Anda di halaman 1dari 30

T. MUDI HAFLI., ST.

, MT
REKAYASA HIDROLOGI
Tipe Hujan

HUJAN KONVEKTIF HUJAN SIKLONIK


Tipe Hujan

HUJAN OROGRAFIK
MACAM-MACAM HUJAN
1. Berdasarkan Intensitas Hujan (mm.menit -1)
No. Derajad Intensitas Aplikasi di Lapang
Hujan (mm.menit-1)

1. Hujan <0.02 Tanah agak basah atau sedikit


sangat dibasahi
lemah
2. Hujan lemah 0.02 – 0.05 Tanah sudah dibasahi di lapisan atas
maupun dibawahnya
3. Hujan 0.05 – 0.25 Tanah sudah bisa dibuat melumpur
normal terutama untuk persemaian basah
pada padi dan bunyi hujan
kedengaran
4. Hujan deras 0.25 – 1.00 Air tergenang dimana-mana pada
permukaan yang rendah dan bunyi
air kedengaran dari genangan.
2. Berdasarkan Jumlah CH per Hari (mm.hari -1)
No. Keadaan Curah Jumlah CH per Hari
Hujan (mm.hari-1)

1. Hujan sangat <5


ringan
2. Hujan ringan 5 – 20

3. Hujan normal 20 – 50

4. Hujan lebat 50 – 100

5. Hujan sangat lebat > 100


3. Berdasarkan Ukuran Diameter Butir Hujan
(mm)
No. Jenis Curah Hujan Ukuran Butir
(mm)
1. Hujan gerimis ±5

2. Hujan halus ± 0.5

3. Hujan normal lemah ±1

4. Hujan normal deras ±2

5. Hujan sangat deras ±3


Alat Pengukur Hujan

• Alat ukur hujan dapat dibedakan menjadi 2 macam,


yaitu penakar hujan biasa (manual raingauge) dan
penakar hujan otomatis (automatic raingauge).
Stasiun Hujan
ALAT PENAKAR HUJAN BIASA

Alat Penakar Hujan


Biasa
PENAKAR HUJAN JENIS TIMBANGAN

Bucket

Silinder dibungkus
kertas berskala Pan

Pena Pemberat
ALAT PENAKAR HUJAN JENIS TIMBA JUNGKIT

Saringan
Tipping bucket

Pipa
pembuang
Penakar hujan jenis pelampung
Corong

Jam
pencatat

Kertas
perekam data
hujan

Pelampung
Sifon
Syarat teknis Penempatan dan
pemasangan alat pada stasiun hidrologi
 Penakar hujan ditempatkan pada lokasi sedemikian sehingga
kecepatan angin di tempat tersebut sekecil mungkin dan terhindar dari
pengaruh penangkapan air hujan oleh benda lain di sekitar alat
penakar hujan.
 Penempatan setasiun hujan hendaknya berjarak minimum empat kali
tinggi rintangan terdekat.
 Lokasi di suatu lereng yang miring ke satu arah tertentu hendaknya
dihindarkan.
 Penempatan corong penangkap hujan diusahakan dapat menghindari
pengaruh percikan curah hujan ke dalam dan disekitar alat penakar
sebaiknya ditanami rumput atau berupa kerikil, bukan lantai beton atau
sejenisnya.
ANALISIS
CURAH HUJAN

RATA RATA CURAH HUJAN


CURAH POLA HUJAN CURAH HUJAN
DURASI MENIT/
HUJAN HARIAN MAX
JAM
ANALISA TALBOT
ARITHMATIK ADVANCED
FREKWENSI
SHERMAN
NORMAL /
THISSEN
NORMAL LOG
POLYGON ISHIGIRO
NORMAL
GAMMA / INTENSITAS
ISOHYET DELAYED LOG CURAH
GAMMA HUJAN
PEARSON /
IDF
UNIT DISTRIBUSI LOG PERASON
HIDROGRAP HUJAN
GUMBLE RASIONAL
ALIRAN /
HIDROGRAP PUNCAK
BANJIR HUJAN BANJIR
RENCANA
JUMLAH CURAH HUJAN TAHUN 1982
DI STASIUN METEOROLOGI BLANG BINTANG ACEH BESAR

Tgl. Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des
1 - - 7 - - 22 - - 1 - 1 -
2 - 22 16 - 4 3.4 1 18 1 3 0.4 -
3 - - 34 - - 5 - - 1 - - 0.2
4 - - - - 4 3.1 - - - 45 25.3 -
5 - - - - - 5 1 - - - 23 -
6 - - - - - 2 6 - - - - 18
7 - - - - - 1.4 5 18.6 - - 11 10
8 6 - - - - - - 1 6 - - -
9 - - - - - - - 9.3 - 13 10.1 21.8
10 - - - 13 - - - 3 - - 2.9 6
11 - 27 1.6 12 6 - - 1 13.4 - 24 10.5
12 - 1 - - 16 - - 0.8 6 15.5 - -
13 - - - 9 5 - - - - 20 34 -
14 - - - - - - - 1 - 9.5 - 0.2
15 - - - - - - 5 - - - - -
16 - - 5.4 17 4 - 2 1 - - 4 3.5
17 - - 6 - 25.2 - 57 - - 9 - 16.3
18 - 21 51 - 13 - 29 - 48 - 2.5 -
19 - 43 - 13 35 - 1 - 2 - - -
20 - - 43 8 4 - - - - 1.5 34 11.5
21 - - - 1 1 - - - - 4.4 0.5 2.7
22 - - - - - - - - - 6 - -
23 - 8 - 1 1 - - 2 - - 10 -
24 - 1 - - 25 - - - - - - -
25 5 - - - - - - - - 10 0.6 -
26 1 - - - 1 - - - - - 32 -
27 - - - - 0.3 - - - - 11.4 20 3.5
28 - 42 - - 15 - - - - - - -
29 - - - 5.1 - - - - - 2 1.4
30 - 1.6 49 8.6 - - - 7 24.5 - 4.4
31 2 - 16 - - 9 4.7
R total 14.0 165.0 165.6 123.0 189.2 41.9 107.0 55.7 85.4 181.8 237.3 114.7
R maks 6.0 43.0 51.0 49.0 35.0 22.0 57.0 18.6 48.0 45.0 34.0 21.8
n 4 8 9 9 19 7 9 10 9 14 18 15
R1/2 6.0 50.0 58.6 34.0 35.0 41.9 18.0 52.7 28.4 106.0 131.7 66.7
R2/2 8.0 115.0 107.0 89.0 154.2 0.0 89.0 3.0 57.0 75.8 105.6 48.0
Keterangan :
- : Tidak ada hari hujan
TTU : Hujan tidak terukur
Satuan Ukuran curah hujan (mm)
Sumber Data : BMKG - Stasiun Meteorologi Banda Aceh
Analisa Frekuensi dan Probabilitas
 Sistem hidrologi kadang dipengaruhi oleh peristiwa-peristiwa ekstrim (hujan hebat, banjir &
kekeringan)
 Besaran peristiwa ekstrim berbanding terbalik dengan frekuensi kejadiannya (peristiwa ekstrim
jarang terjadi)
 Tujuan analisa frekuensi data hidrologi adalah berkaitan dengan besaran-besaran peristiwa
ekstrim yang berkaitan dengan frekunsi kejadiannya melalui penerapan distribusi kemungkinan
(data hidrologi yang dianalisa diasumsikan tidak bergantung/independent dan terdistribusi
secara acak dan bersifat stokasti/peluang.
 Frekuensi hujan adalah besaran kemungkinan suatu besaran hujan disamai atau dilampau.
 Kala-ulang (return period) adalah waktu hipotetik/dugaan dimana hujan dengan suatu besaran
tertentu akan disamai /dilampau (Misal. Hujan dgn return period 10 tahunan ≠ akan terjadi
setiap 10 tahun tetapi ada kemungkinan dalam jangka waktu 1000 th akan terjadi 100 kali
kejadian hujan 10 tahunan & ada kemungkinan selama kurun waktu 10 th terjadi hujan 10
tahunan lebuh dari satu kali/sebaliknya tidak terjadi sama sekali).
 Analis frekuensi didasarakan pada sifat statistik data kejadian yang telah lalu untuk
memperoleh probabilitas besaran hujan dimasa yang akan datang, dengan anggapan bahwa sifat
statistik kejadian hujan yang akan datang masih sama dengan sifat statistik kejadian hujan masa
lalu.
Analisa Frekuensi dan Probabilitas
Dalam ilmu statistik dikenal beberapa distribusi frekunsi dan 4 jenis distribusi yang
banyak digunakan dalam bidang hidrologi, yaitu :
1. Distribusi Normal
2. Distribusi Log Normal
3. Distribusi Log Person III
4. Distribusi Gumbel
Distribusi Normal

Distribusi normal / kurva normal / distribusi Gauss

XT = perkiraan nilai yang diharapkan terjadi dengan periode T-tahunan


= nilai rata – rata hitung variant
S = deviasi standart nilai variant
KT = faktor frekuansi, merupakan fungsi dari peluang/periode ulang dan
tipe model matematik distribusi peluang yang digunakan untuk
analisa peluang
Tabel Nilai Faktor Frekuensi (k) Sebagai Fungsi Dari Nilai CV

Koefisien Peluang Kumulatif P(%) : P(X<=X)

Variasi 50 80 90 95 98 99

(CV) Periode Ulang (Tahun)

2 5 10 20 50 100

0.05 -0.0250 0.8334 1.2965 1.6863 2.1341 2.4570

0.10 -0.0496 0.8222 1.3078 1.7247 2.2130 2.5489

0.15 -0.0738 0.8085 1.3156 1.7598 2.2899 2.2607

0.20 -0.0971 0.7926 1.3200 1.7911 2.3640 2.7716

0.25 -0.1194 0.7746 1.3209 1.8183 2.4318 2.8805

0.30 -0.1406 0.7647 1.3183 1.8414 2.5015 2.9866

0.35 -0.1604 0.7333 1.3126 1.8602 2.5638 3.0890

0.40 -0.1788 0.7100 1.3037 1.8746 2.6212 3.1870

0.45 -0.1957 0.6870 1.2920 1.8848 2.6731 3.2799

0.50 -0.2111 0.6626 1.2778 1.8909 2.7202 3.3673

0.55 -0.2251 0.6379 1.2613 1.8931 2.7613 3.4488

0.60 -0.2375 0.6129 1.2428 1.8915 2.7971 3.5211

0.65 -0.2185 0.5879 1.2226 1.8866 2.8279 3.3930

0.70 -0.2582 0.5631 1.2011 1.8786 2.8532 3.3663

0.75 -0.2667 0.5387 1.1784 1.8677 2.8735 3.7118

0.80 -0.2739 0.5118 1.1548 1.8543 2.8891 3.7617

0.85 -0.2801 0.4914 1.1306 1.8388 2.9002 3.8056

0.90 -0.2852 0.4686 1.1060 1.8212 2.9071 3.8137

0.95 -0.2895 0.4466 1.0810 1.8021 2.9103 3.8762

1.00 -0.2929 0.4254 1.0560 1.7815 2.9098 3.9035

Sumber : Soewarno, 1995


Distribusi Log Normal

Jika variabel acak Y = log X terdisdribusikan secara normal, dimana


Y = peluang log normal
X = Nilai fariant pengamatan

Model matematik untuk Log Normal :

YT = perkiraan nilai yang diharapkan terjadi dengan periode T-tahunan


= nilai rata – rata hitung variant
S = deviasi standart nilai variant
KT = faktor frekuansi, merupakan fungsi dari peluang/periode ulang dan tipe
model matematik distribusi peluang yang digunakan untuk analisa
peluang
Distribusi Log-Person Type III

Tiga parameter dalam Log person III adalah :


1. Harga rata-rata
2. Simpangan baku
3. Koefisian kemencengan = Kemencengan (skewness) adalah
suatu nilai yang menunjukkan derajat ketidaksimetrisan (assymetry)
dari suatu bentuk distribusi. Umumnya ukuran kemencengan
dinyatakan dengan besarnya koefisien kemencengan (coefficient
of skewness) - Jika koefien kemencengan = 0, rumus kembali ke
distribusi normal
Langkah-langkah penggunaan distribusi log person III
1. Ubah data ke dalam bentuk logaritmis, X = log X
2. Hitung harga rata-rata

3. Hitung harga simpangan baku

4. Hitung Koefisien kemencengan

5. Hitung logaritma hujan atau banjir dengan periode ulang T

Dimana K adalah variable standart untuk X yang besarannya tergantung


G
Distribusi Gumbel

X = X + sK

K = faktor probabilitas, untuk harga-harga ekstrim dapat


dinyatakan dalam persamaan :
YTr − Yn
K=
Sn
Yn = reduced mean yang tergantung pada jumlah sampel atau data n
Sn = reduced standard deviation yang juga tergantung pada jumlah sampel
YTr = reduced variate yang dihitung dengan persamaan :
( )
n
n

3
Xi − X
CS = (n − 1)(n − 2) i =1
S3
CS = koefisien kemencengan

 Tr  = memiliki syarat = 1,136


YTr = − ln − ln
 Tr − 1
Tr = Periode Ulang untuk curah
hujan tahunan rata-rata
Tabel Reduced Mean (Yn)

Tabel Reduced Standart Deviation (Sn)

n Yn Sn
0.9496
10 0.4952
0.9676
11 0.4996
0.9833
12 0.5035
0.9971
13 0.5070
1.0095
14 0.5100
1.0206
15 0.5128
1.0316
16 0.5157
1.0411
17 0.5181
1.0493
18 0.5202
1.0565
19 0.5220
1.0628
20 0.5236
Pengeplotan Probabilitas
Untuk keperluan penentuan posisi ini, data hidrologi (hujan/banjir) yang telah ditabelkan
diurutkan dari besar ke kecil berdasarkan peringkat m.
Periode Ulang (Tr) dapat dihitung dengan beberapa metode berikut ini :
1. Weibull

2. California

3. Hanzen

4. Gringorten

5. Cunnane

6. Blom

7. Turkey

Anda mungkin juga menyukai