TINJAUAN UMUM
PT. Harita Prima Abadi Mineral merupakan perusahaan perseroan terbatas yang didirikan
berdasarkan akta notaris nomor 86 tanggal 17 September 1996 berkedudukan di Jakarta,
Perusahaan ini berkantor pusat di Gedung Ratu Plaza22nd Floor, Jalan Jendral Sudirman
Senayan – Jakarta.
IUP PT. Harita Prima Abadi Mineral Site Air Upas IUP HPAM No. 219 yang meliputi
bloknya pesanggaran, bukit selendang , perendaman, SP2, air upas , IUP HPAM N0. 657
yang meliputi Bloknya sedawak, pantai ribai, mangungan, IUP HPAM No. 661 silat,
manggungan , perndaman, batu keling, pesanggaran, lumpak, SP2, air upas, bukit selendang,
jangkit, IUP SKIT No. 529 meliputi daerah sebalakan, IUP KBIT No. 577 meliputi daerah
sebalakan dan air upas. Annual Report(2014) PT. Harita Prima Abadi Mineral Site Air Upas,
PT. HPAM, Ketapang/Kalimantan Barat.
Secara administratif PT. Harita Prima Abadi MineralSite Air Upas berada di Desa Batang
Belian, Kecamatan Marau, Kabupaten Ketapang, Provinsi Kalimantan Barat.Wilayah Izin
Usaha Pertambangan (WIUP)di PT. Harita Prima Abadi Mineral secara geografis terletak
pada posisi 110 42’ 01”sampai 110 53’ 03”BTdan 2 07’ 09”sampai 224’ 02” LS.Secara
umum wilayah PT. Harita Prima Abadi Mineral dapat dicapai melalui beberapa route dari
Jakarta sebagai berikut:
1) Transportasi Udara dari Jakarta ke Pontianak, selama kurang lebih 1 jam 15
menit.
2) Transportasi Air dari Potianak ke Ketapang selama kurang lebih 7 jam, atau Transportasi
Udara dari Pontianak ke Ketapang selama kurang lebih 30 menit.
3) Transportasi Darat dari Ketapang ke Desa Batang Belian dengan kondisi jalan tidak begitu
baik mungkin dapat ditempuh selama kurang lebih 5 jam; atau (B) Transportasi Darat dari
Ketapang ke Kendawangan selama kurang lebih 3 jam, dilanjutkan dengan Transportasi
Air dari Kendawangan ke Desa Kedondong (Kelampai) selama kurang lebih 30 menit lalu
dilanjutkan lagi dengan Transportasi Darat dari Desa Kedondong (Kelampai) ke Desa
Batang Belian melalui Hauling Road HG selama kurang lebih 1 jam perjalanan.
(sumber : Peta Kesampain DaerahPT. Harita Prima Abadi Mineral site Air Upas)
Gambar 2.1
Peta Lokasi
(sumber : Peta Konsesi PT. Harita Prima Abadi Mineral site Air Upas)
Gambar 2.2
Kabupaten Ketapang beriklim tropis dengan suhu rata - rata 23,70° C - 26,70° C dan suhu
pada siang hari mencapai 30,80°C serta memiliki curah hujan rata - rata 3696,1 mm/tahun
dengan curah hujan rata-rata per tahun sebanyak 214 kali, sedangkan kecepatan angin adalah
3,1 knot dan merupakan yang tertinggi di Kalimantan Barat.
Pada umumnya daerah ini terdiri dari dua musim yaitu musim hujan dan musim kemarau.
Musim hujan terjadi pada bulan November sampai dengan April dan musim kemarau terjadi
pada bulan Mei sampai dengan Oktober, dengan curah hujan yang cukup bervariasi.
"Data Curah Hujan Rata-Rata 2010 - 2014"
450
403.5
400
358
347
350
297.85
300 275
Curah Hujan
250 233
216.5 219.25
202.75 204
200 187.75 187
150
100
50
0
JAN FEB MAR APRIL MAY JUNE JULY AUG SEPT OKT NOP DES
Bulan
(sumber : Data curah hujan PT. Harita Prima Abadi Mineral site Air Upas)
Gambar 2.3
19.5
20
16.5
15
15 14
Curah Hujan
13.5 13
12.5
11.5 11 11.5
10
8
6.5
0
JAN FEB MAR APRIL MAY JUNE JULY AUG SEPT OKT NOP DES
Bulan
(sumber : Data curah hujan PT. Harita Prima Abadi Mineral site Air Upas)
Gambar 2.4
Grafik Jumlah Hari Hujan Rata-Rata per Bulan Tahun 2010– 2014
2.4 Keadaan Geologi Daerah
2.4.1. Geomorfologi
Satuan Perbukitan Bergelombang Lemah - Sedang.Satuan ini menempati bagian barat dan
tengah wilayah penyelidikan mengisi lembah-lembah berelevasi topografi rendah di antara
Satuan Perbukitan Terjal Bergelombang Kuat. Elevasi topografi berkisar dari 20 hingga 60
mdpl, dengan kemiringan lereng berkisar dari 0 – 10 derajat membentuk pola punggungan
perbukitan yang tidak beraturan. Pada Satuan ini, secara umum anak-anak sungai di daerah
tinggian berkembang membentuk pola aliran dendritic-subdendritic, untuk kemudian induk-
induk sungainya cenderung berkembang membentuk pola aliran meandering, menunjukkan
proses pelapukan telah lama berlangsung. (lihat gamabr 2.5)
(sumber : Dokumentasi Eksplorasi PT. Harita Prima Abadi Mineral site Air Upas)
Gambar 2.5
Geomorfologi Perbukitan Lemah-sedang
2.4.2. Stratigrafi
Secara regional di daerah penyelidikan termasuk dalam Peta Geologi Bersistem Lembar
Ketapang – 1411, di mana formasi batuan penyusun dari muda ke tua adalah sebagai berikut (
E.Rustandi (GRDC) & F. De Keyser (AGSO), 1993):
Metasomatis potas tingkat lanjut diperlihatkan oleh munculnya K-felsfar dari dua
generasi dalam beberapa batuan (satu yang terkaolinisasi lebih tua, dan yang muda yang
lebih segar yang setempat-setempat mengandung mineral mafik dan mineral-mineral
lainnya); Mineral mafik umumnya dalam gumpalan, dan jelas adanya macam-macam
kandungan mineral dalam satu singkapan memberikan dugaan bahwa satuan ini berasal
dari pencampuran susunan magma.
Formasi ini menerobos dan secara termal mengubah Malihan Pinoh dan Komplek
Ketapang; dianggap menerobos Granit Belaban; menerobos dan menindih batuan
Gunungapi Kerabai, dengan mana kelihatannya berkerabat; diterobos oleh granit
Sangiyang dan oleh retas–retas dan sill–sill mafik sampai felsik, ditindih oleh Basal
Bunga. Formasi ini terbentuk pada Kapur Akhir. Batuan terobosan metalumina yang
mengandung cukup soda dengan sedikit kandungan paralumina dan jarang perakalin.
Batuan Terobosan setelah penunjaman. Jenis 1 kemungkian terjadi akibat leburan sumber
batuan beku basa yang terpecah di bagian bawah kerak. Penyebarannya meliputi
perbukitan dan rangkaian perbukitan di seluruh wilayah lembar peta termaksuk
kepulauan-kepulauan di sekitarnya.
Gambar 2.6
Peta Geologi Regional Kalimantan Barat
Tabel2.1
Stratigrafi Lembar Air Upas
Endapan Batuan Sedimen dan Batuan Terobosan
MASA ZAMAN KALA UMUR Permukaan Gunungapi
(Juta)
HOLOSEN Qa Qs
KUARTER
(0,01)
Akhir
PLISTOSEN
Tengah
KENOZOIKUM
Awal
1,6
PLIOSEN
5,3 (4,8)
MIOSEN
Akhir
11(11,3)
Tengah
16,2
TERSIER
Awal
23 (23,7)
OLIGOSEN
36,5
EOSEN 39 (43,6)
53 (57,8)
PALEOSEN
65 (64,4) Kubu
Akhir
KAPUR
Kus
MESOZOIUKUM
95 Kuk
Awal
Jkke
135 (140)
Akhir
152
JURA
Tengah
180
Awal
205
Akhir
TRIAS
230
TzTp
Tengah
240
Awal
Sumber : Stratigrafi Lembar Air Upas oleh , E. Rustandi dan F. DE Keyser (1993)
Seluruh Ketapang terletak dalam suatu sabuk magma Kapur yang ekstensif yang
menghasilkan Batholit Schwaner. Erosi telah membongkar banyak sekali batuan asal, tetapi
beberapa bagian atasnya yang tersebar, masih tersisa, sebagian dari bagian batholit yang
mempunyai batuan gunung api sebagai penutup. Batuan-batuan yang tersingkap
membuktikan fase-fase deformasi, proses magma, dan atau proses malihan sebagai berikut:
1) Deformasi dan malihan regional (Perem-Trias);
2) Lokasi terobosan granit yang jelas (Jura Akhir);
3) Terobosan granit, dan malihan termal yang menyertai di wilayah lembar
peta ke arah utara dan timur laut (Kapur Awal);
4) Terobosan Granit disertai malihan termal (Kapur-Akhir), Pengangkatan
regional dan volkanisma (menerus sampai Paleosen); dan terdapat sumbat
Gunungapi (Oligosen Miosen).
Struktur yang berkembang di daerah penyelidikan berupa sesar mendatar yang memiliki arah
umum timur laut – barat daya. Sesar dan kekar secara umum berkembang di bagian barat.
(lihat gambar 2.7)
Sungai – sungai di PT.HPAM termasuk dalam Satuan Wilayah Sungai (SWS) Pawan. Dalam
satuan daerah pengaliran sungai yang lebih kecil, wilayah studi termasuk dalam Daerah
Aliran Sungai (DAS) Air Hitam Besar, DAS Kendawangan dan DAS Jelai. Pola aliran sungai
di tiga daerah aliran sungai tersebut berbentuk menyerupai cabang pohon (dendritic, sub
dendritic dan trellis), dimana anak-anak sungai mengalir ke satu sungai utama. Pola aliran
dendritic berkembangan didaerah daratan yang terletak dibagian barat wilayah studi. Pola
aliran sub dendritic berkembangan pada morfologi bergelombang lemah yang terletak pada
bagian utara wilayah studi dan pola aliran trellis lebih berkembangan pada daerah perbukitan
yang terletak dibagian selatan wilayah studi. Analisis Dampak Lingkungan(2007) PT. Harita
Prima Abadi Mineral. PT. Global Estetika, Ketapang/Kalimantan Barat.
Dalam perkembangan selanjutnya, bauksit laterit didefinisikan sebagai endapan residual yang
berkadar aluminium relatif tinggi, kadar besi rendah, dan sedikit atau tidak mengandung
kuarsa (SiO2) bebas. Sehingga, bauksit laterit adalah material heterogen dengan komposisi
mineral gibsit (Al(OH)3), boehmit (AlO(OH)), dan diaspore (AlO(OH)). Sebagian besar
bauksit laterit di dunia ditemukan dalam bentuk gibsit yang merupakan bauksit laterit
trihidrat, dan sebagian kecil dalam bentuk boehmit ataupun diaspore yang disebut juga
bauksit laterit monohidrat.
1) Pengertian Bauksit Laterit
Bauksit laterit merupakan laterit berkomposisi aluminium hidroksida yang hampir murni.
Bauksit laterit adalah bijih aluminium, logam yang sangat banyak digunakan seperti
sebagai bahan pembuatan kaleng maupun pesawat terbang. Aluminium memiliki faktor
konsentrasi yang kecil, dengan kata lain sangat umum dijumpai di alam dan ekonomis.
Hasil produksi bauksit laterit kebanyakan diolah menjadi logam aluminium. Serta dapat
juga digunakan untuk keperluan operasi non-metalurgi, seperti pabrik refractory,
ampelas, alumina, dan pabrik semen.
Sumber: Ore Deposit Geology and its Influence on Mineral Exploration (Richard, 1986)
Pembagian sederhana dari Grubb didasarkan pada ketinggian topografi dari deposit yang
terbentuk. Hutchison menggabungkan dua kelas dari klasifikasi Grubb ke dalam satu kelas
yang diberi nama lateritic crust. Pembahasan mineralogi dan geokimiadari bauksit laterit
dapat ditemukan dalam penjelasan dari Maynard (1983) yaitu sebagai berikut,
1) High level or upland bauksit
Bauksit ini biasanya terjadi pada batuan beku atau vulkanik yang membentuk lapisan
tebal dengan ketebalan mencapai 30 m. Lapisan ini menutup zona plato di daerah iklim
tropis dan subtropis. Contoh dari bauksit jenis ini adalah di Deccan traps (India),
Quessland, Ghana, dan Guinea. Bauksit jenis ini memiliki kenampakan yang berpori dan
rapuh menunjukkan tekstur 14
batuan asal dan didominasi oleh gibbsitic. Pembentukan bauksit laterit sebagian besar
dikontrol oleh pola kekar pada batuan asal.
2) Low level peneplain-type bauksit
Bauksit jenis ini biasanya terjadi pada level yang rendah disepanjang garis pantai tropis,
misalnya di daerah Amerika Selatan, Australia dan Malaysia. Mereka dibedakan oleh
perkembangan dari tekstur pisolitic dan mempunyai komposisi boehmitic. Deposit yang
bertipe peneplain biasanya mempunyai ketebalan kurang dari 9m dan biasanya dipisahkan
oleh kaolinitic underclay dari batuan asalnya. Mereka biasanya sering berasosiasi dengan
detrital bauksit horizon yang diproduksi oleh aktivitas sungai dan laut.
3) Karst bauksit
Jenis ini termasuk jenis bauksit laterit yang tertua yang pernah diketahui. Ditemukan di
daerah Mediterania, Jamaika, dan Hispaniola. Bauksit laterit jenis ini berada pada
permukaan karst batu gamping dan dolomit yang tidak teratur. Tekstur karst bauksit
laterit cukup bervariasi.
4) Transported or sedimentary bauksit
Bauksit jenis ini merupakan kelas yang kecil dari bauksit laterit non residual yang
dibentuk oleh erosi dan redeposit dari material bauksit.