
spesialis. Semen portland adalah bahan pengikat hidrolis berupa bubuk-bubuk halus
yang dihasilkan dengan cara menghaluskan klinker yang terdiri dari silikat-silikat
kalsium yang bersifat hidrolis, dengan batu gips sebagai bahan tambahan. Fungsi
utama semen adalah mengikat butir-butir agregat hingga membentuk suatu massa
padat yang akan mengisi rongga-rongga diantara butir-butir agregat. Persentase
kandungan semen dalam beton yaitu 10% dari berat campuran beton, walaupun
hanya 10 % tapi semen sangat penting karena semen berfungsi untuk mengikat
agregat halus dan agregat kasar pada beton.

35
Syarat- syarat sesuai dengan standar normalisasi Indonesia sebagai berikut :
a. Waktu pengikatan awal untuk segala jenis semen tidak boleh kurang dari 1 jam
(60menit).
b. Pengikata awal semen normal 60 - 120 menit.
c. Air yang digunakan memenuhi syarat air minum, yaitu bersih dari zat organis yang
dapat mempengaruhi proses pengikatan awal.
d. Suhu ruang 23°C.
Syarat Penyimpanan Semen sebagai berikut :
a. Siapkan area penyimpanan yang tertutup sehingga dapat menghindarkan dari
kelembaban dan juga terkena air hujan dan paparan sinar matahari.
b. Hindarkan menyimpan kemasan semen dari kontak langsung dengan tanah atau
lantai. Berikan alas papan kayu atau tripleks. Lebih baik lagi jika diberikan jarak
antara alas kayu tadi dengan lantai. Hal ini untuk menghindari perubahan
temperatur lantai yang menyebabkan terjadinya kelembaban.
c. Susun semen secara bersilang seperti menyusun batu bata. Hal ini supaya ada
sirkulasi udara yang cukup di antara kemasan-kemasan semen, sehingga
kelembaban akibat terperangkapnya uap air dapat dihindari. Susunan tumpukan
semen yang bersilang juga lebih kokoh sehingga tidak mudah roboh.
d. Berikan jarak antara susunan semen. Hindarkan susunan yang terlalu rapat
supaya sirkulasi udara tetap terjaga. Uap air yang terkandung dalam dara yang
terjebak di antara susunan kemasan semen ini akan menyebabkan kelembaban.
Jika dibiarkan, kelembaban ini akan menyebabkan mengerasnya semen yang
disimpan.
e. Tutuplah semen dengan kain terpal jika semen disimpan di dalam ruangan besar
seperti bangunan gudang warehouse. Hal ini perlu untuk menghindari semen
dari paparan sinar matahari yang masuk lewat jendela gudang.
f. Gunakan prinsip manajemen logistik FIFO (First In First Out). Gunakan lebih
dulu barang yang pertama disimpan. Susunlah tumpukan semen sesuai tanggal
kedatangannya. Usahakan semen yang datang pertama, disusun di posisi yang
mudah dicapai, sehingga dapat digunakan lebih dulu daripada semen yang
datang belakangan. Hal ini perlu untuk menjaga kualitas semen. Sehingga
penumpukan semen lama dapat dihindari. Semen yang lama disimpan akan

36
berisiko mengeras dan rusak. Hal ini adalah pemborosan yang menyebabkan
kerugian.
g. Jika semen disimpan bersama barang-barang lain, usahakan supaya tumpukan
barang-barang tersebut tidak menghalangi sirkulasi udara di dalam area
penyimpanan.
h. Berikan juga jarak antara barang-barang tersebut dengan tumpukan semen.
Jangan ditumpuk langsung dengan semen. Hal ini untuk menghindari rusaknya
kemasan semen. Kemasan semen yang rusak akan menyebabkan masuknya uap
air dan semen akan mengeras tanpa kita sadari.
i. Jaga kondisi ruangan penyimpanan selalu dalam keadaan bersih dan kering.
Pastikan tidak ada kebocoran atap yang menyebabkan masuknya air hujan ke
dalam area penyimpanan.
Semen Portland digunakan untuk konstruksi umum seperti pekerjaan beton,
pasangan bata, pagar dinding, dan sebagainya. Pada Proyek Pembangunan Asrama
Putra Pondok Pesantren Modern ZIIZ Cilongok, semen yang digunakan adalah
semen Bima. Semen ditempatkan di tempat yang sudah sediakan yaitu di gudang
atau di bedeng.

Gambar 3.18 Semen Portland Bima


3.2.2 Agregat Kasar
Agregat kasar (Coarse Aggregate) biasa juga disebut kerikil sebagai hasil
disentegrasi alami dari batuan atau berupa batu pecah yang diperoleh dari industri
pemecah batu, dengan butirannya berukuran antara 4,76 mm – 150 mm.

37
Agregat kasar (kerikil/batu pecah) yang akan dipakai untuk membuat
campuran beton harus memenuhi persyaratan-persyaratan sebagai berikut :
a. Kerikil atau batu pecah harus terdiri butir-butir yang keras dan tidak berpori serta
mempunyai sifat kekal (tidak pecah atau hancur oleh pengaruh cuaca seperti
terik matahari atau hujan). Agregat yang mengandung butir-butir pipih hanya
dapat dipakai jumlah butir-butir pipih tersebut tidak melebihi 20% dari berat
agregat seluruhnya.
b. Tidak boleh mengandung bahan yang reaktif terhadap alkali jika agregat kasar
digunakan untuk membuat beton yang akan mengalami basah dan lembab terus
menerus atau yang akan berhubungan dengan tanah basah. Agregat yang reaktif
terhadap alkali boleh untuk membuat beton dengan semen yang kadar alkalinya
dihitung serta Natrium Oksida tidak lebih dari 0,6%, atau dengan menambahkan
bahan yang dapat mencegah terjadinya pemuaian yang dapat membahayakan
oleh karena reaksi alkali-agregat tersebut.
c. Sifat kekal dari agregat kasar dapat diuji dengan larutan jenuh garam sulfat
sebagai berikut :
1) Jika dipakai natrium sulfat (Na2SO4), bagian yang hancur maksimum
12% berat agregat.
2) Jika dipakai magnesium sulfat (MgSO4), bagian yang hancur maksimum
12% berat agregat.
d. Agregat kasar tidak boleh mengandung bahan-bahan yang dapat merusak
beton seperti bahan-bahan yang freaktif sekali dan harus dibuktikan dengan
percobaan warna dengan larutan NaOH. Agregat kasar tidak boleh
mengandung lumpur lebih dari 1% (terhadap berat kering) dan apabila
mengandung lebih dari 1% agregat kasar tersebut harus dicuci.
e. Kekerasan dari agregat kasar diperiksa dengan bejana penguji dari Rudeloff
dengan beban penguji 20 ton dan harus memenuhi syarat-syarat sebagai
berikut :
1) Tidak terjadi pembubukan sampai fraksi 9,5-19 mm lebih dari 24% berat.
2) Tidak terjadi pembubukan sampai fraksi 19-30 mm lebih dari 22% berat.
f. Agregat kasar harus terdiri dari butir-butir yang beraneka ragam besarnya dan
apabila diayak dengan ayakan standard ISO harus memenuhi syarat sebagai

38
berikut :
1) Besar butir agregat kasar maksimum tidak boleh lebih daripada 1/5 jarak
terkecil antara bidang-bidang sampai cetakan, 1/3 dari tebal pelat atau 3/4 dari
jarak bersih minimum antara batang-batang atau beerkas tulangan.
2) Gradasi dari agregat-agregat tersebut secara keseluruhan harus dapat
menghasilkan mutu beton yang baik, padat dan mempunyai daya kerja yang
baik dengan semen dan air, dalam proporsi campuran yang dipakai.
Syarat-syarat penyimpanan agreat kasar sebagai berikut :
a. Penimbunan agregat di lapangan, harus diberi alas agar tidak bercampur dengan
tanah dan lumpur.
b. Di atasnya ditutup dengan terpal agar terhindar dari hujan, karena agregat yang
terlalu basah akan sulit untuk menentukan kadar air semennya pada waktu
membuat adukan.
c. Penumpukan pasir hendaknya sedekat mungkin dengan lokasi pekerjaan agar
lebih mudah mengambilnya.
Pada proyek ini agregat kasar berupa batu pecah di gunakan untuk campuran
beton struktural. Batu pecah ini berasal dari Stone Crusher Warsito Karanglewas.

Gambar 3.19 Agregat Kasar


3.2.3 Agregat Halus
Agregat halus untuk beton dapat berupa pasir alam sebagai hasil
desintegrasi alami dari batuan-batuan atau berupa pasir buatan yang dihasilkan oleh
alat pemecah batu. Agregat ini berukuran 0,063 mm – 4,76 mm yang meliputi pasir

39
kasar (coarse sand), untuk beton penahan radiasi, serbuk baja halus dan serbuk besi
pecah digunakan sebagai agregat halus, menurut PBI agregat halus harus memenuhi
syarat :
a. Agregat halus harus terdiri dari butiran-butiran tajam, keras, dan bersifat kekal
artinya tidak hancur oleh pengaruh cuaca dan temperatur, seperti terik matahari,
hujan dan lain-lain
b. Agregat halus tidak boleh mengandung bahan organik (zat hidup) terlalu banyak
dan harus dibukikan dengan percobaan warna dari ABRAMS-HARDER dengan
larutan NaOH 3%
c. Angka kehalusan (Fineness Modulus) untuk Coarse Sand antara 3,3 – 4,5
d. Agregat halus harus terdiri dari butiran yang beranekaragaman besarnya.
e. Kadar lumpur atau bagian butir yang lebih kecil dari 75 mikron (ayakan no 200)
dalam % berat maksimum:
1) Untuk beton yang mengalami abrasi, 3 %.
2) Untuk beton jenis lainnya, 5.0 %.
Agregat halus tidak boleh mengandung bagian yang lolos lebih dari 45%
pada suatu ukuran ayakan dan tertahan pada ayakan berikutnya. Modulus kehalusan
tidak boleh kurang dari 2,3 dan lebih dari 3,1.
Syatarat penyimpanan agregat halus sebagai berikut :
a. Penimbunan agregat di lapangan, harus diberi alas agar tidak bercampur dengan
tanah dan lumpur.
b. Di atasnya ditutup dengan terpal agar terhindar dari hujan, karena agregat yang
terlalu basah akan sulit untuk menentukan kadar air semennya pada waktu
membuat adukan.
c. Penumpukan pasir hendaknya sedekat mungkin dengan lokasi pekerjaan agar
lebih mudah mengambilnya
Pada proyek ini agregat halus berupa pasir di gunakan untuk campuran
beton non struktural dan juga mortar. Pasir ini berasal dari Sungai Serayu.

40
Gambar 3.20 Agregat Halus
3.2.4 Kawat Bendrat
Kawat bendrat adalah kawat yang memiliki diameter kecil, kawat ini
biasanya terbuat dari baja ataupun besi sehingga memiliki kekuatan dan tidak kaku.
Kawat yang satu ini menjadi salah satu material wajib pada konstruksi bangunan,
meskipun kecil kawat ini memiliki fungsi dan mafaat yang vital. Ukuran kawat
bendrat memang tidak besar, kawat ini memiliki diameter sekitar 1mm, cukup kecil
tetapi memiliki kualitas yang sangat bagus.
Kawat ini memiliki fungsi utama mengikat, kelenturan dan kekuatannya
kawat menjadikan para tukang biasa memanfaatkannya untuk mengikat besi beton
ulir maupun besin beton polos, kawat akan mengikat dengan kuat dan tidak akan
mudah lepas. Ketika rangka dicor kawat ikut melekat dengan cor dan konstruksi
menjadi semakin kuat.
Syarat Penyimpanan kawat bendrat:
a. Menyimpan pada lokasi atau tempat yang bersuhu kering agar terhindar
dari korosi atau berkarat
b. Dalam menyimpan tidak boleh langsung berhubungan dengan tanah.
Pada proyek ini kawat bendrat digunakan untuk mengikat besi tulangan
agar kuat dan tidak mudah lepas.

41
Gambar 3.21 Kawat Bendrat
3.2.5 Baja Tulangan
Baja tulangan beton adalah baja yang berbentuk batang berpenampang
lingkaran yang digunakan untuk penulangan beton, yang diproduksi dari bahan
baku billet dengan cara hot rolling. Berdasarkan bentuknya, baja tulangan beton
dibedakan menjadi 2 (dua) jenis yaitu baja tulangan beton polos dan baja tulangan
beton deformed.
Baja tulangan polos (BJTP) adalah baja tulangan beton berpenampang
lingkaran dengan permukaan rata tidak ulir dan baja tulangan deformed (BJTD)
adalah baja tulangan beton dengan bentuk khusus yang permukaannya memiliki ulir
melintang dan rusuk memanjang yang dimaksudkan untuk rneningkatkan daya
lekat dan menahan gerakan membujur dari batang secara relatif terhadap beton.
Syarat baja tulangan polos sebagi berikut :
a. Sifat tampak
Baja tulangan polos tidak boleh menganudng serpihan, lipatan, retakan, cema
(luka pada besi yang terjadi karena proses canai) yang dalam dan hanya
diperkenankan berkarat ringan pada permukaan.
b. Bentuk
Besi tulangan polos, permukan batang baja tulangan harus tidak ulir

42
Syarat baja tulangan deformed atau ulir sebagi berikut :
a. Baja tulangan ulir (deformed) harus mempunyai ulir yang teratur. Setiap batang
diperkenankan mempunyai rusuk memanjang yang sejajar dan sejajar dengan
sumbu batang, serta ulir lainya dengan arah melintang sumbu batang.
b. Ulir melintang sepanjang batang baja tulangan harus terletak pada jarak yang
teratur. Serta mempunyai bentuk dan ukuran yang sama. Bila diperlukan tanda
atau huruf - huruf pada permukaan baja tulangan, maka ulir melintang pada
posisi di mana angka atau huruf dapat di abaikan.
c. Ulir melintang tidak boleh membentuk sudut kurang dari 45° terhadap sumbu
batang, apabila membentuk sudut antara 45° sampai dengan 75°, arah sirip
melintang pada satu sisi atau kedua sisi dibuat berlawanan. Bila sudutnya di atas
70° arah berlawanan tidak diperlukan
Penyimpanan Baja Tulangan sebagai berikut :
a. Dalam pelaksanaan dilapanagan baja tulangan tidak disimpan didalam gudang
akan tetapi dibiarakan di udaran terbuka.
b. Baja tulangan dalam penimbunannya tidak boleh langsung berhubungan dengan
tanah
c. Batang tulangan yang jenis dan ukurannya yang berbeda harus di pisahkan.
Pada proyek Pembangunan Asrama Putra Pondok Pesantren Modern ZIIZ
Cilongok baja tulangan digunakan untuk menambah kekuatan beton pada bagian
strutural seperti pondasi, sloof, kolom, balok dan lain lain. Baja tulangan diproduksi
oleh Krakatau Steel dengan ukuran D16 BJTD 40 Mpa yang digunkan untuk
tulangan utama struktur seperti kolom dan tulangan lentur untuk footplat, Ø10
BJTS 24 Mpa untuk tulangan sengkang kolom balok dan sloof, dan Ø13 BJTP 24
Mpa untuk tulangan utama sloof .

43
Gambar 3.22 Baja Tulangan

3.2.6 Batu Bata


Batu bata merupakan salah satu bahan material sebagai bahan pembuat
dinding, batu bata terbuat dari tanah liat yang dibakar sampai berwarna kemerah
merahan, seiring perkembangan teknologi, penggunaan batu bata semakin
menurun, munculnya material-material baru seperti gipsum dan bambu yang telah
diolah, cenderung lebih dipilih karena memiliki harga lebih murah dan secara
arsitektur lebih indah. Batu Bata dalam sebuah bangunan rumah memiliki peranan
yang sangat vital, seindah apapun rumah tanpa batu bata belum bisa dikatakan
sebuah rumah. Namun seiring perkembangan arsitektur, batu bata tak hanya sebatas
pelindung sebuah rumah semata, kini peranan batu bata bergeser kearah yang lebih
luas.
Persyaratan batu bata atau bata merah menurut SNI-002178 dan PUBI 1982
adalah sebagai berikut :
a. Bentuk standar bata ialah prisma segi empat panjang, bersudut siku-
siku dan tajam, permukaan rata dan tidak retak-retak
b. Ukuran standar
Menurut SII-0021-78
Modul M-5a : 190 x 90 x 65 mm
Modul M-5b : 190 x 140 x 65 mm
Modul M-6 : 230 x 110 x 55 mm
Menurut NI-10-1978
Panjang : 240 mm

44
Lebar : 115 mm
Tebal : 52 mm
c. Bata dibagi menjadi 6 kelas kekuatan yang diketahui dari besar kekuatan tekan
yaitu kelas 25, kelas 50, kelas 150, kelas 200 dan kelas 250. Kelas kekuatan ini
menunjukan kekutan tekan rata-rata minimal dari 30 buah bata yang diuji.
d. Bata merah tidak mengandung garam yang dapat larut sedemikian banyaknya
sehingga pengkristalanya (yang berupa bercak putih) menutup lebih dari 50%
permukaan batanya.
Cara Menyimpan batu bata merah sebagai berikut :
a. Tutup dengan terpal
Meski terlihat kuat dan keras, meletakkan batu-bata di luar dan terpaan hujan
dalam waktu yang lama akan membuat ketahanannya menurun. Jika terus
dibiarkan, batu-bata tersebut akan retak dan hancur. Cara menyimpan yang
direkomendasikan adalah menaruh batu bata di tempat yang kering, diberikan
alas agar kelembapannya terjaga, lalu tutup bagian atasnya dengan terpal atau
bahan sejenis yang kedap air.
b. Tempatkan balok agar tak bersentuhan langsung dengan tanah
Salah satu material yang tidak terlalu terpengaruh dengan kondisi cuaca adalah
pasir. Namun, tidak ada salahnya bila pasir diberi pelindung berupa balok di
setiap sisinya dan terpal sebagai penutupnya. Hal ini berguna mencegah pasir
yang hanyut akibat terbawa air hujan.
c. Ketahui waktu pemasangan
Untuk material yang mudah pecah seperti kaca, keramik, atau pipa, pastikan
saat membelinya mendekati waktu pemasangan. Jika disimpan dalam waktu
terlalu lama, material-material di atas akan berisiko pecah atau tertimpa material
lain.
Proyek Pembangunan Asrama Putra Pondok Pesantren ZIIZ Cilongok
menggunakan bata merah berasal dari pabrik batu bata Cilongok, batu bata merah
di gunakan untuk membuat dinding.

45
Gambar 3.23 Batu bata merah
3.2.7 Papan Bekisting
Bekisting merupakan cetakan beton lengkap dengan konstruksi pendukung
yang memungkinkan pengecoran beton sampai mengeras. Bekisting harus
menggunakan bahan yang kuat, tidak berlubang, bersih dan permukaannya rata.
Bekisting diikat menggunakan sabukan bekisting agar kuat dan tidak mudah
lepas saat pengecoran. Bekisting pada pelat menggunakan balok kayu dan steger
bambu untuk menahan beban yang bekerja saat pengecoran.
Ada 3 persyaratan yang harus dipenuhi pemasangan bekisting :
a. Syarat kekuatan, yaitu bagaimana material bekisting seperti balok kayu tidak
patah ketika menerima beban yang bekerja
b. Syarat kekakuan, yaitu bagaimana material bekisting tidak mengalami
perubahan bentuk/deformasi yang berarti, sehingga tidak membuat struktur sia-
sia
c. Syarat stabilitas, yang berarti bahwa balok bekisting dan tiang/perancah tidak
runtuh tiba-tiba akibat gaya yang bekerja.
Cara penyimpanan :
Bahan bangunan lainnya yang mesti ekstra diperhatikan adalah yang
berbahan kayu. Sebagai bahan dasar pembuat kusen, plafon dan pintu, sebaiknya
simpan material ini jauh dari tempat yang terkena air hujan atau pada tempat yang
benar-benar kering. Guyuran hujan dan suhu yang lembab akan berpengaruh pada
kekuatan daya topang kayu.

46
Pekerjaan bekisting bisa jadi hal penting dalam proyek bangunan,
kesalahan dalam perencanaa, pengadaan atau pengelolaanya bisa menyebabkan
keterlambatan atau bahkan kegagalan proyek. Apalagi jika proyek yang dikerjakan
tergolong skala besar seperti gedung bertingkat tinggi atau jembatan besar.
Penggunaan bekisting di proyek ini adalah untuk bekisting pada pondasi, kolom,
balok dan pelat lantai.
Begisting dalam proyek ini digunakan untuk pencetakan konstruksi beton
seperti, sloof, kolom, balok dan lain sebagainya.

Gambar 3.24 Papan bekisting

Gambar 3.25 Kaso 5/7


3.2.8 Bambu
Tanaman bambu merupakan tanaman jenis rerumputan dengan rongga dan
ruas di batangnya. Dari berbagai jenis tumbuhan, bambu merupakan tumbuhan
paling cepat tumbuh, karena memiliki sistem rhizoma-dependen unik, dalam sehari
bambu dapat tumbuh sepanjang 60 cm (24 Inchi) bahkan lebih, tergantung pada
kondisi tanah dan klimatologi tempat ditanam.

47
Bambu memiliki beberapa kelebihan salah satunya adalah memiliki daya
tekan yang cukup besar sehingga dapat digunakan sebagai bahan konstruksi,
dengan ketajaman arsitek, pengawet yang baik, dan teknik sambung yang benar
dapat menjadikan bambu sebagai bahan konstruksi dapat bersaing dengan bahan-
bahan kostruksi seperti kayu dan lainya.
Persyaratan bambu bebagai berikut :
a. Bambu harus tua
b. Berwarna kuning jernih atau hijau tua
c. Berbintik putih pada pangkalnya
d. Berserat padat dengan permukaan yang mengkilap
e. Di tempat ruas tidak boleh ada pecah
Syarat penyimpanan bambu sebagai berikut :
a. Bambu yang telah diawetkan dan dalam keadaan basah dapat disimpan
horizontal di gudang atau tempat yang terlindung dari air dan panas matahari
secara langsung.
b. Tempat penyimpanan atau gudang harus memiliki ventilasi dan sirkulasi udara
yang baik untuk menghindari kelembaban berlebih yang dapat menimbulkan
jamur pada bambu.
c. Bambu tidak boleh kontak langsung dengan tanah atau lantai semen, dan harus
dinaikkan dari dasar lantai sekurang-kurangnya 30 cm agar ada sirkulasi udara
dibawah.
d. Tinggi maksimal setiap tumpukan adalah 30 cm, jika lebih, diantara tumpukan
harus diberi alas kayu/bambu lain agar ada sirkulasi udara.
e. Jika bambu yang diterima masih terlalu basah karena baru saja dibongkar dari
proses pengawetan, maka bambu harus disimpan secara vertikal selama 2-3 hari
sebelum disimpan horizontal, tujuannya adalah agar sisa-sisa air yang ada di
bagian rongga dalam bambu keluar sempurna sehingga proses pengeringan
menjadi lebih cepat.
f. Jika bambu dikeringkan dengan cara penjemuran, maka penjemuran haruslah
dijaga dan dibolak balik setiap beberapa jam agar batang bambu tidak mengalami
keretakan atau bahkan pecah.

48
Pada Proyek Pembangunan Asrama Putra Pondok Pesantren ZIIZ Cilongok,
bambu di gunakan sebagai perancah / steger dengan jarak antar bambu 50 cm.
Bambu berasai dari Sokaraja.

Gambar 3.26 Bambu


3.2.9 Air
Air merupakan bahan dasar pembuat beton yang diperlukan untuk bereaksi
kimia dengan semen yang memungkinkan untuk terjadinya pengikatan dan
pengerasan dan menjadi pelumas antara butir-butir agregat agar dapat mudah
dikerjakan (Kardiyono, 1996).
Reaksi air dan semen akan menghasilkan pasta semen yang berfungsi
sebagai pengikat antar agregat. Perbandingan air dan semen dalam pembuatan
beton sangat penting, karena akan berpengaruh pada kekuatan beton yang
dihasilkan dan kemudahan dalam pengerjaannya. Bila beton terlalu banyak
mengandung air akan menyebabkan timbulnya gelembung setelah proses hidrasi
selesai, bila beton kekurangan air akan menyebabkan proses pengerjaan beton sulit
dan beton akan menjadi kropos setelah mengeras sehingga kekuatannya akan turun.
Air yang digunakan dalam pembuatan beton harus memenuhi syarat-syarat
standar yang telah ditentukan. Menurut SK SNI S-04-1989-F syarat-syaratnya
adalah :
a) Air harus bersih, tidak berwarna dan tidak berbau.
b) Kandungan garam dan zat organik dalam air tidak lebih dari 15 gram/liter,
karena dapat merusak beton.
c) Kadar lumpur atau zat-zat lain yang terkandung dalam air tidak boleh lebih dari
2 gram/liter.
d) Tidak mengandung klorida lebih dari 0,5 gram/liter.

49
e) Tidak mengandung senyawa sulfat lebih dari 1 gram/liter.
Proyek ini menggunakan air untuk mencampur adukan beton dan juga mortal.
Air ini berasal dari sumur bor masjid pondok pesantren untuk mendapatkan kualitas
air yang sesuai dengan persyaratan teknis.
3.2.10 Batu Kali
Pada Proyek Pembangunan Pondok Pesantren ZIIZ Cilongok batu kali
digunakan sebagai pondasi menerus. Pada umumnya batu kali diperoleh dari sungai
atau penambangan pada pegunungan batu, pada proyek ini batu kali berasal dari
Sungai Serayu.
Syarat-syarat batu kali sebagai berikut :
a. Sejenis batu keras, liat, berat, dan berwarna kehitam-hitaman dan
mempunyai muka lebih dari tiga muka.
b. Tidak ringan, tidak mudah pecah, dan porous.
c. Bahan asal adalah batu besar yang kemudian di pecah-pecah menjadi
ukuran normal menurut tata cara pekerjaan yang bersangkutan.
d. Memenuhi peraturan umum Pemeriksaan Bahan Bangunan (NI-1970).

Gambar 3.27 Batu Kali

50

Anda mungkin juga menyukai